58211 LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 MENINGKATKAN KETANGGUHAN MASYARAKAT DEMI TERWUJUDNYA MASA DEPAN YANG MANDIRI 1 Pembatik dari Desa Gunting, 2 Seorang petani memanen 4 Seorang pria menjemur Kabupaten Bantul, Yogyakarta padi di lahannya yang benang-benang yang telah menjemur kain batik yang berlokasi di Desa Mertelu, diwarnai. Benang ini nantinya baru saja selesai dibuat. Kabupaten Gunungkidul, akan ditenun menjadi kain Membilas sisa warna dan Yogyakarta. Petani di desa ini lurik (Foto koleksi GTZ) lilin kemudian menjemurnya menggunakan pupuk alami dibawah matahari merupakan yang diproduksi oleh peternak 5 Meskipun cacat, Siti Asih proses akhir dalam membatik sapi setempat (Foto koleksi dari Desa Grogol, Kabupaten (Foto koleksi GTZ) GTZ) Sukoharjo, Jawa Tengah tetap 1 dapat menafkahi keluarganya 3 Ibu Sarini, anggota dari sebagai penggulung benang. Kelompok Tenun Sari berpose Benang ini nantinya akan dengan mesin tenunnya di ditenun menjadi kain lurik 2 3 4 5 Desa Grogol, Kabupaten (Foto koleksi GTZ) Sukoharjo, Jawa Tengah (Foto koleksi GTZ) LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 Meningkatkan ketangguhan Masyarakat DeMi terwujuDnya Masa Depan yang ManDiri Kantor JRF Jakarta Ucapan Terima Kasih Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I, Lantai 9 Laporan ini disusun oleh Sektretariat Java Reconstruction Fund Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 dengan kontribusi dari para Lembaga Mitra dan Lembaga Jakarta 12910 Indonesia Pelaksana Proyek. Tel: (+6221) 5229-3000 Fax: (+6221) 5229-3111 Sekretariat Java Reconstruction Fund dipimpin oleh Manajer JRF www.javareconstructionfund.org Shamima Khan, dengan anggota tim: Sarosh Khan, Anita Kendrick, Heri Wahyudi, Lina Lo, Puni Ayu Indrayanto Dicetak 2010 dan Shaun Parker. Ini adalah laporan umum tahunan ke-empat yang dibuat oleh Tim didukung oleh Inge Susilo, Olga Lambey dan Rachmawati Sekretariat JRF dan meliputi kurun waktu dari 1 April, 2009 Swandari. hingga 30 Juni, 2010. Kontributor: Simon Gladman (JRF-IOM), Jullya Vignesvhara (JRF-GTZ), Punto Wijayanto (REKOMPAK), dan Didit Ahendra (REKOMPAK) Rancangan & Tata Letak: BYBWN Percetakan: PT Lumbung Kencana Makmur Daftar isi Daftar Akronim dan Singkatan 3 Sambutan dari Ketua Bersama JRF 4 Ringkasan Eksekutif: Empat Tahun Dukungan JRF terhadap Pemulihan di Jawa 6 · Portofolio JRF: Mencapai Hasil yang Signifikan 7 Pemulihan Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat 8 Proyek Pemulihan Mata Pencaharian 8 · Pembiayaan dan Operasi JRF 9 · Menuju Ketangguhan dan Kemandirian Masyarakat 11 Bab 1: Berkontribusi Pada Upaya Pemulihan yang Terkoordinasi di Jawa 12 · Perpanjangan Operasi JRF untuk Meningkatkan Dampak 14 · Meningkatkan Keterlibatan Pemangku Kepentingan melalui Komunikasi 15 Bab 2: Portofolio JRF - Membantu Memulihkan Rumah, Masyarakat dan Mata Pencaharian 22 · Kinerja Portofolio: Mencapai Hasil yang Memuaskan Dalam Waktu Empat Tahun setelah Gempa 24 1. Pemulihan Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat 25 2. Pemulihan Mata Pencaharian 28 Bab 3: Mengelola Keuangan JRF 34 · Alokasi dan Pencairan ke Proyek 35 · Pengeluaran 36 · Pandangan ke Depan 37 Bab 4: Menuju Ketangguhan dan Kemandirian Masyarakat 40 Lampiran: Portofolio Proyek & Peta Wilayah Aktivitas Proyek JRF 46 · Lembar Pencapaian 1: Proyek-Proyek Perumahan Sementara 47 · Lembar Pencapaian 2: Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK) 49 · Lembar Pencapaian 3: Pemulihan Mata Pencaharian di Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah (Program Pemulihan Mata Pencaharian JRF - GTZ) 52 · Lembar Pencapaian 4: Akses ke Pembiayaan dan Pengembangan Kapasitas untuk Usaha Mikro dan Kecil yang Terkena Dampak Gempa (Program Pemulihan Mata Pencaharian JRF - IOM) 55 · Peta Wilayah Aktivitas Proyek JRF di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat 58 kisah jrF 1. Empat Tahun Setelah Gempa Bumi dan Tsunami: Pemerintah Daerah Berharap Melestarikan Investasi JRF ke Masa Depan 18 2. Empat Tahun Pasca Gempa: Kotagede Siap Berbagi Masa Lalu dan Merengkuh Masa Depan 20 3. Tim Promosi Desa Mendukung Pemulihan Mata Pencaharian melalui Perluasan Akses Pasar 30 4. Perempuan Desa Grogol: Menenun Masa Depan melalui Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF-GTZ 32 5. Mekanisme Pinjaman Keuangan Mikro JRF-GTZ Membantu Usaha Mikro dan Kecil 38 6. Menjadi Relawan Melalui Rencana Permukiman Masyarakat di Jawa Barat 44 Daftar tabel · Tabel 2.1: Masa Pelaksanaan Proyek yang Didanai JRF 25 · Tabel 3.1: Sumber Komitmen dan Kas 35 · Tabel 3.2: Penyaluran kepada Proyek per 30 Juni 2010 36 JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 2 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Daftar akronim dan singkatan BAPPENAS Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional BMT Baitul Mal wat Tamwil (Koperasi Perbankan Islam) BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPR Bank Perkreditan Rakyat BUKP Badan Usaha Kredit Pedesaan CHF Cooperative Housing Foundation (Yayasan Kerjasama Permukiman) CSO Civil Society Organization (Organisasi Sipil Kemasyarakatan) CSP Community Settlement Plan (Rencana Pembangunan Permukiman / RPP) CSRRP Community-Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Permukiman Masyarakat / REKOMPAK) DIY Daerah Istimewa Yogyakarta DLA Damage and Loss Assessment (Penilaian Kerusakan dan Kerugian) DRR Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) EU European Union (Uni Eropa) GMU Gadjah Mada University (Universitas Gadjah Mada) GoI Government of Indonesia (Pemerintah Indonesia) GTZ Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit GmbH (Badan Kerjasama Teknis Jerman) IDR Rupiah Indonesia IOM International Organization for Migration (Organisasi Internasional untuk Migrasi) JRF Java Reconstruction Fund (Dana Rekonstruksi untuk Jawa) LRP Livelihood Recovery Project (Proyek Perbaikan Mata Pencaharian) KADIN Kamar Dagang dan Industri m 2 meter persegi (ukuran luas area) MFI Microfinance Institution (Lembaga Keuangan Mikro) MPW Ministry of Public Works (Kementerian Pekerjaan Umum) MSE Micro and Small Enterprises (Usaha Mikro dan Kecil / UMK) MSME Micro, Small, and Medium sized Enterprises (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah / UMKM) MTR Mid Term Review (Kajian Tengah Waktu; didanai oleh EC) NGO Non Government Organization (Lembaga Swadaya Masyarakat) OPKP Organisasi Pelestarian Kawasan Pusaka PNM PT Permodalan Nasional Madani (salah satu Badan Usaha Milik Negara) REKOMPAK Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas SME Small and Medium Enterprises (Usaha Kecil dan Menengah / UKM) TA Technical Assistance (Bantuan Teknis) TRC Technical Review Committee (Panitia Kajian Teknis) TTN Tim Teknis Nasional UN United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) VPT Village Promotion Team (Tim Promosi Desa) Daftar akronim & Singkatan 3 saMbutan Dari ketua bersaMa jrF Para wakil pemerintah dan donor saat rapat Steering Committee yang diadakan 11 Mei 2010. Pada pertemuan ini disepakati bahwa JRF harus bersiap untuk mengakhiri mandatnya termasuk membuat rencana dan strategi penutupan menuju keberlanjutan program. G empa bumi dan tsunami yang melanda pulau Jawa pada tanggal 27 Mei (Foto dari koleksi Sekretariat JRF) dan 17 Juli 2006 telah lama berlalu. Namun masih segar di ingatan kami bahwa bencana tersebut telah menghancurkan kehidupan masyarakat di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Lebih dari 6.200 orang meninggal pada hari tersebut dan sekitar 300.000 rumah rusak dan tidak layak ditempati. Saat ini sisa dari kejadian kelabu tersebut telah nyaris tak terlihat. Para korban telah tinggal di rumah mereka yang tahan gempa; infrastruktur masyarakat dan layanan dasar telah pulih; dan mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak gempa pun sedang dalam proses pemulihan. Selama empat tahun terakhir, kami telah menyaksikan ketangguhan, kemampuan, dan keteguhan yang luar biasa dari masyarakat di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat dalam membangun kembali kehidupan mereka ­ dan untuk itu kami memberikan salut. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 4 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI " Selama empat tahun terakhir, kami telah menyaksikan ketangguhan, kemampuan, dan keteguhan yang luar biasa dari masyarakat di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat dalam membangun kembali kehidupan mereka ­ dan untuk itu kami memberikan salut. " Setelah penyelesaian rekonstruksi perumahan, Java Reconstruction Fund (JRF) memasuki tahap pelaksanaan akhirnya. Berbagai kegiatan proyek saat ini lebih berfokus pada pemulihan mata pencaharian dan memasyarakatkan Penurunan Risiko Bencana (PRB) melalui proses Rencana Pembangunan Permukiman (RPP). Dengan bangga kami menyatakan bahwa proyek ini mengalami kemajuan pesat dan menunjukkan hasil yang positif. Proses RPP terus dilanjutkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sementara proyek mata pencaharian dilaksanakan oleh mitra kami, International Organization for Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit (GTZ). Dengan bangga kami menyatakan bahwa proyek ini mengalami kemajuan pesat dan menunjukkan hasil positif. IOM telah membantu lebih dari 3.000 usaha mikro dan kecil di 18 desa, 49% di antaranya adalah perempuan. Sementara itu, proyek GTZ mencatatkan kemajuan dalam mencapai tujuannya untuk membantu 10.000 usaha mikro dan kecil melalui akses ke pembiayaan dan bantuan teknis. JRF dikenal sebagai fasilitas pembiayaan yang efisien dan efektif untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana sekaligus contoh dalam penerapan pembelajaran dari upaya pemulihan di Aceh. Dampaknya telah ditunjukkan melalui kecepatan, efektivitas serta kualitas tanggapan dan pemulihan pascabencana di Jawa. Upaya terkonsolidasi dan terpadu antara masyarakat donor internasional, pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pelaksana, dan masyarakat yang terkena dampak bencana telah memastikan bahwa proyek-proyek tersebut memiliki target yang tepat dan dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan prioritas pemerintah. Kami juga percaya bahwa tanggapan cepat dari pemerintah daerah dan penerapan pendekatan berbasis masyarakat untuk program rekonstruksi secara keseluruhan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat, serta disesuaikan dengan kearifan Jawa, `gotong royong' memberikan kontribusi pada keberhasilan JRF sehingga memperoleh reputasi sebagai upaya pemulihan pasca bencana tercepat di dunia. Mengingat tanggal penutupan yang jatuh pada pada Desember 2011, JRF akan memastikan bahwa kesinambungan program tercapai melalui pengembangan strategi penutupan yang baik. Upaya ini akan memastikan bahwa investasi yang diberikan selama proyek berlangsung, termasuk pengetahuan dan pembelajaran selama masa pelaksanaan, dialihkan dengan baik dan dilanjutkan oleh pemerintah daerah untuk menghasilkan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan. Max H. Pohan Chris Hoban Julian Wilson Deputi Pengembangan Regional Kepala Perwakilan (Pjs) Kepala Delegasi dan Otonomi Daerah Bank Dunia Uni Eropa BAPPENAS Sambutan Dari ketua berSama Jrf 5 ringkasan eksekutiF: eMpat tahun Dukungan jrF terhaDap peMulihan Di jawa Proyek Perumahan JRF saat ini berfokus pada pembuatan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) dan pembangunan prasarana desa disertai dengan kesiapsiagaan bencana. Dalam foto ini adalah sebuah rute evakuasi di desa Karang Jaladri di Ciamis, Jawa Barat. Jalan semacam ini merupakan hasil dari pendekatan berbasis komunitas yang diterapkan oleh REKOMPAK. G empa bumi tanggal 27 Mei 2006, yang terjadi di dekat kota bersejarah (Foto dari koleksi REKOMPAK) di Jawa, yogyakarta, mengakibatkan kerusakan dan kerugian senilai Sistim irigasi yang memenuhi kebutuhan 127 keluarga di AS$3,1 milyar. Daerah yang paling parah terkena gempa adalah Kabupaten Bantul di desa Kebon, Klaten Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah. Pada bulan Juli 2006, Tengah dibangun oleh Proyek Pemulihan Mata Pencaharian tsunami menerpa pantai selatan Jawa Barat yang mengakibatkan kerusakan besar. yang diimplmentasikan oleh IOM. Empat tahun setelah bencana tahun 2006, JRF telah Selain kerusakan berat terhadap perumahan dan infrastruktur, bencana ini sangat berhasil mencapai hasil yang mempengaruhi perekonomian di daerah yang terkena dampak. Sekitar 250.000 nyata dalam membangun kembali infrastruktur dan mata rumah hancur atau rusak parah, menurut penilaian awal yang dilakukan Tim Teknis Nasional pencaharian masyarat. Proyek- proyek berjalan sesuai rencana (TTN) pada penutupan tahun 2008.1 Dampak perekonomian dari gempa bumi 2006 sangatlah dan kemungkinan akan dapat berat terutama karena banyaknya jumlah industri rumah tangga di Yogyakarta dan Jawa Tengah. memenuhi tujuannya hingga akhir masa JRF. Sekitar 650.000 pekerja dan 30.000 usaha terkena dampak gempa, dengan sekitar 90% kerusakan dan kerugian di sektor swasta terkait dengan usaha kecil dan menengah. (Foto dari koleksi IOM) 1 Tim Teknis Nasional: Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas, Juni 2008. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 6 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Java Reconstruction Fund (JRF), dengan kontribusi dari tujuh donor senilai AS$94,1 juta, dibentuk untuk mendukung upaya pemulihan Pemerintah Indonesia di DIy, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bank Dunia ditunjuk sebagai Wali Amanat JRF, dan dana dikelola oleh Komite Pengarah yang terdiri dari perwakilan Pemerintah dan donor. Sekretariat mendukung Komite Pengarah dan Wali Amanat dalam mengelola JRF. Portofolio JRF: Mencapai Hasil yang Signifikan Menanggapi prioritas Pemerintah, JRF memfokuskan dukungan pada pembangunan kembali perumahan dan infrastruktur masyarakat serta pemulihan mata pencaharian. Dana sebesar AS$73,9 juta dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi perumahan dan infrastruktur masyarakat di daerah yang terkena bencana, dengan AS$15,2 juta dialokasikan untuk pemulihan mata pencaharian. Meningkatkan kesiapan masyarakat untuk menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang merupakan prioritas dari proyek-proyek JRF. Strategi JRF yang disepakati, berdasarkan prioritas Pemerintah dan ketersediaan dana, adalah untuk terlebih dahulu memenuhi kebutuhan pemulihan perumahan dan selanjutnya mengatasi pemulihan ekonomi. Empat tahun setelah bencana, JRF telah mencapai hasil yang signifikan dalam melakukan rekonstruksi dan merehabilitasi mata pencaharian. Portofolio JRF mengalami kemajuan dengan selesainya rekonstruksi perumahan dan berjalannya proyek-proyek lain sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan hingga tanggal penutupan. Saat ini, JRF memiliki tiga proyek aktif, yaitu; Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK) yang menyediakan perumahan dan infrastruktur masyarakat, dan dua proyek yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian yang sedang dilaksanakan oleh International Organization for Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ). Adapun dua proyek sebelumnya yang menyediakan tempat permukiman sementara telah ditutup sesuai jadwal, yaitu pada tahun 2007, karena telah mencapai tujuannya. ringkaSan ekSekutif: empat tahun Dukungan Jrf terhaDap pemulihan Di Jawa 7 pemulihan perumahan dan infrastruktur masyarakat JRF memberikan komitmen awal terhadap rekonstruksi perumahan sebagai tanggapan atas prioritas Pemerintah Indonesia, dan telah berhasil memenuhi targetnya. REKOMPAK menyelesaikan komponen perumahannya pada tahun 2008, dengan menyediakan lebih dari 15.000 konstruksi dasar rumah tahan gempa kepada keluarga yang terkena dampak gempa. Tingkat hunian untuk rumah-rumah ini mencapai 99%. JRF juga menyediakan sekitar 7.300 rumah sementara yang aman dan tahan lama selagi rumah permanen sedang dibangun. Dari jumlah tersebut, 4.790 diberikan melalui dua proyek tempat perumahan sementara yang dilaksanakan oleh IOM dan Cooperative Housing Foundation (CHF), dengan tambahan 2.489 unit tempat perumahan sementara yang disediakan oleh REKOMPAK. Sebuah Kajian Jangka Menengah oleh JRF menyimpulkan bahwa proyek perumahan sementara sangatlah relevan untuk tahap awal rekonstruksi karena dapat menutupi kesenjangan tempat tinggal antara kebutuhan perumahan sementara dan perumahan permanen. Keberhasilan pendekatan berbasis masyarakat dalam rekonstruksi perumahan yang digunakan di Aceh ditiru di Jawa untuk semua rekonstruksi perumahan yang dibiayai oleh Pemerintah Indonesia dan JRF. Proses pengambilan keputusan dan perencanaan masyarakat yang digunakan oleh REKOMPAK menghasilkan peningkatan pertanggungjawaban, kepemilikan masyarakat dan kepuasan penerima manfaat. Proyek perumahan JRF saat ini berfokus pada pengembangan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) dan rekonstruksi infrastruktur yang menggunakan strategi kesiapan menghadapi bencana. Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) dikembangkan di 265 desa yang terkena bencana di DIY, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada akhir bulan Juni 2010, 140 RPP telah selesai dan 125 lainnya sedang dalam tahap persiapan. Keterlibatan kelompok terpinggirkan sangat di dorong pada proses persiapan RPP, hal ini juga memperhitungkan aspek perlindungan sosial dan lingkungan di semua tingkatan. Penambahan pendanaan untuk REKOMPAK disetujui oleh Komite Pengarah pada 2009. Dana ini digunakan untuk memperluas dan mereplikasi komponen RPP. Pada komponen replikasi pemerintah lokal memainkan peran kunci dalam memfasilitasi kegiatan RPP dengan menggunakan sumber daya pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur masyarakat di bawah komponen RPP berfokus pada kegiatan pengurangan risiko bencana. proyek pemulihan mata pencaharian JRF mendukung solusi inovatif dalam menghadapi tantangan pascabencana untuk memulihkan mata pencaharian. Dukungan untuk pemulihan ekonomi usaha mikro dan kecil di daerah yang terkena dampak bencana telah memberikan hasil yang signifikan. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM telah dilaksanakan secara penuh dengan menyediakan bantuan teknis kepada JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 8 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI lebih dari 3.000 penerima manfaat. Lebih dari 2.800 pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) telah meningkatkan keterampilan usaha mereka dan lebih dari 2.265 UMK memiliki akses ke pasar yang lebih besar. Berbagai aset yang menjadi sumber mata pencaharian, baik pada tingkat masyarakat maupun individu telah diganti dan telah digunakan dalam proses produksi. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GTZ juga menunjukkan kemajuan yang baik. Melalui kerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) milik pemerintah dan lembaga keuangan mikro (LKM) seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), proyek ini telah mendirikan dana pinjaman bergulir untuk membantu usaha mikro, Proyek Pemulihan Mata kecil dan menengah (UMKM) yang terkena Pencaharian JRF memberikan dukungan terhadap pengusaha dampak gempa bumi 2006. Berdasarkan perempuan. Hampir setengah data sampai tanggal 30 Juni 2010, sebanyak dari penerima manfaat program dampingan IOM adalah 1.744 UMKM telah memenuhi syarat untuk perempuan. Lebih dari 40% penerima kredit mikro GTZ mendapatkan dampingan teknis atau adalah pengusaha perempuan. keuangan melalui proyek ini. Lebih dari Seorang pembatik dari desa Kebon di Klaten Jawa Tengah 1.100 UMK telah menerima pinjaman dengan berpose disamping batiknya. nilai rata-rata sebesar AS$775 per pinjaman. (Foto dari koleksi IOM) Pengrajin perak di desa Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF menyediakan dukungan revitalisasi Pampang di Bantul, DIY ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh perempuan. Hampir separuh penerima manfaat menunjukkan hasil kerajinannya. JRF menudukung solusi inovatif kegiatan bantuan teknis IOM adalah perempuan. Jumlah ini melebihi target yang ditentukan, untuk mendukung pemulihan yaitu sebesar 30%. Selain itu lebih dari 40% penerima pinjaman pembiayaan mikro dalam proyek ekonomi bagi pengusaha mikro dan kecil yang terkena GTZ juga adalah perempuan. dampak bencana melalui proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang dilaksanakan oleh IOM Proyek akses ke pembiayaan memerlukan pengaturan kelembagaan dan mekanisme dan GTZ. pertanggungjawaban, sehingga memerlukan waktu yang lebih panjang untuk (Foto dari koleksi IOM) dibentuk. Kedua proyek mata pencaharian diperpanjang hingga Juni 2011 untuk memberikan waktu tambahan untuk mencapai target, sekaligus mengembangkan strategi penutupan dan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam melanjutkan kegiatan pemulihan mata pencaharian setelah proyek ini selesai pada tahun 2011. Dana sebesar AS$2 juta sedang dipertimbangkan sebagai pembiayaan tambahan untuk kedua proyek mata pencaharian. Dana ini akan meningkatkan kemampuan proyek dalam menjangkau jumlah penerima manfaat tambahan serta meningkatkan keberlanjutan. pembiayaan dan Operasi jrF Perpanjangan tanggal penutupan menjadi 31 Desember 2011 dan revisi struktur tata kelola JRF telah diresmikan pada tahun lalu. Perpanjangan ini memberikan waktu yang lebih memadai kepada ringkaSan ekSekutif: empat tahun Dukungan Jrf terhaDap pemulihan Di Jawa 9 proyek untuk menyelesaikan pelaksanaan proyek dan dalam memenuhi kebutuhan rekonstruksi yang masih tersisa. Perpanjangan waktu ini juga memberikan kesempatan untuk lebih memperkuat kapasitas pemerintah daerah, dan dalam mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk menjaga dan memelihara berbagai aset dan investasi yang telah dihibahkan oleh JRF. Setelah berakhirnya masa kerja Tim Teknis Nasional (TTN) di bulan Juli 2008, pemerintah menunjuk perwakilan baru dalam struktur Komite Pengarah (Steering Committee/SC) JRF dan Komite Kajian Teknis (Technical Review Committee/TRC). Amandemen terhadap Panduan Operasi JRF mengenai masa berakhirnya proyek dan perubahan struktur tata kelola diresmikan oleh SC pada bulan Februari 2010. Kajian Paruh waktu (Mid-Term Review/ MTR) JRF, yang dilakukan dan didanai oleh Uni Eropa, menemukan fakta bahwa program ini tetap sangat relevan dan telah memberi kontribusi besar kepada upaya rekonstruksi dan rehabilitasi secara keseluruhan. JRF juga melakukan latihan analisis kesenjangan, yang selesai pada bulan April 2009, untuk menilai kebutuhan yang tersisa dan memberikan rekomendasi atas arah masa depan untuk JRF. Rekomendasi utama dan tindak lanjut dari kedua kajian tersebut telah dilakukan sebagai bagian dari proses tindak lanjut MTR. Pemerintah daerah DIY, Komite Pengarah melakukan Jawa Tengah dan Jawa Barat pertemuan untuk mengkaji kemajuan memiliki peran penting dalam implementasi proyek-proyek dan menyetujui agenda untuk waktu JRF. Mulai dari mengidentifikasi penerima manfaat dan jenis mandat yang tersisa. Pada pertemuan di proyek, hingga yang terakhir bulan Mei 2010 di Jakarta, Komite Pengarah terlibat dalam penyusunan strategi penutupan untuk menyoroti pentingnya untuk tetap fokus pada penyelesaian kegiatan dan memastikan adanya memastikan tercapainya