66589 Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Multi Donor Fund - Laporan Kemajuan Desember 2011 Kantor MDF Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I/Lantai 9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (+6221) 5299-3000 Faks: (+6221) 5299-3111 www.multidonorfund.org Dicetak 2011 Publikasi ini diproduksi oleh Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias. MDF mengalokasikan sekitar 35 persen dari hibah ke proyek-proyek rekonstruksi infrastruktur besar dan transportasi. Proyek infrastruktur besar, misalnya sistem drainase dan penyimpanan air di kota Lhokseumawe ini, selesai bulan Juni 2010, merupakan katalisator pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masa depan. FOTO: MOSISTA PAMBUDI/KANTOR BERITA ANTARA UNTUK SEKRETARIAT MDF (kiri) Ibu Zulkarnaen memanen padi organiknya di kabupaten Nagan Raya. Aspek kesetaraan jender kuat tertanam di seluruh proyek MDF untuk Ucapan Terima Kasih memastikan pengakuan terhadap peran dan kontribusi perempuan Laporan ini disusun oleh Sekretariat Multi Donor Fund dalam proses rekonstruksi. Ibu Zulkarnaen dan kelompok petaninya untuk Aceh dan Nias (MDF) dengan kontribusi dari di desa Blang Ara mendapatkan Badan Mitra (UNDP, WFP, ILO dan Bank Dunia) serta dukungan dari proyek EDFF. tim proyek. Sekretariat MDF dipimpin oleh Manajer FOTO: MOSISTA PAMBUDI/KANTOR BERITA ANTARA UNTUK SEKRETARIAT Shamima Khan, dengan anggota tim: Sarosh Khan, MDF Safriza Sofyan, Anita Kendrick, Lina Lo, Puni Ayu Indrayanto, Shaun Parker dan Geumala Yatim. (tengah) Manitou yang sebelumnya digunakan oleh proyek SDLP untuk mengangkut logistik di masa tanggap Tim ini didukung oleh Rachmawati Swandari, Inge darurat sekarang beroperasi untuk Susilo, Friesca Erwan dan Olga Lambey. mengangkut barang di pelabuhan Sabang. Untuk memastikan kontribusi MDF membawa manfaat jangka Penulis Kisah MDF: Rosaleen Cunningham dan Lesley panjang, kapasitas pemerintah Wright. daerah telah ditingkatkan untuk mengoperasikan dan memelihara aset Fotografer: Mosista Pambudi/Kantor Berita Antara, dengan lebih baik. FOTO: TARMIzY HARvA UNTUK Tarmizy Harva, Irwansyah Putra dan Kristin Thompson. SEKRETARIAT MDF Penerjemah: Hindra Cahyadi (kanan) Benih nilam siap ditanam di desa Alue Raya, kabupaten Aceh Jaya. Proyek seperti yang dilaksanakan Penyunting Bahasa: T. Sima Gunawan dan Wiyanto oleh Caritas Czech Republic di Suroso. bawah EDFF memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi Rancangan & Tata Letak: BYBWN berkesinambungan di Aceh. FOTO: MOSISTA PAMBUDI/KANTOR BERITA ANTARA UNTUK SEKRETARIAT Percetakan: PT. Lumbung Kencana Makmur MDF Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Multi Donor Fund - Laporan Kemajuan Desember 2011 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kesinambungan Pesan dari dukungan dan koordinasi sangatlah penting Ketua Bersama MDF bersamaan dengan hampir selesainya MDF. Gambar di atas, Ketua Bersama MDF pada saat pertemuan Komite Pengarah di bulan Maret 2011. Foto: SEKREtARIAt MDF iv Pesan dari Ketua Bersama MDF T ujuh tahun telah berlalu sejak terjadinya Hari ini, kami dengan bangga melaporkan tsunami dan gempa bumi tahun 2004 bahwa portofolio kami secara keseluruhan dan 2005 yang menghancurkan Aceh mencapai hasil yang berkualitas tinggi. Dampak dan Nias. Hingga kini Multi Donor Fund (MDF) positif menjadi semakin nyata bersamaan masih tetap menjadi mitra yang berkomitmen dengan hampir selesainya sebagian besar proyek. untuk mendukung proses pemulihan kedua Rumah dan sekolah telah dihuni, organisasi wilayah ini. Melalui serangkaian kemitraan masyarakat telah menjadi lebih aktif dan saling yang luas baik dengan pemerintah, donor, berhubungan, lembaga daerah menjadi lebih komunitas maupun masyarakat sipil, MDF kuat, serta pemerintah daerah lebih siap untuk telah berhasil memberikan tanggapan terhadap mengelola program rekonstruksi yang tersisa kebutuhan rekonstruksi dan pemulihan Aceh dan dalam melanjutkan pembangunan untuk dan Nias secara efektif dan efisien. Kami bangga masa yang akan datang. Individu, terutama karena melalui pendekatan yang unik ini MDF perempuan, lebih diberdayakan untuk berperan memperoleh pengakuan global sebagai model dalam perencanaan pengembangan masa depan sukses upaya pemulihan pascabencana yang komunitas mereka. Pengarusutamaan kesadaran dilakukan oleh beragam pemangku kepentingan risiko bencana juga telah meningkatkan daya tahan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam Kepemimpinan Pemerintah Indonesia serta menghadapi bencana di masa yang akan datang. pemerintah provinsi Aceh dan Sumatra Utara yang kuat merupakan kunci keberhasilan kami. Dampak kontribusi kami yang mengesankan Dikoordinasikan oleh pemerintah Indonesia, harus dilanjutkan. Hasil berkesinambungan awalnya melalui BRR dan kemudian oleh dan strategi penutupan yang baik sekarang Bappenas, MDF membantu mengisi kekosongan menjadi pusat perhatian kami seiring dengan beberapa keperluan rekonstruksi yang belum proyek-proyek kami yang memasuki tahap diisi oleh pihak lain dan masuk dalam prioritas pelaksanaan akhir. Kami telah menempatkan pemerintah. Sepanjang mandat, kami telah sistem berkesinambungan dalam tata kelola menjawab bukan hanya kebutuhan infrastruktur pemerintahan, manajemen, dan penyampaian dan perumahan yang segera dan darurat, tapi layanan. Hal-hal ini kami lakukan agar dampak juga kebutuhan jangka panjang yang dianggap yang dihasilkan dapat terus berkembang jauh penting untuk mencapai pembangunan ekonomi setelah MDF mengakhiri mandatnya. Kami yang berkesinambungan termasuk melakukan juga puas atas komitmen yang diberikan oleh pemulihan mata pencaharian yang terkena para pemangku kepentingan dalam bekerja dampak bencana. Isu sosial dan lingkungan sama untuk memastikan keberhasilan dan seperti peningkatan kesetaraan jender serta mempertahankan prestasi MDF. Kami berharap peningkatan kesadaran dan sensitivitas kemitraan ini dapat kian menguat seiring dengan lingkungan dalam konteks pascakonflik masuknya tahun terakhir MDF. Kami sangat merupakan fitur strategis MDF yang jarang yakin bahwa para pemangku kepentingan akan ditemukan dalam program bantuan lainnya. terus mendukung agenda penting ini di masa yang akan datang. Armida S. Alisjahbana Irwandi Yusuf Stefan Koeberle Julian Wilson Menteri Pemerintah Kepala Perwakilan Kepala Delegasi Bappenas Provinsi Aceh Bank Dunia Uni Eropa v Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Komaruddin, seorang Daftar Isi pawang gajah di Sampoiniet, kabupaten Aceh Jaya dan gajahnya, Winggo, melakukan pemanasan sebelum patroli hutan. AFEP menunjukkan hasil yang baik dalam mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar melalui program Community Rangers. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK MDF vi Daftar Isi Pesan dari Ketua Bersama MDF iv Daftar Isi vi Ringkasan Eksekutif viii operasi dan Komunikasi MDF 1 Kemajuan dan Kinerja Portofolio 2 Keuangan 4 Pandangan ke Depan 5 Bab 1 operasi dan Komunikasi MDF 6 operasi MDF 7 Peningkatan Keterlibatan Pemangku Kepentingan melalui Komunikasi 9 â Memulihkan Lahan, Memulihkan Mata Pencaharian: Proyek Pembersihan Lahan Pertanian 12 Bab 2 Kemajuan dan Kinerja Portofolio 14 Ikhtisar Portofolio MDF 15 Pemulihan Masyarakat 16 Rekonstruksi dan Rehabilitasi Infrastruktur Skala Besar dan transportasi 19 Penguatan tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas 23 Peningkatan Proses Pemulihan 25 Pelestarian Lingkungan 27 Pembangunan Ekonomi dan Mata Pencaharian 29 tantangan dan Permasalahan Lintas Sektor 30 â “Sebelumnya Saya Menyandang Senjata; Sekarang Saya Membawa Pacul� 32 Bab 3 Keuangan 34 Komitmen 35 Dana tunai yang Diterima 35 Alokasi 35 Penyerapan dan Pengeluaran 37 Gambaran Keuangan 38 â Pengusaha Wanita Aceh Mengembangkan Kesuksesan 40 Bab 4 Menatap ke Depan: Menuju Penyelesaian Program MDF 42 â Para Ahli Ilmu Bencana Aceh 48 Lampiran/Portofolio Proyek 50 Daftar Akronim dan Singkatan 75 Peta Aceh dan Nias 78  Kisah MDF vii Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Di tahap akhir ini, Ringkasan Eksekutif MDF berusaha untuk meletakkan landasan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan melalui proyek-proyek pemulihan mata pencaharian. Di atas, kelompok petani di desa Hiligodu, kabupaten Nias dengan bangga menunjukkan benih kakao yang mereka terima dari proyek LEDP. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF Ringkasan Eksekutif K emitraan yang dibangun oleh MDF OPERASI DAN KOMUNIKASI MDF memainkan peran penting dalam pencapaian kinerja dan hasil program MDF terbukti menjadi model yang sangat efektif yang baik. Pengumpulan sumber dana hibah dalam rekonstruksi pascabencana. Dengan total melalui MDF menghasilkan harmonisasi upaya kontribusi sebesar AS$655 juta dari 15 donor donor dan menghasilkan landasan penting untuk yang merupakan sepuluh persen dari total dana dialog kebijakan bagi sebagian besar pemangku rekonstruksi pascatsunami, MDF menyediakan kepentingan. MDF telah mengisi kesenjangan dukungan yang luas dan fleksibel kepada dalam rekonstruksi sejalan dengan prioritas Pemerintah Indonesia dalam usaha rekonstruksi pemerintah serta dalam mengumpulkan Aceh dan Nias. Pemerintah tingkat nasional para pemain kunci dari pemerintah, donor, dan daerah mengidentifikasi prioritas dan masyarakat sipil dan komunitas. Dukungan kuat MDF menanggapinya sesuai strategi bertahap MDF untuk koordinasi dalam mendukung agenda rekonstruksi secara rekonstruksi secara keseluruhan menghasilkan keseluruhan dengan efek pengganda besar mengisi kesenjangan sehingga dampak MDF “Melalui kemitraan pendanaan yang penting. dapat melebihi nilai yang kuat, hasil yang Model MDF menyalurkan kontribusinya. sumber daya melalui luarbiasa telah dicapai mekanisme yang berbeda Kemitraan yang kuat juga dalam pemulihan dan badan pelaksana yang memberi kontribusi besar terhadap keberhasilan komunitas, rekonstruksi terdiri dari pemerintah, badan internasional, dan rekonstruksi Aceh dan infrastruktur, pemulihan LSM, yang memampukan Nias secara keseluruhan. pelayanan publik dan mereka memberi kontribusi Saat ini, rekonstruksi Aceh terbaik terhadap usaha dan Nias telah menuai membangun kembali rekonstruksi. sukses dan berhasil institusi-institusi lokal.� menarik perhatian dunia. MDF mempromosikan Pemerintah Indonesia kualitas, transparansi dalam mengkoordinasikan dan pertanggungjawaban dukungan dan upaya dalam pelaksanaan seluruh pemangku kepentingan utama, telah programnya. Kualitas portofolio MDF terus menunjukkan pentingnya mengejar agenda ditingkatkan melalui supervisi rutin oleh badan bersama melalui pelaksanaan bersama. Sebagian mitra serta kegiatan pengawasan dan evaluasi besar bantuan eksternal untuk rekonstruksi yang dilakukan di semua tingkatan. Mekanisme telah berakhir, namun kemitraan MDF dengan penanganan keluhan di tingkat proyek dan Aceh dan Nias terus berlanjut hingga Desember komunikasi yang baik dengan semua pemangku 2012. Hal ini tentunya harus tetap sejalan kepentingan berkontribusi pada transparansi dengan mandatnya, dan mempertimbangkan dan pertanggungjawaban, seperti halnya karakteristik jangka panjang rekonstruksi pengelolaan fidusia yang baik oleh Wali Amanat pascabencana dalam konteks pascakonflik, (Bank Dunia). Sekretariat MDF melapor kepada seperti di Aceh. Komite Pengarah mengenai kemajuan, hasil dan tantangan portofolio untuk memberikan 1 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan informasi yang diperlukan Komite Pengarah terhadap penguatan peran wanita dalam untuk menyediakan panduan strategis dalam rekonstruksi dan pembangunan masa depan membentuk agenda rekonstruksi yang tersisa. melalui partisipasi dalam proyek pembangunan berbasis masyarakat (CDD), penyediaan peluang kerja berbayar, peningkatan sertifikasi tanah bagi perempuan, dan keterlibatan wanita dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Peluang KEMAjUAN DAN KINERjA mata pencaharian bagi pria dan wanita telah PORtOFOlIO meningkat di bidang pertanian dan perikanan— sektor produksi utama di Aceh dan Nias—melalui MDF terus berkinerja baik hingga program serangkaian proyek terakhir MDF. Pendekatan memasuki tahap akhir pelaksanaannya. pembangunan berbasis masyarakat yang Dikarenakan sebagian besar proyek telah ditunjukkan melalui MDF pun telah direplikasi memasuki tahun akhir pelaksanaannya, oleh pemerintah daerah di seluruh desa di Aceh. penekanan ada pada pengembangan strategi penyelesaian kegiatan, tanda-tanda fisik dari transfer aset rekonstruksi, kontribusi MDF terlihat promosi kesinambungan, nyata di seluruh Aceh dan pendokumentasian “Manfaat dari kontribusi dan Nias. Sekitar 20.000 pembelajaran yang didapatkan. Pelaksanaan MDF dalam bidang rumah telah direkonstruksi atau direhabilitasi. fisik segera berakhir, transportasi dan Lima pelabuhan dan serangkaian proyek infrastruktur akan penting direkonstruksi terakhir berfokus pada menggunakan dana hibah pembangunan kapasitas, terus berlanjut hingga MDF dan rancangan pembangunan ekonomi program selesai.� untuk rekonstruksi dan infrastruktur utama beberapa pelabuhan untuk mendukung lainnya telah disiapkan. pertumbuhan ekonomi, Sekitar 570 kilometer jalan sesuai dengan strategi bertahap MDF yang nasional dan provinsi telah dibangun, dengan diprioritaskan oleh pemerintah. tambahan 87 kilometer jalan kabupaten dan mendekati 3.000 kilometer jalan desa. Hampir Bersamaan dengan akan berakhirnya proyek, 1.600 kilometer saluran irigasi dan drainase hasil yang berkualitas tinggi dan dampak telah dibangun. Anak-anak di Aceh dan Nias positif menjadi kian nyata. Ribuan proyek sekarang dapat menggunakan 670 sekolah infrastruktur besar dan kecil telah selesai yang telah direkonstruksi atau direhabilitasi dan memberi kontribusi terhadap revitalisasi oleh MDF. Pemerintah daerah dan masyarakat ekonomi. Rumah dan sekolah telah dihuni, menggunakan 511 kantor pemerintah daerah organisasi masyarakat telah aktif dan saling atau balai desa/kota yang telah dibangun atau berhubungan, lembaga daerah menjadi lebih direhabilitasi oleh MDF. Peningkatan air dan kuat dan lebih tangguh, serta pemerintah sanitasi mencakup hampir 8.000 sumur atau daerah lebih siap untuk mengelola program sumber air bersih lain serta 1.220 unit sanitasi. rekonstruksi yang tersisa dan pembangunan di masa mendatang. MDF telah memberi kontribusi 2 Ringkasan Eksekutif Bersama dengan Pemerintah Indonesia, MDF merupakan memasyarakatkan kelestarian lingkungan dan/ penyumbang utama atau pengurangan risiko bencana ke dalam rekonstruksi dan kegiatannya, menghasilkan keterampilan untuk rehabilitasi infrastruktur besar di Aceh dan Nias. membangun infrastruktur yang lebih aman serta Hal ini dapat dilihat masyarakat yang lebih tangguh. Banyak kegiatan melalui pembangunan yang dimulai di bawah proyek AFEP, misalnya jembatan Kuala Bubon pengawasan hutan masyarakat, berlanjut diatas yang berlokasi di dibawah kemitraan dengan pemerintah daerah, kabupaten Aceh Barat. Proyek ini diperkirakan donor lain, dan masyarakat. akan selesai tahun 2012. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA MDF beroperasi dalam konteks kompleks ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF yang membuat usaha rekonstruksi sangat menantang. Aceh menyajikan tantangan yang unik dimana kawasan ini menghadapi situasi Pengurangan risiko bencana (PRB) pemulihan pascabencana dan juga pascakonflik. dan pengelolaan lingkungan yang Kedua faktor tersebut menyebabkan rendahnya berkesinambungan adalah prinsip-prinsip kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat penting yang dipersiapkan MDF agar hal-hal sipil. Layanan transportasi, infrastruktur, tersebut masuk dalam agenda pembangunan ekonomi dan sosial juga sangat terpengaruh. Aceh dan Nias. Proyek khusus, seperti DRR-A, tambahan lain pada konteks ini adalah hilangnya tRWMP dan AFEP, telah mengatasi PRB nyawa, moral dan kapasitas secara ekstrem di dan masalah lingkungan secara langsung. banyak masyarakat yang hancur oleh gempa Proyek lain di seluruh portofolio juga telah bumi dan tsunami. MDF telah secara efektif 3 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan MDF menggunakan model kemitraan yang unik untuk EDFF. Melalui salah satu sub-proyeknya yang dilaksanakan oleh IoM, EDFF meluncurkan sistem resi gudang komoditi pertama untuk kopi di kabupaten Bener Meriah, Aceh. Foto: tARMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF mengintegrasikan pendekatan yang peka konflik Pengeluaran dan pembelanjaan yang tepat ke dalam program pascabencana pada seluruh waktu akan penting di waktu yang tersisa proyek di Aceh. Kepulauan Nias menyajikan ini. MDF bergantung pada koordinasi serangkaian tantangan berbeda, khususnya antarpemerintah yang kuat, pelaksanaan karena keterpencilannya yang ekstrem, akses proyek yang giat oleh badan dan kementerian yang sulit, kapasitas daerah yang lemah serta terkait, bersama dengan pengawasan kuat oleh tingkat kemiskinan yang tinggi. seluruh badan mitra. Hal ini untuk memastikan bahwa pengeluaran dan pembelanjaan berjalan tepat waktu untuk memenuhi tujuan proyek pada tanggal penutupannya. Beberapa proyek dengan komponen infrastruktur fisik mungkin KEUANgAN memperpanjang tanggal penutupannya sampai program MDF berakhir pada Desember 2012. MDF telah sepenuhnya mengalokasikan dana hibah ke 23 proyek. Kontribusi sebesar AS$645 Setiap dana hibah yang tidak dipakai dari juta atau 99 persennya telah dialokasikan pada proyek akan dikembalikan ke MDF saat 30 September 2011. Sebagian besar alokasi proyek ditutup. Pada saat MDF berakhir pada dana telah disalurkan ke para proyek dan akan Desember 2012, dana yang tidak terpakai digunakan selama 2012. Selama 2011, sebagian diproyeksi mencapai AS$2,8 juta. Jumlah ini dana hibah yang tersisa dari proyek yang kemungkinan akan meningkat bersamaan tutup dikembalikan ke MDF, dan dana ini telah dengan dikembalikannya hibah yang dari proyek dialokasikan kembali ke proyek yang sudah ada. yang akan tutup. Sisa dana hibah ini akan tidak ada pemrograman atau penciptaan proyek dikembalikan kepada donor. baru dari dana yang dikembalikan karena waktu pelaksanaan proyek yang terbatas. 4 Ringkasan Eksekutif PANDANgAN KE DEPAN Kesinambungan hibah MDF merupakan hal penting bagi seluruh pemangku kepentingan. Kemitraan MDF dengan pemerintah pusat, Seluruh proyek MDF yang masih beroperasi provinsi dan daerah untuk mendukung berfokus pada penyelesaian kegiatan yang agenda rekonstruksi akan berlanjut hingga tersisa dan menerapkan strategi penyelesaian akhir mandatnya pada bulan Desember 2012. (exit strategy) yang baik untuk memastikan Rangkaian proyek yang saat ini sedang berjalan bahwa dampak rekonstruksi dapat terus menghadapi yang ketat, dimana mereka dituntut memberikan manfaat yang positif dalam untuk dapat menyelesaikan kegiatan proyek kehidupan masyarakat Aceh dan Nias jauh pada tanggal penutupan MDF. Proyek tersebut setelah MDF ditutup. Penyelesaian transfer aset termasuk dua proyek pembangunan ekonomi ke pemerintah daerah dan penerima manfaat dan mata pencaharian yang dianggap penting, akan menjadi hal penting saat proyek ditutup, yaitu EDFF di Aceh dan LEDP di Nias. Selain itu sehingga terdapat rasa kepemilikan rekonstruksi masih ada dua proyek infrastruktur, yaitu RACBP di masa depan. di Nias, dan pembuatan jalan sepanjang pantai barat Aceh di bawah IRFF. Proyek-proyek ini Kesuksesan model dan pendekatan yang tidak dapat lagi mengalami penundaan dalam dipelopori di bawah MDF dapat memberi pelaksanaannya. Penting bagi seluruh para kontribusi terhadap peningkatan kapasitas pemangku kepentingan untuk terus memberikan daerah dalam menanggapi kemungkinan perhatiannya dan meningkatkan koordinasi bencana di masa yang akan datang. Pemerintah agar proyek-proyek ini dapat melaksanakan Indonesia telah menetapkan berdirinya Indonesia kegiatannya dan mencapai hasil yang diharapkan Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery hingga tanggal penutupanya pada Desember (IMDFF-DR) berdasarkan pengalamannya dengan 2012. MDF. MDF meninggalkan warisan pembelajaran yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya pemulihan dan rekonstruksi dalam konteks pascabencana di Indonesia dan di seluruh dunia. Anak-anak menyebrangi jalan utama yang menghubungkan kota Sabang dan Iboih. Warga di daerah tersebut menikmati jalan dan fasilitas PDAM dan menyatakan bahwa keduanya memperbaiki kualitas hidup mereka. Foto: tARMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF 5 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Bab 1 Kontribusi akhir MDF di Operasi dan bidang infrastruktur besar masih berlangsung. Hibah Komunikasi MDF tambahan sebesar AS$37 juta dialokasikan untuk membangun sekitar 50 km jalan di sepanjang pantai barat yang menghubungkan kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Barat. Lokasi konstruksi jalan ini berada di Suak Breuh, Meulaboh. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF 6 Bab 1: Operasi dan Komunikasi MDF M ulti Donor Fund (MDF), yang Nias (BRR) ditutup, MDF melanjutkan kegiatan sekarang memasuki tahun terakhir melalui proses dan badan reguler Pemerintah operasinya, membangun model Indonesia (instansi pemerintah yang ada), dan keberhasilan rekonstruksi pascabencana berkoordinasi erat dengan Pemerintah Aceh berdasarkan kemitraan antara pemerintah, dan Sumatera Utara, dengan berpedoman pada donor, dan pemangku kepentingan lain. Rencana Aksi Kelanjutan Rekonstruksi dan Didirikan pada bulan April 2005, MDF Rehabilitasi Aceh dan Nias 2010-2012. mengumpulkan AS$655 juta dalam bentuk dana hibah dari 15 donor untuk mendukung MDF terus bekerjasama secara erat dengan pelaksanaan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi Bappenas serta Pemerintah Aceh dan Sumatera pemerintah setelah terjadi gempa bumi dan Utara untuk memastikan penyelesaian proyek tsunami pada bulan Desember 2004 serta berkualitas tinggi. Dengan berpedoman pada gempa bumi susulan pada bulan Maret 2005. prioritas pemerintah, tujuan MDF secara Dana hibah disediakan untuk proyek yang keseluruhan adalah untuk memberikan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan kontribusi secara efisien dan efektif terhadap lembaga nonpemerintah serta masyarakat, dan rekonstruksi Aceh dan Nias guna menjadikannya didukung oleh Badan Mitra. Lima belas donor “lebih baik� dengan mengisi kesenjangan yang memberi kontribusi kepada MDF adalah: yang teridentifikasi dalam dokumen strategi Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, pemerintah. Semua hibah MDF kepada proyek Denmark, Norwegia, Jerman, Kanada, Bank telah diberikan berdasarkan prioritas Pemerintah Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Belgia, Indonesia, atas persetujuan Pemerintah Finlandia, Selandia Baru, dan Irlandia. MDF tetap Indonesia. berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam kelanjutan rekonstruksi Aceh Proyek MDF tidak hanya merekonstruksi dan Nias. perumahan dan infrastruktur serta merehabilitasi ekonomi sesuai dengan MDF dikendalikan oleh Komite Pengarah strateginya, tetapi juga mengatasi masalah dengan perwakilan dari pemerintah, donor, sosial dan lingkungan seperti pengentasan wali amanat, dan masyarakat sipil. Berdasarkan kemiskinan, perbaikan mata pencaharian, permintaan pemerintah, Bank Dunia ditunjuk peningkatan kesetaraan jender, dan sebagai Wali Amanat MDF. Komite Pengarah peningkatan kesadaran lingkungan. Disamping dipimpin bersama oleh Pemerintah Indonesia itu, menyertakan pengurangan risiko bencana (Bappenas), Pemerintah Aceh, Uni Eropa sebagai dan pendekatan sensitif konflik di seluruh donor terbesar, dan Bank Dunia sebagai Wali portofolio telah menjadi perhatian penting Amanat. pemerintah dan donor. MDF telah berperan penting dalam penguatan berbagai tingkatan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat melalui komponen pembangunan kapasitas yang terdapat di hampir semua proyek. OPERASI MDF MDF menunjukkan kinerja yang baik dan Bappenas terus memimpin koordinasi kegiatan sebagian besar proyek yang sedang berjalan rekonstruksi dan rehabilitasi. Sejak 2009, ketika dalam portofolio hampir selesai. Proyek Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh- memasuki tahap akhir dengan titik berat 7 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Anggota masyarakat merawat jembatan di kabupaten Nias Utara. Jembatan ini dibangun menggunakan sumber daya setempat mulai dari sumber daya manusia sampai bahan baku konstruksi. Pendekatan berbasis sumber daya setempat (LRB) diperkenalkan oleh ILo, berfokus pada peningkatan hemat biaya dan tahan lama atas jaringan transportasi pedesaan di Nias melalui proyek RACBP. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF tambahan pada pengembangan strategi Kualitas portofolio MDF terus ditingkatkan penyelesaian (exit strategy), transfer aset melalui kegiatan pengawasan dan evaluasi. rekonstruksi, dan promosi kesinambungan. Badan Mitra terus mengawasi kemajuan dan Pelaksanaan fisik segera berakhir dan proyek- kualitas proyek melalui misi supervisi rutin, proyek terakhir berfokus pada pembangunan sering kali dengan partisipasi Sekretariat kapasitas, pembangunan ekonomi, dan MDF dan donor. Kesinambungan hasil MDF infrastruktur utama guna menunjang merupakan hal penting bagi semua pemangku pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan prioritas kepentingan sebagaimana tercermin pada pemerintah. peningkatan perhatian terhadap strategi penyelesaian proyek. oleh karena proyek-proyek MDF telah benar-benar berkomitmen untuk hampir selesai, strategi penyelesaian maupun menyediakan dana melalui hibah untuk 23 pengaturan upaya pengawasan dan evaluasi proyek yang disetujui. Sebagian dana yang akhir merupakan perhatian prioritas. Sedang tidak digunakan dikembalikan kepada MDF, disusun rencana untuk memastikan bahwa yang berasal dari proyek-proyek yang ditutup dampak MDF dalam rekonstruksi Aceh dan pada tahun 2011. Dana yang dikembalikan ini Nias serta pembelajaran penting diterima oleh diprogramkan kembali untuk proyek-proyek pemangku kepentingan dan digunakan dalam yang sedang berjalan berdasarkan kebutuhan program pemulihan pascabencana pada masa tambahan dan peningkatan kegiatan yang mendatang. secara realistis dapat diselesaikan dalam jangka waktu MDF yang tersisa. Mengingat waktu Kemitraan MDF dengan pemerintah pusat, yang tersisa kurang dari satu tahun bagi proyek provinsi, dan kabupaten/kota dalam untuk melaksanakan kegiatan, mitra MDF setuju mendukung agenda rekonstruksi di Aceh bahwa permintaan alokasi dana tambahan dan Nias akan berlanjut sampai mandat MDF yang diterima setelah oktober 2011 tidak akan berakhir pada bulan Desember 2012. Kelompok dipertimbangkan. donor MDF masih terus menaruh minat 8 Bab 1: Operasi dan Komunikasi MDF dalam kegiatan MDF maupun pertumbuhan penyelenggaraan dan mengikutsertakan dalam dan pembangunan Aceh pada masa depan. lokakarya, seminar, dan tanya-jawab, sampai Sementara MDF memasuki tahun akhirnya, pengembangan dan penyebarluasan berbagai minat atas hasil dan pelajaran yang diperoleh produk komunikasi, seperti buku, brosur, dan dari MDF semakin meningkat. Peluang untuk nawala. berbagi pelajaran ini dengan pemangku kepentingan yang berminat dan khalayak luas MDF telah berperan penting dalam menyatukan sedang direncanakan pada tahun akhir kegiatan pemangku kepentingan dari berbagai MDF. tingkatan pemerintah, donor, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil. Melalui kegiatan penjangkauannya, MDF dan proyeknya menciptakan peluang khas untuk melakukan pembahasan dan kerjasama. terutama pada PENINgKAtAN tahun ini, Sekretariat KEtERlIBAtAN MDF di Aceh memulai PEMANgKU serangkaian seminar KEPENtINgAN “Melalui kemitraan dimana pelaku utama MElAlUI yang kuat, hasil yang proyek yang didanai KOMUNIKASI MDF dapat berbagi Komunikasi yang terbuka luarbiasa telah dicapai pengalaman, prestasi, dan tepat waktu dengan dalam pemulihan dan hasil pembelajaran pemangku kepentingan merupakan faktor besar komunitas, rekonstruksi mereka. Seminar ini menitikberatkan pada yang menyumbang infrastruktur, pemulihan prospek kesinambungan keberhasilan MDF. pelayanan publik dan dan hasil pembelajaran MDF terus melibatkan sebagai wahana untuk pemangku kepentingan membangun kembali membahas peluang dan melalui serangkaian institusi-institusi lokal.