E2593 V17 { KEMENTERIAN PEKERIAAN UMUM DIREKTORAT IENDERAL BINA MARGA S\IVT PERENCANAAN DAN PENGAI^/ASAI{ JALAN DAN TEMBATAN PROPINSI SIJMATERA BARAT JL. RASUNA SAID NO.85 A PADANG -811.4,.1ELP. (0751) 70515S FAX. (0761\7051556 SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROPINSI SUMATERA BARAT D@B<€rWGESSlr U-r P&Y A FE $T &E &O &, && $& E $I G K t' I\IJ G. AS EgI D U P DAI{J TJ'F.AYAPE$[ANI{,1&I}S-$TTTBIIGKU;SX.GA$EHIgglF, qrJK& = U;PIr_:} PEKERIAAN: IEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUPATEN PASAMAN BARAT P"T. VI$ITECH GEMILASTG Engineering & Managernent Consultants .Iln. I.Tambusai Kcnrp-Parinsula Blok B No.4 Pq:karrbar*-?R28? Tel1t. 0?61 -571309, Fax. 571703 E-rnail : visi...gemilang,ji:yal:oo.cr:m Pl-f n*i l{+1:q:r-ifi;r'i*r: f *rq;'ji,l*;: lJl::.;:l SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROPINSI SUMATERA BARAT DOI(TIN/IEN: UPAYA PENGELOLAAN LTNGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (uKL - UPL) PEKERJAAN: IEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUPATEN PASAMAN BARAT Pi,l-nei l{etf }ef rter'1j:}11 ?'*k+rjaari Uiirl.:an UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat KATA PENGANTAR Pembangunan jembatan Sungai Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat merupakan peningkatan kualitas dibidang pelayanan transportasi di wilayah bagian utara propinsi Sumatera Barat, disamping itu pembangunan ini juga menunjang dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat di kedua kabupaten tersebut dan pembangunan jembatan ini juga dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), menetapkan bahwa kegiatan pembangunan ketiga lokasi jembatan tersebut di atas termasuk kegiatan yang tidak tergolong sebagai kegiatan wajib AMDAL, tetapi diwajibkan untuk membuat studi kelayakan lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (uKL-UPL). Semoga dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) pembangunan jembatan Sungai Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat dapat bermanfaat dan berguna dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan serta pemantauan lingkungan hidup.. Padang, Juli 2010 Hormat kami, 4F l! t.i, ,,i,ril€clr ';*#dn rlernilalq UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI tl I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakanq 1 1.2. Tuiuan dan Keounaan Keoiatan I 3 1.3. Tuiuan dan Kesunaan UKL-UPL 3 1.4. Peraturan I 4 ll. RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN il 1 2.1.Gambaran Umum Wilavah Studi tl 1 2.2.Lingkup Rencana Keqiatan tl 2 2.3.Linqkup Studi tl 6 2.4.Wilayah Studi tl I ilt. RONA LINGKUNGAN HIDUP ltl 1 3.1. Fisika-Kimia ill 1 3.2. Bioloqi ilt 14 3.3 Sosial Ekonomi Budaya Itl 15 tv. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI IV 1 4.1 Tahao Prakonstruksi IV 1 4.2. Tahap Konstruksi IV 2 4.3. Tahap Operasi IV 6 V. PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP V 1 5.1. Tahap Prakonstruksi V 1 5.2. Tahap Konstruksi V 3 5.3. Tahap Operasi V 14 vt. PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP VI 1 6.1.Tahap Prakonstruksi VI 1 6.2.Tahap Konstruksi VI 3 6.3.Tahap Operasi VI 16 DAFTAR PUSTAKA ill LAMPIRAN \ {-#;,r' r' wsif ech gernilang P1-liti,ri l{'::E:i rIt';.ti.:11', ? 1;.1/.,.t1y l11 iy ; i.! 1 1 113i ; 1 UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat DAFTAR TABEL halaman 2.1 Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan untuk il-3 pembangunan jembatan dan mobilisasinya. 2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan iembatan selama konstruksi |-4 2.3. Kebutuhan PondasiTiang Pancang Jembatan Air Gadanq il-5 2.4. Parameter, Metode Pengukuran/Analisis dan Peralatan Yang |-7 Diqunakan Untuk Kualitas Tanah 2.5. Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien il-B 2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan (Air il-8 Sunqai) 2.7. Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air il-9 Sumur) 3.1 Kondisi lklim Di Lokasi Keqiatan dan Sekitarnva il t-1 3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan ilt-1 Ansin di Daerah Sukamenantidan Sekitarnva (2000-2005) 3.3. Kualitas Air sungai Air Gadang Pada Rencana Peningkatan ilt-5 Pembanqunan Jembatan Air Gadano Kabupaten Pasaman Barat 3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Air Gadang pada rencana ilt-6 pembangunan iembatan Air Gadanq, Kabupaten Pasaman Barat 3.5. Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Air l|-7 Gadano. Kabuoaten Pasaman Barat 3,6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadanq, Kabuoaten Pasaman Barat il l-8 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadang Kabuoaten Pasaman Barat ilt-9 3.8. Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keqiatan il t-10 3.9. Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan I tt-1 1 3.1 0. Tinqkat Bahava Erosi di Lokasi keqiatan ilt-1'1 3.1'1. Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala Erosi di Lokasi ilt-11 kegiatan 3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Keoiatan |t-12 3.13. Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelomook Umur ilt-14 3.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekeriaan il t-15 3.1 5, Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan |t-17 Pasaman menurut penyakit Utama 4.1 Matrik ldentifi kasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan tv-8 Pembanqunan Jembatan Air oadano Terhadap Komponen Linqkunoan 4.2. Matrik Komponen dampak lingkungan Kegiatan Peningkatan Pembangunan tv-9 Jembatan Air Gadanq 5.1. Matrik Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan v-19 Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat 6.1 Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas vt-4 6.2. Parameter, alat dan metoda analisa kualitas air sungai untuk vt-8 pelaksanaa pemantauan 6.3. Matrik Program Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan vt-21 Pembangunan Jembatan Air Gadanq Kabupaten Pasaman Barat. 4't - .\; p.i- vrs,f6ch oelnrians ;;iG"s' " UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat DAFTAR PUSTAKA 1. Srikandi Fardiaz, 1992, Polusi Air dan Udara, cetakan ke 9, Penerbit Kanisius, Yokyakarta, 2. Setiaty Pandia, Amir Husin, Zuhrina Masyitah, 1995, Kimia Lingkungan, Dirjen DIKTI Depdikbud, Jakarta. 3. Philip Kristanto, 2002, Ekologi Industri, Penerbit Andi Offset, Yokyakarta 4. Samin, 2006, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang 5. F Gunawarman Suratmo, 2004, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Penerbit Gadjah Mada University Prsess, Yogyakarta. a'i' uisrfech gernrlang €) PU-nel Kenrenleliar': Pekerjaar: Urn'-trrt UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab, Pasaman Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006 - 2010 pada Agenda Peningkatan Sarana dan Prasarana Transportasi yaitu mengembangkan, meningkatkan dan memelihara sarana dan prasarana jalan ruya. Pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana jalan dilakukan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas antar wilayah yang diperlukan untuk mengembangkan perekonomian daerah dan pelayanan masyarakat. lmplementasi dari pelaksanaan RPJMD tersebut terjabarkan dalam Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2010 oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Umum Direktorat Jenderal Bina Marga adalah pembangunan jembatan sebagai sarana penunjang transportasi dan pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan dan utara dari Provinsi Sumtera Barat. wilayah Utara Kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Pasaman Barat yang terletak pada kondisi geografis terletak pada 0059'- 20 28'lintang selatan dan 1090 19'-101018', dengan rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2008 berkisar 84 orang km2 dengan sektor unggulan dari pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor perkebunan, perindustrian, perdagangan, pertanian, pertambangan, perikanan kelautan dan lain-lain. Melihat perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di Kabupaten Pasaman Barat serta untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan kota, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat terus meningkatkan potensi sumber daya alamnya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu kendala dari pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam mengembangkan kota dan mobilisasi kendaraan yang bergerak dibidang perekonomian terus meningkat tiap tahunnya yang kurang didukung dengan kualitas jalan dan jembatan yang belum memadai. Selama ini mobilisasi barang dan jasa masyarakat Kabupaten Pasaman Barat tersebut untuk menuju pusat Kota baik untuk keperluan perdagangan, pendidikan dan sebagainya hanya menggunakan jembatan yang tidak dapat dilalui secara sekaligus dua kendaraan atau hanya satu kendaraan yang bisa melintas jembatan tersebut. Menyadari hal tersebut maka mulai sejak tahun anggaran 2009 Pemerintah Republik Indonesia melalui Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Sumatera Barat telah merencanakan pembangunan jembatan Sei. Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat. €': "-a-#\'i n.t visitech cenilanc t-l i)1.:' : ri:t1 {{:l ti{,iii!.ril;.iat litr.ti,i/;t-1,.;it 1,.}t|:t tt|': UKL & UPL Pembangunan Jembalan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Pembangunan jembatan selain memberikan dampak positif terhadap perkembangan wilayah di Kabupaten tersebut dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat, pelaksanaan kegiatan pembangunan jembatan ini juga berpeluang menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Untuk mengantisipasi dan mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif, maka sejak dari proses perencanaan pembangunan Jembatan ini perlu dilengkapi dengan Studi Kelayakan Lingkungan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa setiap rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan, yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tersebut dikemukakan bahwa untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting dan atau dampak yang ditimbulkan secara teknologi dapat dikelola, maka tidak diwajibkan menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi harus dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL). Begitu juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, maka kegiatan Pembangunan Jembatan ini bukan dikategorikan jenis kegiatan yang wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Oleh sebab itu studi kelayakan lingkungan rencana kegiatan Pembangunan Jembatan hanya dikategorikan wajib menyusun studi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL) sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. 1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN 1.2.1. Tujuan Tujuan pembangunan jembatan ini adalah dalam rangka pengembangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pasaman Barat. 1.2.2. Kegunaan Kegunaan Pembangunan Jembatan adalah : 1. Meningkatkan aksesibilitas transportasi masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat; 2. Mempermudah mobilitas barang dan jasa. 4*:; \:'*# ti.t. visltech sefftilano UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat 1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL & UPL 1.3.1. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan dokumen UKL dan UPL ini adalah untuk memberikan arahan pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat Pembangunan Jembatan. 1.3.2. Kegunaan 1. Bagi Pemrakarsa : a. Sebagai acuan dan pedoman serta dasar dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan jembatan. b. Memprediksi dan mengendalikan serta meminimalisasi dampak negatif yang akan ditimbulkan akibat pembangunan jembatan. Bagi Pemerintah : a. Sebagai acuan penilairn atas kelayakan lingkungan dari suatu kegiatan pembangunan jembatan. b. Merupakan pedoman bagi Instansi terkait dalam melakukan evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh pemrakarsa. 3. Bagi Masyarakat: Merupakan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negati rencana sejak dari tahap prakontruksi, kontruksi dan pasca kontruksi. 1.4. PERATURAN Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup rencana kegiatan pembangunan jembatan ini antara lain sebagai berikut: 1.4.1. Undang.Undang 1. Undang-undang No. 5 Tahun 1990, tentang Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Peraturan ini digunakan karena kegiatan pembangunan jembatan # '{#rr n.t. visitech cemilana Plj-il{,}l. (ernenleriar Per-*rjcan lJrrl;rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat harus memperhatikan kawasan sempadan sungai serta dampaknya terhadap ekosistem perairan di sekitar kegiatan yang direncanakan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003, tentang Tenaga Kerja, Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam proses perekrutan dan pelepasan tenaga kerja. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air di wilayah studi. 4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi sumber daya pembangunan yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2OO4,tentang Jalan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui klasifikasijalan . 6. Undang-Undang No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan tidak menyalahi rencana tata ruang diwilayah studi. 7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan di bidang lingkungan hidup dan rencana kegiatan pembangunan jembatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. 1.4.2. Peraturan Pemerintah 1, Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pemanfaatan sumberdaya air sungai. 2. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan ini digunakan sebagai tolok ukur untuk baku mutu udara ambien yang dibolehkan. 3. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini digunakan sebagai tolok ukur kualitas air permukaan yang diperbolehkan. "- f :i r.f iasilech cenilarta "t.k'r UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan kewenangan urusan pemerintahan untuk rencana kegiatan pembangunan jembatan ini. 1.4.3. Keputusan Presiden Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Ketentuan ini merupakan pedoman dalam mengelola sempadan sungai sebagai kawasan lindung. 1.4.4. Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis-jenis kegiatan dan/atau usaha yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan bentuk dokumen kelayakan lingkungan yang diperlukan 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1973, tentang Tata Cara Pembebasan Tanah, Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pembebasan tanah yang akan terkena rencana kegiatan pembangunan jembatan ini . 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan mengenai sempadan sungai, daerah manfaat sungai. 1.4.5. Keputusan Menteri 1. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.296/KPTS/1996, tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Proyek Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan ini digunakan sebagai perbandingan dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan rencana kegiatan pembangunan jembatan ini. 2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Keputusan ini sebagai pedoman penyusunan dan mekanisme pembahasan dokumen rencana kegiatan pembangunan jembatan ini. a# il.t visitech gemilang l-s i) f.: - i iit,:. l{ ri , r'tt-) j t l t:ri'.t:; t l !:.:..r:; r i:}i :r} i,.}li'.\.ttt\ UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat BAB II RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2,1. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Secara administratif kegiatan pembangunan jembatan Air Gadang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat. Pembangunan jembatan yang bersifat permanen ini sangat strategis dalam rangka pengembangan Kota ke arah utara Propinsi Sumatera Barat. Selain itu juga pembangunan jembatan ini yang merupakan duplikasi dari jembatan lama akan sangat membantu untuk kelancaran mobilisasi kendaraan dengan lancar dan semakin baik. Pembangunan jembatan ini menggunakan sistem Jembatan Beton Konvensional (Balok "T") beton bertulang dan jembatan ini merupakan duplikasi dari jembatan lama dengan bentang 4 @ 25,00 (100,00 meter) dan lebar jalur lalu-lintas 7,00 meter dan trotoar 2 @ 1,00 meter, sedangkan pondasi direncanakan pondasi dalam berupa tiang pancang beton pratekan Q 50 cm. Jembatan ini merupakan jembatan bentang banyak (multy span) dengan 3 (tiga) buah pitar untuk menghubungkan 4 (empat) bentang jembatan. Pada lokasi jembatan ini terdapat disekitarnya pemukiman penduduk. Kegiatan pembangunan jembatan ini sudah barang tentu akan memberikan dampak terhadap kondisi pada lokasi jembatan ini, karena bersentuhan langsung dengan kegiatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan jembatan ini. 2,2. LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2.2.1. Tahap Prakonstruksi Pekerjaan tahap prakonstruksi adalah kegiatan yang terdiri dari; stake out, pembebasan lahan, pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Urairn kegiatan pada tahap prakonstruksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Stake out Kegiatan stake out merupakan pekerjaan pengukuran dan penggambaran 46; rr p.t. visitech uemilana 'i.