PERKEMBANGAN TRI WULANAN PEREKONOMI AN I NDONESI A La uta n Pelua ng Juni 2019 Kata Pengantar Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly, IEQ) mempunyai dua tujuan. Pertama, untuk menyajikan perkembangan utama perekonomian Indonesia dalam tiga bulan terakhir, dan menempatkan dalam konteks jangka panjang dan global. Berdasarkan perkembangan ini, serta perubahan kebijakan dalam periode tersebut, laporan ini menyediakan perkembangan terkini secara rutin tentang prospek perekonomian dan kesejahteraan sosial Indonesia. Kedua, laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia ini memberikan penilaian mendalam terhadap isu-isu ekonomi dan kebijakan tertentu, dan analisis terhadap tantangan pembangunan jangka menengah Indonesia. Laporan ini ditujukan untuk khalayak luas termasuk pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, pelaku pasar keuangan, serta komunitas analis dan profesional yang terlibat dan mengikuti perkembangan ekonomi Indonesia. Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia merupakan laporan Bank Dunia di Jakarta dan mendapatkan bimbingan editorial dan strategis oleh dewan editorial yang dipimpin oleh Rodrigo A. Chaves, Country Director untuk Indonesia. Laporan ini disusun oleh tim Macroeconomics, Trade and Investment (MTI) Global Practice, dibawah bimbingan Ndiame Diop (Practice Manager) dan Frederico Gil Sander (Lead Economist). Dipimpin oleh Derek H. C. Chen, Senior Economist dan lead author, tim inti terdiri dari Abigail, Arsianti, Dwi Endah Abriningrum, Magda Adriani, Francis Addeah Darko, Indira Maulani Hapsari, Jaffar Al-Rikabi, Ratih Dwi Rahmadanti, Maria Monica Wihardja, dan Pui Shen Yoong. Dukungan administrasi diberikan oleh Deviana Djalil. Diseminasi dilakukan oleh Puni Anjungsari, Nugroho Sunjoyo, Jerry Kurniawan, dan GB Surya Ningnagara atas bimbingan Lestari Boediono Qureshi. Edisi ini juga mencakup kontribusi dari Indira Maulani Hapsari (Bagian A.1 dan A.3), Jaffar Al-Rikabi (Kotak A.1), Khresna Adi Satriyo (Kotak A.2), Pui Shen Yoong dibantu oleh Ratih Dwi Rahmadanti (Bagian A.2 dan A.5), Magda Adriani (Bagian A.4), Dwi Endah Abriningrum (Bagian A.6), Maria Monica Wihardja (Bagian A.7), Francis Addeah Darko (Bagian A.8), Derek H.C. Chen (Bagian A.9), dan David Kaczan, Andrew Harvey, Anjali Acharya, Frank van Woerden, Bertine Kamphuis, Nikola Kojucharov, John Perrottet, Andhyta F. Utami, Puni Anjungsari, Dinesh Aryal dan Ann Jeannette Glauber (Bagian B, Kotak B.1, Kotak B.2, Kotak B.3 and Kotak B.4), dan Magda Adriani dibantu oleh Abigail, Mercoledi Nikman Nasiir dan Ratih Dwi Rahmadanti (Lampiran), dan Julius Owen dan Alief Aulia Rezza (memeriksa hasil penterjemahan Bagian part A), Magda Adriani, Dwi Endah Abriningrum, Yus Medina dan Andhyta F. Utami (memeriksa hasil penterjemahan Bagian part B). Laporan ini juga mendapat masukan dari diskusi mendalam dengan dan masukan dari Ekaterina T. Vashakmadze (Senior Economist, GMTPG), Andrew D. Mason (Lead Economist, EAPCE), Ergys Islamaj (Senior Economist, EAPCE) dan Francesca de Nicola (Economist, EAPCE) dan Janani Kandhadai (editorial assistant). Laporan ini disusun oleh para staf International Bank for Reconstruction and Development Bank Dunia, dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan atau Department of Foreign Affairs and Trade, DFAT) melalui program Support for Enhanced Macroeconomic dan Fiscal Policy Analysis (SEMEFPA). Temuan-temuan, interpretasi dan kesimpulan-kesimpulan yang dinyatakan di dalam laporan ini tidak mencerminkan pandangan AusAID dan Pemerintah Australia, para Direktur Pelaksana Bank Dunia atau pemerintah yang diwakilinya. Bank Dunia tidak menjamin ketepatan data-data yang termuat dalam laporan ini. Data terakhir tertanggal 17 Juni 2019. Batas-batas, warna, denominasi dan informasi-informasi lain yang digambarkan pada setiap peta di dalam laporan ini tidak mencerminkan pendapat Bank Dunia mengenai status hukum dari wilayah atau dukungan atau penerimaan dari batas-batas tersebut. Photo di sampul depan dan Bagian B merupakan Hak Cipta Syarina Hasibuan dan Bagian A Hak Cipta Arsianti. Semua Hak Cipta dilindungi. Laporan tersedia untuk diunduh dalam bahasa Inggris dan Indonesia melalui: worldbank.org/ieq. Laporan edisi sebelumnya: • Desember 2018: Memperkuat daya saing • September 2018: Urbanisasi untuk semua • Juni 2018: Pendidikan untuk pertumbuhan Untuk mendapatkan publikasi terkait melalui e-mail, silakan hubungi ddjalil@worldbank.org. Untuk pertanyaan dan saran berkaitan dengan publikasi ini, silakan hubungi dchen@worldbank.org. Untuk informasi mengenai Bank Dunia serta kegiatannya di Indonesia, silakan berkunjung ke: www.worldbank.org/id @BankDunia #IEQBankDunia BankDunia instagram.com/worldbank www.linkedin.com/company/the-world-bank Singkatan APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah MAC Marine and Coastal APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara MCS Monitoring, Control, and Surveillance APEC Asia – Pacific Economic Cooperation BI Bank Indonesia MoF Ministry of Finance (Kemenkeu) BLU Badan Layanan Umum MMAF Ministry of Marine Affairs and Fisheries BLUD Badan Layanan Umum Daerah MTP Major Trading Partners BPNT Bantuan Pangan Non Tunai Nesparnas Neraca Satelit Pariwisata Nasional BPS Badan Pusat Statistik NPISH Non-Profit Institution Serving Households CAD Current Account Deficit NPL Non-Performing Loan CAR Capital Adequacy Ratio OECD Organization for Economic Cooperation Development CEA California Environmental Associates O&G Oil & Gas CLIA Cruise Lines International Association PBI Penerima Bantuan Iuran EAP East Asia and the Pacific PIP Program Indonesia Pintar EMBI Emerging Market Bond Index PKH Program Keluarga Harapan EMCI Emerging Market Currency Index PMI Purchasing Manager Index EMDE Emerging Market Developing Economics PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak EPR Extended Producer Responsibility PNG Papua New Guinea FAO Food and Agriculture Organization RHS Right Hand Side FDI Foreign Direct Investment RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional FMP Fisheries Management Plans SBI Sertifikat Bank Indonesia FX Foreign Exchange Sakernas Survei Angkatan Kerja Nasional GDP Gross Domestic Product SEAFDEC Southeast Asian Fisheries Development Center GOI Government of Indonesia S&P Standard and Poor’s GVA Gross Value Added SOEs State-owned Enterprises HBA Harga Batubara Acuan STO Sustainable Tourism Observatories ICRI International Coral Reef Initiative SUN Surat Utang Negara IMF International Monetary Fund Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional IPCC International Panel on Climate Change ToT Terms of Trade ISU International Sustainability Unit TPS Transfer Points IUCN International Union for Conservation of UNESCO United Nations Educational Scientific Cultural Nature Organization IUU Illegal Unregulated and Unreported UNWTO United Nation World Tourism Organization JKN Jaminan Kesehatan Nasional UNWTO UNWTO International Network Sustainable INSTO Tourism Observation KNP Komodo National Park USD U.S. Dollar LFPR Labor Force Participation Rate VAT Value Added Tax LGST Luxury Goods Sales Taxes LHS Left Hand Side LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Baran/Jasa Pemerintah LNG Liquified Natural Gas Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................................................... I SINGKATAN ............................................................................................................................. II DAFTAR ISI ............................................................................................................................ III RINGKASAN EKSEKUTIFY: LAUTAN PELUANG .................................................................... 1 A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL TERKINI ........................................................ 5 1. Pertumbuhan stabil meskipun investasi lebih lemah, namun tidak memenuhi harapan .......................................... 5 2. Harga sebagian besar komoditas utama turun dibandingkan tahun lalu ................................................................ 12 3. Defisit neraca transaksi berjalan membaik ketika investasi mendingin .................................................................. 14 4. Inflasi utama terus mereda karena inflasi harga makanan yang menurun............................................................... 19 5. Kondisi keuangan makro tetap stabil pada Q1 ........................................................................................................ 20 6. Pendapatan yang lebih lemah, belanja yang kuat, menjelang pemilihan umum 2019 di Indonesia ....................... 23 7. Kondisi pasar tenaga kerja tetap naik ..................................................................................................................... 27 8. Kemiskinan dan ketimpangan terus menurun di Indonesia ................................................................................... 30 9. Prospek dan risiko pertumbuhan ekonomi ............................................................................................................. 33 B. LAUTAN PELUANG: REFORMASI UNTUK EKONOMI BIRU BERKELANJUTAN DI INDONESIA ............................................................................................................................. 39 1. Indonesia dapat memperoleh lebih banyak dari sektor perikanan melalui manajemen yang lebih baik ................ 40 2. Untuk menjadi tujuan wisata terkemuka, Indonesia harus memastikan bahwa aset laut dan pesisirnya dikelola secara berkelanjutan ................................................................................................................................................ 45 3. Sampah plastik laut merupakan risiko signifikan bagi sektor maritim Indonesia, termasuk perikanan dan pariwisata ................................................................................................................................................................. 50 4. Keterkaitan ekologi dan ekonomi yang erat di antara sektor-sektor kelautan berarti bahwa reformasi di setiap sektor dapat memberikan manfaat secara lebih luas ............................................................................................... 56 BIBLIOGRAFI .......................................................................................................................... 58 LAMPIRAN: INDIKATOR GAMBARAN EKONOMI INDONESIA .......................................... 64 GAMBAR Gambar ES.1: Pelemahan investasi dan penurunan persediaan menyebabkan pelambatan pertumbuhan pada di Triwulan 1 .................................................................................................................................................................. 3 Gambar ES.2: Konsumsi swasta kuat, didukung oleh belanja lembaga non-profit rumah tangga (partai politik) ....... 3 Gambar ES.3: Defisit transaksi neraca berjalan nominal berkurang di Triwulan 1, sejalan dengan melambatnya investasi ...................................................................................................................................................................... 4 Gambar ES.4: Aliran portofolio menuju ke arus keluar neto pada bulan Mei karena ketegangan perdagangan baru . 4 Gambar ES.5: Pelonggaran inflasi harga makanan membebani inflasi headline di Triwulan 1 2019............................ 4 Gambar ES.6: Pengumpulan penerimaan melambat saat koleksi PPN berkurang ...................................................... 4 Gambar A.1: Investasi yang lemah dan destocking persediaan sedikit menyeret pertumbuhan .................................. 6 Gambar A.2: Pertumbuhan investasi melambat karena melemahnya investasi mesin dan peralatan serta penurunan dalam investasi kendaraan dan peralatan lainnya ...................................................................................................... 6 Gambar A.3: Konsumsi swasta menguat, didukung oleh belanja yang kuat dari partai politik.................................... 7 Gambar A.4: Pertumbuhan konsumsi pemerintah sebagian besar didorong oleh belanja sosial ................................. 7 Gambar A.5: Pada Q1, pertumbuhan nominal impor menurun di banyak negara berkembang................................... 8 Gambar A.6: Pertumbuhan perdagangan global melambat pada Q1… ........................................................................ 8 Gambar A.7: … pertumbuhan produksi industri melemah ........................................................................................... 8 Gambar A.8: Hasil PMI komposit menunjukkan pembacaan beragam, tetapi data bulan Mei mencerminkan kekhawatiran yang terus meningkat .......................................................................................................................... 9 Gambar A.9: Setelah mengakhiri 2018 dengan ayunan volatilitas liar, pasar cukup tenang di Q1 2019, tetapi volatilitas kembali dengan ketegangan perdagangan baru........................................................................................ 9 Gambar A.10: Indeks komoditas global turun pada Q4 2018 dan Q1 2019, tetapi sebagian besar mulai stabil pada Q2 .................................................................................................................................................................................... 9 Gambar A.11: Ekspor riil menurun untuk pertama kalinya dalam sepuluh kuartal … ................................................ 10 Gambar A.12: …dan tren yang serupa terlihat pada impor riil ..................................................................................... 10 Gambar A.13: Saldo Neraca Transaksi Berjalan, Tahunan .......................................................................................... 11 Gambar A.14: Minyak Sawit, Volume ........................................................................................................................... 11 Gambar A.15: Perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ................12 Gambar A.16: ...kecuali untuk LNG, yang naik, dan karet, yang stabil ....................................................................... 13 Gambar A.17: Volume ekspor batubara, minyak sawit, dan logam dasar naik…......................................................... 14 Gambar A.18: … tetapi kenaikan ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan harga .......................................... 14 Gambar A.19: Defisit neraca transaksi berjalan mengecil pada Q1, sejalan dengan perlambatan investasi ................15 Gambar A.20: Ekspor barang semakin memburuk di semua kategori … .................................................................... 17 Gambar A.21: ... dan impor barang menurun untuk pertama kalinya dalam sepuluh kuartal. .................................... 17 Gambar A.22: Akun keuangan menurun karena investasi portofolio bersih menurun pada Q1 … ............................. 18 Gambar A.23: … dan berayun keluar pada bulan Mei karena ketegangan perdagangan yang baru ........................... 18 Gambar A.24: Investasi langsung luar negeri kembali ke nilai rata-rata untuk tiga kuartal pertama tahun 2018… ....18 Gambar A.25: Meredakan inflasi harga makanan membebani inflasi headline pada Q1 2019 ..................................... 19 Gambar A.26: Harga pangan domestik utama naik pada bulan Mei karena Ramadhan yang akan datang ...............19 Gambar A.27: Rupiah terus menutup kerugian tahun lalu terhadap Dolar AS … ...................................................... 20 Gambar A.28: … dan dihargai secara efektif ............................................................................................................... 20 Gambar A.29: Hasil obligasi turun di Q1, tetapi hasil spread vis-à-vis treasury A.S. tetap stabil ................................ 21 Gambar A.30: Hasil obligasi 10-tahun dari Indonesia, Malaysia, dan Vietnam turun pada Q1 ................................... 21 Gambar A.31: Tingkat pinjaman keseluruhan tetap rendah … ................................................................................... 22 Gambar A.32: …sementara pertumbuhan kredit rata-rata naik .................................................................................. 22 Gambar A.33: Likuiditas sektor perbankan sudah stabil, tetapi masih lesu ............................................................... 23 Gambar A.34: Bank tetap memiliki modal cukup besar dan rasio NPL rata-rata rendah........................................... 23 Gambar A.35: Utang Pemerintah Pusat terhadap PDB sedikit meningkat karena kenaikan suku bunga dan depresiasi mata uang ............................................................................................................................................... 25 Gambar A.36: Pendapatan melambat karena pemungutan PPN menurun ................................................................ 25 Gambar A.37: Pertumbuhan belanja pemerintah terutama didorong oleh belanja sosial yang lebih tinggi ............... 26 Gambar A.38: Terjadi pencairan anggaran sosial yang lebih besar............................................................................. 26 Gambar A.39: Posisi stok utang pemerintah akhir Maret ........................................................................................... 27 Gambar A.40: Tingkat ketenagakerjaan mencapai rekor tertinggi dan tingkat pengangguran mencapai rekor terendah pada Februari 2019 .................................................................................................................................... 28 Gambar A.41: Sebagian besar industri mengalami kenaikan upah nominal tahun ini ................................................ 29 Gambar A.42: Kemiskinan terus turun ........................................................................................................................ 30 Gambar A.43: Kerentanan masih tinggi, tetapi kelas menengah sedang berkembang ............................................... 30 Gambar A.44: Meskipun kemiskinan menurun secara nasional, pengurangannya tidak seragam di seluruh provinsi ................................................................................................................................................................................... 31 Gambar A.45: Ketimpangan terus menurun ................................................................................................................ 32 Gambar A.46: Penurunan ketimpangan tidak seragam di seluruh provinsi ................................................................ 32 Gambar A.47: Ketentuan perdagangan Indonesia diproyeksikan akan memburuk pada tahun 2019… ..................... 34 Gambar A.48: Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan menyempit pada 2019 dan 2020 karena investasi intensif impor berkurang ...................................................................................................................................................... 35 Gambar A.49: Inflasi utama diperkirakan akan mereda seiring harga pangan yang menurun ................................... 35 Gambar A.50: Bank Dunia memproyeksikan defisit fiskal sebesar 2,1 persen dari PDB pada 2019 ........................... 36 Gambar B.1: Indonesia adalah negara penghasil ikan tangkapan laut terbesar kedua di dunia................................. 40 Gambar B.2: Pendapatan ekspor perikanan Indonesia berada di peringkat ke-14 secara global................................ 40 Gambar B.3: Bali dan Lombok menerima sekitar setengah dari wisatawan asing di Indonesia ................................ 47 Gambar B.4: Proporsi pengunjung yang menemukan kerusakan terumbu karang atau sampah laut di Taman Nasional Komodo telah meningkat ......................................................................................................................... 49 Gambar B.5: Jumlah pengunjung dan pendapatan yang dari Kawasan Konservasi Raja Ampat ............................... 50 Gambar B.6: Meskipun memiliki tingkat penghasil limbah per kapita terendah di antara sepuluh produsen sampah laut terbesar dunia (A), sebagian besar dari total limbah Indonesia diklasifikasikan sebagai “salah kelola” (B) yang seiring dengan kondisi geografis pesisir, berkontribusi pada posisi Indonesia sebagai penghasil sampah laut terbesar kedua di dunia (C)....................................................................................................................................... 51 Gambar B.7: Tingkat kesalahan pengelolaan limbah sangat bervariasi di antara kota-kota di Indonesia ................. 52 Gambar B.8: Komposisi limbah yang ditemukan di saluran air di 15 kota ................................................................. 52 LAMPIRAN GAMBAR Lampiran Gambar 1: Pertumbuhan PDB riil ............................................................................................................... 64 Lampiran Gambar 2: Kontribusi terhadap PDB konsumsi ......................................................................................... 64 Lampiran Gambar 3: Kontribusi terhadap PDB produksi .......................................................................................... 64 Lampiran Gambar 4: Penjualan mobil dan sepeda motor ........................................................................................... 64 Lampiran Gambar 5: Indikator konsumen .................................................................................................................. 64 Lampiran Gambar 6: Indikator produksi industri dan Manufaktur PMI .................................................................... 64 Lampiran Gambar 7: Neraca pembayaran .................................................................................................................. 65 Lampiran Gambar 8: Neraca pembayaran: neraca berjalan ........................................................................................ 65 Lampiran Gambar 9: Ekspor barang ........................................................................................................................... 65 Lampiran Gambar 10: Impor barang ........................................................................................................................... 65 Lampiran Gambar 11: Cadangan devisa dan arus modal ............................................................................................ 65 Lampiran Gambar 12: Inflasi IHK............................................................................................................................... 65 Lampiran Gambar 13: Rincian inflasi IHK bulanan.................................................................................................... 66 Lampiran Gambar 14: Perbandingan inflasi IHK beberapa negara ............................................................................ 66 Lampiran Gambar 15: Harga beras domestik dan internasional ................................................................................. 66 Lampiran Gambar 16: Tingkat kemiskinan dan pengangguran ................................................................................. 66 Lampiran Gambar 17: Indeks saham regional............................................................................................................. 66 Lampiran Gambar 18: Nilai tukar dollar AS ................................................................................................................ 66 Lampiran Gambar 19: Imbal hasil obligasi pemerintah 5-tahunan dalam mata uang lokal ....................................... 67 Lampiran Gambar 20: Spread obligasi dolar AS terhadap kelompok negara-negara EMBI Global ........................... 67 Lampiran Gambar 21: Pertumbuhan kredit komersial, pedesaan dan deposito ......................................................... 67 Lampiran Gambar 22: Indikator sektor perbankan ..................................................................................................... 67 Lampiran Gambar 23: Utang pemerintah ................................................................................................................... 67 Lampiran Gambar 24: Utang luar negeri..................................................................................................................... 67 TABEL Tabel ES.1: Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan melemah menjadi 5,1 persen pada tahun 2019 seiring dengan melambatnya pertumbuhan investasi dan minimnya dukungan eksternal ............................................................... 2 Tabel A.1: Harga komoditas utama Indonesia umumnya lebih rendah dari tahun lalu .............................................. 13 Tabel A.2: Neraca Pembayaran Indonesia (BOP) ....................................................................................................... 16 Tabel A.3: Th Perdagangan grosir dan eceran, akomodasi dan makanan dan minuman, dan industri konstruksi menyumbang 95 persen dari penciptaan lapangan kerja pada Februari 2019.......................................................... 27 Tabel A.4: : Turunnya ketimpangan di tingkat nasional didorong oleh peningkatan pangsa konsumsi dari Bawah dan Tengah sebesar 40 persen ................................................................................................................................. 32 Tabel A.5: Indikator ekonomi utama .......................................................................................................................... 33 Tabel A.6: … karena harga semua komoditas utamanya kecuali karet diperkirakan akan turun ............................... 34 Tabel A.7: proyeksi anggaran fiskal Bank Dunia ........................................................................................................ 36 LAMPIRAN TABEL Lampiran Tabel 1: Realisasi anggaran belanja Pemerintah ........................................................................................ 68 Lampiran Tabel 2: Neraca pembayaran ...................................................................................................................... 68 Lampiran Tabel 3: Indikator ekonomi makro Indonesia ............................................................................................ 69 Lampiran Tabel 4: Indikator pembangunan Indonesia .............................................................................................. 70 KOTAK Kotak A.1: Setelah tahun 2018 yang penuh tantangan, ekonomi global menunjukan pelemahan lebih lanjut tahun ini .................................................................................................................................................................................... 8 Kotak A.2: Kebijakan pemerintah terkait pengelolaan impor ...................................................................................... 11 Kotak B.1: Akuakultur: Penggerak utama Ekonomi Biru ........................................................................................... 45 Kotak B.2: Taman Nasional Komodo ......................................................................................................................... 49 Kotak B.3: Teknologi dan inovasi untuk solusi khusus .............................................................................................. 54 Kotak B.4: Larangan plastik sekali pakai .................................................................................................................... 55 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Ringkasan Eksekutify: Lautan Peluang Pada tahun 2018, kerangka kebijakan ekonomi makro turun lebih besar daripada ekspor. Neraca pembayaran Indonesia yang terkoordinasi dan penuh kehati-hatian secara keseluruhan mencatat surplus pada triwulan ke- mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, di 1. Alhasil, cadangan devisa Bank Indonesia naik tengah-tengah gejolak global dan beberapa bencana menjadi USD 124,5 milyar pada akhir Maret 2019, alam yang terjadi. Pertumbuhan PDB riil menguat cukup untuk menutupi 6,8 bulan impor dan pelunasan menjadi 5,2 persen yoy pada tahun 2018 dari 5,1 persen utang luar negeri pemerintah. pada tahun 2017. Pada triwulan ke-1 tahun 2019, pertumbuhan PDB sedikit melambat menjadi 5,1 Arus modal mengalami peningkatan sejak November persen yoy. Pertumbuhan PDB triwulanan secara 2018 dan masih cukup baik sampai awal tahun 2019. umum masih stabil, yang berada dalam kisaran sempit Arus modal menghasilkan pemulihan yang kuat dari antara 4,9 - 5,3 persen yoy selama 14 triwulan berturut- ketidakstabilan finansial global pada pertengahan tahun turut. 2018 ketika arus modal keluar dari negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) lebih besar Sumber pertumbuhan pada triwulan ke-4 tahun 2018 dibandingkan pada masa Taper Tantrum 2013. Dengan bergeser dibandingkan dengan triwulan ke-1 tahun sikap Bank Sentral AS yang lebih cenderung 2019, dari pertumbuhan investasi, yang melambat dari menerapkan suku bunga rendah (dovish), arus portofolio tingkat tertingginya selama beberapa tahun terakhir, masuk ke Indonesia masih terus berlangsung hingga menjadi pertumbuhan konsumsi sektor swasta maupun triwulan ke-1 (Gambar ES.4), yang memperkuat Rupiah pemerintah. Perlambatan investasi disebabkan oleh dan obligasi pemerintah. Akan tetapi, dengan adanya pengurangan stok (inventory destocking), dan melemahnya eskalasi ketegangan perdagangan baru-baru ini, mata pertumbuhan investasi tetap akibat penundaan uang dari negara-negara berkembang mengalami beberapa proyek publik baru, sebagai respons terhadap tekanan lagi karena para investor kembali menaruh kekhawatiran transaksi berjalan; ketidakpastian politik portofolio mereka ke aset-aset yang lebih aman secara menjelang pemilihan umum; anjloknya harga ekspor tradisional (safe-haven assets). Pada bulan Mei, arus komoditas unggulan Indonesia dan siklus investasi di portofolio keluar menyebabkan Rupiah terdepresiasi sektor pertambangan yang telah mencapai puncaknya dan nilai imbal hasil dari obligasi pemerintah 10 tahunan (maturing cycle) (Gambar ES.1). Di sisi lain, pertumbuhan (sovereign bonds) meningkat. konsumsi sektor swasta dan pemerintah ditopang oleh belanja partai-partai politik dan bonus bagi pegawai Sejalan dengan nilai tukar yang relatif stabil, harga negeri sipil (Gambar ES.2). Konsumsi sektor swasta minyak yang menurun dan harga energi domestik yang juga didukung oleh tingkat inflasi yang rendah dan pasar stabil, tingkat inflasi secara umum menurun menjadi tenaga kerja yang cenderung berkembang. rata-rata 2,6 persen pada triwulan ke-1, terendah sejak triwulan ke-4 tahun 2009 (Gambar ES.5). Bank Defisit transaksi berjalan (current account deficit - CAD) Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan semakin melebar pada tahun 2018 tetapi menunjukkan sebesar 6 persen agar arus modal tetap stabil, namun BI tanda-tanda perbaikan pada awal tahun 2019. CAD mengambil langkah-langkah akomodatif untuk melebar menjadi 3,0 persen dari PDB pada tahun 2018, mendorong permintaan domestik. yang merupakan persentase terbesar sejak tahun 2014, dan mencapai 3,1 persen dari PDB selama empat Posisi fiskal Pemerintah mendukung kebijakan moneter triwulan sampai triwulan ke-1 tahun 2019. Meskipun dan nilai tukar yang penuh kehati-hatian untuk menjaga CAD melebar sebagai persentase dari PDB, penurunan stabilitas. Meskipun terdapat dampak fiskal akibat impor yang lebih tajam mengurangi CAD menjadi USD bencana alam dan pemilu yang akan datang, defisit 7,0 milyar pada triwulan ke-1 tahun ini dari USD 9,2 fiskal hanya mencapai 1,8 persen dari PDB pada tahun milyar pada triwulan ke-4 tahun lalu (Gambar ES.3), 2018, yang mengurangi kebutuhan pembiayaan dan sehingga menunjukkan tren perbaikan. Perbaikan ini tekanan atas pasar obligasi. Pendapatan pemerintah didorong oleh perubahan neraca perdagangan barang meningkat sebesar 16,6 persen yoy pada tahun 2018, dari defisit pada triwulan ke-4 tahun 2018 menjadi sebagian disebabkan oleh reformasi administrasi dan surplus pada triwulan ke-1 tahun 2019 ketika impor kebijakan perpajakan. Sebagai hasilnya, rasio pajak- Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 1 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia PDB 1 naik menjadi 10,2 persen setelah lima tahun reformasi yang diusulkan. 2 Di tengah-tengah mengalami penurunan. Dari sisi pengeluaran, belanja memburuknya kondisi eksternal, pertumbuhan ekspor pemerintah naik sebesar 10,3 persen yoy, dengan diramalkan akan melambat. Pertumbuhan impor juga jumlah yang lebih besar terjadi pada belanja sosial, diperkirakan akan melemah sejalan dengan barang dan pegawai. melambatnya pertumbuhan investasi dan karena kebijakan pemerintah untuk mengatur impor Pertumbuhan pendapatan melambat pada awal tahun diperkirakan akan tetap berlaku dalam jangka pendek. 