80859 Pendidikan Dan Pengembangan Anak Usia Dini di Desa-Desa Miskin di Indonesia: Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah Agustus 2013 Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan sertaterus berupaya untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Namun, bagi keluarga miskin, perbaikan ekonomi nasional belum banyak mendatangkan manfaat yang berarti di bidang kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan dan kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan masih menjadi tantangan dalam pembangunan, kesiapan bersekolah dan kemajuan pendidikan bagi sebagian besar anak Indonesia. Bukti-bukti internasional menunjukan pentingnya tahun- Pada dekade yang lalu, pemerintah telah melaksanakan tahun awal dan intervensi sejak dini untuk menekan langkah-langkah untuk memperkuat lingkungan dampak negatif kemiskinan pada perkembangan anak kebijakan PPAUD, termasuk pembentukan Direktorat baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Jelas Pendidikan Anak Usia Dini, PPAUD dinyatakan sebagai terlihat bahwa perkembangan anak merupakan hasil prioritas dalam dokumen perencanaan pembangunan dari berbagai pengaruh yang saling berkaitan mulai dari nasional dan penerbitan Standar PAUD Nasional. lingkungan keluarga, sampai adanya dukungan masyarakat hingga kebijakan nasional dan sumber daya ekonomi. Dengan dukungan dari Bank Dunia dan mitra- Lingkaran pengaruh tersebut (Gambar 1) digunakan mitra pembangunan lainnya, pemerintah juga telah sebagai dasar kerangka penyusunan ikhtisar kebijakan ini. menyediakan 6000 layanan pendidikan anak usia dini bagi desa desa miskin di 50 kabupaten/kota di Indonesia. Kemiskinan menjadi hambatan bagi perkembangan anak Evaluasi dampak proyek PPAUD dilaksanakan dengan pada semua tingkatan. Namun di negara-negara maju melakukan kajian perkembangan anak usia dini dari maupun berkembang, hasil penelitian menunjukkan proyek ini yang terpilih sebagai sampel penelitian, dengan manfaat dari pelayanan pendidikan dan pengembangan menggunakan berbagai ukuran yang diberlakukan secara anak usia dini (PPAUD atau ECED) bagi kesehatan internasional ditinjau dari berbagai domain anak. Pelajaran dan perkembangan anak dalam jangka pendek dan yang dipetik dari pengalaman tersebut menjadi fokus panjang serta manfaat ekonomi bagi masyarakat dari pembahasan pada penjelasan ringkas/ikhtisar kebijakan investasi mereka untuk PPAUD. Fakta-fakta ini telah ini. Tahap akhir dari evaluasi pada dampak sedang mempengaruhi perhatian pemerintah yang besar dilaksanakan dan hasilnya akan disajikan pada penerbitan terhadap kebijakan dan pelayanan PPAUD di Indonesia. penjelasan ringkas/ikhtisar kebijakan berikutnya. Gambar 1: Lingkaran pengaruh perkembangan seorang anak Sebagian besar masyarakat menggunakan sumber eng aruh yang daya tersebut untuk memperkuat layanan PPAUD u h h - Su r daya ekonomi - BL -p mbe eb ud ih yang ada, ataupun membangun layanan baru berbasis r s y a ra k gaemeri Ma at aya d L ta n pusat layanan, merenovasi fasilitas, terutama untuk kolah - Sumbe an Se r da melayani anak-anak usia 3 sampai 6 tahun, termasuk n p ua D- ya luarga Pe AU Ke ke an P lin s asaan P g menyelenggarakan layanan berbasis kunjungan di bi ak n d ikan - Praktik bij ndi pen ku Anak a Pe ga wilayah sekitar lokasi Pusat Layanan. Pusat Layanan an Ke - su ng an Lay an - Status pe PPAUD pada umumnya beroperasi paling sedikit 3 in atan ha rke isk seh mb na Ke Kem nsk an hari dalam seminggu, dengan