66276 Pentingnya Konektivitas untuk Seluruh Sekolah di Indonesia Naskah Kebijakan Januari 2012 3. Bekerja secara sistematis untuk memenuhi persyaratan e-layanan dalam rangka mengelola data dari sekolah, khususnya untuk BOS, serta permintaan DAK melalui fasilitas online. 4. Mendukung kompilasi seluruh konten pendidikan ke dalam Portal Rumah Belajar, yang saat ini diimplementasi oleh Pustekkom. 5. Memulai advokasi berkelanjutan untuk mendorong sekolah- sekolah agar tersambung ke Internet dalam rangka membuka akses ke fasilitas BOS/DAK dan Portal Rumah Belajar. Mengapa Konektivitas Sekolah Menjadi Penting? Visi Kemdikbud di tahun 2014 adalah terselenggaranya layanan Ibu Delhi dan siswa-siswinya di sesi pembelajaran aktif dengan TIK di Medan, Sumatera Utara. prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas Foto oleh Popo Alexander. komprehensif. Ringkasan Layanan prima pendidikan nasional didefinisikan sebagai layanan yang: Riset yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa Internet  Tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara; dapat menyambungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; (Kemdikbud) dan seluruh sekolah di kepulauan Indonesia. Sampai dengan 95 persen dari jumlah sekolah saat ini berada dalam jangkauan  Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan konektivitas Internet berkecepatan rendah. Hal ini memungkinkan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha, dan dunia industri; komunikasi melalui surat elektronik (email), pengiriman pesan, dan  Setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pengunduhan (download) terbatas. Penggunaan TIK (Teknologi pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman Informasi dan Komunikasi) dapat mendorong proses peningkatan latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, gender, dan manajemen informasi di tingkat nasional, kabupaten dan satuan sebagainya; dan pendidikan, yang juga akan memberikan manfaat bagi para  Menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidik, tenaga pendidik dan siswa. Meningkatnya intensitas untuk pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, berkomunikasi dan berbagi informasi dapat membantu sekolah- dunia usaha, dan dunia industri. sekolah yang belum menunjukkan kinerja yang baik. Sumber-sumber kurikulum digital dan pendidikan jarak jauh juga dapat membantu meningkatkan kapasitas para pendidik. Pemanfaatan TIK yang strategis dan meluas ke dalam sistem pendidikan Indonesia Pendayagunaan TIK diyakini dapat menunjang Dengan mempertimbangkan kemungkinan- merupakan sesuatu yang mendasar dalam upaya peningkatan dan pemerataan akses kemungkinan teknis dan finansial, serta mencapai visi Kemdikbud karena hal ini pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, bahwa hal ini sudah menjadi sebuah akan mendukung pencapaian tujuan- dan daya saing pendidikan, serta tata kelola, komitmen kebijakan dari Kemdikbud, tujuan di atas. TIK memfasilitasi akses akuntabilitas, dan citra publik terhadap maka direkomendasikan bagi para ke sumber-sumber belajar yang lebih pendidikan. Penerapan TIK untuk pendidikan pengambil kebijakan untuk: terjangkau dan merata, serta memberikan oleh Kemendiknas dapat memperluas kesempatan untuk peningkatan ketrampilan 1. Menyepakati Persetujuan Kerangka keterjangkauan pendidikan, serta sekaligus kerja dan ketrampilan hidup. Penggunaan Kerja (Framework Agreements) dengan penguatan tata kelola. TIK yang efektif memiliki potensi untuk perusahaan-perusahaan penyedia jasa/ mengatasi hambatan-hambatan utama operator-operator telekomunikasi. Renstra Kemendiknas (Kemdikbud) 2010 - 2014 dalam peningkatan pendidikan di Indonesia, Persetujuan Kerangka Kerja ini akan yaitu: memudahkan sekolah-sekolah untuk berlangganan Internet menggunakan dana BOS dan memastikan 1. Internet dapat menyambungkan Kemdikbud dan seluruh keamanan berinternet. sekolah di kepulauan Indonesia. Sampai dengan 95% sekolah 2. Memfokuskan perluasan koneksi Jardiknas/SchoolNet untuk saat ini ada dalam jangkauan layanan Internet berkecepatan sekolah-sekolah yang belum dapat berlangganan Internet rendah, yang memungkinkan penggunaan surat elektronik, fitur dengan alokasi dana BOS yang ada. pesan, dan pengunduhan terbatas. 