Catatan Operasional 2 Menggali Lebih Dalam: Melakukan Pemahaman Masalah Secara Iteratif Setelah tersentak dengan penemuan bahwa sertifikasi guru pada kenyataannya tidak terlalu berkorelasi dengan kinerja murid pada Ujian Nasional (lihat Catatan Operasional 1, “Buat Tetap Sederhana: Mendukung Pemerintah Daerah dalam Memahami Masalah Berbasis Bukti”). Tim pemerintah Kabupaten Belu yang didukung oleh program MELAYANI tergerak untuk menelusuri lebih jauh mengenai hal-hal apa yang sebenarnya menentukan kualitas pendidikan di kabupaten mereka. Catatan operasional ini mendokumentasikan perjalanan tim Kabupaten Belu dalam mengarahkan kembali fokus pemikiran mereka pada tantangan-tantangan kunci dan kemudian menelusuri lebih dalam berbagai penentu pendidikan yang berkualitas. Catatan ini mengangkat tantangan-tantangan utama yang dihadapi oleh pemangku kepentingan pemerintah daerah, tidak hanya dalam mendefinisikan dan memahami masalah yang mereka hadapi, melainkan juga dalam mengartikulasikannya melalui cara yang memudahkan mereka dalam mencapai tujuan yang lebih luas. Catatan ini juga menyoroti seringnya muncul godaan untuk berpikir seperti biasanya dipraktekkan yaitu melalui jalur program atau hierarki, sehingga butuh kesadarah untuk kembali berpikir dengan orientasi pemecahan masalah. Rangkaian catatan operasional ini bertujuan untuk membagi pengalaman dan pelajaran praktis dari MELAYANI – Untangling Problems in Improving Basic Services (Menguraikan Permasalahan Perbaikan Layanan Dasar di Indonesia). MELAYANI adalah program yang membangun kapasitas pemerintah daerah untuk menanggulangi masalah-masalah layanan dasar di tingkat kabupaten. Hal ini dilakukan dengan membantu pemerintah kabupaten mengidentifikasi masalah penting, menguraikannya, menganalisis bagian-bagian dari uraian tersebut, dan mengembangkan serta menyempurnakan solusi atas masalah yang dihadapi. Metodologi pemecahan masalah mengacu pada metodologi adaptasi iteratif berbasis masalah (Problem Driven Iterative Adaptation atau PDIA) yang dikembangkan oleh sebuah tim di Universitas Harvard. Metodologi ini berfokus membangun pemahaman tim atas masalah dan solusi, memberdayakan staf lokal untuk berinovasi dan bereksperimen, menggunakan data untuk memahami masalah dan penyebabnya, dan mengiterasikannya menjadi solusi yang berkelanjutan. Program ini menekankan bahwa para staf harus berupaya untuk memahami masalah dan mengidentifikasi serta mengimplementasikan solusi. MELAYANI menyediakan perangkat untuk mendukung proses tersebut, dipandu oleh pelatih terlatih yang didukung oleh seorang mentor dengan keahlian dalam metodologi PDIA. MELAYANI dilaksanakan melalui dukungan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan dikelola oleh Bank Dunia. Mulai dari Mana? melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk mengumpulkan lebih banyak informasi. Walaupun tim pemerintah di Kabupaten Belu Melakukan kunjungan sekolah untuk melihat pada awalnya berpikir bahwa sertifikasi guru kegiatan yang sudah berjalan dengan baik atau yang tidak memadai merupakan penyebab sebaliknya mungkin terlihat sebagai sebuah utama dari hasil belajar yang buruk, mereka pendekatan yang sudah umum dilakukan. bersedia untuk mempertimbangkan kembali Namun, melakukan kunjungan sekolah untuk asumsi tersebut ketika dihadapkan dengan belajar dari pengalaman kepala sekolah, guru, bukti bahwa hanya ada sedikit korelasi antara murid, maupun komite sekolah merupakan keberadaan guru bersertifikasi dan nilai ujian sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh staf murid yang lebih tinggi.1 Pemerintah Kabupaten Belu. Biasanya mereka mengunjungi sekolah untuk melakukan kajian Selain itu, evaluasi atas nilai ujian menunjukkan mengenai topik-topik spesifik terkait program bahwa beberapa sekolah pedesaan memiliki atau untuk tujuan monitoring. Meskipun pada kinerja yang lebih baik dari yang diharapkan prinsipnya tim bersepakat untuk mencoba dan beberapa sekolah perkotaan menunjukkan memahami faktor-faktor apa yang mendukung kinerja yang buruk. Temuan bahwa sekolah pembelajaran murid, para anggota tim menengah dengan skor tertinggi adalah sekolah mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan di daerah pedesaan tanpa listrik dan sekolah mengenai bagaimana pendekatan yang harus dasar