strategi penutupan dan rencana untuk keberlanjutan program. Komite Pengarah juga menyetujui keberlanjutan proyek. bahwa alokasi lebih lanjut akan diproses sebagai pembiayaan tambahan atas proyek yang ada, (Foto dari koleksi IOM) karena waktu sangat terbatas untuk pelaksanaan kegiatan sebelum tanggal berakhirnya proyek Fasilitator REKOMPAK di tahun 2011. sedang melakukan inspeksi terhadap pembangungan jembatan di Desa Wukirsari, JRF telah menerima semua dana hibah yang dijanjikan donor dan telah Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta. Dengan selesai mengalokasikan 94% dana tersebut ke dalam lima proyek. Sebanyak AS$94,1 juta program rekonstruksi rumah, dana hibah telah dikumpulkan dari Uni Eropa, Pemerintah Belanda, Inggris, Bank Pembangunan proyek REKOMPAK saat ini berfokus pada pembangunan Asia (ADB), serta Pemerintah Kanada, Finlandia dan Denmark. Tambahan dana sebesar prasarana masyarakat melalui AS$5 juta diperkirakan didapat dari pendapatan investasi dana JRF. Sejumlah AS$89,2 juta proses Rencana Pembangunan Permukiman (RPP). telah dialokasikan ke lima proyek JRF telah memberikan komitmen senilai AS$73,9 juta untuk (Foto dari koleksi REKOMPAK) sektor perumahan dan infrastruktur masyarakat, sementara untuk proyek yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian telah dialokasikan dana sebesar AS$15,2 juta. Sekitar AS$71,8 juta (81% dari dana yang teralokasi) telah disalurkan ke seluruh proyek, dengan pengeluaran proyek mencapai AS$65,5 juta hingga 30 Juni 2010. JRF meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan melalui berbagai kegiatan komunikasi. JRF terus berupaya mencapai tujuan komunikasinya dengan memfasilitasi koordinasi yang lebih baik, melakukan kegiatan penjangkauan masyarakat, meningkatkan jalinan dengan media dan mengelola umpan balik dari berbagai pihak. Koordinasi dengan pemerintah daerah telah dan terus dilakukan secara lebih JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 10 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI intensif untuk memfasilitasi strategi penutupan dan untuk menjamin terjadinya kesinambungan kegiatan proyek tertentu setelah berakhirnya mandat JRF. Menuju ketangguhan dan kemandirian Masyarakat JRF akan melanjutkan komitmennya terhadap pemulihan di Jawa hingga mandatnya berakhir. JRF telah mendekati fase implementasi tahun terakhir dan akan terus bekerjasama dengan pemerintah nasional dan daerah serta masyarakat yang terkena bencana di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat dalam memulihkan kondisi masyarakat dan mata pencaharian di Jawa. Ketiga proyek yang didanai oleh JRF telah diperpanjang hingga Juni 2011, sesuai dengan mandat JRF yang telah diperpanjang hingga Desember 2011. JRF memiliki prospek keuangan yang baik. Sekitar 81% dana yang dialokasikan telah disalurkan ke proyek-proyek JRF. Pengeluaran proyek tersebut sejalan dengan kegiatan di lapangan. Saat ini, sekitar AS$6 juta masih belum dialokasikan. Seperti yang disepakati oleh Komite Pengarah, alokasi selanjutnya akan diperuntukkan bagi proyek-proyek yang telah berjalan. Hal ini dikarenakan waktu yang tidak lagi mencukupi untuk mengawali proyek baru. Dana tambahan diharapkan akan memperluas kegiatan yang berhubungan dengan pemulihan mata pencaharian. JRF memberikan berbagai pembelajaran penting dan berguna untuk program tanggap pascabencana di masa yang akan datang. Pendekatan partisipatif yang digunakan dalam proyek perumahan JRF, digabungkan dengan konsep "gotong-royong" yang sudah tertanam dalam masyarakat Jawa, memberikan hasil yang lebih baik dengan tingkat kepuasan penerima manfaat yang lebih tinggi. Proses partisipatif ini, yang secara langsung melibatkan masyarakat yang terkena dampak bencana dalam kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia sebagai model bagi upaya rekonstruksi pasca bencana di masa mendatang. Sementara itu proyek-proyek mata pencaharian sedang mengembangkan pendekatan inovatif dalam menangani pemulihan ekonomi dalam konteks rekonstruksi pasca bencana. Proyek ini juga diharapkan menghasilkan pembelajaran penting dalam merancang program pemulihan ekonomi dalam konteks pasca bencana. Seperti yang digambarkan dalam acara peringatan empat tahun gempa bumi pada bulan Mei 2010,masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi lebih kuat dan lebih mandiri setelah mengalami proses rekonstruksi, lebih siap untuk menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang. ringkaSan ekSekutif: empat tahun Dukungan Jrf terhaDap pemulihan Di Jawa 11 bab 1: berkOntribusi paDa upaya peMulihan yang terkOOrDinasi Di jawa Pemulihan prasarana masyarakat adalah komponen penting dalam proyek REKOMPAK. Seperti jalan konkrit di Desa Wonoharjo, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini mampu meningkatkan mobilitas warga termasuk anak- anak yang berjalan ke sekolah. (Foto dari koleksi REKOMPAK) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 12 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI "Pemerintah memprioritaskan dukungan dalam membangun kembali perumahan, memulihkan mata pencaharian dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang. " P ada tanggal 27 Mei 2006, gempa berkekuatan 5,9 pada skala Richter mengguncang wilayah di dekat kota yogyakarta, sebuah kota yang bersejarah di pulau Jawa, Indonesia. Pusat gempa berada di Samudra Hindia pada kedalaman 33 kilometer yang relatif dangkal dan mengakibatkan kerusakan besar di beberapa kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah. Analisis komprehensif oleh tim gabungan dari Pemerintah Indonesia dan para ahli internasional memperkirakan total nilai kerusakan dan kerugian yang diderita sebagai akibat gempa bumi tersebut mencapai lebih dari AS$3 milyar.2 Dua bulan kemudian, pada bulan Juli 2006, tsunami menghantam pantai selatan Provinsi Jawa Barat, menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan. Java Reconstruction Fund (JRF) dibentuk atas permintaan Pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan pemerintah dalam menanggapi gempa bumi di Jawa dan tsunami di Jawa Barat. Tujuan JRF secara keseluruhan adalah untuk menanggapi kebutuhan paling mendasar dari keluarga yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami. Pemerintah memprioritaskan dukungan dalam membangun kembali perumahan, memulihkan mata pencaharian dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang. JRF mengumpulkan sekitar AS$94 juta dalam bentuk dana bantuan yang diberikan oleh tujuh donor dalam mendukung program Empat tahun setelah gempa, rehabilitasi dan rekonstruksi pemerintah. rumah sementara seperti ini Donor tersebut termasuk Uni Eropa, Pemerintah telah berganti fungsi menjadi warung atau sanggar anak Belanda, Inggris, Kanada, Finlandia dan Denmark, dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Bank seperti di Desa Imogiri. Hampir Dunia berperan sebagai Wali Amanat JRF. JRF diatur oleh Komite Pengarah (Steering Committee/ 7.000 rumah sementara dibangun oleh JRF untuk SC) yang terdiri dari perwakilan Pemerintah dan donor, dengan tiga ketua bersama yang mengisi kebutuhan tempat tinggal. Proyek ini selesai mewakili Wali Amanat, Pemerintah Indonesia, dan para donor. Komite Pengarah menetapkan Agustus 2007. kebijakan dan mengambil keputusan pendanaan untuk JRF. Sekretariat JRF mendukung Komite (Foto dari koleksi IOM) Pengarah dan Wali Amanat dalam mengelola JRF. Komite Peninjau Teknis (Technical Review Committee/TRC) menyediakan tinjauan teknis atas proposal proyek dan kegiatan program, mengawasi kemajuan pelaksanaan, dan memberikan rekomendasi kepada Komite Pengarah. 2 Penilaian Awal Kerusakan dan Kerugian: Bencana Alam di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Laporan Bersama dengan BAPPENAS, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta mitra internasional, Juni 2006. bab 1: berkontribuSi paDa upaya pemulihan yang terkoorDinaSi Di Jawa 13 perpanjangan Operasi jrF untuk Meningkatkan Dampak Tanggal berakhirnya program JRF telah diperpanjang hingga 31 Desember 2011 untuk memastikan kesinambungan investasi JRF. Perpanjangan satu tahun memberikan waktu yang cukup untuk (i) menyelesaikan pelaksanaan dan memenuhi kebutuhan rekonstruksi yang tersisa seperti yang diidentifikasi oleh Pemerintah Indonesia dan menjadi prioritas pemerintah daerah; (ii) memperkuat kapasitas pemerintah daerah; dan (iii) memastikan adanya strategi penutupan demi tercapainya kesinambungan dan pengalihan investasi JRF Dengan berakhirnya mandat Struktur tata kelola JRF telah JRF pada Desember 2011, seluruh proyek sedang dalam direvisi dan diresmikan. Mandat proses menyusun strategi akhir dari Tim Koordinasi Rehabilitasi dan dengan pemerintah lokal seperti lokakarya yang dilakukan oleh Rekonstruksi dan Tim Teknis Nasional IOM ini. Hal ini dilakukan untuk (TTN), yang dibentuk oleh pemerintah pusat untuk menjamin konsolidasi upaya rekonstruksi memastikan keberlanjutan proyek, termasuk mekanisme di Jawa, berakhir pada kuartal ketiga 2008. Pengalihan peran Ketua Bersama JRF dari Tim pengalihan aset, ilmu dan pembelajaran. Koordinasi Nasional3 kepada BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) telah diresmikan. Ketua bersama Komite Pengarah JRF sekarang terdiri dari BAPPENAS sebagai wakil (Foto dari koleksi IOM) dari Pemerintah Indonesia, Bank Dunia sebagai Wali Amanat JRF, dan Uni Eropa, selaku wakil Para perempuan dari donor dan merupakan donator terbesar JRF. Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan Daerah Desa Terong dengan bangga memajang makanan ringan Istimewa Yogyakarta diwakili dalam Komite Kajian Teknis JRF yang membantu fungsi Komite buatannya di Pameran JRF. Pada Pengarah dalam fungsi pengawasan. kesempatan ini para penerima manfaat berkesempatan untuk memajang hasil karyanya, mulai dari perhiasan perak, hinga Kajian Tengah waktu (Mid Term Review/MTR) untuk JRF yang ditugaskan oleh batik, dan dari sayuran organik Uni Eropa (UE), dilaksanakan pada bulan Februari 2009. Untuk melengkapi MTR, JRF hingga makanan ringan. melakukan Analisis Kesenjangan dan Inventarisasi terpisah untuk: (a) memeriksa kebutuhan (Foto dari koleksi Sekretariat JRF) rekonstruksi yang tersisa berdasarkan seluruh pencapaian dalam rekonstruksi; dan (b) mengidentifikasi pilihan terbaik dalam menggunakan dana JRF yang tersisa secara efektif. Sedangkan pelaksanaan Analisis Kesenjangan dan Inventarisasi dilakukan pada bulan Maret-April 2009. Kajian Tengah waktu menemukan bahwa JRF merupakan program yang sangat relevan yang telah memberikan kontribusi besar kepada upaya rekonstruksi dan rehabilitasi secara keseluruhan. Analisis Kesenjangan dan Inventarisasi serta MTR memberikan banyak temuan dan rekomendasi. Sekretariat JRF secara saksama telah mengkaji rekomendasi ini dan mengambil berbagai langkah tindak lanjut. Sebagian besar rekomendasi dari dua kajian ini telah diadopsi atau sedang dilakukan. 3 Setelah terjadi gempa, tim ini dibentuk berdasarkan keputusan pemerintah di bulan Juni 2006. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 14 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Komite Pengarah melakukan pertemuan untuk mengkaji kemajuan dan menetapkan agenda kegiatan untuk waktu yang tersisa. Pada pertemuan di bulan Mei 2010, Komite Pengarah menyoroti pentingnya untuk fokus pada penyelesaian kegiatan dan memastikan strategi penutupan dan rencana untuk kesinambungan program. Komite Pengarah menghargai hasil signifikan yang telah dicapai sejauh ini dan mendiskusikan rencana untuk pemanfaatan sisa dana sebesar 6% yang belum teralokasikan. Komite Pengarah dalam hal ini menyetujui bahwa pengalokasian lebih lanjut akan berbentuk penambahan hibah atas proyek yang sudah ada. Hal ini dikarenakan sisa waktu sangat terbatas untuk pelaksanaan kegiatan hingga tanggal penutupan di tahun 2011. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan melalui komunikasi Java Reconstruction Fund (JRF) senantiasa melibatkan pemangku kepentingannya melalui berbagai kegiatan penjangkauan dan komunikasi. Pemangku kepentingan JRF terdiri dari penerima manfaat, Pemerintah Indonesia (termasuk pemerintah daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat), donor, mitra dan badan pelaksana, media dan masyarakat umum. JRF mencapai tujuan komunikasinya dengan membangun kerangka kerja yang baik, melakukan kegiatan penyebarluasan informasi kepada masyarakat, meningkatkan hubungan dengan media dan mengelola umpan balik. bab 1: berkontribuSi paDa upaya pemulihan yang terkoorDinaSi Di Jawa 15 Koordinasi dengan pemerintah daerah dilakukan secara lebih intensif seiring dengan masuknya JRF ke fase terakhir pelaksanaan proyek. Pemerintah daerah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat telah secara aktif terlibat dalam mengidentifikasi proyek yang layak didanai oleh JRF, serta dalam perancangan dan pelaksanaan proyek. Ketiga pemerintah provinsi pun telah menyatakan minatnya untuk mengambil alih tanggung jawab dan meneruskan beberapa kegiatan proyek setelah JRF berakhir. Mereka juga berkeinginan untuk menangkap dan menyebarluaskan pengetahuan dan pembelajaran dari operasi JRF. Agar hal ini dapat tercapai, berbagai lokakarya dan pertemuan koordinasi telah secara rutin dilakukan antara pemerintah daerah dengan para mitra lembaga pelaksana untuk membahas berbagai kemajuan di lapangan dan untuk mengembangkan berbagai strategi penutupan. Pengawasan dan koordinasi lapangan dipastikan melalui seorang staf Sekretariat JRF yang ditempatkan di lapangan. Program officer ini bertugas untuk melakukan koordinasi dengan dengan pemerintah daerah, Bank Dunia, lembaga pelaksana terkait, penerima manfaat dan pemangku kepentingan lain mengenai hal-hal yang terkait dengan JRF dan proyeknya. Hal ini dicapai melalui pertemuan koordinasi rutin, sesi konsultasi, serta diskusi dan komunikasi langsung. Jurnalis dari media internasional mendengarkan Pengelolaan umpan balik yang baik telah penjelasan dari seorang pembatik mengenai proses berhasil meningkatkan citra JRF. Mekanisme perwarnaan dengan menggunakan pewarna alami penanganan pengaduan telah dibentuk dan seperti dari kulit pohon dan diumumkan secara terbuka kepada pemangku kepentingan melalui papan pengumuman, poster, dedaunan. Tur media sering dilakukan untuk meningkatkan dan alat komunikasi lain. Pengaduan dan pertanyaan yang masuk biasanya ditangani melalui pemberitaan positif mengenai diskusi dan komunikasi langsung dengan pihak terkait. Hal ini sering dikoordinasikan atau JRF. difasilitasi oleh tokoh masyarakat, kepala desa dan/atau pejabat pemerintah daerah. (Foto dari koleksi IOM) Poster-poster JRF di Desa Kegiatan penyebarluasan informasi kepada masyarakat telah diselenggarakan Girisuko, Bantul, Yogyakarta. Dari kiri ke kanan ­ peta aliran untuk mendukung kegiatan proyek dan meningkatkan kesadaran mengenai air bersih; informasi mengenai kegiatan proyek. Upaya ini telah dimasukkan ke dalam kerangka proyek dan mencakup JRF; dan sifat dari bantuan JRF. Poster, papan pengunguman kegiatan komunikasi interaktif dua arah hingga penyebaran informasi satu arah. Diskusi dan brosur merupakan alat interaktif, seperti lokakarya dan dialog masyarakat sebagian besar diselenggarakan sebagai komunikasi yang efektif dalam menyebarluaskan informasi bagian dari kegiatan pengembangan kapasitas dan sebagai forum pertukaran informasi. dan meningkatkan kesadaran Sementara itu, sarana komunikasi satu arah seperti situs web (www.javareconstructionfund. masyarakat. org, www.jrfrekompak.org dan www.gtz-jrf.org), selebaran, brosur dan poster digunakan untuk (Foto dari koleksi Sekretariat JRF) menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai program JRF. Acara khusus juga telah beberapa kali diadakan untuk menandai tonggak pencapaian atau untuk JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 16 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI " Media telah menjadi mitra penting bagi JRF, terutama dalam menyebarluaskan informasi dan meningkatkan profil publiknya. " memperingati kejadian ­ kejadian penting. Beberapa acara yang diadakan sepanjang tahun lalu termasuk peluncuran Laporan Kemajuan JRF sebelumnya, peluncuran Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GTZ, Peringatan Empat Tahun Gempa di Jawa serta peluncuran Toko Mahoni IOM yang menjual produk- produk dari Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF-IOM, seperti batik organik, perabot rumah tangga dari agel, dan perhiasan perak. Media telah menjadi mitra penting bagi JRF, terutama dalam menyebarluaskan informasi dan meningkatkan profil publiknya. Sebagian besar proyek di bawah JRF memanfaatkan media massa seperti koran, radio dan televisi untuk menjangkau para pemangku kepentingan mereka. IOM, misalnya, memiliki program bincang- bincang di salah satu stasiun radio lokal untuk mensosialisasikan programnya dan mempromosikan produk usaha mikro dan kecil binaannya serta membantu mereka dalam memperluas jaringan bisnisnya. Program mata pencaharian dan perumahan juga tercatat telah berhasil ditampilkan di berbagai stasiun televisi lokal karena prestasinya. Beberapa acara juga telah berhasil dilaksanakan untuk media seperti kunjungan lapangan ke beberapa lokasi proyek JRF dan konferensi pers dalam rangka mendorong liputan media yang positif. Selama periode pelaporan ini, JRF mencatat lebih dari 75 liputan media yang positif. Berbagai usaha ini telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kontribusi JRF di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat. bab 1: berkontribuSi paDa upaya pemulihan yang terkoorDinaSi Di Jawa 17 KisAh jRf 1 Empat Tahun Setelah Gempa Bumi dan Tsunami: Pemerintah Daerah Berharap Melestarikan Investasi JRF ke Masa Depan Pemerintah Daerah Istimewa yogyakarta (DIy), Jawa Tengah dan Jawa Barat telah memainkan peranan penting dalam keberhasilan dan prestasi Java Reconstruction Fund (JRF). Upaya Pemerintah Indonesia, mitra pembangunan internasional dan masyarakat sipil, secara bertahap telah membantu memulihkan struktur fisik dan nonfisik serta lembaga yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami. Pada bulan Mei 2010, pemerintah daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta melangsungkan acara peringatan yang berlangsung selama sembilan hari untuk mengenang empat tahun terjadinya gempa bumi di Jawa. Didukung oleh JRF, tujuan dari acara ini adalah untuk meningkatkan ketangguhan dan kesadaran masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana serta sebagai sarana untuk menunjukkan berbagai prestasi yang telah dihasilkan oleh masyarakat dalam menata kembali kehidupan dan mata pencaharian mereka. Gubernur yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam pidato yang disampaikan oleh penasihat seniornya, Bayudono, menekankan bahwa pembelajaran yang diperoleh melalui program JRF dapat dijadikan warisan bagi masyarakat Jawa sehingga masyarakat dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana di masa yang akan datang. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 18 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Gubernur Jawa Tengah Bibit lebih tinggi daripada sebelum pemerintah daerah baru-baru Waluyo melalui Kepala Pelaksana bencana. ini telah berhasil membentuk Badan Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Priyantono Djarot Dengan berakhirnya mandat Daerah Ciamis dan menyertakan Nugroho mencatat bahwa proyek- JRF pada bulan Desember pengelolaan risiko bencana proyek JRF telah sangat membantu 2011, ia menyoroti bahwa sebagai salah satu prioritas para korban gempa dalam semua pemerintah daerah pembangunan Ciamis selama membangun kembali kehidupan perlu bekerja sama dengan JRF lima tahun ke depan. Rencana mereka, bahkan ke standar yang dalam mengembangkan strategi Ciamis kedepan adalah untuk penutupan yang tepat untuk melanjutkan kebijakan dan menjamin keberlanjutan proyek, rencana aksi yang berkaitan dan dengan cara ini keberhasilan dengan pengelolaan bencana. yang dihasilkan melalui proyek- proyek ini dapat dilanjutkan oleh Seperti yang ditunjukkan pemerintah daerah, sehingga dalam acara peringatan, manfaatnya tidak berhenti ketika masyarakat Jawa Barat, Jawa program JRF berakhir. Tengah dan Yogyakarta telah menjadi lebih tangguh dan lebih Pada kesempatan terpisah, mandiri. JRF akan terus bekerja Kepala Badan Perencanaan sama dengan pemerintah daerah Pembangunan Daerah Ciamis, dan masyarakat terkait dalam Tiwa Sukrianto mencatat bahwa mendukung pemulihan masyarakat Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan mata pencaharian di Jawa Masyarakat dan Permukiman hingga mandatnya berakhir pada Berbasis Komunitas (REKOMPAK) bulan Desember 2011. telah memberikan berbagai Kepala Harian Bappeda Jawa pengaruh positif pada masyarakat. Kontribusi Puni Ayu Indrayanto & Tengah, Priyantono Djarot Heri Wahyudi / Sekretariat JRF Nugroho menyampaikan Salah satunya, berkat REKOMPAK sambutan pada Malam Resepsi Peringatan Empat Tahun Gempa pada tanggal 26 Mei 2010 di Hotel Saphire, Yogyakarta (Foto dari koleksi IOM) Kain tradisional lurik diubah menjadi gaun pesta pada saat resepsi JRF untuk memperingati 4 tahun terjadinya gempa. Kain ini berasal dari Desa Grogol dimana proyek pemulihan mata pencaharian GTZ menjalankan aktivitasnya. (Foto dari koleksi GTZ) Staf Ahli Gubernur Yogyakarta, Ir. Bayudono MSc. Pada saat pembukaan pameran produk UMKM binaan JRF di Saphire Mall pada 24 Mei 2010. (Foto dari koleksi IOM) bab 1: berkontribuSi paDa upaya pemulihan yang terkoorDinaSi Di Jawa 19 KisAh jRf 2 Empat Tahun Pasca Gempa: Kotagede Siap Berbagi Masa Lalu dan Merengkuh Masa Depan waktu menunjukkan Sabtu "Memprihatinkan," kata waris dilakukan oleh berbagai program tanggal 22 Mei 2010 jam 5:55 Sumarwoto, Lurah Purbayan di Kotagede, termasuk REKOMPAK pagi. Hari itu tepat lima hari terkait dengan maraknya penjualan JRF. sebelum peringatan 4 tahun joglo. "Mungkin karena pemiliknya gempa, namun suasana di terbeban biaya pemeliharaan yang Sejak semester kedua tahun Kotagede, Yogyakarta sudah riuh. besar sehingga akhirnya dijual." 2008, Kotagede adalah salah Di Balai Desa Jagalan, bangunan Dalam sebuah artikel di Kompas satu dampingan REKOMPAK JRF yang dibangun di atas ruko yang terbit beberapa bulan yang lalu, dengan program penyusunan ambruk karena gempa dipasang Pemerintah Kabupaten Bantul RPP (Rencana Pembangunan tenda yang luas. Tiga ratus orang mengaku kesulitan untuk terlibat Permukiman). Produk akhirnya datang berduyun-duyun dengan mengelola berbagai bangunan bukanlah pada fisiknya, melainkan sepedanya siap untuk keliling tradisional tersebut. keswadayaan masyarakat dalam Kotagede. pengelolaan lingkungan tempat Sesungguhnya terdapat tinggal mereka sendiri. Dengan kepercayaan bahwa pengelolaan RPP, masyarakat telah menyusun Pagi 26 Mei 2006, kurang lebih Kotagede dapat dilakukan melalui daftar pusaka yang ada dan pukul 05.55 WIB gempa bumi sinergi antara pemerintah, membuat berbagai program untuk datang. Mengguncang hingga 5,9 lembaga masyarakat dan menjaga kelestariannya. skala ritcher selama 57 detik. Satu- masyarakat sendiri. Masing-masing dua jam berlalu dalam bisu. Ketika pihak memiliki peran dan memberi muncul berita, orang jadi paham kontribusi. Dan inilah yang gempa ini pergi tapi meninggalkan ribuan rumah yang rubuh dan ribuan orang meninggal. Di Kotagede, tidak sedikit rumah yang rubuh. Menurut catatan Tim Pusaka Jogja Bangkit, yang mengumpulkan data kebutuhan penanganan bangunan bersejarah, kerusakan mencakup 88 rumah dari 150 Joglo. Rumah Joglo, yang memiliki gaya arsitektur khas Jawa, beratap tanah liat dan pintu yang ukir- ukiran adalah salah satu keunikan di Kotagede sebagai kawasan pusaka. Tanpa gempa sebenarnya Kotagede pelan-pelan namun pasti telah kehilangan beberapa joglonya. Dijual pemilik adalah penyebab yang utama. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 20 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI "yang bisa dilakukan oleh OPKP menggarap berbagai masyarakat Kotagede adalah pelatihan untuk memperkuat memanfaatkan potensi yang kapasitas masyarakat dalam dimilikinya," kata Rudy Persik, program pelestarian, antara lain salah satu masyarakat di dalam merawat kayu. Kotagede. Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satunya Pak herlan adalah salah satu dengan membuat kegiatan jejalur peserta pelatihan ini. Rumah pusaka, baik dengan berjalan kaki joglonya berhasil diperbaiki dan maupun dengan sepeda. Melalui beliaupun senang karena telah kegiatan semacam ini, pengunjung mendapatkan pengetahuan baru Kotagede akan dapat belajar tentang tata cara dalam merawat mengenai keindahan arsitektur rumahnya. Di sinilah Pak Herlan dan kerajinan Jawa. duduk menunggu para pesepeda. Tiap kali ada yang lewat, pak Herlan akan berkata, "belok ke Antara pukul 08.00 dan arah barat untuk melihat Omah 12.00, ke-300 orang yang UGM." datang dengan sepeda tersebut Rumah joglo di Kotagede kemudian berkeliling Kotagede. Di titik inilah kegiatan pagi itu yang dimiliki dan dipelihara oleh Jurusan Arsitektur, Universitas Penyelenggaranya adalah OPKP berakhir. Para pesepeda turut serta Gadjah Mada, atau lebih atau Organisasi Pelestarian dalam kegiatan potong tumpeng dikenal dengan Omah UGM. Ruangan terbuka diluar sering Kawasan Pusaka. dan menyaksikan anggota. dipakai oleh warga sekitar OPKP membacakan ikrar mereka untuk mengadakan acara atau pertemuan. Terkait dengan keberadaan untuk secara berkelanjutan terus (Foto dari koleksi REKOMPAK) REKOMPAK, masyarakat di berjuang memelihara Kotagede. Kotagede memang diarahkan Acara ini merupakan salah satu Acara fun bike menyusuri Kotagede yang diadakan dalam untuk membentuk organisasi hajatan untuk mengingat kembali rangka memperingati empat untuk pengelolaan pusakanya. kejadian gempa. tahun gempa diikuti oleh lebih dari 300 pesepeda dari segala Tiap-tiap desa memiliki OPKP. penjuru Yogyakarta. Dengan dampingan REKOMPAK, Kontribusi Punto Wijayanto / JRF-REKOMPAK (Foto dari koleksi IOM) Tokoh masyarakat setempat bersama dengan anggota OPKP saat membacakan Ikrar Kotagede. IKRAR (dalam bahasa Jawa) (Foto dari koleksi REKOMPAK) Kami warga Kawasan Kotagede Manunggaling warga tlatah berikrar untuk menjaga dan (laladan) Kutha Gedhe nyawiji melestarikan pusaka budaya tansah njaga lan nguri-uri Kotagede sebagai kekuatan dasar lestarining pusaka budhaya untuk mencapai ketentraman, pinangka sipat kandel kanggo kedamaian, kesejahteraan nggayuh kamulyan ing tembe dan keselarasan hidup di masa mburi. mendatang. Kutha Gedhe, 22 Mei, 2010 Kotagede, 22 Mei, 2010 Warga Kawasan Kotagede bab 1: berkontribuSi paDa upaya pemulihan yang terkoorDinaSi Di Jawa 21 bab 2: pOrtOFOliO jrF - MeMbantu MeMulihkan ruMah, Masyarakat Dan Mata pencaharian Pak Ansori dan keluarga berdiri di depan rumahnya yang tahan gempa di desa Wonokromo, kabupaten Bantul, DIY. Rumah ini dibangun oleh proyek REKOMPAK. Saat ini istrinya, Ibu Sri Naryati menjalankan usaha binatu di rumahnya. (Foto dari koleksi Sekretariat JRF) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 22 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI " Melalui upaya yang terkoordinasi antara pemerintah, lembaga donor dan masyarakat, rekonstruksi di Jawa secara keseluruhan telah membuahkan hasil yang luar biasa. " G * empa bumi yang melanda Jawa Mei 2006 menyebabkan kerusakan yang luas di berbagai sektor, dengan total kerusakan diperkirakan gempa mencapai sekitar AS$3 milyar. Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage bumi yang and Loss Assessment/DLA)4 yang dilakukan segera setelah terjadinya bencana oleh melanda Jawa Pemerintah Indonesia dengan tim ahli internasional, menemukan bahwa kerusakan mei 2006 rumah pribadi menyumbang lebih dari setengah total kerusakan. Kebanyakan wilayah menyebabkan yang terkena dampak gempa adalah pusat penting industri kerajinan skala kecil di kerusakan yang Indonesia. Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah bagian penting dari kegiatan ekonomi luas dengan nilai kerusakan masyarakat yang berada di daerah ini dan mereka sangat terpengaruh oleh gempa ini. diperkirakan Penilaian ini menemukan bahwa 30 persen UKM di wilayah terjadinya gempa mengalami mencapai sekitar kerusakan dengan derajat yang berbeda-beda. Temuan DLA dan penilaian lain digunakan aS$3 milyar sebagai dasar rencana aksi Pemerintah Indonesia untuk rekonstruksi daerah yang terkena bencana. Terjadi kerusakan besar dan luas pada rumah dan masyarakat. Sekitar 250.000 rumah hancur atau rusak parah, menurut penilaian yang dilakukan Tim Teknis Nasional (TTN) pada Laporan Purna Tugas tahun 2008.5 Masyarakat di Kabupaten Bantul, DIY dan Klaten di Jawa Tengah mengalami kerusakan terparah. Akibat kurangnya konstruksi bangunan yang menggunakan metode tahan gempa, banyak perumahan dan usaha kecil yang menderita kerusakan parah. Rumah-rumah yang dibangun dari batu bata dan/atau beton, tanpa penguat yang memadai tidak dapat menahan dampak gempa, sementara rumah-rumah yang dibangun dari kayu dan/ atau bambu ternyata terbukti lebih tahan terhadap getaran. Perumahan dan proyek infrastruktur masyarakat JRF menggunakan teknologi bangunan tahan gempa di dalam kegiatan proyeknya untuk memastikan bahwa rumah yang baru dibangun tersebut dapat lebih tahan gempa. Kerusakan dan kerugian di sektor ekonomi produktif juga signifikan, dengan para pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang paling terkena dampak. Dampak ekonomi dari gempa bumi 2006 sangatlah besar terutama karena banyaknya jumlah industri rumah tangga di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sekitar 650.000 pekerja, terutama di industri keramik, mebel, tekstil dan tenun, pengolahan kulit dan perak, serta pengolahan makanan, terkena dampak bencana gempa. Sekitar 90% kerusakan dan kerugian di sektor swasta terkait dengan UMKM, dengan 30.000 usaha terkena dampak langsung. Beberapa industri pulih lebih cepat dari yang lain, namun masih terdapat kesenjangan yang cukup signifikan serta berbagai kendala pemulihan mata pencaharian lainnya. Akses ke pembiayaan, terutama modal kerja, dan kemampuan untuk melunasi pinjaman yang ada diidentifikasi sebagai kendala utama dalam merehabilitasi mata pencaharian bagi usaha mikro dan kecil ini. Melalui upaya yang terkoordinasi antara pemerintah, lembaga donor dan masyarakat, proses rekonstruksi di Jawa secara keseluruhan telah membuahkan hasil yang luar biasa. Pada saat Tim Teknis Nasional (TTN) menyelesaikan mandatnya pada tahun 2008, sebagian besar kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi telah usai dilaksanakan. Laporan purna tugas TTN mengindikasikan bahwa kebutuhan untuk bantuan pemulihan mata pencaharian, terutama akses ke pembiayaan, di antara rumah tangga yang terkena dampak gempa masih tetap kuat. 4 Penilaian Awal Kerusakan dan Kerugian: Bencana Alam di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Juni 2006. 5 Tim Teknis Nasional: Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas, Juni 2008. bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 23 Bab ini menyajikan gambaran umum mengenai berbagai capaian proyek JRF hingga 30 Juni 2010. Seperti diuraikan di atas, JRF menargetkan rekonstruksi perumahan dan rehabilitasi mata pencaharian melalui lima proyek. Rincian mengenai cakupan setiap proyek dapat dilihat pada Lampiran 1 laporan ini. kinerja portofolio: Mencapai hasil yang Memuaskan Dalam waktu empat tahun setelah gempa JRF mendukung upaya rekonstruksi Pemerintah Indonesia dengan menanggapi dua hal: (1) Rekonstruksi Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat, dan (2) Rehabilitasi Mata Pencaharian. Sejumlah AS$73,9 juta dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi perumahan dan infrastruktur dasar masyarakat di daerah yang terkena bencana, dengan AS$15,2 juta * aS$73,9 juta dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi perumahan dan dialokasikan untuk pemulihan mata pencaharian. Rekonstruksi perumahan merupakan prioritas infrastruktur dasar Pemerintah Indonesia, diikuti dengan rehabilitasi mata pencaharian setelah dana terakhir donor masyarakat tersedia. Pembiayaan proyek JRF diselaraskan dengan strategi ini dan didasarkan pada ketersediaan dana donor. Bank Dunia memainkan peran pengawasan atas seluruh proyek JRF. Saat ini, JRF memiliki tiga proyek aktif, dan dua proyek yang telah ditutup setelah mencapai tujuannya (lihat Tabel 2.1). Tanggapan awal yang diberikan oleh JRF adalah melalui dua proyek yang menyediakan perumahan sementara dan dilaksanakan oleh dua badan pelaksana, International Organization for Migration (IOM) dan Cooperative Housing Foundation (CHF). Proyek ini selesai dan ditutup pada pertengahan 2007. Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK), yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dimulai bulan Desember 2006 dan terus berlanjut hingga JRF ditutup pada bulan Juni 2011. Upaya JRF dalam pemulihan mata pencaharian dimulai pada tahap kedua program yaitu setelah rekonstruksi perumahan berjalan dengan baik. Proyek yang dilaksanakan oleh IOM dan GTZ berfokus pada pemulihan mata pencaharian mulai dilaksanakan pada akhir 2008 dan sekarang memberikan kontribusi kepada prakarsa Pemerintah dalam membantu usaha mikro, kecil, dan menengah yang terkena dampak gempa bumi untuk memulihkan mata pencaharian mereka melalui akses ke pembiayaan, pengantian aset dan bantuan teknis. Pengawasan yang ketat di semua proyek memastikan proyek memenuhi dan, memberikan tanggapan pada perubahan kebutuhan di lapangan. Fasilitas MCK di desa Mutihan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Melalui pendekatan RPP, tingkat kepuasan infrastruktur desa seperti ini cukup tinggi. (Foto dari koleksi REKOMPAK) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 24 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI TABEL 2.1: MASA PELAKSAnAAn PRoyEK yAnG DIDAnAI JRF JUMLAh hIBAh AREA DUKUNGAN JRF 2006 2007 2008 2009 2010 2011 AS$ JUTA Pemulihan Perumahan dan Masyarakat Perumahan Sementara - IOM 1,05 Des Jun Perumahan Sementara - CHF 1,27 Des Agt REKOMPAK - Kementrian Pekerjaan Umum (KPU) 71,62 Des Jun Pemulihan Mata Pencaharian Rehabilitasi UMKM - IOM 4,48 Des Jun Proyek Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan 10,76 Mei Jun Jateng - GTZ hasil yang cukup berarti telah dicapai dalam rekonstruksi masyarakat dan rehabilitasi mata pencaharian. Pendanaan JRF mampu menghasilkan rancangan dan konstruksi 15.153 rumah inti permanen yang dibangun sesuai standar tahan gempa serta menghasilkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. Sekitar 7.300 rumah sementara disediakan melalui JRF membantu memenuhi kebutuhan rumah sementara saat rumah permanen dibangun. Target perumahan berhasil dipenuhi pada tahun 2008 dan saat ini fokus pelaksanaan proyek telah beralih ke pembangunan infrastruktur masyarakat. Lebih dari 13.000 usaha mikro, kecil dan menengah menjadi target bantuan pemulihan mata pencaharian dalam bentuk penggantian aset, peningkatan akses pemasaran, keterampilan usaha dan teknis, serta akses ke pembiayaan melalui dana pinjaman bergulir. 