# II-1 l1)li-r r+i i{rlrirlf{:}rlar f;}iil'.*iiiiaf : l"il rr.;rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat yang berkaitan dengan tapak kegiatan pembangunan jembatan. Hasil pengukuran dan penggambaran tersebut selanjutnya dilakukan interprestasi lapangan untuk mencocokan desain dengan kondisi lapangan. Sehubungan dengan kegiatan stake outjuga diikuti dengan kegiatan survey lokasi kegiatan pembangunan jembatan. Survey investigasi rencana kegiatan pemoangunan jembatan dilakukan oleh Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Propinsi Sumatera Barat, Maksud survey investigasi sebagai pedoman teknis arah dan penentuan fungsi ruang. Kegiatan Survey lnvestigasi ini meliputi pengukuran untuk menentukan posisi konstruksi sesuai rencana. Selain itu juga dilakukan pendataan kepemilikan lahan serta bangunan masyarakat yang termasuk di dalam areal rencana pembangunan jembatan. 2. Pembebasan lahan Pembebasan lahan hanya dilakukan pada lahan yang terdapat di pangkal jembatan. Untuk keperluan tapak kegiatan yaitu pangkal jembatan hanya dilakukan pembebasan terhadap rumah masyarakat, karena tanah yang berada pada sempadan sungai bukan milik masyarakat. Jumlah rumah yang diperkirakan akan terkena akibat pembangunan jembatan Aie Gadang sebanyak 3 unit yang terdiri dari 1 unit bagian utara jembatan dan bagian selatan jembatan sebanyak 2 unit rumah. Pemberian ganti rugi terhadap rumah yang terkena pembangunan jembatan berpedoman pada nilaijual objek pajak (NJOP). Pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan Base camp diperlukan untuk operasional tenaga kerja dan juga berfungsi sebagai gudang peralatan selama konstruksi. Pembangunan base camp berada dekat tapak kegiatan yaitu di pangkal jembatan, Untuk pengamanan dan tidak terganggunya aktifitas masyarakat dilakukan pemagaran kedua lokasi pangkal jembatan tersebut. Pemagaran dilakukan bersifat sementara dengan menggunakan seng sebagai dinding pagar. 4. MobilisasiAlat Berat Untuk pembangunan jembatan diperlukan mobilisasi alat-alat berat, sebelum pelaksanaan kontruksi jembatan dilakukan. Jenis alat berat dan kendaraan P'r''"rsilech geinriong *X II-2 i)1..:-irili. .i{tf ii+)itir:t i;i!1 Y) +:.i.Ji a )!i,:it1't.: t {.\t.:lia UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat yang diperlukan dalam pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1. Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan untuk pembangunan jembatan dan mobilisasinya. No. Jenis alat berat dan kendaraan Satuan Jumlah Mobilisasi Crane unit I darat 2. Excavator unit 1 Darat 3. Loader unit 1 Darat 4. Pile Hammer unit A I Darat 5. Concrete Mixer unit 2 Darat 6. Motor Grader unit 1 Darat 7. Generator set unit 1 Darat 8, Concrete Vibrator unit 4 Darat 9, Truck Trailer unit 1 Darat 10. Dump truck unit 3 Darat 11. Pick Up unit 2 Darat 12. Compactor unit 1 Darat Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010 2.2.2. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi Material Untuk pembangunan jembatan diperlukan material seperti semen, pasir, sirtukil, besi beton, kayu, perpipaan dan tiang pancang beton pratekan. Kebutuhan berbagai jenis material berupa batu, pasir dan krikil akan dipenuhi dari quarry yang dikelola pihak lain atau langsung dilakukan oleh kontraktor pelaksana pekerjaan yang didatangkan oleh perusahaan suplaier. Mobilisasi material tersebut umumnya dilakukan lewat darat. Semua matedal tersebut ditempatkan pada lokasi base camp yang telah dipagar. 2. Rekruitmen Tenaga Kerja Dalam pelaksanaan pembangunan jembatan selama konstruksi diperlukan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan volume kerja, lama pekerjaan dan spesifikasi tenaga kerja. Kebutuhan tenaga untuk pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan jembatan selama konstruksi. Jumlah Status \0. Tenaga Kerja Kualifikasi (orano) Asal Karvawan 1 Proiect Manaoer S1 I Tetap 2. Sekretaris D3 1 Tetao Ahli Teknik Jembatan s1 1 Tetao 4. Pengawas D3 1 Tetao 5. Pekeria SD, SLTP. SLTA zu Tidak tetao Tukano SLTP, SLTA Tidak tetap 4r*:r p.f. vrsifech aemdeno \6dd Flt.i -: re; { * rr*rit,.:rl:i r; !:}e i-,ery::;r n i.J i *r : rr; UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Baral t. Mandor SLTA 1 Tidak tetao 8, 0perator SLTA 6 Tidak tetao 9. Pembantu Operator SLTA Tidak tetap 10. Sopir SLTA o Tidak tetap 11 Pembantu Sooir SLTA b Tidak tetap 12. Mekanik SLTA z Tidak tetap ,1? Pembantu Mekanik SLTA Tidak tetap 4A tl. Kepala Tukanq SLTA z Tidak tetap Total 58 Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010 Tenaga kerja lebih diutamakan masyarakat setempat namun jika tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus tidak di dapat maka akan diusahakan dari luar daerah. Pembangunan Pondasi (foundation) Pembangunan pondasi yang terdiri dari pondasi dalam yaitu berupa tiang pancang beton pratekan dengan diameter 50 cm. Dipancang pada lokasi abutment dan pilar. Jumlah kebutuhan dan panjang tiang pancang sesuai perencanaan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 Kebutuhan Pondasi Tiang Pancang Jembatan Air Gadang Tiang Pancang No. Lokasi Diameter Jumlah Panjang (cm.) (batang) (meter) 1. Abutmen 1 50 15 32,00 2. Abutmen 2 50 15 32,00 3. Pilar l, ll & lll 50 18 x 3 35,00 Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010 4. Pembangunan Bangunan Bawah (sub structure) Bangunan bawah jembatan berfungsi sebagai penyangga bangunan atas (super structure) yang terdiri dari kepala jembatan (abutment) dan pilar (pier) sebagai penyambung bentang jembatan pada bentangan jembatan jamak (multy span). Bangunan bawah dibangun di atas pondasi (tiang pancang) yang berfungsi untuk meletakkan balok-balok jembatan dan terdapat 2 (dua) buah abutment 3 (tiga) buah pilar. Konstruksi bangunan bawah dibangun dengan konstruksi beton bertulang meliputi pekerjaan penggalian, perakitan besi beton oan pengecoran. {.* P' l, visrf eclr gemrTong TI-4 l-)(.i-r ti:i,{#iilq;t:ir,lriitai iJ{.,ti'J):ji,ii.ii; i..l: llr :ir; UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Konstruksi Bangunan Atas (super structure). Bangunan atas jembatan terdiri dari konstruksi balok beton bertulang berbentuk 'f' (T beam) yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga lebar jembatan terpenuhi sesuai rencana. Balok-balok beton ini dicor ditempat dengan memakai perancah kayu untuk memikul sementara balok-balok jembatan sampai dengan beton cukup umur (mengeras). Pembangunan Jalan Pendekat (approach road) Jalan pendekat (oprit) pembangunannya dilakukan pada kedua ujung jembatan. Tujuan pembangunan oprit ini adalah untuk menghubungkan jalan dengan jembatan dan dibangun sedemikian rupa sehingga pengguna jembatan merasakan kenyamanan pada saat memasuki jembatan. 7. Pasangan Batu (sfone masonry) Pasangan batu dipasang terutama pada jembatan Sei. Air Gadang pada sisi Abutment ll (arah Batas Sumut). Pasangan batu dipasang untuk melindungi abutment (kepala jembatan) dari gerusan air. 8. Pekerjaan Finishing Pekerjaan tahap akhir dari konstruksi ini yaitu pengecetan, pemasangan rambu-rambu, patok pengarah (guide posf) dan marka jalan, serta kemudian juga dlakukan pembersihan lokasi dari sisa-sisa atau ceceran material yang akan menggangu lalu lintas nantinya. 9. Demobilisasi Alat Berat Setelah konstruksi pembangunan jembatan selesai maka dilakukan pengembalian (demobilisasi) alat-alat berat dan kendaraan setelah pekerjaan selesai dan pelunasan kontrak kerja maka secara otomatis peralatan kerja akan diangkut kembali oleh kontraktor. Pelaksanaan demobilisasi dilakukan melaui darat menggunakan truck trailer. 2.2.3. Tahap Operasi 1. Pemutusan hubungan kerja Tenaga kerja tidak tetap setelah selesai konstruksi pembangunan jembatan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan kerja tersebut sesuai dengan perjanjian tidak diberikan pesangon. 