58379 Desember 2010 Informasi Singkat Potret Perkembangan Anak Usia Dini di Indonesia Hafid Inunuh Alatas Sally Brinkman Latar Belakang · Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) tengah perkembangan anak dan kesiapannya memasuki sekolah dasar, melaksanakan proyek Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang serta faktor-faktor orangtua yang berkontribusi terhadap efektivitas berbasis masyarakat; proyek ini diharapkan akan mampu layanan PAUD. Evaluasi ini didesain dengan menggunakan metode menjangkau 738.000 anak. acak yang memungkinkan perbandingan antar kelompok masyarakat · Untuk memahami dampak dari proyek ini, Kemdiknas melakukan dengan karakteristik yang serupa namun menerima proyek dalam evaluasi dengan mengikuti perkembangan sekitar 6.400 anak usia periode yang berbeda. 1 dan 4 tahun selama tiga tahun. Temuan dalam laporan ini disusun berdasarkan data dari baseline Usia dini diyakini sebagai masa kritis bagi perkembangan karena survei yang merupakan bagian dari tiga rangkaian survei. dasar bagi keterampilan dan kecerdasan yang akan dibawa sampai usia dewasa dibangun pada usia tersebut (Shonkoff Melacak anak-anak seiring berjalannya waktu akan membantu 2000). Pengakuan akan pentingnya masa usia dini muncul dari mengarahkan proyek dengan memberikan informasi mengenai bukti-bukti yang memperlihatkan pesatnya perkembangan otak status perkembangan anak usia dini yang menjadi sasaran dan yang terjadi sebelum anak berusia enam tahun, dan bagaimana menyoroti bidang yang mungkin membutuhkan perhatian dan pertumbuhan otak dipengaruhi oleh lingkungan anak, seperti fokus lebih lanjut. Selain itu, hasilnya diharapkan dapat membantu rangsangan, pengasuhan dan gizi yang diberikan di rumah dan di penyusunan kebijakan lokal yang didukung data lokal, yang hingga luar rumah (McCain 2007). Layanan yang berkaitan dengan anak saat ini masih sangat terbatas. Meskipun sebelumnya sudah ada usia dini terbukti sangat efektif jika dibandingkan dengan biaya studi mengenai kondisi pendidikan anak usia dini di Indonesia, yang dikeluarkan, dan hasilnya tampak dalam bentuk kesiapan hasil riset tahun pertama ini ( baseline) adalah studi pertama yang bersekolah, kelulusan sekolah, kesehatan, kemampuan kognitif, memperlihatkan hubungan antara pendidikan orangtua, gizi, dan dan keterampilan sosial dan emosional secara umum (Heckman stimulasi lingkungan belajar, serta hasil (outcome ) perkembangan 2008). anak, seperti yang telah dibuktikan di negara lain (Nores 2009, Engle et al 2007). Salah satu inisiatif dari Kemdiknas bagi anak usia dini adalah dengan mendukung proyek PAUD, yang berupaya menjangkau Survei yang juga didukung oleh hibah dari AusAID ini mencakup 738.000 anak di 50 kabupaten dalam masa lima tahun. Dibiayai sekitar 6.400 anak laki-laki dan perempuan berusia satu dan kredit dari International Development Assistance (IDA) dan hibah empat tahuni di sembilan kabupaten/kota yang mewakili proyek dari Pemerintah Kerajaan Belanda, proyek ini memberikan hibah PAUDii. Berbagai kabupaten/kota tersebut sangat bervariasi dari langsung kepada berbagai kelompok masyarakat, dan merekalah segi kemiskinan, keterpencilan, kepadatan penduduk, dan akses yang menentukan cara terbaik untuk memberikan layanan layanan. Kabupaten Ketapang di Kalimantan adalah yang paling bagi anak usia dini. Program ini juga mendanai pelatihan guru terpencil, sedangkan Kabupaten Lombok Tengah merupakan yang berbasis masyarakat untuk mendorong perkembangan anak, paling miskin. serta memfasilitasi kerjasama dengan berbagai institusi di tingkat nasional dan kabupaten/kota yang menyediakan pendanaan tambahan dan pengendalian mutu. i Tujuan memilih anak berusia 1 atau 4 tahun sebagai posisi awal adalah untuk mengetahui apakah program PAUD memiliki dampak yang berbeda pada anak dengan berbagai usia dan tahap