dengan skor terendah berada di tengah mereka lakukan terhadap isu-isu sekolah kota, menggugurkan banyak asumsi yang ada tersebut. Hal ini sebagian disebabkan oleh karena sebelumnya. Informasi tersebut membuat yang dilakukan sangat berbeda dari pendekatan tim mempertanyakan pemahaman mereka “monitoring” yang biasa mereka lakukan. tentang isu ini dan mereka memutuskan untuk Hasilnya , masing-masing anggota tim berusaha Dimanakah Belu? Belu terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, di perbatasan Timor Leste. Berdasarkan proyeksi populasi tahun 2017, kabupaten ini memiliki populasi lebih dari 350.000 orang, 80% diantaranya tinggal di daerah perdesaan. Tingkat kemiskinan Belu berada pada 15,7%, berdasarkan perhitungan staf Bank Dunia menggunakan data BPS tahun 2018. Sebagai dampak dari konflik setempat, kabupaten ini juga memiliki sekumpulan populasi pengungsi. 1 Lihat “Berpikir Sederhana- Mendukung Pemerintah dalam Pemahaman Masalah Berbasis Bukti” dalam rangkaian catatan operasional ini. 2 merumuskan tujuan yang lebih spesifik secara tentang pertemuan staf rutin, serta pengawasan programatik, yang kemudian menghasilkan ide- dan dukungan dari kepala sekolah yang kadang- ide yang sangat berbeda tentang apa tujuan dari kadang melibatkan guru lain untuk secara kunjungan mereka sebenarnya. bersama-sama membahas atau memecahkan masalah sebagai kelompok. Hal ini membantu Pada akhirnya, melalui beberapa fasilitasi, tim para guru untuk saling belajar, menemukan memutuskan untuk melakukan pendekatan yang solusi dan berbagi antara satu sama lain. Seorang sangat sederhana, yaitu dengan mengajukan guru di lokasi tanpa listrik bercerita, “jika saya dua pertanyaan yang akan memungkinkan guru pergi ke Atambua [ibukota kabupaten], saya dan kepala sekolah untuk berbagi pengalaman mencoba menjelajah (internet) untuk mencari mereka: hal-hal baru yang dapat saya lakukan di kelas. Lalu saya berbagi dengan guru-guru lain di sini.“ • Faktor-faktor apa saja yang mendukung Satu sekolah berkinerja tinggi menggambarkan keberhasilan guru dalam mengajar murid pengawas sekolah mereka2 sebagai pihak yang sekolah? cukup terlibat di sekolah, namun hal ini tidak terjadi di sekolah lain. • Hambatan/ tantangan apa yang dialami oleh guru selama proses belajar mengajar? Di sekolah-sekolah berkinerja rendah, para guru cenderung kurang berminat untuk menceritakan Mengunjungi Sekolah pengalamannya dan ketika mereka memutuskan untuk bercerita, penjelasan mereka tidak terlalu berfokus pada kegiatan yang biasa Anggota tim yang mengunjungi sekolah-sekolah mereka lakukan di kelas dan mereka cenderung dalam kategori berkinerja terbaik dan terburuk menyampaikan kondisi di mana mereka merasa adalah staf dari Bagian Data Dinas Pendidikan terdemotivasi dan kewalahan. Seringkali tidak yang didampingi oleh pelatih/coach dan mentor ada pertemuan staf maupun pengawasan di program MELAYANI. Hasil dari kunjungan sekolah-sekolah ini dan bilamana ada, fokus mereka ke sekolah-sekolah memberikan pertemuan maupun pengawasan adalah murni suatu pencerahan, menyoroti pentingnya pada masalah administrasi. Guru pun merasa kepemimpinan kepala sekolah maupun sistem kurang mendapatkan dukungan dalam hal pendukung bagi para guru. interaksi dengan murid. Ada perbedaan nyata antara sekolah berkinerja Seorang kepala sekolah baru telah ditempatkan tinggi dan rendah. Di sekolah yang berkinerja pada satu sekolah berkinerja tinggi dan para lebih baik, para guru bersemangat untuk berbagi guru dapat membandingkan kepemimpinannya pengalaman dan hal-hal baru yang mereka coba dengan kepemimpinan kepala sekolah serta lebih nyaman mendiskusikan berbagai sebelumnya. Kepala sekolah sebelumnya sangat tantangan yang mereka hadapi. Mereka bercerita mendukung dan bersikap transparan, sementara 2 Pengawas sekolah dipekerjakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten untuk memberikan dukungan teknis dan melakukan pengawasan atas sekelompok sekolah. Secara teori, mereka dapat membawa keahlian yang mumpuni bagi kepala sekolah dan guru, dan memberikan pendampingan melalui kunjungan sekolah dan memfasilitasi diskusi di seluruh sekolah. 