1 2. Penggunaan TIK dapat mendorong proses peningkatan Sebenarnya semua ‘bahan-bahan’ yang diperlukan telah ada untuk manajemen informasi di tingkat nasional, kabupaten dan merealisasikannya di Indonesia. satuan pendidikan, yang juga akan memberikan manfaat bagi para pendidik, tenaga pendidik dan siswa. Hal ini mencakup: a. Meningkatnya reliabilitas, validitas, dan kelengkapan Apa yang Diperlukan untuk Menyambungkan pelaporan dari satuan-satuan pendidikan, memastikan masuknya data Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga Seluruh Sekolah ke Internet? dapat mempercepat turunnya dana; Sampai dengan 95% dari seluruh sekolah di Indonesia dapat b. Peningkatan institusional melalui penggunaan untuk memperoleh koneksi Internet dengan menggunakan infrastruktur melakukan asesmen kekuatan dan kelemahan (berdasarkan telekomunikasi yang ada. Dari jumlah ini, 78.000 sekolah dapat Standar Pelayanan Minimal atau SPM) dan mengakses tersambung melalui koneksi fixed broadband, yang memungkinkan dukungan (BOS-Kita dan pendanaan); mereka mendapatkan akses penuh ke konten-konten digital dan c. Transparansi dalam investasi yang signifikan untuk layanan online yang ditawarkan oleh Kemdikbud. Sedangkan rehabilitasi sekolah dengan menggunakan Dana Alokasi 169.000 sekolah dapat tersambung melalui mobile Internet. Khusus (DAK), dengan cara menciptakan fasilitas pelacakan Walaupun saat ini belum semua sekolah dapat langsung tersambung online dari permintaan rehabilitasi melalui koneksi broadband, percepatan sekolah, yang dapat diakses oleh perluasan serat optik (fibre-optic)yang sekolah, kabupaten, provinsi dan Penggunaan TIK untuk mendukung distribusi sedang berlangsung di Indonesia akan Kemdikbud pusat; dan dana BOS dan DAK menambah jumlah sekolah tersambung melalui Internet broadband berkecepatan d. Penetapan kebijakan, perencanaan, Satu keuntungan utama dari sambungan Internet tinggi dalam beberapa tahun ke depan. dan manajemen keuangan berbasis ke seluruh sekolah adalah manfaatnya untuk bukti/data. turunnya dana BOS dan DAK. Khususnya: Sedangkan 5% dari jumlah sekolah 3. Peningkatan intensitas untuk  Untuk dana BOS, koneksi Internet yang ada belum memiliki opsi lain selain berkomunikasi dan berbagi informasi memungkinkan sekolah untuk mengumpulkan terkoneksi melalui satelit yang sangat dapat membantu sekolah-sekolah data yang dibutuhkan untuk penurunan dana mahal. Namun dengan adanya proyek yang belum menunjukkan kinerja BOS, ke sebuah data warehouse pusat. Ini akan telekomunikasi seperti kabel bawah laut yang baik. ‘Infrastruktur TIK’ yang mempercepat distribusi dana BOS, sekaligus Palapa Ring, jumlah sekolah yang belum meluas akan membantu memperkuat memastikan sekolah memasukkan data yang tersambung ke Internet akan menurun pengelolaan di Kemdikbud, di saat yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan drastis. sama juga memberikan dukungan bagi dan akuntabilitas kinerja sekolah. pengelolaan sekolah dan pengawasan  Permintaan DAK dapat diterima melalui Bersamaan dengan ini, perkembangan untuk meningkatkan akuntabilitas fasilitas Permintaan Rehabilitasi online. Ini teknologi listrik tenaga surya dan satuan-satuan pendidikan. memungkinkan