Mengkaji Dampak Kampanye Informasi pada Meningkatnya Kesadaran Orang Tua terhadap Program BOS1 Naskah Kebijakan Juni 2012 71425 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN jasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan (misalnya, buku Foto: World Bank pelajaran dan koleksi perpustakaan, materi belajar-mengajar, kegiatan pengembangan profesional bagi guru dan pembelajaran remedial, serta telah mengurangi pungutan pada orang tua Program BOS memberikan sekolah otonomi dan keleluasaan yang lebih besar untuk mengelola sumber daya mereka. Di lain pihak, sekolah diharapkan dapat menggunakan sumber daya tersebut secara transparan dan akuntabel. Program ini telah memperkuat proses perencanaan dan penganggaran sekolah, serta mendorong sekolah untuk lebih terbuka terhadap pengawasan orang tua siswa dan masyarakat. Mempertimbangkan peran orang tua yang biasanya pasif dalam kegiatan dan manajemen sekolah, ditambah dengan kurangnya informasi seputar urusan sekolah, maka perubahan yang ditimbulkan oleh BOS jelas- jelas menunjukkan reformasi mendasar dalam pendidikan di Indonesia. BOS mengurangi beban siswa - Kampanye melalui televisi tentang tujuan BOS II. Kampanye Informasi BOS: Apa dan Mengapa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 1 I. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menyadari pentingnya kesadaran orang tua terhadap program BOS. Dalam survei nasional yang diadakan pada tahun 2009, Komitmen Indonesia terhadap bidang pendidikan makin orang tua pada umumnya tahu tujuan umum program BOS, meningkat pada sepuluh tahun terakhir. Sejak tahun 2001, belanja namun kurang mengetahui BOS secara lebih rinci. Padahal pendidikan meningkat dua kali lipat sebagai hasil dari persyaratan pengetahuan ini penting agar orang tua dapat berperan aktif undang-undang yang mewajibkan pemerintah mengalokasikan dalam urusan sekolah dan meminta sekolah bertanggung jawab seperlima dari anggaran mereka untuk pendidikan. Capaian akan penggunaan dana BOS (lihat Grafik 1). penting dari peningkatan investasi tersebut adalah program hibah untuk sekolah yang bertujuan memberikan dukungan Grafik 1: Banyak orang tahu tujuan BOS, tetapi sedikit sekali dana bagi seluruh sekolah negeri, swasta dan madrasah, baik yang memiliki pengetahuan rinci tentang program tersebut tingkat SD maupun SMP. Persentase orang tua yang menjawab benar pada pertanyaan tentang Program BOS, tahun 2009 Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang pertama kali 80 diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan % orang tua yang tahu tentang BOS pada tahun 2005, memberikan dana (block grants) bagi 70 pendidikan dasar. Saat ini, BOS memberikan bantuan bagi 60 228.000 sekolah yang mencakup 43 juta siswa. Pada tahun 2012, 50 % orang tua 8,1 persen atau sebesar Rp 23,5 trilyun dari anggaran pendidikan pemerintah dibelanjakan untuk BOS. 40 30 Ada tiga tujuan program hibah sekolah yang dialokasikan bagi tiap siswa, yaitu memperbaiki akses dan meningkatkan kualitas 20 pendidikan dasar, mengurangi beban keuangan siswa, dan 10 mendukung reformasi manajemen berbasis sekolah. Bantuan tersebut telah digunakan untuk pembelian berbagai barang dan 0 Tujuan Pengunaan yang Proses pelaporan Alokasi per siswa diperbolehkan 1 Naskah kebijakan (policy brief) ini ditulis berdasarkan laporan lebih lengkap yang akan terbit – World Bank, 2012, “Mengkaji Dampak Kampanye Informasi pada Catatan: Orang tua dipilih secara acak dari sampel nasional sebanyak 702 SD dan Meningkatnya Kesadaran Orang Tua terhadap Program BOS� SMP. Foto: World Bank Melihat kurangnya kesadaran orang tua dan masyarakat, Kemdikbud, dengan dukungan Bank Dunia, mengembangkan kampanye pemasaran sosial dan informasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap Program BOS. Kampanye tersebut memiliki dua komponen utama:  Kampanye televisi nasional dan media cetak yang menyasar masyarakat umum di seluruh Indonesia. Tujuan kampanye ini adalah memberikan informasi dasar tentang BOS dan melakukan advokasi terhadap keterbukaan yang lebih besar melalui iklan layanan masyarakat di televisi dan advertorial di media cetak. Kampanye nasional tersebut dibarengi dengan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mendukung jurnalis dalam mewartakan Program BOS.  