3 kepala sekolah baru belum pernah mengadakan sejumlah konsep, mulai dari motivasi individu pertemuan dengan para guru semenjak ia untuk mengajar, pengelolaan sekolah, dan menjabat beberapa bulan sebelumnya. Kepala kepemimpinan hingga praktik pengujian. Pada sekolah baru juga belum membagikan informasi akhir diskusi, kelompok ini menyusun sebuah mengenai anggaran sekolah dengan mereka. daftar yang berisi 13 konsep terkait kompetensi Para guru di sekolah ini menjelaskan dampak guru secara umum. (negatif) dari perubahan tersebut pada kinerja dan semangat mereka untuk bekerja dan belajar. Pada titik ini, pelatih/coach dan tim mengalami sedikit kesulitan dalam prosesnya. Meskipun tim Berbagi dan Mengiterasi telah berhasil mencetuskan beberapa pemikiran Masalah - kembali ke yang bagus tentang berbagai aspek dari masalah fishbone diagram yang mereka hadapi, mereka mengalami kesulitan dalam menentukan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutnya. Yang menjadi Tim kecil yang telah melakukan kunjungan salah satu masalah tampaknya adalah tentang sekolah membagikan temuan dari kunjungan bagaimana mengelompokkan berbagai gagasan mereka, baik dengan tim Pendidikan yang lebih mereka untuk ditelusuri secara lebih mendalam besar dan juga pada pertemuan seluruh unit serta identifikasi potensi beberapa isu mendasar kerja dinas yang mencakup kepala sekolah dan yang kemungkinan tumpang tindih satu sama perwakilan guru. lain. Mentor dari Bank Dunia memberikan dukungan pendampingan dalam hal ini guna Di dalam tim, pelatih/coach program MELAYANI membantu coach dalam membentuk klaster- memfasilitasi diskusi yang lebih terfokus pada klaster yang lebih jelas dan mengarahkannya beberapa isu yang mereka temukan dalam kembali ke tim untuk melakukan diskusi dan kunjungan lapangan. Secara khusus, kelompok melanjutkan proses ke tahapan berikutnya. tersebut mendiskusikan secara lebih mendalam Subtema dalam diskusi ini ditulis pada lembaran tentang apa yang mereka sebut dengan post-it sehingga mudah untuk dipindahkan. “kompetensi guru.” Gagasan ini mencakup Pendampingan oleh mentor dari Bank Dunia membantu pelatih progam MELAYANI untuk menyusun kembali fishbone diagram 4 Penelusuran yang Lebih sehingga dinas dapat dengan lebih mudah Mendalam dengan menyertakan tantangan tersebut dalam Melibatkan Sekolah dokumen perencanaan mereka. Arahan ini serta merta menimbulkan dilema yang menarik (sekaligus memberi pencerahan) terkait: Sebagai bagian dari diskusi seputar penyusunan bagaimana cara berbicara dengan komite kembali fishbone diagram, tim Pendidikan Belu sekolah? yang lebih besar memutuskan bahwa mereka ingin menelusuri lebih jauh tiga isu yang menurut Selama beberapa tahun terakhir, Kementerian mereka mempengaruhi kualitas pembelajaran. Pendidikan memberikan arahan terkait independensi komite sekolah. Hal ini diakibatkan Isu pertama yang mereka sebut dengan “kegiatan karena adanya kekhawatiran bahwa komite belajar mengajar” mencakup kegiatan di dalam digunakan untuk mengumpulkan dana untuk kelas. Di antara ketiga isu yang diajukan, isu ini kepentingan sekolah setelah pemerintah merupakan yang paling mudah untuk ditelusuri, memberlakukan aturan penghapusan biaya terlebih karena tim tersebut sangat tertarik sekolah. Walaupun arahan terutama ditujukan dengan temuan-temuan yang terungkap dari untuk sekolah, hal ini menimbulkan kewaspadaan pertanyaan terbuka yang mereka ajukan pada pada sebagian unit kerja di Dinas Pendidikan kunjungan sekolah sebelumnya. Mereka merasa Kabupaten untuk tidak terlibat dengan komite masih banyak hal lain yang dapat mereka pelajari sekolah dalam urusan apa pun, karena khawatir terkait hal ini. mereka akan dianggap menyalahi prosedur. Selama bertahun-tahun, Dinas Pendidikan Dua isu lain yang ingin mereka telusuri adalah (i) Kabupaten Belu tidak berinteraksi secara formal efektivitas komite sekolah dan (ii) pemahaman dengan komite sekolah kecuali jika ada masalah tentang dampak dari beban administrasi sekolah yang serius. Pada akhirnya, meskipun (khususnya administrasi Bantuan Operasional ada norma-norma yang terpaksa dipinggirkan Sekolah (BOS)3 terhadap kegiatan mengajar. agar tim dapat memulai pembicaraan ini, dilema mengenai isu keterlibatan komite sekolah Dalam kaitannya dengan komite sekolah, ada yang ditelusuri oleh tim teratasi melalui surat pemahaman secara luas bahwa komite tidak resmi kepada sekolah dan komite sekolah yang berfungsi sebagaimana mestinya. Walaupun