4; :r \;"i##d p.l, .;isriech uernijaro il-5 ilU-iici {{,:f f ir}f rl ttrial l:\ t:it +:ri's:,tit 1,.i ; t* :rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat 2. Operasionaljembatan Jembatan yang telah selesai dapat di operasikan sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan kontraktor. Kemudian diikuti dengan kegiatan pemeliharaan jembatan yang meliputi pemeliharan fisik dan perbaikan bagi bagian yang rusak. 2.3. LINGKUP STUDI Ruang lingkup studi kegiatan UKL-UPL pembangunan Jembatan meliputi: 2.3.1. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yang akan dikumpulkan adalah meliputi data iklim, curah hujan, kelembaban dan kependudukan pada instansi terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Perhubungan dan Pekerjaan Umum serta Badan Statistik. 2.3.2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer yaitu dilakukan langsung dilapangan dan selain itu juga dilakukan pengumpulan dilapangan dan dilanjutkan analisa di laboratorium. Data primer yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut a. Sifat Fisik Tanah Pengumpulan data sifat fisik tanah dilakukan dengan cara sampling dilapangan, kemudian analisanya dilakukan di laboratorium. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menganalisis rona lingkungan tanah disekitar kegiatan. Tobel 2.4 Porometer, Metode Pengukuron/Anolisis don Peroloton Yong Untuk Kuolitos Tonoh Porometer Melode No Sofuon Perololon Penoukuron /Anollsls 1 Berot Volume g/cms Grovimetri Rino Somoel q z Porositos /o Motemotis Permeobilitos cmliom Hukum Dorcv Permeometer A Tekstur o. Posir Pipet & Hukum b. Debu ot /o Stokes c. Liot 07 C-Oroonik Wolklev don Block b. Kualitas Udara Ambien Pengumpulan data primer untuk kualitas udara ambien dilakukan sampling dilapangan dengan menggunakan penyerap untuk gas dan filter untuk debu. #t":r p.f. visiiecl? cemi/anu \'*# II-6 ljU ;t/jl {{:, ,:.)il1{)il;rr} l}*! .'rf;:}ar: i-Jrrr rrri UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Kemudian hasilnya dilanjutkan untuk dianalisa di laboratorium. Kemudian tingkat kebisingan dilakukan pengukuraan langsung dilapangan. Metode analisis untuk pengumpulan data primer pencemar udara yang digunakan sepertitertera pada Tabel 2.5 Tabel 2.5 Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien No Paramater Metode Alat 1 SOz Pararosaniline Soektrofotometer z NOz Saltzman Spektrofotometer J co Perakamoniakal Spektrofotometer 4 Total Partikel Tersuspensi (TSP) Gravimetri HVAS c. Kualitas Air Sungai Data untuk kualitas air sungai dilakukan sampling dan beberapa parameter diukur langsung dilapangan. Kemudian sebagian parameter kualitas air dapat dilakukan analisa di laboratorium. Sedangkan parameter kualitas air permukaan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan mengacu kepada PP 82 Tahun 2001. Hasil yang diperoleh dilakukan analisis berdasarkan pemanfaatan air sungai PP 82 Tahun 2001. Parameter dan metode yang digunakan dalam menganalisis kualitas air sungai tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan Padat terlarut fiDS d. Kualitas Air Sumur Sampling kualitas air tanah dangkal (air sumur) diambil pada rencana pembangunan jembatan, yaitu sumur masyarakat. Sampling langsung dilapangan dan analisis terhadap parameternya dilakukan di laboratorium. Parameter dan metoda yang digunakan untuk analisis kualitas air sumur dapat terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini: # rr p,f, ,,,rsifech semr/ans II-7 '.;-;s#d i)l;-riel {r:;-nrxiterlan Pei;efjlri.r: iJlru:rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Tabel 2.7 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air Sumur No. Parameter Satuan Metoda Alat 1 2 J 4 I FISIKA I Warna Unit Pt-Co Soektrofotometri Spektrofotometer 2. Temperatur "c Pemuain Termometer J. Kekeruhan NTU Turbidimetri Turbidimeter 4. Padat terlarut fiDS) mo/L Spektrofotometri Spektrofotometer il. KIMIA I Persenyawan Loqam mq/L Soektrofotometri AAS 2. Senyawa NonLogam mo/L pektrofotometri Soektrofotometer J. Kesahan total (CaCOq) mq/L Spektrofotometri AAS 4. rH Potesiometrik rH-meter e. Komponen Flora Parameter flora dilakukan dilapangan dengan cara pengamatan dilapangan pada daerah yang akan dibangun jembatan. f. Sosial Ekonomidan Sosial Budaya Untuk pengumpulan data sosial ekonomi dan sosial budaya dilakukan wawancara dengan penduduk setempat dan pemuka masyarakat. 2.4. WILAYAH STUDI Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumater Barat, merupakan daerah yang dilalui jalan lintas barat tersebut telah menimbulkan multiptier effect terhadap perkembangan pembangunan daerah termasuk kemajuan pembangunan ibukota Kabupaten Pasaman Barat. Untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan pusat kota dari kabupaten tersebut dan terus mengembangkan potensi sumberdaya alamnya belum dimanfaatkan secara optimal. Lokasi jembatan Aie Gadang terletak di Nagari Aie Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Orientasi lokasi masing-masing rencana kegiatan pembangunan jembatan dan gambar konstruksi jembatan secara umum berturut-turut dapat dilihat pada Gambar - 1 Situasi & Gambar - 2 Denah Potongan Memanjang dan Potongan Melintang (Jembatan Aie Gadang). /*gg r1 p.f. vrsi{ech qemji$fiq ';-6@ II-8 f;li - r'rst { {if ril; rif rn i;it rt fi}41 i -qlii:iaf } lJ r}r j rf l UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP Rona lingkungan hidup yang diperlukan dalam studi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat meliputi komponen fisik-kimia, biologi, dan sosial ekonomi serta sosial budaya. Data rona lingkungan hidup berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari studi dokumen dan kepustakaan, sedangkan data primer diperoleh dari dari hasil pengukuran, pengamatan (observasi), dan wawancara. 3.1. KOMPONEN FISIK KIMIA 3.1.1. Kondisi lklim a. Klasifikasi lklim Kondisi iklim di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan posisi lautan dalam hubungannya dengan gerakan angin. Pegunungan Bukit Barisan yang terbentang dari arah Barat Daya ke Tenggara dan Lautan Hindia di sebelah Barat menyebabkan terjadinya proses kondensasi ketika pengangkatan awan secara vertikal dan orografik yang mengandung banyak uap air atau hujan di daerah lereng sebelah Barat. Berdasarkan posisi geografis, wilayah studi terletak di sebelah Barat daerah Pegunungan Bukit Barisan diperkirakan mendapat hujan relatif lebih banyak dibandingkan lereng sebelah Timur. Selanjutnya akan diuraikan kondisi iklim wilayah studi berdasarkan beberapa sistim klasifikasi iklim yang berlaku di Indonesia. a) Berpedoman pada sistim klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951), wilayah studi mempunyai iklim tipe A (sangat basah), dimana nilai Q (Quotient) untuk daerah Sukamenanti (Q=1,8), Silawai (Q=3,7) dan Air Bangis (Q=3,7). lklim tipe A dicirikan dengan iklim sangat basah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. b) Menurut sistim klasifikasi iklim W,Koppen, wilayah studi tergolong iklim tipe Afa. Tipe Afa dicirikan dengan iklim tropis basah dengan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Suhu udara bulan terdingin di atas 180C dan suhu udara bulan terpanas di atas 220C. Perincian mengenai tipe iklim tertera pada Tabel 3.1. P {' v*rr*ch g*n:il*ris III-l €kA irf .i-; r<,it. i{cri:r.:r:iti: :!tl lr +i..tr ii,.;ii', i i, tt:;r r't\ UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat c) Berdasarkan pada system klasifikasi Oldeman, lrsal Las dan S.N. Danruis (1979) dalam "An Agroclimatic Map of Sumatra", wilayah studi tergolong pada zona agroklimat A. Zona agroklimat A dicirikan dengan jumlah bulan basah (curah hujan di atas 200 mm) berlurut-turut sebanyak 9-1 1, dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm) berturut-turut kurang dari2. Tabel 3,1. Kondisi lklim Di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya Tipe Nilai Schmidt Tipe Jumlah Jumlah Bulan Kering Jumlah Bulan Basah Elevasi 0an Koppen No Sistim lklim Tahun (MDPL) Ferouson Pengamatan Rata- Rata- KAIA- Maks Frek Maks Frek Maks Frek Rata Rata Rata .1 R 1 Sukamenanti 180 IJ 0,2 z 11 12 A z Silawai {q 18 0,4 o 10,7 12 5 3,7 A Afa 3 Air Bangis 20 o,4 z z 10,8 12 b 2.7 A Afa Sumber:Schmidt, F.H/ and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based On Wet Dry Period Rations for Indonesia with Western New Guinee. Verhandelingen, No. 42 b. Gurah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin Unsur-unsur iklim meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin tertera pada Tabel 3.2. Data-data unsur iklim tersebut diperoleh dari Dinas PSDA Propinsi Sumartera Barat dengan stasiun klimatologi Sukamenanti dalam kurun waktu 2000-2005. Tabel 3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin di Daerah Sukamenanti dan Sekitarnya (2000-2005). Curah Suhu Udara 'c) Kecepatan No Bulan Hari Kelembaban Hujan Rata- Angin (mm) Hujan Maks Min Udara (%) (km/hari) Rata 1 Januari 435 16 35,50 18,00 26,80 91,20 8,47 z Februari 250 11 36,00 18,00 26,67 91,78 13,71 2 Maret 227 8 35,00 18,00 26,73 91,80 6,58 4 April ?,t ? 