Percobaan beberapa alternatif kampanye di empat kabupaten dan beberapa sekolah terpilih. Tujuan utama percobaan ini adalah mengidentifikasi cara paling efektif untuk menjangkau orang tua agar mendapatkan informasi Dalam lokakarya media, jurnalis mendiskusikan manfaat BOS dengan keluarga miskin di Tulungagung, tentang Program BOS. Metode yang digunakan dalam Jawa Timur kampanye ini terdiiri dari penyelenggaraan rapat sekolah, mengirimkan surat dan SMS kepada orang tua, memberikan telah tayang dua iklan televisi yang dibintangi beberapa pesohor (Cut informasi melalui papan pengumuman sekolah yang baru dan Mini dan Dik Doank). Salah satu iklan tersebut disalahpersepsikan berwarna, serta membagikan buku saku kecil berisi informasi oleh masyarakat sebagai informasi bahwa BOS memberikan sekolah tentang BOS kepada para orang tua. gratis bagi seluruh siswa. Setelah tahun 2010, sejumlah iklan baru dirancang dengan bantuan Bank Dunia. Iklan baru tersebut adalah: Setiap elemen kampanye menjelaskan apa itu BOS, dan   Iklan yang menggunakan pesohor, Cut Mini, yang mengoreksi bagaimana BOS dapat dimanfaatkan dalam pesan yang jelas dan kesalahapahaman pada iklan sebelumnya, bahwa BOS sederhana, serta memaparkan tanggung jawab tiap tingkatan menanggung seluruh biaya pribadi siswa (misalnya. biaya sistem untuk membuat BOS berhasil. Sebuah perusahaan transportasi, buku latihan), swasta diminta merancang dan melaksanakan setiap komponen  Iklan yang menayangkan pejabat Kemdikbud yang kampanye ini. menggarisbawahi pentingnya peran kabupaten/kota untuk mendukung Program BOS, Untuk melihat dampak pendekatan kampanye yang berbeda-  Iklan yang memunculkan balon warna-warni yang menerbangkan beda, survei nasional orang tua SD dan SMP diadakan sebelum anak-anak ke angkasa. Iklan ini ingin menunjukkan bahwa BOS kampanye (tahun 2009) dan setelahnya (tahun 2011). Untuk akan “meringankan� biaya pendidikan, dengan balon sebagai ikon kampanye televisi nasional dan media cetak, survei tersebut yang cocok dan mudah diingat, memberikan perbandingan sederhana atas tingkat pengetahuan tentang BOS antara orang tua yang melihat kampanye dan yang  Beberapa iklan animasi yang menjelaskan tujuan BOS dan tidak. Di empat kabupaten percobaan, dilaksanakan metode pentingnya partisipasi orang tua dalam diskusi, perencanaan dan kampanye yang berbeda (contohnya SMS, rapat sekolah, buku pemantauan penggunaan dana BOS. Advertorial cetak dengan saku, dan lain-lain) pada orang tua dan sekolah yang dipilih pesan serupa juga ditampilkan di beberapa koran nasional. secara acak. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi yang teliti terhadap perubahan pengetahuan orang tua dikaitkan Kampanye televisi BOS berhasil menjangkau sejumlah besar orang dengan setiap pendekatan yang diambil. tua – 60 persen orang tua yang disurvei menyatakan telah melihat setidaknya satu iklan BOS. Penayangan iklan cetak di media cetak III. Hasil Kampanye Televisi Nasional dan Media nasional sering dibarengi dengan advertorial di media lokal yang disponsori oleh dinas pendidikan kabupaten. Namun hanya tujuh persen orang tua yang mengaku telah melihat advertorial tersebut di Pada tingkat nasional, kampanye difokuskan pada penayangan media cetak lokal maupun nasional. Terdapat perbedaan yang nyata iklan di televisi dan advertorial di media cetak nasional. Selama