menjelaskan tujuan diskusi dengan tim. tampaknya ada pemahaman umum tentang mengapa hal tersebut terjadi, Badan Terakhir, isu administrasi BOS ditelusuri melalui Perencanaan Daerah meminta tim berbicara proses dokumentasi yang serupa, meskipun dengan komite sekolah dan mendokumentasikan temuan awal menunjukkan bahwa isu terkait tantangan-tantangan yang mereka hadapi hal ini cenderung dilebih-lebihkan. Rincian 3 BOS adalah pendanaan sekolah berbasis kapitasi yang dibayarkan oleh pemerintah pusat ke sekolah-sekolah untuk menambah dana yang disediakan oleh pemerintah kabupaten. Dari perspektif aliran dana, BOS ditransfer dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi, yang kemudian mencairkan dana ke kabupaten. Pembelanjaan dan pelaporan terperinci tentang pengeluaran dana BOS diatur oleh peraturan Menteri Pendidikan dan ada pelaporan paralel tentang penyerapan dana oleh kabupaten kepada Kementerian Keuangan. 5 masalah awal telah menunjukkan bahwa Penyusunan Pernyataan isu ini adalah tantangan bagi semua guru, Masalah walaupun kunjungan ke sekolah pada awalnya menunjukkan bahwa isu ini hanya berdampak pada guru yang bertanggung jawab atas Desain pendekatan program MELAYANI mengacu pelaporan. Semakin hari semakin jelas bahwa pada pengalaman Bank Dunia sebelumnya isu ini bersifat politis dan cenderung merupakan dalam hal bekerja dengan pemerintah daerah. sebuah pengalihan. Isu ini bersifat politis Pengalaman itu menunjukkan bahwa para karena Bupati mengajukan proposal untuk pemangku kepentingan pemerintah daerah menempatkan seorang administrator di setiap seringkali tertarik untuk mempelajari hal-hal sekolah, yang mana hal ini menciptakan posisi baru namun kesulitan dalam memformulasikan pegawai negeri baru dan karenanya ada harapan apa yang mereka ketahui, mengartikulasikan yang tersirat bahwa staf harus mengidentifikasi pertanyaan yang jelas, dan mengaitkan isu ini sebagai masalah untuk mendukung solusi pertanyaan-pertanyaan itu dengan masalah yang diinginkan pimpinan mereka. Isu ini juga yang tengah mereka coba atasi. tampak seperti pengalihan karena meskipun ada beban administrasi yang mengakibatkan guru Meskipun PDIA (Problem Driven Iterative harus meninggalkan kegiatan mengajar di kelas Adaptation atau metodologi adaptasi iteratif (administrasi BOS menjadi salah satunya), ada berbasis masalah) yang digunakan dalam masalah yang lebih serius yaitu tentang tingkat program MELAYANI menyediakan langkah- kehadiran guru yang buruk namun tidak terkait langkah yang jelas untuk mengatasi masalah- dengan masalah administrasi. masalah ini, yaitu: pertama dengan meminta kelompok untuk mengklarifikasi masalah mereka Dengan mempertimbangkan topik-topik ini, secara menyeluruh dan kemudian menggunakan tim mendesain fase penelusuran mereka fishbone diagram untuk mengurainya, tim selanjutnya, termasuk di dalamnya: (i) desain program MELAYANI merasa bahwa penyusunan serangkaian pertanyaan dasar mereka memerlukan pernyataan masalah yang yang ingin mereka ajukan, (ii) faktor-faktor lebih terperinci. Untuk menanggapi hal ini, tim dalam memilih sekolah yang akan dikunjungi manapun yang mengerjakan analisis tambahan (termasuk skor tes, populasi pengungsi internal diminta untuk menyusun “rencana penguraian (internally displaced person atau IDP), akses, dan masalah”. Untuk menstimulasi tim agar dapat keterlibatan orang tua), dan (iii) bagaimana tim menyusun rencana yang jelas dan terfokus akan menyampaikan tentang penelusuran yang atas pekerjaan mereka hingga ke tahapan mereka lakukan kepada staf sekolah dan orang format rencana penguraian masalah, diajukan tua murid. Diskusi ini dengan cepat berkembang serangkaian pertanyaan yang mencakup: menjadi proses pertimbangan yang sangat baik di antara anggota kelompok tentang bagaimana • Apa yang ingin kamu pelajari? mengelola dinamika kuasa/power dynamic • Mengapa ini penting untuk kabupaten (sebagai staf Dinas Pendidikan yang datang ke ini? (misalnya, bagaimana kaitannya sekolah), mengingatkan diri untuk mendengarkan dengan “masalah besar” yang sedang (ketimbang memberikan instruksi), dan untuk Anda coba atasi?) secara umum berkomunikasi secara efektif. 