101178 PAMSIMAS: Menjawab Tantangan Air Minum dan Sanitasi di Wilayah Perdesaan Indonesia PUBLIKASI BANK DUNIA PUBLIKASI BANK DUNIA PAMSIMAS: Menjawab Tantangan Air Minum dan Sanitasi di Wilayah Perdesaan Indonesia Kata Pengantar 2 Pada saat orang-orang berkumpul Para orangtua memasak menggunakan air yang kotor. Anak-anak berjalan kaki layak serta perilaku hidup bersih dan sehat. Komunikasi dan kerjasama merupakan 3 berjam-jam lamanya untuk memperoleh dua pilar program yang berprinsip “untuk di sekitar air bersih, walaupun air bersih. Sekolah kekurangan air mengalir untuk mencuci-tangan. Banyak keluarga masyarakat dan oleh masyarakat”.   prosesnya memakan waktu lama, menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar. Hal seperti ini merupakan PAMSIMAS juga menerapkan prinsip “belajar dari pengalaman” (learning by doing). Pada terjadi keajaiban-keajaiban pemandangan biasa di wilayah perdesaan di Indonesia yang mana akses ke air bersih saat pertama kali program ini diluncurkan, banyak pelaku seperti fasilitator dan merupakan suatu kemewahan. Seharusnya kelompok pengelola air tidak mempunyai tidak demikian kondisinya, ada jalan keluarnya. keahlian yang memadai untuk menjalankan Sudah hampir sepuluh tahun Pemerintah program ini: pembangunan sarana air Indonesia, Bank Dunia dan DFAT bekerjasama bersih dan sarana sanitasi, perilaku hidup untuk melaksanakan Program Penyediaan bersih sehat, pembukuan dan pengelolaan Air Minum dan Sanitasi untuk Masyarakat keuangan serta kepemimpinan. Dengan Berpenghasilan Rendah atau PAMSIMAS. mempelajari dan menerapkan semua PAMSIMAS bertujuan untuk memampukan pembelajarannya, masyarakat tidak hanya masyarakat dalam mengelola sumber air memperoleh pelayanan air bersih, sanitasi yang terbatas, memberikan pelatihan bagi dan mempraktekkan perilaku hidup bersih pemerintah daerah dan masyarakat mengenai sehat tetapi juga mendapatkan tambahan pengelolaan air minum dan sanitasi, pengetahuan. Hasil-hasil yang ditunjukkan memfasilitasi pembelajaran antar pemangku PAMSIMAS merupakan sebuah pembuktian kepentingan, serta mempromosikan sanitasi dari proses yang lama dan sulit untuk Kata Pengantar 4 meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah. Kami berharap 5 pengelolaan sarana air bersih secara efisien, untuk dapat terus berbagi kisah-kisah meingkatkan kualitas sanitasi dan menerapkan perkembangan dan perluasan PAMSIMAS. perilaku hidup bersih dan sehat. Sewaktu Bercita-cita untuk masyarakat – dan Negara orang-orang berkumpul di sekitar sumber air – yang lebih berdaya dan lebih sehat, dengan bersih, walaupun membutuhkan waktu lama akses memadai ke pelayanan air minum dan untuk mendapatkannya, biasanya muncul hal- sanitasi. Memasak dengan menggunakan hal yang menakjubkan. Kami percaya bahwa air bersih akan menjadi kebiasaan. Anak- buku ini dapat menunjukkan sekilas kehidupan anak akan menggunakan waktunya di sore dan tantangan yang dihadapi masyarakat hari untuk belajar atau berolahraga daripada terkait air bersih. Kami berharap dapat berbagi mengumpulkan air bersih. Buang air besar cerita mengenai awal mula PAMSIMAS sembarangan akan berakhir. serta bagaimana keyakinan dan dedikasi   masyarakat membawa program ini, sedikit Itu semua merupakan masa depan yang demi sedikit, menuju sukses. Salah satu menjadi misi PAMSIMAS, dan sebuah contohnya adalah Desa Kedungori di Provinsi tujuan akhir yang ingin dicapai. Jawa Tengah  yang mana masyarakatnya bekerja bersama-sama untuk membentuk BPSPAMS yang paling pertama di Indonesia, yang digunakan untuk berbagi berita terkini dan pengetahuan diantara anggotanya. Ide- Nugroho Tri Utomo ide yang dipertukarkan secara bersama-sama Direktur Perumahan dan Pemukiman melalui cara-cara seperti ini dapat membantu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 6 7 Daftar Isi 2 PENGANTAR 8 PENDAHULUAN 18 BAB SATU PAMSIMAS 34 BAB DUA MEMAMPUKAN MASYARAKAT 50 BAB TIGA SANITASI DAN HIGIENE 66 BAB EMPAT CERITA MASYARAKAT YANG 90 BAB LIMA AKSES UNIVERSAL AIR MINUM 106 Pemangku kepentingan MENDAPATKAN MANFAAT DAN SANITASI LAYAK DARI PAMSIMAS Pendahuluan PROYEK MASYARAKAT 8 Lebih dari 75 juta jiwa penduduk Walaupun Pemerintah Indonesia selama lebih dari 20 tahun terus berupaya menyediakan mengembangkan Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) 9 akses air minum dan sanitasi layak kepada pada tahun 2006. Indonesia belum mendapatkan masyarakat, namun sampai saat ini kurang lebih 75 juta jiwa penduduk belum PAMSIMAS tidak memandang konstruksi pelayanan air minum layak mendapatkan pelayanan air minum aman. Terlebih lagi, sekitar 100 juta jiwa penduduk prasarana air minum dan sanitasi sebagai tujuan akhir. Untuk mengurangi atau masih belum dapat mengakses sarana sanitasi menghilangkan penyakit yang disebabkan oleh sehat dan lebih dari 60 juta jiwa terpaksa air yang tercemar, sanitasi yang tidak memadai buang air besar (BAB) sembarangan, dan higiene yang buruk maka sangat penting di tempat terbuka atau di sungai. bagi semua penduduk Indonesia untuk Kerugian yang dialami oleh manusia dan dapat mengakses fasilitas dan air minum secara ekonomi akibat ketiadaan akses sehat—sumur atau sarana air minum, sarana terhadap sarana air minum dan sanitasi cuci tangan dan mandi yang tidak tercemar sehat ini sangatlah besar. Lebih dari setengah dan berfungsi dengan baik, serta sarana jumlah penduduk yang tidak mempunyai akses sanitasi layak—sarana-sarana yang secara kepada sarana air minum dan sanitasi sehat higienis memisahkan tinja dari kontak dengan tersebut tinggal di perdesaan. manusia. Namun, sekedar memastikan bahwa masyarakat dapat menggunakan jamban Dalam rangka meningkatkan akses dan sarana sanitasi lainnya belum menjamin masyarakat terhadap pelayanan air minum penggunaan sarana sanitasi secara benar, dan penggunaan sarana sanitasi sehat di atau akan mewujudkan perilaku baik dalam wilayah perdesaan, Pemerintah Indonesia sanitasi dan higiene. Untuk mencapai tujuan Prasarana PAMSIMAS dibangun untuk masyarakat, oleh masyarakat 10 ini diperlukan usaha bersama dari seluruh perubahan perilaku masyarakat, memahami seperti sekolah, tempat-tempat ibadah dan Tujuan utamanya adalah untuk memampukan 11 masyarakat untuk mengubah perilaku. dan menghargai bahwa kegagalan segelintir forum-forum pertemuan tingkat desa, serta masyarakat untuk mengembangkan program warga untuk berkomitmen dalam perubahan melalui media lokal. yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Sebelum PAMSIMAS, banyak program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat Beberapa studi menunjukkan bahwa tujuan pemerintah yang bertujuan untuk menyebabkan penyebaran penyakit yang dapat Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi program dapat mudah tercapai jika melibatkan meningkatkan kualitas sanitasi mengalami mempengaruhi seluruh warga masyarakat. Pemerintah Indonesia dalam upayanya seluruh masyarakat termasuk perempuan kegagalan hanya karena mengabaikan untuk meningkatkan penyediaan sarana dan kelompok marjinal dalam pengambilan perilaku manusia yang kompleks. Program- PAMSIMAS bertujuan untuk: air minum dan sanitasi adalah keragaman keputusan. Sarana PAMSIMAS dibangun program tersebut berfokus hanya kepada • Memampukan masyarakat dan lembaga- kondisi geografis serta konteks sosial dan untuk masyarakat dan oleh masyarakat. penyediaan prasarana tanpa disertai lembaga setempat untuk menghapuskan ekonomi di wilayah nusantara. Meskipun ada penciptaan kebutuhan. perilaku buruk dalam sanitasi dan banyak tantangan di Indonesia, bentuk dan PAMSIMAS telah terbukti sangat efektif dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sifatnya beragam, sehingga jika suatu upaya mencapai tujuannya. Studi evaluasi yang Dengan melibatkan faktor sosial ekonomi sehat (PHBS) dengan tindakan-tindakan dapat diterapkan secara efektif pada konteks dipublikasikan pada tahun 2013 mengenai dan budaya yang kompleks dalam perilaku pencegahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani di Jawa, belum tentu cocok dampak program PAMSIMAS menunjukkan buang air besar sembarangan dan perilaku masyarakat; untuk diterapkan pada masyarakat yang tinggal bahwa program ini telah memberikan akses buruk dalam cuci tangan, PAMSIMAS • Memfasilitasi penerapan praktek kesehatan di wilayah terpencil di provinsi-provinsi wilayah air minum dan sanitasi layak kepada sekitar menerapkan sebuah pendekatan yang dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) timur Indonesia atau di wilayah pegunungan lima juta masyarakat Indonesia di lebih dari merupakan perubahan drastis dari pendekatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat, di Sumatera. Dalam konteks ini, pemerintah 7,000 desa. Pada desa-desa PAMSIMAS, pada program-program sebelumnya. Secara khususnya penerapan perilaku ini di perlu mengindari kebijakan yang sifatnya hampir 45 persen warganya telah mencapai khusus, PAMSIMAS berfokus kepada sekolah-sekolah; umum untuk seluruh wilayah atau “one size bebas buang air besar sembarangan, lebih perubahan perilaku masyarakat, termasuk Memfasilitasi promosi praktek kesehatan • fits all” melainkan perlu merancang kebijakan dari 66 persen telah menerapkan cuci tangan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang disesuaikan dengan kebutuhan masing- pakai sabun. Pada 72 persen desa PAMSIMAS (PHBS). Pendekatan ini mengakui pentingnya melalui lembaga-lembaga masyarakat, masing provinsi dan kota/kabupaten. sarana air minum masih berfungsi baik, A 12 sedangkan 22 persen desa lainnya memiliki 65 persen akses sanitasi yang memenuhi PAMSIMAS II juga mempertimbangkan peserta PAMSIMAS untuk menerapkan Tujuan utama PAMSIMAS adalah memfasilitasi 13 sarana air minum yang berfungsi sebagian. Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada kebutuhan penyediaan dukungan tambahan pendekatan dan paradigma baru guna pengembangan lembaga-lembaga tersebut Sebagai hasilnya, banyak warga perempuan tahun 2015. untuk masyarakat terpencil di wilayah mereplikasi pencapaian yang sudah diperoleh sehingga seluruh masyarakat perdesaan dan yang dulunya terbebani untuk mengambil air Indonesia Timur dan pulau-pulau terluar oleh masyarakat dan pemerintah daerah peri-urban dapat mengembangkan lembaga- dari sumber yang jauh lokasinya, sekarang Setelah berakhirnya PAMSIMAS I pada tahun lainnya mengingat wilayah-wilayah tersebut peserta PAMSIMAS. Selanjutnya, PAMSIMAS lembaga secara mandiri, yang didukung dapat mempunyai lebih banyak waktu untuk 2012, Pemerintah Indonesia melanjutkannya mempunyai keterbatasan sumber daya harus dapat memampukan masyarakat dan oleh pemerintah kota/kabupaten sebagai melakukan kegiatan produktif, seperti menjadi PAMSIMAS II untuk periode manusia dan berbiaya tinggi. pemerintah daerah untuk selalu menerapkan penanggung jawab utama penyediaan mengurus keluarganya atau bekerja untuk tahun 2013-2017. PAMSIMAS II membantu pendekatan dan paradigma baru ini di masa pelayanan dasar, dan dengan menggunakan mendapatkan upah. penyediaan sarana air minum dan perluasan Karakteristik utama yang membedakan depan, setelah PAMSIMAS II berakhir. sumber daya mereka sendiri. cakupan sanitasi untuk 5,000 lainnya desa di PAMSIMAS I dan II adalah upaya untuk Meskipun PAMSIMAS telah membantu 219 kota/kabupaten sasaran, untuk membantu lebih banyak fokus kepada keberlanjutan. Keberlanjutan hanya akan dapat tercapai Dengan adanya lembaga-lembaga tersebut sebagian penduduk Indonesia dengan lebih banyak masyarakat miskin dan yang Tidaklah cukup bagi PAMSIMAS untuk sekedar melalui pengembangan lembaga-lembaga di wilayah perdesaan, dan dipandang sebagai menyediakan akses kepada air minum aman belum terlayani baik perdesaan dan peri-urban mewujudkan pembangunan jangka pendek berbasis masyarakat dengan kapasitas komponen inti penyediaan pelayanan dasar, serta sanitasi sehat, namun lebih banyak untuk mendapatkan manfaat pelayanan air yang bertahan selama program berlangsung