� tantangan yang terkait kegiatan komunikasi dengan kesinambungan dan penjangkauan yang hasil proyek MDF. Seminar efektif sejak awalnya. Pada ini diikuti oleh kalangan tahun terakhir, mengingat banyaknya proyek luas, yang mendorong dialog antara pemerintah memasuki tahap akhir pelaksanaan, kegiatan daerah dan masyarakat untuk menyempurnakan dititikberatkan pada penyebarluasan hasil, dan memperbarui pelayanan masyarakat dan pengembangan strategi penyelesaian, dan serah program di daerah. terima aset, system, dan kapasitas MDF secara resmi. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan Sosok dan citra MDF di mata umum kesinambungan dampak setelah penutupan MDF meningkat sewaktu memasuki tahap akhir serta berbagi pelajaran berharga untuk upaya pelaksanaannya. Sepanjang tahun lalu, prestasi pemulihan pascabencana, baik di Indonesia proyek telah ditampilkan pada pameran kecil maupun seluruh dunia. Selama periode yang diselenggarakan dalam rangka peluncuran pelaporan ini, MDF dan proyek-proyeknya telah Laporan Kemajuan 2010 MDF, ikut serta pada melakukan lebih dari 200 kegiatan penjangkauan pameran foto Europe House open Days, dan (pelibatan pemangku kepentingan), mulai dari berpartisipasi pada Pameran Hari Indonesia, 9 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan MDF memainkan peran kunci dalam menyatukan berbagai pemangku kegiatannya melalui foto dan peragaan maupun kepentingan. tahun lalu, produk nyata yang dihasilkan proyek. Upaya beberapa pertemuan dan MDF dalam meningkatkan partisipasi wanita diskusi dilakukan untuk memastikan penutupan dalam rekonstruksi juga mendapatkan perhatian program yang baik, internasional melalui kampanye global Bank seperti diskusi mengenai Dunia mengenai kesetaraan jender. Kampanye transfer aset yang ini berlangsung bersamaan dengan peluncuran diselenggarakan oleh Laporan tahunan Pembangunan Dunia oleh Bank Sekretariat MDF ini. Foto: SEKREtARIAt MDF Dunia. Beberapa orang perempuan penerima manfaat MDF ditampilkan dalam film pendek diantara perempuan-perempuan dari seluruh “MDF memberikan dunia, yang dapat ditonton di situs web Bank kontribusi untuk Dunia dalam rangka Kampanye Kesetaraan Jender “Think Equal� (http://thinkequal. membangun dan worldbank.org./get-involved). memperkuat institusi- MDF telah menjadi sumber informasi yang institusi lokal demi berharga bagi pelaksana program rekonstruksi keberlangsungan.� dan pemulihan pascabencana dalam bentuk lain. Karena dianggap oleh khalayak luas sebagai salah satu dana multidonor yang yang diselenggarakan di Kantor Pusat Bank paling berhasil di dunia dalam rehabilitasi Dunia, Washington DC. Pada setiap kesempatan dan rekonstruksi pascabencana, MDF dan ini, MDF berhasil memamerkan hasil proyeknya menjadi model praktik terbaik dan 10 Bab 1: Operasi dan Komunikasi MDF pembelajaran. Pemerintah dari negara yang terkena bencana, universitas terkemuka, dan badan pembangunan lain telah melakukan “MDF dan proyek- dialog, kunjungan lapangan, dan mempelajari MDF untuk mendapatkan pemahaman langsung proyeknya memberikan atas keberhasilan kegiatan dan pelaksanaan contoh penerapan dan proyek. Para donor dalam MDF dan Pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya kunjungan pembelajaran yang ini, yang mencerminkan bahwa pelajaran dari terbaik.� MDF dapat memberi kontribusi mengenai tindakan atas situasi pascabencana di seluruh dunia. MDF menggalakkan keterbukaan dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Media telah menjadi mitra penting bagi MDF programnya. Semua proyek yang didanai oleh dan proyeknya. Kegiatan, kemajuan, dan hasil MDF wajib menetapkan metode penanganan MDF menarik perhatian media. oleh karena keluhan yang dapat digunakan oleh pemangku itu, banyak proyek memanfaatkan saluran kepentingan, terutama penerima manfaat, untuk media formal untuk menjangkau khalayak yang memberi umpan balik, pertanyaan, dan keluhan lebih luas dan meningkatkan citra mereka di mengenai penetapan sasaran dan pelaksanaan mata umum. Secara keseluruhan, MDF dan proyek. Mekanisme ini terus dipantau. Hampir proyek-proyeknya telah menghasilkan lebih semua keluhan dan pertanyaan yang diterima dari 80 berita media yang positif pada tahun oleh masing-masing proyek ditangani melalui ini. Peningkatan nyata dalam liputan media konsultasi dan verifikasi langsung dengan diharapkan terjadi tahun depan menjelang masyarakat dan pelapor. Mekanisme ini telah penutupan MDF. menambah tuntutan masyarakat bawah akan pemberian layanan yang baik. Misi supervisi Bank Dunia mengunjungi Nias. Kemajuan ini terus diawasi untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal dan menghasilkan mutu yang tinggi. Foto: KoLEKSI KRRP 11 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kisah MDF 1 MeMulihKan lahan, MeMulihKan MaTa Pencaharian: ProyeK PeMbersihan lahan PerTanian Program Pengolahan Limbah Cut Awi menyatakan bahwa ia miliki di tahun 2004 saat tembok Pemulihan Tsunami (TRWMP) telah menjadi petani sejak lahir. air setinggi 20 meter menyapu membangun kapasitas Wanita perkasa yang memiliki bersih, mata pencaharian, dan pemerintah daerah untuk tangan yang kokoh dan raut harta milik mereka. Cut berada membersihkan, mendaur ulang wajah keras, telah banyak di Banda Aceh saat tsunami dan membuang limbah tsunami. makan asam garam kehidupan, terjadi, dan perlu 15 hari Selain itu, proyek ini membantu khususnya beberapa tahun baginya untuk pulang melewati penerapan sistem pengelolaan terakhir. beberapa ratus kilometer limbah berkesinambungan yang reruntuhan dan kerusakan, yang menguntungkan lingkungan “Saya bersungguh-sungguh biasanya hanya perlu sehari melalui pengumpulan, pemulihan, dalam melakukan segala berekendara. daur ulang dan pembuangan limbah yang aman. Salah satu “tidak ada yang tersisa,� hasil proyek adalah merehabilitasi ujarnya. “Semuanya hancur.� tanah pertanian di kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar. Melalui Sekarang menjanda, Cut keterlibatan aktif masyarakat, menjadi tulang punggung proyek ini membersihkan sedimen keluarganya. Kembali ke dan puing-puing tsunami di lebih lahannya setelah satu tahun di dari 1.000 hektar lahan pertanian tenda pengungsian bukanlah sehingga mereka dapat kembali pilihannya, dan banyak orang bercocok tanam dan memulihkan yang bernasib sama. mata pencaharian mereka ke saat sebelum tsunami. Setelah terjadi tsunami, sekitar Cut Awi beristirahat di warung 26.000 hektar lahan pertanian kopi setelah mengelola lahannya Aceh di dekat pantai tertutup Desa kecil Kareung Ateuh di di Kareung Ateuh, Aceh Jaya. lapisan puing-puing dan Aceh Jaya terletak diantara kaki Ia menghabiskan tujuh tahun sedimen laut yang tebal. Petani terakhir pascatsunami dengan gunung dan pantai. Ini adalah yang selamat dari bencana membangun kembali mata desa nan asri yang penduduknya pencahariannya dengan bertani. terpaksa meninggalkan lahan bergantung pada lahan di Foto: KoLEKSI UNDP mereka. Sekarang upaya sekitar mereka sebagai sumber pemulihan telah selesai dan pangan dan penghidupan. petani harus kembali ke mata Selain itu memenuhi kebutuhan pekerjaan, sehingga saya tidak pencaharian tradisional mereka. pangan mereka, hasil tani dijual punya waktu untuk bersenang- di pasar Calang dan Lamno. senang,� katanya sambil tertawa Dalam menanggapi kebutuhan Uang yang dihasilkan digunakan lepas. ini, Program tRWMP, yang untuk menyekolahkan anak, dilaksanakan oleh UNDP, telah membeli barang kebutuhan, dan Cut dan tetangganya kehilangan mencatatkan kemajuan yang memelihara lahan mereka. hampir semua yang mereka signifikan. Sejauh ini lebih dari 12 Kisah MDF 1 Puing-puing tsunami yang dibersihkan dari lahan petani digunakan sebagai urukan di lahan masyarakat lain di Kareung Ateuh, Aceh Jaya. tRWMP akan membantu membersihkan 150 hektar lahan pertanian yang rusak karena tsunami di desa ini. Foto: KoLEKSI UNDP 1.000 hektar lahan menjadi “Ada sedikit masalah teknis, tapi penghidupan mereka sesegera tanah subur yang siap ditanami. kami semua antusias,� ujarnya. mungkin. Penghasilan rata-rata tRWMP telah memastikan “Kami berkomitmen untuk di desa ini adalah 700.000 rupiah bahwa ini adalah upaya yang memulihkan kembali lahan ini.� (AS$80) per bulan. Namun, dimulai dari tengah masyarakat. bersamaan dengan siapnya Para petani menjadi pelaku Peralatan berat digunakan lahan untuk pertanian, maka utama dalam upaya ini dan untuk menyelesaikan sebagian lebih dari 135 rumah tangga mereka telah terlibat dalam besar pekerjaan dan para petani diharapkan dapat meningkatkan proses ini sejak dari awal. mengikutinya dari belakang standar kehidupan mereka. menggunakan sekop dan pacul Idrus adalah kepala untuk melakukan penggalian “Proyek ini telah memberi perkumpulan petani. Berusia yang lebih rumit. Melalui kontribusi besar bagi kehidupan sekitar 60-an, Idrus terjun pola kerja inilah para petani kami,� ujar Ilyas, 30, wakil langsung saat ia memantau menemukan enam belas jenazah kepala desa Kareung Ateuh. kemajuan proses pembersihan. yang terkubur di bawah lapisan “Mustahil bagi kami untuk Menurutnya dari 150 hektar lumpur. menghidupi keluarga kami. yang direncanakan, 65 hektar Karena sekarang kami dapat telah selesai dan siap untuk Walaupun kerugian mereka bercocok tanam kembali, ditanami untuk pertama kalinya tidak terhingga, para petani kami dapat meningkatkan dalam hampir tujuh tahun. ini memiliki tujuan yang jelas. perekonomian kami.� Mereka harus memulai kembali 13 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Bab 2 Ibu Zulkarnaen memanen Kemajuan dan Kinerja padi organiknya di kabupaten Nagan Raya. Aspek kesetaraan Portofolio jender kuat tertanam di seluruh proyek MDF untuk memastikan pengakuan terhadap peran dan kontribusi perempuan dalam proses rekonstruksi. Ibu Zulkarnaen dan kelompok petaninya di desa Blang Ara mendapatkan dukungan dari proyek EDFF. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF 14 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio r ekonstruksi Aceh dan Nias secara dalam bidang pemulihan masyarakat, rehabilitasi keseluruhan hampir selesai dan dan rekonstruksi infrastruktur besar dan dianggap berhasil oleh khalayak luas. transportasi, penguatan tata kelola, pelestarian Prestasi penting telah tercatat dalam upaya lingkungan, peningkatan proses pemulihan pemulihan dan rekonstruksi di Aceh dan Nias secara keseluruhan, serta pembangunan selama tujuh tahun sejak terjadinya bencana ekonomi dan mata pencaharian. Kemitraan alam yang dahsyat pada bulan Desember 2004 merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan dan Maret 2005. Sebagian besar bantuan dari proyek. Proyek dilaksanakan melalui mitra luar untuk rekonstruksi telah berakhir, tetapi pemerintah dan nonpemerintah, termasuk keterlibatan MDF di Aceh dan Nias berlanjut berbagai kementerian terkait, Pemerintah Aceh yang sejalan dengan mandatnya dan dengan dan Sumatera Utara, berbagai badan PBB, dan mempertimbangkan kekhasan kebutuhan LSM. rekonstruksi bencana jangka panjang dalam suasana pascakonflik. Komite Pengarah MDF menggunakan pendekatan bertahap dalam pemulihan dan Multi Donor Fund menyumbang sekitar rekonstruksi, dan strategi ini terbukti berhasil. sepuluh persen dari keseluruhan dana tahap pertama memenuhi kebutuhan mendesak rekonstruksi. Dukungan kuat bagi koordinasi atas pemulihan masyarakat dan rehabilitasi upaya rekonstruksi secara keseluruhan dari jaringan transportasi yang penting. tahap kedua BRR, Bappenas, dan pemerintah daerah telah memusatkan pada infrastruktur skala besar, menghasilkan efek berganda yang besar pengurangan dampak rekonstruksi terhadap sehingga dampak MDF mampu melebihi lingkungan, dan pembangunan kapasitas. nilai sumbangannya. MDF juga memberikan tahap ketiga memusatkan pada pembangunan kontribusi dalam menyelaraskan upaya donor ekonomi dan kelanjutan penguatan kapasitas serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi daerah. Unsur penting dalam strategi ini adalah proses rekonstruksi. Proyek MDF telah memberi menyertakan di seluruh portofolionya bidang- respon secara efektif atas prioritas dan bidang utama antara lain sensitivitas konflik kebutuhan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan jender, perlindungan lingkungan, dan fokus Indonesia. terhadap manajemen risiko bencana. Strategi ini memungkinkan dipenuhinya kebutuhan Mandat program MDF secara keseluruhan akan penting dengan segera sedangkan investasi yang berakhir tanggal 31 Desember 2012. Sebagian lebih kompleks yang memerlukan kapasitas besar proyek akan ditutup pada bulan Juni 2012, dan kualitas lebih besar dapat dilakukan dalam tetapi kegiatan rekonstruksi pada beberapa jangka waktu yang lebih lama. proyek akan berlanjut sampai tanggal penutupan program MDF pada bulan Desember 2012. Hasil luar biasa telah dicapai oleh MDF dikala program ini memasuki periode akhir. Sebagian besar sasaran telah terpenuhi, dengan hasil yang mantap. Sembilan proyek telah ditutup dan empat belas berada dalam tahap pelaksanaan IKHtISAR PORtOFOlIO MDF penuh atau mendekati penyelesaian. Gelombang pertama dan kedua proyek dalam portofolio Portofolio MDF terdiri dari 23 proyek dalam berada dalam tahap akhir atau telah ditutup. enam bidang. Dana MDF mendukung proyek Beberapa proyek telah diperpanjang tanggal 15 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan penutupannya sehingga memungkinkan waktu membahas kebijakan mengenai rekonstruksi pelaksanaan maksimum. Semua proyek harus Aceh. Pendekatan perumahan berbasis ditutup pada tahun 2012, dengan penutupan masyarakat telah menjadi model nasional dan program secara keseluruhan pada tanggal 31 internasional untuk rekonstruksi pascabencana. Desember 2012. Investasi infrastruktur telah menghidupkan kembali kegiatan ekonomi dan akses di seluruh Untuk memastikan kesinambungan, semua Aceh dan Nias. Hasilnya positif dari sisi proyek diarahkan untuk pembangunan lingkungan karena proses rekonstruksi berupaya kapasitas dan pengembangan strategi menghindari dampak lingkungan yang negatif. penyelesaian yang baik. oleh karena itu, MDF Selain itu, MDF memberikan kontribusi terhadap memberikan dukungan kepada pemerintah penguatan lembaga daerah—pemerintah, pusat dan provinsi untuk membantu proses nonpemerintah, dan masyarakat—dan administratif dan hukum dalam mentransfer pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. “Dengan melibatkan komunitas, para PEMUlIHAN MASyARAKAt penerima manfaat dapat mengalihkan Proyek Pemulihan Masyarakat Alokasi Dana (AS$ juta) rasa kehilangan mereka Program Pengembangan Kecamatan 64,7 yang mendalam dengan (PPK) upaya yang positif Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) 17,45 dan konstruktif untuk Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi 84,97 Perumahan Masyarakat (Rekompak) membangun kembali Program Nasional Pemberdayaan 25,75 kehidupan mereka.� Masyarakat - Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM- R2PN) aset rekonstruksi sehingga dana dari anggaran Proyek Rekonstruksi Sistem 14,83 Administrasi Pertanahan Aceh pemerintah secara tepat dapat dialokasikan (RALAS) untuk operasi dan pemeliharaan aset ini. Setiap total 207,7 proyek juga memiliki komponen pembangunan kapasitas untuk membantu memastikan operasi dan pemeliharaan berkesinambungan MDF telah menyelesaikan karyanya dalam setelah penutupan proyek sehingga aset mendukung pemulihan masyarakat. Kelompok yang ditransfer kepada pemerintah memiliki proyek pertama yang akan disetujui oleh peluang keberhasilan yang lebih besar dalam Komite Pengarah MDF memberi kontribusi penggunaannya. terhadap pemulihan masyarakat melalui proyek pembangunan berbasis masyarakat MDF menyediakan forum yang menghimpun (CDD). Dengan memanfaatkan program dan banyak pemangku kepentingan untuk pendekatan Program Pengembangan Kecamatan 16 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio Aula desa di desa Hilimaenamolo, kabupaten Nias Selatan kelembagaan dalam penetapan status hukum dibangun melalui proyek tanah. Proyek perumahan Nias, PNPM-R2PN, PNPM-R2PN . Proyek- menyelesaikan kegiatannya pada bulan Juni 2011. proyek pemulihan masyarakat MDF telah berhasil membangun Proyek Pemulihan Masyarakat MDF telah lebih dari 500 kantor mencapai hasil yang mengesankan dalam pemerintah dan aula membangun kembali rumah dan infrastruktur desa di Aceh dan Nias. masyarakat: sejumlah hampir 20.000 Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF buah rumah dibangun oleh MDF. Proyek ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat (PPK) dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan memelopori pengambilan keputusan untuk Perkotaan (P2KP), lima proyek dalam kelompok pemulihan mereka sendiri; bahkan dalam ini diperbesar skalanya di Aceh dan Nias (PPK keadaan paling sulit. Program perumahan MDF dan P2KP), atau mengadaptasi model CDD di Aceh selesai pada tahun 2010 dan di Nias untuk memenuhi kebutuhan rekonstruksi pada tahun 2011. Hampir 15.000 buah rumah khusus, misalnya perumahan (Rekompak dan telah direkonstruksi ataupun direhabilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - di Aceh dengan tingkat hunian sebesar 97 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias atau persen sedangkan tambahan 4.491 buah rumah PNPM-R2PN) ataupun sertifikasi tanah (Proyek telah selesai di Nias. Pendekatan perumahan Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan berbasis masyarakat juga menunjukkan bahwa Aceh - RALAS). tiga dari proyek ini ditutup masyarakat dan pemerintah yang bekerja dalam pada tahun 2010 (PPK, P2KP, dan Rekompak). kemitraan dapat mencapai hasil yang terbuka, Proyek sertifikasi tanah (RALAS) ditutup pada hemat biaya, dan berkualitas tinggi. Kepuasan bulan Juni 2009, setelah memperkuat kapasitas penerima manfaat tinggi karena masyarakat 17 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan secara langsung memegang kendali atas kualitas kepada lebih dari 700 orang staf pemerintah konstruksi. Keterlibatan masyarakat juga dan ini akan terus membawa dampak dalam memungkinkan penerima manfaat mengubah pemberian layanan pemerintah dalam sertifikasi kerugian sangat besar yang diderita menjadi tanah. Mungkin yang paling penting adalah upaya yang positif dan konstruktif dalam peningkatan kesadaran dan pemahaman membangun kembali kehidupan mereka. masyarakat tentang prosedur sertifikasi tanah dan hak kepemilikan perempuan yang membawa Proyek PPK, P2KP, Rekompak, dan PNPM-R2PN dampak terhadap layanan ini pada masa depan juga telah memberikan hasil yang mengesankan maupun tuntutan atas keterbukaan layanan dalam rekonstruksi infrastruktur masyarakat. tersebut. Proyek-proyek ini telah membantu masyarakat membangun hampir 3.000 kilometer jalan Proyek pemulihan masyarakat MDF juga telah desa, hampir delapan kilometer jembatan, dan menetapkan patokan dalam pemberdayaan lebih dari 1.500 kilometer saluran irigasi dan masyarakat di seluruh Aceh dan Nias. Proses drainase. Selain itu, 551 membangun kembali buah sekolah dan 511 infrastruktur diikuti buah kantor pemerintah “Proyek pemulihan oleh banyak anggota daerah ataupun balai desa/ masyarakat MDF masyarakat. Hasilnya kota telah dibangun atau disertai dengan rasa direhabilitasi. Peningkatan menunjukkan bahwa memiliki yang tinggi air dan sanitasi mencakup masyarakat dapat dan harapan anggota hampir 7.800 buah sumur atau sumber air bersih memimpin proses masyarakat untuk berperan lebih besar lain dan 1.220 buah MCK. pemulihan mereka dalam perencanaan tingkat kepuasan penerima sendiri bahkan dalam pembangunan. Hasil manfaat atas proyek yang diprakarsai oleh tersebut pada umumnya keadaan yang paling masyarakat di seluruh Aceh tinggi, yang menunjukkan sulit.� dan Nias melalui proyek- pentingnya rasa memiliki proyek ini diharapkan dan pemberdayaan bagi berlanjut karena proyek pemulihan masyarakat. dukungan MDF (PPK, P2KP, dan PNPM-R2PN) digabung oleh pemerintah pusat ke dalam RAlAS telah memberi kontribusi penting bagi program PNPM Perdesaan dan Perkotaan. upaya rekonstruksi melalui pembagian lebih dari 220.000 lembar sertifikat tanah. Dari Pemberdayaan perempuan telah dimasukkan jumlah tersebut, 63.000 lembar diterbitkan atas ke dalam setiap proyek pemulihan masyarakat nama perempuan ataupun sebagai sertifikat MDF, yang menghasilkan peningkatan bersama. Walaupun terjadi masalah dalam partisipasi dan suara mereka. Sisi jender manajemen dan pelaksanaannya, proyek yang mantap menjamin bahwa perempuan ini benar-benar memberi kontribusi dalam berperan dalam proses pengambilan keputusan memulihkan hak atas tanah dan membangun masyarakat. Proyek-proyek ini telah merintis kembali sistem administrasi tanah di Aceh. upaya yang bukan sekadar meningkatkan Pelatihan dan pembangunan kapasitas dalam partisipasi perempuan dalam kegiatan penetapan hukum berbasis masyarakat diberikan perencanaan masyarakat, melainkan juga 18 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio mencari cara untuk memastikan bahwa suara menyelenggarakan lokakarya pada penutupan mereka didengar. P2KP mengembangkan proyek guna membahas hasil pembelajaran, komponen peningkatkan pemberdayaan baik untuk kegiatan mendatang di Aceh perempuan dengan menyisihkan dana khusus dan Indonesia maupun berbagai keadaan untuk kegiatan yang dipilih sendiri oleh kaum pascabencana lain di seluruh dunia. Lokakarya perempuan. PPK maupun P2KP juga mendukung ini memberi kesempatan kepada penerima pemberdayaan perempuan melalui penyediaan manfaat untuk berinteraksi erat dengan kesempatan pembiayaan mikro khusus untuk perwakilan pemerintah daerah dan pusat guna perempuan. RALAS berperan penting dalam ikut merumuskan harapan mereka terhadap meningkatkan kesadaran perempuan mengenai pemerintah. hak atas tanah dan mendukung sertifikasi tanah milik bersama. Hampir 30 persen sertifikat tanah yang diterbitkan dalam proyek ini merupakan sertifikat bersama atau atas nama perempuan. Pelajaran dari penyertaan jender ke dalam REKONStRUKSI DAN REHABIlItASI proyek berbasis masyarakat dan program INFRAStRUKtUR SKAlA BESAR kesiapan menghadapi bencana di Aceh dan Nias DAN tRANSPORtASI ini dimasukkan ke dalam PNPM yang sedang berlangsung dan pemrograman lain di Aceh dan Proyek Pemulihan transportasi dan Alokasi Dana Nias dan seluruh Indonesia. Infrastruktur Skala Besar (AS$ juta) Program Pencegahan Banjir Banda 6,27 Keberhasilan proyek pemulihan masyarakat Aceh (BAFMP) MDF menunjukkan bahwa pendekatan berbasis Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi 42,00 masyarakat dapat berhasil dalam situasi Infrastruktur (IREP) pascabencana. Keberhasilan pendekatan ini Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi 136,70 terbukti ketika hasil pembelajaran diterapkan Infrastruktur (IRFF) dalam keadaan pascabencana nasional lain Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno- 1,46 maupun internasional. Proyek perumahan Calang Aceh (Rekompak) menjadi model bagi program Program Angkutan dan Logistik Laut 25,03 rekonstruksi perumahan Pemerintah Indonesia (SDLP) di Jawa setelah gempa bumi 2006. Lebih Program Rekonstruksi Pelabuhan 3,78 dari 200.000 buah rumah dibangun dengan (tRPRP) menerapkan pendekatan ini. Model ini telah Proyek Akses Pedesaan dan 11,80 disesuaikan lagi di Sumatera Barat setelah Pembangunan Kapasitas Nias terjadinya gempa bumi 2009. Pemerintah (RACBP) pusat telah menerapkan pendekatan berbasis total 227,04 masyarakat sebagai bagian dari kebijakan menyeluruh untuk rekonstruksi perumahan pascabencana. Selain itu, delegasi dari Bermitra dengan Pemerintah Indonesia, negara lain, termasuk Haiti, mengunjungi MDF merupakan penyumbang utama bagi Aceh dan Jawa untuk mempelajari proyek- rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur proyek rekonstruksi pascabencana CDD, dan skala besar di Aceh dan Nias. MDF telah mengambil pelajaran yang mengesankan untuk mengeluarkan dana besar untuk rekonstruksi direplikasi. PPK, PNPM-R2PN, dan Rekompak dan rehabilitasi infrastruktur sejalan dengan 19 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan MDF mengalokasikan sekitar 35 persen dari hibah ke proyek- dibutuhkan pada tahap awal rekonstruksi. SDLP proyek rekonstruksi memberikan layanan pengiriman dari tahun infrastruktur besar dan 2005 sampai dengan 2007, yang memungkinkan transportasi. Proyek infrastruktur besar, banyak lembaga yang terlibat dalam pemulihan misalnya sistem drainase dan rekonstruksi mengangkut barang ke pantai dan penyimpanan air di barat Aceh dan tempat pendaratan terpencil di kota Lhokseumawe ini, Kepulauan Nias dan Pulau Simeulue. Setelah selesai bulan Juni 2010, tahap pemulihan awal, dana MDF dialokasikan merupakan katalisator pertumbuhan ekonomi ke berbagai proyek rekonstruksi infrastruktur dan pembangunan masa skala besar, termasuk pelabuhan, jalan nasional, depan. provinsi, dan kabupaten, sistem penyediaan dan Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF pengolahan air bersih, sistem drainase, tempat pembuangan akhir (tPA) sampah, dan sistem perlindungan pantai. Pembangunan kapasitas prioritas Pemerintah Indonesia dan pemerintah dan perhatian terhadap kebutuhan kelompok- provinsi. Lebih kurang 35 persen dana MDF kelompok marginal merupakan unsur penting telah dialokasikan pada bidang ini. Selain itu, yang terdapat pada semua upaya rekonstruksi kontribusi signifikan telah diberikan untuk ini. infrastruktur masyarakat melalui program pemulihan masyarakat MDF. tiga diantara proyek infrastruktur MDF telah selesai dengan setelah berhasil memulihkan MDF mendukung secara komprehensif dan jaringan transportasi berkualitas dan strategis upaya pemulihan infrastruktur dan infrastruktur penting. Proyek pemeliharaan transportasi setelah tsunami. Dukungan logistik Jalan Lamno-Calang memungkinkan jalan transportasi bahan bangunan untuk rekonstruksi penghubung utama di pantai barat tetap ke wilayah yang terkena bencana sangat berfungsi dalam dua tahun pertama setelah 20 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio tsunami. Proyek ini ditutup pada Desember 2007 infrastruktur yang dilaksanakan oleh Pemerintah setelah donor lain mengambil alih rekonstruksi Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri jalan penghubung di pantai barat tersebut. telah menempatkan dana pendamping untuk Program Pencegahan Banjir Banda Aceh (BAFMP) IRFF sebesar lebih dari AS$100 juta disamping yang diselesaikan pada tahun 2009 melindungi dana hibah MDF. Cara pembiayaan bersama kawasan pusat perniagaan di ibukota Aceh ini memungkinkan penggabungan bantuan terhadap banjir dan terus dibutuhkan dalam donor dan pemerintah untuk rekonstruksi mengantisipasi bencana pada masa mendatang. infrastruktur. Melalui investasi besar MDF di Proyek ini memberikan pelajaran penting bagi kedua proyek ini, lebih kurang 570 kilometer daerah lain, terutama karena negara-negara jalan nasional dan provinsi, 87 kilometer jalan lain di kawasan ini menghadapi banjir besar. kabupaten, lima buah pelabuhan dan sebelas Program Rekonstruksi Pelabuhan (tRPRP) sistem penyediaan air bersih dan perlindungan membantu memulihkan jaringan transportasi pantai telah diselesaikan. Pekerjaan dalam kedua penting dengan menyediakan desain fisik dan proyek ini sekarang hampir selesai, dan IREP bantuan teknis untuk rekonstruksi pelabuhan- ditutup pada bulan Desember 2011. pelabuhan utama dan sebuah pelabuhan sungai. Investasi strategis terakhir Pembangunan kembali MDF dalam infrastruktur pelabuhan ini memastikan “MDF merupakan berskala besar sedang bahwa peralatan dan bahan bangunan dapat kontributor utama dari berlangsung. Pembiayaan tambahan sebesar AS$ 37 dikirim ke daerah terpencil infrastruktur besar di juta dialokasikan untuk untuk membangun Aceh dan Nias dalam IRFF guna membangun kembali masyarakat ruas jalan penting dan mata pencaharian konteks rekonstruksi sepanjang 50 kilometer mereka selama tahap pascabencana.