2019 sedangkan pengeluaran tetap kuat. Pertumbuhan Mengingat impor maupun ekspor sama-sama akan pendapatan negara melambat secara signifikan karena melemah, maka sektor eksternal, kalau pun ada, hanya pemungutan pajak pertambahan nilai (PPN) menurun akan memberikan sedikit kontribusi untuk dan pertumbuhan pendapatan yang berkaitan dengan pertumbuhan output pada tahun ini dan tahun depan. komoditas dan pajak penghasilan non-migas melambat (Gambar ES.6). Sementara itu, belanja fiskal tahun lalu Meskipun nilai tukar perdagangan komoditas melemah, sampai bulan April ini tetap kuat karena meningkatnya CAD diramalkan akan turun menjadi 2,8 persen dari pembayaran belanja sosial, gaji dan bonus untuk PNS, PDB pada tahun 2019 dan selanjutnya menjadi 2,5 dan subsidi. Namun, belanja modal mengalami persen dari PDB pada tahun 2020 setelah pertumbuhan penurunan selama dua tahun berturut-turut. investasi menurun. Selain itu, nilai tukar yang melemah pada tahun 2018 akan mendukung neraca transaksi Tabel ES.1: Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan pendapatan. Risiko terhadap penurunan perkiraan melemah menjadi 5,1 persen pada tahun 2019 seiring pertumbuhan semakin besar dengan meningkatnya dengan melambatnya pertumbuhan investasi dan kembali ketegangan perdagangan, yang cenderung minimnya dukungan eksternal semakin membebani perdagangan dunia. Sehubungan 2018 2019f 2020f dengan hal itu, pertumbuhan global yang melambat PDB Riil (Perubahan persen tahunan) 5,2 5,1 5,2 sebagai akibat dari hasil perundingan yang semakin Indeks lemah antara negara-negara maju dan Cina juga (Perubahan harga persen tahunan) 3,2 3,0 3,1 menimbulkan risiko yang substansial. konsumen Neraca transaksi (Persen dari -3,0 -2,8 -2,5 Samudera Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memberikan PDB) berjalan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian, melalui Saldo anggaran (Persen dari -1,8 -2,0 -2,0 pendapatan yang lebih tinggi dari sektor pariwisata dan pemerintah PDB) perikanan maupun dengan meningkatkan ketahanan terhadap Sumber: Bank Indonesia; Badan Pusat Statistik (BPS); bencana alam dan perubahan iklim. Oleh karena itu, edisi ini Kemenkeu; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: 2018 merupakan nilai realisasi; f merupakan nilai membahas pentingnya perekonomian maritim bagi pembangunan perkiraan Bank Dunia ekonomi Indonesia dan menyajikan tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan perekonomian Mengingat kondisi eksternal yang kurang maritimnya untuk meningkatkan kesejahteraan. menguntungkan maka pertumbuhan ekonomi diramalkan akan turun menjadi 5,1 persen pada tahun Ekosistem samudera Indonesia memiliki potensi 2019, lalu pulih lagi menjadi 5,2 persen pada tahun 2020 ekonomi sangat besar yang masih belum dimanfaatkan (Tabel ES.1). Percepatan pertumbuhan konsumsi sepenuhnya. Sektor perikanan Indonesia merupakan swasta yang tidak terlalu tinggi diperkirakan akan yang terbesar kedua di dunia dan memainkan peranan berlanjut asalkan inflasi masih tetap rendah dan pasar yang sangat penting dalam menyediakan ketahanan tenaga kerja tetap kuat. Posisi fiskal diperkirakan akan pangan dan lapangan pekerjaan. Sektor pariwisata menjadi lebih baik sehingga investasi pemerintah dapat Indonesia mendapatkan banyak manfaat dari kekayaan menguat seraya proyek-proyek infrastruktur kembali laut dan pesisir (marine and coastal - MAC) kelas dunia berjalan dan rekonstruksi pasca bencana alam dimulai. yang ada di Indonesia, dan pariwisata laut dan pantai Meskipun lebih lambat, pertumbuhan investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan wisatawan. diperkirakan akan tetap kuat, khususnya setelah pemilu, dengan berkurangnya ketidakpastian politik dan semakin optimisnya sentimen dunia usaha terhadap 1 Hanya pajak domestik dan internasional, tidak termasuk 2 Rompies (2019). pendapatan bukan pajak. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 2 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia Akan tetapi, pengelolaan yang buruk dan sampah laut memperbaiki pengelolaan sumber daya alam, mengancam aset nasional yang tak terhingga nilainya melestarikan ekosistem, meningkatkan kualitas ini. Penangkapan ikan yang tidak sah, tidak sesuai aturan makanan hasil laut, meningkatkan pengalaman dan tidak dilaporkan serta pengelolaan yang tidak wisatawan dan menciptakan peluang untuk lebih memadai akan mengurangi nilai sosial dan ekonomi memperkuat ciri khas kekayaan laut dan pantai perkonomian Indonesia. Sampah laut merugikan sektor Indonesia. Selain itu, dibutuhkan investasi multi sektor perikanan, pelayaran dan pertumbuhan pariwisata laut untuk melindungi kekayaan laut dan pantai dari sampah dan pantai, dan sampah laut itu sendiri mengancam laut. Melalui kebijakan yang lebih baik, Indonesia dapat ekosistem dan merusak kekayaan alam jika tidak mengembangkan samuderanya secara berkelanjutan dikelola dengan baik. dan memanfaatkan sepenuhnya potensi ‘Ekonomi Biru’. Untuk mewujudkan potensi dari sektor-sektor tersebut sepenuhnya maka dibutuhkan reformasi yang akan Gambar ES.1: Pelemahan investasi dan penurunan Gambar ES.2: Konsumsi swasta kuat, didukung oleh belanja persediaan menyebabkan pelambatan pertumbuhan pada lembaga non-profit rumah tangga (partai politik) di Triwulan 1 (kontribusi terhadap pertumbuhan yoy, poin persentase) (kontribusi terhadap pertumbuhan yoy, poin persentase) Change in inventories Stat. discrepancy Non-Profit Institutions Net exports Investment Others Restaurant & Hotel Government consumption Private consumption Transportation & Comm GDP Health & Education 8 Equipments App, Footwear & Maintenance 6 F&B, Other than Restaurant 6 Private Consumption 4 4 2 2 0 -2 0 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 3 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Gambar ES.3: Defisit transaksi neraca berjalan nominal Gambar ES.4: Aliran portofolio menuju ke arus keluar neto berkurang di Triwulan 1, sejalan dengan melambatnya pada bulan Mei karena ketegangan perdagangan baru investasi (USD milyar) (USD milyar) Goods Trade Services Trade Gov. global bonds SUN Income Current account balance SBI Equities 6 Main net portfolio inflows 4 4 2 2 0 -2 0 -4 -6 -2 -8 -4 -10 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sumber: Bank Indonesia (BI), Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BI; Bank Dunia; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara merupakan obligasi mata uang lokal Gambar ES.5: Pelonggaran inflasi harga makanan Gambar ES.6: Pengumpulan penerimaan melambat saat membebani inflasi headline di Triwulan 1 2019 koleksi PPN berkurang (perubahan yoy, persen; last observation May 2019) (kontribusi penerimaan Januari–April terhadap pertumbuhan, yoy, poin persentase) O&G related revenues Income taxes N-O&G 12 VAT/LGST Excises International trade taxes Other Administered 10 Total revenues 25 22.4 8 20 14.8 15 11.6 6 Raw food Non-food 10 Food 3.8 0.5 4 5 0 2 Core Headline -5 -10 -9.8 -9.8 0 2014 2015 2016 2016 2017-TA 2018* 2019 -2 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia. Lihat Gambar 19 Sumber: Kemenkeu; Perhitungan staf Bank Dunia. Lihat Gambar A.34 Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 4 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia A. Perkembangan ekonomi dan fiskal terkini 1. Pertumbuhan stabil meskipun investasi lebih lemah, namun tidak memenuhi harapan Pertumbuhan tetap Setelah 5 tahun menyesuaikan diri dengan harga komoditas yang lebih rendah, pertumbuhan sangat stabil ekonomi tetap relatif stabil pada 2018 di angka 5,2 persen dari tahun-ke-tahun (YoY), karena permintaan domestik yang kuat. Pertumbuhan konsumsi swasta meningkat ditopang oleh inflasi yang rendah dan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat. Demikian pula, pertumbuhan investasi melonjak ke level tertinggi selama 6 tahun pada tahun 2018 karena harga komoditas yang relatif kuat, terutama selama paruh pertama tahun ini, kondisi pembiayaan domestik yang baik, dan investasi infrastruktur yang berkelanjutan oleh badan usaha milik negara (BUMN). Pertumbuhan konsumsi pemerintah meningkat lebih dari dua kali lipat yang sebagian dikarenakan kuatnya belanja pegawai dan material. Berbeda dengan 2017, ekspor neto berkurang dikarenakan pelemahan kondisi eksternal dan impor barang modal yang kuat. Di sisi produksi, nilai tambah bruto pada harga produsen tumbuh sebesar 5,0 persen YoY, didorong oleh sektor jasa. Pertumbuhan PDB Pada Q1 2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen YoY, setingkat lebih lambat dari pada tetap stabil pada 5,1 Q4 2018, dan di bawah perkiraan konsensus, dimana keduanya berada di angka 5,2 persen persen pada Q1 2019 (Gambar A.1). Pada QoQ tahunan yang disesuaikan secara musiman, pertumbuhan berkurang ke angka 4,9 persen dari 5,1 persen pada kuartal sebelumnya. 3 Pertumbuhan PDB stabil, tetap dalam kisaran yang relatif sempit yaitu 4,9 hingga 5,3 persen selama 14 kuartal terakhir. Karena keterlambatan proyek investasi publik baru, ketidakpastian menjelang pemilihan umum, serta harga komoditas yang lebih lemah dan siklus investasi yang semakin matang di sektor 3 Perkiraan staf Bank Dunia menggunakan penyesuaian musiman X12. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 5 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia pertambangan, pertumbuhan investasi melambat, yang kemudian berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB yang lebih lambat. Setelah akumulasi yang signifikan di Q4, inventaris mengalami beberapa penurunan di Q1, yang lebih lanjut membebani pertumbuhan sebesar 0,3 poin persentase (pp). Namun, konsumsi dan ekspor netto menguat. Pertumbuhan konsumsi swasta dan pemerintah diperoleh dari belanja yang kuat dari partai politik dan belanja pegawai yang lebih kuat. Untuk pertama kalinya dalam sepuluh kuartal, ekspor dan impor menurun; yang pertama dikarenakan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat dan perdagangan dunia yang lebih lemah dan yang terakhir karena investasi melambat. Penurunan dalam impor hampir empat kali lebih tinggi dari pada ekspor, mendorong ekspor neto untuk mendukung pertumbuhan untuk pertama kalinya sejak Q3 2017. Di sisi produksi, pertumbuhan yang kuat berbasis luas, dengan perlambatan yang tercatat hanya untuk sektor pertanian, manufaktur, listrik, gas, dan air. Pertumbuhan nilai tambah bruto (NTB) tetap tidak berubah di angka 4,9 persen di Q1. Gambar A.1: Investasi yang lemah dan destocking Gambar A.2: Pertumbuhan investasi melambat karena persediaan sedikit menyeret pertumbuhan melemahnya investasi mesin dan peralatan serta (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) penurunan dalam investasi kendaraan dan peralatan lainnya (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) Change in inventories Stat. discrepancy Buildings & Structures Machine & Equipment Net exports Investment Vehicles Other Equipments Government consumption Private consumption Cultivated Bio. Res. Intellectual Property GDP 8 Investment 7 7 6 5 6 4 5 3 4 2 3 1 2 0 1 -1 0 -2 -1 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Pertumbuhan Pertumbuhan investasi terus menurun menjadi 5,0 persen YoY dari 6,0 persen pada Q4 2018, investasi terus sebagian dikarenakan keputusan investasi yang ditunda menjelang pemilihan umum; 4 belanja melemah infrastruktur publik yang lemah, sebagian dikarenakan kekhawatiran akan neraca transaksi berjalan; 5 dan penurunan harga komoditas secara bertahap 6 (Gambar A.2). Base effect yang tinggi juga berkontribusi pada hasil yang lebih lemah. 7 Investasi pada bangunan dan struktur tetap merupakan kontributor utama pertumbuhan investasi keseluruhan pada 4,1 pp, naik dari 3,3 pp pada Q4 2018. Pertumbuhan investasi mesin dan peralatan menurun secara signifikan 4 Bisnis (2019). 5 Nominal belanja modal publik turun 15,1 persen YoY di Q1, menunjukkan berkurangnya investasi infrastruktur publik dari pemerintah. Lihat diskusi terperinci di Bagian 6. 6 Harga komoditas utama Indonesia yang meliputi batu bara, minyak mentah, minyak sawit, karet, dan logam dasar, mengalami penurunan rata- rata 8,5 persen YoyY pada Q1 2019 7 Pertumbuhan investasi pada Q1 2018 adalah 7,9 persen, tertinggi dalam hampir 5 tahun. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 6 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia menjadi 8,4 persen dari 12,3 persen pada Q4, mengakhiri pertumbuhan dua digit berturut-turut selama enam kuartal terakhir. Investasi kendaraan dan peralatan lainnya masing-masing turun 7,4 dan 6,8 persen, membalikkan pertumbuhan positif yang terlihat setidaknya dalam empat kuartal terakhir. Konsumsi swasta Pertumbuhan konsumsi swasta meningkat hingga mencapai 5,3 persen pada Q1 dibandingkan meningkat menjadi dengan 5,2 persen pada Q4 2018 (Gambar A.3), didukung oleh peningkatan tajam dalam 5,3 persen karena konsumsi belanja partai politik, yang tumbuh sebesar 16,9 persen pada Q1, dibandingkan dengan belanja partai politik dengan Q4 sebesar 10,8 persen. 8 Namun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat melonjak menjadi 5,0 persen dari 5,1 persen, karena konsumsi yang lemah dalam layanan seperti transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. Dalam konsumsi rumah tangga, konsumsi makanan dan minuman sekali lagi merupakan kontributor terbesar untuk pertumbuhan, sementara yang naik tercepat adalah konsumsi kesehatan dan pendidikan. Indikator bulanan juga mengisyaratkan konsumsi swasta yang kuat karena pertumbuhan penjualan ritel hampir dua kali lipat menjadi 8,8 persen pada Q1 dan pertumbuhan penjualan sepeda motor meningkat secara signifikan menjadi 16,1 persen pada Q1 dari 7,6 pada kuartal sebelumnya. Kepercayaan konsumen tetap stabil pada Q1 tetapi naik secara signifikan pada bulan April dan Mei, menunjukkan konsumsi swasta yang kuat di Q2. Gambar A.3: Konsumsi swasta menguat, didukung oleh Gambar A.4: Pertumbuhan konsumsi pemerintah belanja yang kuat dari partai politik sebagian besar didorong oleh belanja sosial (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) Non-Profit Institutions Others 30 Other Restaurant & Hotel Transportation & Comm Social excl PKH & PIP & BPNT Health & Education Equipments 25 Non-energy subsidies App, Footwear & Maintenance F&B, Other than Restaurant 20 Material Private Consumption 6 Personnel 15 Total, yoy growth 10 4 5 2 0 -5 0 -10 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Q12017 Q32017 Q12018 Q32018 Q12019 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: Belanja sosial dalam bentuk triwulan dihitung menggunakan bagian dari belanja sosial berbentuk natura untuk masing-masing tahun. PKH = Program Keluarga Harapan (transfer tunai langsung); PIP = Program Indonesia Pintar (subsidi Pendidikan); BPNT = Bantuan Pangan Non Tunai (bantuan makanan non tunai). Pertumbuhan Pertumbuhan konsumsi riil pemerintah meningkat menjadi 5,2 persen YoY dari 4,6 persen pada konsumsi Q4 2018. Pertumbuhan yang cepat sebagian didorong oleh pengeluaran yang cukup besar untuk pemerintah belanja pegawai. Penyerahan dalam bentuk natura yang tinggi juga mendukung naiknya menguat, sebagian konsumsi pemerintah. Setelah tujuh kuartal penguatan pertumbuhan, nominal konsumsi dikarenakan pemerintah naik 17,1 persen pada Q1, setingkat lebih rendah dari 18,9 persen pada Q4 2018 (Gambar A.4). Pertumbuhan didorong oleh nominal belanja sosial yang tinggi, yaitu Rp102 8 Lonjakan komponen konsumsi swasta ini diperkirakan akan menghilang setelah masa pemilihan umum, mirip dengan apa yang terjadi setelah pemilihan umum tahun 2014. NPISH tumbuh 22,4 persen YoY pada Q2 2014 selama periode pemilihan, tetapi menurun secara signifikan menjadi 5,8 persen pada Q3 2014, setelah pemilihan. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 7 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia meningkatnya triliun, atau dua kali lipat dari jumlah pada periode yang sama tahun lalu, ketika pemerintah belanja sosial memperluas pengeluaran untuk belanja sosial dalam bentuk natura, dan belanja pegawai dan material (Lihat Bagian A.6). Ekspor dan impor Sejalan dengan perlambatan Gambar A.5: Pada Q1, pertumbuhan nominal impor menurun untuk pertumbuhan volume menurun di banyak negara berkembang pertama kalinya perdagangan dunia (lihat Kotak (Pertumbuhan 12 YoY mma, persen) dalam sepuluh A.1) dan pertumbuhan ekonomi Indonesia Malaysia Thailand kuartal global yang lambat, volume ekspor Philippines Vietnam dan impor Indonesia mengalami 25 penurunan. Perdagangan mereda 20 tidak hanya di Indonesia, tetapi 15 juga di beberapa negara pasar 10 berkembang dan ekonomi 5 berkembang (EMDE), menyusul 0 perselisihan perdagangan antara -5 Amerika Serikat dan Cina 9 -10 (Gambar A.5). -15 -20 -25 Mar-15 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Sumber: CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Kotak A.1: Setelah tahun 2018 yang penuh tantangan, ekonomi global menunjukan pelemahan lebih lanjut tahun ini Pertumbuhan global turun menjadi 3,0 persen YoY pada 2018 dari 3,1 pada 2017, didorong oleh kinerja ekonomi yang lamban di Eropa dan Jepang, pertumbuhan yang lambat di Cina, dan pelemahan yang menonjol di negara-negara seperti Argentina dan Turki yang menghadapi gejolak mata uang dan pasar keuangan. Aktivitas ekonomi global terus melemah pada awal tahun ini karena meningkatnya ketidakpastian kebijakan, termasuk ketegangan perdagangan baru-baru ini, disertai dengan penurunan kepercayaan yang luas.1 Gambar A.6: Pertumbuhan perdagangan global Gambar A.7: … pertumbuhan produksi industri melambat pada Q1… melemah (persen, YoY) (persen, YoY) 8 7 Euro Area imports World trade Emerging Asia 7 6 6 5 5 4 4 3 World 3 2 Advanced economies 2 1 1 0 0 -1 Euro Area -1 -2 -2 -3 Euro Area exports -4 -3 Sumber: CBP World Trade Monitor, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CBP World Trade Monitor, perhitungan staf Bank Dunia Faktor utama yang mendorong perlambatan pertumbuhan global pada tahun 2018 adalah perdagangan dunia, yang menderita di tengah meningkatnya proteksionisme, khususnya kenaikan tarif antara Amerika Serikat dan Cina, serta pertumbuhan investasi 9 Bank Dunia(2019a). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 8 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia global yang lambat dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan (Gambar A.6). Akibatnya, pertumbuhan perdagangan global mengalami perlambatan tertajam sejak 2012, yang mana hanya tumbuh 4,1 persen pada 2018 dibandingkan dengan 5,5 persen pada 20172. Perlambatan perdagangan ini terus berlanjut pada tahun 2019, dengan Q1 mengalami pertumbuhan hanya 0,4 persen YoY dibandingkan dengan 1,6 persen pada Q4 2018. Demikian pula, pertumbuhan produksi industri global menurun, dari rata-rata 2,1 persen pada Q4 2018 menjadi 1,4 persen pada Q1 2019 (Gambar A.7) dan sebagian besar tetap tenang di Q2. Sentimen bisnis, sebagaimana ditangkap oleh Indeks Manajer Pembelian (PMI), melunak pada Q4 2018, Q1 2019 dan dua bulan pertama Q2, tetapi dalam banyak kasus masih di atas 50 - ambang yang mewakili ekspansi menurut pembuat keputusan dari perusahaan yang disurvei, analis dan investor (Gambar A.8). Gambar A.8: Hasil PMI komposit menunjukkan Gambar A.9: Setelah mengakhiri 2018 dengan ayunan pembacaan beragam, tetapi data bulan Mei volatilitas liar, pasar cukup tenang di Q1 2019, tetapi volatilitas mencerminkan kekhawatiran yang terus meningkat kembali dengan ketegangan perdagangan baru (pertumbuhan YoY, persen) (indeks, 1 Januari 2018 =100) 350 Kekhawatiran Kekhawatiran terkait 56 Q4-18 Q1-19 Apr-19 May-19 terkait pertumbuhan China, 55 Pengumuman pendapatan perang dagang, 300 Amerika untuk perusahaan risiko kenaikan suku 54 menaikkan VIX untuk Ketegang bunga lebih lanjut 53 tarif baja dan perusahaan an 250 aluminium Penghasilan dan 52 seperti perdagan pembelian gan Google dan 51 Kenaikan suku bungan Federal kembali meningk 200 Amazon perusahaan,, Fed 50 Kenaikan suku bungan Federal at, lebih dovish ketegang 49 2 Kenaikan suku bungan Federal 150 3 an AS- 48 Iran 100 MOVE 50 Jul-18 Jul-19 Jun-18 Aug-18 Sep-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Jun-19 Apr-18 Oct-18 Apr-19 Mar-18 Feb-19 Mar-19 May-18 May-19 Sumber: Markit Economics, Haver, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: Bloomberg; perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Pembacaan di atas 50 mewakili ekspansi dan pembacaan di bawah 50 mewakili penurunan Dihadapkan dengan aktivitas yang melemah dan tekanan inflasi Gambar A.10: Indeks komoditas global turun pada yang tidak berbahaya di sebagian besar ekonomi utama, bank Q4 2018 dan Q1 2019, tetapi sebagian besar mulai sentral terus mendukung kegiatan dengan kebijakan yang stabil pada Q2 akomodatif dan/atau sikap kebijakan yang lebih dovish yang (indeks berdasarkan nominal dolar Amerika, 2010=100) seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa. Demikian pula, 100 Base Metals (ex. iron ore) kebijakan fiskal di banyak negara telah ekspansif, dengan negara- negara termasuk Cina, India, Jepang dan Korea Selatan 90 meningkatkan pengeluaran, dan dengan beberapa negara termasuk Agriculture 80 Cina dan India menggabungkan belanja fiskal yang lebih tinggi dengan pemotongan pajak.3 70 Di pasar keuangan, kondisi pembiayaan global pulih pada Q1 2019 60 dan terus merenggang pada Q2 (Gambar A.9). Pemulihan ini Energy mengikuti akhir yang dramatis pada 2018, yang mengalami arus 50 keluar modal global dari pasar negara berkembang yang melebihi Taper Tantrum 2013, dan Dow and S&P 500 yang mengalami 40 penurunan Christmas Eve terbesar mereka, setelah kekhawatiran yang terus-menerus akan dampak ketegangan perdagangan antara Amerika dan Cina.4 Namun, Q1 2019 mengalami perputaran cepat, dengan S&P 500 memulihkan lebih dari 50 persen dari kerugiannya Sumber: Data Harga Komunitas Bank Dunia, perhitungan staf Bank Dunia dalam 6 minggu pertama tahun ini, didukung oleh pendapatan positif dan pembelian kembali perusahaan dan perubahan sikap dari Federal Reserve karena mengabaikan proyeksi kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk sisa tahun ini.5 Tetapi dengan ketegangan perdagangan yang baru, situasi yang tenang belum dapat bertahan, dan Q2 berakhir dengan meningkatnya volatilitas. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 9 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Setelah menurun pada Q4 2018 dan Q1 2019 (Gambar A.10), komoditas energi telah mengalami beberapa pemulihan dalam beberapa bulan terakhir, sementara harga logam dan pertanian relatif datar dari tahun ke tahun. Ke depan, ketegangan perdagangan dan politik antara Amerika dan Cina akan terus membuat para investor gelisah, dengan implikasi seluruh dunia, khususnya, pada perdagangan di Asia.6 Faktor risiko lain mungkin timbul dari perkembangan yang berbeda, termasuk dampak Brexit yang kuat pada kawasan Euro, atau dari kejutan mendadak yang berdampak pada pasar komoditas, seperti kebuntuan antara Amerika dan Iran baru-baru ini di Selat Hormuz. 1 Bank Dunia (2019b). 2 Bank Dunia (2019a), halaman. 4. 3 Di Ciina, lihat: Chen and Woo (2019); di India, lihat: Sundaram (2019), di Jepang, lihat: Kyodo (2019); dan di Korea Selatan, lihat: Choi (2018). 4 Barbieri and Goldman (2018). 5 “Tampilan instan Reuters (Maret 21, 2019) 6 On escalation in the trade tensions between the United States and China, see for example: Westcott, Wang and Picheta (2019); on how tensions go beyond trade, see for example: da Costa (2019). Gambar A.11: Ekspor riil menurun untuk pertama kalinya Gambar A.12: …dan tren yang serupa terlihat pada impor dalam sepuluh kuartal … riil (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) 20 20 15 15 10 10 5 5 0 0 Services Services -5 Goods: Oil & Gas -5 Goods: Oil & Gas Goods: Non-Oil & Gas Goods: Non-Oil & Gas Export of Goods and Services Import of Goods and Services -10 -10 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia Impor riil Penurunan dalam impor riil, mengingat perlambatan pertumbuhan investasi, hampir empat mengalami kali lebih besar dari ekspor riil, mendorong ekspor neto untuk mendukung pertumbuhan penurunan tajam untuk pertama kalinya sejak Q3 2017. Meskipun konsumsi swasta dalam negeri kuat, impor riil menyusut 7,8 persen pada Q1, sebagian besar didorong oleh pengurangan impor minyak dan gas sebesar 22,9 persen, yang sebagian karena mandat Pemerintah untuk menggunakan biofuel dalam campuran diesel 10 dan kebijakan Pemerintah untuk mengelola impor komoditas tertentu, yang telah dilaksanakan pada paruh kedua tahun 2018 11 (Gambar A.11). Sementara itu, penurunan dalam ekspor sebagian besar disebabkan oleh ekspor minyak dan gas, menurun 0,7 persen setelah tumbuh 6,0 persen pada Q4 2018 (Gambar A.12), sejalan dengan pengurangan lifting minyak Indonesia dan kebijakan Pemerintah yang diprioritaskan di dalam negeri - minyak yang diproduksi dipakai untuk konsumsi dalam negeri dan bukan untuk ekspor (Kotak A.2). 12 10 Pemerintah, melalui Keputusan Menteri Energi No. 42/2018, menginstruksikan produsen minyak dan gas luar negeri untuk memprioritaskan penjualan produksinya ke Pertamina mulai September 2018 11 Bank Indonesia (2019). 12 Bank Indonesia (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 10 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Kotak A.2: Kebijakan pemerintah terkait pengelolaan impor Pada tahun 2018, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia melebar menjadi 3,0 persen dari PDB, terbesar sejak 2014, sejalan dengan investasi intensif impor yang kuat (Gambar A.13). Berikut adalah kebijakan terpilih yang diterapkan Pemerintah Indonesia pada paruh kedua 2018 untuk mengelola impor untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan: 1. Pajak penghasilan atas barang impor yang dipilih1 Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan untuk meningkatkan tarif pajak penghasilan untuk barang-barang impor2 (Pajak Penghasilan Pasal 22) untuk 1.147 produk konsumen pada bulan September 2018. Tergantung pada produk konsumen, tarif pajak dinaikkan sebesar 2,5 persen menjadi 7,5 persen3 dari nilai impor. Peraturan tersebut bertujuan untuk mengatasi defisit neraca transaksi berjalan dengan mengelola impor barang-barang konsumsi, sambil meminimalkan gangguan terhadap investasi. 2. Kebijakan B20 4 Pada September 2018, Pemerintah Indonesia mengamanatkan penggunaan biodiesel (B20), campuran 20 persen minyak sawit dan 80 persen diesel minyak bumi, untuk semua bahan bakar diesel yang dijual di dalam negeri. Peraturan ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor dengan menggantinya dengan minyak sawit lokal. Sebagian dikarenakan peraturan ini, volume impor diesel turun menjadi 2,2 persen YoY selama enam bulan terakhir hingga Q1 2019, relatif terhadap peningkatan 27,1 persen untuk enam bulan sebelumnya hingga Q3 2018. Hingga saat ini, kebijakan ini belum mengarah ke setiap penurunan yang signifikan dalam ekspor minyak sawit karena produksi meningkat (Gambar A.14). Pemerintah Indonesia juga berencana untuk meningkatkan penyerapan minyak sawit dalam biodiesel dengan memperluas B20 ke B305 mulai Januari 2020. 3. Prioritas Penggunaan Minyak Mentah untuk Permintaan Domestik6 Selain Kewajiban Pasar Domestik (DMO) pada produksi minyak mentah, Pemerintah Indonesia mengeluarkan mandat bagi kontraktor minyak dan gas untuk menawarkan bagian produksi minyak mentah kepada PT. Pertamina dan entitas bisnis penyulingan minyak mentah lainnya, sebelum dipertimbangkan untuk ekspor. Peraturan ini, yang mulai berlaku sejak September 2018, mengharuskan PT Pertamina dan entitas bisnis penyulingan minyak mentah untuk mengadopsi skema Business-to-Business (B2B) ketika menegosiasikan potensi pembelian. Peraturan tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak impor. Sementara peraturan ini kemungkinan telah berkontribusi pada pengurangan impor minyak,7 peraturan ini mungkin juga mengganggu ekspor minyak mentah, karena efek dari meningkatnya permintaan domestik untuk minyak mentah.8 Defisit minyak mentah melebar menjadi 3,34 juta ton untuk periode Oktober 2018- Maret 2019, dibandingkan dengan defisit 3,16 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Gambar A.13: Saldo Neraca Transaksi Berjalan, Gambar A.14: Minyak Sawit, Volume Tahunan (juta ton) (persentase PDB) 1.0 16 Domestic Consumption Exports 0.5 14 Production 0.0 12 -0.5 10 -1.0 8 -1.5 6 -2.0 4 -2.5 2 -3.0 0 -3.5 2010 2012 2014 2016 2018 Sumber: Bank Indonesia, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC, perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Produksi sama dengan konsumsi domestik + ekspor + perubahan persediaan minyak sawit 1 Peraturan Menteri Keuangan No. 110 /PMK.010/2018 Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 11 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia 2 Total pajak barang impor terdiri dari tiga tarif dan pajak yang berbeda: bea masuk, pajak pertambahan nilai dan pemotongan pajak penghasilan yang diterapkan pada nilai barang impor. Selain itu, jika barang impor dikategorikan sebagai barang mewah, tambahan pajak penjualan barang mewah juga berlaku. Pemotongan pajak penghasilan atas barang-barang impor berfungsi sebagai 'pembayaran di muka' pajak penghasilan perusahaan yang dibayarkan oleh bisnis. Mekanisme pemotongan ini digunakan di beberapa negara lain, termasuk Filipina, Pakistan, Uganda, Malawi dan Yordania. 3 Kompas (2019). 4 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 41 / 2018 5 Campuran 30 persen minyak sawit dan 70 persen diesel minyak bumi 6 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 42 / 2018, Lihat (13 November 2018). 7 Volume impor minyak mentah turun 44,0 persen pada Q1 2019, dibandingkan penurunan 9,2 persen pada Q3 2018. 8 Volume ekspor minyak mentah turun 67,9 persen YoY pada Q1 2019 dibandingkan penurunan 22,7 persen pada Q3 2018 sejak kebijakan tersebut diterapkan. Di sisi penawaran, Dalam nilai tambah bruto (NTB), Gambar A.15: Perdagangan, hotel, dan restoran sektor jasa pertumbuhan pada Q1 stabil di 4,9 memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan mendorong persen (Gambar A.15). Sementara (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) pertumbuhan, sektor perdagangan, hotel, dan Other services Financial services Transport & communication Trade, hotels & restaurants sementara restoran memberikan kontribusi Construction Electricity, gas & water manufaktur dan terbesar terhadap pertumbuhan, Manufacturing Mining & quarrying pertanian melambat diikuti oleh sektor manufaktur di Agriculture Gross Value Added* Q1, sektor transportasi dan 5 komunikasi serta sektor jasa 4 keuangan merupakan pendorong utama pertumbuhan. Pertumbuhan 3 di sektor manufaktur mengalami 2 penurunan, konsisten dengan terus melemahnya investasi mesin dan 1 peralatan, dan penurunan dalam 0 investasi kendaraan dan peralatan -1 lainnya. Sementara itu, sektor Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 pertanian tumbuh paling sedikit dan Sumber: CEIC; perhitungan staf Bank Dunia lebih lambat daripada Q4 karena Catatan: * Nilai Tambah Bruto adalah jumlah dari nilai tambah pergeseran periode panen antara di sektor pertanian, industri dan jasa. Jika nilai tambah dari sektor-sektor ini dihitung pada nilai pembeli, nilai tambah bruto 2018 dan 2019. 13 pada faktor biaya diperoleh dengan mengurangi pajak tidak langsung neto dari PDB. 2. Harga sebagian besar komoditas utama turun dibandingkan tahun lalu Harga komoditas Dari enam ekspor komoditas utama Indonesia - minyak sawit, karet, logam dasar, batubara, jatuh di seluruh minyak mentah dan gas alam cair (LNG) - harga semua komoditas kecuali LNG dan karet turun bagian dibandingkan pada Q1, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Tabel A.1). Harga komoditas dengan tahun lalu, pertanian turun selama enam kuartal berturut-turut. Meskipun kebijakan B20 14 membantu kecuali untuk LNG mengurangi tumpukan stok di Indonesia, inventaris yang masih tinggi di Malaysia terus dan karet menurunkan harga minyak sawit global sebesar 17 persen YoY, menyusul penurunan 23 persen pada Q4 2018. 15 Harga karet juga turun dengan besaran yang lebih rendah, 4 persen YoY pada Q1, dibandingkan dengan penurunan 13 persen pada kuartal terakhir. Harga karet yang lebih 13 Menurut Kementerian Pertanian, puncak musim panen pada tahun 2018 terjadi pada bulan Maret (yang diperhitungkan dalam perhitungan PDB Q1) sementara pada tahun 2019, diperkirakan akan terjadi pada bulan April (yang diperhitungkan dalam perhitungan PDB Q2), Adharsyah (2019) 14 Indonesia dan Malaysia, produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, mengamanatkan penggunaan minyak sawit dalam biodiesel untuk sektor transportasi. Namun, sementara Indonesia memperluas kebijakan B20 - campuran 20 persen minyak sawit dan 80 persen bahan bakar fosil - menjadi bahan bakar non-subsidi mulai September 2018, Malaysia hanya sepenuhnya menerapkan program B10 serupa pada Februari 2019. Ling and Yuan (2019). 15 The Star (15 April 2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 12 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia stabil diperkirakan dalam beberapa bulan ke depan karena Indonesia, bersama dengan Malaysia dan Thailand, sepakat untuk memangkas ekspor karet. 