memadai untuk melaksanakan pendekatan maka Indonesia pasti akan berhasil mencapai lagi penduduk Indonesia yang masih belum minum dan sanitasi layak. Selain perluasan saja dan hanya bermanfaat bagi desa-desa yang dikembangkan dan disosialisasikan tujuan akses universal air minum dan sanitasi memiliki sarana yang memadai. Terkait wilayah cakupan, PAMSIMAS II menyertakan PAMSIMAS. melalui PAMSIMAS. Lembaga-lembaga perlu pada tahun 2019. Tujuan Pembangunan Milenium sejumlah perubahan terhadap rancangan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat (Millenium Development Goals, MDGS) awal program. Dengan mengenali berbagai Apabila PAMSIMAS bermaksud untuk untuk pembangunan dan pemeliharaan serta untuk meningkatkan jumlah penduduk tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di membantu pencapaian akses universal penggunaan sarana air minum dan sanitasi dengan akses air minum dan sanitasi layak, berbagai daerah di Indonesia, PAMSIMAS II air minum dan sanitasi di Indonesia pada secara baik, serta untuk pencapaian higiene Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menerapkan proses pemilihan desa yang lebih tahun 2019 dan selanjutnya, maka program yang baik dan kesehatan yang layak untuk memastikan bahwa setidaknya 67 persen luwes, terutama untuk menghindari wilayah- ini harus mendorong masyarakat dan seluruh warga masyarakat. penduduk mempunyai akses air minum dan wilayah yang tidak membutuhkan bantuan. pemerintah daerah yang belum menjadi Wilayah Cakupan PAMSIMAS I 2008 - 2012 14 BPS memperkirakan sampai 15 tahun 2025 sekitar 40% populasi penduduk akan tinggal INDONESIA 11 di daerah perdesaan 2 BPS (2013) - 248.8 juta 14 populasi penduduk desa di indonesia PAMSIMAS I (2008 - 2012) 1 10 15 No provinsi peserta jumlah desa pamsimas 7 9 13 1 2 SUMATERA BARAT RIAU 897 461 3 3 SUMATERA SELATAN 524 4 BANTEN 142 5 JAWA BARAT 352 6 JAWA TENGAH 2,233 8 7 KALIMANTAN SELATAN 578 4 8 SULAWESI SELATAN 447 5 6 9 SULAWESI BARAT 180 10 SULAWESI TENGAH 466 11 12 GORONTALO NUSA TENGGARA TIMUR 198 687 12 13 MALUKU 77 14 MALUKU UTARA 97 15 PAPUA BARAT 63 PAMSIMAS Siklus Program Pelatihan Pemicuan perubahan Komunitas perilaku sanitasi & hygiene melalui CLTS Konstruksi Pencairan dana prasarana air minum Identifikasi Masalah & Bantuan Langsung dan sanitasi Analisa Situasi (IMAS) Masyarakat (BLM) Pembentukan kelompok masyarakat 16 (KKM, Satlak, & 17 Pembentukan BPSPAMS) asosiasi BPSPAMS Promosi kesehatan & Sosialisasi tingkat desa PELAKSANAAN hygiene dan pembentukan tim penyusun proposal Perencanaan Penguatan KEBERLANJUTAN pemilihan desa Penyusunan Program Jangka Menengah Air operasional dan Peningkatan Penyusunan Rencana Minum Kesehatan pemeliharaan Penyusunan kapasitas Kerja Masyarakat dan Sanitasi proposal Pemeliharaan (BPSPAMS) (RKM) (PJM Pro-Aksi) rutin prasarana Penetapan air minum desa terpilih Pengumpulan iuran air 1-2 bulan 5-6 bulan 4-5 bulan kegiatan lanjutan kegiatan lanjutan 18 19 01 BAB I: PAMSIMAS Bab Satu PAMSIMAS: Akses Air Minum Aman dan Sanitasi Layak bagi Masyarakat Miskin 10 20 Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia bidang penting. Lebih dari 75 juta penduduk Kiri 21 Masih terdapat banyak telah mencetak kemajuan signifikan dalam Indonesia belum memiliki akses ke air minum perempuan muda di berbagai bidang politik, ekonomi, dan sosial. Negara yang aman, sementara lebih dari 100 juta jiwa penjuru Indonesia yang ini berhasil melakukan transformasi dari belum mempunyai akses ke sarana sanitasi menghabiskan waktu berjam- jam untuk mengambil air dari sistem politik top-down yang otoriter ke suatu yang layak. Terlebih lagi, akibat kurangnya sumber yang jauh. Waktu sistem demokrasi yang terus bertumbuh. akses jamban, lebih dari 60 juta penduduk yang sebenarnya dapat digunakan untuk bersekolah, Jumlah penduduk yang hidup di bawah Indonesia harus buang air besar (BAB) di mengurus anggota keluarga, garis kemiskinan telah menurun drastis. ruang terbuka, dan seringkali terlihat oleh atau melakukan pekerjaan Hampir semua anak menamatkan pendidikan orang lain. yang menghasilkan upah. (Desa Hane, Kabupaten tingkat dasar, sementara angka kekurangan Timor Tengah Selatan, gizi serta angka kematian anak mengalami Kerugian terhadap manusia dan biaya Provinsi Nusa Tenggara penurunan sebesar hampir 50 persen. ekonomi yang diakibatkan oleh ketiadaan Timur, Desember 2013). Sebagai negara berpenghasilan menengah akses ke sarana air minum dan sanitasi yang tengah berkembang pesat, dengan yang layak ini teramat besar. Secara global, tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata diare masih menjadi salah satu penyebab sekitar enam persen dalam beberapa tahun utama kematian anak-anak kecil, yang mana terakhir, Indonesia siap menjadi lokomotif sebagian besar kasus diare disebabkan oleh pertumbuhan regional dan global. air yang tercemar serta perilaku sanitasi dan higiene yang buruk. Studi dampak ekonomi Meskipun telah mengalami kemajuan sanitasi di Indonesia menunjukkan bahwa pesat dan berpotensi untuk terus mencetak diperkirakan 50.000 orang setiap tahun keberhasilan pembangunan, Indonesia mengalami kematian dini akibat praktik- masih agak tersendat dalam beberapa praktik sanitasi yang kurang aman. Jumlah 22 Kanan penduduk yang jatuh sakit lebih banyak lagi, dan berdampak terhadap pariwisata maupun 23 Jamban terapung di atas kolam lele di sebuah desa dengan lebih dari 120 juta kasus penyakit pemanfaatan sarana umum secara optimal. di Jawa Tengah. Kotoran setiap tahun terkait penyebab yang sama. Diperkirakan Indonesia mengalami kerugian manusia yang dibuang ke Selain risiko yang sangat besar akibat diare sekitar 6,3 miliar dolar AS atau setara kolam pada akhirnya merusak kualitas air dan menyebabkan atau infeksi bakteri lainnya, kerugian ekonomi dengan sekitar 2,3 persen dari produk resiko kesehatan. Tidak ada akibat ketiadaan akses ke sanitasi atau akibat domestik bruto Indonesia, sebagai akibat warga di desa ini yang mau sanitasi buruk pun sangat jelas. Penyakit yang dari buruknya sanitasi dan higiene. memakan ikan lele dari kolam ini. (Kabupaten Banjarnegara, disebabkan oleh sanitasi buruk mengakibatkan Provinsi Jawa Tengah, pembengkakan biaya perawatan kesehatan Pada bulan September 2000, Pemerintah Juni 2014). dan membebani fasilitas kesehatan yang Indonesia menegaskan kembali komitmennya sudah sangat terbatas. Tanpa adanya akses untuk mengentaskan kemiskinan dan ke air minum yang aman, rumah tangga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan terpaksa membeli air minum kemasan atau penduduknya dengan menandatangani memasak air sendiri, sehingga pengeluaran Deklarasi Tujuan Pembangunan Milenium bahan bakar cukup besar. Masyarakat pun (Millenium Development Goals, MDGs), yang terpaksa menempuh waktu yang lama dan meliputi penanggulangan kemiskinan dan jarak yang jauh untuk mencapai sumber air. kelaparan ekstrem; pewujudan pendidikan Hal ini mengurangi peluang masyarakat untuk dasar untuk semua; pewujudan kesetaraan melakukan kegiatan produkif yang dapat gender; pengurangan angka kematian anak; menghasilkan upah. Selain itu, sanitasi buruk peningkatan kesehatan ibu; penanganan HIV/ juga merupakan penyebab utama pencemaran AIDS, malaria dan penyakit lainnya; pemastian air, yang mengurangi potensi sungai dan kelestarian lingkungan; dan kesertaan dalam danau air tawar untuk menghasilkan ikan kemitraan global untuk pembangunan. PROGRAM PAMSIMAS LAINNYA 12.1% 7.2% 24 pamsimas meningkatkan akses Meskipun telah mengalami kemajuan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dapat diterapkan secara efektif pada konteks 25 rumah tangga ke sarana air minum signifikan dalam pencapaian beberapa sasaran pengoperasian dan pemeliharaan pelayanan. mayarakat petani di Jawa, belum tentu upaya MDGs, Indonesia tertinggal dalam beberapa Masyarakat perdesaan juga jarang dilibatkan yang sama dapat diterapkan pada masyarakat hal lain. Saat ini Indonesia sudah hampir dalam pengambilan keputusan terkait di wilayah terpencil di provinsi-provinsi Studi dampak yang dilakukan tahun mencapai target MDG untuk pengurangan dengan pembentukan dan pengelolaan serta Wilayah Timur Indonesia atau di wilayah 2013 menunjukkan bahwa PAMSIMAS setengah proporsi rumah tangga tanpa akses pembiayaan pelayanan. Pendekatan top-down pegunungan di Sumatera. Dalam konteks ini, meningkatkan akses rumah tangga ke berkelanjutan ke sarana air minum yang aman dalam pelayanan air minum dan sanitasi ini Pemerintah Indonesia sepatutnya menghindari sarana air minum hingga 12.1 persen, dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Namun mengakibatkan adanya ketidaksesuaian antara penerapan suatu solusi yang bersifat umum jumlah lebih tinggi dari pada program di wilayah perdesaan, jumlah penduduk yang keinginan warga dan layanan yang mereka untuk seluruh wilayah atau “one size fits all”. sejenis lainnya yang hanya 7.2 persen. mempunyai akses terhadap pelayanan air terima. Perbedaan dan ketidakseimbangan Pada saat yang sama, tidak memungkinkan minum dan sanitasi masih jauh berada di tersebut kemudian berdampak pada kurangnya pula bagi Pemerintah Pusat untuk memikul bawah target MDGs. rasa memiliki di kalangan masyarakat dan tanggung jawab merancang solusi bagi setiap ketidakjelasan terkait tanggung jawab atas provinsi dan kota/kabupaten. Di wilayah perdesaan khususnya, masyarakat pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi kerap mengembangkan pelayanan air terbangun. Salah satu tantangan utama Pada tahun 2003, dalam upaya menerapkan minum sendiri dengan memanfaatkan yang dihadapi Pemerintah Indonesia dalam pendekatan yang lebih baik untuk mata air, air hujan dan air tanah. Lembaga upayanya meningkatkan penyediaan sarana mengatasi kondisi pelayanan air minum pemerintah pada berbagai tingkatan telah air minum dan sanitasi adalah keragaman dan sarana sanitasi yang buruk, Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat kondisi geografis serta konteks sosial dan Indonesia merumuskan Kebijakan Nasional untuk membangun sarana air minum dan ekonomi di wilayah nusantara. Meskipun Pembangunan Air Minum dan Penyehatan sanitasi. Namun, proyek-proyek tersebut terdapat banyak keterbatasan di Indonesia, Lingkungan Berbasis Masyarakat. Kebijakan ini kebanyakan tidak memberikan perhatian namun bentuk dan sifatnya beragam di berupaya memperbaiki pelayanan dan sarana yang memadai bagi pembangunan kapasitas masing-masing daerah. Jika suatu upaya air minum dan sanitasi dengan: PAMSIMAS mengukur keberhasilan dengan adanya akses yang berkelanjutan terhadap pelayanan 26 Menetapkan tujuan-tujuan kebijakan • pengelolaan proyek. Beberapa penelitian Kementerian Kesehatan, dan Kementerian dari jumlah sarana terbangun, melainkan dari hanya tentang jumlah sarana terbangun, 27 yang menitikberatkan keberlanjutan dan mengungkap bahwa lebih banyak jumlah Dalam Negeri, serta didukung oleh Badan tingkat keberlanjutan akses dan keefektifan tetapi juga apakah sarana tersebut terus penggunaan pelayanan air minum dan sarana yang terbangun menggunakan Perencanaan Pembangunan Nasional penggunaan pelayanan. Guna memastikan berfungsi dengan baik dan, yang lebih penting sanitasi secara efektif ketimbang sekedar pendekatan ini berfungsi sesuai rencana, (Bappenas), Kementerian Keuangan, dan keberlanjutan akses tersebut, sarana harus lagi, apakah sarana terus dimanfaatkan dan pembangunan sejumlah prasarana dan bahwa pendekatan ini memicu tingkat sejumlah lembaga Pemerintah Daerah tingkat terbangun dan terus berfungsi secara berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan Memampukan masyarakat untuk memilih, • kesertaan masyarakat yang lebih tinggi dalam provinsi dan kota/kabupaten. Program ini efektif. Agar sarana terus beroperasi, maka fisik serta kesejahteraan masyarakat. Dalam turut membiayai, membangun, mengelola, pembangunan prasarana tersebut, termasuk mendapatkan bantuan teknis dan keuangan perlu ada