perkembangan. Studi ini terus mengikuti anak-anak tersebut selama jangka waktu evaluasi sampai mereka berusia 4 dan 7 tahun pada akhir survei. Kemdiknas sedang mengadakan evaluasi dampak dalam upaya ii Kabupaten yang menjadi sampel adalah Sarolangun, Rembang, Kulon Progo, Sidrap, untuk memahami apakah proyek PAUD telah meningkatkan Majalengka, Ketapang, Bengkulu Utara, Lombok Tengah, and Lampung Timur. Kesehatan Anak · Mayoritas ibu di Indonesia secara konsisten memberikan ASI bagi pemberian cairan atau makanan yang terkontaminasi dapat bayi mereka selama hampir dua tahun, meskipun tidak menimbulkan diare, pneumonia, bahkan kematian pada bayi (WHO memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama 2010, UNICEF 2009). Jumlah rata-rata ibu yang memberikan ASI setelah kelahiran sebagaimana direkomendasikan. eksklusif selama enam bulan dalam sampel studi PAUD ini lebih · Dibandingkan negara-negara tetangganya, Indonesia memiliki rendah dibandingkan rata-rata keseluruhan di Indonesia, bahkan tingkat malnutrisi yang tinggi. dibandingkan dengan negara lain yang sekawasan, serta dunia (Gambar 2). Di sisi positif, lebih dari enam puluh persen ibu dalam Survei awal ini mencatat serangkaian aspek kesehatan anak, sampel masih melanjutkan pemberian ASI sampai hampir usia dua termasuk berat dan panjang lahir, berat dan tinggi saat ini, praktik tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemberian ASI telah menjadi pemberian ASI, tingkat vaksinasi, frekuensi diare dan penyakit lain, kebiasaan yang cukup mengakar, meskipun pemberian makanan serta kebiasaan makan. tambahan dilakukan terlalu dini. Kami menyoroti pemberian ASI karena hubungannya yang cukup Seiring beralihnya anak dari ASI ke makanan lain, kami mengamati erat dengan perkembangan anak.iii Pemberian ASI eksklusif hingga ukuran tinggi dan berat menurut usia untuk mengetahui apakah usia enam bulan direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF karena mereka menerima gizi yang memadai yang memungkinkan mereka ASI mengandung zat gizi lengkap. Selain itu, adanya risiko menjadi sehat, tumbuh kembang dengan baik, dan siap bersekolah. Gizi buruk pada usia dini dapat mempengaruhi perkembangan otak dan di kemudian hari melemahkan kemampuan kognitif ketika anak Gambar 1: Lokasi Studi PAUD bertambah usia dan menjadi dewasa, sehingga mengurangi kemungkinan menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta menurunkan produktivitas kerja. Indonesia dihadapkan pada situasi tingginya angka gagal tumbuh (37%)iv, (berdasarkan perbandingan tinggi badan terhadap usia, dan merupakan indikasi terjadinya malnutrisi kronis). Angka gagal tumbuh yang serupa juga tampak pada sampel dari sembilan kabupaten/kota di Indonesia yang dijadikan sampel dalam studi ini. Seperti yang diperlihatkan dalam perbandingan kawasan pada Gambar 3, angka gagal tumbuh di Indonesia sebenarnya terlalu Lokasi Studi PAUD tinggi jika dibandingkan dengan PDB per kapitanya. Gambar 3: Angka Gagal Tumbuh dan PDB per Kapita Gambar 2: Praktik Pemberian ASI 60 Hubungan antara Gagal Tumbuh dengan PDB per Kapita 100 55 Timor Leste Persentase Ibu yang Memberikan ASI Indonesia (PAUD) 90 Persentase Gagal Tumbuh Indonesia (nasional) 50 80 India Kamboja Asia Timur dan Pasifik 45 70 Pakistan Vietnam Negara Berkembang 60 Paling Terbelakang 40 Indonesia 50 Dunia Indonesia (PAUD) 35 Filipina 40 30 30 1. ASI eksklusif sampai 6 bulan Mongolia Asia Timur dan Pasifik 20 2. ASI dan makanan tambahan usia 25 6-9 bulan Cina 10 3. Masih diberi ASI 20-23 bulan 20 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 0 1 2 3 PDB per Kapita Semua data selain PAUD diperoleh dari UNICEF State of the World's Children 2009 Dolar AS Standar Internasional Tahun 2005 Sumber: Basis Data Indikator Pembangunan Dunia Perkembangan Anak · Berdasarkan pada perbandingan antar negara atas hasil uji