alokasi dana yang langsung peralatan dengan konsumsi listrik 4. Sumber-sumber belajar/kurikulum dihubungkan dengan kebutuhan spesifik rendah memungkinkan penggunaan TIK digital dan pendidikan jarak jauh sekolah mengacu pada SPM. TIK juga di daerah-daerah pedesaan terpencil, dapat membantu meningkatkan memungkinkan sekolah, kabupaten, provinsi dimana belum ada pasokan listrik dari kapasitas pendidik. Peningkatan dan Kemdikbud pusat untuk melacak kemajuan PLN. Peralatan-peralatan TIK keluaran baru partisipasi dalam pengembangan implementasi DAK secara lebih sistematis, hanya mengkonsumsi listrik dengan watt profesional dapat dicapai dengan sehingga meningkatkan transparansi dan rendah, apabila dibandingkan dengan biaya yang efektif (cost-effective) mempercepat proses distribusi dana. produk-produk yang lama. Misalnya, saat melalui pemanfaatan TIK, dan dapat ini 50 Netbook (peralatan portabel kecil dikombinasikan dengan akses sumber seperti lap top yang ekonomis dengan belajar berkualitas tinggi (saat ini sedang dikompilasi dalam fungsionalitas yang baik), hanya mengkonsumsi daya listrik sama Rumah Belajar). Hal ini dapat memperbaiki praktik-praktik dengan satu PC desk top keluaran tahun 2008. Solusi panel surya pembelajaran di sekolah-sekolah berkinerja rendah dan yang ada yang memiliki rentang harga dari $1.000 sampai dengan $1.800 di kawasan pedesaan. dapat memberi pasokan listrik untuk peralatan-peralatan ini. Oleh karena itu, investasi TIK dalam pendidikan di Indonesia dapat mendorong untuk mengatasi tantangan-tantangan pemerataan Realitas Telekomunikasi pendidikan, kapasitas sekolah yang masih rendah, keterbatasan akses Pernyataan bahwa 95% sekolah di Indonesia ada dalam jangkauan ke materi-materi kurikulum dan sumber-sumber belajar, serta tingkat akses Internet seringkali ditanggapi dengan rasa tidak percaya. pelaporan yang rendah bahkan untuk informasi manajemen dan Faktanya adalah, operator pertama di Indonesia, Telkomsel, telah keuangan sekolah yang paling mendasar sekalipun, serta meletakkan mencapai batas jangkauan 95% di akhir tahun 2007. Telah dilaporkan dasar untuk e-administrasi. bahwa untuk mencapai cakupan seluas ini kurang lebih dibutuhkan 20.000 tower. Saat ini Telkomsel telah mendirikan lebih dari 36.000 Negara-negara lain seperti Brazil dan Vietnam, telah mengalami titik BTS. kemajuan pesat dalam menyediakan konektivitas Internet untuk seluruh sekolah dan mereka telah memperoleh manfaat-manfaatnya Dalam laporan tahunan per bulan Januari 2010, Telkom sebagai hasil dari komunikasi cepat dengan semua sekolah, berbagi mengkonfirmasi cakupan 95% dari keseluruhan wilayah. Capaian sumber-sumber belajar, dan penerimaan data atas kinerja sekolah. 2 ini didorong oleh proyek Universal Services Obligation (USO) dimana 3. Sekolah-sekolah akan membutuhkan paket dasar TIK untuk dapat wilayah layanan Telkomsel mencakup setiap desa di Indonesia bagian terkoneksi ke Internet dan memperoleh manfaat-manfaat yang barat, sebagian dari Indonesia tengah dan timur (Jawa, Sumatera, telah digarisbawahi di dokumen ini. Paket dasar yang disarankan Kalimantan, NTB, dan NTT). Setiap desa di wilayah ini dapat menerima minimal terdiri atas: sinyal seluler, paling tidak melalui antena yang dipasang pada tiang. a. Sebuah modem dan instalasi; Melalui proyek ini, Telkomsel memberikan layanan ini ke setidaknya b. Dua netbook, satu untuk administrasi sekolah dan satu untuk 25.000 desa yang belum pernah terjangkau oleh layanan Postel akses Internet bagi para guru/pembelajaran; sebelumnya. c. Sebuah printer; Tentu saja, masih ada beberapa kesulitan dalam melakukan perluasan d. Flash disk untuk penyimpanan konten untuk semua guru. konektivitas