16 Komoditas non-pertanian juga sebagian besar menunjukkan kurva yang menurun. Logam dasar turun untuk dua kuartal berturut-turut sebesar 12 persen YoY, dibandingkan dengan 9 persen pada Q4 2018, sebagian karena high base. Harga batubara Australia turun 7 persen setelah pertumbuhan di sepuluh kuartal (Gambar A.16), sebagian besar disebabkan oleh pembatasan yang diberlakukan Cina atas impor batubara termal Australia sejak Februari. Harga Batubara Acuan (HBA) Termal Pemerintah Indonesia turun sama besarnya dengan melemahnya permintaan dari Cina dan India untuk batubara Indonesia yang lebih rendah kualitasnya. 17 Harga rata-rata minyak mentah juga turun sebesar 6 persen YoY setelah naik 7 persen pada Q4 2018. Namun, harga terus pulih dari penurunan 2018 yang disebabkan oleh produksi global yang lebih tinggi dari perkiraan. OPEC dan mitra telah menyesuaikan pasokan dan hasilnya telah mengalami penurunan di Venezuela dan Iran, menyebabkan harga rata-rata naik menjadi USD 67/barel pada Mei 2019. Sementara itu, harga LNG naik 20 persen YoY pada Q1, memperpanjang pertumbuhan dua digit yang terlihat sejak Q2 2017. Namun, ini hanya setengah daripada Q4 2018, sebagian karena cuaca yang lebih hangat dari biasanya di belahan bumi utara. 18 Tabel A.1: Harga komoditas utama Indonesia umumnya Gambar A.16: ...kecuali untuk LNG, yang naik, dan lebih rendah dari tahun lalu karet, yang stabil Harga komoditas utama Indeks harga (Januari 2017=100) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Rubber 2018 2018 2018 2018 2019 200 Base Metals (ex. iron ore) 180 Coal, Australian Karet (USD/kg) 1.7 1.7 1.5 1.4 1.7 Crude oil, average 160 Liquefied natural gas, Japan Logam dasar 95.6 96.4 86.0 84.2 84.0 Palm oil (indeks) 140 2017=100 Batubara(USD/ 103.0 104.4 117.0 103.6 95.7 120 mt) Rata-rata 100 minya mentah 64.6 71.4 73.0 64.3 60.5 (USD/barel) 80 LNG 60 9.8 10.3 10.9 11.8 11.7 (USD/mmbtu) Minyak sawit 40 706.4 681.7 611.8 554.8 586.9 (USD/mt) Sumber: World Bank Pink Sheet; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: World Bank Pink Sheet; perhitungan staf Bank Dunia Ekspor batubara, Volume ekspor komoditas menunjukkan pembacaan yang lebih beragam (Gambar A.17). minyak sawit dan Volume ekspor minyak mentah, gas dan karet menurun, sementara batubara, minyak sawit, dan logam naik dalam logam dasar naik. Ekspor minyak mentah dan gas turun masing-masing sebesar 70,7 persen dan volume, tetapi tidak 13,8 persen, hampir dua kali lipat dan tiga kali lipat dari penurunan pada kuartal terakhir. cukup untuk Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh fakta bahwa produksi minyak dan gas hanya mengimbangi mencapai 90 persen dari target kumulatif 2019 Pemerintah pada Q1 karena beberapa blok penurunan harga 16 The Jakarta Post (01 April 2019). 17 The Jakarta Post (08 Mei 2019). 18 Lakshmi (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 13 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia minyak yang dioperasikan Pertamina, terutama Mahakam, 19 mengalami penurunan produksi. 20 Sebaliknya, ekspor logam dasar meningkat 64,5 persen – peningkatan yang cukup dari kuartal sebelumnya, karena efek dari pencabutan larangan ekspor mineral terus mereda. 21 Ekspor batubara naik 10,5 persen YoY pada Q1, lebih besar dari ekspansi 7,6 persen pada Q4. 22 Meskipun demikian, peningkatan volume ekspor tidak cukup untuk mengimbangi penurunan harga batubara, yang mengakibatkan penurunan nilai ekspor batubara (Gambar A.18). Demikian pula, volume ekspor minyak sawit naik 9,8 persen karena permintaan biodiesel yang lebih besar dari Cina dan Uni Eropa, 23 tetapi kenaikan tersebut tidak lebih besar dari penurunan harga. Ekspor minyak sawit mungkin naik dalam beberapa bulan mendatang karena berlakunay prosedur ekspor yang disederhanakan, 24 tetapi kemungkinan akan menghadapi hambatan di sisi permintaan karena Uni Eropa menerapkan peraturan baru yang membatasi penggunaan minyak sawit dalam biofuel mulai bulan Juni. Gambar A.17: Volume ekspor batubara, minyak sawit, dan Gambar A.18: … tetapi kenaikan ini tidak cukup untuk logam dasar naik… mengimbangi penurunan harga indeks volume ekspor, Jan 2017=100; indeks untuk logam pada pertumbuhan yoy, perubahan persen pada Q12019 RHS 40 Petroleum and petroleum products 30 Prices Volumes Values 200 Gases, including LNG 800 Coal 20 Palm oil and palm oil products Rubber 10 150 Metals 600 0 -10 -20 100 400 -30 -40 50 200 -50 -60 -70 0 0 Petroleum Gases, Coal Palm oil Rubber Metals & incl. LNG petroleum products Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia 3. Defisit neraca transaksi berjalan membaik ketika investasi mendingin Defisit neraca Sebagian besar karena impor barang modal yang kuat yang sejalan dengan pertumbuhan transaksi berjalan investasi yang kuat, CAD melebar ke titik 3,0 persen dari PDB pada tahun 2018, hampir dua melebar pada tahun kali lipat daripada 2017 dan terbesar sejak 2014. Sementara surplus pada akun modal dan 2018 ke angka keuangan menyusut dari 2,8 persen pada 2017 menjadi 2,4 persen dari PDB pada 2018, ada 19 Pertamina mulai mengoperasikan blok Mahakam pada Januari 2018, mengambil alih dari Total Prancis. Pertamina menyalahkan rendahnya lifting dari Mahakam pada kesulitan membangun sumur pengeboran di daerah tersebut. Iskana dan Setiawan (2019). 20 Anggaran 2019 menetapkan target lifting minyak dan gas sebesar setara 2,2 juta barel minyak per hari (boepd); pada Q1, produksi hanya mencapai 1,8 juta boepd atau 90 persen dari target. Ananta (2019). 21 Dari 2014 hingga 2017, Indonesia memiliki larangan ekspor mineral yang belum diolah, mengharuskan penambang untuk memproses bijih dan konsentrasinya sebelum mengekspor. Larangan itu sebagian dicabut pada awal 2017, setelah itu volume ekspor logam dasar melonjak tiga digit dalam YoY di setiap kuartal sejak Q3 2017 hingga Q3 2018. Ekspor logam dasar mencatat kenaikan sebesar 91,1 persen pada Q4. 22 Peningkatan ekspor batubara sebagian disebabkan oleh peningkatan kuota ekspor batubara sebesar 100 juta ton pada bulan September 2018. Lihat Bank Dunia (2018b). 23 Hal ini sebagian disebabkan oleh beberapa muatan impor biodiesel ke Uni Eropa sebelum peraturan baru yang berlaku pada 10 Juni, yang membatasi jumlah minyak sawit yang digunakan dalam biofuel untuk industri transportasi. The Star (Maret 29, 2019). 24 Pada Maret, Kementerian Perdagangan mencabut peraturan (No 54/22015) untuk menyederhanakan prosedur ekspor minyak sawit, sebagian karena penurunan harga dan kampanye anti-kelapa sawit di Uni Eropa. The Jakarta Post (Maret 19, 2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 14 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia terbesar sejak 2014 perubahan haluan di Q4 dengan rebound investasi portofolio sebesar 10,4 miliar dolar Amerika. karena impor barang Sejalan dengan pembalikan arus modal, Rupiah pulih dari angka Rp15.237 per dolar Amerika modal yang kuat pada Oktober tahun lalu menjadi sekitar Rp14.400 per dolar Amerika menjelang akhir tahun. Sejalan dengan itu, cadangan devisa rebound dari level terendah 114,8 miliar dolar Amerika pada akhir September 2018 hingga mencapai 120,7 miliar dolar Amerika pada Desember, setara dengan 6,3 bulan impor barang dan jasa. Defisit neraca Sejalan dengan sedangnya Gambar A.19: Defisit neraca transaksi berjalan mengecil transaksi berjalan pertumbuhan investasi dan dengan pada Q1, sejalan dengan perlambatan investasi menyempit karena demikian impor barang modal lebih (miliar dolar Amerika) neraca perdagangan rendah, 25 CAD menyempit menjadi Income berubah menjadi 7,0 miliar dolar Amerika pada Q1 Services Trade Goods Trade surplus dari defisit dari 9,2 miliar dolar Amerika pada 6 Current account balance signifikan pada Q4 tahun lalu, tetapi ini masih lebih 4 kuartal terakhir besar dari defisit 5,2 miliar dolar 2 Amerika pada Q1 2018 (Gambar 0 A.19). -2 -4 Pada basis empat kuartal, CAD -6 terus melebar ke titik 3,1 persen dari PDB pada Q1 dari 3,0 persen pada -8 Q4 2018, laju lebih lambat dari -10 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 pelebaran rata-rata 0,3 pp per Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia kuartal pada 2018. Peningkatan dalam neraca transaksi berjalan didorong oleh perputaran dalam neraca perdagangan barang menjadi surplus sebesar 1,1 miliar dolar Amerika dari defisit 6,6 miliar dolar Amerika pada Q4 2018, karena impor turun, yang mengurangi pertumbuhan investasi (Tabel A.2). Secara YoY, ekspor barang dan impor menurun, dengan penurunan ekspor yang lebih dalam. Peningkatan dalam neraca perdagangan barang sebagian diimbangi oleh sedikit penurunan dalam perdagangan jasa dan saldo pendapatan. 26 Meskipun penurunan kecil dalam surplus akun keuangan, neraca pembayaran secara keseluruhan masih membukukan surplus sebesar 2,4 miliar dolar Amerika pada Q1, dan karenanya BI terus membangun kembali cadangan. Cadangan internasional BI naik menjadi 124,5 miliar dolar Amerika pada akhir Maret 2019 dari 120,7 miliar dolar Amerika pada akhir Desember 2018, cukup untuk menutupi 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Total ekspor dan Total nominal ekspor dan impor menyusut tetapi Q1 mengalami penururan lebih dalam dalam impor menurun total ekspor daripada total impor. Total ekspor turun 7,9 persen YoY pada Q1, lebih cepat dari secara YoY penurunan 1,0 persen pada kuartal terakhir, didorong oleh penurunan ekspor barang dan jasa. Total impor juga turun 5,1 persen setelah tumbuh 9,0 persen pada Q4 2018, sebagian besar disebabkan oleh penurunan impor barang pada Q1. 25Impor barang modal didominasi oleh mesin dan peralatan, salah satu komponen utama investasi. 26Defisit pendapatan melebar sebagian dikarenakan penguatan Rupiah, yang meningkatkan nilai dolar Amerika dari nilai remitansi Rupiah yang diberikan. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 15 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Ekspor barang terus Sejalan dengan perdagangan global yang lambat 27 dan harga minyak sawit dan batu bara yang menurun karena lebih lemah dari tahun lalu, ekspor barang kian memburuk, mengalami penurunan 8,6 persen faktor internal dan YoY pada Q1 setelah penurunan 1,4 persen pada 2018 (Gambar A.20). Penurunan ekspor eksternal… barang menjadi luas, sebagian karena pelonggaran harga komoditas ekspor 28 dan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama (MTP) 29 Indonesia. Ekspor manufaktur lainnya adalah penyumbang terbesar dalam penurunan total ekspor barang, sebagian karena ekspor makanan olahan yang lebih rendah ke Amerika Serikat dan Malaysia 30. Tabel A.2: Neraca Pembayaran Indonesia (BOP) (miliar dolar Amerika kecuali dinyatakan lain) Q1-2018 Q2-2018 Q3-2018 Q4-2018 Q1-2019 Nominal PDB 258.7 263.8 262.9 256.8 267.6 Neraca Pembayaran Keseluruhan (3.9) (4.3) (4.4) 5.4 2.4 persentase PDB (1.5) (1.6) (1.7) 2.1 0.9 persentase PDB, jumlah empat kuartal 0.3 (0.2) (1.1) (0.7) (0.1) Neraca Transaksi Berjalan (5.2) (8.0) (8.7) (9.2) (7.0) persentase PDB, kuartal saat ini (2.0) (3.0) (3.3) (3.6) (2.6) persentase PDB, jumlah empat kuartal (1.9) (2.2) (2.6) (3.0) (3.1) Neraca Perdagangan Barang 2.3 0.3 (0.5) (2.6) 1.1 Neraca Perdagangan Jasa (1.6) (1.8) (2.0) (1.6) (1.8) Pendapatan (5.9) (6.4) (6.2) (5.0) (6.2) Akun Modal dan Keuangan 2.3 3.3 3.8 15.9 10.1 persentase PDB, kuartal saat ini 0.9 1.2 1.5 6.2 3.8 persentase PDB, jumlah empat kuartal 2.4 2.1 1.6 2.4 3.1 Invetasi langsung 4.8 2.4 4.4 2.0 5.2 Investasi Portofolio (1.1) 0.1 (0.1) 10.5 5.4 Investasi Lainnya (1.5) 0.7 (0.5) 3.5 (0.6) Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia …sementara impor Ketika investasi mendingin, nominal impor barang turun untuk pertama kalinya dalam sepuluh barang mengalami kuartal, mendorong neraca perdagangan barang menjadi surplus (Gambar A.21). Impor barang penurunan pertama turun tajam sebesar 6,1 persen YoY pada Q1, setelah melonjak sebesar 11,8 persen pada Q4 kali dalam sepuluh 2018, karena harga minyak yang lebih rendah dan berlanjutnya kebijakan pemerintah untuk kuartal, konsisten mengekang impor. 31 Impor bahan bakar dan pelumas mengalami penurunan terbesar, senilai dengan pelonggaran 19,5 persen, diikuti oleh impor barang konsumsi yang turun 13,3 persen. Penurunan impor pertumbuhan barang konsumsi disebabkan oleh penurunan harga impor dan penurunan volume untuk investasi kosmetik, produk plastik, dan alas kaki. 32 Impor barang modal menurun untuk pertama kalinya dalam tujuh kuartal, sejalan dengan pertumbuhan investasi yang lebih lambat, terutama investasi dalam mesin dan peralatan. 33 27 Pertumbuhan nilai ekspor memburuk di Asia Timur dan negara-negara Pasifik, demikian pula pertumbuhan volume ekspor (Pembaruan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik, April 2019). Nominal impor juga melemah di negara-negara tetangga (lihat diskusi terperinci di Bagian 1). 28 Harga ekspor komoditas utama Indonesia yang meliputi batu bara, minyak mentah, minyak sawit, karet, dan logam dasar, menurun rata-rata 8,5 persen YoY pada Q1 2019. Lihat diskusi terperinci di Bagian 2. 29 Bank Dunia memproyeksikan bahwa pertumbuhan rata-rata ekonomi MTP Indonesia akan menurun menjadi 3,1 persen pada 2019 dari 3,2 persen pada 2018. MTP Indonesia terdiri dari Australia, Cina, Jerman, Jepang, India, Belanda, Singapura, Korea, Malaysia, Filipina, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. 30 Bank Indonesia (2019). 31 Kebijakan tersebut mencakup diberlakukannya bea impor yang lebih tinggi untuk barang-barang konsumsi, mandat bagi kontraktor bagi hasil untuk menjual minyak mentah ke Pertamina, dan kebijakan Biodiesel 20 yang menetapkan bahwa 20 persen campuran biofuel harus digunakan dalam campuran diesel domestik. 32 Bank Indonesia (2019). 33 Kategori mesin dan peralatan mendominasi impor barang modal. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 16 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Gambar A.20: Ekspor barang semakin memburuk di Gambar A.21: ... dan impor barang menurun untuk semua kategori … pertama kalinya dalam sepuluh kuartal. (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) (kontribusi terhadap pertumbuhan YoY, poin persentase) Other goods Other manufactures Other merchandise Textile & textile products Processed commodities Capital goods Coal Oil & gas Fuel & lubricants Agriculture & other mining Goods Exports 30 Intermediate goods excluding fuel 30 Consumption goods excluding fuel Goods Imports 20 20 10 10 0 0 -10 -10 Q12017 Q32017 Q12018 Q32018 Q12019 Q12017 Q32017 Q12018 Q32018 Q12019 Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: Bank Indonesia; Bank Dunia; perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Kategori komoditas olahan termasuk kayu, minyak sawit, logam dasar, dan karet. Kategori "manufaktur lain" mencakup kertas, produk kertas, furnitur, plastik, makanan olahan, bahan kimia, dan barang- barang lainnya. Defisit akun jasa dan Defisit neraca perdagangan dan pendapatan jasa melebar pada Q1 masing-masing menjadi 1,8 pendapatan melebar miliar dolar Amerika dan 6,2 miliar dolar Amerika. Defisit perdagangan jasa lebih besar daripada keduanya pada kuartal sebelumnya dan Q1 2018, karena ekspor jasa menurun untuk pertama kalinya dalam 13 kuartal, sebesar 3,7 persen YoY, sebagian besar disebabkan oleh lalu lintas ekspor yang lebih rendah karena pertumbuhan kedatangan wisatawan asing melambat secara substansial. Impor jasa terus memburuk sebesar 0,5 persen. Sementara itu, defisit dalam akun pendapatan melebar karena berkurangnya pendapatan dari investasi langsung, yang pada gilirannya pengembalian investasi berkurang, terutama untuk sektor properti. 34 juga berkontribusi terhadap pengiriman keuntungan dolar Amerika yang lebih tinggi. Surplus akun Surplus akun keuangan turun menjadi 10,1 miliar dolar Amerika pada Q1, setelah melonjak ke keuangan menurun rekor tertinggi di 15,9 miliar dolar Amerika pada Q4. Investasi langsung bersih (investasi tetapi masih kuat langsung di Indonesia dikurangi investasi langsung Indonesia di luar negeri) lebih dari dua kali lipat, tetapi masih belum dapat mengimbangi investasi portofolio neto yang lebih rendah dan investasi neto lainnya (Gambar A.22). Selain itu, meskipun secara substansial lebih besar, investasi langsung bersih masih tidak cukup untuk membiayai defisit neraca berjalan. Namun, peningkatan CAD dan peningkatan investasi langsung neto menyebabkan defisit yang lebih rendah pada neraca dasar (jumlah neraca berjalan dan total investasi langsung neto) sebesar 1,8 miliar dolar Amerika dari 7,2 miliar dolar Amerika pada Q4 2018. Arusmasuk portofolio bersih pada Q1 berjumlah 4,7 miliar dolar Amerika, sedikit lebih rendah dari arus masuk pada Q4 2018 sebesar 5,0 miliar dolar Amerika, tetapi secara signifikan lebih tinggi dari 1,1 dolar Amerika miliar pada kuartal yang sama tahun lalu (Gambar A.23). Hasil ini sebagian besar merupakan hasil dari pembayaran pemerintah atas penerbitan utang pemerintah dalam mata uang asing yang jatuh tempo pada bulan Maret 2019, dan juga karena arus pendapatan obligasi global swasta yang lebih rendah dan kondisi eksternal yang kurang menguntungkan, terutama dari meningkatnya ketegangan perdagangan global. Investasi lain 34 Bank Indonesia (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 17 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia mengalami perputaran dan mencatat defisit 0,6 miliar dolar Amerika (Q4 2018: +3,5 miliar), didorong oleh kenaikan simpanan sektor swasta di bank luar negeri dan pinjaman sektor swasta kepada bukan penduduk. Arus masuk modal pada bulan April melonjak karena sentimen positif di kalangan investor menyusul hasil pemilihan awal, 35 tetapi berulang kembali pada bulan Mei karena ketegangan perdagangan dunia yang baru. Gambar A.22: Akun keuangan menurun karena investasi Gambar A.23: … dan berayun keluar pada bulan Mei portofolio bersih menurun pada Q1 … karena ketegangan perdagangan yang baru (miliar dolar Amerika) (miliar dolar Amerika) 20 Other investment Gov. global bonds SUN Portfolio investment SBI Equities Direct investment Main net portfolio inflows Capital and Financial Account 10 1 0 -10 -4 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: Bank Indonesia; Bank Dunia; perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) adalah obligasi mata uang lokal FDI kembali ke rata- Investasi langsung luar negeri (FDI) Gambar A.24: Investasi langsung luar negeri kembali ke rata dalam tiga dimulai pada 6,0 miliar dolar nilai rata-rata untuk tiga kuartal pertama tahun 2018… kuartal pertama di Amerika pada Q1, setelah tergelincir (miliar dolar Amerika) tahun 2018 … menjadi 3,7 miliar dolar Amerika pada Q4 2018, tetapi kembali 8 mendekati rata-rata untuk tiga 6 kuartal pertama tahun 2018. Ini sebagian besar disebabkan oleh 4 perubahan haluan pada investasi pertambangan dan penggalian di 2 mana divestasi besar terlihat pada 0 kuartal sebelumnya 36 (Gambar Other A.24). Manufaktur dan perdagangan -2 Financial Intermediation Wholesale & retail trade, Vehicle repair, household goods grosir dan eceran terus menjadi Manufacturing penerima utama FDI, yang mencatat -4 Mining and Quarrying 60,3 persen dari total arus. Arus FDI Agriculture, Hunting, and Forestry -6 yang besar ke sektor manufaktur Mar-17 Total Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 didorong oleh penerbitan obligasi global dan penarikan utang dari Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia beberapa perusahaan otomotif. 37 35 Hasil pemilihan awal disambut oleh investor dan menyebabkan lonjakan pembelian bersih luar negeri pada bulan April. Lihat Tari (2019). 36 The large divestments in the mining sector in the previous quarter came from capital acquisition of foreign mining companies, PT. Freeport Indonesia, by Indonesia’s state-owned enterprise, Inalum. 37 Bank Indonesia (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 18 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia 4. Inflasi utama terus mereda karena inflasi harga makanan yang menurun Tekanan inflasi terus Mencapai level terendah sejak Q4 2009, inflasi utama turun dari rata-rata 3,2 persen YoY pada melemah di Q1 Q4 2018 ke rata-rata 2,6 persen pada Q1 2019, didukung oleh pengurangan inflasi harga sebagian karena makanan 38, yang turun menjadi rata-rata 2,2 persen YoY pada Q1 2019 dari 4,0 persen pada Q4 inflasi harga 2018. Inflasi harga makanan yang lebih rendah sebagian diimbangi oleh kenaikan inflasi harga makanan yang non-pangan menjadi 3,0 persen YoY pada Q1 2019 dari 2,7 persen pada Q4 2018. Dengan rendah demikian, inflasi inti, yang tidak termasuk inflasi dari barang yang mudah menguap dan barang yang dikelola, secara umum tetap stabil pada rata-rata 3,1 persen YoY pada Q1 2019. Sementara itu, meskipun harga energi lebih rendah, harga yang dikelola naik hingga 3,3 persen YoY pada Q1 2019, dari 3,1 persen pada Q4 2018, karena tarif penerbangan domestik yang lebih tinggi (Gambar A.25). 39 Sebagian dikarenakan peningkatan tekanan harga pangan menjelang Ramadhan, inflasi tajuk bulanan naik menjadi 3,3 persen YoY di bulan Mei dari 2,5 persen di bulan Maret, yang merupakan yang terendah dalam lebih dari 9 tahun. Gambar A.25: Meredakan inflasi harga makanan Gambar A.26: Harga pangan domestik utama naik pada membebani inflasi headline pada Q1 2019 bulan Mei karena Ramadhan yang akan datang (perubahan YoY, persen; pengamatan terakhir Mei 2019) (perubahan YoY, persen) Rice Chicken Beef 12 Cooking oil Sugar Flour Administered Red chili 10 40 30 Ramadan Ramadan 8 2017 2019 20 6 Raw food 10 Non-food Food 4 0 -10 2 Core Headline -20 Ramadan 2018 0 -30 -2 -40 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; Bank Dunia; perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Harga makanan adalah rata-rata tertimbang dari komponen harga makanan mentah dan olahan dari CPI. Harga makanan Turun untuk kuartal ketiga berturut-turut, inflasi harga bahan baku anjlok dari rata-rata 4,0 mentah mendorong persen pada Q4 2018 menjadi rata-rata 1,1 persen pada Q1, terendah sejak Q4 2017 (Gambar penurunan inflasi A.23), mencerminkan penurunan harga beberapa makanan pokok, seperti beras, minyak goreng, makanan cabai, gula dan tepung (Gambar A.26). Meskipun baru-baru ini terjadi peristiwa seperti El Nino 40 yang mengurangi hasil pertanian di wilayah ini, pasokan makanan di Indonesia tetap stabil pada Q1 2019. Hal ini disebabkan oleh jaringan distribusi jalan tol dan jalur laut baru yang ditingkatkan baru-baru ini, pemantauan pemerintah yang efektif terhadap pasokan makanan, dan impor tepat waktu dari produk makanan untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi selama acara-acara penting, seperti pemilihan umum bulan April 2019. 38 Includes both foodstuff and prepared food. 39 Thomas (2019). 40 Becker (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 19 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Pada bulan Mei, harga bahan makanan naik 4,1 persen menyusul kenaikan 0,6 persen di bulan Maret dalam harga beberapa komoditas pangan utama domestik, seperti telur dan tepung, sebagian karena bulan puasa Ramadhan. 5. Kondisi keuangan makro tetap stabil pada Q1 Arus modal terus Memperpanjang turnaround yang tajam pada November 2018, kondisi keuangan makro kembali pada Q1, Indonesia relatif tidak berbahaya pada Q1 karena kondisi pembiayaan global semakin mereda. mengurangi tekanan Karena Federal Reserve AS berubah menjadi lebih dovish, arus modal kembali ke Indonesia dan dari Rupiah pasar negara berkembang (EM) lainnya, mendorong Rupiah menutup kerugiannya lebih lanjut dari kekalahan tahun lalu, dimana terdepresiasi sebesar 6,9 persen terhadap Dolar Amerika. Hasil obligasi juga turun karena investor mencari imbal hasil. Mengutip kebutuhan untuk menjaga stabilitas ekonomi, BI mempertahankan suku bunga acuan pada 6 persen namun mengambil langkah akomodatif untuk merangsang permintaan domestik. Sementara itu, bank tetap memiliki modal besar dan rasio NPL rendah. Dengan ketegangan perdagangan dunia yang baru, beberapa volatilitas keuangan global telah muncul kembali dalam beberapa pekan terakhir, memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang dan imbal hasil obligasi, termasuk dari Indonesia. Gambar A.27: Rupiah terus menutup kerugian tahun lalu Gambar A.28: … dan dihargai secara efektif terhadap Dolar AS … (perubahan persen) (indeks, Jan 1, 2018 = 100) 104 6 Q4 2018 Q1 2019 2018 4 100 IDR Q1 avg 2 96 USD/IDR 0 IDR Q4 avg EMCI Q1 avg -2 92 JP Morgan EMCI -4 88 EMCI Q4 avg -6 84 Jan-18 May-18 Sep-18 Jan-19 May-19 Sumber: JP Morgan, Bank Indonesia, dan perhitungan staf Bank Dunia Sumber: JP Morgan Real Effective Exchange Rate, CPI (2010=100), Catatan: Pergerakan ke bawah mewakili depresiasi perhitungan staf Bank Dunia N Catatan: Pergerakan ke bawah mewakili depresiasi Rupiah terus Pemulihan Rupiah terhadap Dolar Amerika berlanjut pada Q1 karena Indonesia mencatat arus menguat terhadap masuk portofolio neto sebesar 4,7 miliar Dolar Amerika. 41 Rupiah terapresiasi terhadap Dolar dolar AS pada Q1, Amerika sebesar 1,5 persen secara nominal (Gambar A.27), kurang dari kenaikan 2,8 persen meskipun lebih pada Q4 2018. Mata uang ini juga mengungguli sebagian besar mata uang negara berkembang rendah dari Q4 2018 (EM) lainnya, sebagaimana Indeks Mata Uang Pasar Berkembang JP Morgan (EMCI) naik 0,8 persen pada Q1. Meskipun Rupiah hanya terapresiasi 0,9 persen dalam nilai tukar riil efektif 42, hanya Baht Thailand dan Yuan Cina yang menunjukan kinerja lebih baik, sementara EM lainnya di wilayah tersebut mengalami depresiasi (Gambar A.28). 41 Lihat Bagian A.3. 42 Nilai tukar efektif riil didasarkan pada rata-rata tertimbang perdagangan nilai tukar bilateral dan disesuaikan dengan harga konsumen. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 20 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,0 persen pada bulan April dan Mei karena timbulnya kembali ketegangan perdagangan antara Amerika dan Cina yang mendorong investor untuk mundur ke aset safe haven, menarik sekitar 1,2 miliar dolar amerika dana portofolio 43 dari Indonesia pada bulan Mei. EMCI mengalami depresiasi sebesar 2 persen selama periode yang sama, karena pasar negara berkembang juga mencatat arus keluar neto yang besar yaitu 5,7 miliar dolar Amerika. Selain itu, pembayaran pinjaman luar negeri dan pembayaran dividen, yang biasanya terjadi pada Q2, sebagian menyebabkan peningkatan permintaan domestik untuk dolar Amerika 44 di Indonesia. Gambar A.29: Hasil obligasi turun di Q1, tetapi hasil Gambar A.30: Hasil obligasi 10-tahun dari Indonesia, spread vis-à-vis treasury A.S. tetap stabil Malaysia, dan Vietnam turun pada Q1 (LHS: IDN 10 tahun dan EMBI +, persen; RHS: A. 10 tahun, (poin dasar) persen) 9.0 4.0 75 Q4 2018 Q1 2019 8.5 3.8 50 IDN 10yr 3.6 8.0 25 3.4 7.5 3.2 0 EMBI+ 7.0 3.0 -25 6.5 2.8 -50 2.6 6.0 U.S. 10 -75 2.4 5.5 year (RHS) 2.2 -100 5.0 2.0 -125 -150 Philippines Malaysia Indonesia Vietnam Thailand Sumber: JP Morgan, CEIC, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC, Bank Indonesia, dan perhitungan staf Bank Dunia Catatan: EMBI + adalah hasil indeks obligasi pasar berkembang JP Morgan hingga jatuh tempo Imbal hasil obligasi Imbal hasil obligasi pemerintah di semua tenor jatuh pada Q1, dengan imbal hasil obligasi 10- turun pada Q1, tetapi tahun turun 32 basis poin (bps), setelah menurun sebesar 20 bps pada Q4 2018 (Gambar A.29). mempertahankan Spread antara imbal hasil IDR – USD 10 tahun tetap stabil di 54 bps, mirip dengan dua kuartal spread yang konstan sebelumnya. Sebagai tanda berlanjutnya selera investor terhadap obligasi Indonesia, semua terhadap imbal hasil lelang kelebihan permintaan rata-rata 2,5 kali pada Q1. 45 Namun, minat investor sama kuatnya Amerika di Malaysia dan Vietnam, di mana imbal hasil obligasi negara 10-tahun turun dengan skala yang sama, dan bahkan lebih kuat di Filipina, di mana mereka turun 141 bps (Gambar A.30). Indeks Obligasi Pasar Berkembang Plus (EMBI +) turun 64 bps pada Q1. Pada bulan April, imbal hasil obligasi 10-tahun sebagian besar tetap datar di bulan April, rata-rata 7,9 persen, karena investor menunda keputusan investasi dikarenakan adanya pemilihan umum Indonesia. Namun pada bulan Mei, imbal hasil naik 35 bps karena meningkatnya ketidakpastian dari ketegangan perdagangan Amerika-Cina yang meningkat. 5 Sejalan dengan prospek pertumbuhan yang masih positif, Pemeringkatan Global Standard and Poor (S&P) baru-baru ini pada bulan Mei meningkatkan peringkat kredit negara Indonesia menjadi 'BBB' (satu tingkat di atas peringkat investasi) 46 dari 'BBB-' pada prospek pertumbuhan yang kuat. Ini mengikuti peningkatan oleh Moody's (April 2018), Lembaga Pemeringkatan dan 43 Perhitungan staf Bank Dunia menggunakan data dari International Institute of Finance. 44 Memang, Rupiah terdepresiasi dengan besaran yang sama dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 45 Perhitungan staf Bank Dunia berdasarkan siaran pers dari Kementerian Keuangan. 46 Setara dengan Baa2 Moody dan BBB Fitch. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 21 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Investasi (Maret 2018), Badan Pemeringkat Kredit Jepang (Februari 2018) dan Fitch (Desember 2017). Suku bunga kredit Meskipun inflasi adalah yang terendah sejak Q4 2009 (lihat Bagian A.4), kebijakan moneter telah keseluruhan tetap ditahan dan sebagian besar netral karena BI berfokus untuk menjaga stabilitas eksternal dan rendah, dan permintaan domestik. BI telah mempertahankan suku bunga Reverse Repo 7-hari pada 6 persen pertumbuhan kredit (Gambar A.31), serta suku bunga simpanan dan pinjaman masing-masing sebesar 5,25 dan 6,75 rata-rata telah persen, sejak Desember 2018. Sebagian besar bank sentral lain di kawasan ini juga telah menahan meningkat… kebijkan, meskipun beberapa memberikan kemudahan pada bulan Mei. 47 Meskipun siklus pengetatan tahun lalu, 48 tingkat pinjaman rata-rata49 tetap rendah di angka 10,9 persen, tidak berubah dari Q4 2018, menunjukkan bahwa bank terus menyerap biaya pinjaman yang lebih tinggi. 50 Namun, pertumbuhan kredit rata-rata melambat menjadi 11,8 persen YoY pada Q1 (Gambar A.32) dari 12,2 persen pada Q4 2018 karena pinjaman konsumen cenderung menurun. Meskipun demikian, pertumbuhan pinjaman investasi tetap kuat, meningkat hingga 13,1 persen YoY pada Q1 dibandingkan dengan 11,1 persen sebelumnya, menunjukkan investasi semakin dibiayai oleh pinjaman bank. 51 Gambar A.31: Tingkat pinjaman keseluruhan tetap rendah Gambar A.32: …sementara pertumbuhan kredit rata-rata … naik (persen) (pertumbuhan YoY, persen) 13 7 14 Consumption lending rate 7 Day Reverse Repo Rate Working capital loans (RHS) 6 12 12 Credit growth 10 5 Consumption 8 11 Working capital lending rate 4 Investment loans 6 Investment lending rate 10 3 4 Mar-18 Jun-18 Sep-18 Dec-18 Mar-19 Mar-18 Jun-18 Sep-18 Dec-18 Mar-19 Sumber: CEIC, Bank Indonesia, dan perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC, Bank Indonesia, dan perhitungan staf Bank Dunia … sebagian karena Likuiditas perbankan yang masih lambat juga berkontribusi pada pertumbuhan kredit yang lebih berkurangnya lambat. Terlepas dari upaya BI untuk meningkatkan likuiditas, rasio aset likuid terhadap deposito likuiditas perbankan dan pendanaan jangka pendek 52 tetap stabil di angka 20,2 persen pada Q1, tidak berubah dari 47 Bangko Nga Sentral Filipina menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada 5 Mei, diikuti oleh Bank Negara Malaysia pada 7 Mei, juga sebesar 25 bps. 48 Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakan enam kali pada 2018, 175 bps secara kumulatif. 49 Rata-rata suku bunga pinjaman untuk konsumsi, modal kerja, dan pinjaman investasi. Pinjaman modal kerja adalah kredit jangka pendek yang diberikan untuk membiayai kebutuhan modal kerja debitur, mis., pinjaman properti atau agribisnis; pinjaman investasi adalah kredit jangka menengah dan panjang untuk membeli barang modal dan layanan yang diperlukan untuk bisnis atau proyek baru. Sumber: BPS. 50 Bank-bank Indonesia dapat menyerap biaya pinjaman yang lebih tinggi karena margin bunga bersih yang tinggi sebesar 5,1 persen, jauh lebih tinggi daripada negara-negara tetangga seperti Thailand (2,9 persen), Malaysia (2,1 persen) dan Singapura (1,5 persen). Sumber: Finstats Bank Dunia dan OJK. 51 Hal ini sejalan dengan rotasi investasi dari pertambangan, yang cenderung mendanai sendiri melalui laba ditahan, ke investasi non-pertambangan, yang secara tradisional lebih bergantung pada pembiayaan bank. 52 Rasio aset likuid terhadap total simpanan dan pendanaan jangka pendek (liabilitas terhadap Bank Indonesia dan liabilitas antar bank) untuk semua bank komersial. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 22 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia dibandingkan dua kuartal sebelumnya. Rasio pinjaman terhadap pendanaan 53 mencapai 92,1 persen, juga tidak dengan tahun lalu. berubah dari Q4 2018 (Gambar A.33). Untuk memacu pinjaman bank, BI mengumumkan akan meningkatkan frekuensi operasi pasar terbuka melalui pertukaran swap dan lelang jangka waktu repo, di antara langkah-langkah lain. 54 Indikator stabilitas keuangan lainnya tetap memadai: rasio NPL tetap dalam tren menurun, berkisar sekitar 2,6 persen 55 pada Q1, setara dengan Q4 2018, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) rata-rata 23 persen, jauh di atas regulasi CAR minimum 12 persen (Gambar A.34). Gambar A.33: Likuiditas sektor perbankan sudah stabil, Gambar A.34: Bank tetap memiliki modal cukup besar tetapi masih lesu dan rasio NPL rata-rata rendah (LHS: Rasio pinjaman terhadap pendanaan, persen; RHS: aset likuid (LHS: Rasio kecukupan modal, persen; RHS: rasio NPL, persen) ke deposito dan pendanaan jangka pendek, persen) 94 25 24.0 3.5 Capital adequacy 93 24 ratio 23.5 92 23 22 23.0 3.0 91 21 90 22.5 Liquid 20 89 Loan-to- assets to funding 19 22.0 2.5 deposits & 88 ratio 18 Non-performing short-term funding 21.5 loan ratio (RHS) 87 17 (RHS) 86 16 21.0 2.0 Mar-17 Jul-17 Nov-17 Mar-18 Jul-18 Nov-18 Mar-19 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Mar-19 Sumber: Bank Indonesia dan OJK, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: OJK, CEIC, dan perhitungan staf Bank Dunia 6. Pendapatan yang lebih lemah, belanja yang kuat, menjelang pemilihan umum 2019 di Indonesia Pendapatan yang Defisit fiskal masuk pada 1,8 persen dari PDB untuk 2018, terendah sejak 2012, karena kuat pada tahun 2018 pengumpulan penerimaan fiskal yang menguat dan terlepas dari dampak fiskal dari bencana memberi jalan bagi alam. Rasio utang Pemerintah Pusat terhadap PDB sedikit meningkat menjadi 29,8 persen, yang beberapa pelemahan mencerminkan sebagian kenaikan suku bunga dan depresiasi mata uang. Namun, momentum tahun ini sementara dalam pengumpulan pendapatan melambat dalam empat bulan pertama tahun 2019, karena total belanja naik sebelum pengumpulan pendapatan melambat ke level terendah dalam tiga tahun karena PPN yang lebih pemilihan lemah, pendapatan terkait komoditas, dan pajak pendapatan non-migas. Sebaliknya, pengeluaran tumbuh pada laju tercepat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh pencairan belanja sosial, pegawai, dan subsidi yang lebih tinggi pada triwulan sebelum pemilihan presiden dan parlemen secara simultan pertama di Indonesia. 56 Belanja modal, bagaimanapun, menurun untuk dua tahun berturut-turut. Defisit fiskal 2018 Pengumpulan penerimaan meningkat 16,6 persen YoY pada 2018 dibandingkan dengan 2017, menyempit berkat didukung oleh administrasi perpajakan dan reformasi kebijakan perpajakan dan peningkatan lonjakan 53 Rasio total kredit terhadap total dana pihak ketiga dan surat berharga yang diterbitkan untuk semua bank komersial. 54 Langkah-langkah penting lainnya termasuk meningkatkan pasokan ke depan yang tidak dapat dikirim ke dalam negeri dengan menyederhanakan peraturan dan menurunkan biaya Sistem Kliring Nasional. Bank Indonesia (2019). 55 Rasio NPL lebih tinggi di antara beberapa kelompok bank, terutama bank pembangunan daerah. 56 Pada tahun-tahun sebelumnya, waktu pemilihan presiden dan pemilihan parlemen berbeda. Pemilihan Umum 2019 adalah yang pertama dalam sejarah Indonesia yang menjalankan kedua pemilihan pada hari yang sama. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 23 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia pengumpulan siklus harga komoditas. Akibatnya, rasio pajak terhadap PDB 57 naik menjadi 10,2 persen dari pendapatan 9,9 persen pada 2017, setelah lima tahun menurun YoY. Di sisi pengeluaran, belanja pemerintah naik 10,3 persen yoy dibandingkan dengan 2017, didorong oleh pertumbuhan material, subsidi energi, dan belanja pegawai. Untuk pertama kalinya sejak reformasi diberlakukan pada 2014- 2015, pengeluaran untuk subsidi energi naik dari 0,7 persen dari PDB pada tahun 2017 menjadi 1,0 persen dari PDB pada tahun 2018. Meskipun demikian, Pemerintah tetap berhasil mengendalikan pengeluaran melalui penggunaan dana darurat dalam amplop anggaran yang disetujui untuk subsidi energi dan bencana alam. 58 Sebagai hasil dari pendapatan yang kuat dan pengeluaran yang terkendali, Pemerintah mencapai defisit fiskal sebesar 1,8 persen dari PDB pada tahun 2018, 59 yang terkecil sejak 2012. Rasio utang sedikit Total utang Pemerintah Pusat mencapai Rp4.418,3 triliun pada akhir 2018, setara dengan 29,8 meningkat pada persen dari PDB. Ini mewakili peningkatan 0,4 poin persentase dari 2017 (Gambar A.35). tahun 2018 sebagian Pertumbuhan PDB yang berkelanjutan memberi tekanan pada pertumbuhan rasio utang karena kenaikan terhadap PDB, tetapi menaikkan suku bunga riil 60 dan depresiasi Rupiah terhadap mata uang suku bunga riil dan utama pada 2018 menyebabkan peningkatan utang terhadap PDB. Pengurangan suntikan modal depresiasi nilai tukar besar yang dibiayai utang ke infrastruktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2015 dan 2016 juga membantu menahan kenaikan tingkat utang terhadap PDB. 61 Pertumbuhan Pertumbuhan pendapatan dari Januari-April 2019 anjlok ke level terendah dalam tiga tahun, pendapatan pada setelah mencapai rekor tertinggi 22,4 persen untuk periode yang sama tahun lalu. Total awal 2019 melambat pendapatan hanya tumbuh sebesar 0,5 persen YoY (Gambar A.36), terutama karena penurunan karena turunnya pajak pertambahan nilai dan pajak lainnya, serta pertumbuhan yang lebih lambat dari pungutan PPN pendapatan terkait komoditas dan pajak pendapatan non-migas. Sementara efek high base adalah salah satu faktor penjelas 62, Kinerja pajak yang lebih lambat juga terkait dengan melemahnya pajak pertambahan nilai/pajak penjualan barang mewah (PPN/PPNBM), yang menurun untuk pertama kalinya sejak 2015, sebesar 4,4 persen. Baik PPN domestik maupun impor, bagian terbesar dari pungutan PPN, mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Ini terutama disebabkan oleh (i) perlambatan impor dan harga komoditas yang lebih rendah; (ii) target Pemerintah untuk meningkatkan layanan kepada bisnis melalui pengembalian PPN yang dipercepat; 63 dan (iii) perubahan pola konsumsi swasta domestik menjelang pemilihan umum. 64 Selain itu, laba yang lebih rendah dari BUMN menyeret pertumbuhan pajak lainnya. Sementara itu, pajak cukai mencatat kinerja terkuat mereka pada pertumbuhan 82,2 persen karena 57 Hanya pajak domestik dan internasional, tidak termasuk pendapatan bukan pajak. 58 Perkiraan awal dampak dari gempa bumi Nusa Tenggara Barat (Lombok) dan gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah (Palu), berjumlah paling tidak 2,2 miliar dolar Amerika dalam kerusakan langsung dan 0,8 miliar dolar Amerika dalam kerugian ekonomi. Total kebutuhan rekonstruksi diproyeksikan sekitar 3,4 miliar dolar Amerika (0,3 persen dari PDB) antara tahun 2019 dan 2021. Jumlah ini tidak termasuk kerusakan dan kerugian akibat tsunami Selat Sunda (Anak Krakatau), perkiraannya masih tertunda. 59 Defisit fiskal primer tercatat sebesar 0,1 persen dari PDB, terendah sejak 2012. 60 Suku bunga yang lebih tinggi mencerminkan normalisasi suku bunga global dan pergeseran ke pinjaman komersial oleh Pemerintah. 61 Dekomposisi rasio utang terhadap PDB menjadi penggeraknya (suku bunga riil, pertumbuhan PDB riil, nilai tukar, keseimbangan fiskal primer, dan residu) dijelaskan dalam “Catatan Panduan Staf untuk Analisis Keberlanjutan Hutang Publik untuk Analisis Akses Pasar Negara. ”Lampiran I. lihat Tiwari (2019). 62 Pajak penghasilan Non-Migas tumbuh sebesar 32,3 persen dari Januari hingga April 2018 karena kinerja pajak perusahaan yang kuat (Pasal 29) didukung oleh pertumbuhan yang kuat di sektor manufaktur selama periode yang sama pada 2018. 63 PPN Impor dan domestik menurun masing-masing -10,5 persen dan -7,9 persen. Pada Januari-April 2019, total pengembalian dana meningkat 38 persen YoY dibandingkan periode yang sama pada 2018, yang didorong oleh percepatan pengembalian PPN yang tumbuh sebesar 88 persen YoY. 67 Selama periode pemilihan, konsumsi dari lembaga nirlaba yang melayani rumah tangga cenderung meningkat, tetapi lembaga-lembaga ini sebagian besar dibebaskan dari PPN, karenanya berdampak negatif pada pungutan PPN. Seperti disebutkan di bagian 1, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga melambat pada periode ini, sehingga berdampak pada pungutan PPN domestik. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 24 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia perubahan dalam sebagian besar pembayaran cukai tembakau dari akhir tahun ke awal tahun, karena perusahaan diuntungkan oleh keputusan pemerintah untuk mempertahankan tarif tembakau 2018 pada tahun 2019. 65 Gambar A.35: Utang Pemerintah Pusat terhadap PDB Gambar A.36: Pendapatan melambat karena sedikit meningkat karena kenaikan suku bunga dan pemungutan PPN menurun depresiasi mata uang (Kontribusi pendapatan Januari – April untuk pertumbuhan, YoY, (kontribusi poin persentase untuk peningkatan hutang, persen dari poin persentase) PDB) Other International trade taxes Public debt (RHS) Real interest effect 5% 35% Excises VAT/LGST Growth effect Primary deficit effect Income taxes N-O&G O&G related revenues 4% Exchange rate effect Capital injections 30% Total revenues 22.4 25 Residual Change in debt 3% 25% 20 14.8 15 11.6 2% 20% 10 3.8 5 0.5 1% 15% 0 0% 10% -5 -1% 5% -10 -9.8 -9.8 -15 -2% 0% 2014 2015 2016 2016 2017-TA 2018* 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber: Kementerian Keuangan, LKPP, perhitungan staf Bank Dunia Sumber: Kementerian Keuangan; perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Pendapatan terkait O&G mengacu pada pajak pendapatan minyak dan gas, dividen dan royalti (pendapatan bukan pajak), N-O & G adalah singkatan dari pajak pendapatan non-migas; PPN / PPNBM adalah singkatan dari pajak pertambahan nilai / pajak penjualan atas barang mewah; "Lainnya" termasuk: pajak tanah / properti, pendapatan pajak lainnya; penerimaan bukan pajak atas migas; penerimaan bukan pajak lainnya (laba perusahaan publik, pendapatan dari Badan Layanan Umum [BLU], dan penerimaan negara bukan pajak [PNBP]); dan hibah. 2017-TA berarti bahwa total pendapatan tidak termasuk biaya penukaran yang dipungut berdasarkan Program Amnesti Pajak. 2018 * adalah perbandingan YoY dengan 2017-TA. Belanja pemerintah Total belanja Pemerintah dari Januari hingga April mencapai Rp632 triliun atau 25,7 persen dari tumbuh pesat, total anggaran, setara dengan tingkat pelaksanaan anggaran pada tahun sebelumnya sebesar 8,4 terutama didorong persen YoY (Gambar A.37). Pertumbuhan belanja terlihat sangat kuat terutama karena oleh belanja sosial, peningkatan belanja sosial, pegawai, dan subsidi, yang bersama-sama berkontribusi 8,2 pp pegawai, dan subsidi terhadap pertumbuhan belanja selama periode ini. Ini mencerminkan kebijakan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dengan merangsang permintaan dari kelas menengah menjelang pemilihan umum. Belanja sosial tumbuh sebesar 75,7 persen YoY (Gambar A.38) karena Pemerintah mengeluarkan lebih dari setengah anggaran sosial dalam empat bulan pertama tahun ini, terutama melalui Program Keluarga Harapan (PKH). 66 Selain itu, pembayaran 65 Pada tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah meningkatkan cukai tembakau setiap tahun. Ini berarti bahwa lebih murah bagi perusahaan tembakau untuk membeli perangko cukai tembakau untuk mengantisipasi produksi dan penjualan pada tahun baru pada akhir tahun sebelumnya. Insentif berubah pada 2019 karena tarif cukai tembakau tidak berubah dari 2018. Lihat Kemenkeu (2019); dan Kontan (April 24, 2019). 66 Ini terutama didorong oleh penambahan baru indeks non-flat untuk penerima PKH. Indeks baru memperluas manfaat PKH antara 30 hingga 110 persen dibandingkan dengan alokasi rutin untuk keluarga yang sesuai dengan kriteria dalam indeks baru. Secara khusus, indeks menyesuaikan manfaat PKH sebesar Rp 1,8 juta per keluarga per tahun menjadi sebagai berikut: (i) keluarga dengan wanita hamil, anak-anak di bawah lima tahun, lanjut usia atau penyandang disabilitas akan menerima tambahan Rp 2,4 juta per orang per tahun; (ii) keluarga dengan anak usia sekolah dasar, usia sekolah menengah pertama, dan usia sekolah menengah atas akan mendapatkan tambahan Rp9,9 juta, Rp1,5 juta, dan Rp2 juta per orang per Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 25 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia di muka untuk penerima Program Penerima Bantuan Iuran (PBI-JKN) telah sebagian mempercepat pelaksanaan belanja. Belanja pegawai tumbuh sebesar 11,9 persen, lebih dari tiga kali lipat pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu, karena gaji pegawai negeri yang lebih tinggi dan tunjangan kinerja. 67 Sementara itu, pertumbuhan subsidi tetap kuat di 49,2 persen YoY karena realisasi yang lebih tinggi dari subsidi energi dan pencairan subsidi yang lebih cepat untuk program pupuk dan kredit. 68 Belanja modal tetap Belanja modal mengalami penurunan 15,1 persen YoY dari Januari hingga April, mengikuti lamban untuk dua penurunan 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perlambatan ini sebagian tahun berturut-turut terkait dengan pembatasan impor barang modal karena kekhawatiran atas pelebaran defisit neraca transaksi berjalan, 69 tetapi faktor-faktor lain juga berperan. 70 Gambar A.37: Pertumbuhan belanja pemerintah terutama Gambar A.38: Terjadi pencairan anggaran sosial yang didorong oleh belanja sosial yang lebih tinggi lebih besar (kontribusi belanja Januari-April terhadap pertumbuhan YoY, poin (Belanja Januari-April dalam persen dari alokasi anggaran, persen) persentase) Personnel Material 2017 2018 2019* 60 52.9 Capital Interest Payments Energy Subsidies Non Energy Subsidies 50 Social Transfers to SNG 40 Others* Total Expenditures 30 30 32 20 30 25.7 19 19 21 17 18 15 8.3 8.4 20 11 8 10 10 9.2 1 5 -1.2 0 0 -5 -10 2016 2017 2018 2019* Sumber: Kementerian Keuangan, perhitungan staf Bank Dunia Catatan: *Bahan bakar dan gas untuk 2018 bukanlah angka yang diterbitkan oleh APBN Pemerintah, karena tidak termasuk pembayaran tunggakan yang ditambahkan kembali ke kategori pengeluaran "Lainnya" sesuai dengan klasifikasi anggaran. * Lainnya sejak 2017 dan seterusnya termasuk pembayaran tunggakan dari subsidi energi sebelumnya Defisit kumulatif Dengan pertumbuhan belanja yang lebih tinggi, defisit fiskal kumulatif mencapai Rp101 triliun fiskal lebih besar pada akhir April 2019 dibandingkan dengan Rp55,1 triliun untuk periode yang sama pada tahun dari tahun lalu 2018. Sementara itu, total pembiayaan bersih adalah Rp143,8 triliun, untuk mengantisipasi secara nominal pembiayaan proyek dan kebutuhan refinancing. 71 tahun, masing-masing; (iii) setiap keluarga akan mendapatkan bantuan permanen tambahan sebesar Rp550.000 per tahun; sementara (iv) keluarga yang tinggal di daerah yang sulit dan terpencil akan mendapatkan bantuan permanen tambahan sebesar Rp1 juta per tahun. Lihat: https://nasional.kontan.co.id/news/dana-bantuan-pkh-akan-cair-mulai-pekan-ketiga-januari 67 Riana (2019); Koran Jakarta (April 18, 2019). 68 APBN Kita (May, 2019). 69 Lihat diskusi terperinci di Bagian A.1. 70 Pertumbuhan belanja modal yang lambat bertolak belakang dengan fakta bahwa kementerian yang padat modal seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan masih mengontrak lebih dari setengah proyek mereka. Keterlambatan pengadaan, tantangan pada tahun- tahun sebelumnya sebelum reformasi Pemerintah pada 2017-2018, tampaknya tidak lagi menjadi kendala yang mengikat. Menurut beberapa laporan, kontraktor sedang menyelesaikan pekerjaan mereka tetapi belum mengajukan klaim pembayaran mereka. Lihat Merdeka (25 Maret 2019); Azka (2019). Untuk referensi tentang penundaan proyek, lihat Sidik (11 Februari 2019); dan Aldin (2019). 71 Profil Utang Pemerintah Pusat (April, 2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 26 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Tingkat utang Sementara adanya sedikit Gambar A.39: Posisi stok utang pemerintah akhir Maret Pemerintah Pusat peningkatan dalam beberapa (nominal triliun rupiah, persen dari PDB, RHS) tetap terkendali tahun terakhir, total utang 4,000 Loans Govt bonds 100% Pemerintah Pusat hingga akhir 3,500 Maret 2019 mencapai Rp4.467,3 Debt-to-GDP's legal 80% triliun, setara dengan 30,1 persen 3,000 threshold dari PDB 72, jauh di bawah 2,500 ambang batas legal 60 persen 60% (Gambar A.39). Dengan lebih 2,000 dari setengah dari total stok utang 1,500 29.4% 29.8% 30.1%40% 27.4% 28.3% dalam mata uang obligasi domestik dan hanya 9,9 persen 73 1,000 20% yang memiliki jatuh tempo jangka 500 pendek, risiko nilai tukar dan - 0% pembiayaan kembali dikelola 2015 2016 2017 2018 Mar-19* dengan hati-hati. Sumber: Kementerian Keuangan, LKPP, perhitungan staf Bank Dunia Catatan: * Dengan pengecualian pada 2019, posisi stok utang 2015-2018 adalah pada akhir Desember. PDB 2019 adalah proyeksi Pemerintah, diperkirakan pada akhir April menggunakan metode interpolasi. 7. Kondisi pasar tenaga kerja tetap naik Pasar tenaga kerja Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan permintaan domestik yang kuat, kondisi Indonesia tetap pasar tenaga kerja Indonesia tetap kuat pada awal 2019. Tingkat ketenagakerjaan naik ke rekor bertahan dengan … tertinggi lainnya pada Februari 2019, sementara tingkat pengangguran turun ke rekor terendah. Dengan angkatan kerja yang tumbuh lebih cepat daripada populasi usia kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja naik ke level tertinggi dalam empat tahun pada Februari 2019. Pada saat yang sama, upah karyawan mengalami pemulihan dengan rata-rata upah karyawan bulanan tumbuh 5,2 persen YoY setelah mengalami penurunan tahun lalu. Tabel A.3: Th Perdagangan grosir dan eceran, akomodasi dan makanan dan minuman, dan industri konstruksi menyumbang 95 persen dari penciptaan lapangan kerja pada Februari 2019 Feb 2018 Bagian Feb 2018 Feb 2018 Feb 2019 Feb 2019 Feb 2019 Ketenagakerjaan Tingkat Penciptaan Bagian Tingkat Penciptaan Industri Pertumbuhan lapangan Ketenagakerjaan Pertumbuhan lapangan Pekerjaan kerja (juta) Pekerjaan kerja (juta) Total Pekerjaan 100.0 2.0 2.5 100.0 1.8 2.3 Perdagangan Grosir/ Eceran; 18.5 1.3 0.3 18.9 3.9 0.9 Perbaikan Kendaraan Akomodasi/Layanan Makanan 4.9 11.1 0.6 5.4 11.2 0.7 Konstruksi 5.6 -1.5 -0.1 5.9 8.0 0.6 Pabrik 14.1 4.9 0.8 14.1 1.7 0.3 Pendidikan 5.0 -1.3 -0.1 5.1 4.6 0.3 Kegitan Bisnis 1.2 9.4 0.1 1.3 6.8 0.1 Transportasi dan 4.0 3.2 0.2 4.0 2.1 0.1 Penyimpanan Keuangan/Asuransi 1.3 -5.4 -0.1 1.4 5.0 0.1 Real Estate 0.2 -19.5 -0.1 0.3 26.7 0.1 Penambangan & Penggalian 1.1 1.9 0.0 1.1 -1.0 0.0 Pasokan Air/ Pembungan 0.3 20.3 0.1 0.3 -3.6 0.0 Limbah/ Pengelolaan Limbah/ Remediasi Kesehatan Manusia/Pekerjaan 1.6 9.2 0.2 1.5 -1.7 0.0 Sosial 72 Berdasarkan proyeksi Pemerintah untuk PDB 2019, yang diperkirakan pada akhir April menggunakan interpolasi. 73 Ibid. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 27 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Listrik dan Gas 0.3 14.5 0.0 0.2 -9.9 0.0 Informasi dan Komunikasi 0.8 17.6 0.1 0.7 -5.8 -0.1 Administrasi Publik/ 4.2 6.4 0.3 4.0 -3.7 -0.2 Pertahanan/ Wajib Sosial Pertanian, Kehutanan, 30.5 -2.5 -1.0 29.5 -1.5 -0.6 Perburanan/Perikanan Layanan Lainnya 6.4 14.3 1.0 4.6 -27.2 -2.2 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, Sakernas, perhitungan staf Bank Dunia. … rekor tingkat Tingkat ketenagakerjaan secara Gambar A.40: Tingkat ketenagakerjaan mencapai pekerjaan yang keseluruhan naik ke rekor tertinggi rekor tertinggi dan tingkat pengangguran mencapai tinggi … 65,8 persen YoY pada Februari 2019, rekor terendah pada Februari 2019 naik dari 65,7 persen pada Februari (persen, persen) 2018 (Gambar A.40). 7475 Setelah Labor force growth (LHS) tumbuh sebesar 2,0 persen pada Employment growth (LHS) Februari 2018, lebih lanjut lapangan Working-age population growth (LHS) kerja tumbuh sebesar 1,8 persen Unemployment rate (LHS) untuk mencapai rekor tertinggi 6 Employment rate (RHS) 68 sepanjang masa yaitu 129,4 juta. 5 Selama waktu ini, 2,3 juta pekerjaan 66 4 diciptakan, lebih rendah dari 2,5 juta 3 pekerjaan yang diciptakan setahun 64 yang lalu tetapi lebih dari jumlah 2 pendatang baru di pasar tenaga kerja 1 62 (Tabel A.3). Pada basis industri, 0 2014 2015 2016 2017 2018 2019 industri perdagangan grosir dan -1 60 eceran berkontribusi paling besar Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, Sakernas, perhitungan pada pertumbuhan lapangan kerja staf Bank Dunia Catatan: Hanya pembacaan bulan Febuari dengan menciptakan lebih dari 923.000 pekerjaan. Demikian pula, industri akomodasi dan makanan dan minuman menambah sekitar 700.000 pekerjaan 76 dan sektor konstruksi menambahkan 560.000 posisi baru. 77 Ketiga industri ini bersama-sama menyumbang 95 persen pekerjaan baru. Sejalan dengan kelanjutan migrasi desa-kota, industri pertanian, yang mempekerjakan hampir 30 persen dari semua pekerja, mengalami sedikit penurunan dalam lapangan kerja. … dan mencatat Rekor tingkat pekerjaan yang tinggi diimbangi dengan tingkat pengangguran yang jatuh hingga tingkat ke rekor terendah 5,0 persen pada Februari 2018 dari 5,1 persen tahun lalu. Jumlah orang yang pengangguran yang menganggur turun 51.260 menjadi 6.8 juta di Februari dari 6.9 juta di bulan yang sama tahun rendah lalu. Namun, disparitas desa-kota bertahan dengan tingkat pengangguran perkotaan sebesar 6,3 persen, hampir dua kali lipat tingkat pengangguran pedesaan sebesar 3,5 persen. Tingkat pengangguran keseluruhan telah secara konsisten menurun sejak 2015, meskipun angkatan kerja tumbuh, yang mencapai 136,2 juta pada Februari tahun ini, meningkat 2,2 juta (1,7 persen) dari 74 Statistik pasar tenaga kerja Indonesia diterbitkan dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus. Namun, perbandingan nilai data Februari dan Agustus dihindari karena ada perbedaan musiman, seperti pada musim panen, yang akan memengaruhi lapangan kerja dan statistik pasar tenaga kerja lainnya. 75 Tingkat pekerjaan adalah jumlah pekerja yang dipekerjakan dibagi dengan total populasi usia kerja. Nilai yang tercatat cenderung lebih tinggi di Sakernas Februari daripada Sakernas Agustus. 76 Sementara perubahan dalam penciptaan lapangan kerja di sebagian besar sektor pada tahun 2018 kemungkinan karena dinamika sektoral dan pasar tenaga kerja jangka pendek, penciptaan lapangan kerja dalam perdagangan grosir dan eceran, industri restoran dan hotel terus meningkat sejak 2013, dari sekitar 589.000 pekerjaan tambahan pada 2013, 1,5 juta pada 2017, menjadi 2,6 juta pada 2018. Faktor utama yang berkontribusi terhadap pertumbuhan berkelanjutan ini adalah booming platform digital online dan industri pariwisata, yang menyumbang sekitar 85 persen lapangan kerja di kedua industri ini pada 2016 (Nesparnas 2017). 77 Industri perdagangan grosir dan eceran dan industri akomodasi, makanan, dan minuman adalah industri dengan upah di bawah upah rata-rata nasional sebesar Rp 2,8 juta. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 28 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia tahun lalu. Dengan populasi usia kerja yang tumbuh hanya 1,5 persen, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) karenanya naik dari 69,2 persen pada Februari 2018 menjadi 69,3 persen pada Februari tahun ini, tertinggi dalam empat tahun. TPAK yang lebih tinggi juga sejalan dengan aktivitas ekonomi yang kuat, memotivasi orang untuk bergabung dengan angkatan kerja. Kesenjangan gender yang signifikan masih ada, dengan TPAK laki-laki sebesar 83,2 persen sementara TPAK perempuan berada pada 55,5 persen. Gambar A.41: Sebagian besar industri mengalami kenaikan upah nominal tahun ini (Tingkat pertumbuhan rata-rata Upah Karyawan Bersih Bulanan, persen) 21.9 February 2018 February 2019 20 16.9 16.4 15 11.9 10.1 10.0 8.6 8.3 7.7 10 7.4 7.0 5.2 4.8 5 0 -0.3 -0.7 -1.4 -1.4 -5 -10 -15 -13.2 -20 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, Sakernas, perhitungan staf Bank Dunia. Nominal upah pulih Berbeda dengan Februari 2018, upah karyawan mengalami pemulihan dengan rata-rata upah dengan sejumlah karyawan bulanan naik 5,2 persen YoY (Gambar A.41), jauh lebih baik daripada penurunan 1,8 industri mengalami persen yang terdaftar di Februari 2018, ditambah dengan tingkat inflasi 3,2 persen. Kenaikan kenaikan upah dua upah meluas, dengan hanya segelintir industri yang menunjukkan upah lebih rendah digit dibandingkan tahun lalu. Pekerja pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan upah terbesar lebih dari 20 persen. Pertanian dan kehutanan, listrik dan gas, real estat, dan layanan kesehatan adalah industri lain yang mengalami pertumbuhan upah dua digit. Industri dengan pangsa pekerjaan yang signifikan, seperti manufaktur dan perdagangan grosir dan eceran, mengalami kenaikan upah lebih dari 7 persen. Meskipun pasar Meskipun pasar tenaga kerja kuat di Februari 2019, pasar tenaga kerja terus memiliki masalah tenaga kerja kuat, struktural. Ini termasuk penciptaan lapangan kerja yang relatif berkualitas rendah karena masalah struktural sebagian besar pekerjaan baru berada di sektor yang upahnya relatif rendah, tingkat dalam pekerjaan pengangguran kaum muda yang tinggi (19,7 persen pada Agustus 2018), 78 rendahnya partisipasi tetap ada 78 Kaum muda didefinisikan sebagai mereka yang berusia 15-24 tahun. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 29 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia tenaga kerja perempuan, dan kesenjangan upah gender dengan upah laki-laki 20 hingga 25 persen lebih tinggi daripada upah perempuan. 79 8. Kemiskinan dan ketimpangan terus menurun di Indonesia Tingkat kemiskinan Tingkat kemiskinan Indonesia turun dari 10,1 persen pada September 2017 menjadi 9,7 persen mencapai rekor pada September 2018, terendah dalam sejarah (Gambar A.42). Dalam angka absolut, jumlah terendah 9,7 persen penduduk miski turun dari 27.6 juta di bulan September 2017 ke 25.7 juta di September 2018. pada September 2018 Kesenjangan kemiskinan, yang mengukur sejauh mana pengeluaran rumah tangga miskin jatuh di bawah garis kemiskinan, juga turun dari 1,8 persen pada September 2017 menjadi 1,6 persen pada September 2018 80. Meskipun kemiskinan telah menurun, tingkat penurunan melambat dalam beberapa tahun terakhir. 81 Pertumbuhan, dibandingkan perubahan dalam distribusi konsumsi, tetap menjadi pendorong utama dari penurunan kemiskinan yang diamati. Gambar A.42: Kemiskinan terus turun Gambar A.43: Kerentanan masih tinggi, tetapi kelas menengah sedang (tingkat kemiskinan, persen, LHS; perubahan dalam kemiskinan, poin berkembang persentase, RHS) (persen) Change in National Poverty Rate, yoy (RHS) Poor Vulnerable National Poverty Rate (LHS) Aspiring middle class Middle class 25 Urban Poverty Rate (LHS) 2.5 Rural Poverty Rate (LHS) Upper class 100% 2 20 1.5 80% 15 1 0.5 60% 10 0 40% -0.5 5 -1 20% 0 -1.5 2006M 2007M 2008M 2009M 2010M 2011M 2011S 2012M 2012S 2013M 2013S 2014M 2014S 2015M 2015S 2016M 2016S 2017M 2017S 2018M 2018S 0% 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, Susenas. M=Maret, Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, Susenas. S=September Lebih dari 20 persen Kerentanan - proporsi rumah tangga yang hidup tepat di atas garis kemiskinan - juga terus populasi berisiko menurun dari 33,7 persen pada tahun 2002 menjadi 20,2 persen pada tahun 2018, yang jatuh ke dalam menunjukkan bahwa seperlima populasi berisiko terancam jatuh miskin (Gambar A.43). Oleh kemiskinan, tetapi karena itu, selain mengangkat 9,7 persen populasi untuk keluar dari kemiskinan, ada kebutuhan populasi yang aman untuk langkah-langkah pragmatis untuk menjaga 20,2 persen populasi yang rentan dari kemiskinan. Namun, kelas menengah 82 telah tumbuh sebesar 10 persen setiap tahun, dari 7,0 79 Studi Bank Dunia yang akan datang akan menyajikan analisis tentang topik perbedaan gender dalam upah. Regresi Mincerian menggunakan data Sakernas 2016 hingga 2018 yang diperkirakan tahun pendidikan, tahun pengalaman, dan pelatihan untuk karyawan akan kembali menentukan upah. Regresi dikontrol untuk status pekerjaan, "menyelesaikan pelatihan dengan sertifikat", jenis kelamin, disabilitas, sektor dan pedesaan-perkotaan dan diperkirakan berdasarkan sektor untuk semua sektor. 80 Kesenjangan kemiskinan menggambarkan dalamnya kemiskinan atau biaya minimum rata-rata untuk menghilangkan kemiskinan, oleh karena itu penurunan kesenjangan kemiskinan berarti bahwa, secara rata-rata, orang miskin pada bulan September 2018 lebih kurang miskin dibandingkan dengan bulan September 2017. Ini menyiratkan bahwa lebih mudah/lebih murah untuk menghilangkan kemiskinan pada September 2018 dari pada September 2017. 81 Antara 2012 dan 2018, tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional menurun rata-rata hanya 0,4 poin persentase per tahun dibandingkan dengan rata-rata penurunan tahunan sebesar 1 poin persentase antara 2007 dan 2012. 82 Kelas menengah adalah bagian dari populasi yang aman secara ekonomi, dengan sedikit peluang untuk jatuh ke dalam kemiskinan. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 30 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia secara ekonomi juga persen populasi pada tahun 2002 menjadi 22,5 persen pada tahun 2018. Kelas menengah yang berkembang berkembang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena menghasilkan peningkatan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja., serta peningkatan kohesi sosial dan stabilitas politik. 83 Kemiskinan Kemiskinan masih lebih umum di daerah pedesaan secara absolut dan dalam hal jumlah sebagian besar penduduk. Pada September 2018, tingkat kemiskinan di daerah pedesaan adalah 13,1 persen, masih merupakan hampir dua kali lipat dari 6,9 persen di daerah perkotaan; dan 60,5 persen orang miskin tinggal fenomena pedesaan di daerah pedesaan. Selain itu, dari 1,8 juta orang yang diangkat dari kemiskinan antara tetapi bagian September 2017 dan September 2018, 84,6 persen diantaranya tinggal di daerah pedesaan. populasi perkotaan Kemiskinan lebih dominan di daerah pedesaan karena ada akses yang relatif terbatas ke peluang dalam jumlah total yang menghasilkan pendapatan, pasar, kesehatan, dan fasilitas pendidikan di pedesaan daripada orang miskin juga di perkotaan. Namun, perlu dicatat bahwa meskipun kemiskinan lebih lazim di daerah pedesaan, meningkat bagian populasi perkotaan dalam jumlah total orang miskin telah meningkat secara bertahap - dari 34,7 persen pada Maret 2002 menjadi 39,5 persen pada September 2018. Ini terutama karena urbanisasi, yaitu, relokasi penduduk pedesaan ke daerah perkotaan. Gambar A.44: Meskipun kemiskinan menurun secara nasional, pengurangannya tidak seragam di seluruh provinsi (tingkat kemiskinan, persen; penurunan kemiskinan, poin persentase) Poverty rate, % (LHS) Contribution to national poverty, % (LHS) Decrease in poverty rate, yoy (RHS) 30 1.4 1.2 25 1 20 0.8 0.6 15 0.4 10 0.2 0 5 -0.2 0 -0.4 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, Susenas Sementara tingkat Pengurangan kemiskinan di tingkat nasional tidak seragam di seluruh provinsi di Indonesia kemiskinan nasional (Gambar A.44). Bahkan, kemiskinan sedikit meningkat di dua provinsi: Sulawesi Barat dan menurun, beberapa Maluku Utara. Pengurangan YoY untuk kemiskinan yang terbesar pada tahun ini hingga provinsi mengalami September 2018 terjadi di Gorontalo (1,3 poin persentase) diikuti oleh Jawa Tengah, Sulawesi peningkatan Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sisa kemiskinan provinsi mencatat pengurangan kemiskinan kurang dari 0,5 poin selama periode waktu yang sama. Sebagian besar orang miskin berada di Kepulauan Jawa, tetapi tingkat kemiskinan tertinggi di Papua (27,4 persen di Papua dan 22,7 persen di Papua Barat). Ketimpangan juga Ketimpangan juga terus menurun, terutama disebabkan oleh peningkatan dalam porsi konsumsi terus menurun, bawah dan menengah di tingkat nasional sebesar 40 persen (Gambar A.45 dan Tabel A.4). terutama karena Ketimpangan di tingkat nasional, diukur dengan koefisien Gini, menurun dari 39,1 pada peningkatan pangsa September 2017 menjadi 38,4 pada September 2018, sehingga melanjutkan tren penurunan yang 83 Bank Dunia (2018a). Calon kelas menengah - yang telah keluar dari kemiskinan tetapi belum terjamin secara ekonomi, dengan kemungkinan lebih besar dari 10 persen menjadi rentan tahun depan - juga sedikit meningkat dari 41,1 persen pada 2002 menjadi 47 persen pada 2018. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 31 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia konsumsi nasional dimulai pada 2014. Namun, mirip dengan tren kemiskinan, penurunan ketimpangan tidak 40 persen seragam. Di seluruh perkotaan-pedesaan, ketimpangan menurun secara substansial (40,4 menjadi 39,1) di daerah perkotaan tetapi tetap hampir sama (32,0 hingga 31,9) di daerah pedesaan. Perbedaan perkotaan-pedesaan dalam penurunan ketimpangan dihasilkan dari bagian yang jauh lebih besar dari konsumsi bawah dan menengah sebesar 40 persen, berbeda dengan penduduk pedesaan, di mana pangsa 20 persen teratas dalam konsumsi pedesaan naik. Gambar A.45: Ketimpangan terus menurun Tabel A.4: : Turunnya ketimpangan di tingkat nasional (pangsa konsumsi nasional, persen) didorong oleh peningkatan pangsa konsumsi dari Bawah dan Tengah sebesar 40 persen (pangsa konsumsi nasional, persen) Period Bottom 40 Middle 40 Top 20 yoy change (RHS) Gini (LHS) National 45 4 Sep 2017 17.2 36.7 46.1 Sep 2018 17.5 37.0 45.6 3 Δ 2018-2017 +0.3 +0.3 -0.5 40 2 Urban Sep 2017 16.3 36.7 46.9 Sep 2018 16.8 37.5 45.8 35 1 Δ 2018-2017 +0.5 +0.8 -1.1 0 Rural Sep 2017 20.3 40.0 39.7 30 Sep 2018 20.4 39.8 39.8 -1 Δ 2018-2017 +0.1 -0.2 +0.1 25 -2 Sumber: Susenas Sumber: Susenas Catatan: M = Maret dan S = September Gambar A.46: Penurunan ketimpangan tidak seragam di seluruh provinsi (tingkat ketimpangan, persen, LHS; penurunan ketidaksetaraan, poin persentase, RHS) Gini (September 2018) Decrease in Gini (Sep 2017 to Sep 2018) , RHS 45 4 40 3 35 2 30 1 25 0 20 -1 15 -2 10 -3 5 -4 0 -5 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, Susenas Penurunan Penurunan ketimpangan juga tidak seragam di seluruh provinsi, yang menyiratkan bahwa ketimpangan tidak pendekatan yang lebih khusus untuk pengurangan ketimpangan diperlukan untuk provinsi seragam di seluruh tertentu (Gambar A.46). Di 33 provinsi, ketimpangan memburuk di 12 provinsi: Riau, Jambi, provinsi Bengkulu, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat; dan tetap tidak berubah di 2 provinsi (Nusa Tenggara Timur dan Papua). Penurunan ketimpangan terbesar terjadi di Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 32 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Sulawesi Barat (2,7 poin), Riau (2,2 poin), Kalimantan Tenggara (1,7 poin), Nusa Tenggara Barat (1,3 poin), Jawa Barat (1,2 poin) dan Gorontalo (1,2 poin). Pengurangan ketimpangan untuk provinsi-provinsi yang tersisa berada di bawah 1 poin Gini. 9. Prospek dan risiko pertumbuhan ekonomi Prospek tetap positif; Meskipun diproyeksikan lebih rendah dari sebelumnya, prospek pertumbuhan Indonesia tetap namun, masih ada positif sejalan dengan peningkatan peringkat S&P baru-baru ini. Ekonomi diperkirakan akan risiko penurunan terangkat oleh permintaan domestik yang kuat, didukung oleh fundamental yang kuat ditambah signifikan dengan kerangka kerja kebijakan nilai tukar makro fiskal yang terkoordinasi. Selain itu, beberapa dukungan dari sektor eksternal akan mungkin didapatkan, setidaknya untuk dalam jangka pendek, meskipun kondisi eksternal kurang kondusif dalam beberapa minggu terakhir. Risiko terhadap prospek pertumbuhan menjadi semakin miring ke arah sisi negatifnya, dengan ketegangan perdagangan yang baru dan meningkat, kemungkinan akan semakin membebani perdagangan dunia. Lalu, pertumbuhan global yang lebih lambat dari hasil lebih lemah di negara- negara maju dan Cina juga menimbulkan risiko besar. Tabel A.5: Indikator ekonomi utama (pertumbuhan YoY, persen, kecuali dinyatakan lain) Tahunan Revisi dari IEQ sebelumnya 2018 2019f 2020f 2019 1. Indikator ekonomi utama Produk Domestik Bruto (PDB) 5.2 5.1 5.2 -0.1 Konsumsi Swasta 5.1 5.2 5.2 0.0 Konsumsi Pemerintah 4.8 5.1 5.0 -0.2 Modal tetap bruto 6.7 5.0 5.2 -2.5 Ekspor barang dan jasa 6.5 2.6 3.5 -4.6 Impor barang dan jasa 12.0 0.0 3.2 -10.7 2. Indikator ekonomi lainnya Indeks Harga Konsumen 3.2 3.0 3.1 -0.5 3. Asumsi Ekonomi Nilai Tukar (IDR/USD) 14237 14186 14475 -74 Harga minyak mentah Indonesia (USD/barel) 67.5 64.3 63.3 -2.4 Sumber: BPS; Bank Indonesia; CEIC; proyeksi staf Bank Dunia Catatan: angka di 2018 adalah hasil aktual; f adalah singkatan dari forecast. Perbedaan statistik dan perubahan inventaris tidak disajikan dalam tabel ini. Semua komponen PDB didasarkan pada data PDB terbaru. Asumsi nilai tukar dan harga minyak mentah adalah data tahunan rata-rata. Revisi relatif terhadap proyeksi dalam Triwulanan Perekonomian Indonesia edisi Desember 2018. Pertumbuhan Mengingat hasil yang lebih lemah dari perkiraan di Q1 dan ketegangan perdagangan baru, diperkirakan akan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 diperkirakan akan turun menjadi 5,1 persen dan turun ke angka 5,1 kemudian naik hingga 5,2 persen pada tahun 2020 (Tabel A.5). Akselerasi dalam konsumsi persen di 2019 pada swasta diperkirakan akan terus berlanjut setelah pemilihan umum, inflasi yang rendah, dan kondisi eksternal kondisi pasar tenaga kerja yang mendukung. Meskipun pengumpulan pendapatan tahun ke yang lebih tidak tahun lebih rendah dari perkiraan, reformasi fiskal yang sedang berlangsung diproyeksikan untuk menguntungkan memperluas ruang fiskal, memungkinkan investasi pemerintah untuk menguat ketika proyek infrastruktur kembali online dan rekonstruksi pasca bencana dimulai. Meskipun lebih lambat dari kondisi yang tinggi enam tahun terakhir, pertumbuhan investasi diperkirakan akan tetap kuat, terutama setelah pemilihan umum dengan berkurangnya ketidakpastian politik dan sentimen bisnis yang lebih optimis terhadap usulan reformasi struktural. Konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan menguat ketika Pemerintah memulai program baru untuk meningkatkan Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 33 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia investasi modal manusia. 84 Di tengah kondisi global yang memburuk, perdagangan dunia yang lebih lambat, dan pertumbuhan yang lambat dari mitra dagang utama Indonesia, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat. Pertumbuhan impor juga diperkirakan akan lemah, sejalan dengan pertumbuhan investasi yang lebih lambat namun masih relatif kuat dan karena kebijakan pemerintah untuk membatasi impor diperkirakan akan tetap berjalan dalam waktu dekat. Pertumbuhan ekspor juga diproyeksikan melampaui pertumbuhan impor dan dengan demikian sektor eksternal akan mendukung pertumbuhan total untuk tahun ini dan selanjutnya. Ketentuan perdagangan diproyeksikan akan memburuk secara signifikan pada 2019 Gambar A.47: Ketentuan perdagangan Indonesia Tabel A.6: … karena harga semua komoditas utamanya diproyeksikan akan memburuk pada tahun 2019… kecuali karet diperkirakan akan turun (indeks 2017=100) harga, historis dan perkiraan 110 2017 2018 2019f 2020f 2017 Karet (USD/kg) 2.0 1.6 1.7 1.8 2018 100 Logam dasar (indeks) 84.9 90.6 87.4 89 Batubara, Australia 90 88.5 107 94 90 (USD/mt) Rata-rata minyak 52.3 68.3 66 65 mentah (USD/barel) 80 2019f LNG Jepang, (USD/mt) 8.6 10.7 7.4 7.5 70 Minyak sawit (USD/mt) 751 639 600 623 Sumber: BPS; Bank Dunia; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: World Bank Commodity Markets Outlook, April 2019 Catatan: Indeks harga tertimbang perdagangan neto dibangun di Catatan: f adalah singkatan dari forecast. atas enam komoditas ekspor utama Indonesia (karet, logam dasar, batubara, minyak, LNG, dan minyak sawit). 2017 dan 2018 adalah data historis; 2019 adalah perkiraan. Harga yang lebih Ketentuan Perdagangan (ToT) 85 Indonesia diperkirakan akan jauh lebih rendah pada 2019 rendah dari dibandingkan 2018 (Gambar A.47). Indeks harga bersih komoditas perdagangan 86 Indonesia komoditas utama diperkirakan akan turun 16 poin pada tahun 2019 karena harga yang diproyeksikan lebih rendah Indonesia mengarah dari komoditas-komoditas utamanya, terutama batubara (Tabel A.6). Harga batubara pada proyeksi diperkirakan akan menurun karena ekonomi maju beralih ke gas alam untuk pembangkit listrik, kondisi perdagangan dan pertimbangan lingkungan yang mengurangi permintaan dari Cina dan India. Harga minyak yang lebih lemah di mentah juga telah direvisi ke bawah karena prospek pertumbuhan global yang lebih lemah dari 2019 perkiraan dan produksi Amerika yang lebih besar dari perkiraan. Namun, karena Indonesia adalah importir minyak mentah, harga minyak yang lebih rendah akan meningkatkan ketentuan perdagangan negara. 84 Program terpilih yang disebutkan dalam pidato kampanye Presiden Jokowi meliputi Beasiswa Kartu Indonesisa Pintar untuk Pendidikan Tersier, Kartu Pra-Kerja bagi lulusan universitas yang baru mencari pekerjaan dan Kartu Sembako Murah yang ditargetkan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah untuk membeli makanan dengan harga subsidi. Lihat The Jakarta Post (04 Desember 2018); Tempo (25 Februari 2019). 85 Ketentuan perdagangan (TOT) mengacu pada harga relatif impor dalam hal ekspor dan didefinisikan sebagai rasio harga ekspor terhadap harga impor. Ini dapat diartikan sebagai jumlah barang impor yang dapat dibeli oleh suatu ekonomi per unit barang ekspor. ℎ, , � �−�, � 86 Indeks Harga Perdagangan Komoditas Neto (NTI) didefinisikan sebagai = dimana ℎ, = ∑�, dan i= tipe , , �−∑ , komoditas; t= bulan; p=siklus periode (mis. rata-rata 5 tahun); N = jumlah komoditas; T=tahun dasar; E=nilai ekspor; I=nilai impor. Edisi IEQ ini memperbarui tahun dasar indeks ke 2017 (dalam edisi sebelumnya, 2015 digunakan sebagai tahun dasar). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 34 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan menyempit pada 2019 Defisit transaksi Sejalan dengan melemahnya perdagangan global, pertumbuhan total nilai ekspor dan impor berjalan diperkirakan akan relatif teredam, terutama dalam waktu dekat. Meskipun pertumbuhan yang diproyeksikan lebih lambat diproyeksikan di MTP Indonesia dan melemahnya ketentuan perdagangan membaik pada 2019 komoditas, CAD diperkirakan akan menyempit menjadi 2,8 persen dari PDB pada tahun 2019 dan lebih lanjut menjadi 2,5 persen dari PDB pada tahun 2020 karena pelonggaran pertumbuhan investasi dan karena kebijakan pemerintah untuk mencegah impor masih ada, terutama dalam waktu dekat (Gambar A.48). Gambar A.48: Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan Gambar A.49: Inflasi utama diperkirakan akan mereda menyempit pada 2019 dan 2020 karena investasi intensif seiring harga pangan yang menurun impor berkurang (perubahan YoY, persen; pengamatan terakhir Mei 2019) (persen dari PDB) 0.0 4.5 -0.5 4.0 Consumer Price -1.0 3.5 3.8% -1.5 3.1% -2.0 3.0% 3.0 3.2% -2.5 2.5 -3.0 Forecast -3.5 2.0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jan-17 Jan-18 Jan-19 Jan-20 Jan-21 Sumber: Bank Indonesia; perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia Inflasi diperkirakan Ramadhan dan Perayaan Idul Fitri pada bulan Mei dan Juni diperkirakan akan menambah akan mereda tekanan inflasi musiman karena meningkatnya permintaan konsumsi untuk makanan dan menjelang barang-barang bukan makanan. Namun, efek inflasi tahun ini kemungkinan akan lebih diredam Ramadhan dan Idul karena pelonggaran inflasi harga bahan makanan, dikarenakan kondisi cuaca yang relatif Fitri menguntungkan, dikombinasikan dengan persediaan yang cukup, diperkirakan akan menjaga harga pangan relatif stabil. 87 Selain itu, harga beras domestik diperkirakan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang karena padi 88 mengalami puncak panen pada bulan April dan Mei, sehingga meningkatkan pasokan beras domestik. Selain itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Indonesia telah memelihara stok beras yang cukup untuk bertahan hingga akhir tahun ini. 89 Inflasi harga makanan yang mereda diperkirakan akan mengimbangi kenaikan musiman dalam biaya transportasi. 90 Bersama dengan nilai tukar yang relatif stabil dan harga komoditas yang lemah, tekanan keseluruhan pada inflasi utama diperkirakan sebagian besar terkendali. Oleh karena itu, tingkat inflasi rata-rata tahunan diproyeksikan berada pada 3,0 persen YoY pada 2019, dan naik tipis menjadi 3,1 persen pada 2020, namun tetap dalam kisaran target Bank Indonesia yaitu 2,5-4,5 persen (Gambar A.49). 87 Xinhuanet (Mei 23, 2019). 88 Padi adalah tanaman terpenting di Indonesia. Data BPS menunjukkan bahwa beras berada di angka 3,8 persen dalam total konsumsi atau 20,2 persen dalam keranjang makanan. 89 Bulog menjamin stok beras aman, tidak akan ada impor sampai akhir tahun 2019, lihat Merdeka (03 Mei 2019) 90 Karena kenaikan tarif transportasi udara sejak akhir 2018. Lihat diskusi rinci di Bagian 4. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 35 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Defisit anggaran pemerintah akan melebar pada 2019 Defisit fiskal Konsisten dengan prospek ekonomi Gambar A.50: Bank Dunia memproyeksikan defisit diproyeksikan makro untuk 2019, dan sebagian karena fiskal sebesar 2,1 persen dari PDB pada 2019 melebar sedikit ke dampak reformasi pajak yang (persen dari PDB) 2,1 persen dari PDB berkelanjutan, 91 total pendapatan 20 Revenue Expenditure Fiscal Balance pada 2019 Pemerintah Pusat diproyeksikan 14.8 14.9 14.7 15.4 16 tumbuh 13,3 persen dari PDB. 12.3 13.1 12.9 13.3 Sementara itu, total belanja pemerintah 12 diperkirakan akan meningkat 15,4 persen dari PDB. Dengan demikian, 8 defisit fiskal akan melebar sedikit ke 2,1 4 persen dari PDB pada tahun 2019, 0,3 -1.8 -1.8 poin persentase lebih tinggi dari tahun 0 -2.5 -2.1 2018, tetapi lebih rendah dari defisit Budget WB tahunan yang tercatat untuk tahun 2013 -4 2017 2018 2019 2019 hingga 2017 (Gambar A.50, Tabel Sumber: Kementerian Keuangan, perhitungan staf Bank Dunia A.7). 92 Catatan: 2017–2018 adalah angka aktual yang diaudit Tabel A.7: proyeksi anggaran fiskal Bank Dunia (triliun rupiah, kecuali dinyatakan lain) WB 2019* Anggaran 2017 2018 2019 2019 vs 2019 vs Anggaran Aktual 2018 2019 (% Bank (%perubahan Aktual Aktual Aggaran perubaha Dunia ) n) A. Pendapatan 1,666 1,944 2,165 2,106 11.4 -2.7 1. Penerimaan Pajak 1,344 1,519 1,786 1,679 17.6 -5.9 Pajak Penghasilan Migas 50 65 66 64 1.5 -3.0 Pajak Non-Migas, dan/atau: 1,101 1,248 1,511 1,409 21.1 -6.8 Pajak Penghasilan Non-Migas 596 685 828 774 20.1 -6.5 PPN/PPNBM 481 537 655 607 22.0 -7.3 Pajak bumi dan bangunan 17 19 19 20 0 5.3 Pajak Lainnya 7 7 9 7 28.6 -22.2 Cukai 153 160 166 160 3.8 -3.6 Pajak perdagangan internasional 39 46 43 46 -6.5 7.0 2. Penerimaan bukan pajak 311 409 378 424 -7.8 12.2 Pendapatan sumber daya alam 111 181 191 180 5.5 -5.8 Migas 82 143 160 139 11.9 -13.1 Non-Migas 29 38 31 40 18.4 29.0 Penerimaan bukan pajak lainnya 200 229 188 244 -17.9 29.8 3. Hibah 12 16 0 3 -100.0 200.0 B. Belanja 2,007 2,213 2,461 2,442 11.2 -0.8 1. Pemerintah pusat 1,265 1,455 1,634 1,365 12.3 -16.5 Pegawai 313 347 382 370 10.1 -3.1 Material 291 347 345 371 -0.6 7.5 Modal 209 184 189 287 2.7 51.9 Pembayaran bunga 217 258 276 255 7.0 -7.6 Subsidi, dan/atau: 166 251 224 226 -10.8 0.9 Energi 98 154 160 157 4.0 -1.9 91 Termasuk perolehan pendapatan dari reformasi yang diharapkan seperti reformasi administrasi pendapatan yang menargetkan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi. 92 Proyeksi ini bertumpu pada asumsi bahwa Pemerintah tidak melakukan revisi signifikan atas Anggaran pada pertengahan tahun. Alih-alih mempersempit defisit fiskal, Pemerintah dapat memilih untuk meningkatkan belanja pertengahan tahun, sejalan dengan revisi asumsi naiknya harga minyak dalam Anggarannya, terutama jika pengumpulan pendapatan terus berkinerja kuat. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 36 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Bahan Bakar 47 97 101 96 4.1 -5.0 Listrik 51 57 59 61 3.5 3.4 Non-energi 69 63 64 69 3.2 7.8 Hibah 5 2 2 2 0 0 Sosial 55 84 102 92 21.4 -9.8 Lainnya 9 16 114 17 612.5 -85.0 2. Transfer ke wilayah 742 758 827 822 9.1 -0.6 C. Saldo Keseluruhan -341 -269 -296 -336 10.0 13.5 D. Pembiayaan 367 306 296 313 -3.3 5.7 Item memo (sebagai % dari PDB) Total Pendapatan 12.3 13.1 13.5 13.3 Penerimaan Pajak 9.9 10.2 11.1 10.6 Penerimaan bukan pajak 2.3 2.8 2.4 2.7 Total Belanja 14.8 14.9 15.3 15.4 Belanja saat ini 9.3 9.8 10.2 8.6 Transfer ke Dana Desa dan wilayah 5.5 5.1 5.1 5.2 Saldo Keseluruhan -2.5 -1.8 -1.8 -2.1 Asumsi: Tingkat pertumbuhan PDB riil (%) 5.1 5.2 5.3 5.1 CPI (%) 3.8 3.2 3.5 3.0 Nilai tukar (IDR/USD) 13,384 14,427 15,000 14,186 Harga minyak mentah (USD/barel) 51.2 48.0 70.0 64.3 Sumber: Kementerian Keuangan dan perhitungan staf Bank Dunia. Risiko kerugian baru-baru ini meningkat dengan ketegangan perdagangan yang baru dan meningkat Risiko eksternal Risiko penurunan prospek pertumbuhan Indonesia tetap besar di tengah ketidakpastian global baru-baru ini yang baru. Sehubungan dengan peningkatan kembali ketegangan perdagangan baru-baru ini, meningkat seiring ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan global telah kembali meningkat dan terus dengan menimbulkan risiko terhadap perdagangan dunia dan prospek pertumbuhan Cina. Malaysia, meningkatnya Vietnam, dan ekonomi regional lainnya yang mengambil bagian dalam rantai pasokan regional ketegangan juga bisa mengalami pertumbuhan yang lebih lambat jika pertumbuhan Cina melambat secara perdagangan signifikan. Eskalasi lebih lanjut dari perselisihan perdagangan semacam itu dapat membebani pertumbuhan regional dan karenanya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui ekspor yang lebih lemah dan menurunkan harga komoditas. Kondisi eksternal Setelah pemulihan yang solid dari aksi jual pasar negara berkembang tahun lalu, mata uang pasar yang tidak negara berkembang kembali berada di bawah tekanan karena investor menyeimbangkan kembali menguntungkan portofolio mereka dengan aset safe haven tradisional seperti perbendaharaan Amerika sebagai dapat memicu aksi pengganti aset pasar negara berkembang. Rupiah terdepresiasi sebanyak 2,1 persen sementara jual aset pasar, imbal hasil obligasi 10 tahun melonjak ke level tertinggi 21 basis poin di bulan Mei. Imbal hasil menaikkan biaya obligasi yang lebih tinggi dan konsekuensi biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat mengurangi pinjaman, dan pemulihan kredit baru-baru ini dan semakin membebani investasi swasta dan pertumbuhan mengurangi ekonomi. Risiko gejolak keuangan baru yang terus-menerus ini membenarkan kelanjutan investasi pendekatan Bank Indonesia terhadap tingkat kebijakan dan pra-pendanaan kebutuhan pinjaman pemerintah, serta kebutuhan untuk mempertahankan tingkat cadangan devisa yang sehat setiap kali ada peluang. Kepercayaan investor Prospek pertumbuhan juga didasarkan pada pertumbuhan investasi yang kuat. Investasi pada yang lebih lemah gilirannya didukung oleh kepercayaan investor yang kuat pada ketahanan ekonomi Indonesia dari perkiraan akan dan reformasi peningkatan pertumbuhan yang diharapkan akan dilakukan oleh Pemerintah. Jika meredupkan prospek reformasi tidak terwujud atau jika kepercayaan investor terguncang karena alasan lain, pertumbuhan investasi akan lebih rendah dari yang diharapkan, mengurangi pertumbuhan secara keseluruhan. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 37 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Kebijakan moneter Dengan eskalasi ketegangan perdagangan, ada risiko bahwa tekanan dari arus keluar modal bisa dan fiskal dapat meningkat, membebani nilai Rupiah dan obligasi Indonesia. Dalam menghadapi arus keluar lebih diperketat, modal yang dipercepat, Pemerintah kemungkinan akan semakin memperketat kebijakan membebani moneter dan fiskal untuk membendung arus keluar, yang membebani pertumbuhan jangka pertumbuhan pendek dan menengah. Reformasi struktural jangka menengah seperti mengumpulkan lebih banyak pendapatan tetap penting untuk meningkatkan potensi pertumbuhan Meskipun ada Reformasi untuk mengumpulkan lebih banyak pendapatan sangat penting untuk memperluas kemajuan baru-baru ruang fiskal yang diperlukan untuk belanja prioritas yang bertujuan untuk meningkatkan potensi ini, Indonesia harus pertumbuhan dan menyediakan layanan dasar. Sementara peningkatan kualitas belanja penting terus melakukan untuk mendukung bidang-bidang pembangunan prioritas, ada kendala yang ditimbulkan oleh reformasi untuk terbatasnya belanja publik Indonesia. Belanja publik Indonesia mencapai 14,9 persen dari PDB mengumpulkan pada tahun 2018, dibandingkan dengan rata-rata 35,4 persen dari PDB di pasar negara lebih banyak berkembang lainnya. Mengingat aturan fiskal untuk menjaga defisit di bawah 3 persen dari PDB, pendapatan meningkatkan belanja publik secara signifikan hanya mungkin jika lebih banyak pendapatan dikumpulkan. Meskipun ada peningkatan dalam pengumpulan pendapatan baru-baru ini, rasio pajak terhadap PDB Indonesia sebesar 10,2 persen dari PDB pada tahun 2018 masih merupakan salah satu yang terendah di antara negara-negara sejawat regional dan negara berkembang. Harga minyak yang lemah berkontribusi terhadap rasio rendah ini. Tetapi yang lebih penting, negara ini memiliki kesenjangan besar antara pendapatan aktual dan potensial, dengan tingkat pungutan pajak utama diperkirakan sekitar 50 persen dari penerimaan pajak potensial. Kesenjangan kebijakan pajak dan kapasitas administrasi pendapatan yang lemah, sebagian karena sistem teknologi informasi pajak yang ketinggalan zaman dan tidak memadai, sehingga menyebabkan kesenjangan pajak yang besar. Reformasi kebijakan dan administrasi pajak diperlukan untuk meningkatkan rasio pajak terhadap PDB dalam jangka menengah, dan untuk menciptakan ruang fiskal untuk belanja pada prioritas pembangunan dan untuk mencapai hasil pembangunan. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 38 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia B. Lautan peluang: reformasi untuk ekonomi biru berkelanjutan di Indonesia Indonesia—negara kepulauan terbesar di bumi—adalah rumah bagi potensi ekonomi dari ekosistem lautan yang luar biasa. Sektor perikanan Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia dan memainkan peran penting dalam menyediakan ketahanan pangan dan lapangan kerja. Sektor pariwisata Indonesia mendapat banyak manfaat dari aset-aset laut dan pesisir (MAC) kelas dunia, dengan pariwisata MAC menjadi pendorong utama pertumbuhan pengunjung wisata. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa sektor terkait laut di Indonesia belum memenuhi potensi pemanfaatannya. Pengelolaan perikanan masih memiliki kekurangan yang mengurangi produktivitas jangka panjang dan nilai ekonomi aset perikanan Indonesia. Jika tidak dikelola secara berkelanjutan, pertumbuhan pariwisata MAC yang cepat akan mengancam ekosistem dan merusak aset-aset alam yang menarik pengunjung wisata ke Indonesia. Mewujudkan potensi maksimal dari sektor-sektor ini membutuhkan reformasi kebijakan untuk meningkatkan manajemen sumber daya alam, melestarikan ekosistem, mengembangkan rantai pasokan makanan laut, meningkatkan pengalaman wisata, dan menciptakan peluang untuk memperkuat citra aset MAC Indonesia. Upaya ini juga akan memerlukan investasi lintas sektor dan kebijakan untuk melindungi aset MAC dari ancaman seperti sampah laut yang merusak industri pariwisata, perikanan, dan perkapalan. Melalui langkah-langkah ini dan lainnya, Indonesia dapat mengembangkan lautan secara berkelanjutan dan memanfaatkan potensi dari Ekonomi Biru secara penuh. Ekosistem laut Indonesia memiliki potensi ekonomi yang luar biasa Dengan lebih dari 17.000 pulau, garis pantai sepanjang 108.000 kilometer, dan dua pertiga wilayahnya berada di laut, lautan merupakan pusat identitas dan kemakmuran Indonesia. Lautan Indonesia memberikan sumber keunggulan ekonomi komparatif yang tak tertandingi dan diperkirakan mendukung kegiatan ekonomi senilai lebih dari 280 miliar dolar Amerika93 setiap tahunnya. Namun, bukti yang disajikan dalam artikel ini menunjukkan bahwa lautan Indonesia 93 Total estimasi nilai sektor ekonomi berbasis samudera dan terkait samudera pada 2013, pada 2019 dalam dolar Amerika. Termasuk: konstruksi kelautan (35 persen), industri manufaktur kelautan (26 persen), mineral, minyak dan gas (16 persen), perikanan dan akuakultur (11 persen), pariwisata dan rekreasi laut (10 persen), transportasi laut (1 persen), dan pertahanan dan pemerintah (kurang dari 1 persen). Lihat Ebarvia (2016). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 39 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia menawarkan lebih dari itu. Mewujudkan potensi kelautan Indonesia ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, ketahanan pangan, serta pengurangan defisit neraca berjalan, melindungi ekosistem untuk generasi mendatang, dan lebih lanjut mewujudkan ambisi Indonesia untuk menjadi “poros maritim” global. Artikel ini memberikan landasan dan haluan ke depan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut melalui strategi "Ekonomi Biru" yang terintegrasi dan multi sektoral. Dimulai dengan diskusi mengenai potensi peluang ekonomi dalam dua sektor utama— perikanan dan pariwisata—yang memiliki prospek yang jelas untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, namun sekaligus sektor di mana penggunaan sumber daya dan perlindungan lingkungan yang keberlanjutan menjadi krusial. Polusi plastik di laut yang semakin parah dan mengancam pengembangan kedua sektor juga akan dibahas dalam bagian selanjutnya artikel ini, termasuk opsi untuk mengatasi tantangan utama kelautan Indonesia ini. Artikel kemudian diakhiri dengan deskripsi elemen-elemen potensial dari sebuah strategi Ekonomi Biru yang terintegrasi. 1. Indonesia dapat memperoleh lebih banyak dari sektor perikanan melalui manajemen yang lebih baik Sebagai penghasil Antara 2013 dan 2017, Indonesia memanen rata-rata 6,1 juta metrik ton ikan laut setiap tahun, ikan terbesar kedua kedua terbanyak setelah Cina (Gambar B.1). Perikanan tangkap laut dan akuakultur di dunia; perikanan mempekerjakan sekitar 7 juta orang Indonesia, 94 sehingga menjadi sumber pekerjaan penting memainkan peran bagi populasi pesisir Indonesia. Indonesia dianggap sebagai negara yang paling tergantung pada penting bagi ikan kedelapan di dunia: 95 ikan berkontribusi 52 persen dari semua protein hewani dalam ketahanan pangan makanan Indonesia, jauh di atas rata-rata global sebesar 16 persen. Pada tahun 2018, sektor ini dan ekonomi memberikan kontribusi lebih dari 26,9 miliar dolar Amerika pada ekonomi nasional, atau sekitar Indonesia 2,6 persen dari PDB, proporsi yang lebih besar dari rekan-rekan regional, termasuk Cina (1,4 persen), Filipina (1,5 persen), Malaysia (1,1 persen), dan Thailand (0,67 persen). 96 Perikanan berkontribusi terhadap pendapatan ekspor senilai sekitar 4,1 miliar dolar Amerika (2,4 persen dari total ekspor Indonesia) pada tahun 2017, memasok sekitar 2,6 persen dari pasar global (Gambar B.2). 97 Gambar B.1: Indonesia adalah negara penghasil ikan Gambar B.2: Pendapatan ekspor perikanan Indonesia tangkapan laut terbesar kedua di dunia berada di peringkat ke-14 secara global Produksi 2016, juta metrik ton Nilai ekspor perikanan 2016, miliar dolar Amerika 0.0 4.0 8.0 12.0 16.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 China China Indonesia Norway United States of America Vietnam Russian Federation Thailand Peru United States India India Vietnam Chile Norway Canada Chile Denmark Thailand Sweden Spain Netherlands Canada Spain Ecuador Ecuador Denmark Russia Netherlands Indonesia Sweden Peru Sumber: Basis Data FAO FishStat 2019 http://www.fao.org/fishery/statistics/en 94 Sektor perikanan tangkap dan akuakultur masing-masing mempekerjakan sekitar 2,7 juta dan 3,3 juta pekerja, selain lebih dari 1 juta pekerja dalam pemrosesan dan pemasaran produk perikanan. Lihat CEA (2018). 95 Bennett et al. (2018). 96 Data untuk Cina dan Thailand (2016) berasal dari CIEC (2019); data untuk Filipina dan Malaysia (2015) dari SEAFDEC (2019. 97 FAO (2018a). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 40 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Meskipun produksi Namun, pencemaran laut (salah satu jenisnya—sampah plastik laut—dibahas dalam Bagian 3 di tinggi, pertumbuhan bawah ini) dan penangkapan ikan berlebihan mengancam pertumbuhan nilai sosial dan ekonomi jangka panjang tidak perikanan laut Indonesia. Perikanan adalah aset alam yang, jika dikelola dengan baik, terjamin memberikan keuntungan ekonomi hari ini dan masa depan. Manajemen yang salah, seperti memanen di atas batas berkelanjutan (penangkapan ikan berlebih), merusak keuntungan jangka panjang dengan menyusutkan stok ikan dan mengurangi produktivitas di masa depan. Ini dapat mengurangi besaran manfaat yang dapat dinikmati dari generasi ke generasi, meskipun dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka pendek. Pola ini terlihat di banyak negara: produksi perikanan laut secara global telah stagnan disebabkan penangkapan ikan berlebihan dan sekarang cenderung menurun. 98,99 Sementara hasil perikanan tangkap laut Indonesia terus meningkat perlahan, dan inisiatif seperti penumpasan terhadap penangkapan ikan asing ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU) telah menunjukkan hasil, praktik manajemen belum dioptimalkan untuk pengembalian jangka panjang terbaik. Analisis terbaru menunjukkan bahwa perbaikan dalam manajemen perikanan—seperti yang dijelaskan di bawah ini—akan menambah nilai hingga 3,3 miliar dolar Amerika per tahun dalam sepuluh tahun, relatif terhadap skenario di mana praktik-praktik saat ini berlanjut. 100 Stok ikan Indonesia Untuk mewujudkan nilai potensial ini akan memerlukan kebijakan yang mendorong telah jauh berkurang membangun kembali stok ikan setelah penangkapan ikan yang berlebih di masa lalu dan akibat penangkapan mencegah terulangnya kembali hal tersebut di masa depan. Pada tahun 2017, data dari Komisi ikan yang berlebih di Nasional Penilaian Stok menunjukkan bahwa hampir setengah dari stok ikan liar telah ditangkap masa lalu dan saat secara berlebihan, yang berarti stok saat ini telah berkurang sebagian dan produktivitas saat ini ini dan di masa depan telah dirusak. 101,102 Hal ini terjadi karena penangkapan ikan secara IUU, serta penangkapan ikan legal yang kadang dilakukan pada tingkat yang tidak menjaga keberlanjutannya. Tingkat keparahan penangkapan ikan yang berlebih bervariasi antar wilayah, yang selanjutnya mempengaruh jumlah stok perikanan di hampir semua bagian wilayah Indonesia. Terbatasnya Terbatasnya data berkontribusi pada permasalahan. Informasi yang tepat mengenai tingkat stok ketersediaan data dan upaya penangkapan sangat penting dalam pengambilan keputusan yang berbasis bukti, perikanan namun data yang tersedia untuk pengelolaan tingkat spesies seringkali tidak mencukupi. 103 berkontribusi Kurangnya koordinasi antara provinsi dan tingkat pemerintahan juga berimplikasi pada: stok terhadap lemahnya lintas yurisdiksi, dan provinsi yang menerapkan kontrol panen tidak diuntungkan ketika provinsi efektivitas lain tidak melakukan hal yang sama. Sebagai akibat dari masalah ini dan hal lainnya, Indonesia pengelolaan berada di peringkat ke 22 dari 28 negara penangkap ikan laut terbesar untuk efektivitas pengelolaan perikanan—dilihat dari sejauh mana tujuan manajemen dicapai, melalui penelitian, sistem manajemen, dan penegakan hukum. 104 Selain kehilangan Pentingnya manajemen perikanan melampaui pengembalian nilai komersialnya. Perikanan pendapatan, menyediakan pendapatan bagi rumah tangga pesisir, seringkali dalam bentuk pekerjaan paruh penangkapan ikan waktu atau musiman. Studi pada masyarakat yang sangat tergantung pada ikan untuk protein yang berlebih dan pendapatan menunjukkan bahwa penangkapan ikan yang berlebihan meningkatkan konflik berisiko terhadap antara nelayan, meningkatkan tingkat kemiskinan, dan mengikis ketahanan pangan masyarakat mata pencaharian 98 FAO (2018b). 99 Pauly dan Zeller (2016). 100 Berdasarkan analisis yang mendasari Costello et al. (2016) (komunikasi pribadi.). 101 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan 50/Kepmen-Kp/2017 melaporkan estimasi potensi, total tangkapan yang diizinkan, dan tingkat pemanfaatan oleh pengelolaan perikanan. 102 CEA (2018). 103 Ibid. 104 28 negara ini bersama-sama menyumbang 80 persen dari total tangkapan global. Lihat Melnychuk et al. (2017). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 41 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia dan ketahanan 105,106Dampak-dampak ini menambah tingkat kemiskinan pada masyarakat miskin, yang pangan masyarakat ditemukan dalam masyarakat di sektor perikanan skala kecil: tingkat kemiskinan 107 antara rumah pesisir yang rentan tangga nelayan di Sumatera Barat, misalnya, sekitar 70 persen lebih tinggi daripada rata-rata lintas sektor yang ditemukan di daerah yang sebanding. 108 Selain kebijakan untuk sektor perikanan, lebih penting dari itu diperlukan kebijakan yang mendukung untuk memerangi kemiskinan di wilayah pesisir, stok ikan yang sehat adalah aset penting untuk pengurangan kemiskinan. Sikap Indonesia Penangkapan ikan yang berlebihan terjadi karena kegiatan kapal asing ilegal, dan karena tidak yang kuat terhadap cukup kuat kerangka peraturan untuk kegiatan penangkapan ikan domestik. Pemerintah penangkapan ikan Indonesia telah mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahun 2014, ilegal, tidak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai menyita dan menenggelamkan kapal asing dilaporkan, dan ilegal, mengirimkan 539 kapal ke dasar laut hingga saat ini dan mengirimkan pesan pencegahan tidak diatur (IUU) yang kuat. 109 Bersamaan dengan itu, pemindahan ikan di laut - suatu metode yang kadang- oleh kapal asing, kadang digunakan oleh nelayan untuk menghindari deteksi dan pengaturan – telah dilarang. telah mengurangi Analisis komprehensif menggunakan data pemantauan satelit dan kapal menunjukkan bahwa kerugian dan upaya ini sangat berhasil, dengan menurunnya 90 persen IUU asing, dan berkurangnya 25-40 tekanan pada stok persen tekanan pada stok ikan di perairan Indonesia sejak 2014. 110 Langkah ini berjalan dengan baika untuk membendung kerugian dari IUU (diperkirakan pada tahun 2014 bernilai sekitar sepertiga dari nilai tangkapan laut tahunan yang dilaporkan 111,112) dan telah menciptakan peluang untuk membangun kembali stok perikanan domestik untuk keuntungan ekonomi jangka panjang. Tetapi ekspansi Di sisi lain, tekanan pada stok ikan dari armada domestik telah meningkat, dengan jumlah kapal armada domestik kecil sekarang tumbuh dengan dorongan eksplisit dari kebijakan nasional. 