pemeliharaan yang tepat. Untuk hal ini, PAMSIMAS mengubah paradigma dan memiliki sistem air minum inisiatif masyarakat untuk menetapkan tarif dari Bank Dunia dan Department of Foreign mengukur sejauh mana PAMSIMAS telah Pemerintah dalam mengukur keberhasilan Menggunakan pendekatan-pendekatan yang • guna menutup biaya pemeliharaan. Aid and Trade (DFAT) Pemerintah Australia. berhasil memenuhi tujuannya, Pemerintah upayanya dalam mencapai tujuan yang telah peka terhadap gender and kemiskinan PAMSIMAS mengukur keberhasilan bukan harus memiliki pencatatan terperinci, tidak ditetapkan. Meningkatkan pemahaman para pemangku • Pemerintah berkomitmen untuk memastikan kepentingan mengenai keberlanjutan bahwa semakin banyak rumah tangga pelayanan yang mempunyai akses terus-menerus PAMSIMAS Mempunyai Lima Komponen Utama Mengukur keberhasilan berdasarkan • dan berkelanjutan ke sarana air minum keberlanjutan akses ke pelayanan serta keefektifan pemanfaatan pelayanan tersebut yang aman dan sanitasi dasar dengan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat. 1 Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal 2 Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 3 Prasarana Air Minum dan Sanitasi Umum 4 Hibah Insentif Kabupaten dan Desa 5 Dukungan Pelaksanaan dan Pengelolaan Proyek Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Meskipun pendekatan berbasis masyarakat Indonesia kemudian mencanangkan Memastikan agar lebih Mendorong masyarakat Mendorong masyarakat Mendorong pemerintah Mendorong Unit Penge- banyak jumlah rumah sasaran untuk sasaran untuk mengelola daerah untuk membiayai lola Program (UPP) di yang dijabarkan dalam kebijakan tersebut Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis tangga Indonesia yang menerapkan perilaku dan memelihara lebih banyak proyek air tingkat pusat dan daerah hanya dilaksanakan pada sejumlah kecil kota/ Masyarakat (PAMSIMAS) pada tahun menggunakan dan hidup bersih dan sehat pelayanan air minum minum yang menggunakan untuk berhasil mengelola kabupaten, terbukti pendekatan tersebut 2006. Program ini dilaksanakan bersama memanfaatkan pelayanan dan sanitasi layak pendekatan PAMSIMAS & mendukung program memiliki sejumlah kelebihan dibanding oleh tiga kementerian, yaitu Kementerian penyediaan air minum ini dan program lain dan sanitasi layak yang sejenis dengan pendekatan tradisional dalam Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 28 29 kiri Seorang perempuan mengambil air di sebuah danau di tengah hutan, yang merupakan satu- satunya sumber air bagi Desa Loeram, Kabupaten Timor Tengah Utara. Terlepas dari kualitas airnya yang meragukan, masyarakat sekitar menggunakan air danau untuk mandi, memasak, dan mencuci pakaian. (Provinsi Nusa Tenggara Timur, Desember 2013). Kanan Seorang ibu dan anaknya tengah mencuci baju di sebuah mata air. Buruknya kualitas air menyebabkan banyak anggota masyarakat pengguna air tersebut terjangkit sakit kulit dan penyakit menular lainnya, seperti diare. (Desa Krakal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah). 30 Kanan Bab-bab berikut dalam buku ini akan 31 Seorang ibu dan anak remajanya menggunakan memaparkan pendekatan-pendekatan yang air yang belum diolah diterapkan oleh PAMSIMAS, capaian, dan untuk mencuci sayuran tantangan yang dihadapi, serta ragam kisah dan memasak. Perilaku ini menempatkan keluarganya personal mengenai perubahan yang dialami, beresiko penyakit yang baik oleh para anggota masyarakat yang telah ditularkan melalui air. Hanya menikmati manfaat dari program ini, maupun dengan mengubah perilaku seperti ini maka kesehatan para pelaksana dan penentu kebijakan yang keluarga, dan masyarakat, terlibat dalam PAMSIMAS. dapat terjaga. 11 32 33 Kiri Ibu rumah tangga kerap mencuci bajunya di sungai yang sangat tercemar, walaupun kualitas airnya buruk dan lokasi sungainya sangat jauh dari rumah. Kanan Sebuah jamban umum di Desa Kali Besar, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Banjir seringkali terjadi di daerah ini, sehingga menimbulkan risiko kesehatan di kalangan masyarakat. 34 35 02 BAB DUA: MEMampukan masyarakat Bab Dua Memampukan Masyarakat untuk Memajukan Kesehatan Warganya 10 36 PAMSIMAS dirancang untuk memastikan BAB sembarangan (Stop BABS) dan Kiri 37 Hanya 56 persen penduduk agar semakin banyak rumah tangga di setidaknya 60 persen masyarakat melakukan di wilayah perdesaan Indonesia yang mendapatkan manfaat dengan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) secara Indonesia mempunyai adanya akses yang lebih baik ke pelayanan baik dan benar. PAMSIMAS menyasar desa- akses ke air minum dan sanitasi layak. Namun, air minum berkualitas dan sarana sanitasi desa dengan angka kemiskinan tinggi, akses dengan adanya prasarana layak. Secara spesifik, program ini bertujuan terbatas ke sarana air minum dan sanitasi seperti menara air yang didanai PAMSIMAS di Desa untuk menyediakan akses berkelanjutan layak, dan jumlah kasus diare yang tinggi. Manyampa, memberikan ke sarana air minum yang lebih layak bagi Walaupun pemerintah kota/kabupaten secercah harapan. sekitar 11.6 juta penduduk Indonesia yang melakukan pemilihan desa sesuai dengan (Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, belum bisa menikmati pelayanan air bersih, kriteria tersebut, pada akhirnya, keputusan Desember 2013). dan akses ke sarana sanitasi bagi 7.4 sampai untuk berpartisipasi dalam program ini harus sepuluh juta penduduk Indonesia yang belum ditetapkan oleh masyarakat sendiri. Karenanya, menggunakan sanitasi layak. proses sosialisasi secara intensif dilaksanakan di tingkat desa untuk menjelaskan tujuan Untuk dapat menikmati manfaat dari dan tata cara PAMSIMAS, menumbuhkan sarana layak, masyarakat seyogianya turut kesadaran masyarakat, serta memampukan bertanggung jawab atas penggunaan sarana masyarakat untuk membuat keputusan tersebut. Oleh karenanya, tujuan kedua berdasarkan informasi yang memadai. dari PAMSIMAS adalah mendorong warga masyarakat untuk berperilaku hidup bersih Selain itu, masyarakat desa terpilih harus dan sehat. PAMSIMAS akan memastikan turut mengalokasikan sumber dayanya bahwa setidaknya 50 persen masyarakat yang sendiri dan menanggung sedikitnya 20 terlibat dalam program ini tidak melakukan persen biaya terkait. Kesediaan masyarakat 38 39 Dari kiri ke kanan ini akan memastikan bahwa desa-desa masyarakat dengan menggunakan dua memastikan adanya perbaikan kesehatan Pelaksanaan PAMSIMAS di tingkat desa dimulai dengan sosialisasi yang berpartisipasi akan mempunyai rasa metodologi mendasar, yaitu Metode Kajian melalui perubahan perilaku. dan penyusunan peta sosial untuk kepemilikan yang kuat serta turut bertanggung Partisipatif (Methodology for Participatory mengidentifikasi masalah-masalah jawab atas peningkatan prasarana masyarakat Assessments, MPA) dan Perubahan Higiene Langkah awal dalam suatu pendekatan terkait air, kesehatan, dan sanitasi di desa. Selanjutnya, fasilitator melatih dan kesehatan warga secara keseluruhan. dan Sanitasi secara Partisipatif (Participatory berbasis masyarakat yang menyeluruh adalah dan membantu masyarakat desa untuk Hygiene and Sanitation Transformation, rembug desa, yang membahas kebutuhan menyusun rencana kerja masyarakat Dalam PAMSIMAS, sarana yang diperlukan PHAST). MPA memaparkan sebuah warga dan menentukan keperluan serta (RKM). Suatu RKM yang lengkap biasanya terdiri dari daftar kegiatan promosi akan dibangun untuk masyarakat dan oleh pendekatan untuk merumuskan rencana batasan yang dibutuhkan guna mengatasi kesehatan, rancangan teknis sarana masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan pada tingkat masyarakat, terutama dalam masalah air minum dan sanitasi bersama. air minum, serta rencana operasi dan bahwa tujuan program dapat tercapai jika mengidentifikasi kebutuhan masyarakat Dalam rembug desa, seluruh warga didorong pemeliharaan. Setelahnya, masyarakat akan melaksanakan proses pengadaan melibatkan secara aktif seluruh masyarakat terkait sarana dan prasarana air minum dan untuk menyampaikan usulan untuk kemudian untuk menjamin penggunaan sumber daya dalam pengambilan keputusan, termasuk sanitasi. Sementara, PHAST menggambarkan didiskusikan bersama. Selain itu, dalam secara efisien. Selanjutnya, masyarakat dapat memulai kegiatan konstruksi. perempuan dan kelompok terpinggirkan sebuah pendekatan untuk menyusun pertemuan-pertemuan ini, warga juga yang biasanya tidak dilibatkan. Khususnya, rencana peningkatan kesadaran masyarakat memilih perwakilannya untuk duduk dalam PAMSIMAS menerapkan pendekatan berbasis terkait penggunaan sarana tersebut, guna lembaga tingkat desa yang dibentuk khusus 40 guna menyusun perencanaan, melaksanakan dibutuhkan. Setelah melakukan perumusan Kiri 41 Sosialisasi pada tingkat pembangunan, dan memelihara sarana air rencana kerja yang layak dan pembentukan desa dimaksudkan untuk minum dan sanitasi yang diperlukan. lembaga pendukung pelaksanaan program, meningkatkan kesadaran masyarakat mengumpulkan dana, tenaga kerja, baik masyarakat maupun perangkat desa. Kegiatan Meskipun masyarakat adalah pihak yang dan bahan material lain, yang merupakan porsi tersebut melibatkan berbagai paling tepat untuk menentukan kebutuhannya masyarakat dalam pembiayaan program. Ketika unsur masyarakat, termasuk perempuan dan keluarga sendiri serta merancang pemecahan masalah dana telah terkumpul, Lembaga Keswadayaan miskin maupun warga sesuai dengan keperluan spesifik warganya, Masyarakat (LKM) membuka sebuah rekening terpinggirkan. Seringkali staff mereka mungkin kurang memiliki keterampilan bank, atas nama masyarakat, untuk keperluan pemerintah kota/kabupaten menghadiri sosialisasi maupun kapasitas teknis dan kelembagaan pengelolaan program. tingkat desa ini. yang dibutuhkan untuk melaksanakan solusi- solusi ini secara efektif. Karenanya, PAMSIMAS Setelah semua persyaratan terpenuhi, LKM menyediakan pelatihan bagi para fasilitator mempresentasikan rencana kerja masyarakat masyarakat (FM), guna membekali mereka (RKM) yang telah disusun kepada Panitia dengan keterampilan untuk mendampingi Kemitraan (PAKEM) di tingkat kota/kabupaten. penyusunan rencana serta pembentukan Pakem beranggotakan pemerintah dan lembaga terkait tingkat desa. Fasilitator ini masyarakat untuk dievaluasi. Jika PAKEM memainkan peran penting dalam menentukan menyetujui kelayakan RKM serta seluruh kelayakan teknis, sosial, dan keuangan dari persyaratan terpenuhi, maka Pengelola setiap usulan yang diajukan dan dipilih oleh Proyek Tingkat Kabupaten (District Project masyarakat, dan dalam merumuskan rencana Management Unit, DPMU) dan LKM kerja untuk konstruksi atau rehabilitasi, menandatangani perjanjian yang menyatakan operasional serta pemeliharaan prasarana yang masyarakat menerima bantuan PAMSIMAS. Masyarakat menjadi pelaku utama dalam PAMSIMAS 42 Sebelum konstruksi dimulai, masyarakat Sebagai contoh, perilaku sederhana mencuci masyarakat madani dan sektor swasta. Selain itu, perlu diingat bahwa pelaksanaan instansi pemerintah terlibat perlu membangun 43 diberikan pelatihan untuk memastikan bahwa tangan pakai sabun dan air bersih adalah salah Lembaga-lembaga ini memainkan peranan PAMSIMAS telah menciptakan peranan baru kapasitas dan metode yang baru. Guna mereka dapat membangun dan mengelola satu cara yang paling efektif untuk mencegah penting pada pemilihan awal desa peserta bagi Kementerian yang terlibat. Cukup mudah memastikan bahwa instansi tersebut mampu sarana dengan benar. Hal ini bukan saja akan penyebaran diare, penyakit kulit, dan penyakit PAMSIMAS, pelatihan warga dan fasilitator, untuk menghitung jumlah sarana terbangun memberikan dukungan yang diperlukan, memastikan bahwa sarana yang terbangun lain yang ditularkan melalui tinja seperti tifus. verifikasi usulan desa, tata pembukuan dana, pada jangka waktu tertentu, tetapi dibutuhkan PAMSIMAS berupaya membangun kapasitas melalui PAMSIMAS sudah sesuai dengan PAMSIMAS