� dari Kabupaten Aceh Jaya awal rekonstruksi. ke Kabupaten Aceh Barat. Proyek transportasi ini Ruas jalan strategis ini menggandakan dampak menjadikan tersambungnya investasi MDF dengan membangun akses ke perhubungan di sepanjang pantai barat wilayah yang terkena bencana kepada para Aceh. Jalan Pantai Barat tersebut diharapkan pelaku rekonstruksi, termasuk Pemerintah dapat memberikan manfaat terhadap mata Indonesia, LSM, CSo, serta donor multilateral pencaharian dan kemudahan untuk memperoleh dan bilateral. layanan dasar bagi lebih dari 900.000 jiwa penduduk, mengurangi biaya transportasi, dan MDF berkontribusi dalam rekonstruksi memperbesar peluang ekonomi. Melalui dana infrastruktur skala besar melalui dua proyek tambahan ini, total dana MDF yang dialokasikan utama, yaitu Program Pemberdayaan untuk IRFF sekarang mencapai AS$137 juta— Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) dan proyek proyek tunggal terbesar dalam portofolio MDF. yang menyertainya, IRFF. Kedua proyek ini, Bersama dengan pendanaan pendamping dengan total investasi MDF mencapai lebih dari dari Pemerintah Indonesia, total dana yang AS$178 juta, bekerjasama saling mendukung diinvestasikan dalam rekonstruksi infrastruktur dalam menyediakan desain, keuangan, skala besar melalui IRFF mencapai lebih kurang dan pelaksanaan lebih dari 52 subproyek AS$245 juta. 21 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Pendekatan berbasis sumberdaya lokal (lRB) Kesadaran akan PRB juga telah dicakup dalam dalam pembangunan jalan pedesaan yang komponen pembangunan kapasitas pada diperkenalkan oleh IlO telah terbukti sangat proyek infrastruktur MDF. SDLP meningkatkan sesuai untuk keadaan di Aceh dan Nias. kesinambungan pada tahap akhirnya Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan dengan menggunakan dana yang ada untuk Kapasitas (RACBP) yang dilaksanakan menyertakan penyusunan prosedur dan tanggap oleh ILo menitikberatkan pada perbaikan darurat ke dalam sistem logistik dan komunikasi jaringan transportasi pedesaan di Nias yang di Aceh. hemat biaya dan tahan lama. Pendekatan berbasis sumberdaya lokal digunakan untuk MDF berperan penting dalam menciptakan membangun jalan setapak, jembatan, dan jalan, jaringan infrastruktur di berbagai daerah di menggunakan pendekatan pembangunan ramah Aceh dan Nias, yang menjadi landasan bagi lingkungan yang memerlukan pemeliharaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi minimal. Proyek ini juga menggunakan masa depan. Pelabuhan internasional telah pertukaran bantuan teknis Selatan-Selatan, dibangun di Lhokseumawe dan Kuala Langsa dengan membawa teknisi dari Nepal yang (Aceh), yang menjadi pintu gerbang ke pasar berpengalaman dalam perancangan dan internasional. Pelabuhan domestik telah pembangunan jembatan gantung untuk direkonstruksi di Gunung Sitoli (Pulau Nias) dan pembangunan jembatan dengan kondisi yang Sinabang (Pulau Simeulue), yang meningkatkan sangat serupa dengan yang ada di Nias. Proyek hubungan antarpulau bagi kedua kabupaten serupa, Perbaikan Jalan dengan Sumberdaya terpencil tersebut. tahap kedua proyek SDLP Lokal Pedesaan (CBLR3), telah menerapkan berupa investasi sistem manajemen dan pendekatan berbasis sumberdaya setempat di sumberdaya manusia untuk meningkatkan beberapa kabupaten di Aceh dan Nias dengan efisiensi, keamanan, dan kapasitas untuk hasil yang baik. Kedua proyek ini akan terus mengelola pelabuhan tersebut maupun 18 buah dilaksanakan sampai dengan 2012, dengan pelabuhan lain di seluruh Aceh dan Nias. Jalan semakin memusatkan pada pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten yang tersebar kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah yang dibangun melalui IRFF, proyek jalan ILo untuk melaksanakan pendekatan berbasis di Aceh dan Nias (CBLR3, RACBP), dan proyek sumberdaya setempat dengan memanfaatkan pemulihan masyarakat MDF menjadi bagian dari sumberdaya mereka sendiri setelah proyek jaringan transportasi yang membuka daerah- ditutup. daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Selain itu, penggunaan tenaga kerja dan pengadaan Perhatian terhadap kualitas dan penggunaan bahan bangunan setempat telah membuahkan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kapasitas unsur penting pada proyek infrastruktur MDF. pemerintah daerah dalam operasi dan Keseimbangan kebutuhan atas kecepatan dan pemeliharaan jaringan infrastruktur daerah telah kualitas merupakan tantangan besar dalam ditingkatkan melalui kegiatan proyek sehingga setiap urusan rekonstruksi. Dalam MDF, manfaat investasi MDF dalam infrastruktur pengawasan proyek yang ketat ikut menjamin dan transportasi akan berlanjut terus setelah konstruksi berkualitas tinggi. Rancangan penutupan program ini. Hal ini sungguh penting konstruksi telah sesuai dengan pengamanan bagi Nias karena tantangan topografi, geografi, lingkungan serta memenuhi kriteria kualitas dan pembangunan kapasitas. yang tepat untuk daerah rawan bencana. 22 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio PENgUAtAN tAtA KElOlA DAN PEMBANgUNAN KAPASItAS “Dana hibah P2DTK telah Proyek Penguatan tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas Alokasi Dana (AS$ juta) membuka akses ke desa- Proyek Perbiakan Jalan dengan 11,80 desa yang sebelumnya Sumberdaya Lokal Pedesaan (CBLR3) terisolasi, kesempatan Proyek Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal dan Khusus 25,03 meningkat untuk (P2DtK) memulai usaha kecil, Program Penguatan organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias 6,00 dan meningkatkan akses (CSo) ke pelayanan kesehatan total 42,82 dan pendidikan bagi masyarakat di desa-desa landasan MDF sejak dibentuk adalah tertinggal.� pembangunan lembaga pascabencana melalui penguatan kapasitas dan tata kelola yang baik untuk memastikan kesinambungan kegiatan Melalui proyek Organisasi Masyarakat Sipil setelah rekonstruksi berakhir. Penguatan (CSO), MDF memberikan dukungan dan usaha kapasitas untuk peningkatan tata kelola daerah rekonstruksi penting dengan membangun dimasukkan ke dalam hampir semua proyek MDF jaringan masyarakat sipil di Aceh dan Nias. sepanjang pelaksanaan proyek. Pembangunan Proyek CSo memperkenalkan pemantauan kapasitas ini merupakan tujuan utama dari berbasis masyarakat (CBM) atas upaya ketiga proyek dalam portofolio yang memberi rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan manfaat kepada masyarakat sipil (proyek Nias. Pendekatan ini membangun rasa saling CSo), pemerintahan kabupaten (P2DtK), dan percaya dan menghormati antara pemerintah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota serta daerah dan CSo/CBo, yang menghasilkan kontraktor jalan setempat (CBLR3). tiga proyek koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dalam lain (AGtP, NItP, dan bantuan teknis untuk BRR perencanaan pengembangan masyarakat. dan Bappenas) juga memberikan kontribusi Proyek ini memberikan perhatian khusus secara langsung terhadap penguatan tata kelola pada pengarusutamaan jender ke dalam dengan membangun kapasitas pemerintah kebijakan, proses dan praktik CSo. Proyek CSo daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan menyediakan 142 hibah bernilai kecil kepada efisiensi dan efektivitas proses pemulihan. CSo dan organisasi berbasis masyarakat (CBo) Dengan upaya keras untuk memenuhi tujuan di Aceh dan Nias, serta menjangkau lebih dari tersebut, beberapa proyek ini sekarang telah 33.000 orang penerima manfaat, yang hampir ditutup atau sedang melaksanakan strategi 44 persen diantaranya perempuan. Proyek ini penyelesaian untuk memastikan kesinambungan ditutup pada tanggal 30 Mei 2010, dengan lebih setelah penutupan program. dari 100 orang pendamping dari LSM dan CSo setempat yang terdaftar dan diperlengkapi untuk bekerja bersama masyarakat dalam mendorong partisipasi dan mendukung tata kelola yang baik. 23 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Proyek P2DtK membantu pembangunan pedesaan yang miskin dan sumberdaya lokal (LRB) untuk rekonstruksi tertinggal di Aceh dan pemeliharaan jalan pedesaan. Proyek ini dan Nias. tiga puluh telah membangun hampir 155 kilometer jalan persen dari hibah yang disediakan untuk proyek kabupaten dan kecamatan serta melakukan ini dialokasikan untuk pemeliharaan atas 230 kilometer jalan mendukung peningkatan pedesaan (kabupaten dan kecamatan) sekaligus dalam kesehatan dan membangun kapasitas pemerintah kabupaten pendidikan, seperti dalam melaksanakan pendekatan LRB. Proyek sekolah dukungan P2DtK di kabupaten Aceh Utara ini menyelesaikan pekerjaan awalnya pada ini. tahun 2011 dan telah diperpanjang sampai Foto: SEKREtARIAt MDF dengan Agustus 2012 untuk melaksanakan strategi penyelesaiannya. Perhatian utama pada tahap ini adalah membangun kapasitas Proyek CBlR31 membangun kapasitas di untuk pengelolaan aset jalan di tingkat tingkat kabupaten dan masyarakat dalam kabupaten. tahap ini juga akan melaksanakan menggunakan sumberdaya lokal untuk pekerjaan infrastruktur rehabilitasi jalan untuk pembangunan jalan pedesaan di Aceh dan Nias. memperbaiki perhubungan guna mendukung Proyek yang dilaksanakan oleh ILo ini sangat pengembangan ekonomi daerah. RACBP Nias, berhasil dalam menerapkan pendekatan berbasis yang juga dilaksanakan oleh ILo, selanjutnya membangun kapasitas dengan menerapkan pendekatan berbasis sumberdaya lokal ini dalam 1 Proyek ini juga dikenal dengan proyek Jalan Pedesaan ILo. pembangunan jalan di Nias. 24 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio Proyek P2DtK di Aceh dan Nias membantu PENINgKAtAN PROSES upaya pemerintah dalam mengembangkan PEMUlIHAN daerah-daerah pedesaan yang miskin dan tertinggal untuk menciptakan pembangunan Proyek Peningkatan Proses Alokasi Dana ekonomi dan peningkatan layanan kepada Pemulihan (AS$ juta) warganya, terutama dalam bidang kesehatan Program Bantuan teknis (tA) untuk 24,48 dan pendidikan. Proyek ini membangun BRR dan Bappenas (R2C3) kapasitas tata kelola setempat melalui Proyek Pengurangan Risiko Bencana - 9,87 pendekatan perencanaan dari bawah sambil Aceh (DRR-A) melaksanakan hampir 700 subproyek Program transformasi Pemerintah 13,98 infrastruktur masyarakat, guna memenuhi Aceh (AGtP) kebutuhan mendesak akan penyediaan air Program transisi Kepulauan Nias 3,89 bersih sampai dengan jembatan. Forum dialog (NItP) pengusaha-pemerintah di lima kabupaten telah total 52,22 mengkaji hambatan terhadap pengembangan sektor swasta daerah dan pendaftaran izin usaha baru telah meningkat. Lebih dari 233.000 orang MDF telah berperan strategis dalam perempuan rentan, pengungsi setempat, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi korban konflik juga dibantu melalui proyek ini. proses pemulihan dan rekonstruksi secara Hibah P2DtK telah membuka akses ke desa- keseluruhan. MDF memberikan bantuan desa yang sebelumnya terisolasi, meningkatkan teknis dan bantuan operasional kepada BRR peluang untuk memulai usaha kecil, dan dalam perannya sebagai koordinator program meningkatkan kemudahan bagi masyarakat rekonstruksi keseluruhan senilai hampir AS$7 tertinggal untuk memperoleh layanan kesehatan juta untuk menyelesaikan mandatnya secara dan pendidikan. Proyek P2DtK di Aceh dan Nias tepat waktu dan terbuka. Hal ini mencakup ditutup pada bulan Desember 2011. bantuan untuk penyusunan kebijakan, landasan hukum, proyek dan program maupun alat bantu Perlunya bantuan untuk pembangunan dan sistem pemantauan proses rekonstruksi dan kapasitas dan tata kelola daerah dalam pemulihan sejak Juli 2005 sampai penutupan BRR rangka pascabencana dan pascakonflik di pada tahun 2009. Aceh dan Nias sangat besar. MDF telah banyak membantu dalam membangun landasan untuk Sejak penutupan BRR, MDF terus mendukung meningkatkan kapasitas daerah melalui semua koordinasi rekonstruksi yang sekarang sedang proyeknya. Walaupun masih sangat dibutuhkan dilakukan oleh badan reguler pemerintah. bantuan dalam bidang ini, namun hal ini berada MDF membantu tiga proyek (tA untuk BRR dan di luar mandat MDF dalam menangani semua Bappenas, AGtP, dan NItP) yang bertujuan untuk kebutuhan pembangunan kapasitas. Kebutuhan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses ini akan tetap diutamakan dalam agenda rekonstruksi dan pemulihan secara keseluruhan pembangunan masa depan Aceh dan Nias melalui dukungan kepada pemerintah pusat dan setelah MDF ditutup pada tahun 2012. provinsi. Ketiga proyek ini baru saja diperpanjang melalui pendanaan tambahan dari MDF sehingga proyek tersebut tidak hanya melanjutkan menyediakan dukungan kegiatan sampai dengan 2012, tetapi juga membantu melaksanakan strategi penyelesaian. 25 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Siswa melakukan widyawisata ke Pusat Riset tsunami dan Mitigasi Bencana (Tsunami Disaster Management Research Center/tDMRC) di Banda Aceh. Lembaga ini menerima dukungan pembangunan kapasitas dari proyek DRR-A. Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan ke dalam proses pembangunan daerah merupakan tujuan penting bagi MDF untuk meningkatkan proses pemulihan di Aceh dan Nias. Foto: KoLEKSI UNDP Program Bantuan teknis untuk BRR dan rekonstruksi. AGtP dan NItP bertujuan untuk Bappenas melanjutkan bantuan untuk mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten koordinasi kegiatan pemerintah dalam guna melanjutkan kegiatan pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi. Bantuan teknis setelah proyek ditutup. AGtP membangun untuk BRR semula dirancang untuk memberikan kapasitas dan sinergi dengan mengaitkan segala dukungan kepada BRR atas kebutuhan teknis dan upayanya dengan seluruh tahap pembangunan operasionalnya sejak Juli 2005 sampai dengan Pemerintah Aceh, yaitu perencanaan, April 2009. Proyek ini sekarang menitikberatkan penganggaran, pemantauan dan evaluasi. NItP untuk melanjutkan agenda rehabilitasi dan memprakarsai forum koordinasi pemangku rekonstruksi di Aceh dan Nias dimana Bappenas kepentingan guna mempercepat proses transfer memimpin upaya koordinasi di tingkat pusat aset di Kepulauan Nias. Kedua proyek telah dan Bappeda di tingkat provinsi. Proyek ini juga membantu menerapkan pedoman seleksi disebut dengan R2C3 oleh Bappenas. Bappenas penerimaan pegawai pemerintah daerah. akan melanjutkan peran koordinasi ini sampai penyelesaian mandat MDF pada bulan Desember Sebagai komponen penting lain dari upayanya 2012. mempercepat proses pemulihan, MDF mendukung pengurangan risiko bencana (PRB) AgtP dan NItP memberikan dukungan dan kesiapan melalui proyek DRR-A. DRR-A di tingkat provinsi dan kabupaten untuk merupakan salah satu dari dua proyek MDF yang mempercepat pemulihan secara efisien dan menitikberatkan pada permasalahan PRB. NItP efektif di Aceh dan Nias. Bersama dengan juga memasukkan komponen PRB ke dalam bantuan teknis untuk BRR dan Bappenas, upaya penguatan kapasitasnya di Kepulauan AGtP dan NItP bekerjasama dengan semua Nias. DRR-A dirancang untuk melembagakan tingkatan pemerintah dan kementerian terkait PRB ke dalam proses pembangunan jangka untuk membantu transfer aset rehabilitasi dan panjang di daerah, dan upaya PRB di semua 26 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio tingkatan, mulai dari masyarakat sampai dengan setelah terjadi tsunami dan memberi kontribusi provinsi. Salah satu aspek kontribusinya yang penting terhadap kelestarian lingkungan khas dan penting dalam kesiapan menghadapi jangka panjang untuk Aceh dan Nias melalui bencana adalah membangun kapasitas dan penciptaan sistem pengelolaan limbah padat kesinambungan melalui dukungan kepada yang berkesinambungan. lembaga-lembaga di daerah, Pusat Riset tsunami dan Mitigasi Bencana (tDMRC) tujuan utama AFEP adalah untuk membangun Universitas Syiah Kuala, dan beberapa LSM kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam setempat di berbagai kabupaten. Proyek ini juga melindungi dan mengelola sumberdaya telah berperan penting dalam pembentukan hutan Aceh secara lestari. Proyek ini telah Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). menunjukkan hasil yang mantap dalam hal Guna menjamin kesinambungan, proyek pemantauan pembalakan liar, dukungan ini membentuk berbagai kemitraan dengan penegakan hukum, pengurangan konflik antara pemerintah, media, LSM, dan akademisi serta manusia dan satwa liar, pemetaan sumberdaya terus mendorong dimilikinya agenda PRB di hutan, penyusunan rencana pengelolaan semua dinas pemerintah daerah. hutan setempat, dan menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui pendidikan dan penjangkauan. Semua kegiatan lapangan telah selesai pada tahun 2011 dan proyek terus berupaya untuk memastikan kesinambungannya. PElEStARIAN lINgKUNgAN Alokasi Dana Proyek Pelestarian lingkungan (AS$ juta) “Kelestarian lingkungan Proyek Hutan dan Lingkungan Aceh 17,53 (AFEP) adalah tema lintas sektor Program Pengolahan Limbah 39,40 untuk proyek-proyek di tsunami (tRWMP) seluruh portofolio MDF.� total 56,93 MDF menunjukkan komitmennya dalam Beberapa prakarsa inti AFEP berlanjut dengan perlindungan lingkungan selama rekonstruksi bantuan dari sumber dana lain. Keberhasilan dengan menjanjikan dana untuk maksud program Jagawana Masyarakat di ekosistem tersebut, yang merupakan salah satu dari Ulu Masen dan kegiatan terkaitnya sekarang sedikit program rekonstruksi Aceh yang didukung oleh Uni Eropa dan CPDA melalui melakukan kegiatan seperti ini. Kelestarian pendanaan terpisah. Program Jagawana lingkungan merupakan tema lintas proyek di Masyarakat tersebut mempekerjakan seluruh portofolio MDF, dan merupakan fokus mantan pembalak liar, pemburu liar, dan utama dari dua proyek khusus. AFEP dibentuk mantan anggota GAM serta menyediakan secara khusus untuk mengurangi kemungkinan lapangan kerja alternatif bagi mereka untuk dampak negatif rekonstruksi terhadap ekosistem mengawasi kegiatan ilegal di hutan, yang hutan yang vital di Aceh. tRWMP semula menciptakan perubahan dalam hal hubungan dirancang untuk membantu pembersihan antara masyarakat dan hutan. AFEP telah 27 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Seorang pekerja menata kardus dan kertas di Pusat Daur Ulang Sumber Rezeki di kota Lhokseumawe. Fasilitas ini mendapat dukungan dari Program Pengolahan Limbah tsunami (tRWMP) MDF. Kegiatan ini mempromosikan penciptaan pendapatan berkesinambungan sekaligus meningkatkan kegiatan daur ulang. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF menyelesaikan bantuannya terhadap agenda pada tahun 2012. tRWMP telah bekerjasama erat Aceh Hijau dan bantuan MDF untuk Aceh Hijau dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas dilanjutkan melalui AGtP. Pekerjaan Umum Kabupaten untuk memastikan kesinambungan pencapaian proyek. Kementerian tRWMP berupaya memperbaiki dan Pekerjaan Umum telah menjanjikan untuk melestarikan lingkungan di Aceh dan Nias menyediakan pembiayaan bersama bagi tPA dengan menitikberatkan pada pengelolaan provinsi terpilih maupun tPA kabupaten lainnya limbah padat (SWM). Sekarang dalam tahap yang telah dirancang oleh proyek. ketiganya, tRWMP mendukung kegiatan pembangunan kapasitas untuk memastikan tRWMP juga menunjukkan keberhasilan dalam adanya infrastruktur dan layanan pengelolaan membantu memulihkan dan memperbaiki limbah padat yang berkesinambungan setelah mata pencaharian petani serta usaha kecil proyek ditutup. Pegawai pemerintah daerah dan menengah. Proyek ini terus mendukung di dua kabupaten telah diberi keterampilan kegiatan mata pencaharian terkait pengelolaan dan sumberdaya untuk merancang peraturan limbah, misalnya daur ulang. Kegiatan ini kabupaten tentang SWM, dan peraturan ini menambah pendapatan berkesinambungan sedang menunggu persetujuan dari DPRD dan menumbuhkan kesadaran di kalangan Kabupaten masing-masing. tRWMP berharap masyarakat tentang perlunya dan manfaat agar persetujuan dan pemberlakuan peraturan pengelolaan limbah padat, sambil memisahkan tersebut dapat menjadi contoh, bukan hanya plastik dan bahan lain yang dapat didaur ulang untuk Aceh dan Nias, melainkan untuk seluruh dari tPA kabupaten. Proyek ini juga bermitra Indonesia. Pembangunan tPA permanen dengan masyarakat yang terkena dampak untuk (sebuah tPA provinsi dan empat buah tPA membersihkan puing dan endapan tsunami kabupaten) telah mengalami beberapa kali dari lahan pertanian. Lebih dari 1.000 hektar penundaan, tetapi tim proyek bekerjasama erat lahan pertanian telah dibersihkan dari puing dengan pemerintah provinsi dan kabupaten dan endapan tsunami sehingga siap untuk untuk mengatasi masalah sehingga kegiatan diusahakan. pembangunan tPA tersebut dapat diselesaikan 28 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio PEMBANgUNAN EKONOMI DAN yang dirancang untuk tahap berikutnya dalam MAtA PENCAHARIAN proses rekonstruksi MDF. Dua proyek terakhir MDF, yaitu EDFF dan LEDP, secara langsung Proyek Pembangunan Ekonomi dan Alokasi Dana menangani pengembangan ekonomi dan Mata Pencaharian (AS$ juta) mata pencaharian. Proyek ini bertujuan untuk Fasilitas Pendanaan Pembangunan 50,00 memperlancar peralihan dari rekonstruksi Ekonomi (EDFF) menuju pembangunan Aceh dan Kepulauan Nias Proyek Pengembangan Ekonomi dan 8,20 serta membangun landasan bagi pertumbuhan Mata Pencaharian Nias (LEDP) ekonomi masa mendatang. total 58,20 Proyek EDFF merintis model kemitraan khas yang melibatkan lSM internasional dan daerah Dukungan MDF untuk pemulihan mata dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi pencaharian dan pembangunan ekonomi untuk mendukung pembangunan ekonomi di dilakukan secara bertahap. Dukungan awal Aceh. Proyek senilai AS$50 juta ini mendanai dalam bidang ini menitikberatkan pada delapan subproyek terpilih melalui proses penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan yang terbuka guna mendukung pembangunan rekonstruksi, terutama dalam kelompok proyek sektor ekonomi utama Aceh, yaitu pertanian pemulihan masyarakat, termasuk Rekompak, dan perikanan, dengan perhatian khusus pada PPK, P2KP, dan PNPM-R2PN. MDF telah dua komoditas ekspor penting, yaitu kopi dan membiayai lebih dari 17,6 hari kerja berbayar kakao. EDFF memberi kontribusi terhadap melalui kelompok proyek perumahan dan pemulihan ekonomi di daerah yang terkena pemulihan masyarakat serta melalui CBLR3, dampak tsunami dan gempa bumi, secara RACBP, tRWMP, dan lainnya. Kesempatan kerja langsung maupun tidak langsung. Subproyek ini memberikan suntikan dana yang sangat dilaksanakan di hampir setiap kabupaten, yang diperlukan oleh keluarga yang terkena bencana mencakup kegiatan antara lain pemberian alat selama pemulihan dan rekonstruksi. Selain dan sarana produksi pertanian, pengembangan itu, terdapat tiga proyek yang menyediakan koperasi, perbaikan kualitas hasil, perbaikan pembiayaan mikro kepada rumah tangga yang akses ke pasar, kemudahan untuk memperoleh terkena dampak (CSo, PPK, dan P2KP), dan pembiayaan, dan pemberdayaan perempuan. bantuan bagi usaha kecil yang berkaitan dengan pendaurulangan dan pengelolaan limbah telah lEDP Nias bertujuan untuk membangun diberikan oleh tRWMP. Kaum perempuan telah kapasitas pemerintah daerah dalam mendapatkan manfaat dari kesempatan kerja mengembangkan mata pencaharian dan tambahan dan baru dalam jumlah besar. memfasilitasi pembangunan ekonomi di Kepulauan Nias. Proyek ini menyediakan Dukungan MDF untuk pengembangan ekonomi bantuan teknis dan sarana produksi kepada sekarang sedang pada tahap pelaksanaan penuh kelompok tani perempuan dan gabungan di Aceh dan Nias. Strategi pendekatan bertahap laki-laki dan perempuan dalam berbagai disesuaikan dengan prioritas pemerintah kegiatan mata pencaharian pedesaan yang dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang menitikberatkan pada padi dan tanaman pemulihan masyarakat dan infrastruktur terlebih andalan pendapatan, yaitu kakao dan karet. dahulu, dan kemudian diikuti dengan kegiatan LEDP berkoordinasi dengan proyek lain di Nias, pengembangan ekonomi dan mata pencaharian yaitu RACBP yang dilaksanakan oleh ILo, yang 29 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kopi adalah salah satu komoditas utama Aceh. Di kabupaten Aceh tengah dan Bener Meriah, proyek EDFF membangun kapasitas lebih dari 1.500 petani kopi melalui pelatihan dalam pembudidayaan dan penanganan pascapanen kopi yang baik. Foto: tARMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF memperbaiki prasarana perhubungan di daerah tANtANgAN DAN pedesaan. Kedua proyek ini bekerja dalam PERMASAlAHAN lINtAS SEKtOR banyak bidang yang sama, yaitu mendukung perbaikan pertanian yang dilengkapi dengan MDF beroperasi dalam keadaan rumit yang peningkatan akses ke pasar dan layanan, membuat rekonstruksi sangat menantang. sehingga memfasilitasi kesempatan mata Aceh menghadapi tantangan khas karena pencaharian yang lebih baik dan pembangunan situasi pemulihan pascabencana yang tidak ekonomi di Nias. terpisahkan dengan suasana pascakonflik sehingga memerlukan pendekatan rekonstruksi Sejak pembentukannya, program pemulihan yang sensitif dan berhati-hati dalam hal ini. mata pencaharian telah dimasukkan ke dalam Kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat seluruh proyek dalam portofolio MDF. AFEP sipil masih relatif rendah akibat dari konflik mendukung wanatani dan sejumlah pilihan yang berkepanjangan. Layanan transportasi, mata pencaharian alternatif bagi masyarakat infrastruktur, ekonomi, dan sosial juga sangat yang tinggal di tepi hutan lindung serta terpengaruh. Keadaan ini ditambah lagi dengan menyediakan lapangan kerja langsung kepada hilangnya nyawa, semangat, dan kapasitas anggota masyarakat melalui program Jagawana secara luar biasa di tataran masyarakat yang Masyarakat. Lingkungan bisnis di Aceh telah hancur akibat bencana gempa bumi dan diperbaiki melalui komponen P2DtK yang tsunami. MDF telah berhasil memasukkan memperkuat kapasitas pemerintah provinsi pendekatan sensitif konflik ini ke dalam dalam mengeluarkan izin usaha. EDFF dan pemrograman pascabencana di seluruh Aceh dan LEDP Nias sekarang memusatkan perhatian Nias. langsung pada pemulihan mata pencaharian dengan meletakkan landasan bagi peningkatan lingkungan yang sulit bagi pelaksanaan proyek pertumbuhan ekonomi jangka panjang pada bahkan lebih menantang di Kepulauan Nias sektor produksi utama di Aceh dan Nias. yang sangat terpencil. Jaringan transportasi 30 Bab 2: Kemajuan dan Kinerja Portofolio yang buruk, musim hujan yang panjang, provinsi dalam proses verifikasi dan transfer kurangnya akses ke bahan bangunan berkualitas, aset rekonstruksi kepada pemerintah daerah dan kesulitan dalam mempekerjakan dan melalui proyek AGtP, NItP, dan Bantuan teknis mempertahankan tenaga lapangan yang kepada BRR dan Bappenas, meskipun sejumlah berkualitas berdampak pada penundaan besar tugas ini diyakini tidak akan tuntas ketika sebagian besar proyek di sana. tantangan fisik mandat MDF berakhir. tersebut dipersulit oleh pemekaran dari hanya dua kabupaten menjadi empat kabupaten dan MDF secara terus-menerus telah satu kota. Pemekaran ini menambah beban mempromosikan kesetaraan jender di semua terhadap kapasitas pemerintah daerah yang proyeknya. Semua proyek CSo, PPK, P2KP, ada untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan RALAS, PNPM-R2PN, CBLR3, dan P2DtK merintis proyek dan juga semakin menekan anggaran pendekatan yang menyertakan jender, yang yang sudah relatif kecil. memberikan pelajaran bagi program PNPM nasional maupun proyek dan bidang lain. Pelimpahan tanggung jawab rekonstruksi kepada badan regular pemerintah di tingkat Kesinambungan investasi MDF merupakan hal pusat, provinsi, dan kabupaten setelah penting bagi semua pemangku kepentingan. penutupan BRR menciptakan serangkaian Rangkaian terakhir proyek menghadapi jadwal tantangan baru. Diterapkannya pengaturan ketat untuk menyelesaikan pelaksanaan proyek kelembagaan baru dan kembali ke proses rutin menjelang tanggal penutupan MDF. Hal ini pemerintah mengakibatkan penundaan tahap mencakup dua proyek pembangunan ekonomi awal maupun pelaksanaan beberapa proyek dan mata pencaharian yang penting, EDFF Aceh penting. tantangan lainnya adalah pengalihan dan LEDP Nias, serta dua proyek infrastruktur, ke dalam proses anggaran pemerintah reguler, RACBP Nias dan pembuatan jalan di pantai barat khususnya mengenai penyerapan dana. Aceh dalam proyek IRFF. Proyek-proyek tersebut Penundaan dalam persetujuan atas daftar tidak dapat lagi tertunda pelaksanaannya. isian pelaksanaan anggaran (DIPA) pemerintah Berlanjutnya perhatian dan koordinasi semua pusat telah menunda pelaksanaan sejumlah pemangku kepentingan diperlukan untuk proyek MDF pada masa lalu; dan ini merupakan memastikan bahwa proyek-proyek tersebut tantangan yang perlu senantiasa diperhatikan dapat melaksanakan kegiatan dan ditutup pada pada masa selanjutnya. Desember 2012. Pembangunan kapasitas dan transfer aset rekonstruksi kepada pihak berwenang yang relevan merupakan tantangan masa depan yang paling kritis. Pembangunan kapasitas merupakan komponen utama dalam semua proyek MDF dan Kajian Paruh Waktu MDF mengidentifikasikan pendekatan berbasis luas ini merupakan kontribusi terbesar MDF terhadap rekonstruksi secara keseluruhan. Kebutuhan akan pembangunan kapasitas tetap ada, namun hal ini melampaui mandat MDF. MDF mendukung pemerintah pusat dan 31 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kisah MDF 2 “sebeluMnya saya Menyandang senjaTa; seKarang saya MeMbawa Pacul� Pemulihan peluang desa dan mata pencaharian mereka menjadi petani yang ekonomi melalui revitalisasi mereka di dekat pantai hancur utuh. Mereka bekerja sebagai pertanian kakao terhantam gelombang. kelompok dengan baik dan lebih Indonesia telah menjadi produsen saling membantu.