Le 2006). Pada survei awal, kami menangkap berbagai domain di kognitif, anak-anak Indonesia dalam sampel studi ini memiliki atas dan beberapa domain lainnya (sebagian ditampilkan pada kemampuan yang setara dengan teman-teman mereka di Tabel 1 di bawah) melalui pengamatan terhadap anak dan berbicara Yordania dan lebih tinggi daripada teman-teman mereka di dengan pengasuh mereka. Filipina. · Dengan menggunakan ukuran internasional untuk mengukur Dalam mengamati perkembangan sosial dan emosional anak, serta kesiapan bersekolah, anak-anak Indonesia memperoleh nilai yang pola perilaku mereka, seperti ungkapan emosi, kecenderungan tinggi dalam komunikasi dan pengetahuan umum, serta dalam untuk hiperaktif/tidak perhatian, hubungan dengan sebayanya dan kompetensi sosial, namun lemah dalam keterampilan yang terkait permasalahan tingkah laku, serta perilaku sosial yang positif,v kami baca-tulis dan perkembangan kognitif. mendapati bahwa anak-anak Indonesia menonjol dibandingkan dengan negara-negara lain. Sifat-sifat tersebut sangat baik, bukan Perkembangan anak seringkali diukur melalui berbagai faktor yang hanya karena merupakan komponen dari ciri orang yang mampu menentukan kesiapan bersekolah dan, pada akhirnya, membawa diri, tetapi juga karena dapat mengarahkan anak untuk pertumbuhan serta potensi selanjutnya dalam hidup, seperti bisa berhasil di sekolah. keterampilan motorik kasar dan halus, perkembangan kognitif, kompetensi sosial, kematangan emosional, serta keterampilan Di bidang perkembangan kognitif, salah satu cara yang telah teruji komunikasi dan baca-tulis. Tingkat keterampilan tersebut pada saat untuk mengukur 'fungsi eksekutif' anak, atau cara si anak anak memasuki sekolah akan menentukan bagaimana anak akan menggunakan berbagai strategi, fokus, dan ingatan untuk berprestasi di sekolah dan selepas sekolah (Lloyd 2009, Wylie 2006, mencapai sesuatu, adalah melalui permainan kartu dengan gambar Tabel 1: Lima Bidang Kunci Perkembangan Anak EDI merupakan indikator relatif yang dapat digunakan untuk Bidang Dicerminkan dengan membandingkan kelompok anak dari berbagai area geografis. Perkembangan Anak Gambar 5 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan Perkembangan bahasa Anak tertarik membaca dan menulis, dapat anak-anak di negara lain, kami mendapati bahwa anak-anak dan kognitif menghitung dan mengenali angka dan bentuk. Anak memiliki kemampuan untuk memahami Indonesia unggul dalam hal komunikasi dan pengetahuan umum, persamaan dan perbedaan, serta dapat serta kompetensi sosial, tetapi memiliki kelemahan dalam hal menyampaikan kembali informasi dari ingatannya. keterampilan yang berkaitan dengan baca tulis dan perkembangan Kesehatan dan Anak dalam keadaan sehat, mandiri, dan memiliki kognitif. Artinya, anak-anak Indonesia lebih mandiri, dapat kesejahteraan fisik keterampilan motorik halus dan kasar yang baik. menyampaikan kebutuhan mereka, dan bertindak dengan sabar Kompetensi sosial Anak mampu mengendalikan perilakunya, dan berperilaku sesuai norma sosial. Tetapi, tampaknya mereka memberikan penghormatan yang sesuai terhadap memerlukan bantuan lebih jauh untuk meningkatkan keterampilan otoritas, memiliki kemampuan bermain dan bekerja sama dengan anak yang lain, serta percaya diri. yang menjadi landasan bagi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, seperti mencacah, pengenalan angka, dan mengenal Kematangan emosional Anak tidak terlalu takut atau reaktif; sabar dan tidak agresif atau mudah marah. persamaan serta perbedaan. Keterampilan Anak dapat bercerita, menggunakan bahasa secara berkomunikasi dan simbolis, dan memiliki pengetahuan sesuai usianya pengetahuan umum mengenai kehidupan dan dunia di sekitarnya. Ia Gambar 4: Hasil dari Permainan Memilah Kartu dapat berkomunikasi dengan orang dewasa dan anak-anak, serta dapat menyampaikan kebutuhan Indonesia