6 • Apa yang sudah Anda ketahui tentang dari penelusuran tersebut. Secara khusus, mereka masalah ini? kesulitan dalam mengartikulasikan bagaimana • Apa pertanyaan utama penelitian Anda? mengaitkan submasalah mereka dengan masalah umum yang tengah mereka telusuri. Rencana penguraian masalah juga mencakup rincian tentang metode apa yang akan digunakan Tim menemukan kesulitan dalam menyusun narasi tim untuk mengumpulkan informasi, data apa yang dapat menjelaskan keterkaitan submasalah yang akan mereka gunakan (termasuk bagaimana mereka dengan tujuan umum peningkatan mereka dapat memilih responden, jika perlu), kualitas pendidikan. Salah satu penyebabnya siapa yang akan melakukan analisis dan adalah karena tim memutuskan untuk menelusuri bagaimana, peserta mana yang akan diberitahu tiga isu sekaligus, bukan hanya satu. Dalam benak tentang pekerjaan tim dan pertimbangan tim dan pelatih/coach, ketiga isu tersebut terkait etis terkait. Selain itu, tim juga diminta untuk dengan aktor/pelaku yang terlibat dalam sistem menetapkan garis waktu dan merinci sumber pendidikan. Belajar mengajar terkait dengan daya apa saja yang mungkin mereka butuhkan. guru, fungsi komite sekolah terkait dengan komite sekolah, dan tuntutan administrasi Meskipun bukan bagian dari proses PDIA “murni”, yang berlebihan terkait dengan kepala sekolah. rencana penguraian masalah membantu Ini mempengaruhi pendekatan tim terhadap mengembalikan tim untuk fokus pada apa yang pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, ingin mereka capai. Idenya adalah bahwa tim misalnya: menanyakan kepada guru tentang dapat menyempurnakan rencana penguraian pengajaran dan menanyakan kepada komite dan masalah selama mereka menjalani proses. Hal administrator tentang peran mereka masing- ini akan membantu mereka mengklarifikasi masing. “cerita” di balik masalah mereka sekaligus juga berfungsi sebagai perangkat yang dapat Fokus pada pelaku ini mengarahkan mereka pada membantu mereka mendapatkan kejelasan kecenderungan untuk menghasilkan sebuah tentang apa yang mereka inginkan dan dalam daftar atas semua masalah potensial yang mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan. terkait dengan masing-masing pelaku, alih-alih berpegang pada masalah yang telah diidentifikasi Keraguan tentang sebagai mendesak yang telah mereka sepakati Pendefinisian Masalah sebelumnya. Kecenderungan untuk “menyatakan” masalah secara ringkas dan merujuk pada pelaku di pusat submasalah memungkinkan munculnya Menariknya, walaupun tim dapat berdiskusi beragam interpretasi atas masalah tersebut atau secara baik tentang aspek-aspek terperinci dari apa yang disebut dengan “problem-creep”. submasalah yang telah mereka identifikasi, baik pelatih/coach maupun tim mengalami kesulitan Contoh problem-creep terjadi ketika tim mulai untuk menyusun cerita singkat tentang alasan menelusuri masalah yang terkait dengan mengapa mereka melakukan penelusuran isu-isu tersebut komite sekolah tidak berfungsi secara efektif. secara khusus dan apa yang ingin mereka ketahui 7 Ketika tim awalnya membahas masalah terkait menunjukkan bahwa hal tersebut mencakup dengan komite sekolah, mereka tertarik pada unsur-unsur penting termasuk dukungan dari bagaimana komite mendukung lingkungan kepala sekolah dan guru lain, serta potensi sekolah yang lebih baik. Ini termasuk membantu peran yang lebih besar dari pengawas sekolah. memastikan kehadiran guru, memastikan Namun, ketika fokus submasalah didefinisikan kedisiplinan murid, dan bekerja sama dengan oleh pelaku terkait, yaitu guru, dimensi lain dari kepala sekolah untuk membuat keputusan peran pelaku lainnya dalam mendukung kinerja untuk kepentingan sekolah dengan mengawasi guru menjadi tidak terlihat, dan masalah seperti penggunaan dana BOS (sebagai bagian dari peran sertifikasi dan penggunaan perangkat yang formal mereka). Secara khusus, banyak sekolah disyaratkan seperti form perencanaan (alih-alih di Belu yang mempekerjakan guru dengan tentang kegunaan perangkat yang ada) muncul menggunakan dana BOS, suatu proses yang kembali menjadi fokus dari definisi masalah. seharusnya melibatkan komite sekolah namun seringkali tidak demikian pada kenyataanya. Ada beberapa penyebab potensial mengapa tim mengalami kesulitan-kesulitan tersebut. Namun, dengan berubahnya pencakupan Yang pertama adalah dominasi orientasi submasalah yang kemudian menjadi salah satu pada kepatuhan dalam manajemen publik di isu