� kakao terbesar ketiga di dunia Desa Balee Panah adalah selama dua puluh tahun terakhir. tempat yang damai, bersih Kegiatan yang dilakukan Kakao adalah sumber pendapatan dan sederhana, yang rumah- oleh proyek ini mengajarkan dan mata pencaharian utama rumahnya tersebar di sela-sela masyarakat mengenai untuk lebih dari satu juta pohon yang tinggi. Kondisi ini manfaat sekolah lapang dalam rumah tangga petani kecil di tidak selalu demikian. mengembangkan keterampilan seluruh Indonesia. Di bawah bertani. Setiap kelompok petani proyek yang dilaksanakan oleh Pak yusrizal adalah koordinator memiliki sekolah lapangnya LSM Swiss Contact, dengan tingkat kabupaten untuk Swiss sendiri. tiga orang memimpin hibah dari Fasilitas Pendanaan Contact di Bireuen. pelatihan, salah satunya adalah Pembangunan Ekonomi Aceh petani andalan. Masyarakat (EDFF), 19.000 petani kakao dilatih “Desa ini terkena dampak berpartisipasi dalam memilih untuk meningkatkan teknik konflik serta sering mengalami langsung petani ini untuk dapat pertanian sekaligus merehabilitasi penculikan dan pembakaran dilatih oleh Swiss Contact. pertanian kakao mereka. Proyek rumah,� ujar Pak yusrizal. ini bertujuan untuk memberi lebih Ia menjelaskan bagaimana “Sangatlah penting untuk banyak kendali kepada petani proyek yang didanai EDFF telah memilih petani andalan yang kecil atas kesinambungan jangka membantu masyarakat: tepat� jelas Pak yusrizal. panjang produksi kakao mereka, “Penting bagi kelompok untuk dan memulihkan peluang ekonomi “Sebelum Swiss Contact memilih seseorang yang mau yang ditawarkan kakao kepada memulai sekolah lapang, berbagi pengetahuan dan masyarakat pedesaan yang masyarakat menanam kakao, merupakan tokoh panutan yang miskin. lalu membiarkannya tumbuh baik.� dengan sendirinya. Bahkan pada saat itu mereka menyebutnya Pak Zulkifli adalah salah satu Sejak tsunami 2004 yang disusul dengan hutan kakao. Sekarang panutan. dengan berakhirnya konflik mereka menyadari bahwa jangka panjang, produksi tanaman tersebut harus “Saya rasa masyarakat memilih kakao telah meningkat secara dipelihara seperti perkebunan saya karena saya lulusan SMK bertahap di Aceh. Banyak area pada umumnya. Sekarang pertanian. Sekarang saya dapat pertanian yang terisolasi dan mereka telah menyebutnya menunjukkan kepada petani di semula diabaikan atau terlantar dengan istilah kebun kakao. kelompok saya hal baru yang selama konflik mulai ditata dan Mereka saat ini memahami saya pelajari, misalnya cara berproduksi. Banyak juga korban proses pengembangan kakao membuat sarang semut sebagai tsunami yang kembali ke desa secara keseluruhan, mulai pestisida alami.� asal mereka di daerah produksi dari penanaman benih sampai kakao dan kopi setelah rumah, pengelolaan panen. Sekarang 32 Kisah MDF 2 Pak Samsul Bahri, seorang mantan kombatan menjadi Petani Andalan di kelompoknya. Kedepannya ia akan secara swadaya membentuk kelompok tani yang terdiri dari para mantan kombatan. �Saya ingin para mantan kombatan menjadi petani yang lebih baik.� Foto: tAMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF Selain petani andalan, setiap Bahri, sedang bekerja di kebun memodifikasi buku pelatihan kelompok juga memiliki Ketua kakaonya. Samsul menceritakan agar lebih praktis dan mudah dan Wakil Ketua. Di kelompok transformasi yang ia alami dari dipahami. Sekarang setiap ini Pak Idris adalah wakil kombatan menjadi petani. anggota memakai buku tersebut ketuanya. sebagai pedoman utama,� “Saya mewarisi lahan dari ayah ujarnya bangga. “Pendapatan kami meningkat saya. Saya mulai menanam secara signifikan sejak kakao setelah terjadi tsunami Dalam waktu dekat Samsul akan bergabung dengan kelompok dan konflik berakhir, tapi saya membentuk kelompok kakao petani,� ujar Pak Idris. saat itu sama sekali tidak tahu baru untuk mantan kombatan. cara bertani. Saat Swiss Contact Ini adalah upaya swadaya Para penerima manfaat membawa proyek ini ke desa dimana ia akan menyisihkan menyatakan bahwa sebelum kami, masyarakat memilih satu hektar lahannya untuk adanya sekolah lapang, mereka saya untuk menjadi ketua. Saya peragaan. memanen 600 kilogram kakao mempelajari banyak hal di untuk satu hektar lahan, sekolah lapang. Dulunya saya “Saya melakukan hal ini karena dan sekarang mereka dapat panen setiap 20 hari sekali, tapi dulu kami pernah mengalami memanen 1.000 kilogram sekarang bisa setiap minggu.� masa sulit bersama. Setelah saya per hektar. Setiap petani di berhasil menjadi petani, saya kelompok yang beranggotakan Kelompok Samsul mencakup ingin memberi peluang bagi 30 orang ini memiliki kebun 34 petani kakao lain. “Ini mantan kombatan lain untuk sendiri, tapi para petani bekerja merupakan pekerjaan berat menjadi petani yang lebih baik.� sebagai kelompok untuk saling tapi kami saling membantu,� membantu. ujarnya. Ia secara rutin Ia berhenti sejenak, lalu memberikan pengarahan menambahkan, “Sebelumnya, Sementara itu, di desa tetangga, dan peragaan. Ia bahkan saya menyandang senjata; Utuen Gathom, ketua dan menulis buku panduan sekarang saya membawa pacul mantan kombatan Samsul untuk kelompoknya. “Saya dan peralatan bertani.� 33 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Bab 3 Kemitraan merupakan Keuangan kunci keberhasilan MDF. Proyek MDF dilaksanakan melalui mitra pemerintah dan nonpemerintah, termasuk berbagai badan PBB dan LSM. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF 34 Bab 3: Keuangan M DF merupakan kumpulan dana hibah yang diberikan oleh 15 donor untuk memenuhi kebutuhan rekonstruksi “MDF telah pascatsunami dan gempa bumi secara efektif dan efisien di Aceh dan Nias. Pengawasan dan mengalokasikan sekitar pengelolaan keuangan dipercayakan kepada AS$ 645 juta atau 99% Bank Dunia selaku Wali Amanat MDF. dari total kontribusi ke 23 proyek.� KOMItMEN AlOKASI Pada bulan September 2011, MDF telah MDF telah mengalokasikan AS$644,9 juta menerima dana berjumlah AS$654,7 juta dalam melalui hibah kepada 23 proyek2. Jumlah ini bentuk komitmen dari 15 donor. Komitmen mencapai 99% kontribusi dimana kurang dari ini diformalkan dalam bentuk kesepakatan AS$2,8 juta yang tersisa, dan dana MDF sekarang kontribusi (contribution agreement). Jumlah dianggap telah dialokasikan sepenuhnya. nilai komitmen berfluktuasi sesuai dengan total alokasi dana tampak sedikit lebih rendah nilai tukar sewaktu dana diterima oleh MDF. daripada periode pelaporan sebelumnya karena Sepanjang tahun 2011, diformalkan pengurangan saldo yang tidak terpakai dari proyek yang telah komitmen Pemerintah Belanda sejumlah AS$25,4 ditutup sejumlah $1,4 juta telah dikembalikan juta. kepada MDF. Sisa dana yang diharapkan dikembalikan dari proyek yang telah ditutup sedang diprogramkan kembali untuk beberapa proyek yang sedang berjalan pada akhir tahun 2011. Alokasi ini diharapkan berjumlah AS$10,6 DANA tUNAI yANg DItERIMA juta. tidak direncanakan alokasi lagi setelah November 2011 karena sisa waktu pelaksanaan MDF telah menerima AS$627,2 juta dalam terbatas. bentuk dana tunai per tanggal 30 September 2011, atau 96% dari keseluruhan komitmen. jumlah dana yang belum dialokasikan mencapai Setoran terakhir kontribusi Pemerintah Belanda AS$2,8 juta. MDF memperkirakan bahwa jumlah sejumlah AS$7 juta diterima pada bulan ini (ditambah dengan sisa dana nantinya) akan November 2010. Pada akhir periode pelaporan tetap sama sampai penutupan program MDF. bulan September 2011, kontribusi yang belum dibayarkan oleh Uni Eropa berjumlah sekitar MDF telah melakukan investasi signifikan AS$27,5 juta. Setoran terakhir dari jumlah di enam bidang sesuai dengan prioritas tersebut diterima pada bulan oktober 2011. Pada Pemerintah Indonesia. Lebih kurang sepertiga waktu publikasi laporan ini, semua komitmen portofolio dialokasikan untuk infrastruktur donor telah dibayarkan sepenuhnya. skala besar dan transportasi. Sepertiga lainnya 2 Alokasi untuk masing-masing proyek dapat dilihat pada Bab 2. 35 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan tABEl 3.1: KOMItMEN DAN KONtRIBUSI PER tANggAl 30 SEPtEMBER 2011* Kesepakatan Kontribusi Dana tunai Kontribusi yang Sumber yang telah ditandatangani yang Diterima belum Diterima (AS$ juta) (AS$ juta) (AS$ juta) Uni Eropa 271,31 243,86 27,45** Pemerintah Belanda 146,20 146,20 - Pemerintah Inggris 68,50 68,50 - Pemerintah Kanada 20,22 20,22 - Bank Dunia 25,00 25,00 - Pemerintah Swedia 20,72 20,72 - Pemerintah Norwegia 19,57 19,57 - Pemerintah Denmark 18,03 18,03 - Pemerintah Jerman 13,93 13,93 - Pemerintah Belgia 11,05 11,05 - Pemerintah Finlandia 10,13 10,13 - Bank Pembangunan Asia 10,00 10,00 - Pemerintah Amerika Serikat 10,00 10,00 - Pemerintah Selandia Baru 8,80 8,80 - Pemerintah Irlandia 1,20 1,20 - jumlah 654,66 627,21 27,45 * Nilai tukar pada tanggal 30 September 2011; Sumber: Bank Dunia. ** Diterima pada bulan Oktober 2011. MDF menghasilkan lebih dari 14.1 juta hari kerja berbayar. Hal ini memberikan suntikan dana yang sangat diperlukan bagi masyarakat yang terkena bencana. terlihat disini, sebuah keluarga di Nias membawa bahan untuk membangun kembali rumah mereka, dengan dukungan dari proyek PNPM-R2PN. Foto: KoLEKSI PNPM-R2PN 36 Bab 3: Keuangan gAMBAR 3.1: AlOKASI DANA MENURUt BIDANg gAMBAR 3.2: BADAN PElAKSANA PROyEK MDF Peningkatan Proses Pemulihan 8% Pemulihan Dep. PU Pembangunan Masyarakat 44% Ekonomi 32% BPN dan Mata 2% Pencaharian 9% KPDT 13% Pelestarian Kemendagri Lingkungan 14% 9% Pemulihan Transportasi dan Infrastruktur Skala Besar UNDP 35% 16% Penguatan WFP Tata Kelola dan 4% Pembangunan ILO Kapasitas 3% LSM 7% 4% Dep. PU (Departemen Pekerjaan Umum), Kemendagri (Kementrian Dalam Negeri), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), UNDP (United Nations Development Programme), ILo (International Labour Organization), WFP (World Food Programme), KPDt (Kementrian Pembangunan Daerah tertinggal), BPN (Badan Pertanahan Nasional) dialokasikan untuk pemulihan masyarakat, melalui kemitraan dengan badan PBB (UNDP, termasuk perumahan dan infrastruktur WFP, dan ILo), dan empat persen selebihnya masyarakat, sementara proyek di empat dikelola melalui kemitraan dengan LSM (Gambar bidang lainnya memperoleh sepertiga alokasi 3.2). Pemerintah Indonesia telah melaksanakan selebihnya. Dana dibagi hampir sama besarnya koordinasi dan kepemimpinan secara mantap ke proyek lingkungan, pembangunan ekonomi, dalam upaya rekonstruksi—yang memberikan peningkatan pemulihan, dan tata kelola/ andil besar terhadap pencapaian yang diakui pembangunan kapasitas. Masing-masing oleh khalayak luas—yang telah membawa mendapatkan alokasi yang berjumlah antara rekonstruksi di Aceh dan Nias menjadi model tujuh dan sembilan persen dari total portofolio. internasional dalam hal tanggap pascabencana. Ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pemerintah Indonesia mendorong upaya- upaya rekonstruksi, memimpin koordinasi, dan melaksanakan sebagian besar proyek- PENyERAPAN DAN PENgElUARAN proyek MDF. MDF telah memberikan keluwesan kepada pemerintah dalam penggunaan sumber Sekitar AS$588,5 juta dana telah diserap oleh dana MDF untuk melaksanakan proyek-proyek proyek-proyek dalam portofolio MDF per melalui gabungan mekanisme pelaksanaan yang tanggal 30 September 2011. Jumlah penyerapan mencakup kementerian terkait, LSM, UNDP, tersebut merupakan 91% dari jumlah dana ILo, dan WFP. Sekitar 73 persen dana MDF yang dialokasikan, dibandingkan dengan 77% telah disalurkan melalui APBN, yang sebagian penyerapan pada periode pelaporan terakhir. besar dana ini dikelola oleh BRR dan kemudian tiga bidang telah menyerap dana 100%, yaitu: dilanjutkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Pemulihan Masyarakat, karena semua proyek Lebih kurang 23 persen dana MDF dikelola pada bidang ini telah ditutup; Pelestarian 37 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan gRAFIK 3.1: AlOKASI, PENyERAPAN, DAN PEMBElANjAAN MENURUt SEKtOR PER tANggAl 30 SEPtEMBER 2011 (DAlAM jUtA AS$) 250 Alokasi Anggaran Penyerapan Pembelanjaan 200 150 100 50 0 Pembangunan Pemulihan Infrastruktur Penguatan Peningkatan Lingkungan Masyarakat Pemerintah Pemulihan Ekonomi & Mata Pencaharian Lingkungan; dan Peningkatan Proses Pemulihan. pada sektor pembangunan ekonomi dan mata tiga bidang selebihnya—Infrastruktur dan pencaharian yang dimulai terlambat juga transportasi; Pembangunan Kapasitas dan tata memungkinkan untuk menambah penyerapan Kelola; dan Pembangunan Ekonomi—masing- dan pembelanjaan per Desember 2012. MDF masing telah menyerap dana 80% atau lebih bergantung pada koordinasi antarpemerintah (Lihat Grafik 3.1). yang mantap, pelaksanaan secara sigap oleh kementerian dan dinas terkait, bersamaan Penyerapan tahunan proyek turun menjadi dengan pengawasan ketat oleh semua badan AS$88,9 juta hingga periode pelaporan mitra, guna memastikan penyerapan dan ini, dibandingkan dengan $100 juta pada pembelanjaan secara tepat waktu untuk periode pelaporan terakhir. Laju penyerapan memenuhi tujuan proyek pada tanggal diperkirakan terus turun pada masa berikutnya penutupannya. karena semakin banyak proyek menyelesaikan kegiatannya dan ditutup. Sekitar AS$522,9 juta dana telah dibelanjakan untuk kegiatan proyek, yang merupakan 89% dari jumlah penyerapan. Lihat Grafik 3.1. gAMBARAN KEUANgAN Beberapa proyek dengan komponen Secara keseluruhan, dana MDF telah infrastruktur fisik dan yang dimulai terlambat diprogramkan seluruhnya dan status keuangan dapat memperpanjang tanggal penutupannya MDF mantap. MDF telah mengalokasikan 99% sampai dengan 31 Desember 2012. Dengan kontribusinya per tanggal 30 September 2011. demikian, proyek infrastruktur utama dengan Lihat Grafik 3.2. Pemrograman ulang seluruh kegiatan fisik memiliki tambahan waktu sisa dana yang dikembalikan dari proyek yang pelaksanaan, dan semestinya seiring dengan ditutup dituntaskan pada tahun 2011 karena penyerapan dan pembelanjaannya. Proyek alokasi kemudian setelah tanggal ini tidak layak 38 Bab 3: Keuangan gRAFIK 3.2: StAtUS KEUANgAN MDF SECARA KESElURUHAN PER 30 SEPtEMBER 2011 (DAlAM jUtA AS$) 700 600 500 400 654,7 644,9 588,5 522,1 300 99% 91% 89% Kontribusi Alokasi Penyerapan 200 100 2,8 0 Kontribusi Alokasi Penyerapan Pembelanjaan Sisa mengingat akan sisa waktu pelaksanaan yang masing proyek dan program akan secara sempit. langsung mengakibatkan berkurangnya waktu pelaksanaan karena tanggal penutupan seluruh Penyerapan dan pembelanjaan diperkirakan program MDF telah ditetapkan. menurun sepanjang 2012 karena semua proyek menjelang ditutup. Penyerapan dana akan Setiap dana tak terpakai dari proyek akan didorong oleh pendanaan tambahan IRFF untuk dikembalikan kepada MDF ketika proyek jalan Pantai Barat, yang merupakan proyek ditutup. Sisa dana tak terpakai ini menurut terbesar yang masih berjalan. Sisa dana yang perkiraan sekarang mencapai AS$2,8 juta dialokasikan untuk proyek-proyek diharapkan pada akhir program (Desember 2012). Namun, diserap pada bulan Juni 2012 karena ditutupnya angka ini kemungkinan bertambah karena sebagian besar proyek, dan semua pembelanjaan dikembalikannya tambahan dana tak terpakai, dihentikan pada bulan bulan Desember 2012. sebagaimana lazimnya ketika proyek ditutup. Sisa dana tak terpakai diharapkan dikembalikan Penyerapan dan pembelanjaan tepat waktu kepada donor. merupakan tantangan terbesar sepanjang sisa masa pelaksanaan program. Seperti disebutkan di atas, guna memenuhi tujuan proyek pada tanggal penutupan yang direncanakan, MDF sangat bergantung pada koordinasi antarpemerintah yang mantap, pelaksanaan yang sigap oleh kementerian dan dinas terkait, bersama dengan pengawasaan yang ketat oleh semua badan mitra. Penundaan dalam pencairan anggaran, pemrosesan pengadaan, ataupun penetapan keputusan pada masing- 39 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kisah MDF 3 Pengusaha waniTa aceh MengeMbangKan KesuKsesan Fasilitas Pendanaan Pembangunan melakukan studi banding Nur Hasna, ketua dewan Ekonomi Aceh, yang didanai oleh dan riset pasar. Kami juga koperasi ini, menjelaskan hibah MDF, bertujuan untuk melakukan eksperimen rasa dampak koperasi terhadap menciptakan peluang kerja dan seperti moka, stroberi, nanas, kehidupan para perempuan mendukung pemulihan ekonomi dan cokelat. Namun, kemudian di daerah itu, terutama para pascatsunami, pertumbuhan kami menyadari bahwa orang perempuan muda. ekonomi berkesinambungan menyukai tiga rasa tradisional dan pengentasan kemiskinan. emping—tawar, asin, dan pedas! “Saat kami keluar sekolah, LSM setempat dan internasional Jadi kami memutuskan untuk kami tidak tahu apa yang memainkan peran sebagai Entitas fokus pada dua rasa tersebut. harus kami lakukan, tidak tahu Pelaksana Subproyek (SIE). Salah Karena program ini, kami bagaimana cara mendapatkan satu subproyeknya adalah PESAT sekarang menjual emping kami pekerjaan, atau apakah kami (Proyek Ekonomi Sosial Aceh ke Medan dan seluruh Aceh� sebaiknya menikah saja. Terpadu) yang dilaksanakan Sekarang kami memiliki pilihan. oleh Canadian Co-operatives Koperasi ini adalah bagian Sekarang, banyak dari kami Association (CCA) dan bermitra koperasi yang lebih besar, yaitu yang menjalankan usaha kami dengan LSM setempat, PASKA. KoPEMAS yang terdiri dari 14 sendiri.� Proyek ini telah membentuk tujuh koperasi kecil yang menjual koperasi dan 18 prakoperasi, produk seperti ikan dan beras. Sebagai anggota koperasi, para sekaligus memperkuat lima Para anggota telah dilatih perempuan ini dapat menjual koperasi yang telah ada. dalam pengelolaan koperasi dan langsung ke koperasi tanpa Enam penggilingan emping keuangan, serta kendali kualitas, melalui perantara, dan mereka didistribusikan kepada kelompok pemasaran dan promosi. Berkat juga berbagi keuntungan, perempuan dan produksi telah pelatihan yang mereka terima sekaligus mendapatkan meningkat delapan kali lipat sejak dalam pemasaran, mereka dapat pinjaman dari koperasi. proyek dimulai. menguji dan melakukan riset Menurut para perempuan ini, produk, serta menjual ke pasar sebelumnya mereka hanya yang lebih luas. memiliki sedikit peluang untuk Para wanita anggota Koperasi mendapatkan pinjaman dari Wanita Serba Usaha Hareukat Sebagian dari para perempuan tempat lain. Poma, di desa Beureuah, ini telah menjadi anggota kabupaten Pidie merupakan ahli koperasi sejak 2008. Kemudian Rosmawar, bendahara muda pembuat emping. Ini adalah proyek PESAt, didukung oleh dewan koperasi meminjam uang keahlian mereka. MDF, melakukan pendekatan dari koperasi untuk mendirikan dengan menawarkan diri untuk kios isi ulang pulsa telepon. Dan, Misra Laila, salah satu anggota membangun dan memperkuat ia membagikan pengalamannya koperasi menjelaskan: koperasi. Sejak bergabung dengan gembira, “Dengan uang dengan proyek PESAt di tersebut saya juga mendirikan “Kami telah mengembangkan bulan Juni 2010, kelompok warung, kios isi ulang pulsa dan rasa baru dengan pergi ke ini berkembang menjadi 175 membeli lahan.� berbagai tempat termasuk anggota. 40 Kisah MDF 3 Rosmawar melayani pembeli di warungnya. Banyak perempuan anggota Koperasi Wanita Serba Usaha Hareukat Poma menggunakan fasilitas pinjaman koperasi sebagai modal untuk mendirikan usaha kecil. Foto: tARMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF Dengan bunga rendah dan jender. Bahkan sekarang para 33) per bulan menjadi 500.000 kemampuan membayar pria mau menjaga anak-anak rupiah (AS$ 55) per bulan. pinjaman dengan cicilan, banyak selagi kami rapat! Sebagian Bagi mereka, manfaatnya perempuan menggunakan besar anggota koperasi kami bukan hanya keuangan; para pinjaman sebagai modal adalah wanita, tapi mitra bisnis perempuan ini juga menyatakan untuk mendirikan usaha kecil. kami adalah kaum pria. Berkat kepuasan mereka karena Beberapa pihak menggunakan pelatihan yang diberikan kami memiliki kendali dan dapat pinjaman untuk membayar memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pinjaman serta biaya rumah sakit, atau uang menjadi mitra bisnis yang setara menggunakan modal mereka sekolah. bagi mereka�. untuk mencapai kualitas kehidupan dan usaha yang lebih Nur Hasna mengatakan, “Kami Zarina—penyelia yang tinggi. memprioritaskan pinjaman mengawasi kinerja dewan dan untuk usaha kecil karena kami memberikan laporan kepada Satu-satunya laki-laki di mengetahui bahwa mereka akan anggota koperasi lain—setuju badan pengurus adalah mendapatkan penghasilan untuk dengan Misra Laila. Lukman, yang bekerja sebagai mengembalikan pinjaman, tapi manajer dan juga mengawasi kami tidak akan menolak orang “Sebelumnya kami tidak kualitas emping. Para wanita yang memerlukan uang untuk memiliki kemampuan memintanya menjadi manajer hal-hal darurat.� bernegosiasi. Sejak bergabung karena mereka merasa lebih dengan koperasi yang lebih mudah bagi pria untuk pergi ke Para wanita bukan sekadar besar KoPEMAS kami tidak luar desa untuk memasarkan mendapatkan manfaat terlalu memerlukan perantara dan menjual produk mereka. keuangan dari koperasi. Misra lagi.� Para wanita ini mengakui Laila menjelaskan: bahwa banyak dari mereka Para perempuan melaporkan yang perlu lebih meningkatkan “Saya mendapatkan banyak bahwa pendapatan mereka kepercayaan diri. manfaat dari pelatihan meningkat 30-40 persen, dari kepemimpinan dan kesetaraan sekitar 300.000 rupiah (AS$ 41 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Bab 4 Benih nilam siap Menatap ke Depan: ditanam di desa Alue Raya, kabupaten Aceh Menuju Penyelesaian Jaya. Proyek seperti Program MDF yang dilaksanakan oleh Caritas Czech Republic di bawah EDFF memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkesinambungan di Aceh. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF 42 Bab 4: Menatap ke Depan: Menuju Penyelesaian Program MDF d ukungan MDF untuk usaha bagi pertumbuhan ekonomi masa depan di rekonstruksi di Aceh dan Nias telah Aceh dan Nias. Sebagian besar alokasi dana memasuki tahun terakhir, yang telah diserap dan akan dibelanjakan untuk memberi peluang bagi keterlibatan yang pelaksanaan kegiatan yang dirancang guna berkesinambungan di Aceh. Melalui kemitraan mencapai tujuan proyek selama tahun 2012. yang mantap, hasil yang luar biasa telah dicapai dalam program pemulihan masyarakat, Setiap sisa dana tak terpakai dari proyek akan rekonstruksi infrastruktur, perbaikan pelayanan, dikembalikan kepada MDF ketika proyek dan pembangunan kembali lembaga lokal. ditutup. Sisa dana tak terpakai menurut Proyek MDF berhasil ditutup sesuai dengan perkiraan sekarang mencapai AS$2,8 juta ketika rencana dan upaya pemulihan dianggap berhasil MDF berakhir pada bulan Desember 2012. oleh kalangan luas. Berkat hasil nyata yang Namun, angka ini kemungkinan bertambah kasat mata dalam pembangunan kembali selama tahun depan karena sebagian proyek kehidupan dan masyarakat, rakyat Aceh dan yang tersisa kemungkinan mengembalikan Nias dapat mampu menatap ke depan, ke arah tambahan dana tak terpakai ketika proyek pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masa ditutup. Pemrograman kembali tambahan sisa mendatang. dana tak terpakai dari proyek ketika proyek ditutup tidak lagi dimungkinkan karena MDF tetap berkomitmen untuk melanjutkan singkatnya waktu pelaksanaan proyek yang dukungannya terhadap rekonstruksi sampai tersisa. oleh karena itu, sisa dana tak terpakai akhir mandatnya pada bulan Desember 2012. diharapkan akan dikembalikan kepada donor. Berdasarkan model strategi bertahap, portofolio MDF sekarang hampir selesai dimana lebih Penyerapan dan pembelanjaan tepat waktu dari sepertiga proyek ditutup. Sebagian besar merupakan tantangan terbesar sepanjang proyek yang tersisa dalam tahap pelaksanaan sisa masa pelaksanaan program MDF. MDF penuh dan bersiap untuk ditutup pada bulan akan sangat bergantung pada koordinasi Juni 2012; sementara itu, sedikit proyek akan antarpemerintah yang mantap dan pelaksanaan dilanjutkan sampai dengan Desember 2012 untuk yang sigap, serta Badan Mitra (UNDP, ILo, WFP menyelesaikan pekerjaan rekonstruksi fisik. dan Bank Dunia) dalam hal pengawasan yang ketat, untuk memastikan bahwa tujuan proyek Semua dana MDF yang tersedia telah terpenuhi pada tanggal penutupan proyek. dialokasikan untuk proyek, dan tidak ada rencana alokasi lagi dalam sisa masa MDF. MDF Prospek kesinambungan hibah MDF tampak telah mengalokasikan 99 persen kontribusinya positif. Kesinambungan dampak dan strategi per tanggal 30 September 2011. Alokasi bukan penyelesaian yang baik semakin menjadi fokus hanya mencakup bagian dari kontribusi donor penting pada masing-masing proyek maupun yang belum dibayarkan, melainkan juga portofolio MDF secara keseluruhan karena sisa dana tak terpakai yang teridentifikasi MDF mendekati penutupannya. Sebagian dan diprogramkan kembali sebagai dana besar transfer aset rekonstruksi MDF akan tambahan untuk proyek yang ada pada tahun dituntaskan pada akhir 2012, dan MDF telah 2011. Pemrograman kembali sisa dana untuk membantu pemerintah dengan menyediakan proyek yang ada membantu memastikan alat bantu untuk mengelola transfer aset setelah kesinambungan program, membangun kapasitas penutupannya. Pekerjaan fisik berkualitas tinggi pemerintah daerah, dan memperkokoh landasan dan telah menggunakan pengurangan risiko 43 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan bencana dalam rancangan dan konstruksi. desentralisasi pemerintah. Proyek-proyek MDF Pembangunan kapasitas dan penyertaan yang menerapkan pendekatan CDD diselaraskan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan dengan strategi nasional pemerintah yang proyek menjadi dasar pengelolaan upaya berkelanjutan untuk pengentasan kemiskinan. rekonstruksi yang lebih baik dan sekaligus Proyek-proyek CDD (PPK, P2KP, Rekompak, peningkatan tata kelola. PNPM-R2PN, dan P2DtK) telah menyatu ke dalam program nasional di bawah payung Sistem berkesinambungan yang ada di seluruh PNPM pemerintah. Pemerintah Aceh terus proyek MDF akan membantu memastikan mereplikasi pendekatan CDD di bawah program manfaat jangka panjang setelah program mutakhirnya, yang mencakup seluruh 6.411 desa berakhir. Proyek seperti AFEP, tRWMP, SDLP, di Aceh. Pendekatan berbasis masyarakat untuk dan DRR-A telah memantapkan tata kelola, rekonstruksi perumahan yang dikembangkan pengelolaan, dan sistem pemberian layanan, pada proyek Rekompak di Aceh telah direplikasi baik pemerintah maupun nonpemerintah, yang dan diadopsi oleh pemerintah pusat untuk dirancang untuk berfungsi rekonstruksi perumahan lama setelah dukungan pascabencana. Untuk proyek berakhir. Investasi masa selanjutnya, tanggap MDF dalam infrastruktur “MDF memberikan pascabencana dalam hal fisik dan modal perumahan yang dilakukan sumberdaya manusia pengalaman berharga oleh Pemerintah Indonesia memberi kontribusi dalam pelaksanaan diharapkan berlanjut terhadap ketahanan Aceh dan Nias dalam proyek, membangun dengan mengandalkankan keunggulan ini dan menghadapi bencana pada kemitraan, dan semakin mengadaptasi masa depan. Beberapa harmonisasi yang asas-asas utama yang proyek memberi kontribusi diperkenalkan melalui terhadap penyempurnaan efektif.