1. pemulihan perumahan dan infrastruktur masyarakat Sejak awal, JRF memiliki komitmen untuk memberikan kontribusi terhadap rekonstruksi perumahan sebagai bentuk tanggapan atas prioritas Pemerintah Indonesia. Berdasarkan perkiraan kebutuhan awal, JRF mengalokasikan pendanaan secara bertahap dengan menargetkan bantuan untuk rekonstruksi perumahan terlebih proyek rekompak dilaksanakan di sembilan kabupaten, 270 * dahulu. Program perumahan JRF dilaksanakan melalui tiga proyek, yaitu: proyek desa dan 60 Perumahan Sementara yang telah selesai dilaksanakan oleh dua lembaga, yaitu IOM dan kecamatan CHF dan Proyek Perumahan JRF, yang secara resmi dikenal sebagai Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK). Proyek REKOMPAK dilaksanakan di sembilan kabupaten, 270 desa dan 60 kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah dan Jawa Barat. (Lihat Peta Sebaran Aktivitas JRF di Lampiran 2 laporan ini). JRF menggunakan pendekatan multitahap dalam melakukan rekonstruksi perumahan dan infrastruktur masyarakat. Dua proyek Perumahan Sementara menyediakan rumah sementara kepada keluarga yang terkena dampak bencana selagi proses pembangunan perumahan permanen yang lebih memakan waktu dilakukan. REKOMPAK pada saat itu juga melakukan hal yang sama. Setelah target perumahan permanen dan elemen infrastruktur utama masyarakat hampir selesai, REKOMPAK mengalihkan fokus pada pemberian dukungan terhadap pengembangan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP). Rencana tata ruang tingkat desa ini membantu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan dan memasukkan strategi pengelolaan dan pengurangan risiko bencana melalui pendekatan inklusif yang berbasis masyarakat. Komponen RPP, termasuk rekonstruksi infrastruktur masyarakat yang diidentifikasi melalui proses perencanaan desa, hingga saat ini masih berjalan. Pendekatan berbasis masyarakat untuk merekonstruksi perumahan di Jawa telah berhasil. Dengan menarik pembelajaran dan keberhasilan dari proyek REKOMPAK di Aceh, pendekatan ini lalu diadopsi oleh Pemerintah Indonesia dan JRF. Tingginya tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses partisipatif ini, bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 25 ditambah dengan tradisi "gotong-royong" yang dianut oleh masyarakat Jawa, mampu menghasilkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan perencanaan terbuka, termasuk proses transparan dalam menentukan penerima manfaat, serta prosedur penanganan pengaduan dan penyelesaian masalah, telah berhasil meningkatkan akuntabilitas, kontribusi masyarakat dan rasa kepemilikan masyarakat dalam proses rekonstruksi. Hal ini seiring dengan meningkatnya rasa tanggung jawab masyarakat untuk membangun kembali kehidupan mereka. Ini adalah Peta Rawan Bencana di Desa Ngerangan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Proses pemetaan dilakukan secara swadaya oleh warga desa setempat.Peta ini juga dapat turut membantu menentukan prioritas pembangunan infrastruktur masyarakat. (Foto dari koleksi REKOMPAK) REKOMPAK berhasil memenuhi target rekonstruksi perumahan. Dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan komunitas penerima manfaat, 15.153 rumah permanen telah berhasil dirancang dan dibangun. REKOMPAK menyediakan konstruksi rumah inti yang tahan gempa dan dapat dimodifikasi dan diselesaikan oleh para penerima manfaat sesuai dengan kebutuhan mereka. Audit teknis yang dilakukan oleh dua universitas terkemuka (Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro di Jawa Tengah) melaporkan bahwa rumah-rumah tersebut berkualitas baik, dan dibangun sesuai dengan standar tahan gempa yang dapat diterima. Tingkat hunian rumah ini mencapai 99%, yang menunjukkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 26 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Kepuasan penerima manfaat atas aset infrastruktur yang disediakan juga tinggi. Proyek infrastruktur masyarakat ini mencakup rekonstruksi dan pembangunan jalan desa, jalan setapak, dinding penahan, fasilitas sanitasi dan penyediaan air bersih serta infrastruktur dasar lainnya. Proyek-proyek ini diidentifikasi dan diprioritaskan melalui proses partisipatif dengan masyarakat yang terkena dampak gempa. REKOMPAK saat ini berfokus pada pengembangan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) dan rekonstruksi infrastruktur menggunakan strategi kesiapsiagaanan menghadapi bencana. Pertimbangan sosial dan lingkungan juga dipertimbangkan dalam proses identifikasi dan pelaksanaan. Melalui proses perencanaan masyarakat, proyek-proyek infrastruktur tambahan diidentifikasi dan dilaksanakan, dengan berfokus pada kegiatan meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Dengan memanfaatkan keberhasilannya di 101 desa target pertama, proses RPP sekarang direplikasi di desa-desa tambahan di Jawa Tengah, DIy dan Jawa Barat. Pemerintah daerah memperluas perencanaan permukiman masyarakat dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri dalam tahap "replikasi" ini, menyediakan dukungan untuk memfasilitasi proses perencanaan di desa-desa tambahan saat JRF * Dengan memanfaatkan keberhasilannya di 101 desa target pertama, proses menyediakan dana untuk infrastruktur masyarakat dan kegiatan kesiapsiagaan bencana rpp sekarang yang diidentifikasi melalui RPP. Pembiayaan tambahan untuk tahap ini telah disetujui oleh direplikasi Komite Pengarah JRF pada tahun 2009 agar dapat memperluas proses perencanaan tata di desa-desa tambahan di ruang masyarakat dan kegiatan infrastruktur ke 164 desa tambahan, sehingga jumlah Jawa tengah, Diy cakupan mencapai sekitar 265 desa. Pada tanggal 30 Juni 2010, 140 RPP telah selesai dan Jawa barat. dibentuk dan 125 lainnya masih dalam proses persiapan. JRF telah memprioritaskan pengurangan risiko bencana di seluruh aspek program perumahannya. Rancangan dan teknik pembangunan tahan gempa telah diarusutamakan ke dalam kegiatan rekonstruksi fisik pada proyek perumahan permanen dan rumah sementara, serta pembangunan infrastruktur masyarakat, dan dalam proses pembentukan RPP yang sangat mengutamakan faktor pengurangan risiko bencana. Keikutsertaan proses Rencana Pembangunan Permukiman mendorong keterlibatan yang lebih besar dari kelompok-kelompok marjinal dalam rekonstruksi. Dalam proses ini perempuan dan masyarakat miskin memiliki suara yang lebih besar dalam mengidentifikasi dan memprioritaskan proyek-proyek yang berdampak pada komunitasnya. Hal ini dicapai melalui keterlibatan mereka dalam proses perencanaan. Langkah-langkah ini terbukti mampu menghasilkan tingkat kepuasan dan rasa kepemilikan yang lebih tinggi dari para penerima manfaat atas aset yang dibangun. Pemahaman anggota masyarakat yang lebih luas terhadap strategi kesiapsiagaan bencana melalui proses perencanaan juga berkontribusi terhadap tujuan proyek dalam membangun kembali masyarakat yang lebih kuat dan tangguh. Pada tahap awal rekonstruksi, JRF menyediakan rumah sementara yang aman dan tahan lama bagi keluarga yang terkena dampak gempa. Dua proyek Perumahan Sementara JRF telah ditutup pada pertengahan 2007 setelah memenuhi kebutuhan atas rumah sementara. Sebanyak 4.790 rumah sementara disediakan melalui dua proyek ini, dan 2.489 rumah sementara tambahan disediakan melalui proyek perumahan permanen JRF (REKOMPAK), sehingga jumlah rumah sementara yang disediakan oleh JRF hampir mencapai 7.300 unit. Terlaksananya rekonstruksi perumahan permanen secara keseluruhan menjadikan pembangunan perumahan sementara tambahan tidak lagi diperlukan, sehingga proyek mengkaji ulang pendekatannya untuk mengalihkan fokus ke perumahan permanen. Kajian Tengah Waktu (Mid Term Review/MTR) JRF menemukan bahwa proyek Perumahan Sementara mampu menutupi kesenjangan kritis dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal, dan menyimpulkan bahwa proyek-proyek ini sangat relevan dan dibutuhkan. Lebih dari 95% penerima manfaat melaporkan bahwa rumah sementara yang dibangun berhasil untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat melanjutkan kehidupan normal mereka setelah gempa. bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 27 2. pemulihan mata pencaharian JRF mendukung solusi inovatif terhadap tantangan pascabencana untuk pemulihan mata pencaharian. Pemerintah Indonesia dan JRF mengidentifikasi kebutuhan upaya pemulihan mata pencaharian dan mengeluarkan undangan pengajuan proposal pada tahun 2007. Survei JRF telah mengidentifikasi kekurangan modal kerja dan akses ke pembiayaan sebagai kendala terbesar yang membatasi penduduk yang terkena dampak gempa untuk kembali ke mata pencaharian semula. JRF pada akhirnya bekerja sama dengan dua organisasi internasional yaitu, International Organization for Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ), untuk melaksanakan dua proyek yang terpisah namun saling berhubungan. Hal ini dikarenakan kedua proyek ini dirancang untuk mendukung pemulihan mata pencaharian. Proyek-proyek ini berfokus pada peningkatan akses ke pembiayaan, penggantian aset, dan penyediaan bantuan teknis kepada lebih dari 13.000 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah bencana. Proyek akses ke pembiayaan memerlukan pengaturan kelembagaan yang kuat dan mekanisme pertanggungjawaban. Pembentukan pembiayaan mikro dan dana pinjaman bergulir dalam situasi pascabencana sangat menantang karena kebutuhan untuk menjangkau penerima manfaat dengan cepat disertai dan pada saat yang sama diperlukan mekanisme pertanggungjawaban yang ketat. Menjawab tantangan-tantangan tersebut, proyek IOM yang disebut Akses ke Pembiayaan dan Pembangunan Kapasitas untuk Usaha Mikro dan Kecil yang Terpengaruh Gempa, memulai pelaksanaan bantuan teknis dan komponen penggantian aset pada akhir tahun 2008. GTZ memulai pelaksanaan kegiatan pembiayaan mikro di bawah proyek Pemulihan Mata Pencaharian untuk Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Mei 2009. Lembaga perbankan milik pemerintah, Permodalan Nasional Madani (PNM), berperan sebagai mitra perbankan untuk dana pinjaman bergulir pascabencana di bawah JRF. PNM terpilih sebagai lembaga puncak untuk skema pinjaman bergulir karena mandatnya adalah untuk mendukung UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Pengaturan kelembagaan yang disepakati dengan PNM adalah untuk mereka menjalin hubungan dengan lembaga keuangan mikro (LKM) lainnya, seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) , sehingga mereka dapat menjangkau lebih banyak pengusaha korban gempa. Melalui pengaturan ini, dana pinjaman bergulir yang dibentuk dari sebagian dana hibah JRF ini, dapat terus berkembang dan memberikan manfaat serta akses ke pembiayaan kepada kelompok sasaran yang dituju bahkan jauh setelah proyek ini berakhir. Oleh sebab itu pemerintah daerah diharapkan untuk dapat terus memantau kelanjutan dari penggunaan dana tersebut, khususnya setelah proyek ini berakhir. Sehubungan dengan adanya kebutuhan tersebut, maka peningkatan kapasitas pemerintah daerah telah dijadikan sasaran dalam proyek ini. Pengrajin agel sedang hasil yang signifikan telah berhasil dicapai dalam menyulam tas di Desa Tuksono. mendukung pemulihan ekonomi bagi usaha mikro Industri kecil sepeti ini mulai bergeliat melalui proyek dan kecil di daerah yang terkena gempa. Bantuan Pemulihan Mata Pencaharian teknis, keterampilan pemasaran dan pengembangan usaha JRF. (Foto dari koleksi IOM) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 28 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI telah disediakan bagi penerima manfaat di 43 desa melalui dua proyek pemulihan mata