memampukan masyarakat untuk pengukuran pencapaian hasil-hasil program, upaya yang jauh lebih besar untuk menentukan melalui penyelenggaraan pelatihan, lokakarya, kebutuhan spesifik masyarakat, namun juga melaksanakan kegiatan guna mempromosikan serta pengembangan selanjutnya, replikasi apakah sarana-sarana terbangun masih tetap dan pembelajaran lapangan (hands-on untuk mengembangkan kapasitas warga dalam cuci tangan pakai sabun serta perilaku hidup dan perluasan program. Badan Perencanaan berfungsi beberapa tahun kemudian, dan learning). PAMSIMAS memberikan pelatihan melaksanakan kegiatan serupa pada masa bersih dan sehat lainnya melalui sekolah dan Pembangunan Nasional (Bappenas) berfungsi bahkan diperlukan upaya yang lebih besar lagi kepada para pejabat pemerintahan dan para yang akan datang. Perlu ditegaskan bahwa masyarakat luas. sebagai koordinator nasional program untuk memastikan bahwa sarana-sarana itu pelaku program di tingkat pusat, provinsi, dan tujuan utama PAMSIMAS bukan sekedar untuk secara keseluruhan, sedangkan Kementerian telah digunakan secara efektif. kota/kabupaten sebagai bagian dari upaya membangun dan memelihara prasarana. Walaupun masyarakat tetap merupakan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pengarusutamaan pendekatan program. Alih-alih, PAMSIMAS bertujuan memampukan pelaku utama dalam PAMSIMAS, namun bertindak sebagai penanggung jawab Jika pada saat konstruksi sarana, instansi masyarakat dalam meningkatkan kesehatan upaya peningkatan kesehatan masyarakat (executing agency). pemerintah yang terlibat hanya sedikit, maka Secara keseluruhan, PAMSIMAS telah dan kesejahteraan seluruh warganya. Prasarana melalui penyediaan prasarana dan perubahan untuk memastikan bahwa sarana terbangun memberikan pelatihan kepada lebih dari terbangun melalui program ini hanyalah perilaku memerlukan kerjasama lintas lembaga Sejumlah kementerian lainnya terlibat sebagai benar-benar terpelihara dan digunakan 450,000 orang, sebagai berikut: merupakan alat untuk mencapai tujuan besar dan organisasi yang terlibat dalam bidang unit pelaksana (implementing agencies), secara efektif untuk meningkatkan hasil- Warga masyarakat : 439,700 tersebut. Oleh karena itu, setelah sarana air kesehatan, pendidikan, prasarana, dan tata termasuk Kementerian Kesehatan dan hasil pembangunan bidang kesehatan akan Pengelola proyek dan satker : 5,800 minum dan sanitasi terbangun, PAMSIMAS kelola masyarakat. Dengan demikian, program Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah memerlukan keterlibatan sejumlah besar Fasilitator masyarakat : 6,000 bekerja sama dengan masyarakat untuk ini menerapkan pendekatan lintas sektor, Daerah (provinsi dan kota/kabupaten) instansi pemerintah pada beberapa sektor. LKM, BPSPAMS dan Asosiasi : 1,200 melaksanakan kegiatan yang mendorong dengan keterlibatan aktif sejumlah unsur, bertindak sebagai mitra utama dan memainkan Karena PAMSIMAS mengubah paradigma Staff pemerintah daerah : 2,900 penggunaan sarana sanitasi dan higiene termasuk beberapa lembaga pemerintah peranan penting dalam pelaksanaan program pengukuran tingkat upaya dan pencapaian Konsultan : 850 secara benar. pada semua tingkatan maupun organisasi di tingkat masyarakat. tujuan dari Pemerintah, maka instansi- Kiri Pemantauan PAMSIMAS merupakan proses multi dimensi yang melibatkan penggunaan sistem informasi manajemen yang mumpuni. Pelaku program serta pemangku kepentingan lainnya dapat memantau kinerja sistem air minum perdesaan dan perubahan perilaku masyarakat di bidang sanitasi melalui teknologi berbasiskan internet. 44 45 Penelitian pada tahun 2013 mengenai Dengan tingginya tingkat keberhasilan dampak program pada wilayah PAMSIMAS PAMSIMAS, pemerintah pusat, provinsi, menunjukkan bahwa program ini telah maupun kabupaten di berbagai daerah telah memberikan akses air minum dan sanitasi menunjukkan minat untuk memperluas dan yang lebih layak kepada sekitar lima juta mereplikasi keberhasilan program ini guna masyarakat Indonesia di lebih dari 7.000 memastikan lebih banyak lagi penduduk desa. Pada desa-desa PAMSIMAS, sekitar Indonesia yang bisa menikmati akses ke 45 persen telah mencapai bebas buang air sarana air minum dan sanitasi layak. Bab 5 besar secara terbuka, lebih dari 66 persen dalam buku ini akan menguraikan secara telah menerapkan cuci tangan pakai sabun. lebih terperinci mengenai bagaimana Pada 72 persen desa PAMSIMAS, sarana air instansi pemerintah di Indonesia dapat minum masih berfungsi baik, sedangkan mengembangkan program berdasarkan 22 persen desa memiliki sarana air minum keberhasilan PAMSIMAS. yang berfungsi sebagian. Sebagai dampak perbaikan ini, banyak warga perempuan yang dulunya bertugas mengambil air dari sumber yang seringkali jauh lokasinya, sekarang dapat mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan kegiatan produktif. 11 46 47 Dari Kiri ke kanan PAMSIMAS menyokong pewujudan transparansi dan tindakan yang bertanggung jawab oleh masyarakat dalam pengelolaan dana hibah serta kegiatannya. Informasi terkait mengenai program dipajang di tempat umum. Masyarakat didorong untuk melaporkan apabila menengarai adanya kegiatan yang mencurigakan dan menyampaikan keluhan melalui nomor telepon dan alamat email yang tertera pada materi informasi tersebut. 10 11 48 49 Kiri Seorang fasilitator PAMSIMAS melatih petugas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) mengenai pengelolaan keuangan dan pembukuan, sehingga LKM dapat mengelola dana hibah bagi masyarakat dengan baik. Seringkali, petugas LKM yang belajar mengenai pengelolaan keuangan, pembukuan, dan keterampilan lainnya dari PAMSIMAS, memanfaatkan kemampuannya dalam kehidupan pribadi dan karirnya. (Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Desember 2013). Kanan Seorang fasilitator menekankan kembali perlunya pemeliharaan sarana untuk memastikan bahwa manfaat program akan dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. 50 51 03 BAB TIGA: SanitaSI DAN HIgiene Bab Tiga Sanitasi dan Higiene: Solusi Berbasis Masyarakat yang Sederhana Menyelamatkan Kehidupan 10 52 UNICEF pada tahun 2012 melaporkan kesehatan—,namun, lebih dari 50.000 jiwa Kiri 53 Perilaku hidup bersih dan bahwa secara global, diare dan pneumonia penduduk di Indonesia, kebanyakan anak- sehat sangat penting untuk menyebabkan 29 persen kematian pada anak, mengalami kematian akibat penyakit melindungi anak-anak dan anak balita, dengan lebih dari dua juta yang sebenarnya dapat dicegah. Kotoran orang dewasa terhadap risiko penyakit. anak meninggal dunia setiap tahunnya. manusia penuh dengan bibit penyakit dan, bila Hampir semua kasus kematian terjadi pada tidak tertangani dan dibuang sebagaimana masyarakat termiskin dan tertinggal di negara- mestinya, dapat menimbulkan penyakit, polusi negara paling miskin di dunia. Hampir 90 air, dan polusi udara. Kisah CLTS di Indonesia persen kematian yang disebabkan oleh kedua dan Susenas 2004 melaporkan bahwa penyakit ini diakibatkan oleh penggunaan air tiga perempat rumah tangga di Indonesia minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak membuang limbah yang belum diolah ke memadai, dan higiene yang buruk. sawah, tambak, danau, sungai, atau laut, dan hanya seperempatnya saja yang menggunakan Indonesia tidak lagi bisa dikategorikan septik tank atau jamban sehat (improved pits). sebagai negara miskin. Bahkan, negara ini Apabila tidak dibuang sebagaimana mestinya, merupakan salah satu perekonomian dengan maka kotoran manusia itu akan dihanyutkan pertumbuhan terpesat di dunia. Namun, oleh hujan ke saluran air yang juga berfungsi walaupun berhasil mencatat kemajuan dalam sebagai sumber utama air minum bagi berbagai bidang—angka pertumbuhan manusia maupun ternak. Selain diare, kondisi ekonomi yang tinggi, pengurangan angka sanitasi yang buruk seperti ini berpotensi kemiskinan, penyelenggaraan pendidikan mengakibatkan wabah kolera, tifus, hepatitis, untuk hampir semua anak untuk sekolah dasar dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya. dan menengah pertama, penyediaan layanan 54 55 Dari Kiri ke kanan Untuk mengurangi dan menghilangkan sarana sanitasi lainnya saja, tidak lantas tangan yang benar. Menurut UNICEF, mencuci Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat potensi penyakit yang disebabkan oleh air menjamin penggunaan sarana tersebut tangan dengan air dan sabun pada saat-saat mengedepankan upaya minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak secara benar, ataupun bahwa hal ini akan penting adalah upaya intervensi kesehatan mandiri masyarakat untuk memadai, dan higiene yang buruk, sangat menghasilkan sanitasi dan higiene yang yang paling hemat biaya untuk mengurangi memahami faktor-faktor yang menjurus kepada buang air penting bagi semua penduduk Indonesia lebih baik. Untuk meningkatkan kondisi kasus pneumonia dan diare pada anak besar sembarangan (BABS) untuk memiliki akses kepada prasarana yang sanitasi, seluruh masyarakat perlu mengubah balita. Khususnya, sangat penting bagi warga dan perilaku tidak bersih berkualitas, seperti sumur atau sumber air perilakunya secara bersama-sama. Secara masyarakat untuk mencuci tangan secara dan tidak sehat sebagai alat untuk mendorong lainnya yang tidak tercemar dan berfungsi spesifik, masyarakat perlu bekerja sama benar sebelum makan, sebelum menyiapkan perubahan perilaku. dengan baik, sarana cuci tangan dan mandi, dalam menghilangkan kebiasaan yang sangat makanan dan memberikan makan anak-anak, serta sarana sanitasi layak, yang secara berbahaya, yaitu BAB di ruang terbuka, di atas dan setelah menggunakan jamban. Data dari higienis memisahkan tinja dari kontak tanah, dan di dekat sumber-sumber air yang UNICEF menunjukkan bahwa penerapan dengan manusia. digunakan oleh masyarakat sekitar. perilaku hidup bersih dan sehat yang sederhana ini dapat menekan angka kematian Namun, hanya memastikan bahwa Selain itu, sangat penting bagi semua warga anak akibat diare hingga separuhnya dan akibat masyarakat dapat mengakses jamban dan masyarakat untuk menerapkan praktik cuci pneumonia hingga seperempatnya. Berfokus kepada perubahan perilaku di tingkat masyarakat 56 Kanan Sebelum pelaksanaan PAMSIMAS, banyak banyak rumah tangga penerima bantuan tidak 57 Ibu rumah tangga setempat menikmati manfaat program Pemerintah yang bertujuan untuk menuntaskan pembangunan sarana ini, dan sambungan rumah yang meningkatkan kualitas sanitasi gagal mencapai bahkan menggunakan bantuan semen dan disediakan oleh PAMSIMAS. tujuannya hanya karena pelaksananya pipa untuk tujuan lain, serta menempatkan Dengan sarana ini, mereka dapat memasak, mencuci mengabaikan kompleksitas perilaku manusia. kloset di lantai tanpa dinding penutup ataupun pakaian, dan mandi Program-program tersebut berfokus tanpa memastikan bahwa sarana dibangun dengan nyaman tanpa hanya kepada penyediaan prasarana tanpa sesuai tujuan semula. Tidak heran apabila membahayakan kesehatan mereka maupun penciptaan kebutuhan dengan memperhatikan dampak yang berusaha ditunjukkan oleh anak-anaknya. faktor sosial ekonomi dan budaya yang rumit program-program ini menjadi sangat terbatas. yang mendasari kebiasaan buang air besar Masyarakat yang lebih luas gagal memahami secara terbuka dan perilaku buruk dalam perlunya membelanjakan uang, waktu, dan mencuci tangan. tenaga untuk membangun sarana yang dianggap bukan kebutuhan mendesak. Seringkali, hal ini mengakibatkan penerapan perilaku yang tidak merata, adanya masalah Pendekatan yang diterapkan oleh PAMSIMAS pada keberlanjutan, dan penggunaan sarana merupakan suatu perubahan drastis dari secara tidak optimal oleh masyarakat. Program pendekatan program-program sebelumnya. seperti ini kerap mencakup penyediaan PAMSIMAS berfokus pada perubahan bantuan paket standar untuk konstruksi perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan jamban bagi sejumlah kecil rumah tangga, sehat. Pendekatan ini mempertimbangkan yang diharapkan