durasi layanan selama - tik ga eris n te Karakt 2 jam sehari. Sejauh ini, penyelenggaraan layanan di rkini PENGARUH PADA PERKEMBANGAN Pusat layanan dan kunjungan telah melayani lebih dari SEORANG ANAK 500.000 anak. Masyarakat desa setempat menyeleksi warganya untuk bertugas sebagai pendidik PPAUD. Persyaratan untuk menjadi Pendidik PPAUD adalah berpendidikan sekolah menengah, memiliki minat terhadap anak usia dini dan mempunyai komitmen di bidang PPAUD. Disadur dari Bronfenbrenner (1979) Melalui pendekatan pelatihan berjenjang, mereka yang terpilih sebagai pendidik, mengikuti pelatihan selama Aspek-Aspek Desain Proyek 200 jam. Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia bekerja sama dalam menyiapkan dan melaksanakan program PPAUD Anak Usia Dini di Masyarakat Pedesaan yang untuk: Berpenghasilan Rendah di Indonesia: Kegiatan (1) Peningkatan pelayanan PPAUD terpadu berbasis apakah yang Mereka lakukan dan Apa yang masyarakat kepada masyarakat miskin Mereka Butuhkan? (2) Pengembangan sistem yang berkesinambungan Meskipun tersedia informasi yang umum tentang angka untuk PPAUD yang berkualitas; dan partisipasi dalam pelayanan PPAUD di Indonesia, informasi (3) Pelaksanaan pengelolaan, pemantauan dan evaluasi yang ada mengenai hasil perkembangan anak masih sangat program yang efektif. minim. Studi ini mengisi kekurangan informasi tersebut melalui berbagai penilaian terhadap anak usia dini yang Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, tim dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2010 (lihat Kotak 1). proyek melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk Metode Penilaian tersebut, beberapa di antaranya untuk pengembangan kebijakan PPAUD dan upaya-upaya pertama kalinya digunakan di Indonesia, berdasarkan peningkatan kapasitas di tingkat pemerintah pusat dan pada laporan kinerja anak atau ibu. daerah, pemberian pemahaman kepada masyarakat desa tentang pentingnya PPAUD, pelatihan warga masyarakat Perkembangan anak menunjukkan adanya yang terpilih sebagai Pendidik untuk bertugas sebagai keberhasilan, namun ada beberapa aspek yang harus guru di layanan PPAUD, serta pemantauan dan evaluasi menjadi perhatian. kegiatan proyek. Dari segi perkembangan fisik, sampel anak usia dini di desa-desa miskin memperlihatkan banyaknya kasus Partisipasi masyarakat dalam desain program sangat anak-anak bertubuh pendek, kurus dan berat badan penting. Melalui proses pengembangan berbasis rendah dilihat dari segi usia. Persentase anak dengan masyarakat, fasilitator lokal yang telah terlatih membantu masalah pertumbuhan ini menjadi agak menurun seiring warga desa untuk mengidentifikasi kebutuhan PPAUD bertambahnya usia anak, tetapi masih sangat tinggi jika mereka dan menyusun proposal untuk mendapatkan dibandingkan dengan anak-anak di negara-negara lain dan hibah agar dapat menyelenggarakan layanan PPAUD. hal ini konsisten dengan statistik nasional untuk Indonesia. 2 Dalam ranah perkembangan bahasa, kognitif dan Terakhir, dari segi perkembangan sosial dan emosi, anak- konseptual, anak-anak dari kelompok sampel ini masih anak dari kelompok sampel ini secara umum mempunyai belum mempunyai keterampilan kesiapan bersekolah kemajuan yang baik. Ibu-ibu menjelaskan bahwa anak- mendasar sesuai dengan umur mereka dalam hal baca- anak mereka mandiri dan suka bekerja sama, dan ibu-ibu tulis, berhitung dan aspek-aspek penyelesaian masalah melaporkan tidak banyak masalah perilaku atau kesulitan