15 36,00 18,00 26,78 92,16 3,60 5 Mei 163 I 35,00 18,00 26,83 91,60 8,31 Juni 117 7 35,00 18,00 26,23 90,1 0 0,83 7 Juli 167 o 35,00 18,00 26,89 91,74 16.22 A Agustus 467 17 35,00 18,00 25,98 91,29 6,81 o Seotember E,l.l 19 35,00 18,00 26,53 90,33 5,93 10 Oktober 386 IT 36,00 18,00 26,05 89,1 I 3,85 11 November 506 22 36,00 18,00 26,83 91,17, 3,15 12 Desember 499 20 35,50 17,00 26,71 92,50 6,17 Total Tahunan 4.041 '169 Rata-rata 337 14 35,25 26,58 26,58 92,50 6,97 Bulanan Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat ---{# P t' irisrfoch g*rntlalg III-2 i;l l-i - r'tt:i i{ t:lr;qt:t:t t:i::a:i l::'t:t;t::r;:+ett i"J t tit. r t* UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan sebesar 4.041 mm dengan rata-rata bulanan 337 mm, Jumlah hari hujan rata-rata tahunan 169 dan rata-rata bulanan sebesar 14. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan terendah pada Bulan Juni. Distribusi curah hujan dengan bulan basah merata sepanjang tahun dengan tanpa bulan kering. Suhu udara maksimum rata-rata 35,250C, minimum rata-rata 17,830C dan rata-rata bulanan 26,580C. Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 91,24o/o sampai 92,50oh dengan rata-rata tahunan 91,24o/o. Kecepatan angin rata-rata bulanan di wilayah studi berkisar antara 0,83 km/hari sampai 16,22 kmlhari dengan rata-rata bulanan 6,97 km/hari, 3.1.2. Fisiografi Secara fisiografis, lokasi kegiatan tergabung dalam sistim fisiografi alluvial. Fisiografi alluvial ini terbentuk dari endapan alluvium resen dari sungai Batang Pasaman. Endapan aluvium ini membentuk teras sungai (river terrace) dengan endapan pasir yang paling dominan sebagai material yang mudah lepas. Bentuk wilayah datar dengan kemiringan lereng 0 - 2 o/o. 3.1.3. Geologi Kondisi geologi di lokasi kegiatan berpedoman pada Peta Geologi Bersistem Lembar Lubuk Sikaping (0716), Skala 1 :250.000 yang dipublikasikan oleh Direktorat Geologi (N.M.S Rock, D.T. Aldiss, J.A Aspden, M.C.G Glauke, A. Djunuddin, W. Kantawa, S.J. Thompson dan R. Wandoyo, 1983). a. Komposisi Litologi Secara litologi, lokasi kegiatan terbentuk dad endpaan sungai yang masih muda berumur kuarter (Qzl). Endapan aluvium ini terdiri dari pasir, kerikil, dan debu. Endapan aluvium ini membentuk dataran aluvial yang teridri dari teras sungai dan tanggul sungai. b. Struktur Geologi Di lokasi kegiatan dan sekitarnya tidak terindikasi adanya struktur geologi dalam bentuk sesar. Keberadaan sesar berada jauh di luar lokasi kegiatan, yaitu di daerah perbukitan dan pegunungan. @ ff ir.{. vis/tech ger??ildno III-3 \;"# Pli - r'ici { etf }el:f t: r i !+; \'l> el,+':t t ?' er l i.i nll rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat 3.1.4. Hidrologi a. Debit Sungai Rencana kegiatan peningkatan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat melintasi Sungai Batang Pasaman, Berdasarkan hasil pengukuran debit Sungai Batang Pasaman yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pasaman Barat dalm rentang waktu 10 tahun 1998 - 2008, rata- rata debit sungai Batang Pasaman 220 m3ldtk dan berair sepanjang tahun (parenial river). Perbedaan fluktuasi debit sungai yang cukup besar antara musim penghujan dan musim kemarau, terutama disebabkan oleh terganggunya fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai (DAS) pada bagian hulunya. b. Sifat Aliran Sifat aliran dari sungai utama Batang Pasaman dan anak-anak sungai yang terdapat dalam DAS Batang Pasaman tergolong aliran yang mengalir sepanjang tahun (continuous flow) dan sifat alirannya tergantung pada musim. Pada musim penghujan aliran sungai besar dengan kecepatan tinggi dan sebaliknya pada musim kemarau. c. Pola Aliran Pola aliran hanya digambarkan dalam sistem percabangan sungai ekosistem DAS. Sistem percabangan sungai Batang Pasaman bertekstur sedang (medium). Pada bagian hulu dan tengah DAS pola aliran yang berkembang adalah tipe tipe dandritik, Tipe dranditik ini merupakan tipe pola drainase erosional dan berkembang bebas dalam segala arah dengan percabangan tidak teratur. d. Data Kualitas Air 1) Kualitas Air Sungai Kualitas air sungai Aie Gadang akibat pembangunan pengembangan jembatan akan mempengaruhi kualitas air sungai tersebut. Perubahan kualitas air sungai disebabkan peningkatan kandungan parameter fisika maupun parameter kimia akibat kegiatan tersebut khususnya sewaktu kegiatan konstruksi berlangsung. Dalam kajian kelayakan lingkungan diperlukan kualitas air sungai sebelum kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui rona atau kondisi awal yang dapat dijadikan rujukan untuk melihat perubahan kualitas air sungai apabila telah berlangsung P i' ir"sriech gsnr/arrg TII-4 €;r* i)li-it{:i .i{f,x\{,)i:t{:! iiili i:" t,rt: t :.i\.iit 1..} tttr.t l UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat pembangunan jembatan. Lokasi pengukuran kualitas air sungai dilakukan pada bagian hulu dan bagian hilir berdasarkan rencana pembangunan jembatan. Hasil pengukuran kualitas air sungai Aie Gadang dapat terlihat pada Tabel berikut ini. Tabel 3.3. Kualitas Air sungai Aie Gadang Pada Rencana Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie Gadang Kabupaten Pasaman Barat Kode sampel PP 8212001 PerGub 05/2008 No. Parameter Satuan SAG.l SAG.2 Kls I Kls ll Kls I Kls ll II 2 4 0 I I I FISIKA 1 Temoeratur 28,6 28,5 Dev.3 Dev.3 Dev.3 Dev.3 2. Padat tedarut (TDS) mq/L 337 75 1 000 1 000 I 000 1 000 Padat tersusoensi (TSS) mq/L 2,00 1,00 50 il. KIMIA I PH 8,21 8,14 6-9 o-v 6-9 6-9 2. DO mq/L 4,00 4,20 4 o 4 BOD mq/L 0,67 0,38 z 2 -. c0D ms/L 5,00 3,00 10 25 10 l3 5. Nitrat (NOrN) mq/L 0,59 0,20 10 10 10 10 Amoniak (NHrN) mq/L 0,60 ttd 0,5 (-) 0,5 7, Klorida (Cl) mq/L 97,56 ttd OUU (-) 600 o. Sulfat (S0+) mo/L 13.43 2,79 400 (-) 400 o Timbal (Pb) mo/L ttd ttd 0,03 0,03 0,03 U.UJ 10. Tembaoa (Cu) mo/L 0,05 ttd 0,02 0,02 0,02 0,02 11 Besi (Fe) mo/L 0.87 0,50 ne 0,3 12. Seno (Zn) mo/L 0.02 0,05 0,05 nnE 0,05 0,05 13. MinvakiLemak mo/L ttd ttd I 0,50 0,75 14. Deterqen (MBAS) mo/L 0,01 ttd v,z 0,2 0,2 0,2 (eterangan (ode sampel KAP.1 = SungaiAie Gadang (bagian hulu) KAP.2= SungaiAie Gadang (bagian hilir) td = tidak terdeteksi I = tidak dipersvaratkan Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri Padang, 2010 Berdasarkan data yang diperoleh bahwa semua parameter memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kriteria Mutu Air Sungai Sumatera Barat, baik untuk kelas I maupun untuk kelas ll. 2) Kualitas Air Sumur Kualitas air tanah dangkal atau air sumur masyarakat yang terdekat dari rencana pembangunan jebatan aie gadang diperoleh data seperti Tabel berikut ini m_5 -W# p. f . vr'sriec* genrilang Pl.i-r'r*l {#xx}frteriarr Pelir-*rjLi;r'} lJr}!.:rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Tabel 3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Aie Gadang pada rencana pembangunan jembatan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat. Kode Samoel No Parameter Satuan Baku Mutu*) TAG.1 1 2 J 4 I FISIKA 1 Kekeruhan NTU 0,40 5 2. Warna TCU 0,46 1E lt, KIMIA 1 PH 6,81 65-85 z. Kesahan total (CaCOs) ms/L 36,12 500 J. Nitrat (N0rN) ms/L AO? 10 4. Klorida (Cl) mq/L 4.85 600 Belerano (HzS) mq/L 0,05 G) Sulfat (S0+) mq/L 4.84 400 7. Tembaqa (Cu) mq/L ftd x Besi (Fe) mq/L ttd 1,0 9. Timbal (Pb) mq/L ttd 0.05 10. Senq (Zn) ms/L ttd 15 Keterangan Kode sampel AT.1 = Sumur Masyarakat (Aie Gadang) ttd = tidak terdeteksi (-) = tidak dipersyaratkan Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri padang, 2010 Berdasarkan data kualitas air sumur masyarakat bahwa semua parameter yang telah dianalisis memenuhi kriteria menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1999. Sehingga air sumur masyarakat tersebut masih layak digunakan sebagai sumber air bersih, karena berdasarkan parameter yang telah dianalisis memenuhi persyaratan. 