penelusuran, yaitu isu “komite sekolah”, Indonesia. Kinerja yang baik didefinisikan sebagai fokus penelusuran bergeser pada apakah komite kepatuhan pada peraturan dan kekurangan melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan dalam kinerja diasumsikan bersumber dari alih-alih pada fungsi efektif yang dapat kegagalan untuk sepenuhnya mematuhi dilakukannya atau pada apa yang menyebabkan peraturan. mereka menjadi tidak efektif. Melihat kembali ke fishbone diagram dan mengingat bahwa kurang Mengartikulasikan masalah spesifik dari kinerja berfungsinya komite sekolah bukanlah masalah keseluruhan sistem bukanlah sesuatu yang yang berdiri sendiri melainkan faktor yang mudah bagi tim Pendidikan Belu, dibandingkan berkontribusi memperburuk atau memperbaiki dengan menyelenggarakan program untuk masalah lainnya, membantu tim mempertajam mengelola satu komponen sistem. Mereka tidak pertanyaan mereka untuk lebih fokus pada terbiasa mengartikulasikan isu sebagai masalah efektivitas komite sekolah. dan cenderung untuk kembali ke cara berpikir mereka secara program dan berfokus hanya Masalah serupa muncul di seputar isu “belajar pada satu bagian tertentu dari sebuah sistem. Ini mengajar”. Sebagai satu isu yang ditelusuri, terkait dengan fakta bahwa dari tingkat nasional topik belajar mengajar memiliki potensi untuk ke tingkat daerah, masing-masing kementerian dikaitkan dengan banyak aspek lingkungan dan dinas terdapat kecenderungan yang tinggi kelas, sehingga kelompok memutuskan untuk untuk menggunakan pendekatan yang terpisah- memperketat definisi submasalah dengan pisah (siloed). berfokus pada hal apa yang mendukung guru untuk dapat mengajar dengan lebih baik. Terkait dengan hal ini, diperlukan suatu Wawancara awal dengan guru dan kepala sekolah perubahan dalam cara berpikir tim untuk 8 memikirkan bagaimana tindakan-tindakan Elemen kunci dalam proses ini adalah tanya berbeda yang menjadi tanggung jawab masing- jawab dan diskusi atas temuan awal, khususnya masing pelaku dalam sistem secara bersama pertanyaan “Apakah informasi yang dikumpulkan memberikan berkontribusi (atau tidak) pada membantu tim dalam menanggapi masalah tujuan yang ingin dicapai, seperti misalnya yang ditelusuri?” Dengan hanya mengumpulkan memberi dukungan kepada guru agar efektif informasi dari sekolah, tim harus benar-benar di kelas. Terakhir, ada kecenderungan untuk mempertimbangkan apa yang ingin mereka secara cepat “menyatakan” masalah dengan ketahui. Ini merupakan hal yang sangat baru menggunakan istilah yang familier dalam lingkup bagi anggota tim, yang terbiasa mengumpulkan birokrasi. Hal ini mungkin berguna dalam hal informasi tanpa memperhatikan bagaimana komunikasi internal namun juga disertai risiko informasi tersebut akan digunakan kelak — hilangnya fokus pada masalah yang telah mereka termasuk menuliskan respon wawancara dan identifikasikan sebelumnya. kemudian “menerima respon-respon tersebut” tanpa memikirkan apakah informasi itu berguna Mengurai Tantangan dan atau tidak. Memahami “Masalah” Proses melakukan kunjungan sekolah sedikit berbeda untuk berbagai isu yang ditelusuri. Meskipun masih mengalami sedikit kesulitan Setelah setiap kunjungan sekolah, tim duduk dalam menyusun pernyataan masalah, pelatih/ bersama dan menuliskan pada lembaran kertas coach dan tim tetap terus melakukan kunjungan tempel pelajaran utama atau gagasan-gagasan ke sekolah-sekolah yang telah mereka tentukan. baru tentang dua dari tiga isu mereka: “belajar mengajar” dan peran komite sekolah. Setelah Dengan dukungan mentor dari Bank Dunia, kunjungan sekolah yang pertama, pertanyaan tim melakukan pendekatan yang sangat iteratif untuk komite sekolah direvisi untuk lebih fokus dalam merancang panduan pertanyaan untuk pada pemahaman tentang kolaborasi komite digunakan dalam kunjungan mereka. Kelompok sekolah. Pertanyaan seputar dukungan bagi ini mengembangkan panduan pertanyaan awal, guru di kelas tidak direvisi, namun tim mulai mengujinya di dua sekolah, menghabiskan mengelompokkan masalah-masalah utama satu hari untuk mendalami temuan-temuan dan kemudian menindaklanjuti tema-tema yang mereka dapatkan dalam kunjungan dan yang muncul seperti misalnya pengawasan dan memperbaiki pertanyaan, dan kemudian masukan dari kepala sekolah, dukungan dari mengulangi prosesnya. Ternyata