kognitif yang lain dan tampaknya kurang berminat di emosi yang dihadapi anak-anak mereka. bidang-bidang ini (sebagaimana dilaporkan oleh ibu- ibu mereka). Memang, anak-anak akan mengalami Orang tua kehilangan kesempatan untuk mendorong peningkatan perkembangan kognitif dan konseptual perkembangan positif di rumah. seiring bertambahnya usia mereka tetapi kompetensi Aktivitas sehari-hari. Orang tua atau pengasuh utama mereka dalam aspek ini masih rendah dibandingkan yang lain dalam studi ini tampaknya tidak memanfaatkan dengan anak-anak seusia mereka di lingkungan yang lain. kesempatan sehari-hari untuk mendukung perkembangan Perkembangan konseptual anak-anak memang masih anak-anak di lingkungan rumah. Sebagai contoh, terbatas pada usia 4 tahun tetapi meningkat pesat pada mereka umumnya tidak membacakan buku-buku atau usia 5 tahun. Meskipun demikian, tingkat kemampuan bercerita kepada anak-anak mereka sebagai kegiatan setiap anak berbeda-beda. yang mempengaruhi kompetensi anak-anak mereka di bidang bahasa dan baca-tulis di kemudian hari. Sekitar Hasil kajian terhadap keterampilan fungsi eksekusi seperempat ibu di pedesaan melaporkan bahwa anak- anak-anak tersebut menunjukkan bahwa kemampuan anak mereka tidak pernah bermain di luar, dan 17 persen anak-anak dari kelompok sampel ini dalam membuat anak-anak yang berusia 4 tahun tidak pernah menggambar rencana dan mengelola pikiran serta perilaku mereka atau mencoret-coret di rumah. Anak-anak yang tinggal akan berkembang pada tingkat yang kurang lebih sama dalam keluarga yang sangat miskin adalah yang paling dengan anak-anak di negara-negara lain. kecil kemungkinannya untuk mendapatkan pengalaman yang positif terkait dengan tingkat perkembangannya. Sehubungan dengan komunikasi dan pengetahuan umum, anak-anak tersebut mempunyai kinerja yang Kebiasaan ibu-ibu dalam memberi makan. Seperti ibu- baik. Ibu-ibu melaporkan bahwa anak-anak mereka ibu di daerah-daerah lain di Indonesia, ibu-ibu dari dari dapat berbicara dengan jelas dan dapat mengungkapkan kelompok sampel ini tidak memberikan ASI eksklusif keinginan dan kebutuhan mereka kepada orang lain. seperti yang direkomendasikan. Selain itu, untuk anak- Anak-anak dari kelompok sampel ini dapat bermain anak yang lebih tua usianya, mereka melaporkan lebih secara imajinatif, bercerita dan memperlihatkan sering memberikan makanan ringan kepada anak-anak pemahaman tentang dunia di sekitar mereka sehari- mereka ketimbang sayur-sayuran atau susu. hari. Praktik pengasuhan anak. Karena pengasuhan anak yang lebih berkualitas berhubungan dengan perkembangan Kotak 1: Data Perkembangan Anak Sudah Terperinci anak yang lebih baik, wawancara yang terdiri dari 24 Namun Belum Mewakili Secara Nasional pokok Praktek Mengasuh Anak, akan menilai kehangatan, Studi ini mengkaji perkembangan sampel anak usia dini dari 310 desa miskin di 9 kabupaten/kota di Indonesia, dengan konsistensi dan ketidak-ramahan orang tua terhadap menggunakan berbagai ukuran yang diberlakukan secara anak-anak mereka. Ada beragam variasi yang diterapkan internasional dalam berbagai domain anak. Dua kelompok umur orang tua dalam tata-cara membesarkan anak. dikaji, pertama pada tahun 2009 ketika anak-anak berusia 1 dan 4 tahun, dan yang kedua pada tahun 2010, ketika mereka berusia Akses ke layanan PPAUD yang terjangkau di desa-desa 2 dan 5 tahun. Ke-9 kabupaten/kota tersebut adalah bagian dari 50 kabupaten/kota peserta proyek PPAUD yang sedang berjalan, miskin masih