113 Pemerintah yang tidak terkelola Indonesia sedang dalam proses memperluas armada domestik dengan menyiapkan 2.515 kapal berisiko meniadakan laut lepas pantai baru dan lebih dari 18.000 perangkat, untuk menggantikan kapal penangkap peningkatan panen ikan asing dan menciptakan lapangan kerja lokal di daerah-daerah terpencil. Untuk menghindari yang berkelanjutan penggantian satu bentuk penangkapan ikan yang berlebihan dengan yang lain, Pemerintah Indonesia bermaksud untuk berhenti mengganti kapasitas asing yang dikeluarkan seluruhnya. Kapal-kapal baru memiliki distribusi ukuran yang lebih kecil daripada kapal asing yang mereka gantikan, dan jika dikerahkan secara strategis sebagai bagian dari rencana pengembangan perikanan yang komprehensif, efek bersihnya diharapkan mendapat mengurangi 25 persen tekanan penangkapan ikan. 114 Melaksanakan Agar berhasil, rencana pengembangan semacam itu membutuhkan reformasi manajemen yang reformasi domestik lebih luas untuk mencegah peningkatan kapasitas, meminimalkan penangkapan ikan IUU dalam dapat memastikan armada domestik, dan mencegah penangkapan ikan di masa depan. Nelayan Indonesia keberhasilan menerima sejumlah bahan bakar, kredit, dan perlengkapan, yang sebagian besar tidak terikat Indonesia atas dengan persyaratan keberlanjutan. Seperti kapal baru, hal ini mendorong pertumbuhan armada kebijakan anti-IUU 105 Pomeroy et al. (2007). 106 Muawanah et al. (2012). 107 Jumlah rumah tangga miskin dan rumah tangga sangat miskin seperti yang didefinisikan oleh kriteria klasifikasi BPS. 108 Stanford et al. (2013). 109 Dampak kebijakan penenggelaman kapal pada pencemaran laut kurang positif. Salah satu jenis pencemaran tersebut, sampah plastik laut, adalah fokus dari bagian 3 di bawah ini. 110 Cabral et al. (2018). 111 Busro (2017). 112 Nilai panen yang tidak dilaporkan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 3,53 miliar dolar Amerika (kurs dolar Amerika di tahun 2019) di seluruh Indonesia. Lihat Sea Around Us (2019). 113 Cabral et al. (2018). 114 Diukur dalam hal kapasitas kapal. Lihat Cabral et al. (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 42 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia untuk generasi dan dengan demikian meningkatkan tekanan pada stok. 115 Lebih jauh, seiring dengan mendatang meningkatnya jumlah kapal, persaingan di antara mereka atas stok yang tersisa kemungkinan akan menyebabkan kenaikan biaya, yang makin melemahkan mata pencaharian nelayan dan mencegah perikanan memberikan nilai maksimumnya dari waktu ke waktu. Pengalaman Amerika Serikat bersifat instruktif: pada tahun 1976, Undang-Undang Magnuson-Stevens menghentikan penangkapan ikan asing secara ilegal. Namun, investasi berlebih dalam kapasitas domestik melemahkan keuntungan awal, mengharuskan Amerika Serikat membangun kembali stok dengan terus menekan tangkapannya hingga hari ini. 116 Bagi Indonesia, melaksanakan reformasi dalam negeri diperlukan untuk menghindari risiko ini, dan memastikan keberhasilan pelaksanaan kebijakan anti-IUU Indonesia yang diperuntukan bagi generasi mendatang. Tiga bidang Walaupun banyak pilihan kebijakan untuk memaksimalkan nilai ekonomi dan sosial perikanan, reformasi dapat diperlukan tiga kategori reformasi. Yang pertama dan paling mendasar adalah memperkuat mencegah arsitektur manajemen perikanan Indonesia yang terdesentralisasi. Baik melalui Wilayah penangkapan ikan Pengelolaan Perikanan atau melalui struktur alternatif, sektor ini membutuhkan kerangka kerja berlebihan dan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif dalam menyatukan pemerintah, industri, dan meningkatkan pemangku kepentingan lainnya, memperjelas peran dan tanggung jawab, dan meningkatkan keuntungan: (1) koordinasi. Termasuk mengoordinasikan Rencana Pengelolaan Perikanan (FMP) lintas memperkuat yurisdiksi dan memastikan bahwa FMP mencerminkan rekomendasi ilmiah. kerangka kerja untuk pengambilan keputusan… …(2) meningkatkan Kedua, investasi dalam penelitian perikanan, pemantauan, dan pelaporan diperlukan untuk data perikanan menginformasikan batas panen dengan lebih baik. Indonesia dapat membangun kapasitas untuk manajemen penelitian perikanan yang ada saat ini menjadi lebih kuat untuk mengembangkan penilaian stok berbasis bukti… yang lebih spesifik berdasarkan wilayah dan spesies, serta mengembangan beberapa bentuk alternatif informasi perikanan yang disesuaikan dengan tantangan pengumpulan data di seluruh wilayah pesisir yang luas dan terpencil. Area ekspansi dan inovasi yang potensial mencakup penggunaan pengamatan di dalam kapal yang lebih baik, e-monitoring, dan dokumentasi e- catch, serta peningkatan verifikasi dan integrasi data industri untuk digunakan dalam proses perencanaan manajemen perikanan. …dan (3) Ketiga, peningkatan pemantauan, kontrol, dan pengawasan (MCS) diperlukan untuk mengimplementasik memastikan bahwa keputusan manajemen dan FMP dipatuhi, dengan konsekuensi yang pasti an rencana (seperti penutupan stok atau area) jika batas panen terlampaui. Membangun keberhasilan pengelolaan khusus Indonesia dalam menangani penangkapan ikan asing IUU, proporsi yang lebih besar dari perikanan dengan keseluruhan usaha - yang penting, kategori kapal kecil yang menangkap sekitar 50 persen dari pemantauan, total panen 117—harus selalu berada di bawah kontrol panen berbasis bukti. MCS yang baik harus kontrol, dan mencakup penghentian penggunaan alat-alat perusak, , mendukung kawasan lindung laut pengawasan yang Indonesia yang berkembang pesat, dan meningkatkan pengelolaan bersama dengan masyarakat lebih ketat pesisir lokal. Pengelola-pengelola laut juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan uji coba pendekatan manajemen perikanan berbasis hak seperti “pembagian tangkapan” dalam perikanan komersial terpilih. Pendekatan-pendekatan ini mengalokasikan hak penangkapan ikan (“kuota”) untuk kapal, perusahaan, atau perorangan untuk mengurangi persaingan tidak efisien yang 115 Selain tekanan memancing yang meningkat, subsidi perikanan berbasis input cenderung relatif tidak efisien dalam mendukung pendapatan nelayan. Pembayaran yang mendukung operasi bisnis yang efisien dan pengembangan keterampilan memiliki dampak yang lebih rendah dan memberikan manfaat yang lebih tinggi bagi nelayan. Lihat OECD (2019). 116 Pew (2011). 117 CEA (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 43 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia melemahkan pengembalian ekonomi dari sektor perikanan. 118,119 Secara paralel, langkah-langkah pengendalian polusi harus dimasukkan ke dalam kerangka peraturan, untuk menghindari sampah yang terkait dengan penangkapan ikan seperti jaring yang dibuang ke laut (dibahas lebih lanjut di bagian 3). Reformasi ini Perbaikan manajemen perikanan akan melengkapi investasi yang sudah berlangsung. Ini melengkapi investasi termasuk pemberian insentif untuk penguatan rantai pasokan, pengembangan sistem elektronik yang sudah baru untuk penelusuran, dan investasi di dalam infrastruktur pelabuhan publik. 120 Perbaikan berlangsung… semacam itu membantu nelayan Indonesia mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari setiap unit panen, dan sangat penting untuk memaksimalkan pengembalian ekonomi yang dicapai melalui tiga bidang reformasi manajemen di atas. Sewajarnyalah, dengan stok berkelanjutan dalam jangka panjang pengembalian investasi rantai pasokan ini akan terwujud. Manajemen perikanan yang kuat mendukung dan melengkapi upaya ini, memastikan stok dan panen yang sehat untuk rantai pasokan, dan kerangka kerja peraturan yang memberikan kepercayaan kepada investor. Manajemen perikanan yang ditingkatkan juga penting dalam konteks pertumbuhan industri akuakultur di Indonesia (lihet Kotak B.1), yang mengacu pada sumber daya laut dan pesisir, meningkatkan permintaan makanan ikan, dan berbagi elemen dari rantai pasokan yang sama. … dan mendukung Manajemen perikanan yang ditingkatkan juga melengkapi upaya untuk meningkatkan kontribusi upaya-upaya untuk pendapatan publik dari perikanan. Sektor saat ini memberikan kontribusi penerimaan negara meningkatkan bukan pajak (PNBP) dalam bentuk pungutan komersial. 121 Pada tahun 2017, PNBP perikanan kontribusi fiskal dari berjumlah 36,4 juta dolar Amerika, tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir karena perubahan perikanan peraturan pada tahun 2015. Namun, tetap merupakan proporsi kecil dari total PNBP relatif terhadap sektor sumber daya lain seperti kehutanan dan pertambangan, yang hanya mewakili 0,17 persen dari total tahun 2017. Penerimaan pajak juga rendah: 80,2 juta dolar Amerika dan bersifat kolektif pada tahun 2017 dari sekitar 4.000 wajib pajak yang terdaftar, dan antara 2011 dan 2016, rasio kontribusi pajak terhadap PDB sektor perikanan (0,26 persen) jauh di bawah rata-rata lintas sektor nasional (11 persen). 122 Penyesuaian lebih lanjut terhadap instrumen fiskal 123 dapat meningkatkan pendapatan. Yang penting, penyesuaian formula pendapatan dapat membantu mendorong pemberian prioritas hasil dan nilai yang lebih tinggi—daripada upaya penangkapan ikan yang lebih tinggi—menguntungkan stok dan dengan demikian produktivitas jangka panjang. Perikanan yang dikelola dengan baik dengan stok yang sehat merupakan bagian integral dari peningkatan kontribusi fiskal, karena terkait pengembalian sosial dan ekonomi yang lebih luas untuk Indonesia. 118 Costello et al. (2008). 119 Birkenbach et al. (2017). 120 Misalnya, teknologi baru yang sedang diuji coba oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti e-logbook - alat berbasis aplikasi untuk merekam dan memverifikasi aktivitas penangkapan ikan - dapat membantu memodernisasi pengumpulan data di antara nelayan skala kecil Indonesia dan membantu manajer memahami kondisi stok. Teknologi serupa, jika cukup terintegrasi dengan sistem data yang ada, dapat membantu nelayan mengakses harga yang lebih baik dan memenuhi persyaratan keterlacakan untuk pasar premium. Inisiatif kebijakan lainnya termasuk insentif untuk investasi sektor swasta dalam fasilitas pendingin, pembentukan pusat ekspor terdesentralisasi, dan pertumbuhan berkelanjutan dalam jaringan kawasan lindung laut. Pemerintah Indonesia mempromosikan ekspor dengan berinvestasi untuk meningkatkan kualitas produk, pemasaran, dan manajemen rantai pasokan. 121 Pungutan Pengusahaan Perikanan didasarkan pada lisensi kapal dan jenis alat tangkap yang digunakan. Retribusi Pungutan Hasil Perikanan lebih seperti royalti, dihitung sebagai fungsi produksi, ukuran kapal, dan harga ikan. 122 CEA (2018). 123 Ini adalah subjek pekerjaan yang baru-baru ini dimulai oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dalam kemitraan dengan Bank Dunia. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 44 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Kotak B.1: Akuakultur: Penggerak utama Ekonomi Biru Sektor akuakultur Indonesia adalah salah satu yang paling cepat berkembang di dunia. Sementara produksi perikanan tangkap laut tumbuh lambat selama dekade terakhir, dari 5,0 juta metrik ton pada 2010 menjadi sekitar 6,2 juta pada 2017, produksi akuakultur Indonesia meningkat lebih dari dua kali lipat pada periode yang sama, dari 2,4 juta menjadi 6,1 juta metrik ton, dengan sekitar 3,3 juta orang yang dipekerjakan secara langsung. Dari total produksi akuakultur, sekitar 43 persen berasal dari sektor akuakultur laut yang berkembang pesat, bernilai lebih dari 6 miliar dolar Amerika per tahun. Pertumbuhan budidaya rumput laut Indonesia bahkan lebih dramatis, meningkat dari kurang dari 4 juta metrik ton pada 2010 menjadi 9,7 juta pada 2017, dan menyumbang lebih dari 35 persen produksi global.1 Berdasarkan nilai, produk akuakultur yang paling penting adalah udang, yang menyumbang 1,7 miliar dolar Amerika untuk pendapatan ekspor pada tahun 2018. Dengan permintaan yang kuat untuk produk ikan namun terjadi penurunan tangkapan liar secara global, ada potensi besar untuk pertumbuhan lebih lanjut budidaya perikanan (akuakultur). Pemerintah Indonesia memperkirakan bahwa 26 juta hektar lahan pantai cocok untuk ekspansi akuakultur. Namun, banyak dari lahan ini termasuk hutan bakau dan habitat terumbu karang yang sensitif secara ekologis. Dengan habitat yang memiliki nilai keanekaragaman hayati tinggi, berkontribusi terhadap ketahanan perubahan iklim, dan menyediakan jasa ekosistem penting yang menopang sektor perikanan, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya, perluasan akuakultur harus didasarkan pada perencanaan tata ruang laut yang sehat dan harus diintegrasikan dengan prioritas pembangunan sektor lainnya. Dampak lingkungan dari akuakultur (seperti yang disebabkan oleh penggunaan pakan dan antibiotik yang tidak tepat) juga harus diantisipasi dan dikelola. Pengembalian ekonomi terbesar kemungkinan akan dicapai melalui intensifikasi pertanian yang ada daripada melalui konversi habitat untuk menciptakan pertanian baru. Tiga perempat dari tambak akuakultur di Indonesia saat ini menggunakan teknik produksi tradisional yang luas, sementara hanya sepuluh persen yang menggunakan teknologi intensif modern. Peningkatan produksi yang cukup besar dapat diwujudkan dari pertanian yang ada sambil menghindari biaya ekonomi dan lingkungan dari konversi habitat baru. Peluang untuk pertumbuhan ada di sekitar peningkatan kualitas genetik induk untuk meningkatkan hasil dan mengurangi biaya pakan. 1 Basis Data FAO FishStat (2019). http://www.fao.org/fishery/statistics/en 2. Untuk menjadi tujuan wisata terkemuka, Indonesia harus memastikan bahwa aset laut dan pesisirnya dikelola secara berkelanjutan Secara global, Meskipun substansial, nilai perikanan dibayangi oleh pariwisata laut dan pesisir (MAC), 124 yang pariwisata laut dan mewakili sekitar 26 persen nilai tambah terkait lautan secara global. 125 Menurut perkiraan pesisir adalah OECD, pariwisata MAC diproyeksikan menjadi sektor terkait laut terbesar pada tahun 2030, segmen ekonomi melampaui sektor minyak dan gas lepas pantai yang tumbuh lebih lambat. 126 Selama periode kelautan yang yang sama (2010-2030), proyeksi oleh UNWTO menyatakan bahwa kedatangan wisatawan tumbuh cepat internasional akan tumbuh sebesar 3,3 persen setiap tahun. Sampai saat ini, sektor terkait laut telah mengungguli proyeksi ini. Cina terus memimpin pertumbuhan global, yang pada gilirannya memberi manfaat yang dekat dengan tujuan Asia (tujuan EAP diproyeksikan akan tumbuh di atas rata-rata dunia). 127 Pariwisata MAC, yang mencakup pariwisata pelayaran, diproyeksikan menjadi segmen industri pariwisata yang tumbuh relatif kuat, sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan pariwisata pelayaran yang diperkirakan tinggi—pada tahun 2019, diperkirakan 30 juta pelancong diperkirakan akan berlayar, naik 6 persen dari 28,2 juta pada 2018. 128 124 Wisata laut dan pesisir adalah konsep yang berbeda namun terkait erat, mencakup berbagai kegiatan, aset, serta peluang menghasilkan pendapatan. Wisata maritim mengacu pada kegiatan yang terjadi pada, atau berhubungan dengan, lingkungan laut dan laut, termasuk pelayaran dan berlayar, olahraga laut dan kegiatan berbasis air seperti scuba diving, memancing di bawah air, ski air dan selancar angin, tur ke taman laut, menonton margasatwa mamalia laut, dll. Wisata pesisir mengacu pada kegiatan darat di mana unsur-unsur berbasis airnya menjadi daya tarik utama—berenang, berjemur, berjalan di pantai, dll.—serta mencakup pariwisata di tempat peristirahatan dan rumah liburan yang terletak di dekat garis pantai. 125 OECD (2016). 126 Minyak dan gas lepas pantai diproyeksikan sebesar 21 persen dari nilai tambah ekonomi sektor kelautan pada 2030, turun dari perkiraan 34 persen pada 2010. Dalam periode yang sama, pangsa pariwisata MAC diproyeksikan tetap; pada 26 persen. Lihat OECD (2016). 127 Tingkat pertumbuhan adalah 7,0 persen pada 2017 dan 5,6 persen pada 2018. Lihat UNWTO (2011; 2019). 128 CLIA (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 45 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Dengan aset laut dan Dengan kandungan keanekaragaman terumbu karang tertinggi di dunia, atau 76 persen dari pesisir kelas dunia, spesies karang dunia dan 37 persen dari spesies ikan terumbu karang dunia, Segitiga Terumbu pariwisata MAC Karang berada di posisi yang tepat untuk meraih sebagian besar dari pertumbuhan ini. Segitiga Indonesia telah Terumbu Karang terbentang di enam negara, 129 dengan wilayah terbesar berada di perairan menjadi pendorong Indonesia. 130 Wisata terumbu karang Indonesia saat ini diperkirakan bernilai tahunan 3,1 miliar utama pertumbuhan dolar Amerika. 131 Memiliki lebih dari 17.000 pulau dan salah satu garis pantai terpanjang di pengunjung dan dunia, keseluruhan potensi wisata MAC di kepulauan Nusantara menjadi sangat menjanjikan. pendapatan Pada 2016, 44 persen wisatawan asing yang disurvei menyatakan bahwa mereka melakukan, di pariwisata antara kegiatan lain, kegiatan wisata bahari. 132 Dari seluruh wisatawan mancanegara, pesiar, dan wisatawan domestik yang berwisata di Indonesia, sekitar 29 persen berada di destinasi wisata pesisir dan non-perkotaan. 133 Pemerintah Dari sepuluh tujuan wisata terpilih untuk pengembangan prioritas oleh Pemerintah Indonesia, Indonesia telah tujuh diantaranya memiliki situs atau aset MAC utama. Melalui pengembangan tujuan-tujuan mengidentifikasi wisata ini, Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatkan kedatangan wisatawan pariwisata MAC internasional terkait MAC, termasuk para pelancong dari Cina. Sebagian besar pertumbuhan sebagai pendorong sektor kelautan ini diperkirakan berasal dari peningkatan pariwisata pesisir, namun pengembangan meningkatnya kegiatan kapal pesiar juga diharapkan memainkan peran kunci. Dalam beberapa pariwisata nasional tahun terakhir, Pemerintah Indonesia telah menyederhanakan peraturan yang terkait dengan pelayaran menggunakan perahu pesiar, kapal pesiar, dan rekreasi memancing. 134 Selain itu, pemerintah turut menyelenggarakan kompetisi selancar profesional, demonstrasi kapal pesiar, dan kompetisi selam gratis, dengan tujuan mempromosikan posisi Indonesia sebagai tujuan wisata MAC terkemuka. 135 Pengembangan produk selam bersertifikat dan pelatihan pemandu selam lokal juga menjadi prioritas, mengingat tersohornya situs selam Indonesia. Potensi ekonomi Namun demikian, pertumbuhan sektor kelautan ini tidak terjamin. Aset alamiah yang pariwisata MAC mengundang pariwisata MAC, seperti terumbu karang, garis pantai, dan pantai, beresiko rentan terhadap mengalami degradasi oleh cuaca dan iklim yang ekstrem, naiknya permukaan laut, dan perubahan iklim dan pengasaman samudera. Negara-negara kepulauan seperti Indonesia secara khusus terpapar faktor lingkungan secara ekonomi terhadap risiko-risiko iklim tersebut karena tingginya ketergantungan pada lainnya sumber daya laut yang rentan. 136 Dengan suhu permukaan laut yang diramalkan akan meningkat, lebih dari 80 persen terumbu karang Indonesia akan mengalami tekanan panas yang cukup untuk memicu pemutihan parah setidaknya dalam lima dari sepuluh tahun di tahun 2030-an. 137 Sementara itu, pemanasan global sebesar 2°C diproyeksikan mengakibatkan hilangnya lebih dari 99 persen terumbu karang dunia. 138 Survei terbaru oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari terumbu karang Indonesia telah mengalami kondisi 129 Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. 130 UN Environment et al. (2018). 131 Perkiraan ini mengacu pada nilai pariwisata yang terkait langsung dengan terumbu karang, yang terdiri dari dua komponen: (1) pariwisata "di karang", seperti menyelam dan snorkeling; dan (2) pariwisata "berdekatan dengan karang", yang mengacu pada kegiatan/atraksi yang tidak terjadi pada terumbu karang tetapi berkaitan langsung dengan lingkungan terumbu, seperti pantai berpasir, dan pemandangan yang menarik. Namun demikian, tidak termasuk nilai wisata pantai yang tidak terkait dengan terumbu karang yang lebih luas. Lihat Spalding et al. (2017). 132 Kementerian Pariwisata (2016). Pada 2015 dan 2014, persentase pengunjung yang melakukan kegiatan wisata bahari ini adalah 39 persen. 133 Spalding et. al. (2017). 134 Contohnya termasuk: Peraturan Presiden No. 10/2015 tentang Kunjungan Kapal Pesiar Asing ke Indonesia; dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 123/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan No. 171/2015 tentang Prosedur Layanan untuk Kapal Pesiar Asing di Indonesia pada 19 Titik Masuk/Keluar. 135 Sebagai contoh, Kompetisi Freediving Internasional Sabang tahun 2018. Lihat juga: World Surf League (26 Mei 2018). 136 IPCC (2014). 137 Burke et al. (2012). 138 IPCC (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 46 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia yang buruk disebabkan oleh perubahan iklim dan faktor-faktor terkait manusia lainnya. Akumulasi sampah laut adalah ancaman akut lainnya terhadap aset pesisir Indonesia (dibahas pada Bagian 3). Kesenjangan dalam Dalam beberapa kasus, aset MAC Indonesia juga dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur infrastruktur dan dan layanan dasar yang tidak memadai bagi penduduk lokal, yang menyebabkan menurunnya layanan dasar turut kelestarian lingkungan, kesehatan, sanitasi, dan kebersihan, yang pada gilirannya mengurangi berkontribusi daya tarik bagi wisatawan. Sebagai contoh, daerah wisata Lombok dicirikan oleh rendahnya akses terhadap degradasi rumah tangga rata-rata terhadap pasokan air pipa (45 persen rumah tangga memiliki akses), aset MAC sanitasi (48 persen), dan layanan pengumpulan sampah (26 persen). Di sebagian besar kawasan wisata utama Lombok, 95 persen dari kesenjangan infrastruktur dasar yang diproyeksikan terkait dengan kebutuhan rumah tangga, dn selebihnya mencakup kebutuhan pengunjung dan bisnis yang terus meningkat. 139 Dampak dari kesenjangan ini dalam persepsi wisatawan dapat dilihat pada ulasan online: topik ketidakpuasan yang diungkapkan melalui TripAdvisor oleh pengunjung di sepanjang pantai selatan Lombok yang kurang dieksplorasi mencakup kondisi sanitasi lokal yang buruk, polusi laut, serta polusi pantai yang nyata. 140 Selain itu, kecuali Dengan semakin banyak pengunjung, semakin tinggi -pula tekanan pada ekosistem darat dan dikelola dengan lepas pantai yang rapuh, peningkatan konsumsi energi dan air, dan peningkatan produksi limbah. baik, pertumbuhan Jika tidak dikelola dengan baik, lalu lintas pengunjung dan polusi yang terkait dengannya dapat: pariwisata MAC itu (i) membebani infrastruktur lokal dan layanan publik; (ii) berkontribusi pada peningkatan input sendiri dapat limbah, nutrisi, dan sedimen ke ekosistem pesisir dan laut; dan (iii) menyebabkan perubahan memperburuk penggunaan lahan, urbanisasi pesisir dan hilangnya modal alamiah wilayah pesisir, terutama tekanan lingkungan lahan basah pesisir. 141 Pariwisata Selama sepuluh tahun terakhir, tujuan Gambar B.3: Bali dan Lombok menerima sekitar berlebihan di wisata pantai Indonesia telah menarik setengah dari wisatawan asing di Indonesia beberapa destinasi semakin banyak pengunjung jumlah kedatangan internasional (batang, LHS), proporsi wisata MAC mulai internasional—pada 2017, Bali dan kedatangan internasional, persen (garis, RHS) 142 merusak aset Lombok saja menerima sekitar 50 persen Bali Lombok alamiah dari semua pengunjung asing (Gambar B.3). Konsentrasi pertumbuhan 6,000,000 50% pengunjung di Bali dan Lombok ini telah 40% menyebabkan masalah kepadatan 4,000,000 30% penduduk, polusi, ulasan kritis yang dihasilkan oleh pengguna dan pelaporan 2,000,000 20% media dan, seiring waktu, dapat 10% menyebabkan penurunan kepuasan 0 0% pengunjung. 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber: perhitungan staf Bank Dunia berdasarkan data BPS Dampak lingkungan Dalam beberapa tahun terakhir, polusi lingkungan dan kerusakan akibat pertumbuhan pariwisata yang terkait dengan telah memaksa beberapa tujuan terkenal dunia di Asia Tenggara untuk sementara waktu ditutup. pariwisata yang Pantai Maya, Kho Phi Phi, Thailand, ditutup selama empat bulan pada tahun 2018 dalam upaya 139 Horwath (2017) dan perhitungan staf Bank Dunia. 140 Analisis ulasan yang dibuat pengguna dalam semua bahasa yang tersedia, dari tiga objek wisata pantai di sepanjang pantai selatan Lombok, di situs web perjalanan TripAdvisor (per 31 Oktober 2016) menunjukkan kurangnya kebersihan dan pembuangan limbah mentah sebagai alasan ketidakpuasan. 141 Attri (2018). 142 Data Lombok mencakup semua provinsi Nusa Tenggara Barat, di mana Lombok menyumbang sekitar 98 persen pengunjung. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 47 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia berlebihan untuk menanggulangi kerusakan yang disebabkan oleh hingga 5.000 pengunjung dan 200 kapal menimbulkan biaya per hari. 143 Dampak dari pencemaran sampah, tabir surya, dan perahu diperkirakan oleh ekonomi Departemen Taman Nasional Thailand telah merusak 80 persen karang di teluk tersebut. Biaya penutupan yang dibutuhkan pun cukup tinggi, mengingat pendapatan yang diperkirakan mencapai 12,6 juta dolar Amerika dari pengunjung teluk setiap tahunnya. Pulau Boracay, Filipina, destinasi wisata yang sebelumnya menarik lebih dari 1,7 juta pengunjung per tahun, ditutup selama enam bulan pada 2018 karena kondisi lingkungan yang memburuk. Penutupan itu didorong oleh pembuangan langsung limbah dari hotel, yang sejak saat itu telah ditingkatkan dengan fasilitas pengolahan limbah sebagai syarat operasional, dan destinasi wisata telah dibuka kembali dengan manajemen yang lebih ketat dari infrastruktur dan kegiatan pariwisata. Perkiraan biaya penutupan selama enam bulan untuk ekonomi Filipina ini pada 37,6 juta dolar Amerika. 144 Pengembangan Sistem pemantauan dampak lingkungan yang efektif diperlukan pada destinasi wisata MAC pariwisata MAC untuk mendeteksi masalah sejak dini dan menginformasikan langkah-langkah mitigasinya. Indonesia yang Menyadari ancaman-ancaman ini, Pemerintah Indonesia telah mendorong pembentukan berkelanjutan akan Observatorium Pariwisata Berkelanjutan (STO) di tujuan-tujuan wisata prioritas untuk membutuhkan memantau risiko terhadap aset alamiah dan budaya, dan mengidentifikasi titik-titik tekanan yang pemantauan dampak terus meningkat. Observatorium ini, didukung oleh Kementerian Pariwisata, berfungsi lingkungan, … memantau indikator terpilih 'pariwisata berkelanjutan' di daerah tujuan wisata utama. 145 Seiring waktu, STO atau lembaga serupa lainnya yang melakukan pemantauan dampak lingkungan harus menjadi praktik standar pada setiap destinasi wisata MAC yang populer. … pengelolaan arus Sementara ity, untuk tujuan MAC yang beresiko terlalu padat atau sudah menunjukkan tanda- pengunjung, … tanda degradasi lingkungan, diperlukan tindakan untuk membatasi atau mengelola aliran pengunjung dengan lebih baik. Ini dapat mencakup: (i) penggunaan penetapan harga berjenjang dengan biaya akses yang lebih tinggi untuk area yang lebih rapuh (misalnya, sebagaimana diterapkan di area atas yang lebih rapuh di Kawasan Konservasi Annapurna di Nepal); (ii) “pungutan biaya kemacetan”, di mana biaya masuk di atas rata-rata dibebankan untuk lokasi wisata tertentu selama periode permintaan puncak; (iii) menetapkan batas pengeluaran minimum untuk akses wisata (misalnya, seperti yang diterapkan di Bhutan); (iv) penggunaan teknologi baru untuk mengontrol arus kerumunan seperti penjadwalan yang mengalokasikan pengunjung ke satu slot waktu tertentu di atraksi utama; dan (v) pengembangan objek wisata alternatif untuk mengalihkan dan mendistribusikan kembali pengunjung agar berjarak dari objek wisata yang populer namun rapuh secara lingkungan. … strategi Strategi manajemen “daya dukung”— membatasi jumlah pengunjung hingga ambang batas manajemen adaptif, absolut—cukup menarik tetapi memiliki keterbatasan karena: (i) dampak pariwisata tidak hanya … bergantung pada jumlah absolut wisatawan tetapi juga pada perilaku wisatawan, infrastruktur, dan pengelolaan; (ii) penduduk lokal juga berpotensi menimbulkan dampak negatif dan menggunakan sumber daya (Kotak B.2); dan (iii) kualitas pengalaman pengunjung tidak serta merta meningkat. Sebaliknya, penerapan strategi manajemen adaptif berdasarkan "batas perubahan yang dapat diterima" dapat membantu memastikan bahwa nilai-nilai tujuan yang menarik wisatawan diidentifikasi, dipantau, dan dipertahankan dari waktu ke waktu. Hasil dari pemantauan kemudian dapat digunakan untuk mengadaptasi strategi untuk mempertahankan kondisi ekologi yang optimal. 146 143 Ellis-Petersen (2018). 144 de Vera (2018). 145 UNWTO (2004). 146 Twining-Ward et al (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 48 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia … dan investasi Akhirnya, investasi publik pada infrastruktur dan sistem layanan dasar harus ditingkatkan untuk pada layanan dasar membantu mengelola polusi dan limbah di lokasi MAC, yang sering kali merupakan akibat dari dan infrastruktur kesenjangan infrastruktur dasar bagi penduduk yang diperburuk oleh kegiatan pariwisata yang untuk penduduk dan semakin meningkat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sebagai bagian dari wisatawan program pengembangan pariwisata pemerintah, telah memiliki program investasi aktif untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan dasar di seluruh Indonesia. Ke depan, investasi ini harus ditargetkan dan ditingkatkan di daerah-daerah wisata utama (termasuk daerah wisata MAC) yang menerima lalu lintas pengunjung yang tinggi. Pemerintah Indonesia saat ini mengambil pendekatan perencanaan induk pariwisata terpadu untuk pengembangan prioritas destinasi wisata terpilih. Pendekatan ini bertujuan untuk memobilisasi dana pemerintah pusat, provinsi dan lokal, serta sumber daya swasta, menuju tujuan bersama di masing-masing tujuan. Untuk memastikan implementasinya, pengaturan kelembagaan baru-baru ini telah dibentuk dan kolaborasi ditingkatkan di antara berbagai lembaga. 147 Kotak B.2: Taman Nasional Komodo Gambar B.4: Proporsi pengunjung yang menemukan Nilai-nilai universal Taman Nasional Komodo (TNK) adalah tanah kerusakan terumbu karang atau sampah laut di Taman dan bentang lautnya yang superlatif serta keanekaragaman hayati, Nasional Komodo telah meningkat terutama Komodo. Situs Warisan Dunia UNESCO ini terpelihara 1 proporsi pengunjung yang mengalami dampak dengan baik dan dianggap sebagian besar masih terpelihara, dan 2 mampu menarik semakin banyak pengunjung, dari 32.000 pada Reef damage Marine debris 2009 menjadi hampir 120.000 pada 2017. Namun, bentang alam laut situs ini menghadapi dampak negatif yang muncul dan 60% ancaman terhadap spesies lautnya dari pertumbuhan populasi dan 50% penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan, khususnya praktik penangkapan ikan ilegal dan destruktif. Meningkatnya 40% tingkat kunjungan di dalam dan di sekitar taman terus menambah tekanan lebih lanjut. Proporsi pengunjung yang melihat kerusakan 30% terumbu karang dan sampah laut bertambah dari kurang dari 10 20% persen pada tahun 2009 menjadi lebih dari 50 persen pada tahun 2017 (Gambar B.4). Peningkatan strategi pengelolaan dapat 3 10% membantu melindungi nilai-nilai TNK yang luar biasa dan mengurangi potensi ancaman-ancaman ini menghalangi 0% pengunjung di masa depan. 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumber: Harvey et al. (2018) 1 UNESCO (2013). 2 IUCN (2017). 3 Harvey et al. (2018). 147 Lihat BPIW (2019) untuk lebih jelasnya. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 49 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Monetisasi situs Monetisasi situs dan aset MAC Gambar B.5: Jumlah pengunjung dan pendapatan yang MAC dapat dengan penunjukan sebagai dari Kawasan Konservasi Raja Ampat menyediakan kawasan lindung (dengan zonasi Jumlah pengunjung (batang, LHS), pendapatan yang dihasilkan (garis, sumber daya dan mekanisme penegakan yang RHS) tambahan untuk tepat 148) maupun membebankan Number of visitors mendukung biaya akses kepada pengunjung 35,000 Revenue generated (IDR billion) 35 pelestarian aset adalah salah satu pendekatan Est. revenue required for comprehensive conservation 30 MAC untuk membiayai perlindungan 30,000 mereka dan mempromosikan 25,000 25 keberlanjutan. Ini dapat mencakup inisiatif swasta seperti 20,000 Est. minimum annual 20 yang ada di Papua Nugini (PNG) 15,000 MPA costs 15 yang dioperasikan oleh Asosiasi Selam dan Selancar PNG, dan di 10,000 10 Fiji yang dioperasikan oleh 5,000 5 Masyarakat Lingkungan Mamanuca, di mana pendapatan 0 0 yang dikumpulkan dari 2015 2016 2017 2018 pengunjung dibagikan kepada Sumber: Data Pariwisata Papua Barat pemilik sumber daya dan disalurkan ke program untuk melindungi terumbu karang. IDi Indonesia, pengunjung ke lima kawasan lindung Raja Ampat membayar biaya “jasa ekosistem” sebesar Rp. 500.000-1.000.000 yang dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Badan Kelautan dan Perikanan Kabupaten. 