dan keinginannya dengan cara yang dianggap sesuai oleh masyarakatnya. Filipina Yordania yang berbeda (gambar motor dan kucing), warna yang berbeda (%) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 (merah dan biru), dan beberapa kartu dengan garis pinggir serta Tidak lulus warna, gambar dan garis batas Lulus warna dan gambar tanpa garis pinggir. Dalam perbandingan internasional, seperti yang Lulus warna, gambar dan garis batas ditampilkan pada Gambar 4, kemampuan anak-anak Indonesia yang berusia empat tahun setara dengan anak-anak Yordania dan lebih baik dibandingkan anak-anak Filipina, dengan kira-kira 30 Gambar 5: Perbandingan Internasional Hasil EDI persen gagal pada permainan warna dan bentuk paling dasar, lebih 90 1. Kanada % anak yang memiliki kelemahan ** dari setengahnya berhasil di kedua permainan dasar tersebut, dan 80 2. Australia 3. Indonesia 70 kurang dari 20 persen berhasil di permainan bagian tersulit yaitu 4. Meksiko 60 5. Yordania menggunakan garis pinggir.vi Hasil ini sangat menjanjikan bagi 50 6. Chili potensi kognitif anak-anak Indonesia, namun bidang tersebut masih 40 7. Mozambik 8. Filipina membutuhkan perhatian, seperti yang diperlihatkan oleh hasil 30 * Hasil baik untuk pengetahuan sosial, komunikasi dan kesiapan bersekolah lainnya sebagaimana dijabarkan di bawah ini. 20 pengetahuan umum 10 * ** Keterampilan kognitif dan bahasa rendah 0 * Studi ini juga menggunakan salah satu ukuran kesiapan bersekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 Fisik Sosial Emosinal Kemampuan Komunikasi dan yang paling banyak dikenal--Instrumen Perkembangan Dini (EDI).vii Bahasa Pengetahuan Umum EDI mengukur lima domain perkembangan (lihat Tabel 1 di atas). Rumah Tangga · Membaca dan bercerita/mendongeng tidak terlalu sering Praktik pengasuhan yang kami maksudkan adalah tindakan dilakukan di rumah, khususnya untuk anak-anak usia dini yang anggota rumah tangga untuk merangsang perkembangan anak lebih muda; namun anak-anak sering terlibat dalam kegiatan seperti membacakan buku, mendongeng, menggambar atau bermain musik, bernyanyi, dan menari. mencoret-coret, bermain musik, bernyanyi, atau menari. Di sini kami · Lebih dari setengah rumah tangga dalam sampel tidak memiliki mengkaji seringnya praktik tersebut dilakukan. Secara rata-rata, buku di rumah mereka. lebih dari setengah rumah tangga yang disurvei tidak memiliki buku di rumah. Berdasarkan fakta ini, tidaklah mengherankan apabila Seperti yang telah disebutkan di atas, survei yang dilakukan dalam hasil menunjukkan bahwa anak jarang membaca atau dibacakan. studi ini tidak hanya berfokus pada anak, tetapi juga pada berbagai Hasil tersebut konsisten dengan kelemahan yang kami lihat dari hasil faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan anak, seperti domain bahasa dan kognitif pada EDI. Seperti yang terlihat pada praktik pengasuhan, pendidikan dan pekerjaan orangtua, kemiskinan Gambar 6, hampir 80 persen dari anak usia satu tahun dan hampir rumah tangga, dan akses rumah tangga terhadap layanan dasar 60 persen dari anak usia empat tahun tidak pernah meluangkan dan infrastruktur (misalnya air bersih, listrik, layanan kesehatan, waktu untuk membaca atau melihat-lihat buku, sementara kurang pendidikan). dari 10 persen anak dalam kelompok usia tersebut bersentuhan Gambar 6: Kegiatan Anak Sepanjang Minggu iII Sebagai contoh, ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan kuman seperti diare, infeksi pernapasan, virus perut, diabetes, dan leukemia. Pemberian ASI tidak pernah pun membantu perkembangan sensoris dan kognitif. WHO 2010, UNICEF 2009. vi Riskesdas 2007. http://www.litbang.depkes.go.id/riskesdas/download.htm 1-2 hari per minggu iv Untuk mengukurnya, kami menggunakan Kuesioner Kelebihan dan Kesulitan (Strengths and Difficulties Questionnaire - SDQ ) dan Instrumen Perkembangan Dini ( Early Development 3-5 hari per minggu Instrument - EDI). Kedua instrumen ini telah digunakan secara internasional sehingga hasilnya dapat diperbandingkan antar negara. 