di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di Papua. Walaupun demikian, di sanapun Telkomsel telah memberikan Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, estimasi biaya perluasan layanan untuk sebagian besar populasi (terdapat 1,5 juta pengguna infrastruktur TIK dan konektivitas Internet bagi 95% sekolah yang ada telepon seluler dari 2.8 juta penduduk di provinsi Papua dan Papua adalah sebagai berikut: Barat). Maluku, Papua, dan beberapa pulau-pulau kecil di bagian timur Indonesia masih merupakan daerah-daerah dengan cakupan layanan seluler yang terbatas, namun jumlahnya hanyalah kurang Total Biaya Pengadaan Paket Rp. 1,2 triliun US$ 146 juta dari 5% dari populasi dan dari jumlah sekolah yang ada di Indonesia. Dasar TIK Menambah solusi panel surya Rp. 377 milyar US$42 juta Sebuah presentasi Menkominfo baru-baru ini mempresentasikan untuk 20% sekolah (@ hasil pemetaan seluruh tower seluler di akhir 2009. Rp. 8.900.000 per sekolah) Total Biaya Konektivitas Tahunan Rp. 701 milyar US$79 juta Gambar 1. Distribusi Infrastruktur Akses Nir-kabel (Wireless), (2012) 2009 Total Rp. 2,4 triliun US$267 juta Saat ini, sekolah-sekolah telah diperbolehkan untuk membeli komputer dan berlangganan Internet dengan menggunakan dana BOS. Untuk berlangganan Internet bagi 95% sekolah tersebut hanya membutuhkan 3,2% dari anggaran dana BOS 2012 – yang merupakan sebagian kecil dari pengeluaran keseluruhan BOS. Biaya ini cukup mudah untuk diserap dari dana yang ada. Namun perlu disusun sebuah rencana bagi sekolah-sekolah yang memiliki kurang dari 100 siswa, yang mungkin mengalami kesulitan menjangkau biaya berlangganan ini. Kawasan berwarna putih menunjukkan Blank Spot layanan akses Nir-Kabel, yang berlokasi sebagian besar di Indonesia bagian timur Persetujuan Kerangka Kerja Sebagai Alat Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informasi, 2010 Pengadaan Dari pemetaan ini dapat kita lihat bahwa Jawa, Sumatera, Bali, NTB, Persetujuan-persetujuan Kerangka Kerja (Framework Agreements) NTT, sebagian besar Sulawesi, dan daerah berpenduduk padat di adalah persetujuan awal yang disepakati oleh sebuah institusi Kalimantan berada dalam wilayah cakupan. Sebagian besar area pusat dan penyedia jasa yang menjadi dokumen ‘payung’ bagi blank spot (tanpa layanan) berada di Maluku dan Papua, walaupun kontrak antara masing-masing sekolah dengan satu perusahaan sebagian besar daerah di Maluku dan Papua yang berpenduduk atau lebih yang dipilih. Idealnya, persetujuan ini disepakati dalam padat telah masuk wilayah cakupan. Sejak akhir 2009, lebih banyak jangka panjang atau multi-tahun. Seperti yang diutarakan dalam tower seluler telah dibangun. dokumen informasi singkat ini, Persetujuan Kerangka Kerja dapat memediasi proses kontrak antara Kemdikbud dan para penyedia jasa/ operator telekomunikasi untuk memfasilitasi pengadaan konektivitas Implikasi Finansial dengan harga yang sesuai. Persetujuan-persetujuan Kerangka Kerja ini adalah dokumen yang menjelaskan poin-poin utama layanan Berdasarkan asumsi di atas, kita dapat mengestimasi biaya piranti yang dibutuhkan, menetapkan standar-standar kualitas dengan keras dan biaya konektivitas bagi 95% sekolah, sehingga mereka dapat menggarisbawahi nilai uang (value for money) untuk pengadaan memperoleh paket dasar piranti keras TIK dan dapat menjangkau dalam kuantitas besar. Persetujuan Kerangka Kerja ini juga dapat biaya berlangganan Internet tahunan. Dalam memproyeksikan biaya menjadi alat untuk memulai sebuah proses ‘kompetisi mini’ antara ini, ada beberapa asumsi yang dapat diambil: penyedia jasa/operator telekomunikasi dalam memberikan layanan 1. Kurang lebih 30% sekolah telah memiliki peralatan TIK yang yang lebih luas dan lebih baik bagi