dapat mendorong rumah pentingnya perubahan perilaku pada tingkat tangga lainnya untuk membangun sendiri masyarakat, dan memahami bahwa kegagalan jambannya dengan biaya sendiri. Sayangnya, segelintir warga untuk berkomitmen dalam 58 59 Dari Kiri ke kanan Sanitasi layak membutuhkan keterlibatan seluruh warga Sangatlah penting bahwa seluruh perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat menyebabkan penyebaran • Menghilangkan perilaku BAB sembarangan (BABS) melalui tindakan pencegahan yang penyakit yang mempengaruhi seluruh ditujukan untuk menciptakan stigma atau penduduk Indonesia memiliki akses ke masyarakat. Gambar diatas menunjukkan bagaimana masyarakat. celaan terhadap perilaku higienis yang buruk, perubahan perilaku dapat membangkitkan rasa bangga terhadap sarana sanitasi layak dan menerapkan dilakukan secara bertahap menurut “tangga sanitasi”: PAMSIMAS bertujuan untuk menghilangkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama mulai dari jamban sederhana perilaku buruk dalam sanitasi dan menerapkan melalui upaya meningkatkan kesadaran sampai menjadi permanen. perilaku hidup bersih dan sehat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan melibatkan masyarakat dan lembaga- tentang dampak negatif dari perilaku buruk dalam sanitasi, serta manfaat dari perilaku lembaga lokal, tempat ibadah dan pertemuan hidup bersih dan sehat. warga serta media lokal. Berfokus pada perubahan perilaku pada • Metodologi kunci yang diterapkan untuk tingkat masyarakat, bukan pada tingkat mencapai tujuan tersebut disebut sanitasi rumah tangga total berbasis masyarakat (Community-led Total Sanitation, CLTS). Ciri-ciri khas CLTS mencakup hal berikut: 10 60 Mendorong munculnya inovasi dan inisiatif • Indonesia, pendekatan ini terbukti sangat Kiri 61 Seorang sanitarian tengah upaya pencegahan di kalangan masyarakat efektif. Cara masyarakat mengembangkan memaparkan berbagai setempat sebagai alat untuk meningkatkan upaya penanggulangan sangat beragam di perilaku hidup bersih dan akses masyarakat ke sarana sanitasi yang setiap daerah, tergantung pada kondisinya sehat serta menegaskan pentingnya teknik mencuci berkualitas baik, ketimbang memandatkan masing-masing. tangan yang baik sebagai penerapan program standar alat pencegah penyebaran penyakit menular. Dengan demikian, sangat sulit untuk Memanfaatkan lembaga budaya masyarakat • memberikan suatu gambaran umum tentang setempat dan sistem gotong royong, program ini hanya berdasarkan pada satu studi pengambilan keputusan dan penegakan kasus tertentu. Namun, untuk memperlihatkan hukum untuk mempromosikan penerapan bagaimana metode ini dilaksanakan pada tingkat perilaku hidup bersih secara bersama. desa, bab selanjutnya akan memaparkan kisah sejumlah pelaku program di Kedungori, Bukan tujuan PAMSIMAS untuk menerapkan sebuah desa kecil di Jawa Tengah, yang mana pemecahan masalah yang standar, berlaku hampir seluruh warganya adalah petani sawah. umum atau “one-size-fits-all” untuk memperbaiki perilaku higienis pada masyarakat luas yang beragam di Indonesia. Alih-allih, tujuan PAMSIMAS lebih kepada memampukan masyarakat untuk mengembangkan upaya penanggulangan yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan khususnya sendiri. Di banyak wilayah di 11 16 62 63 Dari Kiri ke Kanan Promosi perilaku hidup bersih dan sehat serta sanitasi dalam PAMSIMAS memerlukan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan, seperti guru sekolah, yang mengajarkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak sedini mungkin; pengusaha skala kecil memainkan peran penting untuk memastikan agar masyarakat dapat memetik hasil optimal dari perbaikan sarana sanitasi yang ada; dan akhirnya, masyarakat kemudian secara bersama berupaya mengubah perilaku dan menghasilkan status bebas praktik buang air besar sembarangan (Stop BABS) dengan bangga. Deklarasi Stop BABS suatu desa disaksikan oleh pemerintah kabupaten dan kecamatan. 64 65 Kiri Kegiatan promosi perilaku hidup bersih dan sehat membantu anak usia 10 tahun seperti Eki Dwi Suryani untuk belajar cara mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. (Kelurahan Sudiang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Desember 2015). Kanan Anak-anak belajar cara mencuci tangan dengan benar. Diharapkan perilaku seperti ini akan dapat diterapkan pula oleh anggota keluarga lain di rumah mereka. 66 67 04 BAB EMPAT: CERITA MASYARAKAT YANG MENDAPATKAN MANFAAT DARI PAMSIMAS Bab Empat Desa Kedungori: Pelaksanaan PAMSIMAS di Sebuah Desa Sederhana di Jawa Tengah PERENCANAAN OLEH MASYARAKAT 68 Desa Kedungori terletak di kecamatan dalam pembangunan sistem pengelolaan air Kiri 69 Anak-anak seringkali Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. minum, dan membiayai sendiri pembangunan menggunakan keran umum Di desa sederhana ini sebagian besar jamban di rumahnya masing-masing. Setelah untuk mencuci tangannya warganya bekerja sebagai petani dan buruh dilakukan proses sosialisasi yang cukup sepulang dari sekolah, sebelum shalat jumat atau tani. Sebelum PAMSIMAS, kurang dari 40 intensif, dengan dukungan kepala desa, bidan bermain. Adanya sarana persen rumah tangga di desa ini mempunyai desa, dan tokoh masyarakat lainnya, warga seperti ini membantu perubahan perilaku anak- jamban atau sambungan air minum. Untuk desa akhirnya sepakat untuk berpartisipasi. anak dan orang dewasa. keperluan minum, memasak dan mencuci, Melalui serangkaian rembug desa, warga sebagian besar penduduk mengandalkan memilih sekelompok relawan sebagai anggota air sungai yang menjadi sangat kotor pada Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) musim hujan. Sungai juga berfungsi sebagai dan Badan Pengelola Sarana Air Minum dan WC umum, dimana penduduk desa buang air Sanitasi (BPSPAMS). besar (BAB) langsung ke sungai. Para relawan tersebut bekerja keras untuk PAMSIMAS pertama kali diperkenalkan di meyakinkan masyarakat akan pentingnya Desa Kedungori pada tahun 2010, ketika program ini dan mengawasi pembangunan fasilitator mengunjungi desa tersebut untuk Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) menjelaskan tujuan program kepada warga dengan kapasitas produksi dua liter per detik desa. Pada awalnya, banyak warga desa serta pemasangan lebih dari 3.500 meter yang menolak program ini karena kaget dan jalur pipa, dua jamban, dan empat sarana terkejut bahwa sebuah program bantuan cuci tangan di sekolah dasar setempat. Pada pemerintah mengharuskan warga desa tahun 2011, lebih dari 120 rumah tangga telah untuk menyumbangkan uang dan tenaga memasang sambungan air minum beserta 70 Kanan jamban sederhana yang berfungsi dengan 71 Di Desa Tallo, PAMSIMAS demikian berhasil sehingga baik. Pada tahun 2012, jumlah sambungan mendapatkan penghargaan rumah meningkat menjadi 350 rumah tangga, berupa hibah insentif desa dan pada tahun 2013, seluruh 490 rumah (HID) atas pencapaiannya dalam bidang air minum tangga di desa itu telah tersambung dengan dan sanitasi. Dengan dana sarana air minum dan mempunyai jamban di HID, pelayanan sistem air rumahnya masing-masing. minum dikembangkan untuk dapat mencapai lebih banyak penerima manfaat. Dengan Bab ini menuturkan kisah para anggota demikian, semakin banyak BPSPAMS, seorang guru sekolah, seorang keluarga yang dapat menikmati manfaat pengembangan sistem sanitarian, dan seorang warga yang awalnya air minum tersebut. (Kota enggan berpartisipasi dalam PAMSIMAS. Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Desember 2013) NGATMIN, KeTUA BPSPAMS Desa Kedungori Ini merupakan kebanggaan bagi desa bahwa kami telah membangun sarana ini 72 Kanan “Demak itu iklimnya gersang, tetapi Desa dalam masakan, karena air sungai menjadikan menginginkan pembangunan jamban, tetapi yang tinggalnya jauh dari sungai tidak yakin bahwa 73 Bapak Ngatmin adalah ketua BPSPAMS Desa Kedungori, Kedungori terletak persis di sebelah sungai semua masakan menjadi sangat bercita rasa. tidak dapat membangunnya sendiri kecuali air dapat dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah Kabupaten Demak. Dipilih yang tidak pernah kering. Sebelum PAMSIMAS, Pada beberapa kali rembug desa tahun 2010 bekerja sama dengan warga lainnya, sehingga mereka. Mereka khawatir harus menyumbangkan melalui pemungutan suara hampir semua warga desa menggunakan sungai tentang sosialisasi PAMSIMAS, kepala desa, mereka lebih bersemangat. Dengan desakan dana dan tenaga tetapi tidak ada manfaat jangka di kalangan masyarakat desa, BPSPAMS menyediakan sebagai WC umum, tempat mandi bersama, dan bidan desa dan perangkat desa lainnya tekun dari kepala desa dan sanitarian, seluruh warga panjang bagi mereka. Tahun pertama adalah yang pelayanan air minum sumber air pokok untuk memasak dan mencuci menghadiri pertemuan dan mendapat penjelasan desa setuju untuk berpartisipasi, walaupun tersulit. Ketika pipa-pipa terpasang dan airnya berkelanjutan bagi seluruh anggota masyarakat. Hampir pakaian. Pada waktu itu, kurang dari setengah tentang manfaat dari jamban sehat dan sarana masih ada sedikit penolakan. Warga kemudian mulai mengalir, masyarakat akhirnya baru percaya. semua anggota BPSPAMS, jumlah rumah di desa ini mempunyai jamban, dan air minum. Kami memasang beberapa spanduk membentuk dan memilih anggota BPSPAMS dalam seperti juga Bapak Ngatmin, adalah buruh tani yang jamban yang digunakan pun WC cemplung dengan untuk mensosialisasikan pentingnya sanitasi yang rembug desa. Meskipun saya tidak mempunyai Pada tahun 2011, semakin banyak warga yang menyumbangkan waktu kondisi kurang baik. Beberapa warga yang tinggal baik. Guru-guru sekolah juga menyampaikan hal pengetahuan teknis tentang sistem air bersih, mendapatkan sambungan air. Mempunyai jamban dan keterampilannya secara sukarela dengan rasa bangga. jauh dari sungai, memanfaatkan air sumur tetapi yang sama kepada anak-anak. Namun, warga desa saya senang dapat melayani masyarakat sebagai di rumah menjadi suatu simbol status. Orang Jawa airnya payau, tidak seperti air tawar dari sungai. tetap saja tidak memahami kenapa mereka harus pengurus BPSPAMS. Para fasilitator PAMSIMAS memang seperti itu: jika tetangga mempunyai Kualitas air sungai tetap bagus walaupun musim membelanjakan uangnya untuk pembangunan membantu saya memahami masalah teknis air sesuatu maka mereka harus memilikinya juga. kemarau. Hanya saja airnya menjadi kotor saat jamban, padahal mereka bisa saja menggunakan bersih. Mereka menjelaskan bahwa ada sejumlah Kami tak pernah memaksa atau menyuruh warga musim hujan ketika tanah dan lumpur dari sawah sungai untuk BAB. pilihan teknis sistem penyediaan air minum untuk menyambung air di rumahnya, kami hanya terbawa ke sungai. Selama musim hujan, warga (SPAM). Kita dapat membangun SPAM untuk membuat warga merasa agak malu jika belum desa tidak dapat mencuci baju dengan bersih, dan Pelan-pelan, beberapa warga mulai menerima memurnikan dan menyaring air sungai atau kita mempunyai sambungan. Kami menggunakan air sungai menjadi berbau menyengat dan rasanya gagasan itu. Sebagian warga yang kurang mampu dapat membuat sumur gali. Tidak ada warga yang desakan sosial. Bahkan saat itu masih banyak aneh. Namun, tetap saja kami menggunakan air masih tetap berpikiran bahwa Pemerintah pasti mau menggunakan sumur karena airnya payau, orang yang BAB di sungai. Waktu itu banyak pohon itu. Warga desa dulu berseloroh bahwa kita tidak akan memberikan seluruh bantuan secara cuma- sehingga kami sepakat untuk menggunakan sistem bambu yang tumbuh di sepanjang pinggiran usah menambahkan bumbu atau penyedap ke cuma. Beberapa warga desa yang lebih mampu penyaringan air. Masalah kuncinya adalah warga sungai, jadi orang-orang dapat BAB tanpa terlihat. 