149 Pada tahun 2018, biaya pengunjung ini menghasilkan pendapatan lebih dari Rp 28 miliar, yang sepenuhnya mampu menutup biaya minimum manajemen KKL tahunan sebesar Rp 14 miliar, bahkan setelah dikurangi kontribusi 30 persen kepada pemerintah daerah dalam mendukung inisiatif pengembangan masyarakat (Gambar B.5.). Namun, upaya konservasi dan rehabilitasi yang komprehensif membutuhkan lebih dari dua kali lipat jumlah ini, atau hingga Rp 30 miliar. Lebih jauh, perlindungan tidak bisa semata-mata tergantung pada kemampuan aset yang diberikan untuk menghasilkan pendapatan. Banyak situs MAC secara efektif "terbuka untuk semua," membuatnya sulit untuk mengumpulkan pendapatan dan mengelola akses, sementara aset yang lain tidak menerima jumlah pengunjung yang cukup untuk peningkatan pendapatan yang berarti. Pendekatan sistem secara komprehensif untuk pembiayaan diperlukan di mana jika memungkinan biaya dari pengunjung dikumpulkan dan dikeloka, dengan fokus untuk memaksimalkan pendapatan melalui penetapan harga yang sesuai, dibanding dengan cara memaksimalkan jumlah wisatawan. Pendanaan publik tambahan akan dibutuhkan untuk mendukung upaya konservasi dan pengelolaan di kedua situs pendapatan dan non-pendapatan secara lebih luas. 3. Sampah plastik laut merupakan risiko signifikan bagi sektor maritim Indonesia, termasuk perikanan dan pariwisata Sampah laut Menyadari peluang dari pengembangan perikanan dan pariwisata memerlukan berbagai upaya menyebabkan untuk mengatasi serangkaian permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan tersebut, yang kerusakan ekosistem menjadi perhatian di seluruh dunia, adalah sampah plastik laut. Model terbaru menunjukkan laut lebih dari 13 bahwa antara 4,8 dan 12,7 juta metrik ton sampah plastik mengalir ke lautan dunia setiap miliar dolar Amerika 148 Zonasi mengacu pada kegiatan yang diizinkan di berbagai bagian kawasan lindung, misalnya, pengelolaan sumber daya alam, kegiatan budaya, penggunaan oleh pengunjung, penempatan fasilitas, dan lainnya. 149 Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2014 tentang Biaya Layanan Lingkungan oleh Otoritas Manajemen Teknis Kawasan Konservasi Laut di bawah Badan Kelautan dan Perikanan Raja Ampat. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 50 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia per tahun di seluruh tahun, 150 dan tingkat "kebocoran" ini meningkat. 151 Ini berdampak pada hewan liar, kesehatan dunia manusia, dan perekonomian maritim, khususnya perikanan, pariwisata laut, dan pengiriman komersial. Delapan puluh persen dari sampah laut dunia berasal dari darat, dengan 20 persen sisanya berasal dari kegiatan pengiriman dan penangkapan ikan. 152 Kerusakan global tahunan akibat plastik terhadap ekosistem laut diperkirakan melebihi 13 miliar dolar Amerika; sementara biaya plastik laut untuk industri pariwisata, perikanan, dan perkapalan di kawasan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) saja diperkirakan lebih dari 1,3 miliar dolar Amerika per tahun. 153 Gambar B.6: Meskipun memiliki tingkat penghasil limbah per kapita terendah di antara sepuluh produsen sampah laut terbesar dunia (A), sebagian besar dari total limbah Indonesia diklasifikasikan sebagai “salah kelola” (B) yang seiring dengan kondisi geografis pesisir, berkontribusi pada posisi Indonesia sebagai penghasil sampah laut terbesar kedua di dunia (C) A B C Per-capita waste generation Mismanaged waste (% of total Marine debris (million tons/year) (kg/day) waste) 0 1 2 3 4 0 2 4 6 0 50 100 Bangladesh Bangladesh Malaysia Nigeria Philippines Egypt Malaysia Indonesia Thailand Egypt Vietnam China Thailand Nigeria Indonesia Sri Lanka China Philippines Thailand Vietnam Nigeria Egypt Philippines Sri Lanka Malaysia Indonesia Vietnam Sri Lanka Bangladesh China Sumber: Jambeck et al. (2015) Indonesia adalah Volume sampah laut terbesar dihasilkan oleh negara-negara yang memiliki populasi besar, laju produsen polusi pertumbuhan ekonomi yang cepat, infrastruktur pengelolaan limbah yang terbatas, dan paparan plastik laut terbesar pantai yang tinggi. 154 Berdasarkan sebuah studi tahun 2015, Indonesia berada di peringkat kedua kedua di dunia, secara global, di bawah Cina, namun di atas Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia (Gambar menghasilkan B.6). Gabungan enam negara ini diperkirakan berkontribusi lebih dari 50 persen dari total hingga 1,3 juta ton sampah plastik di lautan dunia. 155 Pada tahun 2010, Indonesia memiliki penduduk sebesar 187 setiap tahun juta jiwa yang tinggal dalam jarak 50 km dari pantai, yang menghasilkan 3,22 juta metrik ton per tahun dari sampah plastik kota yang dikelola secara salah dan mencemarkan sekitar 0,5 hingga 1,3 juta ton plastik ke laut setiap tahunnya. 156 150 Jambeck et al. (2015). 151 Hoornweg et al. (2013). 152 Eunomia Research and Consulting (2016). 153 Raynaud (2014). 154 Jambeck et al. (2015). 155 Dalam penilaian berikutnya (Lebreton dan Andrady, 2019), Indonesia berada di peringkat kesembilan dalam hal pengelolaan limbah plastik yang salah. Dengan catatan bahwa ini adalah hasil yang berbeda - limbah yang tidak dikelola dengan benar dan bukan kebocoran laut - dari yang digunakan untuk pemeringkatan oleh Jambeck et al. (2015). Limbah yang tidak dikelola dengan benar adalah indikator potensi kebocoran sampah laut. 156 Jambeck et al. (2015). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 51 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Meskipun Limbah padat kota yang tidak dikelola dengan baik adalah sumber sampah laut terbesar. menghasilkan Perkiraan saat ini menunjukkan bahwa sekitar 105.000 metrik ton limbah padat kota 157 limbah per kapita dihasilkan setiap hari di wilayah perkotaan Indonesia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat yang rendah, menjadi 150.000 ton pada tahun 2025. 158 Sekitar 40 persen dari limbah ini merupakan limbah tingginya tingkat rumah tangga. 159 Daur ulang sebagian besar merupakan kegiatan sektor informal yang kesalahan menampung 15 persen dari total limbah, dengan sistem daur ulang formal menampung kurang pengelolaan sampah dari 5 persen dari limbah yang dihasilkan. 160 Penegakan hukum dan standar untuk limbah padat ditemukan di banyak (dari pelanggaran tingkat perkotaan hingga pencemar individu) masih terbatas. Analisis tahun kota di Indonesia 2018 terhadap 15 kota di Indonesia bagian barat dan tengah oleh Bank Dunia menemukan bahwa tingkat limbah yang tidak dikelola sangat bervariasi antar kota (Gambar B.7), dan bahwa sampah di saluran air terutama terdiri dari kantong plastik (16 persen), kemasan, dan jenis barang plastik lainnya seperti sandal karet, mainan, dan gelas (Gambar B.8). 161 Sebagian besar dari limbah yang tidak dikelola dengan baik ini memasuki saluran air dan akhirnya memasuki lautan di Indonesia. Gambar B.7: Tingkat kesalahan pengelolaan limbah sangat Gambar B.8: Komposisi limbah yang ditemukan di saluran bervariasi di antara kota-kota di Indonesia air di 15 kota (metrik ton/hari) (persen) Plastic Waste Generation Mismanaged waste (potential leakage) Packaging, 5% 10,000 Plastic Bags, 16% 8,000 Organic Plastic 6,000 Waste, Bottles, 1% 44% 4,000 Glass and Metal, 4% 2,000 Other 0 Plastics, 9% Diapers, 21% Sumber: Shuker dan Cadman (2018) Sampah laut Sampah laut berbahaya bagi stok ikan karena ikan dapat terjerat dan menelan sampah laut. menimbulkan risiko Sebuah studi baru-baru ini menemukan partikel sampah plastik ("mikroplastik”) 162 pada 28 bagi perikanan persen ikan dan 55 persen dari semua spesies yang disampel dari pasar ikan di Makassar. 163 Indonesia, … Sementara dampak kesehatan jangka panjang dari polusi plastik tidak banyak diketahui, plastik yang mengandung bahan kimia diketahui menyebabkan dampak toksikologis pada manusia, termasuk kelainan reproduksi dan petumbuhan, peningkatan angka penyakit kardiovaskular, dan 157 Limbah yang sifatnya mirip dengan limbah rumah tangga dan dengan demikian tidak termasuk kategori limbah berbahaya, limbah medis, limbah konstruksi dan pembongkaran, dan sebagian besar jenis limbah industri. 158 Bank Dunia (2012). 159 Persentase sisanya dihasilkan oleh berbagai sumber, seperti pasar (20 persen), jalan (9 persen), fasilitas umum (9 persen), kantor (8 persen), dan industri (6 persen). Lihat Shuker dan Cadman (2018). 160 Shuker dan Cadman (2018). 161 Ibid. 162 Saat plastik terpapar sinar matahari dan ombak, plastik tersebut terdegradasi menjadi mikroplastik—partikel plastik dengan ukuran di bawah 5 mm. Mikroplastik merusak organisme laut, yang keliru dengan mengira bahwa plastik tersebut makanan, dan selanjutnya kemungkinan dapat dikonsumsi oleh manusia jika ikan organisem laut tersebut dipanen sebagai makanan laut. 163 Rochman et al. (2015). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 52 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia diabetes tipe-2. 164,165,166 Dengan lebih dari separuh protein hewani yang dikonsumsi di Indonesia didapatkan dari ikan dan makanan laut, pertumbuhan konsumsi ikan per kapita, dan posisi Indonesia sebagai pengekspor utama makanan laut ke pasar global, diperlukan penelitian untuk mengevaluasi potensi risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh sampah plastik. … pengiriman …. Sampah laut juga merupakan ancaman bagi navigasi dan mempengaruhi kapal rekreasi, komersial, dan perikanan. Potongan sampah yang besar menyebabkan kerusakan pada kapal karena menghalangi sistem pendingin atau terjerat dalam baling-baling, 167 dengan dampak paling parah pada kapal kecil dengan motor tempel yang banyak digunakan pada perikanan pesisir skala kecil di Indonesia. 168 Biaya kerusakan sampah laut untuk sektor pengiriman dan perikanan, berdasarkan klaim asuransi saja, 169 adalah sekitar 280 juta dolar Amerika per tahun untuk negara- negara di kawasan APEC. 170 Sedangkan, biaya yang dihasilkan dari sampah laut pada pengiriman di Indonesia tidak banyak diketahui, namun kemungkinan akan menimbulkan tantangan yang semakin besar karena Indonesia mengembangkan jalur pelayaran nasionalnya dan menempatkan dirinya sebagai poros maritim global. … dan tujuan Pariwisata sangat rentan terhadap dampak sampah laut, dengan biaya pembersihan langsung dan pengembangan biaya tidak langsung dari hilangnya pendapatan dari pengunjung. Sama seperti situs wisata ikonik wisata bahari di Filipina dan Thailand yang ditutup karena dampak polusi (seperti dibahas di atas), pada 2017 Bali dinyatakan "darurat sampah" karena pantai populer seperti Jimbaran, Kuta, dan Seminyak dipenuhi oleh sampah plastik. Pada puncak pembersihan berikutnya, pekerja membuang sebanyak 100 metrik ton limbah per hari. 171 Sebuah studi baru-baru ini oleh Making Oceans Plastic Free Initiative memperkirakan bahwa polusi kantong plastik menyebabkan kerugian pendapatan sebesar 140 juta dolar Amerika per tahun untuk sektor pariwisata Indonesia, dengan 55 juta dolar Amerika dari Bali saja. 172 Biaya tindakan lebih Ada alasan ekonomi yang kuat untuk berinvestasi dalam pengelolaan limbah untuk menghindari kecil dari perkiraan biaya tindakan dan biaya lainnya. Berdasarkan perkiraan untuk lima negara (Cina, Indonesia, kerugian lingkungan Filipina, Thailand, dan Vietnam), biaya ekonomi dari setiap metrik ton limbah rumah tangga akibat tidak adanya campuran yang tidak dikumpulkan tetapi sebaliknya dibakar di halaman belakang, dibuang atau tindakan dibuang di saluran air adalah sekitar 375 dolar Amerika. 173 Sebagai perbandingan, Bank Dunia memperkirakan biaya pengumpulan limbah universal (cakupan penuh) dan perawatan atau pembuangan yang memadai untuk menghilangkan kebocoran limbah ke saluran air di antara 50- 100 dolar Amerika per metrik ton di negara-negara berpenghasilan menengah. Rencana Aksi Melihat permasalahan ini, pengelolaan limbah padat menjadi agenda utama nasional saat ini. Nasional Indonesia Diluncurkan pada Juni 2017, Rencana Aksi Nasional Sampah Laut bertujuan untuk mencapai yang ambisius tujuan ambisius untuk mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Untuk menargetkan mencapai tujuan ini akan membutuhkan upaya bersama dari pembuat kebijakan nasional dan pengurangan 70 pemerintah daerah di lima area reformasi, atau "pilar" (a) meningkatkan perubahan perilaku, (b) persen sampah laut mengurangi kebocoran dari daratan, (c) mengurangi kebocoran dari laut, (d) mengurangi 164 Swan (2008). 165 Swan et al. (2005). 166 Lang et al. (2008). 167 Hall (2000). 168 McIlgorm et al. (2009). 169 Takehama (1989). 170 McIlgorm et al. (2011). 171 Oliphant (2017). 172 Making Oceans Plastic Free Initiative (2017). 173 Pusat Bisnis dan Lingkungan McKinsey (2016). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 53 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia pada tahun 2025 produksi dan penggunaan plastik, dan (e) meningkatkan mekanisme pendanaan, reformasi melalui… kebijakan, dan penegakan hukum. perbaikan perubahan Strategi perubahan perilaku, seperti kampanye Gerakan Indonesia Bersih baru-baru ini perilaku, … mempromosikan pengurangan penggunaan plastik (terutama plastik sekali pakai), bersama dengan peningkatan daur ulang dan praktik pembuangan yang tepat. Contoh-contoh perubahan yang berhasil sudah ada, seperti di Malang, di mana tingkat daur ulang mencapai lebih dari 50 persen. Sektor limbah di sana telah mengadopsi praktik yang memastikan bahwa kampanye penjangkauan publik bersifat lokal dan tepat sasaran. Misalnya, berbagai pesan dan strategi digunakan di pusat kota dan daerah pinggiran kota. Inisiatif lokal lainnya seperti bank sampah masyarakat telah berkontribusi pada pengurangan limbah lokal dan peningkatan pendapatan. 174 Perubahan perilaku juga dipromosikan melalui pembersihan yang dipimpin oleh masyarakat. Kampanye dengan slogan-slogan seperti "bersih itu sehat" telah mendapat perhatian luas. Di Bali, "darurat sampah" tahun 2017 memicu acara "Pembersihan Terbesar di Bali", yang berlangsung di 115 lokasi di sekitar pulau dan memobilisasi lebih dari 15.000 orang. 175 … mengurangi Sekitar 80 persen plastik laut berasal dari pengelolaan limbah yang salah di daratan. Dengan kata kebocoran lahan, lain, Indonesia dapat mencapai target pengurangan 70 persen dalam sampah laut hanya dengan menargetkan kota- menangkap limbah padat kota yang saat ini tidak dikumpulkan dan menghentikan kebocoran kota pesisir dan tepi dari fasilitas limbah yang dikelola dengan buruk seperti titik peralihan, fasilitas pengolahan, dan sungai, … tempat pembuangan limbah. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sedang mengembangkan platform nasional untuk membantu kota-kota meningkatkan pengelolaan limbah padat menggunakan anggaran nasional (ABPN) dan pendanaan dari donor internasional. Sayangnya, pengalaman internasional (misalnya, di negara-negara Uni Eropa) menunjukkan bahwa mencapai pengumpulan sampah universal di daerah perkotaan saja dapat memakan waktu hingga sepuluh tahun, bahkan ketika ada program dukungan yang kuat. Total investasi yang dibutuhkan di daerah perkotaan Indonesia saja kemungkinan akan melebihi 5 miliar dolar Amerika, jumlah yang akan sulit untuk dimobilisasi pada tahun 2025. Namun, Indonesia dapat mencapai pengurangan terbesar dalam kebocoran plastik dengan berfokus pada kota-kota pesisir dan dataran banjir tepi sungai, dan dengan memindahkan infrastruktur pengelolaan limbah jauh dari saluran air. Contoh yang baik adalah Program Citarum Harum yang sekarang menerapkan pendekatan ini ke kota-kota di sepanjang Sungai Citarum. Kotak B.3: Teknologi dan inovasi untuk solusi khusus Menyadari besarnya masalah polusi plastik, Indonesia sedang menguji coba berbagai teknologi inovatif dan langkah-langkah insentif. Ini termasuk mendorong produsen untuk memaksimalkan plastik daur ulang sebagai material input, memproduksi lebih banyak plastik yang dapat terurai secara hayati dari singkong dan rumput laut, mempromosikan opsi limbah-ke-energi, dan memasukkan limbah rendah plastik ke material jalan dan material bangunan. Mengingat keragaman kota dalam hal produksi dan komposisi limbah, sumber daya keuangan, dan kapasitas manajemen, solusi spesifik untuk setiap kota perlu dikembangkan. … mengurangi Solusi yang telah terbukti dalam mengurangi pembuangan limbah plastik dari aktivitas maritim kebocoran laut, … termasuk fasilitas penerimaan pelabuhan yang menerima limbah padat dari kapal, serta langkah- langkah untuk mencegah pembuangan alat tangkap di laut. Jaring ikan yang terbengkalai 174 Bank sampah adalah skema daur ulang berbasis masyarakat di mana endapan limbah dijual untuk didaur ulang, memberikan pengembalian uang tunai kepada anggota setelah menutupi biaya operasional. Bank sampah telah terbukti mempromosikan pemisahan sampah, mengurangi limbah anorganik, dan mendorong pengomposan. Lihat Halimatussadiah et al. (2016). 175 Taylor (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 54 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia khususnya memiliki dampak buruk pada kehidupan laut. Sistem pengembalian uang sangat berhasil untuk alat tangkap yang sudah tidak dipakai, seperti yang diadopsi oleh negara-negara di sekitar Laut Utara, menyediakan model yang efektif yang dapat diselidiki dan disesuaikan untuk Indonesia. … mengurangi Inisiasi awal sedang berlangsung di beberapa kota untuk memberlakukan larangan dan pajak produksi dan yang akan membantu mengurangi limbah dari plastik sekali pakai dan kemasan berlebih, dan penggunaan plastik, mendorong penggunaan kembali (lihat Kotak B.3 dan Kotak B.4). Pada tahun 2016, Jakarta dengan disinsentif mengenakan pajak sebesar Rp. 200 (sekitar 0,01 dolar Amerika) untuk kantong plastik, tetapi ekonomi … setelah selesainya proyek percontohan tiga bulan, dan meskipun diperkirakan ada 55 persen pengurangan limbah plastik selama durasi singkat proyek tersebut, beberapa pengecer menolak untuk melanjutkan inisiatif ini sebagian karena kurangnya kerangka peraturan pendukung. 176 Pajak cukai untuk produsen plastik telah diusulkan sebagai alternatif potensial, dan Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa pajak semacam itu akan menghasilkan pendapatan hingga Rp 500 miliar (34,5 juta dolar Amerika) setiap tahun. Studi hotspot Bank Dunia 177 menemukan bahwa 21 persen limbah plastik yang diekstraksi dari saluran air terdiri dari kantong plastik dan kemasan plastik sekali pakai dan dengan demikian dampak larangan dan pajak terhadap bahan-bahan ini bisa menjadi signifikan. Kotak B.4: Larangan plastik sekali pakai Pada bulan Desember 2018, Gubernur Bali Wayan Koster memperkenalkan larangan menyeluruh terhadap penggunaan plastik sekali pakai, termasuk kantong plastik, styrofoam, dan sedotan. Pengecer di kota Denpasar telah mengadopsi aturan tersebut, yang mulai berlaku di seluruh pulau pada Juni 2019. Larangan tersebut memiliki target ambisius untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen dalam tahun tersebut. Peraturan baru mengikuti jejak keputusan yang dikeluarkan di Banjarmasin dan Balikpapan, Kalimantan, serta di Bogor, Jawa Barat, yang melarang penggunaan kantong plastik. Jakarta, yang menyumbang sekitar 20-30 persen limbah plastik Indonesia, sedang bersiap untuk memperkenalkan aturan yang sama pada tahun 2019. … dan insentif, … Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja untuk membuat produsen barang- barang konsumen lebih bertanggung jawab untuk mengelola limbah dari kemasan produk mereka melalui peraturan Extended Producer Responsibility (EPR-Tanggung Jawab Lanjutan Produsen) pada tahun 2019. Peraturan ini akan mewajibkan produsen dan pengecer untuk memasukkan proporsi bahan daur ulang yang lebih tinggi dalam kemasan produk dan mewajibkan tanggung jawab yang lebih besar untuk pengelolaan limbah dari produk mereka. Skema EPR telah menunjukkan keberhasilan secara global. Sebagian besar negara telah memulai dengan EPR untuk kemasan minuman, yang mungkin juga merupakan titik awal yang cocok untuk Indonesia. Perlu dicatat bahwa langkah-langkah insentif seperti EPR dan pajak melibatkan rantai produsen, grosir, pengecer dan pelanggan, masing-masing dengan kepentingan yang berbeda dan terkadang saling bertentangan. Agar instrumen keuangan tersebut diterapkan, struktur peraturan diperlukan untuk mengumpulkan biaya dan mengembalikannya ke rantai produk. Struktur seperti itu harus disiapkan melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan dan sebaiknya diuji dalam tahap uji coba. … dan Tindakan-tindakan yang disajikan di dalam Rencana Aksi Nasional untuk Sampah Laut hanya meningkatkan dapat berhasil bila didukung oleh reformasi kebijakan, regulasi dan pengawasan yang kuat. 176 Menyoroti pentingnya kerangka hukum dan peraturan yang kuat untuk larangan penggunaan plastik sekali pakai dan pajak terkait limbah. Contoh lebih lanjut dapat dilihat dalam larangan penggunaan plastik sekali pakai di Bali, di mana peninjauan kembali telah diajukan mengenai Peraturan Gubernur Bali No. 97/2018 tentang plastik sekali pakai yang diselaraskan dengan UU No. 18/2008 tentang pengelolaan limbah. Kerangka kerja hukum yang kuat dan jelas membantu pemangku kepentingan mengantisipasi dan mengurangi risiko, termasuk tantangan hukum. 177 Shuker dan Cadman (2018). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 55 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia mekanisme Mekanisme untuk mendukung pihak pelaksana, termasuk pemerintah daerah kota dan pendanaan, kabupaten di Indonesia, juga diperlukan. Sejauh ini, rekam jejak investasi di sektor limbah reformasi kebijakan, Indonesia dari anggaran nasional telah beragam. Analisis Bank Dunia baru-baru ini menemukan dan penegakan bahwa sebagian besar (lebih dari 70 persen) pembuangan lokal dan fasilitas pengolahan yang hukum telah dibangun dengan dana pemerintah berfungsi dengan buruk dalam beberapa tahun dan diserahkan kepada pemerintah daerah. Alasan yang diketahui secara luas meliputi: (i) kurangnya kapasitas operasional; (ii) kurangnya anggaran operasional; (iii) integrasi yang buruk dari sistem pengumpulan tingkat masyarakat dan transportasi, perawatan, dan sistem pembuangan tingkat kota; dan (iv) kelanjutan yang terbatas untuk kinerja pengelolaan limbah yang buruk. Faktor yang berkontribusi penting adalah tingkat anggaran operasional daerah (APBD) terhadap pengelolaan limbah, yang sangat bervariasi di seluruh Indonesia (0,5-6,7 persen dari APBD). Berdasarkan pengalaman kota-kota di Indonesia dengan layanan limbah yang memadai, empat persen APBD tampaknya menjadi tolok ukur yang baik untuk memastikan bahwa operasi dapat berkelanjutan. 4. Keterkaitan ekologi dan ekonomi yang erat di antara sektor-sektor kelautan berarti bahwa reformasi di setiap sektor dapat memberikan manfaat secara lebih luas Mencapai potensi Memanfaatkan potensi lautan Indonesia akan membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan penuh ekonomi koordinasi terkait isu prioritas. Reformasi berkelanjutan di sektor perikanan—melalui kelautan Indonesia peningkatan ilmu pengetahuan dan data, struktur pengambilan keputusan, dan kontrol panen akan membutuhkan ikan dengan penegakan hukum yang kuat—memiliki potensi untuk meningkatkan kontribusi reformasi sektor sektor ini dan mencegah pengurangan produktivitas perikanan dalam jangka panjang. sekaligus investasi Melindungi aset MAC sebagai dasar peningkatan pariwisata dapat memastikan bahwa dan koordinasi pertumbuhan pariwisata berkelanjutan. Inisiatif yang mengurangi ancaman sampah laut lintas-sektor terhadap sumber daya MAC Indonesia yang spektakuler adalah pelengkap yang penting untuk upaya ini. Yang penting, ada manfaat limpahan antara sektor-sektor ini. Misalnya, langkah- langkah konservasi yang melindungi aset MAC seperti terumbu karang juga mendukung perikanan yang produktif. Investasi lintas-sektoral, dengan rencana koordinasi di sekitar prioritas utama, akan menjadi penting mengingat saling ketergantungan sektor-sektor terkait laut. Terdapat Keterkaitan lintas sektoral ini memberikan opsi inovatif untuk membiayai investasi yang akan serangkaian peluang dibutuhkan. Misalnya, nilai ekonomi terumbu karang Indonesia untuk pariwisata, diperkirakan pembiayaan inovatif lebih dari 3 miliar dolar Amerika per tahun, dapat mendukung biaya pengunjung dan pajak baik di dalam pariwisata yang dapat membantu membiayai konservasi ekosistem. Studi menunjukkan bahwa maupun di lintas potensi pendapatan, sebagaimana ditentukan oleh kesediaan pengunjung untuk membayar di sektor ini situs MAC utama, jauh lebih tinggi daripada yang dikumpulkan saat ini. 178 Pendapatan tersebut juga dapat berkontribusi pada upaya pengelolaan limbah. Penerimaan pajak dinaikkan sebagai bagian dari mekanisme insentif untuk mengurangi penggunaan plastik yang dapat digunakan untuk membiayai upaya pembersihan plastik di daerah wisata. Lebih luas lagi, dalam konteks Indonesia mengenai kesenjangan yang signifikan dalam infrastruktur dan layanan dasar (yang berkontribusi terhadap degradasi aset MAC), investasi publik dalam infrastruktur dan layanan dasar akan tetap menjadi kunci (terutama untuk penduduk tetapi juga untuk industri pariwisata yang berkembang). Sementara itu, kontribusi perikanan saat ini terhadap pendapatan fiskal rendah; peningkatan pendapatan dapat difasilitasi oleh perbaikan sistem dan kebijakan yang diperlukan untuk MCS yang lebih kuat. Penyesuaian formula peningkatan pendapatan juga dapat membantu mendorong pemberian prioritas hasil dan nilai yang lebih tinggi—daripada upaya penangkapan ikan yang lebih tinggi—sehingga menguntungkan stok dan dengan demikian menghasilkan produktivitas jangka panjang. 178 Pascoe et al. (2014). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 56 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Strategi Ekonomi Sebagai pengakuan atas hubungan ketergantungan antara sektor-sektor ini, Pemerintah Biru dapat Indonesia perlu melakukan strategi Ekonomi Biru, di mana pembangunan sektor laut dilakukan membantu mencapai secara berkelanjutan dan terintegrasi. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan penggunaan alat- integrasi kebijakan alat seperti perencanaan tata ruang laut, pengelolaan zona pesisir terpadu, rencana induk untuk pembangunan pariwisata terpadu, 179 rencana induk pariwisata terpadu, rencana pengelolaan perikanan, serta berkelanjutan penguatan manajemen untuk jaringan wilayah perlindungan laut yang berkembang pesat di negara. Strategi Ekonomi Biru selanjutnya memungkinkan integrasi kegiatan tambahan di masa depan ke dalam kebijakan dan kerangka kerja strategis yang ada. Ini dapat mencakup energi lepas pantai, bioprospeksi, dan desalinasi, di antara banyak lain yang belum dikembangkan. Dengan langkah- Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk pembangunan terintegrasi langkah ini, sektor dalam upayanya untuk mewujudkan ambisi negara untuk menjadi “poros maritim” global. laut Indonesia akan Tantangannya tetap besar: diperlukan peningkatan upaya yang ada dan penerapan ide-ide baru. memiliki masa Namun, keberhasilan inisiatif saat ini, antusiasme publik, dan tren global yang positif di sektor- depan yang sektor ini menjadikan saat ini waktu yang tepat untuk meraih keuntungan dan memposisikan menjanjikan ekonomi kelautan Indonesia bertumbuh berkelanjutan untuk bertahun-tahun yang akan datang. 179Untuk pengembangan pariwisata secara umum, Pemerintah Indonesia telah mengambil pendekatan terpadu dengan menggunakan rencana induk pariwisata terpadu untuk setiap tujuan untuk meningkatkan kerjasama antar kementerian/lembaga, pusat-daerah, dan pemerintah-swasta. Program pengembangan pariwisata Pemerintah Indonesia terdiri dari empat komponen terintegrasi: (i) meningkatkan kapasitas kelembagaan; (ii) meningkatkan kualitas jalan yang terkait dengan pariwisata dan aksesibilitas layanan dasar; (iii) mempromosikan partisipasi lokal dalam ekonomi pariwisata (keterampilan, kemampuan perusahaan, dan keterlibatan masyarakat); dan (iv) meningkatkan lingkungan yang memungkinkan untuk masuknya investasi swasta dan bisnis. Program ini saat ini mencakup satu tujuan MAC (Lombok). Ekspansi ke tujuan MAC selanjutnya, seperti Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo, sedang dalam persiapan. Lihat BPIW (2019). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 57 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Bibliografi Ringkasan Eksekutif dan Bagian A Adharsyah, T. 2019. “Pertumbuhan ekonomi loyo gara-gara pertanian pangan negatif.” Jakarta: CNBC (Consumer News and Business Channel), (May 06). https://www.cnbcindonesia.com/market/20190506122658-17-70692/pertumbuhan- ekonomi-loyo-gara-gara-pertanian-pangan-negatif APBN Kita. May 2019. Aldin, I.U. 2019. “Total 3.800 MW Proyek Pembangkit Listrik Dapat Beroperasi Tahun Ini.” Katadata (March 19, 2019). https://katadata.co.id/berita/2019/03/19/total-3800-mw-proyek-pembangkit-listrik-dapat-beroperasi-tahun-ini Ananta, Y. 2019. “ Produksi Blok Terminasi Pertamina Turun, Mahkamah Paling Parah.” Jakarta: CNBC (May 06). https://www.cnbcindonesia.com/news/20190506134324-4-70718/produksi-blok-terminasi-pertamina-turun-mahakam- paling-parah Azka, R.M. 2019. “Kemenhub Targetkan Penyerapan Anggaran 2019 Bisa di Atas 90 Persen.” Jakarta: Bisnis.com. (March 19). https://ekonomi.bisnis.com/read/20190319/10/901468/kemenhub-targetkan-penyerapan-anggaran-2019-bisa-di-atas- 90-persen Bank Indonesia. April 25, 2019. Bank Indonesia Press Release. https://www.bi.go.id/en/ruang-media/siaran- pers/Pages/SP_212519.aspx Bank Indonesia. May 10, 2019. Bank Indonesia Press Release. https://www.bi.go.id/en/ruang-media/siaran- pers/Pages/SP_213419.aspx Bank Indonesia. May 2019. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan I 2019 Barbieri, R. and D. Goldman. 2018. “A head-spinning, jaw-dropping 10 days in the markets.” New York: CNN (Cable News Network), (December 29). https://edition. cnn.com/2018/12/28/investing/stock-market-december- volatility/index.html. Becker. E. 2019. “April 2019 El Niño update: You are here.” Climate (April 11). https://www.climate.gov/news- features/blogs/enso/april-2019-el-ni%C3%B1o-update-you-are-here Chen, Y. and R. Woo. 2019. “China says higher 2019 budget deficit will spur growth, won't open floodgates.” Reuters (March 07). https://www.reuters.com/article/us-china-parliament-finance-budgets/china-says-higher-2019-budget-deficit-will-spur- growth-wont-open-floodgates-idUSKCN1QO08R Choi, H., Y. Choonsik and H. Lawson. 2018. “South Korean parliament approves 2019 government budget.” Reuters (December 08). https://www.reuters.com/article/us-southkorea-economy-budget/south-korean-parliament-approves-2019- government-budget-idUSKBN1O62BE da Costa, A.N. 2019. “Why the US-China rivalry will not end with a trade deal”. London: BBC (British Broadcasting Corporation, April 22). https://www.bbc.com/news/business-47848861 Eurostat. May 02, 2018. Preliminary flash estimate for the first quarter of 2018. Eurostat. April 30, 2019. Preliminary flash estimate for the first quarter of 2019. Inter-American Development Bank. 2019. Latin American and Caribbean Macroeconomic Report. Iskana, R and V.D. Setiawan . 2019. “Pertamina sebut Produksi Blok Mahakan turun akibat kendala pengeboran sumur.” Katadata (May 15). https://katadata.co.id/berita/2019/05/15/produksi-mahakam-turun-pertamina-ada-kendala-pengeboran- sumur Kinanti, K.P. 2019. “Investor Pembeli Jalan Tol Masih Wait And See.” Jakarta: Bisnis.com (May 09). https://ekonomi.bisnis.com/read/20190509/45/920525/investor-pembeli-jalan-tol-masih-wait-and-see Kemenkeu. 2019. Siaran Pers Kemenkeu terbitkan kebiajakan tarif cukai 2019. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran- pers/siaran-pers-kemenkeu-terbitkan-kebijakan-tarif-cukai-2019/ Kompas. November 5, 2019. “Pemerintah Resmi Naikkan PPH Impor 1.147 Komoditas.” https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/05/190100826/pemerintah-resmi-naikkan-pph-impor-1147-komoditas Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 58 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Kontan. April 24, 2019. “Ditopang tembakau, penerimaan Bea Cukai kuartal I 2019 melesat 73,04%.” https://nasional.kontan.co.id/news/ditopang-tembakau-penerimaan-bea-cukai-kuartal-i-2019-melesat-7304 Kontan. January 29, 2019. “Dana bantuan PKH akan cair mulai pekan ketiga Januari.” https://nasional.kontan.co.id/news/dana- bantuan-pkh-akan-cair-mulai-pekan-ketiga-januari Kontan. May 07, 2019. “Pembatasan ekspor batubara kalori rendah menengah membuat HBA Mei turun.” https://industri.kontan.co.id/news/pembatasan-ekspor-batubara-kalori-rendah-menengah-membuat-hba-mei-turun Koran Jakarta. April 18, 2019. “Mayoritas PNS terima pencairan kenaikan gaji.” http://www.koran-jakarta.com/mayoritas-pns- terima-pencairan-kenaikan-gaji/ Kyodo. 2019. “Lower House Oks record ¥101 trillion budget for fiscal 2019.” The Japan Times (March 02). https://www.japantimes.co.jp/news/2019/03/02/national/politics-diplomacy/panel-japans-house-representatives-oks- record-%C2%A5101-trillion-budget-fiscal-2019/#.XQL6lYgzZgZ Lakshmi, S.A. 2019. “Global LNG imports up in Q1 by 11%.” Marine Link (May 03). https://www.marinelink.com/news/global-lng-imports-q-465821 Merdeka. March 25, 2019. “Per 24 Maret, Penyerapan anggaran kementerian PUPR baru capai 6,59 persen.” https://www.merdeka.com/uang/per-24-maret-penyerapan-anggaran-kementerian-pupr-baru-capai-659-persen.html Merdeka. May 03, 2019. Bulog jamin stok beras aman, tak akan impor sampai akhir 2019.” https://www.merdeka.com/uang/bulog-jamin-stok-beras-aman-tak-akan-impor-sampai-akhir-2019.html Ling, G.P. and Yuan, G.C. 2019. “Malaysia bets on biofuel projects to spur palm oil demand.” Nikkei Asian Review (February 12). https://asia.nikkei.com/Business/Markets/Nikkei-Markets/Malaysia-bets-on-biofuel-projects-to-spur-palm-oil- demand Oliphant, R. 2017. "Bali declares rubbish emergency as rising tide of plastic buries beaches." The Telegraph, (Dec 28). www.telegraph.co.uk/news/2017/12/28/bali-declares-rubbish-emergency-rising-tide-plastic-buries-beaches/ Reuters. March 21, 2019. “Instant View: Steady Fed sees no more hikes in 2019.” https://www.reuters.com/article/us-usa-fed- instantview/instant-view-steady-fed-sees-no-more-hikes-in-2019-idUSKCN1R12H6 Riana, F. and K. Setiawan. 