� proyek Rekompak MDF landasan peraturan di yang terbukti berhasil. tingkat provinsi dan kabupaten dalam bidang Aceh yang aman dan seperti pengelolaan limbah padat, pengelolaan damai diakui sebagai warisan penting dari risiko bencana, tata kelola, dan perencanaan rekonstruksi dan mutlak bagi kelanjutan tata ruang yang akan menjadi dasar hukum pertumbuhan dan pembangunan. MDF bagi kelanjutan sistem kelembagaan yang telah beroperasi dalam keadaan yang khas, yaitu dibentuk melalui proyek MDF. pemulihan pascabencana yang berlatar belakang suasana pascakonflik. Pemerintah pusat dan Kemitraan dan hubungan dengan program provinsi terus memberikan perhatian dalam pemerintah memberi kontribusi terhadap menjembatani prakarsa rekonstruksi dan hasil yang berkesinambungan dan memastikan membangun perdamaian di Aceh melalui bahwa dampak MDF akan terus ada setelah pengarusutamaan pembangunan ekonomi tahun 2012. Proyek UNDP seperti NItP dan sensitif konflik. MDF telah mendukung agenda AGtP mendukung transisi dari rekonstruksi pemerintah sejauh memungkinkan dalam menuju pembangunan dengan berlandaskan mandatnya dengan menyertakan sensitivitas strategi nasional UNDP yang mendukung agenda konflik sebagai unsur penting dalam desain 44 Bab 4: Menatap ke Depan: Menuju Penyelesaian Program MDF proyek. Menjelang berakhirnya bantuan rekonstruksi, sangatlah penting untuk mempertahankan perhatian pada pertumbuhan dan pembangunan Aceh untuk menjamin masa depan yang damai. MDF membangun landasan kokoh bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mendatang di Aceh dan Nias. Mandat MDF adalah rekonstruksi pascabencana sehingga tidak dimaksudkan untuk menyediakan cara mengatasi tantangan pembangunan jangka panjang yang dihadapi di Aceh dan Nias. Walaupun demikian, MDF berupaya mendukung Pemerintah Indonesia dan pemerintah provinsi untuk “membangun kembali yang lebih baik,� sehingga membantu meletakkan landasan bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mendatang. Dua proyek utama MDF dalam pembangunan ekonomi dan mata pencaharian, yaitu EDFF Aceh dan LEDP Nias, dirancang untuk menjadi katalis pertumbuhan ekonomi pada beberapa sektor produksi utama, yang mengandalkan pertanian. Proyek ini membangun kapasitas petani, koperasi, dan perusahaan swasta sambil menciptakan model, rintisan, Akademi Keperawatan dan sistem yang dapat dikembangkan setelah tjut Nyak Dhien MDF berakhir. Contohnya adalah hubungan dan dibangun pascatsunami pemekaran bisnis yang menciptakan peluang oleh BRR. Sekolah pertumbuhan ekonomi, yang tampak menjelang ini semula terdaftar berakhirnya proyek. sebagai aset BRR yang kemudian ditransfer kepada Dinas Kesehatan. MDF telah memberi kontribusi besar Saat ini dinas provinsi terhadap rekonstruksi Nias dan membantu harus mulai membayar mempersiapkan pembangunan masa depan biaya operasional kepulauan ini. MDF memberi kontribusi lebih dan manajemen. Di tahun 2012, AGtP kurang AS$115 juta, atau sekitar 18 persen total akan mengintensifkan dananya, untuk rekonstruksi Nias. Kontribusi pekerjaannya melalui MDF setara dengan 30 persen dari total transfer dan pengelolaan perkiraan nilai kerusakan dan kerugian akibat sekitar 1,4 triliun rupiah bencana di Kepulauan Nias. Hasil yang diperoleh aset. antara lain ialah masyarakat yang lebih tangguh, Foto: KoLEKSI UNDP perbaikan infrastruktur, peningkatan kapasitas pemerintah daerah, dan pengakuan yang lebih 45 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Manitou yang sebelumnya digunakan oleh proyek SDLP untuk Beberapa donor MDF sedang mengangkut logistik di mempertimbangkan cara untuk melanjutkan masa tanggap darurat komitmen mereka kepada Aceh melalui sekarang beroperasi untuk mengangkut mekanisme lain dan program bilateral barang di pelabuhan setelah MDF ditutup. Sebagian besar donor Sabang. Untuk sepakat bahwa kelanjutan komitmen di Aceh memastikan kontribusi penting untuk memastikan bahwa kontribusi MDF membawa manfaat terhadap rekonstruksi berkesinambungan jangka panjang, kapasitas pemerintah daerah telah serta untuk mendukung pertumbuhan ditingkatkan untuk ekonomi dan pembangunan secara damai mengoperasikan dan melalui pemanfaatan sumberdaya Aceh sendiri memelihara aset dengan secara efektif. Fokus dukungan donor pada lebih baik. masa mendatang di luar kerangka kerja MDF Foto: tARMIZy HARvA UNtUK SEKREtARIAt MDF kemungkinan dalam hal tata kelola yang baik, pembangunan ekonomi berkesinambungan, dan besar atas warisan daerah khas Nias sebagai dukungan pertukaran pengetahuan. Bantuan aset budaya dan ekonomi. Investasi besar dalam bilateral untuk Aceh dari donor MDF telah pembangunan infrastruktur dan kapasitas mendukung prakarsa membangun perdamaian, kelembagaan ini memiliki dampak besar pembangunan ekonomi, dan konservasi meskipun pembangunan ekonomi dan sosial lingkungan. mendatang di Nias kemungkinan akan terus menghadapi tantangan. 46 Bab 4: Menatap ke Depan: Menuju Penyelesaian Program MDF Pelajaran yang diperoleh dari upaya pemulihan Pelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan dan rekonstruksi MDF yang luar biasa akan program rekonstruksi dan pemulihan MDF memberi dampak yang langgeng di Aceh jauh melebihi upaya dalam pascabencana. dan situasi pascabencana lain. MDF dan Indonesian Multi Donor Fund Facility for Disaster keseluruhan rekonstruksi Aceh dan Nias sudah Recovery (IMDFF-DR), yang dibentuk setelah diakui berhasil oleh masyarakat sedunia. MDF MDF, akan menjadi saluran utama pembiayaan memberikan pelajaran berharga mengenai donor untuk pencegahan dan tanggap bencana pelaksanaan, pembentukan kemitraan, dan pada masa depan. MDF berupaya untuk pemaduan berbagai donor secara efektif. mendokumentasikan keberhasilan dan pelajaran Model yang dikembangkan di Aceh seperti yang diperoleh dalam pembentukan kemitraan proyek perumahan berbasis masyarakat dan yang dinamis, tata kelola, pemberdayaan infrastruktur telah direplikasi di tempat lain di masyarakat, dan cara membangun lembaga Indonesia untuk pemulihan setelah gempa bumi yang lebih kuat. Pembelajaran seperti ini akan dan tsunami maupun letusan Gunung Merapi, membantu memajukan pembangunan Aceh dan dan digunakan dalam strategi tanggap bencana Nias pada masa depan, serta dapat memberi Pemerintah. Model ini juga telah diterapkan di kontribusi terhadap penyempurnaan tanggap Haiti dan keadaan pascabencana internasional pascabencana dengan keadaan yang berbeda di lain. Indonesia dan seluruh dunia. Siswa di Sekolah Menengah di Rigaih, kabupaten Aceh Jaya bergaya di depan ruang kelasnya. Dalam tujuh tahun terakhir, lebih dari 670 sekolah telah berhasil dibangun oleh program MDF. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK SEKREtARIAt MDF 47 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Kisah MDF 4 Para ahli ilMu bencana aceh Membuat aceh lebih aman berdedikasi dalam memberikan Melalui proyek Pengurangan Melalui Pengurangan risiko kontribusi dalam mengurangi Risiko Bencana – Aceh (DRR-A) bencana (drr-a) risiko bencana di Aceh. yang didanai oleh MDF, tDMRC Proyek DRR-A, yang didukung dan Universitas Syiah Kuala hibah dari MDF, berupaya Program pascasarjana mengembangkan program menjadikan pengurangan multidisiplin ini adalah yang 18 bulan ini sejak akhir 2010. risiko bencana menjadi bagian pertama di Indonesia: walaupun Dalam waktu beberapa bulan, normal proses pembangunan program ini berfokus pada tDMRC telah menetapkan daerah. Hal ini dicapai melalui tsunami, program ini mencakup kurikulum, mempekerjakan 35 pemasyarakatan PRB ke dalam semua hal mulai dari kesehatan, pengajar, dan mulai membuka fungsi utama badan pemerintah ekonomi, dan lingkungan, pendaftaran. Pada awalnya daerah Aceh, mitra publik dan serta hal-hal teknis lain yang mereka hanya menargetkan swasta, masyarakat dan keluarga berhubungan dengan ilmu 20 mahasiswa, namun pada setempat, serta memasukkannya bencana. akhirnya mereka menerima ke dalam rencana pengelolaan 71 mahasiswa (24 perempuan; bencana tingkat provinsi. Pusat “Ini adalah hal baru,� ujar 47 pria). tanggapan yang jauh Riset Tsunami dan Mitigasi H. Fuady Sulaiman, seorang lebih tinggi ini diperkirakan Bencana (TDMRC) didirikan di mahasiswa, “Inilah mengapa berkat dorongan iklan di tingkat Universitas Syiah Kuala yang saya menyukainya.� nasional. berfungsi sebagai “wadah pemikir� PRB untuk Pemerintah Fuady adalah anggota DPRD Bahkan, program ini telah Aceh. Proyek ini membentuk Aceh yang memiliki latar memulai kemitraan dengan berbagai kemitraan dengan belakang tehnik. Semula ia University of twente di pemerintah, media, LSM, dan tidak berencana melanjutkan Belanda. Rencananya tahun akademisi serta mendorong pendidikan ke jenjang depan, mahasiswa dari kedua kepemilikan atas agenda PRB di pascasarjana hingga akhirnya universitas akan “bertukar� semua badan provinsi. ia mendengar program,ini. kampus selama enam bulan dan Pada saat itulah ia menyadari akan memperoleh pengetahuan bahwa hal inilah yang perlu ia bencana dari perspektif global Pada suatu Sabtu pagi di lakukan untuk meningkatkan dan mendorong pertukaran Universitas Syiah Kuala, Banda pelayanannya pada masyarakat. data, pengetahuan dan Aceh, tepatnya di gedung putih pengalaman. yang baru dan mencolok, “Aceh lebih maju dibandingkan sekelompok mahasiswa provinsi lain,� ujarnya. “Kami “Mahasiwa kami sangat pascasarjana mengobrol memiliki tDMRC (Pusat gembira,� ujar Sri Adelila Sari, di sela-sela kuliah. Para Riset tsunami dan Mitigasi Ahli Pendidikan Risiko Bencana mahasiswa ini menghabiskan Bencana), sehingga pengelolaan tDMRC sekaligus Sekretaris sepanjang minggu dengan pengetahuan tsunami,jadi lebih Program Pascasarjana ini. bekerja, sebagian besar di terintegrasi. Kami perlu lebih “Ini adalah yang pertama di badan pemerintah, tapi di akhir mensosialisasikan hal ini ke Indonesia. Program bencana pekan, kelompok mahasiwa ini seluruh lapisan masyarakat.� kami ini multidisiplin. Setiap 48 Kisah MDF 4 “Mentalitas masyarakat, parlemen dan pemerintah telah berubah sejak 2004,� Daerah (BPBD/A) di seluruh Pada saat kelulusan, para ujar mahasiswa pascasarjana, Aceh. Mahasiwa lain berasal dari mahasiswa “akan memiliki H. Fuady Sulaiman (kiri lembaga swadaya masyarakat pengetahuan di bidang bencana tengah). “Paradigma mengenai pendekatan terhadap bencana setempat, lulusan Syiah Kuala, dan mereka akan memberikan sekarang lebih menekankan dan perorangan. pengaruh kepada orang lain, kesiapsiagaan dan pendidikan.� mulai dari komunitas kecil Foto: KoLEKSI UNDP Walaupun para mahasiswa hingga pemerintah.� berasal dari berbagai latar belakang dan keterampilan, Hubungan antara pemerintah mereka menyatakan dan masyarakat ini merupakan orang dapat bergabung: kesiapannya untuk menjadi hal penting yang diyakini ilmuwan, insinyur, ahli ahli bencana sekaligus lulusan Fuady dalam memastikan Aceh medis.� Masyarakat dapat pertama program ini—disiplin lebih aman dan lebih siap menyadari bahwa mereka ilmu yang menurut Sri Adelila menghadapi kemungkinan dapat mengambil langkah Sari sangat diperlukan di bencana. untuk mengurangi risiko seluruh badan pemerintah Aceh. bencana mulai dari tindakan Saat ini, kantor pemerintah “Gagasan ini berasal dari kesiapsiagaan sederhana hingga di seluruh Aceh kekurangan pemerintah, tapi gagasan pengembangan sistem tanggap ahli bencana dan program mengenai pengurangan bencana. ini berupaya untuk mengisi risiko bencana (PRB) harus kekosongan tersebut. disebarkan kepada masyarakat; Dari 71 mahasiswa, 60 persen mentransfer pengetahuan merupakan staf pemerintah, “Setiap departemen harus kepada masyarakat,� ujarnya. yang sebagian besar bekerja di memiliki ahli bencana, “Pengetahuan ini dapat Badan Penanggulangan Bencana sekurangnya satu,� ujarnya. diterapkan.� 49 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Anak-anak berpartisipasi lampiran/Portofolio dalam kegiatan penanaman pohon Proyek yang diselenggarakan oleh PNPM-R2PN di kabupaten Nias sebagai bagian dari program tanggung jawab lingkungan proyek. MDF membantu mempersiapkan Nias untuk pembangunan masa depan. Foto: KoLEKSI PNPM-R2PN 50 Lampiran/Portofolio Proyek Alokasi Dana No. Proyek juta AS$ PEMUlIHAN MASyARAKAt 1 Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat (Rekompak) 84,97 2 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) 64,70 3 Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) 17,45 4 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM R2PN) 25,75 5 Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (RALAS) 14,83 PEMUlIHAN tRANSPORtASI DAN INFRAStRUKtUR SKAlA BESAR 6 Proyek Pencegahan Banjir Banda Aceh (BAFMP) 6,27 7 Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) 42,00 8 Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) 136,70 9 Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang 1,46 10 Program Angkutan dan Logistik Laut (SDLP) 25,03 11 Program Rekonstruksi Pelabuhan (tRPRP) 3,78 12 Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias (RACBP) 11,80 PENgUAtAN tAtA KElOlA DAN PEMBANgUNAN KAPASItAS 13 Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan (CBLR3) 11,80 14 Proyek Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal dan Khusus (P2DtK) 25,03 15 Program Penguatan organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias (CSo) 6,00 PElEStARIAN lINgKUNgAN 16 Proyek Hutan dan Lingkungan Aceh (AFEP) 17,53 17 Program Pengolahan Limbah tsunami (tRWMP) 39,40 PENINgKAtAN PROSES PEMUlIHAN 18 Program Bantuan teknis (tA) untuk BRR dan Bappenas 24,48 19 Proyek Pengurangan Risiko Bencana - Aceh (DRR-A) 9,87 20 Program transformasi Pemerintah Aceh (AGtP) 13,98 21 Program transisi Kepulauan Nias (NItP) 3,89 PEMBANgUNAN EKONOMI DAN MAtA PENCAHARIAN 22 Fasilitas Pendanaan Pembangunan Ekonomi (EDFF) 50,00 23 Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian Nias (LEDP) 8,20 tOtAl AlOKASI UNtUK PROyEK 644,92 51 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 1. PROyEK REHABIlItASI DAN REKONStRUKSI kesiapsiagaan terhadap bencana yang penting. Proyek PERUMAHAN MASyARAKAt (REKOMPAK)3 ini juga memberikan hibah untuk membangun kembali infrastruktur masyarakat di 180 desa, yang secara Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat langsung memberikan manfaat kepada lebih dari 79.000 (REKOMPAK) memberikan hibah bagi masyarakat di 130 desa untuk membangun kembali dan memperbaiki rumah serta orang melalui jalan desa, sistem drainase, jembatan, merehabilitasi infrastruktur pemukiman mereka melalui serta fasilitas air dan sanitasi umum. Proyek ini telah pendekatan berbasis masyarakat. Proyek ini memenuhi memperkuat kapasitas ekonomi dan masyarakat tujuannya dan berhasil ditutup pada tanggal 30 April 2010. setempat melalui pelatihan pengelolaan teknis dan Jumlah Hibah AS$85,00 juta bisnis, merangsang pertumbuhan ekonomi setempat Masa Pelaksanaan November 2005–April 2010 melalui penciptaan lapangan kerja dan mendorong Badan Mitra Bank Dunia dukungan bisnis melalui pengadaan bahan bangunan di Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum daerah setempat. Penyerapan sampai AS$84,97 juta 30 September 2011 Berdasarkan keberhasilan pelaksanaan Rekompak di Proyek ini menyediakan perumahan bagi masyarakat Aceh, serta situasi pascabencana lain setelah terjadi di 130 desa. Rekompak adalah salah satu dari beberapa gempa bumi di Jawa tengah dan yogyakarta tahun 2006 proyek yang juga menyediakan bantuan untuk serta di Sumatera Barat tahun 2009, model rekonstruksi merehabilitasi rumah yang rusak. Proyek ini juga permukiman dan perumahan berbasis masyarakat telah mengembangkan mekanisme unik yang mencakup diadopsi oleh Pemerintah Indonesia sebagai kebijakan para penyewa. Proyek ini mendukung masyarakat desa untuk rekonstruksi pascabencana. Studi Bappenas di di Aceh untuk bersama-sama memetakan dan menilai tahun 20055 dan survei mengenai kepuasan penerima kerusakan yang terjadi dan mengidentifikasi kebutuhan manfaat yang dilakukan oleh proyek pada tahun konstruksi bagi penerima manfaat perumahan. 2008 menunjukkan bahwa Rekompak menyediakan perumahan berkualitas dengan biaya yang lebih rendah Program Rekompak menetapkan standar tinggi untuk sampai 40 persen daripada proyek lain yang tidak rekonstruksi perumahan dan infrastruktur masyarakat menggunakan pendekatan berbasis masyarakat. dalam situasi pascabencana. Program ini memberikan platform bagi mitra internasional untuk mendukung Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian agenda pemerintah dalam membangun kembali 30 April 2010 masyarakat yang dipimpin sendiri oleh masyarakat. Rumah hancur yang direkonstruksi 7,964 Rumah rusak yang direhabilitasi 6,999 Pencapaian Utama Rencana Pembangunan Pemukiman 126 Jalan desa yang diperbaiki/dibangun (km) 133 Pendekatan berbasis masyarakat yang digunakan Irigasi dan drainase yang diperbaiki/dibangun dalam proyek ini terbukti efektif dalam membangun (km) 142 Air bersih, tempat penyimpanan air dan kembali perumahan dalam jangka waktu terbatas dan sumur (unit)** 173 menciptakan rasa kepemilikan yang kuat pada penerima Penciptaan lapangan kerja jangka pendek manfaat. Hibah yang diberikan kepada masyarakat (hari kerja) 7,800,535 memungkinkan mereka untuk membangun kembali hampir 8.000 rumah dan memperbaiki hampir 7.000 rumah yang rusak di 130 desa. Lebih dari 97 persen rumah yang direkonstruksi dan direhabilitasi telah dihuni. Rencana Pembangunan Pemukiman (RPP) yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan rekonstruksi infrastruktur dan perumahan mereka telah diselesaikan di 126 desa. RPP juga mencakup komponen 3 Rekompak adalah singkatan dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat. 4 Sejumlah kecil sisa dana yang belum terpakai pada saat penutupan proyek dikembalikan ke 5 Studi tersebut berjudul Findings of Post Construction Economic Impact Analysis Study for CDD kumpulan dana MDF. Programs. 52 Lampiran/Portofolio Proyek 2. PROgRAM PENgEMBANgAN KECAMAtAN kebutuhan sosial seperti kredit mikro, beasiswa, dan (PPK) dana bantuan darurat untuk keluarga. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) memberikan hibah Lebih dari 29.000 orang terlibat dalam proses langsung ke desa-desa untuk rekonstruksi berbasis masyarakat. Melalui proses berbasis masyarakat ini, PPK mendukung perencanaan masyarakat dan menerima pelatihan. pemulihan infrastruktur masyarakat di lebih dari 3.000 desa di Proyek ini sangat sukses dalam memberdayakan seluruh Aceh dan Nias. Proyek ini berhasil mencapai tujuannya perempuan untuk memiliki suara dalam perencanaan dan ditutup pada tanggal 31 Desember 2009. masyarakat, karena jumlah perempuan mencapai Jumlah Hibah AS$64,70 juta sekitar 45 persen dari seluruh peserta dalam kegiatan Masa Pelaksanaan November 2005–Desember 2009 perencanaan masyarakat. PPK juga memberikan Badan Mitra Bank Dunia kontribusi tidak langsung bagi pemulihan masyarakat Badan Pelaksana Kementerian Dalam Negeri dengan merangsang pertumbuhan ekonomi setempat. Penyerapan sampai AS$64,70 juta Dana proyek tetap berada di masyarakat bersamaan 30 September 2011 dengan pembelian bahan baku dari pemasok setempat Pemerintah Indonesia mengakui keunggulan program dan anggota masyarakat yang dipekerjakan untuk pemulihan berbasis masyarakat sebagai mekanisme melaksanakan kegiatan konstruksi. yang cepat dan fleksibel untuk memberikan hasil yang mengarah ke solusi yang berkesinambungan. MDF PPK terbukti sebagai mekanisme pemulihan memanfaatkan keberhasilan model pembangunan masyarakat berskala besar yang hemat biaya di berbasis masyarakat ini melalui program PPK nasional Aceh dan Nias pascabencana dan pascakonflik, yang yang sudah ada untuk menyalurkan dana serta memungkinkan masyarakat untuk memiliki suara dalam rekonstruksi dan rehabilitasi yang dipimpin masyarakat mengidentifikasi dan merencanakan sendiri pemulihan di Aceh dan Nias setelah terjadi gempa bumi dan mereka. Proyek ini telah dilanjutkan ke program PNPM tsunami. Mandiri nasional yang mencakup semua desa di Aceh, melalui pendanaan dari pemerintah pusat, provinsi, dan Pencapaian Utama kabupaten/kota. Melalui PPK, masyarakat berpartisipasi dalam Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian perencanaan pemulihan mereka sendiri, yang 31 Desember 2009 menghasilkan rasa kepemilikan yang kuat dan Jalan yang diperbaiki/dibangun (km) 2,399 kebanggaan atas hasilnya. Masyarakat menentukan Jembatan yang diperbaiki/dibangun (unit) 932 prioritas mengenai infrastruktur tersier, kebutuhan Irigasi dan drainase (km) 1,238 dukungan ekonomi dan sosial, serta dana yang Proyek air bersih (unit) 844 dialokasikan dengan tepat. PPK memiliki mekanisme Bak penyimpanan air (unit) 180 kontrol berlapis-lapis yang solid untuk mencegah korupsi Unit sanitasi (MCK)* 778 selama tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek- Pasar tingkat desa 26 proyek desa. Gedung sekolah 292 Pos/klinik kesehatan 11 Sebagian besar dana PPK disalurkan melalui hibah ke Nilai beasiswa (AS$) 326,270 Jumlah penerima 6,074 kecamatan di daerah yang terkena tsunami. Secara Jumlah pinjaman (AS$) 1,415,460 keseluruhan, proyek menyediakan perencanaan, Jumlah penerima 7,001 pelatihan dan dukungan pembangunan kapasitas untuk Jumlah usaha/kelompok 554 lebih dari 6.000 masyarakat di Aceh dan Nias. Sekitar orang yang dipekerjakan melalui subproyek 265,000 3.000 desa menerima hibah yang dibiayai MDF. Hari kerja yang dihasilkan 3,500,000 Dana bantuan darurat (AS$) 4,369,310 Lebih dari 90 persen pendanaan MDF yang disalurkan * MCK: Mandi, cuci, kakus. melalui hibah PPK digunakan untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur di tingkat lokal, termasuk jalan desa, jembatan, sekolah, pasar, klinik kesehatan, fasilitas irigasi dan drainase, serta penyediaan air bersih. Dana MDF tersebut juga digunakan untuk mendukung 53 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 3. PROyEK PENANggUlANgAN KEMISKINAN mendapatkan hibah bantuan sosial. PERKOtAAN (P2KP) Proyek ini meliputi komponen khusus pemberdayaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) perempuan, untuk memastikan bahwa kebutuhan memberikan hibah langsung bagi masyarakat di 273 kelurahan untuk merehabilitasi dan mengembangkan infrastruktur perempuan diwakili dalam perencanaan masyarakat masyarakat di kota-kota di Aceh. Proyek ini telah menyelesaikan dan pelaksanaan kegiatan rekonstruksi yang didanai tujuannya dan ditutup pada tanggal 31 Desember 2009. hibah. Perempuan yang berpartisipasi dalam program Jumlah Hibah AS$17,96 juta ini berhasil mengarahkan kegiatan, mengelola proposal, Masa Pelaksanaan November 2005–Desember 2009 menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan Badan Mitra Bank Dunia mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum lainnya. Penyerapan sampai AS$17,45 juta6 30 September 2011 Proyek P2KP adalah salah satu dari beberapa proyek Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) berbasis masyarakat dukungan MDF yang terintegrasi memberikan hibah langsung kepada masyarakat di 273 dan dirancang dari awal untuk transisi ke kerangka kerja kelurahan untuk merehabilitasi dan mengembangkan PNPM Mandiri nasional Pemerintah Indonesia, dalam infrastruktur masyarakat perkotaan di Aceh. Proyek ini hal ini PNPM Perkotaan. Proyek ini sangat sukses dalam telah menyelesaikan tujuannya dan ditutup pada tanggal membantu masyarakat menyiapkan rencana tata ruang 31 Desember 2009. masyarakat yang diperlukan untuk memobilisasi dana tambahan dari proyek-proyek perumahan pascatsunami Proyek ini mendorong pendekatan perencanaan bottom- berbasis masyarakat lainnya. up partisipatif sehingga masyarakat sendiri yang mengidentifikasikan inti kebutuhan untuk rekonstruksi Semua aset fisik tingkat masyarakat yang dibangun dan pemulihan kegiatan ekonomi. Komite lingkungan melalui P2KP seperti jalan, jembatan, sekolah dan dan sukarelawan yang dipilih secara demokratis fasilitas kesehatan telah diserahkan kepada masyarakat melakukan penilaian kerusakan, menyusun rencana atau pemerintah daerah. Proyek ini merumuskan modul pengembangan masyarakat, dan memprioritaskan pelatihan dan prosedur operasi standar untuk operasi kegiatan yang akan didanai melalui proyek tersebut. dan pemeliharaan pascaproyek, tetapi menjamin adanya Pemberdayaan masyarakat yang dialami dalam proses komitmen yang berkesinambungan terhadap operasi sangat penting bagi keberhasilan proyek. dan pemeliharaan setelah penutupan proyek merupakan tantangan umum dalam upaya rekonstruksi Aceh. Pencapaian Utama Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian Penerima manfaat utama proyek ini terdiri dari sekitar 31 Desember 2009 697.600 orang yang tinggal di 402 kelurahan (lingkungan Jalan yang diperbaiki/direkonstruksi (km) 231 perkotaan) di Aceh yang paling parah terkena dampak Rekonstruksi jembatan (dalam meter) 1,380 tsunami dan gempa bumi. Berdasarkan pada kebutuhan, Drainase (dalam km) 176 273 dari 402 kelurahan yang ditargetkan dipilih untuk Proyek air bersih (unit) 4,915 menerima hibah untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Fasilitas pembuangan sampah 806 infrastruktur masyarakat. Unit sanitasi 405 Gedung sekolah* 159 Prestasi dalam rekonstruksi infrastruktur fisik Bangunan balai kota/desa 120 melebihi target yang direncanakan awal di berbagai Pos/klinik kesehatan 29 bidang. Bagian terbesar dari hibah untuk infrastruktur Siswa yang menerima beasiswa 3,430 masyarakat yang didanai proyek dialokasikan untuk Nilai beasiswa (AS$) 74,043 jalan dan jembatan, drainase, dan air bersih. Hampir Hari kerja yang dihasilkan 1,124,126 39.000 rumah tangga (sekitar 48 persen dari penduduk Dana bantuan sosial (AS$) 1,218,374 di 273 kelurahan yang dipilih untuk menerima hibah) * Dalam beberapa kasus hanya peralatan sekolah yang diberikan, bukan pembangunan fisik. 6 Unspent residual funds are returned to the MDF pool of funds. 