74 Kanan Maka pada tahun 2012, dalam sebuah rembug walaupun tengah malam. Sebagian besar pengurus 75 PAMSIMAS menyediakan sarana air minum sesuai desa, diputuskan untuk menebang pohon-pohon BPSPAMS adalah buruh tani yang tinggalnya dengan kebutuhan dan bambu itu. Dengan penebangan pohon bambu, berdekatan. Mereka tidak dibayar atas hasil kerja kapasitas masyarakat desa jika ada warga yang BAB di sungai, semua mereka, secara sukarela menyumbangkan waktu untuk mengoperasionalkan dan memeliharanya. Program ini orang dapat melihatnya. Hal ini benar-benar dan keahliannya demi sesama warga. Mereka melatih BPSPAMS untuk dapat menimbulkan tambahan desakan kepada warga merasa bangga bila dapat mencegah gangguan mengelola sarana dengan baik. desa. Banyak warga yang membangun jamban terhadap SPAM. Dana untuk pemeliharaan rutin di rumahnya setelah penebangan pohon bambu SPAM berasal dari iuran bulanan yang dibayar itu. Setelah kami menebang pohon bambu, BAB oleh masyarakat. Warga sekarang tidak keberatan di sungai menjadi sepi. Orang bilang, dulu BAB membayar iuran karena mulai menghargai di sungai biasanya menjadi kesempatan untuk pelayanan yang diterimanya. Kami merasa bangga bergaul: kami pergi ke sungai bersama-sama, karena desa kami mampu membangun SPAM. menyelesaikan urusan masing-masing dengan Beberapa bulan lalu, pemerintah kabupaten tenang, dan setelahnya kumpul-kumpul sebentar. mencoba untuk mendorong desa-desa tetangga Pada tahun 2013, kita pergi ke sungai, sudah tidak untuk membangun SPAM seperti PAMSIMAS ada temannya lagi. Kalau kita tidak punya jamban di desanya masing-masing. Pemerintah di rumah, maka kita akan dianggap aneh. Sekarang mendatangkan warga desa-desa itu ke Desa masyarakat sudah bisa menerima bahwa setiap Kedungori untuk belajar dan diskusi dengan kami rumah rumah harus mempunyai sambungan air mengenai SPAM. Kami bangga karena sekarang dan jamban. Bila terjadi masalah dengan SPAM, sudah dijadikan panutan untuk desa-desa lain. maka BPSPAMS segera mengatasinya, bahkan Kami merasa hebat.” Kiri BPSPAMS Desa Kedungori menerapkan iuran bulanan untuk penggunaan air sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat. Sebagai pengelola keuangan BPSPAMS, Bapak Kusnanto bertanggungjawab untuk mengumpulkan sumbangan masyarakat maupun iuran dari pelanggan, dan KUSNANTO, Petugas pengelolaan Keuangan, BPSPAMS DESA KEDUNGORI melaporkan penggunaannya kepada seluruh warga. Pada Sangat sulit pada awalnya awalnya, sulit baginya untuk meyakinkan masyarakat untuk menyumbang, tetapi setelah sarana air minum berfungsi, masyarakat berkomitmen untuk selalu membayar iuran bulanan guna memastikan sarana tetap berfungsi. 76 “Pertama kali kami mendengar tentang PAMSIMAS baik mereka tetap menggunakan sungai seperti dapat digunakan untuk membiayai pembangunan jika seseorang merasa pembebanan iurannya bersemangat. Memang lucu, pada awalnya, warga 77 adalah pada tahun 2010. Pelaku PAMSIMAS datang biasanya. Sangat sulit untuk meyakinkan warga. jamban bagi rumah tangga termiskin. Tetapi, kurang adil. Warga harus membayar iuran bulanan, ingin Pemerintah yang membiayai semuanya. untuk menjelaskan prosedur program dalam kenyataannya, kasus seperti ini tidak banyak terjadi. sebelum tanggal sepuluh setiap bulannya. Mereka Tetapi fasilitator PAMSIMAS mengatakan bahwa beberapa pertemuan rukun warga (RW). Awalnya, Sulitnya adalah pada saat awal, ketika warga harus Warga merasa malu jika disebut sangat miskin diminta untuk melakukan pembayaran di rumah jika Pemerintah saja yang membiayainya, maka semua orang sangat bersemangat. Hampir setiap menyumbang uang tunai dan tenaga kerja tanpa sehingga harus disumbang oleh warga lainnya. saya. Pada praktiknya, beberapa orang sering masyarakat seringkali tidak peduli untuk menjaga warga datang ke pertemuan masing-masing melihat jelas manfaatnya. Setelah pipa terpasang, Mereka tidak malu untuk mendapatkan bantuan terlambat membayar meskipun biasanya tagihan SPAM tetap berfungsi. Dengan cara PAMSIMAS RW, khususnya warga kurang mampu yang tidak warga mulai percaya bahwa SPAM ini mungkin bisa dari pemerintah secara cuma-cuma, tetapi sangat dilunasi ketika musim panen tiba. Kadang-kadang, ini, memang sulit pada awalnya, tapi sekarang mempunyai jamban di rumahnya, dan warga berjalan. Sejujurnya, warga tidak merasa khawatir berbeda kalau harus menerima sumbangan kami harus mengunjungi warga di rumahnya dan masyarakat lebih bertanggung jawab. Warga yang tinggalnya jauh dari sungai. Mereka mengira apabila tidak mempunyai jamban tetapi sangat dari tetangganya. mengingatkannya untuk membayar. Secara teori, merasa telah bekerja keras untuk membangun dan bahwa Pemerintah akan memberi jamban secara bersemangat untuk mempunyai sambungan air apabila tidak membayar selama tiga bulan berturut- membiayai SPAM tersebut, jadi mereka berharap cuma-cuma, jadi ingin menjadi salah satu keluarga bersih di rumah untuk memasak dan mencuci. Untuk menutupi biaya operasional dan turut maka kami dapat memutus sambungan sistem itu akan selalu berfungsi dan merasa penerima bantuan. Tapi kami menerapkan aturan bahwa warga dapat pemeliharaan, setiap rumah tangga membayar airnya, tetapi dalam praktiknya, kami belum pernah memiliki hak untuk menuntut demikian.” memperoleh sambungan rumah jika setuju untuk iuran bulanan. Diperlukan waktu yang cukup lama melakukannya. Itu seperti bom nuklir, kami hanya Pada saat diberitahu bahwa PAMSIMAS tidak membangun jamban. Untuk membangun jamban untuk memutuskan mekanisme iurannya. Kami menggunakannya sebagai gertakan, tetapi tidak begitu cara kerjanya dan bahwa warga harus atau kamar mandi sederhana, setiap keluarga mengadakan pertemuan yang berlangsung hingga pernah benar-benar ingin melakukannya. Kami menyumbangkan uangnya, maka warga menjadi harus membayar antara lima ratus ribu sampai tengah malam. Cukup meletihkan, tetapi pada mengerti bahwa beberapa warga harus menunggu sangat tidak puas. Semuanya mengeluh bahwa satu juta rupiah. akhirnya kami setuju untuk membagi rumah tangga sampai waktu panen untuk mempunyai uang dan jika PAMSIMAS adalah program bantuan ke dalam tiga kelompok: miskin, menengah dan hampir semua warga akan membayar jika mampu. pemerintah, mengapa warga harus membiayai Beberapa orang mengatakan tidak mampu mampu. Rumah tangga dikelompokkan menurut pembuatan jambannya sendiri? Hampir semua menjangkau biaya tersebut, sehingga kami setuju ukuran rumah dan luas lahan serta jumlah air Kadang-kadang, orang-orang yang pada awalnya orang mengatakan jika harus membayar, lebih agar uang yang terkumpul dari sumbangan warga yang digunakannya, tetapi kami dapat berunding menolak adalah yang sekarang justru paling SUYATNO, SANITARIAN, PUSKESMAS DEMPET PAMSIMAS membantu kami mencapai target sanitasi 78 “Nama saya Suyatno, saya bekerja sebagai wilayah lainnya tidak terlalu memperhatikan 79 Sanitarian di Puskesmas Dempet, yang melayani pesan-pesan kami. Mungkin hal itu disebabkan penduduk Kedungori, selain banyak desa lainnya. karena mereka mempunyai banyak masalah Saya khususnya bertanggung jawab di kesehatan lainnya yang harus diselesaikan, bidang sanitasi. Saya ingin berterima kasih kepada sehingga tidak menempatkan sanitasi sebagai Pemerintah karena mengenalkan PAMSIMAS prioritas utama. Sanitasi hanyalah salah satu dari di kabupaten ini. Program ini membantu kami sekian banyak tugas yang harus mereka lakukan. untuk mencapai sasaran sanitasi. Salah satu Saya memperhatikan bahwa petugas-petugas tugas saya adalah mengumpulkan data terkait kesehatan di desa-desa PAMSIMAS lebih tertarik dengan jumlah angka penyakit menular di setiap kepada masalah sanitasi dan meminta dukungan desa pada kabupaten ini, termasuk cacingan, kami. Bukannya kami yang menawarkan pamflet diare dan tifus. Sebelum PAMSIMAS, angka dan materi informasi kepada mereka, mereka yang penyakit menular Desa Kedungori lebih buruk lebih banyak meminta kami untuk menyediakan daripada desa-desa lainnya. Setelah PAMSIMAS, bahan informasi ini. Mungkin karena warga desa terjadi perubahan besar. Sekarang desa ini sudah sekarang sudah mempunyai sarana air minum dan lebih baik daripada rata-rata desa lainnya. Tugas sanitasi, maka kondisi itu memungkinkan para utama kami adalah menyediakan informasi dan petugas kesehatan untuk melaksanakan saran dukungan kepada petugas kesehatan, sehingga kami terkait perilaku sanitasi yang baik. Jika warga mereka dapat mensosialisasikan perilaku sanitasi mempunyai akses ke air bersih, maka kita dapat sehat. Kami melakukan sosialisasi tersebut untuk mulai membimbing mereka bagaimana mencuci seluruh desa, bukan hanya desa PAMSIMAS. tangan secara baik dan benar.” Tetapi kadang-kadang, petugas kesehatan di 11 80 81 Dari kiri ke Kanan Petugas teknis BPSPAMS memeriksa meter air dan mencatat penggunaan bulanan pelanggannya. Guna terus meningkatkan pelayanannya, BPSPAMS kerap bertukar pikiran dengan masyarakat terkait pengembangan dan peningkatan pelayanan dari sarana umum ke sambungan rumah. Biasanya, masyarakat akan mengubah layanan ke sambungan rumah dengan membayar sedikit biaya tambahan. SRI KASIHATI, PETUGAS PERUBAHAN PERILAKU, BPSPAMS DESA KEDUNGORI Kiri Saya perlu mengetahui siapa orang Ibu Sri Kasihati, seorang relawan kunci di desanya, secara aktif mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku kesehatan dan sanitasi yang baik. Ibu ini sangat rajin memberikan yang paling berpengaruh di desa contoh-contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan kelompok perempuan desa. 82 “Saya bukanlah orang hebat, hanya ibu rumah Selain Pak Ngatmin, yang merupakan ketua mengatakan bahwa kesehatan anak-anak menjadi sehingga tidak semua orang mau mendengarkan negeri, oleh kelompok lingkungan tempat tinggal 83 tangga biasa, dan suami saya juga hanya seorang BSPAMS, kami harus menunjuk seseorang yang taruhannya. Ibu-ibu lebih peduli kesehatan anak- saya. Jadi saya perlu mengetahui siapa orang di tertentu. Kelompok arisan sangat karib, dengan buruh tani. Tetapi lima tahun yang lalu, saudara akan bertanggung jawab pada bidang teknis, anak daripada dirinya sendiri, itulah caranya untuk desa yang disegani warga. Kemudian saya harus ikatan sosial yang erat di antara anggotanya. ipar saya mengalami kesulitan dalam kehamilannya satu orang mengurus sumbangan warga, dan merangkul mereka. menemui dan menyakinkannya, sehingga mereka Ibu-ibu mempercayakan uangnya kepada ketua sehingga saya biasa membawanya ke puskemas satu orang lainnya untuk membantu perubahan dapat menyakinkan warga lainnya. Sejak awal, kelompok, sehingga ketua kelompok ini haruslah untuk meminta bantuan dan saran dari bidan. perilaku. Warga desa memutuskan bahwa karena Bicara saja tidak cukup, orang-orang tidak akan kepala desa mendukung program ini. Setiap ada orang yang disegani dan dipercaya oleh anggota Sejak itu, saya terlibat sebagai kader, memberikan saya begitu aktif di posyandu, maka menjadi orang memahami maksudnya. Saya menggunakan acara di desa, beliau selalu mempromosikan kelompoknya. Jadi jika saya meyakinkan ketuanya saran kepada ibu hamil, membantu menimbang yang cocok untuk bertanggung jawab di bidang beberapa trik untuk membuat mereka mengerti PAMSIMAS dan mendorong warganya untuk untuk mempromosikan PAMSIMAS, maka ibu-ibu berat badan bayinya supaya sehat, dan sebagainya. perubahan perilaku. Tidak mudah untuk mengubah maksud saya. Kadang-kadang, di depan mempunyai jamban. Tetapi ada orang lainnya yang anggotanya akan mengikutinya. Dan semua ibu-ibu Hal itu terus berlanjut, dan saya akhirnya selalu cara pandang seseorang. Kita tidak bisa hanya banyak orang, saya mengambil segelas air dan berpengaruh juga. Contohnya, saya menemui saling bersaing. Mereka peduli tentang pendapat menjadi relawan untuk semakin banyak kegiatan menyuruhnya dan berharap mereka akan berubah. memasukkan kotoran hewan ke dalamnya. seluruh ketua RT, sebab bahkan jika warga tidak teman-temannya terhadap mereka. Setelah di tingkat desa. Saya tidak pernah dibayar! Orang mendengarkan apa yang kita katakan Kemudian saya meminta siapa di antara hadirin hadir dalam rembug desa, mereka pasti akan beberapa ibu terlibat, yang lainnya akan menyusul. Saya melakukannya