lima dalam mengingat berbagai pendekatan iklan televisi. Iklan “balon� tahun terakhir, Kemdikbud memiliki pendapat berbeda tentang dan iklan tahun 2009 yang memunculkan pesohor (Dik Doank dan Cut pendekatan kampanye yang terbaik, sehingga menghasilkan Mini) diingat oleh sekitar sepertiga jumlah orang tua. Hanya sedikit sejumlah kampanye yang berbeda-beda. Sebelum tahun 2010, orang tua yang mengaku telah melihat iklan “pejabat Kemdikbud� 2 (13 persen), dan iklan “animasi� hanya diingat oleh kurang dari 10 pandangan yang lebih luas tentang BOS dan menekankan pada persen responden. transparansi dan akuntabilitas, kunjungan media ke kabupaten/kota dan sekolah yang memperlihatkan praktik yang baik, serta kompetisi Orang tua yang ingat telah melihat kampanye televisi nasional penulisan. Tujuan kegiatan ini adalah agar penulisan tentang BOS menjadi lebih mengetahui tujuan BOS, namun tidak mengetahui lebih akurat dan berimbang. Sebelum kampanye, sebagian besar hal-hal yang lebih rinci tentang program tersebut. Perbandingan liputan BOS pada umumnya berkisar pada keterlambatan pencairan sederhana menunjukkan bahwa orang tua yang telah melihat dana BOS dan kasus-kasus korupsi lokal. Hanya ada sedikit liputan iklan BOS menjadi 48 persen lebih tahu tentang tujuan BOS yang berkisah tentang manfaat BOS bagi sekolah dan anak-anak. dibandingkan orang tua yang tidak melihat iklan BOS (Grafik 2). Namun tidak ada perbedaan yang nyata tentang pengetahuan Meskipun tidak banyak informasi tentang dampak kegiatan yang yang lebih rinci tentang Program BOS (misalnya pengetahuan ditujukan bagi jurnalis, terdapat perubahan cukup besar pada nada tentang penggunaan dana BOS) di antara kedua kelompok pemberitaan di media nasional. Sebelum intervensi kampanye, tersebut. hanya 34 persen pemberitaan media nasional yang bernada positif (Grafik 3). Setelah intervensi, persentase pemberitaan yang positif Hasil survei di atas adalah kesimpulan umum, karena tidak meningkat hingga 45 persen. Selain itu, jumlah pemberitaan memungkinkan untuk mengontrol perbedaan antara orang tua keseluruhan tentang Program BOS meningkat empat kali lipat yang telah melihat iklan BOS dan mereka yang tidak melihatnya. (Grafik 3). Meskipun sulit menghubungkan semua perubahan ini Mungkin saja pengetahuan yang lebih baik tentang BOS setelah dengan kegiatan kampanye, nampaknya perubahan ini memang melihat kampanye bukan karena pesan yang ada di iklan televisi, terkait pada liputan yang lebih baik tentang Program BOS di media tetapi karena faktor-faktor lain. Contohnya, orang tua yang melihat nasional. iklan bisa jadi lebih kaya dibandingkan orang tua yang tidak melihatnya. Orang tua yang lebih kaya memiliki pengetahuan Grafik 3: Kegiatan yang ditujukan untuk jurnalis dihubungkan yang lebih baik tentang BOS, baik mereka yang melihat atau tidak dengan peningkatan artikel tentang BOS dan perbaikan nada melihat kampanye BOS. Hal ini dimungkinkan karena mereka pemberitaan memiliki akses informasi tentang BOS dari sumber lain. Bisa saja Total jumlah pemberitaan media tentang Program BOS berdasarkan nada dan kekayaan menjadi penentu tingginya pemahaman akan Program periode BOS pada mereka yang menonton kampanye alih-alih kampanye sesudah intervensi media itu sendiri. Februari 2011 Grafik 2: Orang tua yang melihat iklan televisi BOS lebih selama intervensi media Augustus 2010 - mengetahui tujuan BOS. Januari 2011 Persentase orang tua yang mengetahui tujuan BOS akibat menonton kampanye televisi nasional sebelum intervensi media Januari -J uli 2010 100 % orang tua yang tahu tujuan BOS 90 rata - rata pemberitaan m edia tentang BOS dalam s atu bulan 80 70 Negatif Netral Positif % orang tua 60 50 Catatan: Ada 30 media nasional dan 10 media lokal (termasuk koran 40 dan situs web) yang dipantau. Artikel positif adalah artikel