terbatas. dimana menyediakan perluasan akses penyelenggaraan layanan Karena data dasar dikumpulkan sebelum layanan PPAUD bagi anak-anak yang berusia antara 0-6 tahun. Data final layanan yang disediakan proyek dimulai, informasi yang akan dikumpulkan pada tahun 2013. dikumpulkan adalah mengenai jenis pelayanan PPAUD yang tersedia di desa-desa secara umum. Hanya sepertiga 3 masyarakat dalam studi ini yang menyelenggarakan (pada tahap midline di tahun 2010). Kelompok umur berbagai jenis layanan kelompok bermain atau taman yang lebih tua terdiri dari anak-anak yang berusia 4 tahun kanak-kanak. Sebagaimana halnya di Indonesia secara pada tahun 2009 dan berusia 5 tahun pada tahun 2010. keseluruhan, taman kanak-kanak umumnya hanya melayani anak-anak yang berusia 4 tahun ke atas, dan Hasil evaluasi sejauh ini menunjukkan bahwa dalam diselenggarakan oleh swasta sehingga tidak terjangkau sembilan bulan pertama pelaksanaan proyek: oleh kebanyakan keluarga termiskin. Jenis pelayanan Angka partisipasi PPAUD meningkat di desa-desa • PPAUD yang paling umum diberikan melalui pos yang mendapatkan dukungan dari proyek. kesehatan desa (Poskesdes), biasanya berupa pelayanan Pada umumnya dampak proyek terhadap hasil • yang diselenggarakan oleh tenaga sukarela sekali sebulan perkembangan anak di desa-desa peserta proyek terutama untuk memantau pertumbuhan fisik dan masih agak terbatas. Ada indikasi mengenai dampak kesehatan anak-anak. positif tetapi bagi rata-rata anak di desa peserta proyek, dampaknya secara umum masih kecil. Anak-anak dari keluarga termiskin dan berpendidikan Namun, bagi anak-anak yang paling tidak beruntung, • terendah mengalami kemajuan perkembangan paling dampaknya sangat signifikan dan berpengaruh rendah. kuat. Hal ini khususnya terjadi pada anak-anak dari Meskipun desa-desa dari kelompok sampel ini secara keluarga yang sangat miskin, anak perempuan dan umum miskin, perkembangan anak dapat dilihat dari anak-anak yang belum terdaftar dalam pelayanan tingkat pendidikan orang tua dan kemiskinan mereka. PPAUD pada waktu survei baseline. Yang penting, Hasil kajian ini memperlihatkan bahwa di masyarakat hasil positif ini terlihat di aspek perkembangan berpenghasilan rendah, anak-anak termiskin dan bahasa dan kognitif –bidang-bidang di mana anak- anak-anak dengan orang tua berpendidikan terendah, anak mengalami ketertinggalan paling jauh pada cenderung mengalami kemajuan yang lebih rendah waktu survei baseline. daripada anak-anak lainnya. Belum ada dampak yang terlihat pada hasil • perkembangan gizi anak atau praktek pengasuhan Di luar keluarga: Fokus pada masyarakat anak. “Skor Kerentanan Perkembangan” anak sebagai salah satu ukuran utama yang digunakan dalam studi ini— Para peneliti akan mengumpulkan data tahap akhir Instrumen Perkembangan Sejak Dini—diperbandingkan (endline) pada tahun 2013 dan menganalisa dampak di antara kabupaten/kota sampel dalam studi ini. Tidak proyek terhadap tingkat awal sekolah dasar. mengejutkan, karena kabupaten/kota yang dipilih mempunyai tingkat kemiskinan yang tinggi, maka skor kerentanan anak pun tinggi. Namun, di kabupaten/kota, jelas terdapat disparitas sosial ekonomi—yaitu, anak- anak yang tinggal di rumah tangga termiskin mempunyai kerentanan perkembangan terbesar, terutama dalam aspek keterampilan bahasa dan kognitif. Apa Dampak yang Telah Ditemukan Sejauh Ini? Evaluasi dampak yang sedang dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis eksperimental maupun