54 Lampiran/Portofolio Proyek 4. PROgRAM NASIONAl PEMBERDAyAAN MASyARAKAt - REHABIlItASI DAN REKONStRUKSI PUlAU NIAS (PNPM – R2PN) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM-R2PN) memberikan hibah untuk rekonstruksi rumah, sekolah, kantor pemerintah daerah dan infrastruktur publik lainnya di Nias. Proyek ini ditutup pada bulan Juni 2011. Jumlah Hibah AS$2575 juta Masa Pelaksanaan Februari 2007–juni 2011 Badan Mitra Bank Dunia Anak-anak sekolah mengunjungi Badan Pelaksana Kementerian Dalam Negeri Museum Pusaka Nias di Gunung Sitoli, kabupaten Nias. Proyek lingkungan rawan gempa Penyerapan sampai 30 September 2011 AS$25,75 juta7 PNPM-R2PN mempromosikan yang telah diakui. Kegiatan pemeliharaan warisan budaya melalui kurikulum sekolah dan pelestarian warisan widyawisata. PNPM-R2PN memberikan kontribusi terhadap budaya di bawah proyek Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR pemulihan akibat gempa bumi dan tsunami di 126 desa BERItA ANtARA UNtUK MDF mendukung pengembangan di Nias dengan mendukung perencanaan di tingkat bahan kurikulum setempat daerah. PNPM-R2PN juga mendukung pengelolaan serta pelatihan guru dan siswa dalam hubungannya rekonstruksi masyarakat, termasuk pembangunan dengan Museum Nias dan termasuk kunjungan ke desa- kembali infrastruktur produktif dan pelayanan sosial. desa tradisional. Proyek ini juga mengatasi masalah- Proyek ini mengembangkan proses perencanaan masalah lingkungan melalui program reboisasi yang partisipatif program pemulihan masyarakat dukungan berhasil. Lebih dari 110.000 bibit mahoni dan spesies lain MDF lain yang dilaksanakan di Nias, seperti Program ditanam oleh masyarakat sebagai bagian dari rencana Pengembangan Kecamatan (PPK). Proyek-proyek PPK pengelolaan kayu proyek untuk mengurangi dampak dan PNPM-R2PN telah ditutup dan sekarang dialihkan rekonstruksi terhadap hutan setempat. ke program PNPM Mandiri - Pedesaan. PNPM-R2PN juga berupaya untuk meningkatkan kapasitas perencanaan Rekonstruksi di Nias terutama sangat sulit. tantangan sektoral pemerintah kabupaten. lain yang dihadapi rekonstruksi mencakup iklim yang basah, tanah longsor yang sering terjadi, kekurangan Pencapaian Utama sumber kayu legal, buruknya kualitas infrastruktur umum di pulau, dan kemiskinan secara keseluruhan. PNPM-R2PN memberikan kontribusi penting terhadap tantangan ini juga mengakibatkan peningkatan rekonstruksi perumahan di Nias. Hampir 4.500 pengeluaran proyek karena tingginya biaya transportasi rumah—sekitar 37 persen dari total jumlah rumah untuk bahan bangunan ke daerah-daerah terpencil yang direkonstruksi di Nias—telah dibangun saat ini. Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan proyek ditutup tanggal 30 Juni 2011. PNPM-R2PN fasilitator lapangan yang berkualitas, komponen mengisi kesenjangan dalam rekonstruksi perumahan, penting bagi keberhasilan semua proyek pembangunan menargetkan area yang sulit dicapai yang tidak berbasis masyarakat, juga merupakan tantangan dalam terjangkau oleh pelaku rekonstruksi lain. target seluruh pelaksanaan proyek. PNPM-R2PN berhasil rekonstruksi bangunan kantor desa dan sekolah (masing- mengatasi tantangan ini dalam seluruh pelaksanaannya, masing 100) telah terpenuhi bahkan terlampaui, dan memberikan hasil substansial bagi masyarakat di Nias hampir 150 proyek infrastruktur dasar masyarakat, pada saat proyek ditutup tanggal 30 Juni 2011. termasuk jalan akses, jembatan, sumur, dan sistem drainase, telah selesai. Secara keseluruhan, kualitas Hasil pada saat penutupan Pencapaian konstruksinya baik dan tindakan yang tepat telah proyek 30 juni 2011 diambil untuk memenuhi standar konstruksi untuk Rumah 4.491 selesai Sekolah 100 selesai Bangunan kantor desa 110 selesai Infrastruktur dasar desa 149 subproyek telah selesai 7 Sisa dana yang belum terpakai dikembalikan ke kumpulan dana MDF. Dana akan (proyek) dikembalikan ke MDF dan dana ini telah diprogramkan kembali ke proyek MDF lainnya. 55 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan Pak Mukhaddis dengan bangga 5. REKONStRUKSI SIStEM ADMINIStRASI menunjukkan sertifikat tanahnya. Proyek RALAS PERtANAHAN ACEH (RAlAS) membantu mengembalikan hak atas tanah dengan mendistribusikan lebih dari Proyek RALAS membantu pemerintah dalam rekonstruksi hak 220.000 sertifikat tanah di Aceh. milik tanah, pengembangan sistem pengelolaan catatan tanah Foto: tARMIZy HARvA UNtUK MDF terkomputerisasi, dan reproduksi peta catatan tanah di Aceh pascatsunami. Proyek ini ditutup pada tanggal 30 Juni 2009. Jumlah Hibah AS$28,50 juta tentang prosedur Masa Pelaksanaan Agustus 2005–juni 2009 kepemilikan tanah Badan Mitra Bank Dunia yang akan berdampak Badan Pelaksana Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada permintaan Penyerapan sampai 30 AS$14,83 juta8 atas layanan ini di September 2011 masa depan, serta penyampaian layanan tujuan RALAS adalah mendukung rekonstruksi hak milik tersebut secara dan penerbitan sertifikat hak atas tanah, mendukung transparan. RALAS rekonstruksi dan pembangunan lembaga pertanahan memberi banyak di Aceh, dengan bantuan untuk membangun kembali kontribusi terhadap pencegahan spekulasi lahan sistem administrasi pertanahan di provinsi ini. RALAS berskala besar dan pendekatan CDA memfasilitasi mengatasi kekhawatiran mengenai perlindungan hak resolusi sengketa tanah di tingkat desa. Proyek ini juga milik dan memberikan pelatihan kepada fasilitator memberikan penekanan penting pada perlindungan lokal (termasuk wakil-wakil masyarakat sipil) hak milik perempuan melalui pendaftaran tanah secara mengenai Ajudikasi Berbasis Masyarakat (CDA). Untuk bersama. mendukung pekerjaan rekonstruksi, RALAS membantu Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam ajudikasi dan Masalah pelaksanaan proyek merupakan tantangan distribusi sertifikat hak atas tanah kepada pemilik tanah di sepanjang hidup proyek. Pengelolaan yang lemah yang terkena bencana. Selain itu, proyek ini membiayai di bidang pengawasan dan penetapan tujuan, pengembangan kelembagaan melalui rekonstruksi pengadaan, perencanaan program, serta monitoring kantor BPN dan bekerja untuk memperkuat kapasitas dan evaluasi menyebabkan keterlambatan signifikan kantor BPN melalui otomatisasi dan komputerisasi dan mempengaruhi kemajuan pelaksanaan secara catatan. keseluruhan. Namun, pada penutupan, sejumlah 222.628 sertifikat tanah telah dibagikan kepada pemegang tanah. Pencapaian Utama Dari jumlah itu, sebanyak 63.181 diterbitkan atas nama perempuan atau bersama-sama atas nama perempuan. Banyak hasil penting dicapai oleh proyek walaupun Secara kumulatif, BPN telah melakukan survei atas tidak semua target distribusi sertifikat tanah tercapai. 275.945 bidang tanah dan mengumumkan 272.912 bidang Sebagai tambahan atas kontribusi khususnya dalam tanah. Penilaian proyek menemukan bahwa penerima memulihkan hak atas tanah dan pembangunan kembali manfaat yang menerima sertifikat tanah merasa sangat sistem administrasi tanah di provinsi ini, RALAS juga puas. memberi kontribusi penting lain sehubungan dengan perluasan pemahaman atas hak berdasarkan hukum Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian terkait dengan sertifikasi dan kepemilikan tanah serta 30 juni 2009 proses untuk mendapatkan sertifikat tanah. Pelatihan Jumlah sertifikat tanah yang akan dan pembangunan kapasitas dalam CDA yang didukung didistribusikan (pada Desember 2008) 222.628 oleh RALAS akan terus memberikan dampak sehubungan Jumlah sertifikat tanah yang terdaftar di buku tanah 238.758 dengan penyampaian layanan sertifikasi tanah dari Jumlah bidang tanah yang diumumkan 272.912 pemerintah. Mungkin hal yang paling penting adalah Jumlah bidang tanah yang disurvei secara peningkatan kesadaran masyarakat dan pemahaman resmi 275.945 Jumlah peta tanah masyarakat yang selesai* 317.170 * Data ini merupakan perkiraan. Meskipun data mengenai bidang tanah yang diajudikasi dan peta tanah masyarakat yang dihasilkan adalah sama, tidak berarti bahwa semua 8 Alokasi untuk proyek direvisi pada saat penutupan proyek menjadi AS$14,83 juta untuk bidang tanah dalam peta tanah masyarakat akan disertifikasi. memperhitungkan sisa dana tak terpakai yang dikembalikan kepada MDF saat proyek ditutup. 56 Lampiran/Portofolio Proyek 6. PROyEK PENCEgAHAN BANjIR BANDA ACEH (BAFMP) Proyek Pencegahan Banjir Banda Aceh mengembalikan fungsi sistem perlindungan banjir yang rusak akibat tsunami di Banda Aceh. Proyek ini membantu melindungi daerah pusat bisnis di Banda Aceh terhadap banjir akibat air pasang dan hujan lebat. Proyek ini mencapai tujuannya dan ditutup pada tanggal 31 Desember 2009. Jumlah Hibah AS$6,50 juta Masa Pelaksanaan Mei 2006–Desember 2009 Badan Mitra Bank Dunia Badan Pelaksana Muslim aid Penyerapan sampai AS$6,27 juta 30 September 2011 Stasiun pompa air Lampaseh Banjir akibat air pasang dan badai hujan besar membantu menjaga jalan tetap tergantung pada usaha kering di Banda Aceh. Proyek merupakan tantangan konstan bagi Banda Aceh karena BAFMP membangun pintu menjaga agar saluran air dan stasiun pompa untuk lokasinya di dataran banjir pantai. Selama tsunami, drainase dan katup terbebas menjaga kota yang sering dilanda banjir ini. pintu air dan stasiun pompa yang mengurangi dampak dari akumulasi sampah. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR banjir hancur, mengakibatkan banjir laut pasang di BERItA ANtARA UNtUK MDF Kegiatan percontohan dataran rendah kota, dan menimbulkan risiko terhadap pengelolaan limbah kerusakan baru pada aset-aset publik dan swasta yang telah dimulai di beberapa desa dalam proyek untuk baru direkonstruksi. Proyek ini dikoordinasikan dengan mengumpulkan dan membuang sampah rumah tangga drainase dan rencana rekonstruksi penanggulangan ke tempat pembuangan limbah akhir kota. Kendaraan banjir kota, serta telah memasang katup banjir karet pengumpul limbah bermotor roda tiga digunakan dalam dan memulihkan sistem pompa dan drainase di Zona proses ini. Untuk membangun kesadaran dan kapasitas Drainase Dua. daerah, masyarakat yang berpartisipasi melakukan widyawisata tentang pengelolaan limbah masyarakat, Pencapaian Utama pembuatan kompos dan proyek daur ulang. Kegiatan pengelolaan sampah dalam proyek ini terkait dengan Sejalan dengan rencana jangka panjang dari pemerintah sistem pengelolaan limbah padat kota yang dimulai di daerah untuk drainase Banda Aceh, BAFMP telah bawah Program Pengolahan Limbah tsunami (tRWMP) membantu melindungi daerah pusat bisnis dari banjir. MDF. Proyek ini juga bekerja erat dengan proyek ini Berkat proyek ini, penduduk daerah rawan banjir di untuk meminimalkan duplikasi kegiatan dan lebih Banda Aceh bagian utara dapat dengan cepat dan efisien meningkatkan dampak. Program pelatihan ditujukan membangun kembali rumah mereka. untuk kesinambungan, meliputi pemeliharaan dan operasi sistem, berhasil diadakan untuk para operator Bersamaan dengan penutupannya, proyek telah peralatan. mencapai tujuannya berdasarkan alokasi anggaran. Konstruksi tiga stasiun pompa, pemasangan katup banjir, Hasil pada saat penutupan Pencapaian serta rekonstruksi drainase dan pekerjaan rehabilitasi proyek 31 Desember 2009 telah selesai. Pada awal 2006, proyek memasang 11 Pengurangan banjir segera 31 katup banjir telah dipasang katup banjir untuk mencegah banjir laut pasang dan melalui katup banjir untuk mengeringkan salah satu daerah yang paling Sistem drainase yang direkonstruksi rawan banjir di Banda Aceh. Program katup percontohan Stasiun pompa 3 stasiun ini berhasil menghentikan air pasang dalam waktu Katup banjir (Zona Dua) Semua katup banjir di Zona enam bulan sejak pemasangan. Proyek ini mengatasi Dua Drainase (direkonstruksi/ 4,4km/ 12,3km tantangan besar karena data dan catatan penting terkait direhabilitasi) arus banjir dan kondisi hidrologi hilang saat terjadi Kendaraan yang diserahkan 28 kendaraan pengumpul tsunami. kepada Dinas Kebersihan kota sampah bermotor roda tiga Agar berfungsi dengan baik, sistem mitigasi banjir 57 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 7. PROyEK PEMBERDAyAAN REKONStRUKSI tanggung jawab utama lain dari IREP adalah memastikan INFRAStRUKtUR (IREP) bahwa tindakan pengamanan yang tepat diintegrasikan ke dalam persiapan proyek dan bahwa kualitas pekerjaan Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) infrastruktur yang memenuhi spesifikasi desain teknis menyediakan perancangan strategis, merancang infrastruktur fisik dan mendukung pelaksanaan infrastruktur, memungkinkan yang disiapkan. IREP menyediakan dukungan yang koordinasi rekonstruksi infrastruktur di Aceh dan Nias. IREP menjembatani rancangan dan pengawasan proyek ditutup bulan Desember 2011. pembiayaan tambahan IRFF sampai Desember 2011. Jumlah Hibah AS$42,00 juta Masa Pelaksanaan September 2006–Desember 2011 Setelah penutupan BRR, tim Likuidasi dan Unit Badan Mitra Bank Dunia Pengawasan Managemen Proyek dibentuk untuk Badan Pelaksana Kementerian Pekerjaan Umum membantu dalam koordinasi kegiatan infrastruktur Penyerapan sampai berkesinambungan untuk Aceh dan Nias. IREP juga AS$34,49 juta 30 September 2011 berkontribusi terhadap kesinambungan investasi IREP berupaya memperkuat kapasitas pemerintah dalam hibah melalui dukungan pembangunan kapasitas dan rekonstruksi dan kesinambungan pembangunan melalui teknis berkesinambungan bagi pemerintah di berbagai dukungan teknis untuk perencanaan strategis, desain tingkatan. tanggal penutupan awal IREP diperpanjang proyek, pelaksanaan dan pengawasan serta operasi untuk memberikan dukungan berkesinambungan bagi dan pemeliharaan proyek infrastruktur. tim teknis IRFF sampai Desember 2011. merancang dan meninjau perencanaan infrastruktur di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten, serta Hasil sampai Pencapaian memberikan dukungan pelaksanaan. Proyek 30 September 2011 Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) MDF Pengembangan rencana Diselesaikan dengan dan sumber lain membiayai implementasi atas desain rekonstruksi infrastruktur bekerjasama dengan IREP, jangka panjang yang BRR, dan pemerintah daerah; tersebut. berkesinambungan dan rencana ini digunakan di strategis untuk Aceh dan Nias seluruh proyek Pencapaian Utama Pengembangan kerangka Kerangka kerja telah selesai kerja pengawasan untuk dan sedang diterapkan rekonstruksi infrastruktur IREP memberikan dukungan bagi proyek-proyek pascabencana infrastruktur yang didanai oleh MDF melalui IRFF serta tindakan pengamanan yang Semua proyek yang proyek yang secara langsung dibiayai oleh pemerintah tepat diintegrasikan ke dalam dipersiapkan oleh Bank Indonesia. IREP telah menyiapkan seluruh 52 proyek persiapan proyek Dunia sebagai badan mitra pengawas termasuk kerangka yang dilaksanakan oleh IRFF dan juga memberikan kerja pengamanan dan semua masukan teknis kepada pemerintah pusat, provinsi dan proyek yang dilaksanakan di bawah IRFF mematuhi kabupaten mengenai desain dan pelaksanaan proyek- kerangka perlindungan proyek infrastruktur yang akan didanai melalui sumber- sumber lain. Pelabuhan Malahayati adalah satu dari lima pelabuhan yang dirancang di bawah proyek IREP. Proyek IREP dan IRFF yang berjalan paralel memainkan peran utama dalam pembangunan kembali dan penciptaan jaringan infrastruktur yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan ekonomi. Foto: MoSIStA PAMBUDI/KANtoR BERItA ANtARA UNtUK MDF 58 Lampiran/Portofolio Proyek 8. FASIlItAS PENDANAAN REKONStRUKSI kontribusi kepada jaringan transportasi strategis di INFRAStRUKtUR (IRFF) Aceh dan Nias, meskipun banyak kendala lingkungan, termasuk kondisi sulit di daerah pegunungan, hujan dan Proyek Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) banjir, serta tanah longsor. IRFF menggunakan rencana menyediakan dana untuk rekonstruksi infrastruktur utama di Aceh dan Nias yang telah diidentifikasi oleh proyek IREP. Proyek investasi infrastruktur daerah dan strategi IREP untuk ini memberikan kontribusi atas jaringan transportasi strategis di mengidentifikasi kemungkinan pelaksanaan proyek. Aceh dan Nias sesuai dengan prioritas pemerintah. Penilaian dampak lingkungan dan rencana manajemen Jumlah Hibah AS$136,70 juta terkait menjamin adanya tindakan pengamanan Masa Pelaksanaan Maret 2007–juni 2012 lingkungan. Badan Mitra Bank Dunia Badan Pelaksana Kementerian Pekerjaan Umum IRFF dilaksanakan dalam dua tahap. tahap pertama Penyerapan sampai berakhir di bulan Desember 2011, dengan 51 dari 52 AS$104,34 juta 30 September 2011 paket subproyek telah selesai. tahap kedua proyek, Proyek IRFF menyediakan pendanaan fleksibel untuk yang menggunakan pembiayaan tambahan MDF rekonstruksi infrastruktur Aceh dan Nias dengan sebesar AS$37 juta yang disetujui tahun 2010, mendanai penekanan pada pengisian kesenjangan yang tidak pembuatan jalan sepanjang 49 kilometer di pantai tercakup oleh sumber lain. Proyek ini bekerja sama barat Aceh. Pekerjaan ini dilaksanakan melalui empat dengan Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur subproyek, termasuk satu jembatan. Semua pekerjaan (IREP) MDF. Kebutuhan infrastruktur di tingkat nasional, di tahap kedua telah dikontrakkan dan pekerjaan provinsi dan kabupaten diidentifikasi melalui kerangka telah selesai dilakukan. Bagian strategis jalan ini akan kerja IREP dan dibiayai oleh IRFF. Baik IRFF maupun menghubungkan Banda Aceh dan perbatasan Sumatera IREP sangat menekankan pembangunan kapasitas Utara di sepanjang pantai barat. bagi pemerintah daerah dan provinsi. Kedua proyek mendukung strategi transisi BRR dan, setelah penutupan BRR di tahun 2009, pelaksanaan proyek dipindahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Pemerintah Indonesia menyediakan pendanaan bersama sebesar AS$107,30 juta untuk IRFF melalui BRR. Pencapaian Utama Proyek IRFF membiayai serangkaian pekerjaan rekonstruksi infrastruktur yang meliputi jalan nasional, provinsi dan kabupaten, jembatan, pelabuhan serta perlindungan pantai dan sistem pengairan berkualitas tinggi. Melalui pekerjaan ini, IRFF memberikan Jalan Sabang ke Iboih sejauh 26 km selalu ramai. Proyek IRFF menyelesaikan jalan tersebut di Nilai Subproyek Hasil sampai 30 September 2011 Pencapaian tahun 2009, meningkatkan akses (juta AS$) ke seluruh pulau dan memberi kontribusi besar terhadap tahap Pertama: Selesai: (51 subproyek) 175,75 pertumbuhan ekonomi setempat. Jalan nasional 7 (255 km) 31,9 Foto: tARMIZy HARvA UNtUK MDF Jalan provinsi 9 (316,6 km) 63,99 Jalan kabupaten 20 (87 km) 17,24 Sistem Pengairan & Perlindungan Pantai 11 30,72 Pelabuhan 4 (5 pelabuhan) 31,90 tahap Pertama: Sedang dibangun: (1 subproyek) 6,42 Jalan kabupaten 1 (15,3 km) 6,42 tahap Kedua: Sedang dilaksanakan: (5 subproyek) 32,26 Jalan nasional 3 (49 km) 27,83 Jembatan (Jembatan Kuala Bubon) 1 4,18 Paket konsultan 1 0,25 tahap Kedua: Sedang dipersiapkan: (1 subproyek) 3,06 Paket konsultan 1 3,06 59 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 9. PROyEK PEMElIHARAAN jAlAN lAMNO- CAlANg Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang memperbaiki 103 kilometer ruas jalan dari Lamno ke Calang dari bulan November 2006 sampai Desember 2007. Tujuan dari proyek ini adalah menjamin kelancaran akses darat ke masyarakat yang terkena dampak tsunami di pantai barat Aceh, sehingga memfasilitasi proses rekonstruksi dan pemulihan, sekaligus meningkatkan pemulihan sosial dan ekonomi. Proyek ini ditutup pada tanggal 31 Desember 2007. Jumlah Hibah AS$1,46 juta Masa Pelaksanaan Desember 2006–Desember 2007 Badan Mitra United Nations Development Programme Badan Pelaksana United Nations Development Programme Penyerapan sampai AS$1,46 juta 30 September 2011 Sebagian besar sistem jalan, terutama di pantai barat Aceh, rusak atau hancur oleh tsunami 2004. Rute utama Penggunaan peralatan Jalan sementara yang dibangun antara Lamno dan Calang adalah jalan dari Banda Aceh ke Meulaboh. Pada tahun membentuk jalur utama antarasewaan dan buruh harian Banda Aceh dan pantai Aceh 2006, ruas jalan antara Lamno dan Calang berada merupakan tindakan yang Barat. Jalan ini hancur karena dalam kondisi kritis karena truk dengan beban berlebih tsunami 2004, tapi sekarang tepat dan lebih disukai telah dipadati kendaraan. UNDP dan kurangnya pemeliharaan sering membuat jalan daripada menyerahkan memperbaiki 103km Jalan Lamno Calang di tahun 2007. tidak dapat dilalui kendaraan, terutama pada musim Foto: KoLEKSI UNDP pekerjaan kepada hujan. Proyek ini menyediakan jasa pemeliharaan kontraktor karena kerangka berkesinambungan yang sangat dibutuhkan untuk waktu yang pendek dan menjaga agar kondisi koridor pantai barat utama ini ketidakpastian pekerjaan yang diperlukan. Penggunaan dapat dipulihkan dalam jangka waktu 13 bulan. tenaga kerja desa untuk pekerjaan manual terbukti merupakan pendekatan hemat biaya dan meningkatkan Pencapaian Utama rasa kepemilikan penduduk setempat terhadap kegiatan pemeliharaan jalan. Jalan Lamno-Calang adalah rute transportasi bahan utama ke pantai barat. Laporan penyelesaian proyek Kurangnya pendanaan pemerintah, keahlian dan yang diserahkan pada tahun 2008 menyoroti pentingnya peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan proyek pada tahap awal upaya rekonstruksi dan pemeliharaan darurat ini dalam jangka waktu yang rehabilitasi Aceh. Upaya pemeliharaan yang dilakukan terbatas ketika diperlukan menggarisbawahi pentingnya mengurangi sampai separuh waktu perjalanan antara proyek ini. Proyek ini dianggap sangat berhasil dan, Lamno dan Calang, dari antara enam sampai delapan meskipun relatif kecil, merupakan investasi yang penting jam menjadi tiga sampai empat jam. Akibatnya, lalu dalam mengisi kesenjangan pada proses rekonstruksi lintas diperkirakan meningkat sekitar 50 persen dengan dan pemulihan. kendaraan tambahan beralih dari jalan lain yang berada dalam kondisi buruk. Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian 31 Desember 2007 Manfaat tak terduga dari proyek tersebut adalah kedua Jalan batu (km) 52 cabang utama menyediakan akses yang lebih baik ke Penggalian parit dan pelapisan (km) 132 jalan pantai bagi desa-desa yang terletak jauh dari jalan Perbaikan dek jembatan (unit) 21 pantai, serta menyediakan alternatif rute yang lebih Pemasangan jembatan Bailey (unit) 4 pendek untuk mencapai Calang. Penciptaan lapangan kerja setempat jangka pendek (hari kerja) 3.000 60 Lampiran/Portofolio Proyek 10. PROgRAM ANgKUtAN DAN lOgIStIK lAUt (SDlP) Program Angkutan dan Logistik Laut (SDLP) memenuhi kebutuhan penting selama rekonstruksi dengan mendukung pengangkutan bahan rekonstruksi dan muatan lainnya ke daerah bencana, termasuk daerah terpencil di kepulauan Nias dan Simeulue. Sejak tahun 2007, proyek ini telah memindahkan fokusnya ke peningkatan kesinambungan melalui program pelatihan komprehensif untuk pengelolaan pelabuhan dan dukungan logistik. Jumlah Hibah AS$25,03 juta Masa Pelaksanaan Februari 2006–Maret 2012 SDLP berevolusi dari awalnya Badan Mitra World Food Programme memberikan pelayanan Setelah berhasil melakukan pengiriman bahan rekonstruksi Badan Pelaksana World Food Programme menjadi pembangunan pengiriman bahan- Penyerapan sampai bahan rekonstruksi yang kapasitas bagi para pekerja inti AS$25,03 juta pelabuhan di Aceh dan Nias. 30 September 2011 diperlukan ke tempat tahap akhir proyek berfokus pada kesinambungan dengan mendukung kesiapsiagaan yang dimaksud, proyek Sejak 2005 sampai kuartal pertama 2007, SDLP terhadap risiko bencana di ini mengalihkan fokus ke lembaga-lembaga penting menyediakan layanan pengangkutan lengkap dengan daerah. program pelatihan untuk Foto: KoLEKSI SDLP tujuan utama mengoordinasikan transportasi dan membangun keterampilan pengiriman bahan rekonstruksi. Setelah pengiriman yang diperlukan untuk pengelolaan pelabuhan yang barang dialihkan ke sektor komersial, proyek berfokus efektif. Sebagai pelengkap rekonstruksi fisik pelabuhan pada penyediaan dukungan logistik dan pembangunan yang dilakukan melalui proyek MDF lain, proyek SDLP kapasitas untuk pengelolaan pelabuhan yang lebih melatih staf inti di 18 pelabuhan utama Aceh dan Nias. efektif. Pelatihan ini disampaikan melalui kerjasama dengan Proyek ini menawarkan jasa dukungan dan konsultasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Provinsi logistik bagi sektor swasta, badan pemerintah dan (BKPP) dan Universitas Syiah Kuala. Modul dari organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Aceh dan pelatihan dimasukkan ke dalam program pascasarjana Nias dengan dasar cost recovery sepanjang tahap bisnis di universitas. Hubungan dengan universitas akhir rekonstruksi, yang memberi kontribusi kepada dan Kementerian Perhubungan dipertahankan untuk kesinambungan operasi yang efektif dari program meningkatkan kesinambungan prakarsa proyek. Kegiatan tersebut. SDLP terus berfokus pada pembangunan PRB akan membangun kapasitas dan kemampuan kapasitas melalui pelatihan, bantuan teknis dan Kesiapsiagaan dan tanggapan Darurat Badan penilaian kapasitas mendalam, terus melakukan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan organisasi investasi dalam transisi Aceh menuju pembangunan terkait. berkesinambungan. Proyek ini telah diperpanjang sampai Maret 2012 untuk memasukkan kegiatan Pengurangan Kemajuan sampai 30 September 2010 Pencapaian Risiko Bencana (PRB) di Aceh dengan memperkuat Pengguna jasa pengiriman dan logistik sejak 1.095 catatan kapasitas kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana awal proyek: dukungan Aceh (BPBA) dan tim Reaksi Cepat (tRC). logistik yang diberikan: Pemerintah Indonesia 561 Pencapaian Utama Badan PBB 221 Sektor Komersial 168 Pengangkutan barang yang diperlukan untuk LSM 145 rekonstruksi tsunami ke daerah terpencil di seluruh Bahan rekonstruksi yang dikirimkan (sampai daerah yang terkena dampak, termasuk kepulauan Desember 2006, dalam metrik ton) 98.185 Nias dan Simeulue, merupakan prestasi besar proyek Pergerakan muatan komersial yang ini. Proyek ini mengangkut 98.185 metrik ton/256.006 dimonitor (sejak oktober 2006, dalam metrik ton) 1.200.925 m³ muatan bantuan dan rekonstruksi mulai dari Sesi pelatihan pengelolaan pelabuhan yang 138 (2.063 penetapannya pada tahun 2006 sampai Maret 2007. diselenggarakan peserta) 61 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 11. PROgRAM REKONStRUKSI PElABUHAN (tRPRP) Proyek ini membantu memulihkan jaringan transportasi penting setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan menyediakan desain fisik dan dukungan teknis untuk rekonstruksi pelabuhan utama dan satu pelabuhan sungai. Pembangunan kembali pelabuhan penting ini memastikan bahwa peralatan dan bahan bisa dikirim ke daerah terpencil untuk membangun kembali masyarakat dan mata pencaharian selama tahap awal rekonstruksi. Proyek ini selesai dan ditutup pada tanggal 31 Desember 2007. Jumlah Hibah AS$3,78 juta Masa Pelaksanaan Maret 2006–Desember 2007 Seorang teknisi mengukur Badan Mitra United Nations Development kedalaman air di Pelabuhan Pekerjaan ini menghasilkan Programme Sinabang, kabupaten Simeulue. tRPRP membantu meningkatkan kondisi dermaga dan Badan Pelaksana United Nations Development kinerja pelabuhan, membangun Programme dermaga sementara, dan penyimpanan muatan yang Penyerapan sampai menyelesaikan rancangan lebih baik, serta banyak AS$3,78 juta pelabuhan di Calang, Gunung 30 September 2011 Sitoli, Lamno, Meulaboh, dan digunakan oleh World Food Sinabang. Foto: KoLEKSI UNDP Programme (WFP) dan LSM Program Rekonstruksi Pelabuhan (tRPRP) dirancang yang beroperasi di wilayah sesuai dengan strategi pembangunan kembali pelabuhan sekitarnya. secara keseluruhan yang didukung oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR). Proyek ini Pembangunan kembali pelabuhan yang rusak sangatlah meningkatkan fungsi dari beberapa pelabuhan melalui penting dalam membuka rute akses segera setelah rehabilitasi ringan di Sabang dan pembangunan dermaga terjadinya tsunami. Hal ini memampukan pengiriman sementara di Calang dan Sinabang. Semua kegiatan bahan rekonstruksi dan pasokan darurat ke tempat- dikoordinasikan dengan BRR, dinas perhubungan tempat terpencil dan menekankan pentingnya provinsi dan kabupaten, dan Ditjen Perhubungan Laut, jaringan infrastruktur dasar, walaupun sementara, serta melengkapi upaya yang dilakukan di pelabuhan dalam memfasilitasi tanggapan darurat dan kegiatan Aceh lainnya. Kegiatan juga didasarkan pada konsultasi rekonstruksi awal ke tempat-tempat yang terkena dengan masyarakat dan perwakilan nelayan setempat, dampak. serta pemangku kepentingan lain yang berhubungan dengan laut. Bagi yang terkena dampak, upaya tanggapan darurat dini ini juga merupakan perwujudan komitmen Pencapaian Utama pemerintah dan donor untuk mendukung rekonstruksi, yang membawa harapan kemajuan, pembangunan dan Proyek tRPRP mencapai tujuannya pada saat penutupan penciptaan lapangan kerja segera setelah terjadinya proyek berdasarkan alokasi anggaran. Proyek ini bencana. melakukan