yang menggarisbawahi pentingnya BOS untuk pembelajaran, sedangkan 30 artikel negatif biasanya mengupas kasus penyalahgunaan dana BOS. 20 Sekitar 80 jurnalis terlibat dalam lokakarnya media lokal tentang BOS. 10 0 melihat iklan hanya melihat iklan pejabat hanya melihat iklan “Balon� IV. Bereksperimen dengan Berbagai Pendekatan di Kemdikbud Tingkat Sekolah Untuk melengkapi kampanye televisi nasional, beberapa kegiatan Beberapa pendekatan berbeda untuk menjangkau orang tua dirancang untuk mendukung jurnalis yang meliput kegiatan BOS, dicobakan di empat kabupaten/kota (Ambon, Malang, Sumbawa dan berupa konferensi pers di tingkat nasional dan kabupaten/kota Tulungagung). Di kota Malang, setengah dari jumlah orang tua yang untuk meluncurkan Program BOS, lokakarya untuk memberikan dievaluasi dipilih secara acak untuk menerima serangkaian pesan 3 Foto: World Bank pendek melalu telepon seluler (short message service atau SMS) yang berisi informasi tentang BOS. Di Sumbawa, separuh sekolah yang dievaluasi dipilih secara acak, dan dengan bantuan fasilitator, dilaksanakan rapat sekolah untuk menyampaikan informasi tentang BOS. Di Tulungagung, satu pendekatan yang diambil adalah mengirimkan surat yang berisikan informasi tentang BOS ke rumah orang tua siswa, sedangkan pendekatan lain adalah memberikan buku saku tentang BOS dengan gratis. Sekolah yang dievaluasi dipilih secara acak dan dimasukkan dalam tiga kelompok, tergantung pada apakah orang tua di sekolah itu menerima surat, buku saku atau tidak menerima keduanya (sebagai kelompok pembanding). Pemilihan sekolah secara acak dan memasukkannya dalam beberapa kelompok yang berbeda dilakukan agar dapat melihat dampak sebenarnya dari berbagai pendekatan kampanye pada pengetahuan orang tua dan partisipasi. Rapat sekolah yang difasilitasi oleh kepala sekolah atau tokoh masyarakat secara signifikan memperbaiki pengetahuan dan partisipasi orang tua. Proporsi orang tua yang memiliki Papan pengumuman BOS baru yang berwarna disediakan di sekolah yang berpartisipasi dalam evaluasi program BOS pengetahuan tentang tujuan BOS meningkat hingga 16 persen sebagai hasil dari kegiatan rapat sekolah (Grafik 4). Rapat tersebut rapat sekolah. Di Sumbawa, sekitar tiga perempat orang tua siswa juga berhasil memperkaya pengetahuan yang diperlukan untuk menghadiri rapat sekolah. berpartisipasi aktif pada urusan sekolah. Jumlah orang tua yang mengetahui penggunaan dana BOS dua kali lebih banyak di Dampak pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada para orang sekolah yang mengadakan rapat sekolah dibandingkan dengan tua lebih kecil dibanding dampak rapat sekolah. Proporsi orang tua sekolah yang tidak mengadakan rapat (sekolah pembanding). yang mengetahui besaran dana BOS per siswa meningkat sebanyak Komponen penting dari keberhasilan pendekatan ini dapat tujuh persen bagi mereka yang memang menjadi sasaran penerima dihubungkan dengan tingginya angka kehadiran orang tua saat SMS (Grafik 5). Meski demikian, pesan-pesan singkat tersebut Grafik 4: Rapat sekolah berhasil meningkatkan kesadaran serta menyampaikan pengetahuan yang lebih rinci tentang Program BOS Dampak rapat sekolah pada pengetahuan orang tua tentang tujuan dan penggunaan BOS. 60 % orang tua yang tahu 60 % orang tua yang tahu penggunaan tujuan BOS BOS yang diperbolehkan 50 50 40 40 % orang tua % orang tua 30 30 20 20 10 10 0 0 Kelompok Sekolah yang Kelompok Sekolah yang pembanding mengadakan pembanding mengadakan rapat sekolah rapat sekolah Catatan: Secara acak sekolah dibagi menjadi dua kelompok – satu kelompok pembanding yang tidak mengadakan rapat sekolah dan kelompok perlakuan (treatment group) yang mengadakan rapat. Perbedaan antara proporsi orang tua di tiap kelompok yang mengetahui tentang BOS adalah pengaruh perlakuan secara rata-rata. Perbedaannya signifikan secara statistik pada tingkat 1 persen. 