karena saya senang keluar dan menyetujuinya, tetapi mereka tetap saja yang bersedia meminumnya. Kemudian saya tetap menemui ketua RT-nya. Jika para ketua rumah, bertemu banyak orang, dan melakukan berperilaku sama seperti sebelumnya. Sehingga jelaskan bahwa hal ini seperti buang air besar RT mempercayai program ini, mereka dapat Saya dengar di kabupaten lain, diperlukan sesuatu yang bermanfaat. Walaupun saya tidak kita harus selalu mendesaknya. Namun ada banyak di sungai, lalu menggunakan air sungai untuk mendesak warga di lingkungannya untuk terlibat. paksaan untuk membuat masyarakat mengubah mempunyai keterampilan atau keahlian khusus, kegiatan saya yang tumpang tindih. Karena saya memasak. Semuanya tertawa dan menjauhi Guru sekolah dan bidan juga berpengaruh besar, perilakunya. Perlu ada pemeriksaan untuk saya menjadi cukup dikenal di desa sebagai sudah berkegiatan dalam kelompok perempuan gelasnya, tetapi mereka memahami maksudnya. sehingga saya sering menemui mereka pula. Taktik menghentikan warga buang air besar di sungai seseorang yang selalu terlibat dalam berbagai untuk bertukar pikiran mengenai kehamilan, maka Salah satu fasilitator PAMSIMAS yang mengajari lain yang saya gunakan adalah menghubungi atau dikenakan denda. Hal itu tidak berlaku di kegiatan masyarakat. Sewaktu pertama kali kami itu bisa menjadi kesempatan yang baik pula untuk saya melakukan hal itu, dengan beberapa trik ketua arisan ibu-ibu, dimana mereka berkelompok sini. Jika kita memaksa orang, maka mereka akan mengadakan rembug desa mengenai PAMSIMAS, menjelaskan tentang PAMSIMAS kepada mereka, lainnya. Tetapi kita harus terus mendesak mereka. menghimpun uangnya dan menyalurkannya kepada semakin keras kepala dan melawan. Tetapi orang salah satu persyaratannya adalah kami harus berbincang mengenai cuci tangan secara benar, Saya hanya seorang diri, jadi tidak dapat berbicara salah satu anggota secara bergilir. Ada banyak Jawa sangat peka terhadap pandangan orang lain menyediakan para relawan yang disiapkan untuk dan menggunakan jamban daripada ke sungai. kepada semuanya secara langsung. Dan seperti kelompok arisan di desa ini. Ada yang dikelola tentangnya. Trik ini digunakan agar orang mau mensosialisasikan dan melaksanakan program. Saya dapat menakut-nakuti sedikit mereka dengan yang saya katakan, saya bukan orang penting, oleh ibu-ibu pengajian, oleh istri-istri pegawai mengubah perilakunya.” 11 84 85 Dari Kiri ke Kanan PAMSIMAS menyediakan manfaat yang besar kepada warga masyarakat, terutama perempuan. Pada gambar ini, seorang ibu rumah tangga mengumpulkan air dari hidran umum yang terletak di dekat rumahnya. Penggunaan air yang selalu dites secara rutin untuk memasak dan mencuci menjamin bahwa ibu rumah tangga ini mempunyai keluarga yang lebih sehat. SUDUR, BURUH TANI, WARGA DESA KEDUNGORI RT01/ RW IV Sekarang, saya merasa malu kalau BAB di sungai 86 Kanan “Rumah saya lumayan jauh lokasinya dari sungai. acara TV. Kemudian, ketika tetangga-tetangga Saya tunggu musim panen untuk bisa menyisihkan Akhirnya pada tahun 2013, seluruh rumah di desa 87 Dengan adanya sambungan air di rumahnya, Bapak Sudur ini membuat jamban di Sebelum ada PAMSIMAS, saya biasanya pergi ke saya memasang jamban, saya mulai merasa uang untuk memasang jamban. Banyak warga ini sudah mempunyai jamban. Hal ini membuat rumahnya. Keluarganya menabung untuk rumah orangtua untuk menumpang mandi dan tersisih karena tidak punya jamban. Dulu sih biasa lainnya yang melakukan hal yang sama. Di desa ini, kami bangga ketika kami dengar Pak Camat membangun jamban. Dia kemudian mengambil air dari sumur untuk memasak. Airnya orang tidak punya jamban, tapi sekarang orang- hampir semuanya petani sawah. Ada yang punya memberikan selamat dan mengatakan bahwa desa meyakinkan tetangganya untuk membangun jamban juga. Bapak ini senang bahwa hampir asin tapi tidak apa-apa sih. Justru jadinya saya orang akan mulai membicarakan kita kalau tidak lahan sendiri, atau sewa dengan bagi hasil, atau kami kini jauh lebih bersih. Sekarang ini, saya akan semua rumah di desanya sekarang sudah berhemat karena tidak perlu membeli garam untuk punya jamban. buruh tani. Jadi, memang warga desa mempunyai malu kalau masih BAB di sungai. Hal itu sudah mempunyai jamban. Desa ini bahkan pernah menerima penghargaan dari pemerintah memasak. Kalau mau buang air besar (BAB), saya banyak uang setelah panen. Saat itu biasanya tidak biasa lagi.” kecamatan dan kabupaten atas upayanya naik sepeda dan pergi ke sungai. Akhirnya saya membangun jamban juga. Biayanya warga membayar kembali utangnya dan membeli untuk menerapkan perilaku sehat ini dalam masyarakat. Tidak ada lagi warga di desanya kurang dari satu juta rupiah untuk kloset dan barang-barang. Fasilitator PAMSIMAS paham yang masih buang air besar sembarangan. Sejujurnya, awalnya saya kurang tertarik dengan bangunannya saja, belum termasuk lantai ubin. tentang hal ini, jadi pas sebelum panen, mereka PAMSIMAS. Banyak warga yang ingin ikut setelah Saya tambahkan biaya supaya kamar mandinya mulai mendorong masyarakat untuk memasang mendengar berita tentang program itu, ada juga menjadi lebih bagus. Menurut saya, BAB di sambungan air di rumah. Bahkan jauh sebelumnya, yang baru ikut belakangan, dan beberapa warga jamban lebih sehat daripada di sungai. Saya masih fasilitator sudah mendorong warga untuk berjanji lainnya menolak ikut sampai PAMSIMAS selesai mandi di sungai selepas bekerja di ladang untuk akan memasang sambungan air di rumah pada di desa kami. Saya termasuk kelompok yang di membersihkan kotoran di badan. Tetapi sesampai saat panen. Jadi, sewaktu panen, mereka datang tengah-tengah. Saya mulanya berpendapat tidak di rumah, saya mandi lagi dengan sabun dan air lagi dan mengingatkan warga tentang janji ada gunanya membelanjakan uang saya untuk bersih. Saya tidak perlu lagi menumpang di rumah pemasangan sambungan air di rumah. jamban. Saya memang mempunyai TV tetapi orangtua untuk mengambil air. tidak mempunyai jamban. Teman-teman saya mempunyai TV, jadi saya merasa tersisih kalau tidak bisa ngobrol dengan mereka tentang acara- Kiri Sebagai guru olahraga di sekolah dasar, Bapak Suwanto bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk mencuci tangan dengan sabun. Dia berharap bahwa anak-anak akan menularkan perilaku ini kepada keluarganya di rumah. Sarana SUWANTO, GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KOORDINATOR PROGRAM SANITASI PAMSIMAS dan program promosi kesehatan di sekolah Anak-anak pada dasarnya membantunya untuk membuat kegiatan belajar dan mengajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan untuk anak-anak. Misinya adalah menjamin bahwa anak-anak akan tumbuh selalu ingin tahu menjadi dewasa yang sehat. 88 Saya guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar “ dilengkapi dengan air, sehingga para siswa dapat rumah, karena ketiadaan air mengalir atau jamban. tidak akan hilang dari tangan mereka. Untuk anak- saya yakin kadang-kadang yang terjadi adalah 89 Kedungori. Sebagai guru pendidikan jasmani, menyiram secukupnya setelah menggunakannya. Jadi, PAMSIMAS membuat kami mengajari anak- anak, hal ini seperti permainan, tetapi mereka sebaliknya. Saya pikir para orangtua dapat belajar saya bertanggung jawab sebagai koordinator Selain itu, ada empat atau lima keran di sekolah anak untuk mencuci tangan dengan sabun secara lebih mengerti daripada jika hanya diceramahi. dari anak-anak tentang bagaimana cara mencuci kegiatan-kegiatan terkait kesehatan dan sanitasi, dimana anak-anak dapat mencuci tangan juga. sungguh-sungguh, terutama karena fasilitator dan Salah satu kendala kami adalah kesulitan untuk tangan dengan baik dan benar. meskipun demikian setiap guru diharapkan untuk Kadang-kadang, tekanannya melemah, tetapi puskemas mendorong kami untuk mengutamakan menyediakan sabun di sekolah, karena anak-anak berperan serta mengajarkan anak-anak tentang airnya hampir selalu mengalir. hal tersebut. selalu mengambil dan memainkannya. Mereka Saya pikir PAMSIMAS adalah langkah awal yang hal tersebut. Karena posisi saya ini, maka saya suka membuat gelembung sabun. Kami mencoba sangat baik, tetapi sayang sekali jika programnya terlibat dalam PAMSIMAS sejak awal.” Sebagai seorang guru sekolah, saya meyakini Anak-anak pada dasarnya selalu penuh rasa ingin untuk menerapkan sistem kelompok dimana harus selesai sekarang. Seperti yang saya bahwa jika ingin melakukan perubahan di tahu. Mereka senang bermain dan mempelajari anak-anak secara bergantian bertugas membawa sampaikan, kami masih belum mempunyai Salah satu manfaat terbesar dari PAMSIMAS masyarakat, kita harus memulainya dengan sesuatunya sendiri. Beberapa minggu lalu, sabun ke sekolah setiap minggu, tetapi belum jumlah jamban yang cukup di sekolah dan belum adalah perbaikan sarana sanitasi sekolah. Sebelum anak-anak. Tidak ada gunanya mengubah pikiran puskemas memberikan kami pewarna kimia berjalan dengan baik. Mungkin kami akan mencoba mempunyai anggaran untuk membeli sabun. PAMSIMAS, sekolah ini tidak mempunyai orang dewasa, mereka memang sudah begitu berwarna coklat. Kami membagi anak-anak menggunakan sabun cair dalam wadah untuk Namun sekarang kami sudah sampai pada tahap sambungan air bersih dan hanya satu jamban adanya. Namun, anak-anak masih bisa belajar dan ke dalam dua kelompok dan meminta mereka menghentikan perilaku anak-anak bermain sabun, ini, kami harus terus melobi Dinas Pendidikan untuk lebih dari dua ratus murid. Menurut berkembang, sehingga kita dapat membimbing untuk melumuri tangannya dengan pewarna tetapi kami belum mempunyai anggaran untuk guna menyediakan anggaran untuk sanitasi. Kami pedoman, satu jamban seharusnya dipergunakan cara pandang mereka dan mengubah perilakunya. tersebut. Salah satu kelompok diberikan air saja, membeli wadah sabun cair. Dengan mempunyai sudah membuat perubahan yang cukup besar, oleh 16 sampai 20 murid. Tanpa air bersih, kondisi dan kelompok lainnya diberikan air dan sabun. sambungan air dan jamban di rumah, saya yakin tetapi untuk benar-benar memastikan bahwa anak- satu-satunya jamban itu sangat memprihatinkan. Sebelum PAMSIMAS, kami sudah mencoba untuk Pewarna tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga anak-anak mencuci tangannya dengan baik di anak berkembang menjadi orang dewasa yang mengajar anak-anak bahwa mereka harus mencuci hanya bisa dibersihkan dengan sabun. Kami rumah. Seperti yang saya katakan, lebih mudah sehat, kami harus melanjutkan ke tahap berikutnya. PAMSIMAS membantu pembangunan dua buah tangannya. Tetapi sulit untuk membuat anak-anak memberitahu mereka bahwa hal yang sama terjadi untuk mengubah perilaku anak-anak daripada PAMSIMAS hanya langkah awal, sekarang kita jamban baru di sekolah. Walaupun jumlahnya sungguh-sungguh menekuninya, karena mereka setelah mereka pergi ke jamban. Jika mereka tidak orang dewasa. Walaupun seharusnya orangtua harus mengembangkannya.” belum cukup, setidaknya jamban-jamban ini tidak dapat melakukannya di sekolah atau di menggunakan sabun, maka kotoran dan kuman yang mengajar anak-anak untuk berperilaku baik, 90 91 05 BAB LIMA: AKSES UNIVERSAL AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK Bab Lima Tujuan Akhir: Akses Universal ke Sarana Air Minum dan Sanitasi bagi Seluruh Penduduk Indonesia 10 92 Seperti yang telah dipaparkan dalam bab- membantu demikian banyak penduduk untuk Kiri 93 Seorang ibu merasa sangat bab sebelumnya, pendekatan berbasis dapat mengakses sarana air minum dan bahagia karena memiliki masyarakat yang diterapkan oleh PAMSIMAS sanitasi yang aman, namun masih banyak anak-anak yang lebih sehat. untuk memampukan masyarakat dalam lagi penduduk yang belum mempunyai akses. Dengan adanya keran umum di depan rumahnya, maka mengembangkan sarana air minum dan Lebih dari 75 juta penduduk Indonesia belum ibu ini dapat memandikan sanitasi sesuai kebutuhan serta untuk mempunyai akses ke sarana air minum aman