non-eksperimental, membuat terlaksananya penilaian terhadap dampak jangka pendek dari proyek dapat dilakukan. Data berasal dari dua kelompok umur anak. Kelompok umur yang lebih muda terdiri dari anak-anak yang berusia satu tahun ketika mereka pertama kali disurvei (pada saat baseline di tahun 2009) dan berusia dua tahun ketika mereka disurvei untuk kedua kalinya 4 Implikasi terhadap Kebijakan dan Praktek: Pemahaman dari Indonesia Bagian ini menggunakan pemahaman tentang perkembangan anak Indonesia dan tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tahap menengah (midline) serta menghubungkan pemahaman tersebut dengan prioritas-prioritas PPAUD yang muncul. Untuk melaksanakan prioritas-prioritas tersebut, kita kembali ke lingkaran pengaruh yang menjadi kerangka kerja studi ini. garuh yang (1) Pengaruh Pada Karakteristik Anak Saat Ini: Harus dilakukan suatu upaya -pen leb ruh ih ga Masyarakat l untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid mengenai kesehatan dan n ua perkembangan anak usia dini sehingga hasil tersebut dapat menginformasikan Pe Keluarga s Anak fokus intervensi PPAUD. Hal ini sangat penting karena: (a) Informasi tentang keunggulan perkembangan anak – bukan hanya kerentanan perkembangan– merupakan dasar yang berguna untuk merencanakan intervensi; dan (b) Kajian terhadap perkembangan anak secara menyeluruh dapat mengidentifikasi area-area yang berisiko atau kerentanan dalam lebih dari satu aspek, dan dapat menunjukkan area mana yang perlu menjadi prioritas untuk diintervensi. engaruh yang le (2) Pengaruh Keluarga: Salah satu peranan penting yang dimainkan keluarga uh-p bih r ga Masyarakat l dan intervensi yang berfokus pada keluarga adalah mendorong hasil-hasil n ua Pe Keluarga perkembangan positif bagi anak-anak. s Anak (a) Pendidikan orang tua dan kebiasaan-kebiasaan di rumah berpengaruh terhadap perkembangan anak sehingga pendidikan pengasuhan hendaknya menjadi prioritas dalam program dan kebijakan pemerintah; (b) Orang tua di desa-desa miskin umumnya mempunyai keinginan dan motivasi untuk mendukung PPAUD bagi anak-anak mereka, membuat mereka menjadi sumber daya yang berharga; (c) Jika tidak ada intervensi yang secara eksplisit berfokus pada keluarga maka perbaikan praktek pengasuhan anak atau lingkungan rumah tidak akan terlihat; (d) Informasi tentang lingkungan rumah dan praktek pengasuhan anak berguna dalam mengidentifikasi target- target spesifik dalam memberikan dukungan keluarga—misalnya seperti, rendahnya kebiasaan membacakan buku atau bercerita kepada anak-anak, atau memberikan ASI eksklusif yang lebih singkat periodenya dibandingkan dengan jangka waktu yang optimal. engaruh yang le (3) Pengaruh Masyarakat—Pelayanan PPAUD Berbasis Masyarakat: Fokus uh-p bih r ga Masyarakat l dalampenyelenggaraan pelayanan PPAUD berbasis masyarakat yang n ua Pe Keluarga komprehensif pada berbagai kelompok usia dan sektor, dapat memfasilitasi s Anak perkembangan yang menyeluruh. Namun, pelayanan PPAUD yang kurang dapat diakses dan dijangkau masih menjadi tantangan bagi perkembangan holistik anak-anak miskin di Indonesia dan di tempat-tempat lain.Pemahaman dari data dan pengalaman pelaksanaan menyarankan bahwa: (a) Partisipasi anak dalam pelayanan PPAUD membantu perkembangan anak, terutama yang berasal dari lingkungan termiskin. Hal ini menunjukkan bahwa penargetan pelayanan yang benar dapat menjadi cara yang efektif; (b) Data tentang pola partisipasi anak di tingkat desa berdasarkan umur