hal ini menjadi pengawas sekolah, dll. Pada isu ketiga, yaitu momen yang menentukan bagi mereka dalam beban administrasi, dalam setiap kunjungan memahami tujuan mereka sendiri dan juga sekolah tim berupaya untuk membangun peta mendorong mereka untuk berpikir lebih jernih proses administrasi dengan mempertajam tentang bagaimana mereka akan menggunakan pertanyaan di seputar masing-masing langkah informasi yang mereka kumpulkan. dalam proses administrasi dan menyusun garis 9 waktu yang akurat tentang berapa banyak waktu Meminta tim untuk menyusun pernyataan yang dihabiskan guru untuk melakukan prosedur definisi masalah yang jelas berguna sebagai administrasi. ukuran seberapa baik suatu masalah dipahami... MELAYANI meminta tim untuk membuat rencana Diskusi putaran pertama dari kunjungan sekolah penguraian masalah singkat yang menjelaskan berfungsi untuk memperjelas tujuan dan tantangan dalam tim. Perangkat ini dapat pertanyaan tim, dan pada putaran kedua dua hari bermanfaat sebagai ukuran pemahaman tanpa kemudian, tim sudah dapat mempertimbangkan menciptakan beban administrasi yang besar bagi cara terbaik untuk menangkap dan menyajikan tim pemerintah, dengan asumsi bahwa diskusi informasi sehingga bisa digunakan untuk yang mereka lakukan cukup terfokus. Hal ini mendorong perubahan. Dengan tuntasnya dapat berfungsi sebagai bendera merah tanda tahapan ini, tim kemudian menggunakan peringatan yang berguna jika tim tersesat dalam perangkat tersebut di enam sekolah lainnya. beragam detail yang ada. Pelajaran Apa yang Dapat ... namun pernyataan definisi masalah harus Diambil? bersifat dinamis dan terus disempurnakan dari waktu ke waktu. Seperti yang dialami tim dalam penelusuran isu-isu ini, menyusun pernyataan Mengurai masalah adalah sebuah keterampilan, masalah yang “sempurna” seharusnya tidak demikian pula dengan pemikiran yang menjadi tujuan akhir dan juga tidak menghambat berorientasi pada pemecahan masalah. Bahkan tim dalam melakukan penelusuran, karena ketika tim telah memahami elemen-elemen sebaliknya hal tersebut dapat membantu kunci dari suatu masalah, menemukan jalan mempertajam pemikiran mereka. Namun, keluar melalui rincian masalahnya bisa menjadi proses penyempurnaan pernyataan masalah proses yang sangat melelahkan. Pengelompokan membutuhkan diskusi eksplisit dengan tim masalah yang serupa (misalnya, berbagai aspek guna membantu mereka dalam memetakan pengembangan kapasitas guru) atau aspek keterkaitan detai-detail atas temuan yang serupa dari masalah yang berbeda (tantangan mereka temukan/ telusuri dengan masalah administratif lintas sektor) dapat menjadi umum yang sedang mereka tangani. tantangan. Pengalaman program MELAYANI adalah bahwa keterampilan ini juga merupakan Bagaimana suatu masalah digambarkan tantangan bagi pelatih/coach dan pelatih/ adalah hal yang penting. Pelatih dan anggota coach masih terus membutuhkan dukungan tim harus berusaha menjadi spesifik dan dan bimbingan seiring dengan upaya mereka padat saat berbicara tentang masalah mereka mengembangkan keterampilannya dalam hal untuk mengurangi kesalahpahaman. Selalu ini. Penggunaan dan iterasi ke fishbone diagram ada kecenderungan untuk menyederhanakan membantu tim pemerintah untuk mengingat masalah yang rumit dengan menggunakan bagaimana detail atas fokus mereka akan istilah “ringkas” (misalnya, kompetensi guru). terhubung kembali pada tujuan mereka yang Akan tetapi istilah ringkas ini juga berpotensi lebih besar. menciptakan kebingungan. Selain itu, ada juga kecenderungan untuk menggunakan 10 kata-kata dan deskripsi yang akrab dengan keterlibatan komite sekolah. Menariknya, birokrasi, banyak di antaranya di seputar para permintaan dari Badan Perencanaan Daerah pelaku (komite sekolah, guru, kepala sekolah) agar tim mendokumentasikan tantangan yang daripada karakteristik sistem yang penting dihadapi oleh komite sekolah berperan dalam (misalnya, kualitas pembelajaran di kelas). mengungkapkan kurangnya keterlibatan antara Meskipun penggunaan konsep-konsep ini dapat Dinas Pendidikan Belu dan komite sekolah itu bermanfaat, generalisasi pernyataan masalah sendiri. Ini merupakan temuan yang sangat memungkinkan koeksistensi konsep-konsep penting yang mungkin tidak akan muncul jika masalah yang sangat berbeda, baik di dalam tidak ada permintaan untuk