anaknya dua kali sehari, dan iuran bulanan untuk menggunakannya secara benar telah terbukti dan berkualitas, sedangkan sekitar 100 juta menggunakan air sangat sangat efektif. Program ini telah membantu penduduk belum dapat mengakses sarana terjangkau olehnya. Ke hampir delapan juta jiwa penduduk Indonesia sanitasi layak. Hal ini tidak boleh terjadi. Jelas, depannya, ibu ingin meningkatkan layanan untuk memiliki akses ke sarana air minum masih banyak yang harus dilakukan. melalui sambungan rumah. aman dan lebih dari 7.4 juta jiwa sanitasi layak di sekitar 10,000 desa. Di wilayah-wilayah Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dimana PAMSIMAS diterapkan, banyak desa untuk mewujudkan tujuan akses universal yang telah mencapai status bebas buang air ke sarana air minum dan sanitasi pada sembarangan (Stop BABS) dan melaksanakan tahun 2019, yaitu memastikan bahwa tidak program cuci tangan pakai sabun (CTPS). kurang dari 85 persen penduduk Indonesia Seiring perubahan perilaku hidup bersih mempunyai akses ke sekitar 60 liter air bersih dan sehat ini, masyarakat desa kini dapat per orang per hari, sesuai dengan standar menikmati perbaikan kesehatan, peningkatan layanan minimal (SPM) yang telah ditetapkan produktivitas, serta standar hidup layak. oleh Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang Hal tersebut di atas merupakan pencapaian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Secara yang sangat mengesankan. PAMSIMAS telah umum, di wilayah-wilayah dimana standar 94 Kanan pelayanan minimal tidak dapat terpenuhi, minat yang tinggi untuk memperluas dan 95 Anggota PAKEM berperan serta dalam seluruh masyarakatnya harus memiliki akses mereplikasi hasil-hasilnya, dalam upaya untuk pertemuan koordinasi ke sekitar 15 liter per orang per hari, untuk menyediakan akses universal ke air minum bulanan. Pertemuan ini memenuhi standar konsumsi hidup dasar dan sanitasi bagi seluruh penduduk Indonesia. diselenggarakan untuk mengevaluasi pelaksanaan (basic lifeline consumption standards) yang Setelah PAMSIMAS I berakhir pada tahun program dan mengetahui ditetapkan oleh World Health Organization 2012, Pemerintah Indonesia melanjutkannya kinerja dan keberfungsian (WHO) sebagai patokan minimum untuk dengan PAMSIMAS II, yang berlangsung mulai sarana terbangun. Kegiatan pemantauan dan evaluasi keperluan minum dan memasak. dari tahun 2013 hingga tahun 2017. dilakukan bersama antara pemerintah kota/kabupaten, Terkait pencapaian akses universal untuk PAMSIMAS II memfasilitasi penyediaan sarana asosiasi BPSPAMS, dan anggota BPSPAMS sarana sanitasi layak, Pemerintah Indonesia air minum dan perluasan cakupan sanitasi untuk menjamin bahwa berkomitmen untuk mencapai tidak kurang bagi 5.000 desa lainnya di 219 kota/kabupaten, masyarakat disertakan dalam pengambilan keputusan. dari 85 persen penduduk mempunyai akses sehingga memungkinkan lebih banyak kepada sarana sanitasi yang memenuhi masyarakat miskin dan yang belum terlayani standar pelayanan minimal. Pada wilayah- dengan baik di kawasan perdesaan dan peri- wilayah yang belum dapat memenuhi standar urban untuk mengakses pelayanan air minum pelayanan minimal tersebut, setidaknya dan sanitasi layak. Selain itu, PAMSIMAS II seluruh masyarakat wajib mempunyai menyertakan sejumlah perubahan terhadap akses ke jamban sehat. rancangan awal program. Dengan pemahaman akan ragam tantangan yang dialami oleh Mengingat tingginya tingkat keberhasilan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, PAMSIMAS, Pemerintah Pusat maupun PAMSIMAS II menerapkan proses pemilihan Pemerintah Daerah telah menunjukkan desa yang lebih luwes, guna menghindari 96 97 Dari Kiri ke Kanan Pemangku kepentingan PAMSIMAS memantau kemajuan dan pencapaian program melalui sistem informasi manajemen berbasis teknologi internet yang mudah digunakan (www.pamsimas.org). Situs web ini membantu memastikan keberlanjutan program dan mengawasi apakah pesan-pesan tentang sanitasi layak seperti dalam papan pengumuman ini benar-benar diterapkan oleh masyarakat. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target akses universal air minum dan sanitasi 98 penerapan program di wilayah-wilayah dengan kota/kabupaten yang belum secara langsung sama sehingga dapat mencapai mencapai hasil Sanitasi (BPSPAMS) yang dibentuk oleh 99 tingkat kebutuhan rendah. PAMSIMAS II terlibat dalam PAMSIMAS untuk menerapkan yang setara terkait pembangunan sarana air desa untuk menjalankan sistem operasional, juga mempertimbangkan adanya kebutuhan pendekatan dan paradigma baru guna minum dan sanitasi serta penerapan perilaku pemeliharaan, dan pengembangan sarana air dukungan tambahan bagi masyarakat terpencil mereplikasi pencapaian yang sudah diperoleh hidup bersih dan sehat. Desa-desa PAMSIMAS minum dan sanitasi tetap menjadi kunci dalam di wilayah Indonesia Timur dan pulau oleh masyarakat dan kota/kabupaten diharapkan dapat menjadi teladan dan keberhasilan pelaksanaan program-program pulau terluar, mengingat wilayah tersebut peserta PAMSIMAS. contoh bagi desa-desa lainnya. PAMSIMAS replikasi tersebut. mempunyai keterbatasan sumber daya mendorong pemerintah kota/kabupaten manusia dan berbiaya tinggi. Selain itu, PAMSIMAS harus dapat untuk menyediakan sedikitnya 25 persen dari Pentingnya peran BPSPAMS tidak dipungkiri memampukan masyarakat dan kota/kabupaten total dana APBN untuk PAMSIMAS yang lagi. Dalam penelitian yang dipublikasikan Karakteristik utama yang membedakan untuk terus menerapkan pendekatan dan diterimanya guna mengembangkan program pada tahun 2013 terungkap bahwa jumlah PAMSIMAS I dan II adalah upaya untuk paradigma baru ini pada masa depan, bahkan air minum dan sanitasinya sendiri di desa- SPAM berfungsi baik adalah sekitar 75 persen. lebih banyak berfokus pada keberlanjutan. setelah masa PAMSIMAS II berakhir. Hal ini desa lainnya. Misalnya, untuk setiap delapan Pada PAMSIMAS I, disepakati bahwa salah Tidaklah cukup bagi PAMSIMAS untuk sekedar hanya dapat dicapai melalui pembentukan desa yang menerima bantuan dana APBN dari satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja mewujudkan perbaikan jangka pendek yang lembaga-lembaga berbasis masyarakat yang PAMSIMAS, maka pemerintah kota/kabupaten BPSPAMS ini adalah dengan membentuk hanya bertahan selama program berlangsung berkelanjutan dan mandiri, dengan kapasitas wajib menyediakan APBD bagi setidaknya asosiasi pada tingkat kota/kabupaten yang dan hanya bermanfaat bagi desa-desa memadai untuk melaksanakan pendekatan dua desa lainnya. menjadi wadah bagi BPSPAMS untuk berbagi PAMSIMAS. yang dikembangkan dan disosialisasikan pengetahuan dan manfaat dari pengalaman oleh PAMSIMAS. Tantangannya sekarang adalah untuk dan pembelajaran dengan berbagai lembaga Apabila PAMSIMAS bermaksud untuk memastikan bahwa replikasi dan perluasan pengelola air minum dan sanitasi membantu pencapaian akses universal air Bahkan sejak awal pelaksanaan, PAMSIMAS pendekatan berbasis masyarakat yang serupa lainnya. minum dan sanitasi di Indonesia sampai telah mendorong pemerintah kota/kabupaten disosialisasikan melalui PAMSIMAS akan dengan tahun 2019 dan selanjutnya, maka untuk membiayai program replikasi yang berlanjut sampai setelah program berakhir. program ini perlu mendorong masyarakat dan menerapkan prinsip dan pendekatan yang Badan Pengelola Sistem Air Minum dan 100 Asosiasi Nasional Pengelola Air Minum dan Apabila lembaga-lembaga–yang menerapkan Kiri 101 Anggota BPSPAMS yang Sanitasi Perdesaan terbentuk pada masa pendekatan berbasis masyarakat dalam bangga. Mereka berperan PAMSIMAS I untuk meningkatkan koordinasi pengoperasian, pemeliharaan, dan penting dalam menjamin dan mengoptimalkan pertukaran pengetahuan pengembangan sarana air minum dan sanitasi sarana air minum selalu berfungsi untuk melayani dan informasi di kalangan asosiasi tingkat layak serta mempraktikkan penggunaannya masyarakat sesuai tujuannya kota/kabupaten. Sementara PAMSIMAS II secara baik guna mewujudkan perilaku semula, dan perubahan perilaku hidup bersih dan berfokus pada penyediaan pelatihan dan hidup bersih dan sehat bagi seluruh warga sehat dapat dipertahankan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan masyarakat – tersebut telah terbentuk oleh masyarakat. Mereka kinerja asosiasi melalui fasilitasi komunikasi di seluruh kawasan perdesaan dan adalah anggota dari suatu lembaga penting tempat dan pertukaran pengalaman antara asosiasi dipandang sebagai suatu komponen inti PAMSIMAS mewariskan kota/kabupaten dan BPSPAMS. dalam penyediaan pelayanan kesehatan, keberlanjutannya. maka Indonesia akan semakin mendekati PAMSIMAS, pada akhirnya, bertujuan untuk pencapaian salah satu tujuannya dalam memfasilitasi pengembangan lembaga- penyediaan akses universal ke air minum lembaga tersebut, sehingga seluruh dan sanitasi. masyarakat perdesaan dan peri-urban dapat mengembangkan lembaga-lembaga mandiri mereka masing-masing, dengan dukungan Pemerintah Kota/Kabupaten sebagai penanggung jawab utama penyediaan pelayanan dasar, dan dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri. Melalui PAMSIMAS, Indonesia 103 akan mampu mencapai target akses universal air minum dan sanitasi di wilayah perdesaan pada tahun 2019 PAMSIMAS II Wilayah Cakupan 2013 - 2017 1 INDONESIA 2 104 PAMSIMAS II (2013-2017) No Provinsi peserta jumlah desa No provinsi peserta jumlah desa 5 23 1 NANGROE ACEH DARUSALLAM 42 17 NUSA TENGGARA BARAT 96 4 28 30 2 SUMATERA UTARA 56 18 NUSA TENGGARA TIMUR 473 3 22 3 SUMATERA BARAT 427 19 KALIMANTAN BARAT 166 4 RIAU 264 20 KALIMANTAN SELATAN 246 19 32 5 KEPULAUAN RIAU 40 21 KALIMANTAN TENGAH 56 6 7 BANGKA BELITUNG BENGKULU 44 80 22 23 KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA 20 36 8 6 24 8 JAMBI 68 24 SULAWESI TENGAH 287 21 29 9 20 25 9 SUMATERA SELATAN 346 25 SULAWESI BARAT 62 7 31 10 LAMPUNG 40 26 SULAWESI TENGGARA 72 11 BANTEN 95 27 SULAWESI SELATAN 329 26 12 JAWA BARAT 246 28 GORONTALO 95 27 13 JAWA TENGAH 1022 29 MALUKU 104 10 14 DI YOGYAKARTA 34 30 MALUKU UTARA 10 15 16 JAWA TIMUR BALI 322 20 31 32 PAPUA BARAT PAPUA 79 20 11 12 13 15 14 17 18 16 Pemangku Kepentingan 106 Kementerian Penanggung jawab dan The Australian Donor 107 Pekerjaan Umum dan pelaksana program Department of Foreign Perumahan Rakyat Affairs and Trade Kementerian Pelaksana program The World Bank Donor Kesehatan Kementerian Pelaksana program Dalam Negeri Kementerian Tim pengarah Keuangan Kementerian PPN/ Tim pengarah dan BAPPENAS Pokja AMPL Penerbit PAMSIMAS Menjawab Tantangan Air Minum dan Sanitasi di Wilayah Perdesaan Indonesia DIPUBLIKASIKAN OLEH 108 Publikasi Bank Dunia 109 Bursa Efek Indonesia, Tower 2, lantai 12. Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Tel +62 21 5299 3000 E-mail wbindonesia@worldbank.org www.worldbank.org TIM PRODUKSI DAN DESAIN R&W Publishing Tel +62 21 65300085 Email info@redandwhite.co.id www.redandwhite.co.id DICETAK OLEH Harapan Prima Printing Jakarta - Indonesia Copyright © 2014, PAMSIMAS PAMSIMAS: Menjawab Tantangan Air Minum dan Sanitasi di Wilayah Perdesaan Indonesia Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mencetak kemajuan signifikan dalam pengentasan kemiskinan, pembangunan sumber daya manusia, serta perbaikan pelayanan. Namun, masih ada tantangan besar dalam pembangunan, terutama di bidang air minum dan sanitasi. Kondisi buruk sarana sanitasi yang menyebabkan kerugian besar terhadap kesehatan masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Salah satu dari empat penyebab utama kematian balita di Indonesia, diare dan tifus, merupakan penyakit yang disebabkan langsung oleh ketidaklayakan sarana air minum, sanitasi, perilaku tidak bersih. Sulitnya akses ke sarana air minum aman membuat rumah tangga miskin, termasuk perempuan dan anak-anak membutuhkan waktu sangat banyak untuk mengumpulkan air. PAMSIMAS berupaya untuk meningkatkan jumlah sarana dan memperluas akses sanitasi melalui pendekatan berbasis masyarakat.