penilaian dan kajian terhadap pelabuhan laut yang rusak atau hancur akibat tsunami di Calang, Hasil pada saat penutupan Pencapaian Meulaboh, dan Sinabang, dan pelabuhan sungai proyek 31 Desember 2007 di Lamno, serta mengembangkan rencana untuk Desain dan penilaian atas Desain telah selesai untuk 4 mendesain ulang pelabuhan-pelabuhan ini. Di Gunung pelabuhan yang telah selesai pelabuhan Penilaian dampak lingkungan Sitoli, proyek ini meninjau desain sebelumnya sehingga dilakukan di 5 pelabuhan pekejaan dapat ditenderkan. Penilaian ekonomi dilakukan di 6 pelabuhan Penilaian dampak lingkungan telah selesai untuk Calang, Jalan batu (km) 5 km Sinabang, Gunung Sitoli, Meulaboh dan pelabuhan Peningkatan fungsi pelabuhan Lokasi landasan 1* Singkil. Studi kelayakan ekonomi juga telah diselesaikan Dermaga sementara 2 untuk pelabuhan-pelabuhan ini, dan juga untuk * Lingkupnya dikurangi (tidak ada pekerjaan di Balohan) karena pemerintah daerah telah pelabuhan Kuala Langsa. Dermaga sementara di Calang mengambil alih pekerjaan. dan Sinabang telah selesai dan diserahkan kepada BRR. 62 Lampiran/Portofolio Proyek 12. PROyEK AKSES PEDESAAN DAN Pencapaian Utama PEMBANgUNAN KAPASItAS NIAS (RACBP) Evaluasi tengah masa proyek menyimpulkan bahwa Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias RACBP merupakan proyek yang dirancang dan dikelola (RACBP) berfokus pada peningkatan jaringan transportasi pedesaan yang hemat biaya dan tahan lama di daerah gugus dengan baik yang memberikan kontribusi positif ekonomi pilihan di Nias melalui rehabilitasi, rekonstruksi dan terhadap kehidupan masyarakat miskin di Nias. pemeliharaan ruas jalan inti. Proyek ini diperpanjang sampai Pelatihan, perencanaan, dan pembangunan kapasitas, Desember 2012. di samping kegiatan-kegiatan konstruksi fisik, sedang Jumlah Hibah AS$11,80 juta berlangsung. Pelatihan penyelia lapangan pada Masa Pelaksanaan Oktober 2009–juni 2012 konstruksi jalan menggunakan pendekatan berbasis Badan Mitra International labour Organisation (IlO) sumberdaya setempat telah selesai di bulan Januari Badan Pelaksana International labour Organisation 2011 dan peserta melanjutkan dengan program magang. (IlO) Pekerjaan fisik jalan dan jalur kelompok pertama dan Penyerapan sampai kedua sedang dilakukan, serta rehabilitasi lokasi warisan AS$11,80 juta 30 September 2011 budaya pilihan. * RACBP diperkirakan akan diperpanjang sampai Desember 2012. Kapasitas pemerintah daerah di Nias untuk menjaga Proyek Nias-RACBP bertujuan untuk meningkatkan aset-aset infrastruktur yang dibangun oleh proyek ini dan mempertahankan jalan pedesaan strategis dalam merupakan tantangan bagi kesinambungan, baik dari rangka meningkatkan akses atas pelayanan dan fasilitas segi kemampuan teknis maupun sumber pendanaan. ekonomi dan sosial bagi masyarakat di daerah yang Hal ini terutama karena Nias baru-baru ini membagi ditargetkan. Proyek ini adalah bagian dari kelompok dua kabupatennya menjadi empat kabupaten dan satu proyek terakhir MDF yang bertujuan untuk memulihkan kota. Kondisi geografis dan iklim Kepulauan Nias juga mata pencaharian dan memberikan kontribusi terhadap merupakan hambatan terhadap pekerjaan jalan dan hal pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Nias- ini telah dipertimbangkan dalam rencana kerja yang RACBP, bersama dengan Proyek Pengembangan Ekonomi disusun oleh proyek. dan Mata Pencaharian Nias (LEDP), bekerjasama untuk meningkatkan pembangunan ekonomi melalui Kemajuan sampai Pencapaian pendekatan ganda investasi dalam produktivitas 30 September 2011 pertanian dan perbaikan akses ke daerah pedesaan. Pekerjaan konstruksi: Proyek ini menargetkan masyarakat dalam tiga gugus Akses jalan kabupaten 6,25 km jalan dan 27,33 km ekonomi/pertanian strategis di seluruh 21 kecamatan. Di segala cuaca dan jalur jalur sepeda motor telah sepeda motor (km) selesai; bulan Desember 2010, pembiayaan tambahan didukung 12,37 km jalan dan 44,80 untuk meningkatkan kegiatan sehingga LEDP dan RACBP km jalur sepeda motor tercakup di kabupaten yang sama. sedang dibangun (100 km ditargetkan) Jembatan kecil dan 1.096 meter diidentifikasi; Pendekatan berbasis sumberdaya setempat digunakan penyeberangan sungai 833 meter sedang dibangun untuk membangun jalan kecil dan jalan, menggunakan (meter) metode pembangunan ramah lingkungan yang Pemeliharaan rutin jalan Belum dimulai kabupaten (km) (170 km ditargetkan) memerlukan pemeliharaan minimal. Pembangunan Pelatihan dan pembangunan kapasitas: kapasitas dan pelatihan kerja untuk pemerintah daerah Pelatihan kerja (hari 14.295 hari pelatihan dan masyarakat merupakan elemen utama proyek. pelatihan) diselesaikan (20.600 Subkomponen warisan budaya proyek ini bertujuan ditargetkan) untuk meningkatkan kesadaran dan kepemilikan warisan Kelas pelatihan (hari 1.955 hari pelatihan budaya unik Nias, memfasilitasi penggunaan dan pelatihan) diselesaikan (2.200 ditargetkan) pelestarian aset warisan budaya yang berharga, serta melestarikan teknik konstruksi tradisional. 63 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 13. PROyEK PERBAIKAN jAlAN DENgAN SUMBERDAyA lOKAl PEDESAAN (CBlR3) Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumberdaya Lokal Pedesaan (CBLR3) meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan kontraktor dalam membangun dan memelihara jalan dengan menggunakan metode berteknologi rendah. Proyek ini merehabilitas jalan kabupaten di lima kabupaten di Aceh dan Nias, dengan memanfaatkan sumberdaya setempat serta menciptakan peluang kerja jangka pendek dan panjang. Proyek ini telah diperpanjang sampai Agustus 2012. Jumlah Hibah AS$11,80 juta Masa Pelaksanaan Maret 2006–Agustus 2012 Badan Mitra United Nations Development Programme Badan Pelaksana International labour Organisation Penyerapan sampai Anggota masyarakat berperan AS$11,80 juta serta dalam mengerjakan Proyek LRB di jalan khusus yang 30 September 2011 Jalan ILo (CBLR3). Pekerjaan jalan yang padat karya ini tidak didanai oleh proyek, Proyek CBLR3 (atau Jalan ILo) melatih pemerintah menggunakan pendekatan dan menggunakan metode berbasis sumber daya setempat. daerah untuk mengelola rekonstruksi dan pemeliharaan Foto: KoLEKSI UNDP pengujian kualitas jalan. jalan tingkat kabupaten secara efektif, dan kontraktor kecil dalam membangun jalan menggunakan metode CBLR3 menggunakan pendekatan inklusif jender berbasis sumberdaya lokal yang hemat biaya. untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam Penggunaan tenaga kerja lokal serta penggunaan pembangunan dan pemeliharaan jalan pedesaan. teknologi konstruksi jalan yang tepat dan metode Delapan belas kelompok perempuan dibentuk untuk kerja yang memungkinkan kontraktor untuk bersaing melakukan kegiatan rehabilitasi jalan di empat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan. CBLR3 kabupaten. Selain itu, 25 orang perempuan berpartisipasi diperpanjang sampai dengan Agustus 2012 untuk dalam pekerjaan pemeliharaan rutin yang dilakukan mempersiapkan strategi penutupan yang berfokus pada oleh 12 kelompok pemeliharaan masyarakat di Pidie penguatan lingkungan yang kondusif di Aceh untuk dan Bireuen. Proyek ini bekerja sama dengan program melembagakan pendekatan berbasis sumberdaya lokal PNPM dalam membangun kapasitas tim Pelaksanaan (LRB). Proyek Masyarakat di Aceh dan Nias untuk melakukan pemeliharaan jalan rutin dengan hasil yang baik. Pencapaian Utama Proyek ini diperpanjang agar tersedia waktu untuk Proyek CBLR3 menunjukkan hasil yang baik dalam lebih melembagakan pendekatan LRB di berbagai badan memperkuat kapasitas pemerintah kabupaten dan pemerintah kabupaten guna memperluas pendekatan kontraktor lokal berskala kecil untuk melakukan ke sektor selain jalan untuk mempertahankan manfaat pekerjaan jalan LRB. Staf Dinas Pekerjaan Umum di melebihi umur proyek. Pada bulan Mei 2011, sebagian kabupaten Pidie dan Bireuen sudah mulai menggunakan besar aset jalan yang dibuat oleh CBLR3 sejak 2006 lembar kerja dan mekanisme LRB dalam survei jalan diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. untuk pekerjaan yang didanai pemerintah. Program pelatihan ini menekankan sistem kontrak objektif dan Hasil sampai Pencapaian jaminan kualitas; hal ini menghasilkan proses tender 30 September 2011 yang transparan dan peningkatan kualitas pengawasan Jumlah jalan yang jalan. direhabilitasi (km) 154,6 total jalan yang dipelihara (km) 229,5 Proyek ini juga memperkenalkan teknik, standar, sistem Jumlah kontraktor setempat dan strategi untuk pekerjaan jalan LRB yang disesuaikan yang dilatih 341 dengan kondisi di Aceh dan Nias. Peningkatan Jumlah staf pemerintah kemampuan kontraktor setempat serta staf dan penyelia daerah yang dilatih (orang) 178 pekerjaan umum. Staf Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Hari kerja yang dihasilkan 410.345 (% perempuan) (23,9% di Aceh, 31,5% di Nias) telah mengadopsi manual LRB, menerapkan metode 64 Lampiran/Portofolio Proyek Anak-anak sekolah menikmati 14. PROyEK PERCEPAtAN PEMBANgUNAN peningkatan akses ke layanan pendidikan. Proyek DAERAH tERtINggAl DAN KHUSUS P2DtK di Aceh dan Nias (P2DtK) memberikan kontribusi kepada upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah-daerah Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus pedesaan yang miskin dan tertinggal untuk menciptakan (P2DTK) memperkuat kapasitas pemerintah kabupaten dalam pembangunan ekonomi dan menggunakan perencanaan bottom-up serta kebutuhan analisis peningkatan layanan bagi ke dalam perencanaan dan penganggaran kabupaten pedesaan. masyarakat, terutama di bidang P2DTK menghubungkan proses perencanaan partisipatif kesehatan dan pendidikan. Foto: SEKREtARIAt MDF kecamatan PNPM Mandiri Perdesaan dengan proses perencanaan dan pengambilan keputusan pemerintah kabupaten, serta memberikan hibah untuk memperbaiki layanan masyarakat dan Semua tujuan pemulihan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar. Proyek proyek telah ini ditutup bulan Desember 20119. terpenuhi. total Jumlah Hibah AS$25,60 juta 14.677 pekerja Masa Pelaksanaan Februari 2007–Desember 2011 kesehatan telah dilatih dan sekitar 5.134 tenga Badan Mitra Bank Dunia Badan Pelaksana Kementerian Pembangunan Daerah pengajar telah mendapatkan manfaat proyek. Sebagai tertinggal (KPDt) tambahan, 679 subproyek infrastruktur masyarakat telah Penyerapan sampai dilaksanakan yang mengatasi kebutuhan prioritas mulai AS$20,21 juta 30 September 2011 dari pasokan air sampai jembatan. Proyek ini menyediakan hibah bagi kabupaten di Aceh P2DtK menyediakan pembiayaan untuk memperluas dan Nias untuk mendanai proyek yang diidentifikasi Local Governance Support Project (LGSP) yang dibiayai untuk kecamatan melalui mekanisme perencanaan USAID untuk membangun kapasitas di sepuluh PPK/PNPM. P2DtK berupaya memperkuat kapasitas kabupaten Aceh dalam perencanaan dan penganggaran pemerintah kabupaten dan mendorong pengembangan pembangunan daerah. Pelaksanaan komponen tata ekonomi melalui investasi dalam inrastruktur. P2DtK Kelola Ekonomi P2DtK di Aceh (SPADA-EGA), yang didanai adalah program nasional yang dilaksanakan di area bersama oleh MDF dan Departemen Pembangunan miskin dan tertinggal di seluruh Indonesia, dan MDF Internasional (DFID) serta dilaksanakan oleh Asia menyediakan dana hanya untuk bagian program Aceh Foundation, telah meningkatkan iklim bisnis lokal di dan Nias. kabupaten sasaran. Pencapaian Utama Kemajuan sampai Pencapaian 30 September 2011 P2DtK menyediakan hibah hingga sebesar AS$50.000 per Proses perencanaan 100% kabupaten sekarang kabupaten ke 19 kabupaten untuk mendukung proyek partisipatif digunakan berpartisipasi dalam proses untuk penganggaran dan musyawarah perencanaan yang muncul dari proses perencanaan kecamatan yang pembiayaan kegiatan pembangunan. memberi kontribusi kepada rekonstruksi, rekonsiliasi, pembangunan di tingkat dan pembangunan. tiga puluh persen dari hibah ini kabupaten dicadangkan untuk mendukung peningkatan kualitas Subproyek infrastruktur Jalan (376 unit/97 km) yang dibangun Jembatan (87 unit/7 km) dalam kesehatan dan pendidikan. Pada tanggal 30 Drainase (192 unit/10km) September 2011, 1.738 subproyek di bidang kesehatan, Irigasi (23 unit/2 km) pendidikan, dan infrastruktur telah selesai di Aceh dan Air bersih (94 unit) Nias—mencapai 99 persen dari total proposal dalam Kegiatan pendidikan/ Kesehatan: (total 469 subproyek) kesehatan yang Pelatihan (301) masa empat tahun dari 2007 sampai 2010. P2DtK dilaksanakan (berfokus Rehabilitasi klinik kesehatan melibatkan kelompok rentan, terutama perempuan, pada peningkatan (29) kualitas pelayanan Lain-lain (program nutrisi, dalam proses perencanaan masyarakat dan kegiatan secara keseluruhan) informasi kesehatan, buku) pelatihan yang telah mencapai 30 persen, dan sampai 50 (139) persen di beberapa lokasi. Pendidikan: (total 520 subproyek) Pelatihan pengelolaan berbasis sekolah dan pelatihan lain (200) Rehabilitasi sekolah (125) 9 Karena penundaan anggaran dan masalah lain, sebagian dana hibah tidak dapat Peralatan (185) didistribusikan, sehingga terdapat sisa sebesar AS$4,2 juta. Sisa dana yang tak terpakai ini Beasiswa (10) telah dikembalikan ke kumpulan dana MDF untuk pemrograman kembali. 65 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 15. PROgRAM PENgUAtAN ORgANISASI Proyek CSo berperan penting dalam membentuk dua MASyARAKAt SIPIl DI ACEH DAN NIAS CSRC: IMPACt di Aceh dan FoRNIHA di Nias. CSRC (CSO) ini memungkinkan masyarakat sipil dan organisasi untuk secara lebih efektif menyampaikan kebutuhan Proyek Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) kelembagaan dan individual mereka, serta masyarakat membangun kapasitas teknis dan organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Berbasis Masyarakat (CBO) di sekarang memiliki platform untuk melobi pemerintah Aceh dan Nias. Hibah kecil memungkinkan LSM dan CBO terlibat mengenai prioritas dan kebutuhan pembangunan. dalam kegiatan rekonstruksi yang berorientasi pada kebutuhan. Melalui pelatihan dan pembinaan, CSRC menciptakan Proyek ini ditutup pada tanggal 31 Mei 2010. jaringan CSo yang luas di Aceh dan Nias, dengan daftar Jumlah Hibah AS$6,00 juta yang memuat lebih dari 100 fasilitator terlatih yang siap Masa Pelaksanaan Desember 2005–Mei 2010 untuk penyebaran tanggap cepat. Badan Mitra United Nations Development Programme Badan Pelaksana United Nations Development Proyek ini melatih lebih dari 200 CSo/CBo di Aceh dan Programme Nias dalam satu kumpulan “kompetensi� pengembangan Penyerapan sampai masyarakat yang mencakup pemantauan kegiatan AS$6,00 juta 30 September 2011 rehabilitasi dan rekonstruksi, pengelolaan proyek, Anggota masyarakat memasang perencanaan strategis, kepemimpinan, dan isu-isu pipa air untuk sumur artesis di Simeulue. Hibah dari proyek terkait jender. CSo memperkenalkan pemantauan penguatan LSM digunakan berbasis masyarakat yang memfasilitasi pemantauan untuk meningkatkan fasilitas masyarakat dan memperkuat proses rehabilitasi dan rekonstruksi oleh masyarakat, kapasitas LSM dan Lembaga Masyarakat setempat di Aceh serta menciptakan ruang bagi masyarakat dan dan Nias. Foto: KoLEKSI UNDP pemerintah untuk berinteraksi tentang isu-isu dan masalah yang dihadapi selama rekonstruksi. Proyek CSo Hibah kecil untuk CSo telah meningkatkan memperkuat pelayanan sosial dasar, peningkatan pendapatan, dan kapasitas CSo dan pemberdayaan perempuan. Dalam beberapa kasus, CBo di Aceh dan Nias. hibah kecil digunakan untuk fasilitas sosial masyarakat, Pusat Pembelajaran termasuk fasilitas anak usia dini di Nias dan Aceh Masyarakat Sipil serta sumur masyarakat di Nias. Hibah kecil lainnya (CSRC) didirikan memfasilitasi peningkatan pendapatan masyarakat melalui proyek di melalui berbagai kegiatan ekonomi seperti peternakan Aceh dan Nias yang kambing, produksi kerajinan tangan dan pertanian cabai memberikan platform di Aceh, serta pertanian kakao dan peternakan babi di bagi pemerintah Nias. Secara keseluruhan, kegiatan perempuan yang daerah dan CSo untuk berinteraksi. CSo/CBo didorong didukung CSo telah meningkatkan kualitas hidup peserta untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan bersaing untuk serta menyediakan modal finansial dan sosial yang mendapatkan hibah kecil dalam mendukung prakarsa diperlukan sehingga mereka dapat mengembangkan seperti pemulihan pelayanan sosial dasar, pemberdayaan potensi dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan perempuan dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. pendapatan. Hasil pada saat penutupan proyek Pencapaian Pencapaian Utama 31 Mei 2010 Hibah kecil yang diberikan/nilai Proyek CSo membentuk kelembagaan yang efektif untuk hibah 142/ AS$2.380.477,34* memfasilitasi konsultasi dan kerjasama di antara para Penerima manfaat hibah mata 33.398 (14.764 pencaharian (orang) perempuan) pemangku kepentingan dan pendukung peningkatan Staf CSRC yang dilatih (pelatihan peran CSo dalam pembangunan kembali Aceh dan Nias pelatih) (orang) 83 (25 perempuan) pascabencana. Satu tim Koordinasi Provinsi dan 13 Staf CSo yang dilatih (orang) 1.100 (324 perempuan) Kelompok Kerja teknis didirikan di Aceh, sementara dua * Berdasarkan nilai akhir dari 142 prakarsa hibah kecil pada akhir proyek tim Koordinasi Kabupaten dibentuk di Nias. 66 Lampiran/Portofolio Proyek 16. PROyEK HUtAN DAN lINgKUNgAN ACEH (AFEP) Proyek Hutan dan Lingkungan Aceh (AFEP) membantu melindungi ekosistem hutan Leuser dan Ulu Masen Aceh dari pembalakan liar. Perlindungan area seluas 3,3 juta hektar ini tidak hanya akan menjaga pasokan air untuk sekitar 60 persen penduduk Aceh, tetapi juga sumber keanekaragaman hayati terkaya di Asia Tenggara yang masih tersisa. Jumlah Hibah AS$17,53 juta Masa Pelaksanaan Februari 2006–Maret 2012 Badan Mitra Bank Dunia Badan Pelaksana leuser International Foundation (lIF) dan Fauna and Flora International (FFI) Para siswa anggota klub Penyerapan sampai Proyek ini memberikan lingkungan hidup mempelajari AS$17,53 juta 30 September 2011 ekosistem Ulu Masen. AFEP kontribusi signifikan berupaya memperkuat terhadap proses kesadaran lingkungan. Proyek ini mengembangkan kurikulum dan AFEP bekerja di ekosistem Ulu Masen dan Leuser Aceh perencanaan tata ruang bahan pelajaran serta mendirikan klub lingkungan hidup untuk untuk mengurangi dampak negatif rekonstruksi terhadap Aceh, memastikan bahwa siswa dengan lebih dari 6.100 hutan Aceh, memasyarakatkan masalah lingkungan ke anggota di seluruh Aceh. pertimbangan lingkungan Foto: KoLEKSI AFEP dalam proses perencanaan Aceh secara keseluruhan, dan merupakan bagian membangun lembaga dan kapasitas berkesinambungan integral dari rencana untuk perlindungan hutan. Proyek ini juga bekerja tersebut. AFEP mendukung prakarsa “Aceh Green� untuk melindungi dan meningkatkan mata pencaharian pemerintah provinsi dalam mengidentifikasi mekanisme masyarakat di daerah hutan melalui pengurangan pendanaan berkesinambungan untuk pembangunan konflik antara manusia dan satwa liar serta mendukung berkesinambungan jangka panjang di Aceh. kegiatan pengembangan mata pencaharian. AFEP telah mengembangkan kurikulum dan bahan Pencapaian Utama mengenai kesadaran lingkungan untuk sekolah, melatih guru, dan mendirikan klub lingkungan untuk Proyek ini telah menyelesaikan pelaksanaan di sebagian siswa dengan lebih dari 6.100 anggota di seluruh Aceh. besar kegiatan lapangannya, termasuk pemantauan Proyek ini telah memulai pembibitan masyarakat untuk dan pelaporan kegiatan hutan ilegal, pelatihan dan meningkatkan mata pencaharian berbasis tanaman pelengkapan polisi kehutanan dan masyarakat penjaga panen. Kegiatan ini sedang dipindahkan ke mitra lokal hutan, pengurangan konflik antara manusia dan satwa untuk menjamin kesinambungan. liar, serta penguatan kapasitas pengelolaan hutan. Program masyarakat penjaga hutan yang memberikan Kemajuan sampai 30 September 2011 Pencapaian pekerjaan alternatif ramah lingkungan bagi mantan Rancangan rencana tata ruang yang 1 Provinsi kombatan, penebang dan pemburu liar di Ulu Masen mencerminkan input lingkungan dan 7 Kabupaten dilanjutkan melalui dukungan dari pemerintah konservasi kabupaten dan donor lain. Unit tanggap Konservasi Kesepakatan tingkat daerah Ulu Masen: 19 Mukim serta undang-undang mengenai Leuser: 27 Gampong (CRU) untuk pengurangan konflik antara manusia dan pengelolaan hutan dan konservasi satwa liar, terutama melindungi panen petani dari gajah yang dikembangkan liar, dilanjutkan di area hutan Ulu Masen dan Leuser Guru sekolah dilatih dan 1.007 (65% perempuan) dengan dukungan eksternal. diperlengkapi dengan bahan- bahan kurikulum lingkungan dan konservasi (orang) Proyek ini mempromosikan perlindungan yang efektif Pembibitan yang didirikan dan telah 55 dan pengelolaan hutan Leuser dan Ulu Masen yang berjalan berkesinambungan. Jaringan penegakan hukum dan Area hutan yang direboisasi/ 5.238 pengawasan berbagai pemangku kepentingan yang dipulihkan (dalam hektar) Protokol konflik manusia dan satwa 2 (1 untuk harimau, 1 dibentuk di dalam proyek ini dilanjutkan di bawah liar yang disiapkan untuk gajah) kepemimpinan pemerintah daerah. 67 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 17. PROgRAM PENgOlAHAN lIMBAH pembangunan prioritas tempat pembuangan akhir (tPA) tSUNAMI (tRWMP) permanen di seluruh Aceh dan Nias. Paket rancangan teknis terperinci (DED) telah disiapkan untuk dua tPA Program Pengolahan Limbah Pemulihan Tsunami (TRWMP) regional dan delapan tPA kabupaten. tPA regional membangun kapasitas pemerintah daerah untuk membersihkan, mendaur ulang dan membuang sampah tsunami, untuk Banda Aceh dan Aceh Besar di Blang Bintang menerapkan sistem pengelolaan limbah berkesinambungan telah dikontrakkan dan pekerjaan persiapan awal yang menguntungkan lingkungan melalui pengumpulan, telah dimulai. Pemilihan empat tPA kabupaten yang pemulihan, daur ulang dan pembuangan limbah yang aman, serta mempromosikan mata pencaharian yang berhubungan akan dibangun melalui proyek yang bermitra dengan dengan pengelolaan limbah. Tanggal penutupan proyek telah Kementerian Pekerjaan Umum pusat dan dinas provinsi diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2012. sedang dilakukan, dan tPA kabupaten tambahan yang Jumlah Hibah AS$39,40 juta DED-nya telah disiapkan melalui tRWMP diperkirakan Masa Pelaksanaan Desember 2005–juni 2012 akan dibangun dengan menggunakan dana pemerintah Badan Mitra united nations development di tahun-tahun mendatang. Programme Badan Pelaksana united nations development Programme Proyek ini memberikan hasil positif dalam rehabilitasi Penyerapan sampai mata pencaharian pertanian di Aceh Jaya dan Aceh AS$31,41 juta 30 September 2011 Besar melalui prakarsa pembersihan lahannya. Proyek ini telah membantu membersihkan sedimen dan puing- tRWMP dirancang untuk memberikan tanggapan puing tsunami di lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian terkoordinasi terhadap masalah kesehatan masyarakat sehingga petani dapat menanami kembali lahan dan dan lingkungan yang terkait dengan tsunami/puing- melanjutkan mata pencaharian mereka seperti sebelum puing gempa dan pengelolaan limbah kota selama tsunami. rehabilitasi dan pemulihan Aceh dan Nias. Program ini berfokus pada pengumpulan sampah tsunami dan tRWMP bermitra dengan UN-HABItAt untuk pembersihan lahan, pembangunan kapasitas bagian memberikan pelatihan pembangunan kapasitas bagi pembersihan limbah padat kota dan penciptaan pemerintah daerah mengenai pengelolaan limbah kesempatan mata pencaharian berdasarkan pengelolaan padat. Proyek ini memulai skema layanan berbayar sampah yang berkesinambungan. Program ini didanai percontohan untuk pengumpulan sampah kota, dengan dan dilaksanakan dalam tiga tahap. tahap Ketiga total 37.733 rumah tangga yang berpartisipasi. Dua sekarang memperluas kegiatan pembangunan kapasitas kabupaten, Pidie dan Aceh Utara, telah mengembangkan untuk memastikan adanya infrastruktur dan layanan Qanun (peraturan daerah) mengenai pengelolaan limbah pengelolaan limbah padat yang berkesinambungan padat yang sekarang berada dalam proses persetujuan setelah proyek ditutup. DPRD, dan kabupaten lain yang didukung tRWMP telah terinspirasi untuk mulai merancang Qanun mereka Pencapaian Utama sendiri. Pekerjaan awal proyek berfokus pada kegiatan Hasil sampai 30 September 2011 Pencapaian pemulihan bencana, termasuk membersihkan puing- Jumlah tempat pembuangan akhir yang puing dan memulihkan bahan yang dapat didaur ditutup atau ditingkatkan menjadi tempat ulang untuk digunakan selama proses rehabilitasi pembuangan akhir terisolasi 10 dan pemulihan, serta melanjutkan pengumpulan Jumlah rancangan teknis terperinci untuk 1 (8 dalam pembuatan tempat pembuangan akhir persiapan atau sampah kota di delapan kabupaten di Aceh dan Nias terisolasi permanen rancangan) untuk mengurangi kemungkinan risiko lingkungan Persentase rumah tangga yang membayar dan kesehatan. Setelah kegiatan pemulihan awal untuk pengumpulan sampah di daerah selesai, program berpindah fokus ke pembangunan rintisan 29% kesinambungan ke dalam intervensi program dan Persentase (volume) limbah padat Aceh yang didaur ulang 21% memperluas cakupan ke 13 kabupaten. Jumlah usaha kecil & menengah (UKM) dengan mata pencaharian Di tahap akhirnya sekarang, proyek terus mendukung berkesinambungan yang terbentuk di sektor pembangunan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan limbah 263 pengelolaan limbah padat serta perancangan dan 68 Lampiran/Portofolio Proyek 18. BANtUAN tEKNIS (tA) UNtUK BRR DAN Sebagian besar kegiatan dukungan terhadap BRR telah BAPPENAS selesai pada saat penutupannya di bulan April 2009 namun dukungan dilanjutkan untuk penyelesaian Proyek Bantuan Teknis (TA) untuk BRR dan Bappenas dan pengoperasian tiga sistem informasi manajemen guna mendukung BRR melaksanakan mandatnya dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan (SIM) utama pada program pemulihan Aceh-Nias. mengoordinasikan proses pemulihan secara efisien dengan RAND (Basis Data Pemulihan Aceh-Nias) menyediakan memberikan dukungan teknis dan layanan utama sampai kumpulan data untuk memantau dan mengoordinasikan penutupan BRR pada bulan April 2009. Proyek ini diperpanjang sampai tanggal 31 Desember 2012 untuk memberikan dukungan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang didanai oleh kepada Bappenas dalam peran koordinasinya serta untuk organisasi eksternal. membantu Bappeda tingkat provinsi di Aceh dan Sumatera Utara untuk mengoordinasikan dan menyelesaikan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang tersisa di Aceh dan Nias. Pusat Pengelolaan Pengetahuan (KNoW) menyimpan Jumlah Hibah AS$24,48 juta informasi, dan menangkap pelajaran dari upaya Masa Pelaksanaan juli 2005–juni 2012 rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias yang Badan Mitra united nations development dilakukan oleh pemerintah, donor, dan pemangku Programme kepentingan lainnya. Sistem Informasi Pengelolaan Badan Pelaksana BRR (sampai April 2009), Bappenas Keuangan Daerah (SIMBADA) adalah sistem informasi (sejak April 2009) manajemen aset untuk melacak aset yang diciptakan Penyerapan sampai 30 September 2011 AS$24,48 juta selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias. Bappenas adalah wali amanat sistem ini yang Proyek bantuan teknis untuk BRR pada awalnya memastikan masing-masing memiliki tempat yang tepat dirancang untuk memberikan bantuan cepat kepada demi kesinambungan operasi dan pemeliharaan untuk BRR atas kebutuhan teknis dan operasionalnya dalam menyimpan dan menyebarkan pengetahuan dan data mendukung rekonstruksi secara keseluruhan. Proyek yang dihasilkan selama upaya pemulihan di Aceh dan ini mendukung BRR mulai dari Juli 2005 sampai April Nias. 2009. Di bulan Mei 2009, proyek ini diganti namanya menjadi Proyek Bantuan teknis untuk BRR dan Bappenas Dukungan teknis untuk BRR dan Bappenas juga guna mencerminkan penyerahan fungsi koordinasi memberikan bantuan teknis untuk mengembangkan dan untuk upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-BRR di merintis perampingan proses untuk melakukan analisis Aceh dan Nias kepada Bappenas. Pada bulan Februari dampak lingkungan. Penggugusan AMDAL terkait dengan 2010, Komite Pengarah mendukung proyek, khususnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh sangat mendukung Bappenas dan Bappeda Aceh dan Sumatera relevan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan Utara untuk meningkatkan koordinasi, pemantauan dan daerah serta menetapkan standar nasional masa evaluasi Rencana Aksi Kelanjutan Rekonstruksi Aceh-Nias depan untuk proses perencanaan lingkungan dan 2010-2012. Periode proyek ini juga dikenal sebagai Proyek pembangunan. Dukungan teknis untuk Penyelesaian Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan Koordinasi Lanjutan (tS untuk R2C3). Proyek ini mendukung finalisasi Rencana Aksi 2010-2012, dokumen hukum yang ditetapkan oleh Gubernur Aceh Pencapaian Utama dan Sumatera Utara. Proyek ini sekarang memberikan dukungan kepada Bappenas dan Bappeda Aceh dan Sampai April 2009, proyek ini telah memberikan bantuan Sumatera Utara untuk meningkatkan koordinasi, teknis dan dukungan operasional kepada BRR untuk pemantauan dan evaluasi, serta pelaksanaan Rencana mencapai mandatnya secara transparan dan tepat Aksi dan menyelesaikan upaya rehabilitas dan waktu. Hal ini mencakup kebijakan dan kerangka hukum rekonstruksi di Aceh dan Nias. untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias secara kseluruhan, serta pengembangan alat dan kapasitas untuk memantau pelaksanaan program rekonstruksi secara keseluruhan. Proyek ini telah mendukung pengembangan 217 strategi/kebijakan/panduan, meninjau 192 proposal, dan memantau 284 proyek. 