pencaharian. IOM telah berhasil mengidentifikasi lebih dari 3.000 UMK yang layak untuk mendapatkan bantuan teknis. Jumlah ini melampaui target awal. Dari jumlah tersebut, 2.807 UMK saat ini telah miliki rencana bisnis dan 2.947 telah melakukan pencatatan keuangan setelah mendapatkan pelatihan. Selain itu lebih dari 2.265 UMK telah meningkatkan akses pasar, 2.885 penerima manfaat mendapatkan penggantian aset dan menggunakannya dalam proses produksi. Komponen Penggantian Aset berhasil dalam Membuka kembali askes mengganti hewan ternak yang terpaksa dijual pasar dan peningkatan kemampuan berbisnis dengan harga rendah pada saat setelah gempa. Hal merupakan beberapa aktivitas ini kebanyakan dilakukan karena para korban gempa yang ada dalam Proyek Pemulihan Mata pencaharian membutuhkan dana untuk menyambung hidup. JRF. Penerima manfaat dari Proyek ini tidak hanya mengganti hewan ternak proyek IOM berpartisipasi dalam SMESCO Expo di Jakarta pada saja, tetapi juga melengkapinya dengan pelatihan Oktober 2009. peningkatan kemampuan dan pengetahuan (Foto dari koleksi IOM) usaha di sektor peternakan. Selain itu proyek ini Komponen penggantian juga mengganti beberapa aset fisik dan umum aset dari proyek Pemulihan di beberapa komunitas, seperti pembangunan Mata Pencaharian JRF dan pelatihan pengembangbiakan sistem irigasi yang dapat melayani lebih dari 127 ternak diberikan kepada petani keluarga petani di Desa Kebon, Kabupaten Klaten. yang kehilangan ternak karena gempa. Foto seorang petani Pembangunan telah selesai dan diresmikan pada yang menerima binatang ternak bulan Desember 2009. dari IOM. (Foto dari koleksi IOM) Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GTZ di DIy dan Jawa Tengah juga menunjukkan kemajuan yang positif. Hingga 30 Juni 2010, proyek ini telah memberikan bantuan teknis atau keuangan ke sekitar 1.744 usaha mikro dan kecil. Sekitar AS$900.000 telah dicairkan ke berbagai lembaga keuangan mikro (LKM) yang berpartisipasi, termasuk ke berbagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dalam bentuk dana pinjaman bergulir yang menyediakan akses ke pembiayaan yang sangat dibutuhkan UMK untuk memberikan mereka kemampuan untuk membangun kembali usaha mereka. Hingga tanggal 30 Juni 2010, lebih dari 1.185 UMK telah berhasil menerima pinjaman dengan nilai rata-rata sebesar Rp.7 juta (sekitar AS$775). Pencairan pinjaman kepada para penerima manfaat berkembang secara pesat dan diyakini dapat berjalan sesuai rencana dalam memenuhi target 10.000 UMKM pada saat proyek ini ditutup. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF memberikan dukungan revitalisasi ekonomi kepada perempuan yang selama ini sangat membutuhkan. Hampir separuh penerima manfaat dan kegiatan bantuan teknis IOM ini adalah kaum perempuan. Jumlah ini jauh melampai target yang hanya mencapai 30%. Lebih dari 40% penerima pinjaman pembiayaan mikro dalam proyek GTZ juga adalah kaum perempuan. Kedua proyek Mata Pencaharian JRF telah menerima perpanjangan atas tanggal penutupannya untuk lebih dapat mencapai sasaran dan memastikan kesinambungan proyek. Setelah tanggal penutupan JRF secara resmi diperpanjang hingga Desember 2011, kedua proyek mata pencaharian IOM dan GTZ juga diperpanjang hingga Juni 2011 untuk memberikan waktu tambahan dalam memenuhi tujuannya sekaligus mengembangkan strategi penutupan dan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam melanjutkan kegiatan pemulihan mata pencaharian setelah proyek ditutup tahun 2011. bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 29 KisAh jRf 3 Tim Promosi Desa Mendukung Pemulihan Mata Pencaharian melalui Perluasan Akses Pasar Ungkapan yang sebelumnya Para pembatik ini bangga akan Proses pembuatan batik janggal seperti `strategi keunggulan komparatif produk tradisional alami ini melibatkan pemasaran' dan `penetrasi yang mereka tawarkan karena berbagai proses, termasuk pasar' sekarang sering produk ini dibuat secara tradisional penggambaran motif dengan disebutkan oleh para dengan menggunakan bahan menggunakan lilin malam secara pembuat batik di Desa Kebon, alami. "Batik Kebon memiliki manual, hingga pewarnaan kain Kabupaten Klaten Jawa Tengah prospek yang cerah. Produk kami dengan menggunakan bahan yang terkena dampak gempa berpotensi untuk dikenal di pasar alami seperti kayu secang, daun bumi. yang lebih luas karena keunikan mangga dan buah belimbing dan motifnya yang indah," ujar Ibu wuluh, pengeringan kain dan Ibu Dalmini, pembuat batik Dalmini. pengulangan proses sampai setiap di Kebon, mengatakan bahwa warna telah digunakan. pelatihan pengembangan usaha harapan yang besar ini sangat di proyek Pemulihan Mata berbeda dengan apa yang mereka Pencaharian JRF-IOM memiliki rasakan sebelum dan setelah dampak besar dalam membantu gempa melanda. Rumah Ibu sang ibu dan teman-teman di Dalmini pada saat itu hancur dan desanya dalam memulihkan dan keluarganyapun tinggal di tenda meningkatkan mata pencaharian darurat selama tiga bulan. Alat mereka. produksinya rusak dan ia tidak dapat mengerjakan kerajinan yang Sekitar 169 pembuat batik telah ia dalami sejak kecil, yang di Kebon yang mendapatkan juga menghidupi keluarganya, Ibu Dalmini, produsen batik dukungan IOM sangat terlibat yaitu membuat batik. dari Desa Kebon, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berpose dalam pembentukan Tim Promosi dengan batik kreasinya. IOM Desa di proyek ini, termasuk Proyek ini pada awalnya mendukung 169 pembatik di Kebon dan mereka telah membawa batik mereka ke mengganti alat produksi yang mempromosikan produknya ke seluruh Indonesia melalui pameran-pameran di seluruh rusak kemudian menyediakan pameran. Indonesia, serta menerima ratusan pelatihan keterampilan tambahan. (Foto dari koleksi IOM) wisatawan di ruang pamer mereka Saat ini masing-masing dari yang baru di desa. Tim Promosi lima kelompok ini memproduksi Sebuah rumah di Desa Kebon, Kabupaten Klaten, Jawa Desa memainkan peran penting sekitar 25 potong batik per Tengah beralihfungsi menjadi dalam menjaga kesinambungan bulan. Sebagai hasil dari ruang pameran produk batik alami Kebon beserta proses usaha ini dan usaha lain melalui strategi pemasaran baru produksinya. Rumah ini sering dikunjungi para calon pembeli, peningkatan akses pasar. Sebagai yang dikembangkan turis dan media. tambahan, proyek ini juga dengan dukungan proyek, (Foto dari koleksi IOM) mendukung usaha mikro dan kecil total penjualan dalam lainnya melalui bantuan teknis empat bulan terakhir telah dan pelatihan keterampilan usaha mencapai sekitar AS$9.000. dalam meningkatkan rancangan Jumlah ini sama dengan dan pengerjaan akhir, serta proses meningkatkan pendapatan produksi secara keseluruhan. kelompok ini hingga AS$1.700 per bulan. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 30 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Pembuat batik di Desa Kebon Dampak dari pelatihan produsen ini telah berhasil ini diperkirakan akan dapat segera keterampilan yang diberikan oleh mencapai nilai penjualan AS$3.500 meningkatkan penghasilan mereka proyek ini dapat terlihat secara dalam enam bulan. Ini berarti hingga tiga kali lipat dibandingkan nyata. Salah satunya adalah kelompok memperoleh tambahan dengan saat sebelum gempa. Hal dengan terus dikenalnya produk pendapatan sekitar AS$574 per ini dimungkinkan karena, seperti merek makanan ringan NIKIMON bulan. Keuntungan yang mereka yang dinyatakan Ibu Dalmini, yang diproduksi oleh Desa Terong. peroleh biasanya digunakan mereka tidak lagi hanya buruh Para perempuan di desa ini untuk meningkatkan modal dan yang tergantung pada perantara, sekarang memproduksi makanan menambah tabungan yang dikelola tapi wirausaha mandiri yang ringan yang dibuat dari pisang, kelompok. bekerja sama. Mereka merasa singkong, dan kacang tanah memiliki kendali atas masa depan setempat. Proyek ini menghasilkan mereka. "Bagi saya, pelatihan berbagai manfaat yang tidak yang paling membantu adalah Ibu warsiti, salah satu produsen langsung. Sebagai contoh, limbah pengelolaan usaha. Jika bukan makanan ringan, mengatakan yang berbentuk ampas dapat karena proyek bahwa kehidupan para perempuan digunakan sebagai pakan ternak JRF-IOM, kami di desanya telah berubah menjadi oleh penduduk desa. Peningkatan mungkin tidak lebih baik. "Kami merasa seperti tajam dalam permintaan juga akan dapat kembali ke sekolah. Sebelum berarti peningkatan harga yang memperkenalkan adanya proyek ini, para perempuan menguntungkan bagi petani batik kami ke di desa ini hanya bisa memasak, setempat. Sejak proyek ini berjalan, wilayah lain di membersihkan rumah atau harga singkong mentah telah luar Kebon, dan membantu suami kami bekerja di meningkat dua kali lipat, dan harga bahkan ke negara ladang setiap hari." pisang telah naik menjadi lebih lain." dari AS$7 per sisir dibandingkan Menanggapi peningkatan dengan harga terdahulu yang Seorang perempuan di Desa Terong, Kabupaten Bantul Perempuan di permintaan pasar atas produk hanya sekitar AS$5 per sisir. dengan senang menunjukkan desa Terong, NIKIMON, Tim Promosi Desa kripik pisang yang akan dia kemas dan jual dengan merk Bantul, juga memutuskan untuk membuka Kepala Desa Terong, Sudirman NIKIMON. Dampak dari memperluas sebuah toko pada bulan Juni 2010. Alfian, menyatakan bahwa pelatihan IOM sangat terasa di desa dengan merk NIKIMON pasar untuk Sertifikasi pangan dan pemberian prakarsa Tim Promosi Desa, seperti yang kian berkibar. produk pangan merek yang pintar membantu membuka toko yang menjual (Foto dari koleksi IOM) pertanian memperluas pengenalan publik produk NIKIMON, merupakan mereka melalui terhadap merek NIKIMON. Peran dorongan atas pemulihan ekonomi Tim Promosi pemerintah daerah dalam hal dan kesinambungan mata Desa yang dibentuk oleh proyek ini juga sangat tinggi dalam hal pencaharian di Terong. "Kelompok Pemulihan Mata Pencaharian membantu promosi. produsen ini telah berhasil JRF-IOM. Pelatihan keterampilan memberdayakan para perempuan yang disediakan melalui proyek Sebelum adanya proyek, untuk mengambil keputusan ini telah berhasil membantu singkong mentah hanya dihargai mereka sendiri, khususnya dalam 71 perempuan di desa Terong lima sampai sepuluh sen (AS$) mengembangkan usahanya dalam hal melakukan diversifikasi per kilogram. Melalui kegiatan serta dalam mengembangkan pengelolaan makanan ringan peningkatan nilai tambah ini, para kemampuan mereka dalam untuk memulihkan dan perempuan di Desa Terong dapat mengatasi tantangan yang mereka memperluas mata pencaharian memperoleh sekitar AS$1,75 per hadapi," ujarnya. mereka yang sangat tergantung kilo keripik singkong. Dengan pada panen sebelum terjadinya menjalin kemitraan dengan toko Kontribusi Simon Gladman / JRF-IOM gempa. swalayan setempat, kelompok bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 31 KisAh jRf 4 Perempuan Desa Grogol: Menenun Masa Depan melalui Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF-GTZ Suara alat tenun tradisional Setelah gempa yang melanda yang terbuat dari kayu Yogyakarta dan sebagian Jawa sayup-sayup terdengar Tengah pada tahun 2006, bersahut-sahutan di Desa perekonomian masyarakat Desa Grogol, Kecamatan weru, Grogol semakin terpuruk. Banyak Kabupaten Sukoharjo. Hampir dari pengrajin tenun ini yang setiap rumah penduduk di desa tidak dapat berproduksi kembali ini memiliki alat tenun karena karena perangkat tenun mereka menenun telah menjadi tradisi yang rusak. Kondisi inilah yang yang turun-temurun. Mereka membuat Pemerintah Daerah memproduksi lurik gendong, Sukoharjo mengajak GTZ ­ LRP yaitu selendang yang digunakan (Livelihood Recovery Project) untuk menggendong barang. Lurik untuk melakukan pembinaan gendong ini sangat kasar