mendokumentasikan tim maupun di dalam pemerintah secara lebih tantangan komite tersebut. Dalam kaitannya umum. dengan pengembangan solusi, proses dokumentasi menjadi bagian dari solusi itu Mendukung penggunaan langsung data/ sendiri dalam arti bahwa hal tersebut mendorong informasi dapat membangun pemahaman terjadinya langkah pertama dalam peningkatan dan dukungan. Pendekatan review temuan dari hubungan antara dinas pendidikan dan komite kunjungan lapangan dalam mengembangkan sekolah, serta merangsang pengembangan panduan kuesioner pada awalnya digunakan dukungan dalam lingkup dinas untuk melibatkan karena tim sangat tidak yakin tentang arah komite sekolah melalui beragam cara. tujuan kuesioner. Hal tersebut akhirnya menjadi pendekatan yang sangat berguna karena Bagaimana Cara mendorong anggota tim untuk langsung berpikir Memperluas Jangkauan/ tentang implikasi dari penelusuran mereka Cakupan pada saat itu juga daripada menunggu untuk memikirkannya pada saat akhir “studi,” seperti yang biasanya terjadi. Penggunaan lembaran Rangkaian langkah-langkah yang diikuti oleh tim kertas tempel untuk menuliskan temuan kunci Belu dapat dikonversi menjadi sebuah perangkat adalah cara mudah untuk memvisualisasikan yang dapat digunakan oleh kabupaten lain temuan dan memulai analisis dasar melalui bilamana mereka melakukan analisis masalah pengelompokan. yang lebih terperinci. Perangkat yang mengacu pada model “rencana penguraian masalah” yang Bisa saja muncul nilai/ manfaat yang didesain untuk program MELAYANI ini dapat mengejutkan dari proses pendokumentasian membantu pemerintah daerah mempertajam masalah. Sebuah masukan terkait proses yang pemikiran mereka dan memastikan bahwa dilakukan oleh tim Pendidikan Belu adalah bahwa analisis yang mereka lakukan sesuai untuk tujuan banyak waktu dan upaya yang dikeluarkan untuk berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing. mendokumentasikan masalah daripada untuk menemukan solusi. Memang pada awalnya para Program yang mendukung pemerintah daerah mentor telah mencoba mengarahkan tim untuk (atau nasional) melalui penggunaan pelatih tidak melakukan kajian tentang komite sekolah, atau fasilitator dapat belajar dari pengalaman akan tetapi lebih mendorong mereka agar di Belu. Secara khusus, pengalaman Belu ini berupaya menemukan solusi atas kurangnya menggarisbawahi hal-hal berikut: 11 • Pelatih/coach perlu diberi pelatihan, tidak Pengelola program pemerintah pusat dapat hanya pelatihan perumusan masalah mendorong staf pemerintah daerah untuk secara menyeluruh melainkan juga menggali masalah-masalah layanan dasar pelatihan keterampilan analitis dasar prioritas. Peran pengelola program pemerintah seperti misalnya pengelompokan informasi pusat harus difokuskan pada mendukung untuk membantu tim menentukan arah pemerintah daerah untuk lebih memahami melalui detail-detail masalah tertentu. konteks dan tantangan daerah mereka sendiri • Pentingnya dukungan yang berkelanjutan, guna memastikan bahwa layanan yang kemungkinan besar berdasarkan diamanatkan secara nasional dapat disampaikan permintaan, bagi pelatih agar mereka secara efektif. dapat membantu tim dalam mengatasi suatu masalah. Pandangan eksternal Pengelola program pemerintah pusat dapat sering kali dapat membantu dalam melihat mencari cara untuk secara eksplisit mendanai “benang merah” yang mengikat berbagai pengumpulan informasi tentang masalah- isu atau isu-isu yang kurang jelas. masalah layanan dasar kunci. Melihat tantangan daerah secara lebih mendalam membutuhkan Pemerintah pusat dapat mendukung peningkatan waktu, sumber daya manusia, dan dana kualitas yang dilakukan oleh pemerintah daerah operasional. Jenis kegiatan seperti ini sulit untuk dengan cara-cara berikut: dianggarkan dan karena itu jarang dilakukan pada saat ini. Catatan operasional ini ditulis oleh Karrie McLaughlin dengan masukan dari Kathleen Whimp. Terima kasih kepada para pengulas Rachel Lemay Ort, Jumana Qamruddin, Michael Woolcock and Noah Yarrow atas masukannya untuk catatan ini. Terima kasih juga kepada tim Melayani, Ahmad Zaki Fahmi dan Noriko Toyoda atas dukungan dan masukan mereka. Kami mengucapkan penghargaan dan penghormatan kepada coach Melayani di Belu Mikhael Leuape dan tim yang bekerja dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Belu. 12