sekolah-sekolah di seluruh berfungsi baik (diperkirakan berdasarkan data dari Pustekkom provinsi Indonesia. dan Survey Monitoring Independen Bank Dunia). Baik Kemdikbud maupun masing-masing sekolah akan memperoleh 2. Kurang lebih 20% sekolah membutuhkan solusi panel surya. manfaat dari persetujuan seperti ini. Kemdikbud akan dapat 3 mendongkrak jumlah sekolah yang tersambung ke Internet dengan Gambar 2. Rekomendasi Proses Implementasi Persetujuan lebih cepat, selain dari pengadaan Jardiknas/SchoolNet secara Kerangka Kerja terpusat seperti yang dilakukan sekarang. Persetujuan Kerangka Kerja Rekomendasi Proses  Kajian pemetaan layanan jasa akan menekan biaya transaksi dan waktu pengadaan konektivitas Pengadaan Konektivitas Internet oleh Kemdikbud Melalui Persetujuan melalui kontrak terpusat. Sekolah-sekolah dapat melakukannya  Penyusunan pernyataan persyaratan Kerangka Kerja 1. Persetujuan layanan oleh Kemdikbud dan di bawah ketentuan dan persyaratan yang telah dinegosiasikan di penawaran ke penyedia jasa / Kerangka awal proses. Mereka dapat menggunakan dana BOS untuk membeli Kerja operator telekomunikasi  Bentuk ketertarikan dari konektivitas berkualitas dan memiliki akses langsung ke layanan perusahaan-perusahaan penyedia purna jual yang lebih baik. SchoolNet/Jardiknas dapat diarahkan jasa / operator telekomunikasi dan Kesepakatan ketentuan dan untuk menyambungkan sekolah-sekolah dengan sumber daya persyaratan antara Kemdikbud terbatas, yang hanya memiliki kurang dari 100 siswa, seperti yang 2. Sosialisasi ke dengan perusahaan-perusahaan Sekolah Melalui penyedia jasa / operator telah dijelaskan di atas. Sedangkan sekolah-sekolah lainnya dapat Mekanisme BOS telekomunikasi dalam Persetujuan melakukan pengadaan konektivitas Internet di bawah Persetujuan Kerangka Kerja Kerangka Kerja ini.  Identifikasi sekolah secara 3. Masing-masing individual akan kebutuhan layanan Sekolah konektivitas Berlangganan  Masing-masing sekolah Konektivitas berlangganan konektivitas Internet menggunakan dana BOS Mempersiapkan permainan asesmen powerpoint yang menyenangkan bagi siswa. Sidoarjo, Jawa Timur. Foto oleh Petra W. Bodrogini. Rekomendasi Berdasarkan diskusi di atas, beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut: 1. Menyepakati Persetujuan Kerangka Kerja (Framework Agreements) dengan perusahaan-perusahaan penyedia jasa/ operator telekomunikasi. Persetujuan Kerangka Kerja ini akan memudahkan sekolah-sekolah untuk berlangganan Internet menggunakan dana BOS dan memastikan keamanan dalam berinternet. 2. Memfokuskan perluasan koneksi Jardiknas/SchoolNet untuk sekolah-sekolah yang belum dapat berlangganan Internet dengan alokasi dana BOS yang ada. 3. Bekerja secara sistematis untuk memenuhi persyaratan e-layanan dalam rangka mengelola data dari sekolah, khususnya untuk BOS, dan permintaan DAK melalui fasilitas online. 4. Mendukung agregasi seluruh konten pendidikan ke dalam Rumah Belajar, yang saat ini diimplementasi oleh Pustekkom. 5. Memulai advokasi berkelanjutan untuk mendorong sekolah-sekolah agar tersambung ke Internet dalam rangka membuka akses ke fasilitas BOS/DAK dan Rumah Belajar. Penyusunan dokumen ini didanai sebagian oleh pemerintah Belanda di bawah pengawasan Bank Dunia. Temuan, interpretasi, dan kesimpulan yang dijabarkan dalam dokumen ini tidak secara otomatis mencerminkan pandangan pemerintah Indonesia, pemerintah Belanda. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Mae Chu Chang, mchang@worldbank.org atau Sheila Town, stown@worldbank.org. Sektor Pengembangan Sumber Daya Manusia Kantor Bank Dunia Jakarta Gedung Bursa Efek Jakarta Tower 2, lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53. Telpon: (021) 5299 3000 Faks: (021) 5299 3111