69 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 19. PROyEK PENgURANgAN RISIKO BENCANA – ACEH (DRR-A) DRR-A dirancang untuk menetapkan pengurangan risiko bencana (PRB) sebagai bagian normal dari proses pembangunan dalam fungsi inti Pemerintah Aceh serta mitra publik dan swasta, khususnya masyarakat lokal Aceh di mana tindakan yang paling efektif dan langsung dapat diambil untuk mengurangi kerentanan fisik, ekonomi dan sosial terhadap bencana. Proyek ini telah diperpanjang sampai Mei 2012. Jumlah Hibah AS$9,87 juta Masa Pelaksanaan November 2008–Mei 2012 Badan Mitra united nations development Programme Badan Pelaksana Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh Penyerapan sampai AS$9,87 juta 30 September 2011 Proyek DRR-A berupaya memasyarakatkan pengurangan risiko bencana ke dalam fungsi utama badan Pemerintah Aceh, mitra publik dan swasta, masyarakat lokal dan keluarga, sambil memperhitungkan berbagai Siswa sekolah menengah kapasitas, kebutuhan, dan kerentanan penduduk. DRR-A pertama mempelajari bentuk rancangan Pergub menciptakan pengaturan kelembagaan, dan lingkungan pengurangan risiko bencana (Peraturan Gubernur). dengan menggunakan bahan yang memungkinkan untuk memfasilitasi pelaksanaan yang dikembangkan melalui proyek DRR-A. Proyek ini partisipatif pengurangan risiko bencana (PRB), yang merancang panduan pendidikanPusat Riset tsunami dan melibatkan pembentukan lembaga daerah serta PRB untuk kurikulum sekolah Mitigasi Bencana (tDMRC) menengah pertama. penggunaan program kesadaran masyarakat dan proyek Foto: KoLEKSI UNDP didirikan di Universitas yang sensitif jender. Syiah Kuala yang berfungsi sebagai “wadah pemikir� PRB untuk Pemerintah Pencapaian Utama Aceh. Proyek ini membentuk berbagai kemitraan dengan pemerintah, media, LSM, dan akademisi serta Dalam rangka mendorong lingkungan yang mendukung mendorong kepemilikan atas agenda PRB di semua pelembagaan tindakan PRB, proyek DRR-A mencurahkan badan provinsi. tDMRC sedang menuju masa depan sebagian besar upayanya untuk menyusun berbagai swasembada dengan mempromosikan produk dan instrumen hukum dan peraturan. Proyek DRR-A pelayanan yang baru dikembangkan, seperti peta risiko mendukung pengembangan Rencana Aksi Daerah dan kursus penyegaran untuk pengelolaan berbasis PRB, Komite Koordinasi Kesadaran Publik (PACC), dan data historis kepada masyarakat internasional dan telah pengembangan peraturan (Pergub No. 102/2009) yang berpartisipasi dalam tender untuk sistem peringatan menetapkan Badan Penanggulangan Bencana Aceh dini gempa bumi/tsunami di oman. tDMRC juga telah (BPBA). meluncurkan program pascasarjana di Universitas Syiah Kuala pada kuartal kedua 2011. Proyek ini menerapkan sensitivitas jender ke dalam konteks PRB. Sepuluh kabupaten yang paling rawan Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana dipilih sebagai lokasi percontohan untuk PRB, proyek ini berperan penting dalam membentuk melaksanakan PRB berbasis masyarakat dan sensitif PACC yang telah menarik partisipasi dari sekitar 20 jender. Pemerintah desa di sepuluh kabupaten telah organisasi/badan, termasuk sektor media dan agama. mengesahkan dan menyetujui Rencana Aksi Masyarakat Survei mengenai kesadaran publik atas PRB telah dan pemerintah desa di lima kabupaten telah direncanakan untuk mengukur kebutuhan dan kapasitas menyetujui Rencana Pengelolaan Bencana dan Rencana PACC secara lebih baik. PACC Aceh telah secara resmi Darurat. DRR-A juga menyediakan keahlian teknis diluncurkan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas dalam pengembangan prosedur operasi standar untuk pada kuartal kedua 2011. sistem peringatan dini tsunami (tEWS) di Aceh dalam 70 Lampiran/Portofolio Proyek 20. PROgRAM tRANSFORMASI PEMERINtAH ACEH (AgtP) Program Transformasi Pemerintah Aceh (AGTP) memberikan dukungan strategis dan penting selama masa transisi dengan memastikan bahwa pemerintah provinsi memiliki kapasitas yang diperlukan dan kekuatan kelembagaan untuk mengambil alih proyek, aset, fungsi, kapasitas dan sumberdaya BRR pada akhir mandatnya. Proyek ini telah diperpanjang sampai Juni 2012. Jumlah Hibah AS$13,98 juta Masa Pelaksanaan juli 2008–juni 2012 Badan Mitra united nations development Programme Badan Pelaksana Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh Penyerapan sampai AS$13,98 juta 30 September 2011 AGtP memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi saat mereka mengambil alih tanggung jawab untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah Fitria dan suaminya mempelajari CDP jangka pendek dan hak wanita dan anak-anak penutupan BRR. AGtP berfokus pada penguatan melalui lokakarya Desa Sadar jangka panjang mereka Hukum. AGtP mendukung tiga kapasitas pemerintah provinsi melalui dukungan proyek desa percontohan yang untuk dimasukkan ke dalam pembuatan kebijakan, proses anggaran pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak dokumen penganggaran dan daerah, pengalihan aset kepada lembaga lokal dan wanita sebagai bagian dari perencanaan provinsi. upaya memasyarakatkan jender prakarsa antikorupsi. dalam kegiatan kepemerintahan setempat. Untuk menjamin Foto: KoLEKSI UNDP AGtP memberikan dukungan untuk meningkatkan kesinambungan proyek kapasitas lembaga eksekutif provinsi guna menciptakan dan untuk membangun kerangka kelembagaan dan kebijakan demi keberhasilan kapasitas dalam jangka transisi dan pemulihan melalui penyediaan penasihat panjang, AGtP mendukung Badan Kepegawaian teknis (tim Asistensi). Pendekatan ini menghasilkan 13 Pendidikan dan Pelatihan Provinsi (BKPP) untuk dari 16 proses yang ditargetkan/kebijakan yang disetujui mempertahankan, mengelola dan mentransfer oleh lembaga eksekutif provinsi dan enam dari enam pengetahuan dan keterampilan kepada badan tingkat proses/prosedur koordinasi yang diberlakukan di jajaran provinsi dan kabupaten demi keberhasilan transisi yang kementerian target di tingkat provinsi. Satu tahun berkesinambungan. Proyek ini membantu penyusunan setelah para penasihat menyelesaikan tugas mereka, program pengembangan fakultas BKPP yang berfokus Dinas Perhubungan dan Komunikasi provinsi, misalnya, pada empat bidang strategis: pengelolaan aset, jender, telah memperoleh pendanaan untuk penetapan dan resolusi konflik serta perencanaan dan penganggaran. operasi pusat baru untuk pengelolaan informasi untuk Selanjutnya, AGtP memfasilitasi akreditasi anggota mempromosikan e-governance dengan menyatukan fakultas BKPP oleh Lembaga Administrasi Nasional (LAN) sistem informasi yang dikembangkan oleh BRR untuk melalui kelas pelatihan intensif 100 jam. memfasilitasi akses publik terhadap informasi, sejalan dengan UU No. 14/2008. AGtP terus memberikan dukungan teknis kepada Pemerintah Aceh untuk memfasilitasi transfer aset AGtP memberikan dukungan pembangunan kapasitas rekonstruksi yang diterima dari BRR. Untuk mendukung operasional kepada badan pemerintah provinsi koordinasi, komunikasi serta memastikan pemahaman utama untuk memenuhi tanggung jawab transisi bersama di antara pemangku kepentingan mengenai dan pemulihan mereka secara efektif. Proyek ini transfer aset, Forum Koordinasi Pemangku Kepentingan memfasilitasi pelaksanaan Penilaian Kebutuhan mengenai transfer Aset sedang dibentuk dengan Pembangunan Kapasitas UNDP dan Rencana dukungan dari AGtP dan berkoordinasi dengan proyek Pembangunan Kapasitas (CDP) di badan yang dipilih. lainnya yaitu, Bantuan teknis untuk BRR dan Bappenas Badan-badan ini telah memulai proses pengembangan dan Program transisi Kepulauan Nias (NItP). 71 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 21. PROgRAM tRANSISI KEPUlAUAN NIAS (NItP) Program Transisi Kepulauan Nias (NITP) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kabupaten dalam menyelesaikan proses pemulihan dan mengelola tanggung jawab pemerintah daerah yang sedang berlangsung, menerapkan praktik terbaik yang meningkatkan tata kelola dan mengurangi risiko dari bencana alam di masa depan. Proyek ini telah diperpanjang sampai 30 Juni 2012. Jumlah Hibah AS$3,89 juta Masa Pelaksanaan juni 2009–juni 2012 Badan Mitra united nations development Programme Badan Pelaksana Kementerian Dalam Negeri, aset rehabilitasi dan Semua tingkatan sekolah di Nias Pemerintah Provinsi Sumatera memiliki kurikulum pengurangan rekonstruksi, termasuk Utara dan Pemerintah Kabupaten risiko bencana yang terintegrasi. di Nias Siswa mempelajari bahaya, penganggaran untuk misalnya gempa bumi dan Penyerapan sampai longsor di dalam pelajaran kesinambungan operasi AS$3,89 juta seperti ilmu pengetahuan, 30 September 2011 dan pemeliharaan. NItP geografi, matematika dan ilmu sosial. memberikan bantuan dalam Foto: KoLEKSI UNDP NItP memanfaatkan karya BRR serta proyek dukungan penyusunan instrumen rehabilitasi dan rekonstruksi lain untuk memfasilitasi hukum (Perda) pada sistem transisi dari pelaksanaan BRR ke pemulihan yang sedang informasi keuangan daerah dan pengelolaan aset serta berlangsung di Kepulauan Nias. NItP mendukung memfasilitasi pelaksanaan sistem manajemen keuangan pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi dan kabupaten daerah baru (SIPKD-Sistem Informasi Pengelolaan serta pengembangan dan pelaksanaan PRB secara Keuangan Daerah) sesuai dengan Surat Edaran proaktif dalam struktur Pemerintah Indonesia yang Kementerian Dalam Negeri No. SE.900/294/BAAKD. bertanggung jawab untuk hal tersebut dan LSM pendukung. Sebagian besar pekerjaan proyek ini NItP membantu Bupati Nias mendirikan Kelompok didedikasikan untuk membangun kapasitas, terutama Kerja Khusus Pengelolaan Bencana untuk memperdalam yang berkaitan dengan pengalihan aset kepada pihak pelembagaan PRB dalam proses pemerintah daerah berwenang yang relevan. NItP bekerjasama erat di masa depan. Kelompok Kerja berada di bawah dengan dua proyek lain yang didanai MDF, AGtP dan pengawasan Bappeda Nias dan telah menyelesaikan Proyek Bantuan teknis untuk BRR dan Bappenas dalam rancangan peraturan pembentukan badan mendukung dan memfasilitasi verifikasi aset dan proses penanggulangan bencana daerah (BPBD) untuk Nias. transfer. Kabupaten lain di Kepulauan Nias telah sepakat untuk memasukkan PRB dan peta risiko bencana dalam Pencapaian Utama rencana tata ruang masing-masing. NItP memberikan dukungan untuk menyelesaikan Penyelesaian pengalihan aset rehabilitasi dan transisi dari pelaksanaan BRR kepada pengelolaan rekonstruksi merupakan tantangan besar yang pemerintah daerah. Perhatian kritis disediakan untuk memerlukan koordinasi yang intensif dan tepat waktu mempersiapkan Rencana Aksi 2010-2012 sebagai dasar dari berbagai tingkat pemerintahan serta berbagai untuk pemrograman transisi. Sistem kunci telah kementerian dan departemen di pusat. NItP memulai diadopsi oleh badan terkait, dan pelatihan mengenai dan menyelenggarakan Forum Koordinasi Pemangku perencanaan, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi Kepentingan bulanan untuk mempercepat proses proyek transisi sedang berlangsung. transfer aset di Kepulauan Nias di kuartal kedua 2011. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi Untuk mempercepat penyelesaian prioritas kegiatan dan komunikasi di antara pemangku kepentingan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah transisi, NItP aset di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk bekerja erat dengan dinas-dinas pemerintah daerah meningkatkan pemahaman pemerintah daerah (SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk mengenai undang-undang, peraturan dan panduan memprioritaskan pengelolaan yang efektif atas mengenai mekanisme transfer aset. 72 Lampiran/Portofolio Proyek 22. FASIlItAS PENDANAAN PEMBANgUNAN keuangan; (vi) pengembangan koperasi; (vii) peningkatan EKONOMI (EDFF) lingkungan usaha, (viii) pembangunan kapasitas pemerintah daerah; (ix) pemberdayaan perempuan; Fasilitas Pendanaan Pembangunan Ekonomi (EDFF) mendukung (x) penguatan pusat penelitian dan pelatihan, (xi) prakarsa untuk pembangunan ekonomi Aceh dan memberikan bantuan kepada Pemerintah Aceh dalam pengelolaan proyek dan peternakan dan penggemukan, dan (xii) infrastruktur pembangunan kapasitas. Proyek ini sedang dilaksanakan di 17 publik untuk sektor ekonomi. kabupaten di seluruh Aceh. Jumlah Hibah AS$50,00 juta Model pelaksanaan baru menghasilkan beberapa Masa Pelaksanaan Maret 2009–juni 2012 penundaan awal dalam memulai proyek dan subproyek Badan Mitra Bank Dunia memiliki jadwal ketat dalam menyelesaikan kegiatan Badan Pelaksana Kementerian Pembangunan Daerah pada tanggal penutupannya. Walaupun demikian, tertinggal (KPDt) dan Pemerintah Aceh sebagian besar target output telah terpenuhi, dan hasil Penyerapan sampai signifikan telah terbukti di beberapa subproyek. Proyek AS$44,46 juta 30 September 2011 ini membantu membangun keterampilan teknis dan usaha para penerima manfaat sehingga mereka akan EDFF mempromosikan pemulihan ekonomi memiliki dasar yang lebih kuat untuk kesinambungan pascatsunami dan mendorong pembangunan ekonomi pembangunan ekonomi setelah penutupan MDF di tahun jangka panjang berkesinambungan yang adil yang sesuai 2012. dengan rencana pembangunan ekonomi Pemerintah Aceh. Proyek ini memberikan hibah yang bertujuan Hasil sampai 30 September 2011 Pencapaian untuk membangun lingkungan bisnis yang lebih Jumlah rencana pengembangan Rencana induk kabupaten kompetitif dan mendukung yang diperlukan untuk sektor yang dikembangkan untuk kakao telah selesai menciptakan pertumbuhan dan peluang kerja sektor melalui konsultasi dengan di 1 kabupaten dan hampir sektor swasta dan diadopsi oleh selesai di 4 kabupaten lain swasta yang luas, yang menargetkan kelompok miskin pemerintah daerah. dan rentan lainnya. Jumlah produsen utama yang 26.381 (petani, nelayan, dilatih dalam meningkatkan peternak ikan, anggota Pencapaian Utama produksi atau teknologi koperasi) pemrosesan (25.000 yang ditargetkan) EDFF memberikan hibah subproyek (AS$44,5 juta Jumlah Usaha Kecil Menengah 256 UKM/koperasi/ dari total anggaran) kepada LSM terpilih untuk (UKM) yang dilatih dalam kelompok produsen melaksanakan kegiatan yang menangani isu-isu penting meningkatkan pemrosesan dan pemasaran (110 UKM yang yang memengaruhi pembangunan ekonomi di Aceh. ditargetkan) Delapan subproyek telah dipilih dari 121 proposal yang Jumlah kelompok produsen yang 950, termasuk 8 kelompok diserahkan, melalui proses pemilihan yang kompetitif dibentuk atau diperkuat (430 perempuan dan transparan. Perjanjian Hibah Subproyek telah yang ditargetkan) Jumlah koperasi yang dibentuk 66 ditandatangani dengan delapan LSM: Canadian Co- atau diperkuat (65 yang operative Association (CCA); Action Aid Australia (AAA); ditargetkan) Swisscontact; Muslim Aid; Islamic Relief; Aceh Development Jumlah penerima manfaat 105.524 Fund (ADF); International Organization for Migration langsung dan tidak langsung (orang) (100.000 yang (IoM); dan Caritas Czech Republic. Masing-masing ditargetkan) organisasi ini melaksanakan kegiatan bersama dengan LSM setempat dan/atau mitra sektor swasta. Subproyek melaksanakan kegiatan untuk mendukung sektor pertanian dan komoditas utama Aceh, termasuk kakao, kopi, minyak nilam, pertanian (beras, kacang tanah, kedelai), perikanan dan pengolahan ikan, serta peternakan. Kegiatan ini meliputi: (i) penyediaan input, perkakas dan peralatan, (ii) peningkatan kualitas, (iii) perbaikan pengolahan dan pengemasan; (iv) peningkatan akses pasar domestik dan internasional; (v) akses atas 73 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan 23. PROyEK PENgEMBANgAN EKONOMI DAN untuk kelompok perempuan dan mata pencaharian MAtA PENCAHARIAN NIAS (lEDP) pertanian serta pembangunan kapasitas bagi badan pemerintah daerah di bawah Dinas Pertanian, dengan Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian Nias fokus utama pada komoditas pertanian utama—beras, (LEDP) memfasilitasi pemulihan ekonomi dan pengentasan kemiskinan pascabencana dengan meningkatkan kemampuan karet, dan kakao. Peningkatan dalam praktik dan pemerintah daerah untuk bekerja dengan rumah tangga produksi pertanian didukung melalui penyediaan perdesaan yang miskin di Nias dalam mengidentifikasi, benih padi, kakao dan karet serta bantuan teknis mengembangkan dan mempertahankan peluang mata pencaharian. kepada kelompok petani. Pembibitan didirikan di lima Jumlah Hibah AS$8,2 juta kabupaten sehingga petani dapat terus memiliki akses Masa Pelaksanaan Oktober 2010– juni 2012 ke benih kakao dan karet berkualitas tinggi setelah Badan Mitra Bank Dunia proyek berakhir. Hibah dukungan masyarakat kecil akan Badan Pelaksana Kementerian Pembangunan Daerah mendukung pembangunan kapasitas dan pelatihan tertinggal (KPDt) di berbagai kegiatan mata pencaharian. Lebih dari 90 Penyerapan sampai proposal telah diserahkan oleh kelompok masyarakat AS$ 2,02 juta 30 September 2011 dan saat ini sedang ditinjau. Proyek ini menyertakan fokus khusus dalam meningkatkan kegiatan mata LEDP Nias dirancang untuk memfasilitasi pemulihan pencaharian bagi kaum perempuan. ekonomi pascabencana dan pengentasan kemiskinan masyarakat yang terkena dampak tsunami dan Ini merupakan proyek terakhir yang disetujui dalam gempa bumi dengan menciptakan lingkungan yang portofolio MDF, sehingga waktu yang tersisa untuk memungkinkan untuk meningkatkan taraf hidup dan pelaksanaan proyek dibatasi oleh tanggal penutupan pengembangan masyarakat di Kepulauan Nias. Proyek MDF pada bulan Desember 2012. Kondisi di Nias, ini bertujuan untuk memberdayakan penerima manfaat termasuk akses yang sulit ke area proyek terpencil, dalam meningkatkan keterampilan teknis, keuangan, ditambah dengan musim hujan yang panjang, pengelolaan dan pemasaran untuk kegiatan mata memberikan tantangan lebih lanjut. Walaupun ada pencaharian dan pembangunan ekonomi. hambatan ini, proyek mencatatkan kemajuan signifikan dalam memfasilitasi pemulihan ekonomi pascabencana Proyek ini juga berupaya untuk mengembangkan di Nias melalui peningkatan peluang mata pencaharian kapasitas teknis dan pengelolaan dalam pemerintah bagi rumah tangga perdesaan yang miskin. daerah untuk pelaksanaan program-program mata pencaharian di Nias. Proyek ini dilaksanakan oleh Hasil sampai Pencapaian Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal (KPDt) 30 September 2011 dan merupakan salah satu dari empat proyek MDF yang Pegawai pemerintah daerah 28 orang pekerja lapangan khusus berfokus pada pemulihan Nias. yang dilatih di 5 kabupaten dilatih dalam organisasi petani Anggota kelompok mata 240 orang ketua kelompok Pencapaian Utama pencaharian yang dilatih petani dilatih mengenai keterampilan teknis LEDP Nias mendukung 100 kelompok mata pencaharian 228 kelompok petani dengan di 80 desa yang berlokasi di 20 kecamatan di Pulau 3.307 orang anggota (2.299 orang laki-laki dan 1.008 orang Nias. Proyek RACBP dan LEDP Nias mengoordinasikan perempuan) mendapatkan kegiatannya sehingga masyarakat perdesaan pelatihan teknis (dalam mendapatkan manfaat dari sinergi antara peningkatan produksi kakao, karet dan beras) peluang mata pencaharian perdesaan dan perbaikan jalan yang meningkatkan akses ke pasar serta pelayanan lainnya dan manfaat yang berkontribusi terhadap pembangunan manusia dan ekonomi. Kegiatan proyek mendukung pemerintah daerah dan kelompok masyarakat melalui pelatihan, bantuan teknis, dan penyediaan input pertanian utama. Sebagian besar kegiatan berfokus pada pelatihan dan fasilitasi kelompok 74 Daftar Akronim dan Singkatan dafTar aKroniM dan singKaTan AAA Action Aid Australia (Aksi Bantuan Australia) ACAP Anti-Corruption Action Plan (Rencana Aksi Anti Korupsi) ADF Aceh Development Fund (Dana Bantuan Aceh) AFEP Aceh Forest and Environment Project (Proyek Hutan dan Lingkungan di Aceh) AGtP Aceh Government Transformation Programme (Program transformasi Pemerintah Aceh) AMDAL Analisa Mengenai Dampak Lingkungan BAMFP Banda Aceh Flood Mitigation Project (Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh) Bappeda Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappenas Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional BKPP Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan BKRA Badan Koordinasi Rekonstruksi Aceh BKRAN Badan Koordinasi Rekonstruksi Aceh dan Nias BKRN Badan Koordinasi Rekonstruksi Nias BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional BPBA Badan Penanggulangan Bencana Aceh BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPN Badan Pertanahan Nasional BRR Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi NAD-Nias CBLR3 Capacity Building for Local Resource-based Rural Roads (Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal) CBo Community-Based Organization (organisasi Berbasis Masyarakat) CCA Canadian Co-operative Association (Asosiasi Koperasi Kanada) CDA Community-Driven Adjudication (Pengadilan Berbasis Masyarakat) CDD Community-Driven Development (Pembangunan Berbasis Masyarakat) CPDA Consolidating Peaceful Development in Aceh (Program Konsolidasi Pembangunan yang Damai di Aceh) CSo Civil Society Organization (organisasi Sipil Masyarakat) CSP Community Settlement Plan (Rencana Perumahan Masyarakat) CSRC Civil Society Resource Center (Pusat Sumber Daya Masyarakat Sipil) CSRRP Community-based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Program (Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Perumahan Berbasiskan Masyarakat) DFID Department for International Development of the United Kingdom (Departemen untuk Pembangunan Internasional) DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DRR Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) 75 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan dafTar aKroniM dan singKaTan (lanjuTan) DRR-A Disaster Risk Reduction - Aceh Project (Proyek Pengurangan Risiko Bencana di Aceh) EDFF Economic Development Financing Facility (Fasilitas Pendanaan Pengembangan Ekonomi) EGA Economic Governance in Aceh (tata Kelola Ekonomi di Aceh) EIA Environmental Impact Assessment (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) FFI Fauna and Flora International (Fauna and Flora Internasional) GoI Government of Indonesia (Pemerintah Indonesia) ILo International Labour Organisation (organisasi Buruh Internasional) IoM International Organization for Migration (organisasi Internasional untuk Migrasi) IREP Infrastructure Reconstruction Enabling Program (Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur) IRFF Infrastructure Reconstruction Financing Facility (Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur) KDP Kecamatan Development Project (Program Pengembangan Kecamatan) KNoW Knowledge Management Center (Pusat Manajemen Pengetahuan) KPDt Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal KRRP Nias Kecamatan-based Reconstruction and Recovery Planning Project (Proyek Perencanaan Pemulihan dan Rekonstruksi Berbasiskan Kecamatan di Nias) LAN Lembaga Administrasi Negara LEDP Livelihoods and Economic Development Project (Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian) LIF Leuser International Foundation (yayasan Internasional untuk Leuser) M&E Monitoring and Evaluation (Pemantauan dan Evaluasi) MCK Mandi, Cuci, Kakus MDF Multi Donor Fund (Dana Multi Donor) MIS Management Information System (Sistem Informasi Manajemen) MSW Municipal Solid Waste (Pengelolaan Limbah Padat di Kabupaten) MtR Mid-Term Review (Kajian tengah Waktu) NGo Non-Governmental Organization (organisasi Non Pemerintah) NItP Nias Islands Transition Project (Program transisi Pemerintah di Kepulauan Nias) o&M Operations and Maintenance (operasi dan Perawatan) PACC Public Awareness Coordinating Committee (Komite Koordinasi Kepedulian Masyarakat) Pergub Peraturan Gubernur PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PDAM Perusahaan Daerah Air Minum R2C3 Rehabilitation and Reconstruction Completion and Continued Coordination (Program Koordinasi Penyelesaian dan Kelanjutan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) 76 Daftar Akronim dan Singkatan RACBP Nias Islands Rural Access Capacity Building Project (Proyek Akses Pedesaan dan Pengembangan Kapasitas Nias) RALAS Reconstruction of the Aceh Land Administration System Project (Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh) RAND Recovery of Aceh-Nias Database (Pemulihan Basis Data Aceh-Nias) Rekompak Community-based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Program (Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat) SDLP Sea Delivery and Logistics Programme (Program Angkutan Laut dan Logistik) Simbada Sistem Informasi Barang dan Aset Daerah SIPKD Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah SME Small and Medium Enterprise (Usaha Kecil dan Menengah) SPADA Support for Poor and Disadvantaged Areas Project (Dukungan bagi Daerah Miskin dan tertinggal) tA Technical Assistance (Bantuan teknis) tBSU Trail Bridge Support Unit (Unit Pendukung Jalur Jembatan di Nepal) tDMRC Tsunami Disaster and Mitigation Research Center (Pusat Penelitian Bencana dan Penanggulangan tsunami) tEWS Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini tsunami) tRPRP Tsunami Recovery Port Redevelopment Programme (Program Rekonstruksi Pelabuhan) tRWMP Tsunami Recovery Waste Management Programme (Program Pengelolaan Limbah tsunami) UNDP United Nations Development Programme (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa- Bangsa) UPP Urban Poverty Project (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) WFP World Food Programme (Program Bantuan Pangan Dunia) 77 Laporan Kemajuan MDF Desember 2011 | Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan PeTa aceh dan nias SABANG C I N A BANDA ACEH ACEH BESAR LHOKSEUMAWE PIDIE JAYA BIREUEN PIDIE ACEH UTARA ACEH A JAYA BENER MERIAH C ACEH LANGSA ACEH ACEH TIMUR BARAT TENGAH E NAGAN H ACEH TAMIANG RAYA GAYO LUES ACEH BARAT DAYA ACEH TENGGARA ACEH SELATAN S U M AT E R A U TA R A SIMEULUE SUBULUSSALAM ACEH SINGKIL NIAS UTARA GUNUNG SITOLI I N D O N E S I A NIAS N NIAS I BARAT A S NIAS SELATAN A U S T R A L I A 78 Republik BRR Indonesia Uni Eropa Belanda Inggris Kanada Bank Dunia Swedia Norwegia Denmark Jerman Belgia Finlandia ADB Amerika Serikat Selandia Baru Irlandia www.multidonorfund.org