6-7 hari per minggu vi Ada tiga tahapan permainan yang semakin sulit: mengurutkan berdasarkan warna, 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 mengurutkan berdasarkan bentuk, mengurutkan berdasarkan warna jika kartu mempunyai Membaca Buku/ Majalah Bermain Musik, Menyanyi, Menari garis batas, mengurutkan berdasarkan bentuk jika kartu tidak bergaris batas. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak berusia hingga 7 tahun. Usia 1 Tahun Usia 4 Tahun vii Pada sebagian besar negara, EDI dilaksanakan oleh guru, tetapi untuk studi ini, EDI Berapa kali anak diajak terlibat dalam berbagai kegiatan selama 1 minggu terakhir dilaksanakan oleh pewawancara dengan pengasuh utama sebagai respondennya. EDI divalidasi untuk anak berusia 3 sampai 6 tahun. dengan buku hampir setiap hari. Pada sisi positif, kami melihat kegiatan yang mencakup banyak bidang perkembangan anak--dan bahwa sekitar 40 persen dari anak pada kedua kelompok usia kurang dari 20 persen anak tidak pernah melakukan kegiatan bermain musik, bernyanyi, atau menari hampir setiap hari--jenis tersebut. Masyarakat · Hampir semua anak usia satu tahun dan lebih dari setengah anak Tentu saja ada kemungkinan anak belum pernah memperoleh usia empat tahun tidak pernah memperoleh layanan anak usia dini. layanan tersebut karena ketiadaan layanan. Perlu dicatat bahwa terdapat variasi yang signifikan dalam penyediaan layanan di Selain rumah tangga, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh berbagai kabupaten/kota. Di Kabupaten Ketapang (Kalimantan) pendekatan yang digunakan masyarakat dalam merawat anak, yang paling terpencil, kami mendapati bahwa nyaris tidak ada hal ini seringkali tercermin dari jumlah dan mutu layanan yang layanan pendidikan bagi anak usia dini per 1000 penduduk, dapat diakses oleh anak dan rumah tangga. Akses dapat berarti sedangkan di Sarolangun (Sumatra) terdapat sekitar tiga pusat keberadaan layanan, jarak antara layanan dan rumah tangga, pendidikan bagi anak usia dini per desa per 1000 penduduk. biaya untuk memperoleh layanan, dan apakah layanan tersebut menyediakan program perkembangan anak yang dianggap penting Tabel 2: Persentase Anak yang Memperoleh Berbagai Jenis Layanan PAUD oleh rumah tangga. Salah satu langkah awal dalam pemanfaatan Usia Usia layanan adalah mengetahui di mana lokasinya (jika layanan tersebut 1 tahun 4 tahun ada). Kami mendapati bahwa untuk memperoleh informasi tersebut Tempat Penitipan Anak (TPA) <1 <1 masih menjadi tantangan bagi para orangtua dan pengasuh--hanya Kelompok Bermain (KB) 2 11 66 persen yang mengetahui lokasi terdekat layanan bagi anak usia Taman kanak-kanak (TK/RA) N/A 13 dini (seperti tempat penitipan anak atau kelompok bermain), padahal Layanan pendidikan anak usia dini lainnya* 6 26 hampir semua pengasuh tahu lokasi posyandu atau puskesmas. Tidak terlayani** 92 56 Hal ini tidak mengherankan, seperti terlihat dalam pada Tabel Total 100 100 2, mengingat hampir semua anak usia satu tahun dan lebih dari * Termasuk layanan anak usia dini swasta, tidak memiliki hubungan dengan Proyek PAUD, atau setengah anak usia empat tahun belum pernah memperoleh layanan tidak masuk ke dalam kategori yang ada. ** Tidak termasuk posyandu, karena hampir semua anak terlayani oleh posyandu. anak usia dini. Temuan Kunci dan Rekomendasi: Apa yang dapat dilakukan pembuat kebijakan di Indonesia untuk membantu meningkatkan hasil perkembangan anak? Studi ini menunjukkan bahwa Indonesia belum mencapai potensi Mengambil fokus pada potensi Indonesia, Tabel 3 menyajikan yang maksimal dalam mempersiapkan anak agar berhasil dan kesempatan yang dapat dilakukan seiring dengan perkembangan mampu menyesuaikan diri