3.1.5. Kualitas Udara Pembangunan pengembangan jembatan Aie Gadang di Kabupaten Pasaman Barat, khususnya selama konstruksi berlangsung dapat memberikan dampak terhadap penurunan kualitas udara ambien. Untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan udara ambien selama pembangunan jembatan tersebut diperlukan data kualitas udara ambien sebelum berlangsungnya pembangunan jembatan. Parameter yang akan digunakan sebagai acuan untuk kualitas udara ambien meliputi debu total (TSP)dan gas CO, NOz serta SOz. Lokasi pengukuran kualitas udara dilakukan pada dua lokasi yaitu pada kedua ujung jembatan yang berada pada pemukiman masyarakat. Hasil pengukuran kualitas udara ambien sebelum pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut ini. 4u" fi p.i. i/is/tech od*t,,laflo III-6 \_#@4 f rlj -r't*i i{ strx}t ii:'} id l t:{,ri.J,;rjijij t} iJ r iir : rri UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat Tabel 3.5 Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat Kode Sampel Baku Mutu*) No. Parameter Satuan KUAG.1 KUAG.2 4 I Debu total fiSP) uq/m3 45,0 65,0 230 2. Beleranq dioksida (SOz) uq/m3 172.48 77,47 900 Nitroqen dioksida (N0z) uq/m3 126,36 131,32 400 4. Karbon oksida(C0) Pq/m3 c.ocb 23,197 30.000 Keterangan: Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan *)Peraturan Pemerintah RlNomor4l Tahun 1999 Sumber: Laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010 Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kandungan debu total (TSP) untuk kedua lokasi memperlihat hasil yang masih berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 untuk lingkungan udara ambien. Kandungan TSP relatif sangat kecil yaitu 45,0 pg/m3 dan 65,0 pg/m3 sedangkan baku mutu 230 pg/m3. Sebagai sumber kandungan debu pada udara ambien adalah berasal dari kegiatan transportasi yang melewati lokasi pembangunan jembatan serta aktifitas masyarakat disekitarnya. Rendahnya kandungan debu total disebabkan oleh rendahnya aktifitas kendaraan yang melalui lokasi ini karena lokasi rencana pembangunan jembatan relatif jauh dari pusat perkotaan. Kendaraan yang sering melewati lokasi ini selain kendaraan umum juga kendaraan pengangkut buah kelapa sawit dan minyak kelapa sawit (CPO). Selain itu pada lokasi ini masih banyak vegetasi atau tanaman yang dapat menyerap atau menghalangi penyebaran debu ke lingkungan udara ambien. Kandungan gas (CO, NO2 dan SO2) yang dipantau juga memberikan nilai jauh berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 untuk lingkungan udara ambien. 3.1.6. Tingkat Kebisingan dan Getaran a. Tingkat Kebisingan Kegiatan pembangunan jembatan khususnya selama tahap konstruksi diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat kebisingan. Sehubungan dampak tersebut diperlukan untuk mengukur kebisingan pada rencana lokasi pembangunan jembatan pada kawasan pemukiman masyarakat. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada dua lokasi pengukuran dapat terlihat pada Tabel berikut ini. i@; ri p.i. visifech qernllarrq III.7 \*ffi@ Pl:-r'r*i (r,,.lr}l:iierilll i;'*i,:+r'll+;ir iJt nl;ril UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Tabel 3.6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan *) Peraturan Pemerintah Rl 41l'1 999 Sumber: Iaboratoium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat,2010 Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai kebisingan adalah 68 dB dan 62 dB, nilaitersebut melebihi baku mutu untuk kawasan pemukiman tetapi berada dibawah peruntuk fasilitas umum menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Walaupun pengukuran dilakukan pada pemukiman masyarakat tetapi lokasi ini merupakan kawasan yang termasuk fasilitas umum. b. Getaran Getaran merupakan komponen lingkungan yang dapat tejadi selama konstruksi akibat penggunakan alat-alat berat dan kendaraan angkut material. Untuk mengetahui getaran pada kondisi awal yaitu sebelum pembangunan jembatan dilakukan pengukuran pada dua lokasi. Hasil pengukuran getaran pada lokasi rencana pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut ini. Tabel 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang Kabupaten Pasaman Barat Kode Sampel Baku Mutu*) No. Parameter Satuan KUAG-1 KUAG-2 4 I 2 5 o 7 1 Getaran mm/detik 0,J AO >5,2 - 16 Keterangan: Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan -) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun1996 Sumber: Iaboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010 P'{' irsdech ge*ilarrg III-8 ^....$ PLi -r tlli i{s|ril+r:ir: l'i i; r': i:'i: i,t;iiLt ;* il'J t r vjr ri UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat Berdasarkan hasil pengukuran getaran untuk dua lokasi diperoleh nilai getaran 5,9 mm/detik dan 6,3 mm/detik, nilai tersebut memenuhi baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor49 Tahun 1996. Sumber getaran selama pengukuran bersumber dari aktifitas kendaraan yang melalui lokasi rencana pembangunan jembatan. 3.1.7. Kondisitanah a. KlasifikasiTanah Tanah yang terdapat di lokasi kegiatan adalah Aluvial distrik (Pusat Penelitian Tanah, 1983), Kesatuannya adalah sistem klasifikasi soil Taxonomy (2006) termasuk pada sub group Typic Udifluvents, dan menurut sistem klasifikasi tanah FAO-UNESCO (1990) termasuk Dystric Fluvisols, b. Sifat dan Karakteristik Tanah Tanah Aluvial Distrik Aluvial (Typic Udifluvents) merupakan tanah mineral yang belum berkembang atau baru berkembang (recent). Tanah ini tersebar pada satuan fisiografi dataran aluvial dengan bahan induk tanah berasal dari endapan aluvium sungai. Pemanfaatan lahan saat ini adalah kebun campuran antara tanaman semusim dan tanaman tahunan (kelapa sawit dan kakao). Sifat dan karakteristik tanah dicirikan dengan sifat fisik tanah yaitu drainase tanah sedang, permeabilitas sedang, struktur berbutir dan remah serta tekstur tanah sedang (lempung). Kedalaman tanah 80-100 cm (agak dalam). Sifat kimia tanah dicirikan dengan reaksitanah masam (pH 4,5 -5,5), kandungan C- organik sedang, nitrogen total sedang, PzOs total dan KzO total tergolong rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) rendah. Status kesuburan tanah tergolong rendah. Hasil Analisis sifat dan karekteristik tanah disajikan pada tabel 3.8 Tabel 3,8 Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keoiatan s1 s2 No Kualitas Tanah Satuan Nilai Kriteria Nilai Kriteria A. Sifat Fisik Tanah 1 I. Berat Volume g/cms 1.05 sedanq 1,11 se0anq 2. Porositas Tanah % 60,38 sedano 58,11 sedanq Permeabilitas Tanah cm/iam 6,13 se0an0 5,58 sedang 4, Struktur Tanah berbutir berbutir Konsitensi Tanah gamDur qamDur III.9 '{#rr ,.f, "!S6 i/jsrTech oen?,,lar?o P[i-? i$l {$f }*r!l+riar; P+t;.:rii:;r) f lJ1 {}t.iir) UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat o, Kedalaman Tanah cm 94 Aoak dalam 86 Aoak dalam 7. Distribusi Ukuran Partikel o/o a. Pasir 42,07 51,26 b. Debu To 26,18 24,33 o/o c. Liat 31,75 24.41 8. Tekstur Tanah B Sifat Kimia Tanah 1 PH 4,98 masam 5.12 masam 2. C- Oroanik To 2.12 seoang 2,56 sedang o/o 3. N- Total 0,32 sedanq 0,29 sedanq 4. PzOs Total ms/100s '17.86 rendah 19,05 rendah KzO Total mq/100q 16.31 rendah 18.26 Rendah n Basa-Basa Dapat Diiukar a. Ca mg/1009 3,15 rendah 2,82 rendah b.Mg mg/1009 0,83 rendah 0,56 rendah c.K mg/1009 0,41 sedang 0,48 sedang d. Na mo/1000 1,73 tinooi 1,56 tinooi 7. KTK mo/1000 14,5 rendah 15,0 rendah 8. KB Yo 42.21 rendah 36,13 rendah c. Status Kesuburan Tanah 'endah rendah Sumber : Hasil analisa Laboratoium Jurusan Tanah Universitas Andalas (2010) Keterangan : S1. Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah utara 52, Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah selatan c. Erositanah Laju erosi tanah dihitung menggunakan persamaan umum kehilangan tanah atau persamaan USLE (universal Soil Loss Eguation). Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan Laju Erosi No Lokasi R K Ls CP (ton/ha/tahun) 1 S1 3.170 0,19 0,74 0,002 8,91 2. S2 3.170 0,20 0,74 0,002 10,32 Sumber : Hasil Analisis. 2010 Keterangan : R = Indeks Erosifitas hujan K = Indeks Erodibiltas tanah Ls = Faktor Topografi CP = Tindakan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah Penilairn tingkat bahaya erosi (TBE) ditentukan dengan cara mempertimbangkan laju erosi dengan kedalaman solum. Hasil penilairn TBE disajikan pada Tabel 3.10. #g*'rf III-10 '{# ;:.f. vr'sriech cenr;lanq Pli-rrei (r.i: nr:r:tr;rlal Pei,.erj::i*rl iJr{i}.;rf} UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat Tabel 3,10. Tingkat Bahaya Erosi di Lokasi kegiatan Laju Erosi Kedalaman No Lokasi TBE (ton/ha/tahun) Solum (m) 4 S1 8,91 93 Sangat Ringan 2. S2 10,32 96 Sangat Ringan Sumber: Hasil Analisis. 