4 nampaknya tidak memperbaiki pengetahuan orang tua tentang Foto: World Bank tujuan BOS. Kecilnya pengaruh pengiriman SMS berhubungan dengan masalah dalam pengiriman SMS kepada orang tua. Dari total jumlah orang tua yang dipilih untuk menerima SMS, hanya sepertiga yang benar-benar menerimanya. Hal ini terjadi karena nomor telepon seluler salah, terkirim ke anggota keluarga yang lain atau pesan dihapus sebelum orang tua membacanya. Sebagian masalah ini adalah risiko yang berhubungan dengan penggunaan pendekatan jenis ini. Namun demikian, jika masalah salah sasaran ini (misalnya nomor telepon salah) dapat diperbaiki, maka akan meningkatkan dampak umum pendekatan ini. Grafik 5: Pesan singkat (SMS) memberikan dampak tak terlalu tinggi pada kesadaran tentang BOS Dampak pesan singkat pada pengetahuan orang tua tentang besaran dana BOS per siswa Pesan singkat yang dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi secara langsung tentang BOS kepada orang 60 % orang tua yang tahu tua siswa di Kota Malang, Jawa Timur besaran dana BOS per siswa 50 menerima papan pengumuman, alih-alih sekolah dipilih secara acak untuk menerima papan pengumuman. Meski demikian, 40 banyak orang tua yang melaporkan telah melihat papan pengumuman baru, dan nampaknya pesan dan informasi tentang % orang tua Program BOS yang ada di papan meningkatkan kesadaran mereka. 30 20 V. Kesimpulan dan Pelajaran yang Didapat Memberdayakan orang tua dan masyarakat dengan pengetahuan 10 tentang BOS sangat penting agar Program BOS menjadi transparan, akuntabel dan terbuka pada partisipasi orang tua. 0 Hal ini juga penting bagi reformasi manajemen berbasis sekolah Kelompok Pesan singkat yang yang lebih luas. Sangat penting untuk memastikan bahwa orang pembanding dikirimkan ke orang tua tua, khususnya orang tua miskin, memahami sumber daya yang tersedia di sekolah untuk mereka dan bahwa mengurangi Catatan: Orang tua dipilih secara acak dan dibagi dalam dua kelompok sumber daya tersebut akan membawa dampak pada kontribusi – satu kelompok pembanding yang tidak menerima pesan singkat mereka bagi sekolah. Indonesia, dengan rentang geografis dan dan kelompok perlakuan yang menerima pesan singkat. Perbedaan keberagaman yang luas, dan masyarakat yang tinggal tersebar, antara proporsi orang tua di tiap kelompok yang tahu tentang BOS memahami bahwa kampanye informasi yang digarap serius adalah pengaruh rata-rata dari perlakuan tersebut. Perbedaan sangatlah penting. Sama pentingnya dengan keputusan memakai signifikan secara statistik pada tingkat 5 persen. kampanye untuk menguji berbagai teknik diseminasi informasi. Mengirimkan surat dan membagikan buku saku kepada orang tua Kampanye televisi nasional nampaknya diingat oleh banyak orang tidak memberikan dampak yang jelas pada pengetahuan tentang tua di Indonesia. Ada bukti bahwa orang tua yang menonton BOS. Saat sebagian besar orang tua menerima surat dan buku saku, kampanye tersebut memiliki pengetahuan yang lebih tinggi nampaknya surat tersebut tidak dibaca atau pesan tidak jelas dan buku tentang tujuan BOS. Iklan yang menampilkan pesohor atau fokus saku tersebut dibuang atau pesan tentang BOS tidak dipedulikan. pada suatu logo atau ikon (contohnya balon “meringankan� beban anak-anak) cenderung paling diingat. Namun, kampanye televisi Di dua wilayah percobaan, papan pengumuman BOS yang baru nasional cenderung mahal, dan efektivitas kampanye televisi harus dan berwarna-warni dipasang di sekolah yang ikut dievaluasi. mempertimbangkan pula intervensi berbasis sekolah yang lebih Sebagai bagian dari evaluasi, sulit mengukur dampak pemasangan murah dan efektif seperti yang sudah dicobakan pada kampanye papan tersebut pada pengetahuan orang tua karena semua sekolah ini. 5 Advertorial cetak nampaknya bukan cara