2019. “Menpan RB: Tunjangan Kinerja PNS Bervariasi Sesuai Kinerja.” Tempo (February 07). https://bisnis.tempo.co/read/1173150/menpan-rb-tunjangan-kinerja-pns-bervariasi-sesuai-kinerja/full&view=ok Rompies, K. 2019. “Jokowi claims victory in Indonesia as Prabowo refuses to concede.” The Sydney Morning Herald (May 21). https://www.smh.com.au/world/asia/jokowi-easily-wins-a-second-term-as-prabowo-refuses-to-concede-20190521- p51piq.html Seek. November 13, 2018. “Indonesia Issues Regulation to Prioritize the Domestic Use of Crude Oil.” https://www.ssek.com/blog/indonesia-issues-regulation-to-prioritize-the-domestic-use-of-crude-oil Shane, D. 2019. “China’s economy had a steady start to 2019.” Hongkong: CNN (April 17). https://edition.cnn.com/2019/04/17/intl_business/chinese-gdp-q1-2019/index.html. Sidik, S. 2019. “Sampai 2019, Proyek 35 Ribu MW Hanya Bisa Capai 57%.” Jakarta: CNBC (February 11). https://www.cnbcindonesia.com/news/20190211202404-4-54946/sampai-2019-proyek-35-ribu-mw-hanya-bisa-capai- 57 Sundaram, K. 2019. “Here's a Breakdown of India’s $391 Billion Spending Plan.” Bloomberg (February 01). https://www.bloomberg.com/news/articles/2019-02-01/india-plans-391-billion-spending-next-year-here-s-a- breakdown Tari, D.N. 2019. “Transaksi Broker April Melonjak Ditopang Sentimen Pilpres.” Jakarta: Bisnis (May 12). https://market.bisnis.com/read/20190512/7/921501/transaksi-broker-april-melonjak-ditopang-sentimen-pilpres Taylor, L. 2018. "Clean-up events shed light on Indonesia's waste crisis". Jakarta: The Jakarta Post (February 28). www.thejakartapost.com/life/2018/02/28/clean-up-events-shed-light-on-indonesias-waste-crisis.html Tempo. June 24, 2019. “ MK: Verdict on Election Dispute Possibly be Expedited.” https://en.tempo.co/read/1179184/jokowi- to-continue-7-programs-if-re-elected-in-2019-election The Jakarta Post. December 4, 2018. https://www.thejakartapost.com/news/2018/12/04/here-are-jokowi-marufs-nine- missions-for-2019s-presidential-poll.html, Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 59 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia The Jakarta Post. March 19, 2019. “Indonesia deregulates palm oil exports.” https://www.thejakartapost.com/news/2019/03/19/indonesia-deregulates-palm-oil-exports.html The Jakarta Post. April 01, 2019. “Indonesia, Malaysia Thailand agree to cut rubber exports.” https://www.thejakartapost.com/news/2019/04/01/indonesia-malaysia-thailand-agree-to-cut-rubber-exports.html The Jakarta Post. May 08, 2019. “Indonesia coal price dips nearly 8% on dwindling demand.” https://www.thejakartapost.com/news/2019/05/08/indonesia-coal-price-dips-nearly-8-on-dwindling-demand.html The Star. March 29, 2019. “China’s jump in demand for green fuel seen boosting palm oil.” https://www.thestar.com.my/business/business-news/2019/03/29/chinas-jump-in-demand-for-green-fuel-seen- boosting-palm-oil/ The Star. April 15, 2019. “RAM cuts CPO price forecast to RM2,200-RM2,400.” https://www.thestar.com.my/business/business-news/2019/04/15/ram-cuts-cpo-price-forecast-to-rm2200-to- rm2400/ Thomas, F.B. 2019. “Harga Tiket Pesawat Biang Inflasi: karena Inefisiensi atau Kartel?” Tirto (April 02). https://tirto.id/harga- tiket-pesawat-biang-inflasi-karena-inefisiensi-atau-kartel-dkTp Tiwari, S. 2019. Staff Guidance Note for Public Debt Sustainability Analysis in Market-Access Countries. Washington D.C.: IMF (International Monetary Fund). https://www.imf.org/external/np/pp/eng/2013/050913.pdf. Wescot, B., S. Wang and Picheta, R.. 2019. “ China accuses US of ’economic terrorism’ as trade war tensions escalate”. CNN (May 30). https://edition.cnn.com/2019/05/30/asia/china-us-peoples-daily-trade-war-intl/index.html World Bank. 2018a. Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class. Jakarta: The World Bank. _________ . 2018b. Indonesia Economic Quarterly: Urbanization for all. October. Jakarta: World Bank. _________ . 2018c. Indonesia Economic Quarterly: Strengthening Competitiveness. December. Jakarta: World Bank. _________ . 2019a. East Asia and Pacific Economic Update: Managing Headwinds. April. Washington, D.C: World Bank. _________ . 2019b. Global Economic Prospects: Subdued Investment. June. Washington, D.C.: World Bank. Xinhuanet. May 23, 2019. “Indonesia’s c. bank estimates inflation at 0.51 pct in May.” http://www.xinhuanet.com/english/2019- 05/23/c_138083723.htm Bagian B Attri VN. 2018. The Role of Marine Tourism in IORA: The Pathways Ahead. Presentation delivered at the 3rd Tourism Experts Meeting for the Establishment of the IORA Core Group on Tourism, Durban, 6-8 May. Bennett A, Patil P, Kleisner K, Rader D, Virdin D, and Basurto X. 2018. Contribution of Fisheries to Food and Nutrition Security: Current Knowledge, Policy, and Research. NI Report 18-02. Durham, NC: Duke University, http://nicholasinstitute.duke.edu/publication Birkenbach, A, Kaczan, D and Smith, M (2017). Catch Shares Slow the Race to Fish. Nature (544): 223–6 BPIW (2019). Regional Infrastructure Development Agency, Ministry of Public Works and Public Housing. Integrated Tourism Master Plan. Available online: http://bpiw.pu.go.id/itmp Burke L, Reytar K, Spalding M, Perry A. 2012. Reefs at Risk Revisited in the Coral Triangle. World Resources Institute: Washington DC Busro ZM. 2017. Burning and/or Sinking Foreign Fishing Vessels Conducting Illegal Fishing in Indonesia: Some Obligations and Loopholes. Asia-Pacific Journal of Ocean Law and Policy 2:174–179. Cabral RB, Mayorga J, Clemence M, Lynham J, Koeshendrajana S, Muawanah U, Nugroho D, Anna Z, Mira, Ghofar A, Zulbainarni N, Gaines SD, and Costello C. 2018. Rapid and Lasting Gains from Solving Illegal Fishing. Nature Ecology & Evolution 2:650-58. https://www.nature.com/articles/s41559-018-0499-1.epdf. CEA (California Environmental Associates). 2018. Trends in Marine Resources and Fisheries Management in Indonesia. A 2018 Review. https://www.packard.org/wp-content/uploads/2018/08/Indonesia-Marine-Full-Report-08.07.2018.pdf Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 60 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia CIEC. 2019. National accounts database. Fisheries and Gross Domestic Product time series (System of National Accounts, 2008). CLIA (Cruise Lines International Association). 2019. 2019 State of the Industry: Cruise Trends and Industry Outlook. https://cruising.org/news-and-research/research/2018/december/2019-state-of-the-industry Costello, C, Gaines, S, and Lynham, J. 2008. Can Catch Shares Prevent Fisheries Collapse? Science, 321(5896): 1678-81. Costello, C., Ovando, D., Clavelle, T., Kent Strauss, C., Hilborn, R., Melnychuk, M.C., Branch, T.A., Gaines, S.D., Szuwalski, C.S., Cabral, R.B., Rader, D.N., Leland, A. 2016. Global fishery prospects under contrasting management regimes. Proceedings of the National Academy of Sciences 113(18): 5125-5129. de Vera, B. 2018. "6-month Boracay closure to cost economy P1.96B." Philippine Daily Inquirer (April 25). https://business.inquirer.net/249787/6-month-boracay-closure-cost-economy-p1-96b Ebarvia, M. 2016. "Economic Assessment of Oceans for Sustainable Blue Economy Development." Journal of Ocean and Coastal Economics, 2(2). Ellis-Petersen, H. 2018. "Thailand bay made famous by The Beach closed indefinitely", The Guardian (October 3). www.theguardian.com/world/2018/oct/03/thailand-bay-made-famous-by-the-beach-closed-indefinitely Eunomia Research & Consulting Ltd. 2016. Plastics in the Marine Environment Report. Bristol, UK. https://www.eunomia.co.uk/reports-tools/plastics-in-the-marine-environment/ FAO. 2018a. FAO Yearbook. Fishery and Aquaculture Statistics 2016. Rome. 104pp ____. 2018b. The State of World Fisheries and Aquaculture 2018 – Meeting the Sustainable Development Goals. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. http://www.fao.org/3/i9540en/I9540EN.pdf Halimatussadiah, A., Widawat, D., and Syahril, S. 2016. “What factors make people recycle? A study of community waste banks in Indonesia.” EEPSEA Policy Brief. www.eepseapartners.org/wp-content/uploads/publication/2016- PB9Alin_OnlineEdition.pdf. Hall K. 2000. Impacts of Marine Debris and Oil: Economic and Social Costs to Coastal Communities. Harvey A, Sujatmiko TN, Rosady V, Johnstone R. 2018. Assessing the reliability and utility of citizen science data for monitoring and managing marine wildlife and ecosystems. 5th International Marine Conservation Congress, Kuching, Malaysia. Hoornweg D., Bhada-Tata P., Kennedy C., 2013. Environment: Waste production must peak this century. Nature 502:615–617 doi:10.1038/502615a pmid:24180015 Horwath HTL. 2017. Lombok Baseline Demand and Supply, Market Demand Forecasts, and Investment Needs. Available at http://bpiw.pu.go.id/uploads/20170302_Lombok_Market_and_Demand_Assessment.pdf IPCC (International Panel on Climate Change). 2018. Global Warming of 1.5°C: an IPCC Special Report. International Panel on Climate Change. ______ 2014. Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. International Panel on Climate Change. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). 2017. Conservation Outlook 2017. Komodo National Park. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. https://www.worldheritageoutlook.iucn.org/explore-sites/wdpaid/67725. Jambeck JR, Geyer R, Wilcox C, Siegler TR, Perryman M, Andrady A, Narayan R, and Law KL. 2015. Marine Pollution. Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean. Science 347(6223): 768-71. doi: 10.1126/science.1260352 Lang IA, Galloway TS, Scarlett A, Henley WE, Depledge M, Wallace RB, Melzer D. 2008. Association of urinary bisphenol A concentration with medical disorders and laboratory abnormalities in adults. J. Am. Med. Assoc. 300: 1303–1310. doi:10.1001/jama.300.11.1303 Lebreton, L and Andrady, A. 2019. Future scenarios of global plastic waste generation and disposal. Palgrave Communications 5(6). Making Oceans Plastic Free Initiative. 2017. “The Hidden Cost of Plastic Bag Use and Pollution in Indonesia.” Available online https://makingoceansplasticfree.com/hidden-cost-plastic-bag-use-pollution-indonesia/ McIlgorm A, Campbell HF and Rule MJ. 2009. Understanding the Economic Benefits and Costs of Controlling Marine Debris in the APEC Region (MRC 02/2007). Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 61 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia McIlgorm A, Campbell HF, and Rule MJ. 2011. The economic cost and control of marine debris damage in the Asia-Pacific region. Ocean & Coastal Management, 54(9):643-651. McKinsey Center for Business and Environment. 2016. The circular economy: Moving from theory to practice. https://www.mckinsey.com/business-functions/sustainability/our-insights/the-circular-economy-moving-from-theory- to-practice Melnychuk M, Peterson E, Elliott M, Hilborn R. 2017. Fisheries management impacts on target species status. PNAS 114(1):201609915. DOI: 10.1073/pnas.1609915114 Ministry of Tourism. 2016. Passenger Exit Survey 2016 [Statistik Profil Wisatawan Mancanegara 2016]. Muawanah, U, Pomeroy, R, and Marlessy, C. 2012. Revisiting Fish Wars: Conflict and Collaboration over Fisheries in Indonesia. Coastal Management 40:279–288. OECD. 2016. The Ocean Economy in 2030. OECD Publishing: Paris. http://dx.doi.org/10.1787/9789264251724-en _____ . 2019. “Relative Effects of Fisheries Support Policies”. Fisheries Policy Brief. OECD Publishing: Paris. Oliphant, R. 2017. "Bali declares rubbish emergency as rising tide of plastic buries beaches." The Telegraph (Dec 28, 2017). www.telegraph.co.uk/news/2017/12/28/bali-declares-rubbish-emergency-rising-tide-plastic-buries-beaches/ Pascoe, S., Doshi, A., Thébaud, O., Thomas, C.R., Schuttenberg, H.Z., Heron, S.F., Setiasih, N., Tan, J.C.H., True, J., Wallmo, K., Loper, C., Calgaro, E. .2014. “Estimating the potential impact of entry fees for marine parks on dive tourism in South East Asia.” Marine Policy, 47: 147-152. Pauly, D., and Zeller, D. 2016. “Catch Reconstructions Reveal That Global Marine Fisheries Catches Are Higher than Reported and Declining.” Nature Communications, 7: 1–9. Pew. 2011. “Managing Fish and Fishing in America's Oceans. Factsheet.” https://www.pewtrusts.org/en/research-and- analysis/fact-sheets/2011/08/08/managing-fish-and-fishing-in-americas-oceans Pomeroy, R., Parks, J., Pollnac, R., Campson, T., Genio, E., Marlessy, C., Holle, E., Pido, M., Nissapa, A., Boromthanarat, S., Thu Hue, N. 2007. “Fish wars: Conflict and collaboration in fisheries management in Southeast Asia.” Marine Policy, 31(6): 645-656. Raynaud J. 2014. Valuing plastic: The business case for measuring, managing and disclosing plastic use in the consumer goods industry. United Nations Environment Programme Rochman CM, Tahir A, Williams SL, Baxa DV, Lam R, Miller JT, The F.-C., Werorilangi S and The S. J. 2015. Anthropogenic debris in seafood: Plastic debris and fibers from textiles in fish and bivalves sold for human consumption. Scientific Reports 5:14340–14349. doi: 10.1038/srep14340 Sea Around Us. 2019. Database. http://www.seaaroundus.org/data/#/eez SEAFDEC. 2019. Fisheries Country Profile of ASEAN Member States. Available online: http://www.seafdec.org/country- profiles/ Shuker and Cadman. 2018. Indonesia Marine debris hotspot rapid assessment (synthesis report). World Bank Group, Washington, D.C. Spalding MD; Burke L; Wood SA; Ashpole J; Hutchison J; Ermgassen PSEZ. 2017. “Mapping the global value and distribution of coral reef tourism.” Marine Policy, Volume 82, 2017, pp. 104-113. Stanford, R.J., Wiryawan, B., Bengen, D.G., Febriamansyah, R., Haluan, J. 2013. “Exploring fisheries dependency and its relationship to poverty: A case study of West Sumatra, Indonesia.” Ocean and Coastal Management 84:140-152. Swan SH, Main KM, Liu, Stewart SL, Kruse RL, Calafat AM, Mao CS, Redmon JB, Ternand CL, Sullivan S, Teague JL, Study for Future Families Research Team. 2005. Decrease in anogenital distance among male infants with prenatal phthalate exposure. Environmental Health Perspectives 113(8):1056-61. Swan SH. 2008. Environmental phthalate exposure in relation to reproductive outcomes and other health endpoints in humans. Environmental Research 108(2):177-84. doi: 10.1016/j.envres.2008.08.007 Takehama S. 1989. Estimation of damage to fishing vessels caused by marine debris, based on insurance statistics. In: R.S. Shomura and M.L. Godfrey (Eds.), Proceedings of the Second International Conference on Marine Debris, Honolulu, Hawaii, 2–7 April 1989, US Department of Commerce (1990), pp. 792-809 Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 62 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Taylor, L. 2018. "Clean-up events shed light on Indonesia's waste crisis". Jakarta Post (Feb 28). www.thejakartapost.com/life/2018/02/28/clean-up-events-shed-light-on-indonesias-waste-crisis.html Twining-Ward, Louise D; Li, Wendy; Wright, Elisson M.; Bhammar, Hasita Mukeshkumar. 2018. Supporting sustainable livelihoods through wildlife tourism (English). Tourism for Development knowledge series. Washington, D.C. : World Bank Group. http://documents.worldbank.org/curated/en/494211519848647950/Supporting-sustainable-livelihoods-through- wildlife-tourism UN Environment, ISU, ICRI and Trucost. 2018. The Coral Reef Economy: The business case for investment in the protection, preservation and enhancement of coral reef health. 36pp UNESCO. 2013. Adoption of retrospective Statements of Outstanding Universal Value (WHC-13/37.COM/8E). World Heritage Committee. 37th session, June 2013. https://whc.unesco.org/en/decisions/4964. UNWTO. 2004. Guidebook on Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations in 2014. ________. 2011. Tourism Towards 2030 / Global Overview - Advance edition presented at UNWTO 19th General Assembly - 10 October 2011 ________. 2019. World Tourism Barometer. World Tourism Organization: Madrid (version 21/01/19). World Bank. 2012. What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management. Washington D.C. World Surf League. May 26, 2018. "Corona Bali Protected Welcomes World's Best Surfers to Keramas." www.worldsurfleague.com/posts/327898/corona-bali-protected-welcomes-worlds-best World Tourism Organization International Network of Sustainable Tourism Observatories (UNWTO INSTO), http://insto.unwto.org/observatories/. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 63 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia LAMPIRAN: INDIKATOR GAMBARAN EKONOMI INDONESIA Lampiran Gambar 1: Pertumbuhan PDB riil Lampiran Gambar 2: Kontribusi terhadap PDB konsumsi (pertumbuhan triwulanan yoy, persen) (kontribusi terhadap pertumbuhan PDB riil yoy, poin persentase) Kons. rumahtangga Kons. nonprofit 6.0 Kons. pemerintah Investasi Perubahan stok Selisih statistik 10 Ekspor Impor 5.8 8 5.5 PDB total 6 5.3 4 2 5.0 0 4.8 -2 4.5 -4 Mar-13 Mar-15 Mar-17 Mar-19 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Lampiran Gambar 3: Kontribusi terhadap PDB produksi Lampiran Gambar 4: Penjualan mobil dan sepeda motor (kontribusi terhadap pertumbuhan PDB riil yoy, poin persentase) (pertumbuhan yoy, persen) Subsidi-pajak Jasa-jasa Industri 80 6 Pertanian, hutan, perikanan PDB total Penjualan sepeda motor 60 5 40 4 3 20 2 0 1 -20 Penjualan mobil 0 -40 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 May-16 May-17 May-18 May-19 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Lampiran Gambar 5: Indikator konsumen Lampiran Gambar 6: Indikator produksi industri dan (Tahun dasar penjualan eceran 2010=100) Manufaktur PMI (indeks difusi PMI; pertumbuhan produksi industri yoy, persen) Indeks penjualan ritel PMI Manufaktur 300 Indeks survey konsumen BI (kanan) 150 55 Indeks produksi industri (kanan) 10 275 120 5 250 90 225 50 0 60 200 -5 30 175 150 0 45 -10 May-16 May-17 May-18 May-19 May-16 May-17 May-18 May-19 Sumber: BI Sumber: BPS; Nikkei/Markit; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Manufacturing PMI diatas 50 mengindikasikan ekspansi Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 64 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Gambar 7: Neraca pembayaran Lampiran Gambar 8: Neraca pembayaran: neraca berjalan (USD miliar) (USD miliar) Errors & omissions Pendapatan sekunder Neraca modal & keuangan Pendapatan primer 15 Neraca transaksi berjalan 12 Perdagangan jasa Neraca keseluruhan Perdagangan barang 10 8 Neraca transaksi berjalan 5 4 0 0 -5 -4 -10 -8 -15 -12 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Sumber: BI Sumber: BI Lampiran Gambar 9: Ekspor barang Lampiran Gambar 10: Impor barang (USD miliar) (USD miliar) Total ekspor Pertanian Impor total (cif) Minyak & gas Manufaktur Pertambangan Barang konsumsi Bahan mentah 18 Minyak & gas 18 Barang modal 15 15 12 12 9 9 6 6 3 3 0 0 Apr-16 Apr-17 Apr-18 Apr-19 Apr-16 Apr-17 Apr-18 Apr-19 Sumber: BPS Sumber: BPS Lampiran Gambar 11: Cadangan devisa dan arus modal Lampiran Gambar 12: Inflasi IHK (USD miliar) (pertumbuhan yoy, persen) 6 140 6 5 Non-food 3 120 Food 4 0 100 Headline 3 -3 80 Core Global bonds 2 SBI SUN -6 60 1 May-16 May-17 May-18 May-19 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Sumber: BI; Kementerian Keuangan Sumber: BPS; BI; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: SUN = Surat Utang Negara; SBI = Surat Berharga BI Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 65 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Gambar 13: Rincian inflasi IHK bulanan Lampiran Gambar 14: Perbandingan inflasi IHK beberapa (kontribusi terhadap pertumbuhan yoy, poin persentase) negara (pertumbuhan yoy, persen) Makanan olahan Makanan mentah Pakaian Transportasi Philippines 5 Kesehatan Pendidikan India Perumahan Headline 4 Indonesia China 3 USA 2 Thailand Singapore* 1 Korea 0 Japan* Malaysia* -1 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 0 1 2 3 4 Sumber: BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BPS; CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: data May 2019, *April 2019 Lampiran Gambar 15: Harga beras domestik dan Lampiran Gambar 16: Tingkat kemiskinan dan internasional pengangguran (harga grosir, IDR per kg) (persen) 18 12,500 Beras Domestik, IR 64-II 15 11,000 Tingkat kemiskinan 9,500 12 8,000 9 Tingkat pengangguran Beras Vietnam, pecah 5% 6,500 6 5,000 3,500 3 May-16 May-17 May-18 May-19 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 Sumber: Pusat perkulakan beras Cipinang; FAO Sumber: BPS Catatan: “pecah 5 persen” mengacu pada kualitas penggilingan beras. 5 Catatan: Garis kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional persen merupakan proporsi biji pecah selama proses penggilingan Lampiran Gambar 17: Indeks saham regional Lampiran Gambar 18: Nilai tukar dollar AS (indeks harian, Juni 19, 2017=100) (indeks bulanan, Mei 2017=100) JSI-Indonesia Shanghai-China Turkey Indonesia Brazil 140 BSE-India SGX-Singapore 130 India South Africa SET-Thailand 130 120 110 120 100 110 90 100 80 90 70 80 60 70 50 Jun-17 Dec-17 Jun-18 Dec-18 Jun-19 May-17 Nov-17 May-18 Nov-18 May-19 Sumber: CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: CEIC; Perhitungan staf Bank Dunia Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 66 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Gambar 19: Imbal hasil obligasi pemerintah 5- Lampiran Gambar 20: Spread obligasi dolar AS terhadap tahunan dalam mata uang lokal kelompok negara-negara EMBI Global (persen) (basis poin) Indonesia Malaysia Indonesia spread - overall EMBIG spread 10 Singapore Thailand (RHS) United States 250 Indonesia EMBIG bond spread 60 8 225 0 6 200 -60 4 175 -120 2 150 -180 0 125 -240 Jun-17 Dec-17 Jun-18 Dec-18 Jun-19 Jun-17 Dec-17 Jun-18 Dec-18 Jun-19 Sumber: CEIC Sumber: JP Morgan Lampiran Gambar 21: Pertumbuhan kredit komersial, Lampiran Gambar 22: Indikator sektor perbankan pedesaan dan deposito (bulanan, persen) (pertumbuhan yoy, persen) Rasio pinjaman terhadap deposito 15 Simpanan swasta Pinjaman Rasio likuiditas terhadap aset Rasio kecukupan modal Rasio kredit bermasalah (kanan) 100 Rasio pengembalian aset (kanan) 5 12 3 9 50 6 1 3 0 -1 Apr-17 Oct-17 Apr-18 Oct-18 Apr-19 Apr-17 Oct-17 Apr-18 Oct-18 Apr-19 Sumber: BI; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BI; Perhitungan staf Bank Dunia Lampiran Gambar 23: Utang pemerintah Lampiran Gambar 24: Utang luar negeri (rasio terhadap PDB; USD miliar, kanan) (rasio terhadap PDB; USD miliar, kanan) Domestik (kanan) Swasta (kanan) Eksternal (kanan) Publik (kanan) Rasio hutang terhadap PDB % Rasio hutang LN terhadap PDB % 40 300 40 500 400 30 225 30 300 20 150 20 200 10 75 10 100 0 0 0 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Mar-19 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Mar-19 Sumber: BI; Kementerian Keuangan; Perhitungan staf Bank Dunia Sumber: BI; Perhitungan staf Bank Dunia Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 67 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Tabel 1: Realisasi anggaran belanja Pemerintah (IDR triliun) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Aktual Aktual Aktual Aktual Aktual Aktual Aktual Aktual Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Penerimaan dan hibah 1,211 1,338 1,439 1,550 1,508 1,556 1,666 1,944 1. Penerimaan pajak 874 981 1,077 1,147 1,240 1,285 1,344 1,519 2. Penerimaan non-pajak 331 352 355 399 256 262 311 409 Pengeluraran 1,295 1,491 1,651 1,777 1,807 1,864 2,007 2,213 1. Pemerintah pusat 884 1,011 1,137 1,204 1,183 1,154 1,265 1,455 2. Transfer ke pemerintah daerah 411 481 513 574 623 710 742 758 Neraca utama 9 -53 -99 -93 -142 -126 -124 -11 Surplus/defisit -84 -153 -212 -227 -298 -308 -341 -269 persen dari PDB -1.1 -1.9 -2.3 -2.2 -2.6 -2.5 -2.5 -1.8 Sumber: Kementerian Keuangan; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: Neraca keseluruhan sebagai terhadap PDB menggunakan PDB yang telah direvisi dengan tahun dasar yang disesuaikan Lampiran Tabel 2: Neraca pembayaran (USD miliar) 2017 2018 2016 2017 2018 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Neraca Pembayaran 26.2 11.6 -7.1 5.4 1.0 -3.9 -4.3 -4.4 5.4 2.4 Persen dari PDB 1.0 1.1 -0.7 2.0 0.4 -1.5 -1.6 -1.7 2.1 0.9 Neraca berjalan -62.0 -16.2 -31.1 -4.2 -5.6 -5.2 -8.0 -8.7 -9.2 -7.0 Persen dari PDB -2.3 -1.6 -3.0 -1.6 -2.2 -2.0 -3.0 -3.3 -3.6 -2.6 Neraca perdagangan 10.6 11.4 -7.5 3.2 1.0 0.8 -1.6 -2.5 -4.2 -0.7 Pendapatan bersih & transfer berjalan -72.5 -27.6 -23.5 -7.4 -6.5 -5.9 -6.4 -6.2 -5.0 -6.2 Neraca modal & keuangan 91.1 28.7 25.3 9.6 7.1 2.3 3.3 3.8 15.9 10.1 Persen dari PDB 3.4 2.8 2.4 3.7 2.8 0.9 1.2 1.5 6.2 3.8 Investasi langsung 41.6 18.5 13.7 7.0 4.4 4.8 2.4 4.4 2.0 5.2 Investasi porfolio 61.2 21.1 9.3 3.8 2.6 -1.1 0.1 -0.1 10.5 5.4 Investasi lain -11.6 -10.7 2.2 -1.2 0.2 -1.5 0.7 -0.5 3.5 -0.6 Kesalahan & pembulatan -2.9 -1.0 -1.4 0.0 -0.6 -1.0 0.4 0.5 -1.3 -0.7 Cadangan devisa* 116.4 130.2 120.7 129.4 130.2 126.0 119.8 114.8 120.7 124.5 Sumber: BI; BPS; Perhitungan staf Bank Dunia Catatan: * Cadangan pada akhir periode. Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 68 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Tabel 3: Indikator ekonomi makro Indonesia 2000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Neraca Nasional (% perubahan)1 PDB riil 4.9 6.2 6.0 5.6 5.0 4.9 5.0 5.1 5.2 Investasi riil 11.4 8.9 9.1 5.0 4.4 5.0 4.5 6.2 6.7 Konsumsi riil 4.6 5.1 5.4 5.7 4.7 4.9 4.3 4.6 5.1 Swasta 3.7 5.1 5.5 5.5 5.3 4.8 5.0 5.0 5.1 Pemerintah 14.2 5.5 4.5 6.7 1.2 5.3 -0.1 2.1 4.8 Ekspor rill, barang dan jasa 30.6 14.8 1.6 4.2 1.1 -2.1 -1.7 8.9 6.5 Impor riil, barang dan jasa 26.6 15.0 8.0 1.9 2.1 -6.2 -2.4 8.1 12.0 Investasi (% PDB) 20 31 33 5.0 4.4 5.0 32.2 32.6 33.0 Nominal PDB (milyar dolar AS) 165 893 918 915 891 861 932 1,015 1,042 PDB per kapita (dolar AS) 857 3,688 3,741 3,668 3,532 3,370 3,602 3,877 3,932 Anggaran Pemerintah Pusat (% GDP)2 Penerimaan dan hibah 20.8 15.5 15.5 15.1 14.7 13.1 12.5 12.3 13.1 Penerimaan bukan pajak 9.0 4.2 4.1 3.7 3.8 2.2 2.1 2.3 2.7 Penerimaan pajak 11.7 11.2 11.4 11.3 10.9 10.8 10.4 9.9 10.3 Pengeluaran 22.4 16.5 17.3 17.3 16.8 15.7 16.0 14.8 14.8 Konsumsi 4.0 3.8 3.9 4.1 4.0 4.5 4.6 4.4 4.6 Modal 2.6 1.5 1.7 1.9 1.4 1.9 1.4 1.5 1.2 Bunga pinjaman 5.1 1.2 1.2 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Subsidi 6.3 3.8 4.0 3.7 3.7 1.6 1.4 1.2 1.5 Surplus/defisit -1.6 -1.1 -1.8 -2.2 -2.1 -2.6 -3.4 -2.5 -1.8 Utang Pemerintah 97.9 23.1 23.0 24.9 24.7 27.5 28.3 29.4 29.8 Utang luar negeri pemerintah 51.4 10.2 9.9 11.2 10.2 12.7 12.4 12.4 12.5 Total utang luar negeri (juga utang swasta) 87.1 25.2 27.5 29.1 32.9 36.6 34.7 37.1 39.4 Neraca Pembayaran (% PDB)3 Neraca pembayaran keseluruhan .. 1.3 0.0 -0.8 1.7 -0.1 1.3 1.1 -0.7 Neraca transaksi berjalan 4.8 0.2 -2.7 -3.2 -3.1 -2.0 -1.8 -1.6 -3.0 Ekspor, barang dan jasa 42.8 23.8 23.0 22.5 22.3 19.9 18.0 19.1 20.0 Impor, barang dan jasa 33.9 21.2 23.2 23.2 22.7 19.3 17.1 18.0 20.7 Transaksi berjalan 8.9 2.7 -0.2 -0.7 -0.3 0.6 0.9 1.1 -0.7 Neraca transaksi keuangan .. 1.5 2.7 2.4 5.0 2.0 3.1 2.8 2.4 Penanaman modal langsung, neto -2.8 1.3 1.5 1.3 1.7 1.2 1.7 1.8 1.3 Cadangan devisa bruto (USD billion) 29 110 113 99 112 106 116 130 121 Moneter (% change)3 Deflator PDB1 20.4 7.5 3.8 5.0 5.4 4.0 2.4 4.3 3.8 Suku bunga Bank Indonesia (%) .. .. .. .. .. 6.3 4.8 4.3 6.0 Kredit domestik .. 24.6 23.1 21.6 11.6 10.4 7.9 8.2 11.8 Nilai tukar Rupiah/Dolar AS (rata-rata) 8,392 8,776 9,384 10,460 11,869 13,389 13,309 13,381 14,238 Harga-harga (% perubahan)1 Indeks harga konsumen (akhir periode) 9.4 3.8 3.7 8.1 8.4 3.4 3.0 3.6 3.1 Indeks harga konsumen (rata-rata) 3.7 5.3 4.0 6.4 6.4 6.4 3.5 3.8 3.2 Harga minyak mentah Indonesia (US$ per barel)4 28 112 113 107 60 36 51 61 55 Sumber: 1 BPS dan Perhitungan staf Bank Dunia, menggunakan angka yang direvisi dengan tahun dasar 2010. 2 Kementerian Keuangan dan Perhitungan staf Bank Dunia, 3 BI, 4 CEIC Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 69 Lautan Peluang Perkembangan Triwulanan Perekonomia Indonesia Lampiran Tabel 4: Indikator pembangunan Indonesia 2000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Kependudukan1 Penduduk (juta) 213 245 248 251 254 258 261 264 .. Tingkat pertumbuhan penduduk (%) 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.2 1.1 1.1 .. Penduduk perkotaan (% terhadap total) 42 51 51 52 53 53 54 55 .. Rasio ketergantungan (% penduduk usia kerja) 55 51 50 50 49 49 49 49 .. Angkatan Kerja2 Angkatan kerja, total (juta) 98 117 120 120 122 122 125 128 131 Laki-laki 60 73 75 75 76 77 77 79 80 Perempuan 38 44 46 45 46 46 48 49 51 Kontribusi tenaga kerja sektor pertanian (%) 45 36 35 35 34 33 32 30 29 Kontribusi tenaga kerja sektor industri (%) 17 21 22 20 21 22 21 22 23 Kontribusi tenaga kerja sektor jasa (%) 37 43 43 45 45 45 47 48 48 Tingkat pengangguran, total (% angkatan kerja) 8.1 7.4 6.1 6.2 5.9 6.2 5.6 5.5 5.4 Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan3 Konsumsi rumah tangga, median (Rp 000 per bulan) 104 421 446 487 548 623 697 765 835 Garis kemiskinan nasional (Rp 000 per bulan) 73 234 249 272 303 331 354 375 402 Jumlah penduduk miskin (juta) 38 30 29 28 28 29 28 28 26 Penduduk miskin (% penduduk dibawah garis kemiskinan) 19.1 12.5 12.0 11.4 11.3 11.2 10.9 10.6 9.8 Di perkotaan 14.6 9.2 8.8 8.4 8.3 8.3 7.8 7.7 7.0 Di perdesaan 22.4 15.7 15.1 14.3 14.2 14.2 14.1 13.9 13.2 Laki-laki sebagai kepala rumah tangga 15.5 10.2 9.5 9.2 9.0 9.3 9.0 8.7 6.4 Perempuan sebagai kepala rumah tangga 12.6 9.7 8.8 8.6 8.6 11.1 9.8 9.3 6.6 GINI indeks 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 Kontribusi konsumsi pada 20% kelompok termiskin (%) 9.6 7.4 7.5 7.4 7.5 7.2 7.1 7.0 7.0 Kontribusi konsumsi pada 20% kelompok terkaya (%) 38.6 46.5 46.7 47.3 46.8 47.3 46.2 45.7 45.4 Pengeluaran pemerintah untuk bantuan sosial (% PDB) .. 0.5 0.5 0.7 0.6 0.8 0.7 0.7 0.7 Kesehatan dan Gizi1 Tenaga kesehatan (per 1,000 people) 0.2 .. 0.2 .. .. .. .. .. .. Tingkat kematian balita (per 1000 anak usia dibawah 5 tahun) 52 32 30 29 28 27 26 25 .. Tingkat kematian bayi lahir (per 1000 kelahiran hidup) 22 16 15 14 14 13 13 12 .. Tingkat kematian bayi (per 1000 kelahiran hidup) 41 26 25 25 24 23 22 21 .. Rasio kematian persalinan (perkiraan, per 100,000 kelahiran hidup) 265 156 148 140 133 126 .. .. .. Imunisasi campak (% anak usia dibawah 2 tahun) 76 80 82 81 75 75 76 75 .. Total pengeluaran untuk kesehatan (% GDP) 2.0 3.3 3.4 3.4 3.4 3.3 3.3 .. .. Pengeluaran pemerintah untuk kesehatan (% GDP) 0.7 0.9 1.0 1.0 1.1 1.2 1.4 1.4 1.4 Pendidikan3 Angka partisipasi murni (APM) SD, (%) .. 92 93 92 93 97 97 97 98 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. 49 49 50 48 49 49 49 49 Angka partisipasi murni pendidikan tingkat menengah, (%) .. 60 60 61 65 66 66 79 79 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. 50 49 50 50 51 51 49 49 Angka partisipasi murni universitas/pendidikan tinggi, (%) .. 14 15 16 18 20 21 19 19 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. 50 54 54 55 56 55 53 53 Angka melek huruf Dewasa (%) .. 91 92 93 93 95 95 96 96 Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (% terhadap PDB)5 .. 3.3 3.3 3.3 3.3 3.5 3.4 3.1 3.0 Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (% terhadap APBN)5 .. 18.9 17.9 17.3 17.4 19.3 20.0 20.0 20.0 Air Bersih dan Kesehatan lingkungan1 Penduduk dengan akses air bersih disempurnakan (% tot penduduk) 75 86 87 88 89 90 .. .. .. Di perkotaan (% penduduk perkotaan) 64 77 78 79 80 81 .. .. .. Di perdesaan (% penduduk perdesaan) 89 94 95 96 96 97 .. .. .. Penduduk dengani akses kesehatan lingkungan (% tot penduduk) 44 62 64 65 66 68 .. .. .. Di perkotaan (% penduduk perkotaan) 28 49 51 53 55 57 .. .. .. Di perdesaan (% penduduk perdesaan) 66 74 75 76 77 77 .. .. .. Lainnya1 Pengurangan resiko bencana (skala 1-5; 5=terbaik) .. 3.3 .. .. .. .. .. .. .. Proporsi perempuan yang duduk di parlemen (%)6 8.0 18.2 18.6 18.6 16.9 17.1 17.1 19.8 19.8 Sumber: 1 World Development Indicators (WDI); 2 BPS (Sakernas); 3 BPS (Susenas) dan Perhitungan staf Bank Dunia; 4 Kementerian Keuangan, dan Perhitungan staf Bank Dunia, bantuan sosial pemerintah termasuk pengeluaran untuk Raskin, asuransi kesehatan dan beasiswa pendidikan untuk warga miskin, Program Padat Karya Tunai (PKT, 2018), dan Program Keluarga Harapan (PKH), Belanja Kemensos dan fungsi perlindungan sosial lainnya, serta angka realisasi; 5 Kementerian Keuangan; 6 Inter-Parliamentary Union Juni 2019 THE WORLD BANK | BANK DUNIA 70 Supported by funding from the Australian Government (Department of Foreign Affairs and Trade, DFAT), under the Support for Enhanced Macroeconomic and Fiscal Policy Analysis (SEMEFPA) program.