20'1 0 Rekapitulasi hasil pengamatan erosi tanah yang meliputi laju erosi, TBE dan kalsa/skala erosi disajikan pada Tabel 3.1 1. Tabel3.'11, Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala ErosidiLokasikegiatan Laju Erosi Kelas / Skala No Lokasi TBE (ton/ha/tahun) Erosi 1 S1 8,91 SR 5 2. S2 10,32 SR 5 Sumber: Hasil Analisis, 2010 Keterangan : SR : sangat rendah Kelas/skala erosi ) 5 : sangat baik Dari hasil perhitungan parameter erosi tanah yang tertera pada Tabel 3,9; 3.10; 3.11 menunjukkan bahwa erosi tanah adalah 8,91 - 10,32 ton/ha/tahun. Laju erosi tersebut apabila ditinjau dari tingkat bahaya erosi (TBE) sangat rendah (SR) dan kelas atau skala erosi sangat baik (skala 5). Berdasarkan hasil observasi lapangan tidak ditemukan bentukan permukaan akibat erosi, baik erosi alur (rill erosion) maupun erosi parit (gully erosion). Terkait lokasi kegiatan berada pada bantaran sungai, ditemukan adanya erosi tebing sungai (streamban k erosion) d isepanjang teras sun gai. 3.2. KOMPONEN BIOLOGI Lokasi kegiatan berada di tengahtengah pemukiman penduduk, sehingga flora yang ditemukan dapat dikelompokkan pada kategori tanaman hias, tanaman pekarangan, tanaman budidaya dan tanaman liar (semak). Tanaman pekarangan merupakan tanaman yang sengaja ditanaman dipekarangan rumah atau di pinggir jalan yang juga dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung. Sedangkan tanaman budidaya merupakan tanaman yang sengaja ditanam dalam jumlah yang besar untuk tujuan ekonomis. ;6** rf p.t, visitech cerndarro III- I 1 \;#dd 1:]i.;-t it:i. .;4ct-lt+nl+rra:rt lr*i<-*;ri:,r;itt i.J;;tt ;rr; UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Dari inventarisasi flora yang dilakukan didapatkan 4 jenis yang dominan berada disekitar jembatan, yaitu Ficus hispida, Cocos nucifera, Elaeis guinensis dan Theobroma caccao. Diantara keempat jenis tersebut, tiga terakhir merupakan tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, disekitar area studi juga ditemukan Durio zibethrnus (durian) yang merupakan tanaman yang dillindungi menurut SK Mentan No. 54/KptslUml2l1972 yang menyatakan bahwa flora ini tidak boleh ditebang jika diameter batangnya kurang dari 60 cm. Berdasarkan jumlah jenis flora yang ditemukan, yaitu 5i jenis, maka lingkungannya dapat digolongkan sangat baik (skala 5). Data lengkap jenis flora dapat dilihat pada Tabel3.12. Tabel3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Kegiatan No Family Jenis Nama Daerah Keberadaan Keteranqan 1 Acanthaceae Asvstasia so T TL 2 Agavaceae Agave sp T TH J Aqavaceae Sansiviera so Lidah mertua + TH 4 Amaranthaceae Amaranthus hvbridus Bayam T TL Amaranthaceae Celosia aroentea Bunoa tahi avam f TH o Anacardiaceae Mangifera indica Mangga ++ TP 7 Araceae Caladium bicolor Keladi + TL x Araceae Colocasia esculenta Keladi ++ TL Araliaceae Nothopanax scutellarium Taoak leman TP IU Asteraceae Zinnia limnearis bunoa lilin + TH 11 Asteraceae Aoeratum convzoides Siansik ++ TL 12 Asteraceae Micania micrantha ++ TL '13 Asteraceae Euohatorium inulifolium + TL 14 Asteraceae Emilia sonchifolia ? TL 15 Bombacaceae Durio zibethinus Durian + TP 16 Cannaceae Canna indica Sabiah-sabiah + TL 17 Caricaceae Carica paoava Pepava + TP 18 Convolvulaceae loomoea larii I TL 19 Convolvulaceae lpomoea batatas Ubirambat ? TB 20 Euphorbiaceae Euphorbia neriifolia Euohorbia ++ TH 21 Euphorbiaceae Manihot utilissima Ubi kavu ++ TB 22 Euohorbiaceae Euphorbia oulcerrima T TL 23 Euohorbiaceae Ceiba oetandra Kapas + TP 24 Euohorbiaceae Mallotus barbatus + TL 25 Graminae Saccharum officinarum Tebu ++ TB 26 Labiatae Hvotis caoitata Subano-subano ++ TL 27 Leguminosae Laucena olauca Petaicina i TL 28 Leouminosae Clitoria laurifolia Kacanq oirino-qirino + TL /*'* \i p.f. visifech cern#arra III-12 \:.65ss Pl-i-l rij1 i t.)trit:rt>. UKL & UPL Pembangunan Jembatan Ssi. Air Gadang Kab. Pasaman Barat Tabel 3,15. Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan Pasaman menurut penyakit Utama No. Jenis Penvakit Jumlah % 1. ISPA 35.236 31.00 2. Diare 7.122 6.26 3. Penyakit kulit karena infeksi 9.115 8.02 4. Rematik 11.110 9,78 5. Gastritis 15.455 13.60 6. Disentri 7. Tekanan darah tinooi 9.076 7,99 8. Penvakit kulit karena aleroi 6.086 5.35 o Penvakit lain oada saluran naoas 13,598 11.96 10. Lainnya 6,864 6,04 Jumlah 113,662 100,00 Sumber: Kecamatan Pasaman Dalam Anska,2008 I P'f' uibrlech gernllang TTI-17 @ PU-nel Kemer:leri;*n Pekerjaen Umun: UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI 4.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI Pada tahap prakonstruksi ini kegiatan meliputi stake out, pembebasan lahan, pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Pada tahap prakonstruksi akan memberikan dampak terhadap komponen lingkungan diantaranya : 1. Persepsi Masyarakat a. Sumber Dampak Dampak terhadap munculnya persepsi masyarakat adalah berasal dari kegiatan stake out, pembebasan lahan dan pembangunan base camp serta pemagaran tapak kegiatan b. Jenis Dampak Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Aie Gadang c. Besaran Dampak Besaran dampak yang ditimbulkannya adalah sedang, karena akan timbulnya pertanyaan dari masyrakat terhadap keberadaan kegiatan. 2. Gangguan Lalu Lintas a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap gangguan lalu lintas yang berasal dari kegiatan mobilisasi alat berat. b. Jenis Dampak Timbulnya gangguan lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat oleh kendaraan yang membawa alat berat c. Besaran Dampak Besaran dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena mobilisasi alat berat hanya sesaat dan jumlah alat berat yang dibawa tidak banyak. pl.i-ilel i{e[]!:titgrial Pgii.eiji+*rr i"Jrrrr-:rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat 4.2. TAHAP KOSTRUKSI Kegiatan yang berlangsung selama tahap kostruksi atau pembangunan fisik meliputi mobilisasi material, rekrutmen tenaga kerja, pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas, pembangunan jalan pendekat, pemasangan batu , pekerjaan finishing dan demobilisasi alat berat. 1. Kandungan Debu a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap perubahan kandungan debu berasal dari kegiatan mobolisasi material, pembangunan jalan pendekat dan pekerjaan finishing. b. Jenis Dampak Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terutama terhadap peningkatan kandungan parameter debu total (TSP) disekitar lokasi kegiatan. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif sedikit. 2. Kandungan Gas a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap perubahan kandungan gas berasal dari kegiatan mobilisasi material b. Jenis Dampak Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan parameter gas (CO, NO2, SO2) disekitar lokasi kegiatan. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif sedikit. 3. Penigkatan Tingkat Kebisingan a. Sumber Dampak Dampak peningkatan tingkat kebisingan berasal dari kegiatan mobilisasi material, pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pembangunan jalan pendekat. # P l' vr"sdech gernilang rv-2 Plj-r'rel (emr:nltirian Pererji}i*n lJrll:rn UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat kebisingan. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit. 4. Peningkatan Tingkat Getaran a. Sumber Dampak Dampak peningkatan tingkat getaran berasal dari kegiatan pembangunan pondasi.. b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat getaran. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit. 5. Penurunan Kualtas Air Sungai a. Sumber Dampak Dampak terhadap perubahan kualitas air sungai berasal dari pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pemasangan batu. b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan kualitas air sungai, terutama terhadap peningkatan kandungan padatan tersuspensi (TSS). c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah sedang karena kegiatan yang potensi terhadap penurunan kualitas air hanya pada saat pembangunan pondasi dan pemasangan batu. p.f. uisrfech genr,,lang IV-3 P*-r-rel {*rn*r:tsriar F}eaerjcar'} ljffi r;rlr UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat 6. ErosiTebing Sungai a. Sumber Dampak Terjadi longsor pada tebing sungai Aie Gadang berasal dari kegiatan pembangunan pondasi. b. Jenis Dampak Dampak terhadap tanah yaitu terjadinya longsor dan peningkatan erosi tanah. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena areal yang akan dibersihkan relatif kecil. 7. Kerusakan Sempadan Sungai a. Sumber Dampak Dampak terhadap kerusakan sempadan sungai berasal dari kegiatan pembangunan pondasi. b. Jenis Dampak Dampak yang akan terjadi adalah kerusakan sempadan sungai yaitu tidak dapat difungsikannya sempadan sungai sebagai daerah pengamanan sungai.. c. Besaran Dampak Besaran dampak kerusakan sempadan sungai oleh kegiatan ini adalah kecil, karena sedikitnya lahan atau sempadan sungai yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan, 8. Kesempatan Kerja a. Sumber Dampak Dampak terhadap kesempatan berkerja bersumber dari peningkatan pembangunan jembatan adalah pada saat rekrutmen tenaga kerja. b. Jenis Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah adanya peluang untuk bekerja sesuai dengan formasi yang dibutuhkan/tersedia. c. Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan relatif kecil. .; r"" p.l. visif*cli cern/aric (6 o,E c J o v o. u(Exts(oE g ( o -€ii=P E i: a = e E^6-5 E E (/)cL+\rCG =+. ;: =(l) -o =(E E6J =l (EE d3 Ch =6 rn€ 9,^ =at .=c o) o v|ll E (E v=' EE 8- tt >- o) 2- E6 E!C (E 8-= EEO (D(6- .= E o (oc (s.- 4(E(! =z EEEE @6 .q !! Ee .e x< v2 o- (o# +E q(! (tl o-c 9.E gF -+ F J(E * EE .:t ,S z= -E EEs : -Yf't\ '= 'a'6:6 (6 (DJ c *EE (E (Ee -oj ..ico, d c (o =o zz E Eg =x' u-v -(E'6 c '6GJG' 6X Esme g PE.R E E*i5 !2C(o ql -c) = CL cs= c/,p -60 q:l ;i (, =.s 3E a cD -9 -g 8€€8 FE >a ^OEiD EE <9 fL o- atr -l d= =; E rrtZ I o)fE = = =v s >< trt- G' CL E (6 3H' .E (E t5 - .= F E< _tz ct .! z EES c) c) c (! .? - G e - <2 =o ga- o .tt E x U) o) -o E =oE 6i;_v ='= H. € o-v (E (E a E an at, o)ii LY ao ,*E (E .F = u, € (9 tnZ q) o- IE-e- e a!o do- JC) Xul Lro- CN -o OJ o- .' .: = E E- E,= cri c.j 6i -i 6 a -S E< I g (! o (E : - : =lr- 6 \ > AEE (E(E i: g i: t: S FA- FP6t o:i o5 ()= 5(E r (E _g E H E E'-C 5= (! (g (\t (E (g 6 HE.gE E6 c, gc Ee"- 9'3 lJro i O) o) -c{ d -E= Ee = o) CL o) CL (D o- (D o- o (! E o iY(E (E(J co (E -_c (,, (5 (E (! (g (g o- '- (6 o- c m - Po, a- (5 (E o) E c C,F o (! o) @ 5- q6 :z E '6 (o U' .a (o -o(o F= @ Y = st =o) P,F E ctt E d(tl =9. -6 bi =Y +E = o o- dco :< TI O- ,q ol '6 N cf, s rri g) (E x -:z 5 E o .J) * tr a o) (tt (5 * o iz9 or.b JC o)(g q E .=.a o -g J :< rL :< SE *i od C\I (?) s rh Y \11 C.l .rI g- -g E',q -c '+ (!(l)= PEAI E* cx= (!ot (t)= 5+ d A .= = (!0, PEJ:A * = PE (!o) iz = 'a = (go) == ==9 = a- r^-6 r^5== I ==9 X=n- tD= -Y=n- -Y, d == .=:z (! ^Y !E .= :z rE == !E = .=gE F == E'9r E .=:< aE- (! !o .E'9 r-'r E 5:< E E == d EdE EdE (! cii-E ^d ^d -d -E d5 d5 ro ci5 s! g --i! a ^E c. c-i5 !o c ci5 rs =-B :!(E(D . :!cto) - :L )!(E(D - P )!(E0) a- j= (D ): JJ X{ (6 (D )Y :.1 =r! E=oo.-C, =(E -:;:. :<-o-cou) :) =/ il: (!92 FE =i (!!? F; =J EE (o!? $q EE EE E! -- _e6 v)x EE Eb v) .y, E! o, (u (o (E (E (! (o E CE (E (E -.: at .tt .LY-(\'L c(9 c(9 = c(9 F c(9 rY-(I'L c(9 E c(9 \ir (t' (g cL o- = = -LY-(I,9 .EE = - -!.9 CE g .L9-(EL F€ viz 3: E (s B€ EE F$ A; g.E =< PE ..E E Pf =< 6:c :iJZ C 6 A€ EE r@ o, x= x5 * g€* c=> o s.- E"P _.n rUl cL o 9g .J (/(u gE 5,E (D E(! E6 =o - .q.E 6 E.6 F g gF.E Y^.; -^.9, - ii, H'd q.9 H'd q.9 q o 6r-= =?i .gE = O 6 dE: H;€€ ='_g E F PF* d8; H x v,o EE = = GtrD AEE $te; ; d-Yn Pts gE I E=s€ .EE 9 E=s€ .EE 9. E .-* = 6_H Fi gE AE 6'6 U'O FE'Q = 8 g-E oii Oa G- :lqt(Qo_ .=r= - V z;ii== .-=+i Edrd= .==+i 6 €85 + ET E E- gE f x=z< (E! x c^= - -* 6 c^+< ! = 6 =^= _i = c,aY=' -g 6 E^+a :YO s sc E eEii g e (DrEox (D(!6)= o)(E(l)x F(E E'.'. E > E>t = E=€ > E>; = E>; '= !g o) ;\o;i PEH =J = - c\i - C\i .- c\i -N =gE EEEE€ =_= 3 (! o (! @ (! c (E c (E al, at) (tr (E CE o .Y E a (E o- o- -d o (! o, (E a Y I (E {, (! = o) o) F= .t) E (o E rn 0) o- ri o) o- o :< E E J o o) 6,1 c.j s o- o- u -E U' '- ct E o = (g (5 : q) (D b _c - : U) o) al, s C,= !9(E q s o a E h=.Jt tt) SF E - -q).= TI (S I ul LF \_ 0) o(o- H=* Jlxx E- -cc =E G E H'J +ao -v E(E(! E EE E .i(l)= =.= -#E EtE =* =-E*€-Fi 'Er 6 -.8 E -; EE Eh *tg rBEES .E(l)(E -= aicO) g- E_.ii (! E €#-PFEscss E _H.E E=C E o=_d E d >EE o)J o) =.f R >i5- at) 9c(E Q =-O E-O F ^o)E6 = -Nc.j=.Ed (E fr 6 .;F Fi FP ;+.= CE 6 E tsE, = E='b o J (! '= (! a n E-Eg..S EE o) q) (tr (E E a r)a 5aeta:F (l) E (E .2 o x(I) U EE:- SEEP -v o (l)o o_ o- o E AEEFFE E -,9 6 E o (/) s (It '6 - t(! U) a 5 € o at) E =E $) i E o 6 o) o) fiB ii(o g> o- \< = og J :< o ,ft = \1:r F :Ig cO {J .g'4' c't .9. =F P*s. 9P F 6^- Ffi€:3 !^.= CE(I) IL 6. D* gsE -= = pE-E .E9r-r E E F',(o -E i .: EdE =:z 6 ? cii -g C! 'v:: P FE? c $ ! O o-= E (/ FE"g X (E o o-= c (!= ii (E ==,rx - (s.ixF (U € ='F E F g-E E=i; rE .= (E :1f !zIo- o:E cL- 6l c?) + -E N c/) an (It o t> E E5- o - :F E. F EE 5 o lv _c o) o(l) o) -g e @ U'O (l)o) (5 !z :< (9 c! J 06 (\I (f) :< &L:7 !li:. I: ) (n (; en I .:: i;' t] *- *(\'(E { il -ovE -ovE ':i .! (o^;x b?R =ftJ E^:X o)\z c, .E o I s;Ef E 6e; cLPd E -oFd E-d x< * f g d)o q, o- - \+ c.= y- ^c.9 Lu(!xtrcE e P- bv tudQEo z P- b:< !6qE(E J J J )<€tEP:- ts€E.EE; i: E E tl @cL=:acL@ =€E.EE6 < 6 < o^" o (D (E 6^q) 6 6 6 < 6^0) 6 F C/) o- + :< o- ccl :DO-+: L- € =:+ 5t$ A-E q g_q o- E o A = o o- =i; .U F, oiz 6r .= .6 oi:P) .E i:' Or: (Erc*-c (! d) z-@ E E--@ =t E .E -o(tlYEt -E Y |E ct = 6c o z J i: te 6(E E g .t> >r at RE Fa-s o FU) (E=(E E6: () e-O 6E eFo ;Y,-o G' E o, o, q) e G' E gs c< €8 En c g a-< IE EF =q *.i5 Hc o-g AEf o- oN =z o< o- =.8 sq t@ tt) =.q Irt -F JJ g) Ct ESE (E19o- U) F z. c (5 E (E0_ U) .ct z6 cL6 QE o- (E (\'E' E*'E s (E >\ (/) <= OH ECt 8b !(! E.E E€EE = o t- z: ?e (tz 2= ro J J -z =() =< (! EL E G ox o- o f< =6 ct CJv o sfi 2o- o 3l E CT] E aA- 6st E -o E c .e .= 6 (l) E \ o) o o ct, att o -o CL CL CL CL .Efff 3E* ==E E o-.= 6 \ .l) :i ,(! +t'6 x- * p's' Es '= =2 E(E (EC >= (o=C E (t) O-O .i5 '6 ;*E aq K€ -BH (E ttt '6 i: 5P- o sE (E-o Ee= E o o) E* re o) 9= (E(5 Y. c, sfi s ..9 (E J gEp c(! YU' CE '= h "-ii E (! :O) (o -v (t) d)c:= .y. -cr E (g (! 'ii cE J=' iig g +ac, ,EE cEo) J (! i= F 3 sE FCL u) (D(E o6 -o- AEE g 8_9 i= c E.E = tt (! F ts ==' M(! U' (5 E€ 5E 69 (E o '6d ! CE '6 o (o0- (It (D o) En. -o o c =t E c, J (! EE€ F= J u o= o o o m .E *E (! c co (E o- ct) (E Q.iL P.= .i5 C,- q6 o ct ! trD c c c c, o o E att =o) EDT (It (E o (o o (o c g) c o) EE€F# (l) 6 CL E c c E E A 6 Y U' = - o =q +E q) o- o) CL o (D :< o- E E x g o o G = &E - 6i c.j + CL (1, CL E. F FFH$ E, (I) G o) ct) o) (E c (o (o (E U' (! E .g J e O) .E J g, : (E c, (E E ct .Y (D o@ (t q a E u, c) .g (It (E c, .t> u) f * o € -Y Ct) o)c :o, o) J o, to o -=@ .E lo) =(5 E'e ts o) E o) o c'- @ o =o) (l)= tn (D (D ^o)6 o) ^(I)= o) CL J qY o- L6 ul Y.6 :< CL \z eg od rO (o i\ @ O) o Lr",rt tb :ll :< llil F J I :} F-[ j: c\ c, c- :s (E 'r I at, { 7i- * o-E t:{ '- o k.e )x att v ;i(E I g Y g E I 62. a" o o o -a6 (EE :z :< :< :< :z q- (5 (tt (\, tt, U' @ @ U) (! - (E c E (I' E E E G' E (E.- E E Es 6 ! U' 7 6= .t, 7 6E at) -g o) 6 TE att .2'q .2'a EEF Y o E; x- :E _eE +fiE s-E 6 o o U' 5 _90 vJx EE 66 ql o- =o) u)o ds3 (tc c o, qrt F Eq E c(!(t' E(E(E (sFF c E F!98 =(E P€ xza xdif 6(9 =- o :d Ei: ciEB =(ECE o_ o_ d83 =(5(! CL CL (E (, vEe €.s r€g EE o)X - 'EH9* '-EX sEFr EA ctv g o)o_o l: E.=_E -o EEES Y(D -o CE(1r(srE z\<\<6 :9ES -E (t) (E (g(ErE(E (!(E(l) c x g (6 v= .-e.5 E €- =v tE + >\ 5P = 9'= +6 q*x (EC(E an E FE dt Ct) = FF= ,"t"8-a .= F-O =(E o-E ct) q) tsg- 9t> .9 cc) - - 9- G' 6g) €cE :Y'']sl >r 'i6 E J maH =(D (!x U'E H'i5 e6 JC ct u, .-(E 3E n-a * EE *_v v(E a!= E HffE^ (DE gEEe .E U' g(5 ()c =o, o) 6(tt (EO c, -t P)X= u).= x c gEfE - g€ >4 ,tnE !EO €*e* €(E(5(E (!5= =te -u, :_Y v= (E): E+ gE *,EE -o,E -ii i! = c,6 =F. (l)(! =-g E: BE i=g Eg E i= 8-.b e =E FgJ EE EE (o I (E o) = Y o E' o c) (s ah 8_E o J (l) x c - '= = .= F5 (E (g g o) -o o .? .E o) =- cE o) ct) co .= CE (E.- E E co |J- E EP -cl 5 o) e '6 o, t' ct I 6 < o- cLo E o) (l) N sf J c\i (L - 6t OD c.j o- (E (1) c/) c :E J (E o) U) CE .Y U' G c E (! (! '- (E (D :c qt, o at) o) s - (E :< ID = J E s E @ E (5 E o) C) E o, U' E tt) alt (D a)) cn E C! o o, (, E :z(|) (l) :< :z ltr o- :< ,i o- o- .Sr o (\ ''[ ll oa N cf) sf J :< = \}j/ Tr----fl a t! Iq ld tz Elg :l< 8l< 17 lz to ) fi\j L-{.\;r I : : I 9 t" q 'ii d I 1 i i I E f € {J 'r k c .s .}l 1x << s a E :e t E€Ep flft c) ;ffi ,iil xa llJrlftl, uo i i9 f? : i;'|lI t I I FE E IL \ Jl