yang efektif untuk Foto: World Bank berkomunikasi dengan orang tua, namun bekerja dengan jurnalis untuk memperbaiki pemberitaan sangatlah bermanfaat. Intervensi media yang dilaksanakan telah mendorong pemberitaan tentang BOS menjadi lebih akurat dan berimbang. Intervensi tersebut juga efektif untuk meningkatkan pemberitaan BOS di media dan memperbaiki nada pemberitaan. Melanjutkan kerja dengan jurnalis penting sekali untuk memastikan BOS diberitakan dengan adil dan terus menjadi topik yang memperoleh perhatian besar di media. Interaksi sekolah-orang tua secara langsung menawarkan cara yang efektif untuk memberi tahu orang tua tentang Progam BOS. Khususnya:  Rapat sekolah nampaknya sebuah cara yang sangat efektif untuk berkomunikasi dengan orang tua. Mengadakan rapat sekolah tidak makan biaya dan memperhitungkan besarnya dampak pada pengetahuan orang tua, ongkos yang dikeluarkan sangatlah murah.  Pesan singkat adalah pendekatan yang cukup menjanjikan, namun kesulitan pelaksanaannya mengurangi dampak yang Rapat sekolah diselenggarakan sebagai bagian dari kampanye tentang BOS di SDN Kukin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dapat dihasilkan. Jika kesulitan untuk menjangkau orang tua yang tepat dapat diatasi, cara ini dapat menjadi alternatif bagi Kampanye informasi harus diadakan secara rutin untuk rapat sekolah. menguatkan informasi yang ada dan juga untuk menyampaikan  Papan pengumuman berpotensi meningkatkan pengetahuan perubahan program. Sejak evaluasi diadakan, jumlah dana BOS per orang tua tentang BOS dan menjadi pelengkap yang berguna siswa telah meningkat, dan penting sekali untuk menyampaikan pada pendekatan lain yang telah dicobakan. perubahan tersebut jika orang tua akan terus meminta sekolah bertanggung jawab terhadap dana BOS. Lebih jauh lagi, riset Berbagai strategi komunikasi yang ada juga memperbaiki terbaru dari India menyarankan bahwa kampanye informasi yang bagian-bagian yang berbeda dalam pengetahuan tentang bersifat rutin jauh lebih efektif daripada kampanye sekali-kali.2 BOS. Contohnya, rapat sekolah memperbaiki pengetahuan tentang tujuan dan penggunaan BOS, sedangkan pesan singkat Menemukan sumber daya yang diperlukan untuk mengadakan memperbaiki pengetahuan tentang alokasi BOS per siswa. Perlu kampanye informasi secara rutin tidak mudah. Namun biaya untuk dilaksanakan studi lebih lanjut untuk memahami alasan di balik kampanye semacam ini harus dipertimbangkan mengingat potensi temuan-temuan ini, namun semua temuan ini untuk sementara manfaat yang datang dari akuntabilitas orang tua yang lebih kuat menyarankan bahwa kombinasi beberapa pendekatan sangat di tingkat sekolah. Temuan studi ini menyarankan bahwa biaya efektif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi orang tua kampanye informasi tidak harus berlebihan dan bahkan cukup dalam urusan sekolah. murah untuk mendorong orang tua berperan lebih aktif di sekolah anak-anak mereka. 2 Pandey, P., Goyal, S. and V. Sundararaman. (2011). ‘Does information improve school accountability? Results from a large randomized trial’. World Bank South Asia Discussion paper series, No. 49 dicetak menggunakan kertas daur ulang Penyusunan dokumen ini sebagian didanai oleh Pemerintah Belanda di bawah pengawasan Bank Dunia. Temuan, interpretasi dan kesimpulan yang dijabarkan dalam dokumen ini tidak secara otomatis mencerminkan pandangan Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Belanda. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Mae Chu Chang, mchang@worldbank.org, atau Samer Al-Samarrai, salsamarrai@worldbank.org Sektor Pembangunan Manusia Kantor Bank Dunia Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2, Lt. 12 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Telepon: (021) 5299 3000 Faks: (021) 5299 3111 www.worldbank.org/id/education