dengan baik di sekolah dan di luar pelaksanaan proyek PAUD. Temuan pra-proyek berikut sekolah. Tentu saja Indonesia tidak sendiri--kemiskinan diperkirakan memperlihatkan bahwa Kemdiknas dapat memperkuat layanan telah menekan potensi kognitif sekitar 200 juta anak di seluruh dunia dengan lebih berfokus pada area-area perkembangan anak yang (Grantham-McGregor 2007), tetapi proyek seperti yang didukung masih lemah, seperti perkembangan bahasa dan kognitif. Selain itu, oleh Kemdiknas berpeluang untuk mengatasi atau mengurangi efek yang perlu juga diperhatikan adalah terbatasnya jumlah dan/atau tekanan tersebut. minimnya pemanfaatan layanan pendidikan anak usia dini; keadaan ini memberikan kesempatan bagi proyek PAUD untuk menjangkau ribuan anak yang belum pernah memperolehnya. Tabel 3: Temuan Kunci dan Rekomendasi dari Posisi Awal PAUD Temuan Utama Rekomendasi Masalah gizi kronis perlu diatasi agar anak dapat Proyek dapat berkoordinasi lebih baik dengan posyandu dengan cara meminta staf posyandu untuk memberikan penyuluhan berkembang dengan baik kepada guru dan orangtua, sementara staf di pusat PAUD bisa merujuk keluarga ke posyandu. Tingginya keterampilan sosial dan komunikasi anak Perhatian proyek PAUD untuk area ini sudah cukup. Kelemahan di bidang bahasa dan kemampuan Penyediaan buku, melakukan kegiatan mendongeng, dan kegiatan yang merangsang kemampuan kognitif di pusat PAUD kognitif pada anak memberikan kesempatan bagi serta mengajari orangtua untuk melakukan kegiatan tersebut di rumah. Perlu dipertimbangkan untuk menawarkan proyek untuk mempersiapkan anak dengan lebih peminjaman buku yang dapat dibawa ke rumah sebagai bagian dari kegiatan PAUD, dan/atau bekerja sama dengan baik guna mengikuti pendidikan dasar perpustakaan masyarakat untuk mendorong kegiatan membacakan buku kepada anak dan peminjaman buku. Bisa juga dipertimbangkan untuk mensosialisasikan kepada staf posyandu mengenai area perkembangan anak yang merupakan kelemahan dan cara untuk mengatasinya, mengingat jangkauan posyandu yang hampir menyeluruh. Orangtua dapat diajarkan lebih banyak cara untuk Potensi terbesar proyek PAUD untuk mempengaruhi perkembangan anak adalah melalui interaksi dengan orangtua. Proyek merangsang perkembangan anak bisa mendukung pembelajaran bagi orangtua mengenai praktik pengasuhan untuk mendorong kedekatan dan stimulasi usia dini, melalui metode role modeling dan mengajak orangtua untuk ikut terlibat dalam kegiatan di kelompok bermain. Hampir semua anak usia satu tahun dan lebih dari Program-program yang terkait dengan pendidikan anak usia dini dapat memiliki dampak terbesar pada kelompok usia yang setengah anak usia empat tahun belum pernah lebih muda. Masih banyak kesempatan untuk meningkatkan keikutsertaan, terutama bagi kelompok anak usia 0-3 tahun. memperoleh layanan bagi anak usia dini Direkomendasikan untuk menambah lebih banyak layanan yang terfokus, menjalin kerjasama dengan posyandu, dan pembentukan model panutan layanan anak usia dini. MENGENAI DESP Didanai oleh Pemerintah Kerajaan Belanda, Dana Perwalian Dutch pemerintah mencapai tujuan perencanaan pendidikan strategis. Education Support Program (DESP) menyediakan dukungan untuk Temuan, interpretasi dan kesimpulan dalam naskah ini tidak secara Pemerintah Indonseia melalui Bank Dunia mendukung pengembangan otomatis mencerminkan pandangan Pemerintah Kerajaan Belanda kebijakan, kajian, dan program-program yang dapat membantu atau Pemerintah Indonesia. Diterbitkan oleh Unit Pendidikan Kantor Bank Dunia Jakarta Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi: Sektor Pengembangan Manusia Jl. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Mae Chu Chang: mchang@worldbank.org Kantor Bank Dunia Jakarta Telepon (021) 5299 3000 Sheila Town: stown@worldbank.org Kantor Bursa Efek Indonesia Menara 2, Lantai 12 Faks (021) 529 3111