memberikan pemahaman praktis sehingga regulasi dapat disesuaikan dengan preferensi dan kenyataan pada tingkat lokal; 5 (c) Masyarakat siap dan ingin melaksanakan proses perencanaan yang difasilitasi dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan PPAUD mereka sendiri, tetapi dampak jangka panjang mungkin dapat ditingkatkan melalui keterlibatan tokoh masyarakat desa yang berpengaruh; (d) Penting untuk menyelenggarakan pelayanan di tempat-tempat yang terjangkau bagi para keluarga, terutama keluarga miskin; (e) Dengan pelatihan yang memadai, guru yang terpilih dari pedesaan dapat menjadi personil PPAUD yang termotivasi; dan (f) Program Layanan Pusat PPAUD yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada anak-anak usia pra-sekolah menghadapi kesulitan untuk memenuhi layanan yang dibutuhkan bagi bayi, balita dan keluarga mereka. Pendekatan lain untuk memberikan pelayanan yang holistik dapat lebih efektif bagi anak-anak usia dini dengan kisaran usia 0 – 3 tahun. -pen garuh yang leb (4) Pengaruh yang lebih luas: Dibutuhkan kebijakan, sistem dan sumber daya ruh ih yang memberikan kontribusi untuk kesinambungan pelayanan PPAUD yang ga Masyarakat l n berkualitas dalam jangka panjang. ua Pe Keluarga s Anak (a) Komitmen pemerintah terhadap PPAUD sangat penting. Komitmen tersebut antara lain meningkatkan kapasitas, berkontribusi untuk kesinambungan layanan dan menyediakan berbagai model layanan bagi kabupaten/kota miskin lainnya. (b) Adanya perbedaan signifikan yang terjadi pada kemajuan perkembangan anak antar dan di dalam kabupaten/kota, sangat disarankan bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan pemberian dukungan yang lebih besar kepada wilayah yang paling membutuhkan. (c) Kebijakan nasional dibutuhkan untuk mempromosikan pelayanan yang menyeluruh dan terpadu bagi anak usia dini dan keluarga mereka dengan menanggulangi rintangan yang sering ditimbulkan oleh adanya pemisahan fungsi-fungsi PPAUD ke dalam berbagai kementerian dan direktorat yang berlainan. (d) Sebuah sistem dukungan yang hemat biaya dan praktis dibutuhkan untuk personil PPAUD yang ada sekarang maupun yang akan datang. Upaya Pemerintah untuk melaksanakan berbagai kegiatan tambahan seperti pembentukan kelompok klaster guru dan magang dapat memberikan arah yang menjanjikan untuk masa depan. (e) Sistem penjaminan kualitas, termasuk mekanisme evaluasi yang sistematis, sangatlah penting. (f) Upaya pemantauan dan evaluasi sangat penting jika intervensi ingin terus ditingkatkan. Desain evaluasi program harus sesuai dengan realita pelaksanaan program, tetapi setelah desain M&E tersebut disepakati, maka para pelaksana proyek harus menjamin bahwa desain evaluasi program tersebut harus ditaati sehingga kualitas evaluasi dapat terjamin. Ikhtisar ini disusun oleh Amer Hasan dan Heather Tomlinson dengan menggunakan hasil penelitian yang disampaikan secara terperinci dalam laporan Hasan, Hyson dan Chang (eds.), terbit 2013. Pendidikan dan pengembangan anak usia dini di desa-desa miskin di Indonesia: Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah (Early childhood education and development in poor villages of Indonesia: Strong Foundations, Later Success). Washington DC: Bank Dunia. Sektor Pembangunan Manusia Kantor Bank Dunia Gedung Bursa Efek Indonesia Menara 2, Lantai 13 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52 - 53 Tel.: (021) 5299 3000 Faks: (021) 5299 3111 www.worldbank.org/id/education Printed on recycled paper