karena bagi para pengrajin tenun ini. terbuat dari benang nilon sehingga Pada bulan Desember 2009 GTZ nilai jualnya juga sangat rendah. ­ LRP kemudian mengadakan Pasarnya pun semakin sempit. pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan desain motif yang diikuti oleh 40 orang dari Ibu Sanikem, ketua dari kelompok Tenun Sari yang ada di Kelompok Tenun Sari di Desa Grogol, saat ini sedang aktif Desa Grogol. mempromosikan lurik dan memperluas pasar ke kota-kota besar seperti Yogyakarta dan Jakarta. (Foto dari koleksi GTZ) Ibu Sarini, anggota dari Kelompok Tenun Sari berpose dengan mesin tenunnya di Desa Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. (Foto dari koleksi GTZ) Para perempuan Desa Grogol saat mengikuti Pameran JRF Grand Expo. Kelompok penenun seperti ini kerap diajak oleh GTZ untuk mengikuti pameran agar meningkatkan akses pasar. (Foto dari koleksi GTZ) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 32 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Kini, Kelompok Tenun Sari "Kami sangat bersyukur sudah menenun. Saat ini usaha kami sudah dapat memproduksi diberi pelatihan oleh GTZ karena benar-benar mulai bangkit." kain lurik untuk sandang yang kami mendapatkan wawasan baru kualitasnya jauh lebih baik dan membantu meningkatkan Ibu tiga anak ini memiliki sehingga memiliki nilai ekonomis pendapatan keluarga," ujar Ibu keahlian dalam proses penataan yang lebih tinggi. Dulu, lurik Sanikem yang merupakan ketua benang atau yang biasa gendong laku dengan harga 85 Kelompok Tenun Sari. Karena disebut dengan sekir. Tahapan sen (AS$) per potong. Kini, satu kesibukannya memasarkan lurik, ini dilakukan sebelum proses potong kain lurik untuk sandang kini Ibu Sanikem memperkerjakan menenun. Ini adalah proses yang laku terjual hingga AS$5 per orang untuk membantunya paling rumit dalam pembuatan potong. Selain memberikan menenun dan menggulung lurik. Pada tahapan ini seorang pelatihan, GTZ ­ LRP juga benang. penyekir harus dapat menata ribuan benang-benang tipis. Misalnya, untuk menghasilkan satu motif kain selebar 70cm, seorang penyekir harus menata hingga 2100 helai benang. Tiap-tiap motif memiliki rumus yang berbeda padahal motif kain lurik berjumlah puluhan, baik yang klasik maupun yang kontemporer. "Kalau sedang tidak nyekir, saya menenun. Karena dalam kelompok, hanya saya yang bisa sekir." Geliat pengrajin tenun lurik dari Grogol ini mendapatkan sorotan positif dari Drs. Supangat, M.M, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. Beliau menyampaikan penghargaannya atas bantuan GTZ yang mendukung perekonomian daerah, khususnya dalam upaya memotivasi pengusaha mikro dan kecil. "Saya sangat bangga melihat kualitas dan kreatifitas motif tenun membantu memodifikasi alat Lain lagi kisah Ibu Sarini yang lurik Grogol sekarang. Pengusaha tenun, memberikan bantuan juga merupakan anggota lurik disini sudah jauh lebih maju." material produksi serta Kelompok Tenun Sari, setiap hari membukakan akses pasar bagi setelah menyelesaikan pekerjaan Kontribusi Jullya Vigneshvara / JRF-GTZ para pengrajin tenun lurik ini rumah, Ibu Sarini menenun. Hal dengan mengikutsertakan mereka ini karena pesanan mulai banyak ke pameran-pameran tingkat lokal berdatangan. "Dulu sebelum maupun nasional. Upaya promosi gempa, belum tentu setiap hari inipun menuai hasil, pesanan mulai saya nenun. Sekarang saya tidak berdatangan dari berbagai kota. bisa kehilangan satu haripun tanpa bab 2: portofolio Jrf - membantu memulihkan rumah, maSyarakat Dan mata pencaharian 33 bab 3: MengelOla keuangan jrF Hingga saat ini, JRF telah mengalokasikan 94% dari total dana hibah yang tersedia, yaitu sejumlah US$89 juta ke proyek- proyek rekonstruksi rumah dan prasarana desa serta pemulihan mata pencaharian. Ini adalah foto penerima manfaat yang mengikuti pelatihan Pengembangan Usaha dari IOM. (Foto dari Koleksi IOM) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 34 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI " Dengan kinerja proyek yang semakin baik, sebagian besar dana yang diprogramkan diperkirakan dapat dicairkan dan digunakan tahun ini. " T ujuh donor memberikan komitmen dan kontribusi dana kepada Java Reconstruction Fund. Total US$94.1 juta dikumpulkan dari Uni Eropa, Pemerintah Belanda, Inggris, Bank Pembangunan Asia (ADB), Pemerintah Kanada, Finlandia dan Denmark untuk rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tambahan sebesar US$5 juta diperkirakan diperoleh dari pendapatan investasi dana JRF. Semua komitmen donor telah diterima seluruhnya oleh JRF. Tabel 3.1 menunjukkan sumber pendanaan dari donor. TABEL 3.1: SUMBER KoMITMEn DAn KAS JUMLAh BANTUAN DANA yANG DITERIMA % JUMLAh JUTA AS$ JUTA AS$ BANTUAN Uni Eropa 51,17 51,17 54% Pemerintah Belanda 12,00 12,00 13% Pemerintah Inggris 10,77 10,77 11% Bank Pembangunan Asia (ADB) 10,00 10,00 11% Pemerintah Kanada 6,53 6,53 7% Pemerintah Finlandia 1,99 1,99 2% Pemerintah Denmark 1,60 1,60 2% Jumlah Kontribusi 94,06 94,06 100% Tanggal penutupan JRF telah diperpanjang hingga 31 Desember 2011. Perpanjangan ini telah disetujui oleh para donor dan disahkan melalui amandemen dalam perjanjian kontribusi. Perpanjangan ini akan memberikan keleluasaan bagi badan pelaksana untuk menyelesaikan pelaksanaan proyek dan untuk memastikan adanya strategi penutupan yang jelas dan langkah-langkah untuk menjaga kelestarian aset JRF telah diambil. alokasi dan pencairan ke proyek JRF telah mengalokasikan 94% dari dana yang tersedia sebesar AS$89,2 * Jrf telah mengalokasikan 94% dari dana yang tersedia sebesar aS$89,2 juta ke lima proyek. Dari jumlah ini, AS$71,7 juta, atau sekitar 80% dari dana yang juta kepada lima dialokasikan untuk proyek, telah disalurkan kepada proyek-proyek dalam portofolio, seperti proyek yang ditunjukkan pada Tabel 3.2. JRF telah memberikan komitmen senilai AS$73,9 juta untuk sektor perumahan dan infrastruktur masyarakat. Kedua Proyek Perumahan Sementara menyelesaikan kegiatan dengan biaya sebesar AS$2,3 juta. Anggaran untuk proyek infrastruktur masyarakat dan perumahan, REKOMPAK dinaikkan dari alokasi awal sebesar AS$60 juta menjadi AS$71,6 juta pada tahun 2009. Pada bulan Juni, sekitar AS$66,4 juta, atau 90% dari dana yang dialokasikan ke tiga proyek sektor perumahan, telah dicairkan. bab 3: mengelola keuangan Jrf 35 TABEL 3.2: PEnyALURAn KEPADA PRoyEK PER 30 JUnI 2010 JUTA AS$ wILAyAh DUKUNGAN JRF PENCAIRAN DANA PENGELUARAN NILAI hIBAh KE PROyEK PROyEK Pemulihan Perumahan dan Komunitas Perumahan Sementara - IOM 1,05 1,05 1,05 Perumahan Sementara - CHF 1,27 1,27 1,27 Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman 71,62 64,1 57,32 Berbasis Masyarakat (REKOMPAK) - Kementerian Pekerjaan Umum Pemulihan Mata Pencaharian Rehabilitasi UMKM - IOM 4,48 2,76 3,46* Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan Jawa Tengah - GTZ 10,76 2,57 2,37 Total 89,18 71,75 65,47 * Biaya proyek ditanggung terlebih dahulu oleh Lembaga Pelaksana yang bersangkutan, sehingga pengeluaran proyek melebihi dana hibah yang telah dicairkan. Proyek yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian telah mendapatkan alokasi lebih dari AS$15 juta. Sekitar AS$10,8 juta dari jumlah tersebut dilaksanakan melalui Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ). Proyek ini memberikan kontribusi kepada prakarsa Pemerintah Indonesia dalam membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak gempa bumi untuk membangkitkan usaha mereka dan mengintegrasikan kembali masyarakat berpenghasilan rendah ke dalam kehidupan ekonomi melalui bantuan teknis dan akses ke pembiayaan. Di samping itu, sejumlah AS$4,5 juta dialokasikan ke proyek yang dilaksanakan oleh International Organization for Migration (IOM) yang memberikan penggantian aset dan bantuan teknis kepada usaha mikro dan kecil (UMK). Pada tanggal 30 Juni 2010, sebesar AS$5,3 juta telah disalurkan kepada proyek-proyek ini. pengeluaran Proyek ­ proyek JRF telah menghabiskan total dana hibah sebesar AS$65,5 juta. Jumlah tersebut adalah sekitar 91% dari dana yang telah disalurkan kepada proyek-proyek ini. Proyek di Drainase air di Desa bidang perumahan dan infrastruktur masyarakat Sidomulyo, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa telah menghabiskan AS$59,6 juta, dan pengeluaran Yogyakarta. JRF memberikan komitmen hingga AS$74 juta kumulatif untuk proyek-proyek mata pencaharian untuk rekonstruksi rumah dan mencapai total AS$5,8 juta. infrastruktur desa semacam ini. (Foto dari koleksi REKOMPAK) Pengeluaran yang berhubungan dengan administrasi program serta biaya Kelompok perempuan di persiapan dan pengawasan proyek diperkirakan mencapai AS$3 juta sepanjang Desa Jenowo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah masa berlangsungnya JRF. Pengeluaran tersebut diperkirakan akan sepenuhnya ditutupi oleh memproduksi kue yang pendapatan investasi atas kontribusi yang diperoleh oleh Wali Amanah untuk JRF. terbuat dari tepung ketela. JRF mengalokasikan lebih dari AS$15 juta untuk proyek pemulihan mata pencaharian seperti ini. Dari angka tersebut, AS$11 juta diimplementasikan melalui GTZ. (Foto dari koleksi GTZ) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 36 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Pendistribusian gerobak sorong oleh IOM di Cepokowsawit Village, Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. JRF telah mengalokasikan AS$4,5 juta untuk proyek mata pencaharian yang dilaksanakan oleh IOM melalui program penggantian aset seperti ini dan pendampingan untuk pengusaha mikro dan kecil. (Foto dari koleksi IOM) pandangan ke Depan Dengan kinerja proyek yang semakin baik, sebagian besar dana yang diprogramkan diperkirakan dapat dicairkan dan digunakan tahun ini. Bersamaan dengan selesainya semua rekonstruksi perumahan dan hanya tersisanya kegiatan pembangunan infrastruktur masyarakat yang diidentifikasi melalui proses perencanaan tata ruang masyarakat, proyek perumahan JRF diperkirakan mengeluarkan sebagian besar dananya pada tahun 2010. Proyek-proyek pemulihan mata pencaharian yang dimulai pada tahun 2008 juga telah menghabiskan sekitar 40% dana mereka hingga akhir Juni 2010. Perpanjangan JRF sampai Desember 2011 dan perpanjangan selanjutnya dari tanggal penutupan kedua proyek mata pencaharian sampai dengan Juni 2011 akan memberikan kepada proyek waktu yang cukup untuk mencapai target mereka dan menyalurkan dana mereka sepenuhnya. hingga 30 Juni 2010, JRF memiliki sekitar AS$6 juta dana yang belum teralokasikan. Komite Pengarah JRF pada dasarnya telah setuju untuk menyediakan tambahan pembiayaan untuk proyek pemulihan mata pencaharian yang saat ini sedang dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk memperluas cakupan kegiatan dan meningkatkan kesinambungan investasi hingga saat ini. Proyek-proyek ini diperkirakan akan mengajukan permohonan resmi untuk pembiayaan tambahan pada kuartal ketiga tahun 2010. Tanggal penutupan JRF adalah Desember 2011 dan seluruh proyek JRF akan ditutup pada tanggal 30 Juni 2011. bab 3: mengelola keuangan Jrf 37 KisAh jRf 5 Mekanisme Pinjaman Keuangan Mikro JRF-GTZ Membantu Usaha Mikro dan Kecil Bagi beberapa orang, uang untuk wilayah DI Yogyakarta dan visi "Membangun Kulon Progo sejumlah dua juta rupiah Jawa Tengah. Proyek ini bertujuan Bersama Bank Pasar" ini menjadi (setara dengan AS$220) agar UMKM dan masyarakat salah satu yang berpartisipasi barangkali bukanlah nilai yang berpenghasilan rendah yang dalam menyalurkan dana JRF besar. Akan tetapi bagi usaha terkena imbas gempa dapat senilai 10 milyar rupiah sebagai skala mikro, nilai itu bisa menjadi mampu memulihkan usahanya. kredit kelompok tanpa agunan. modal yang dapat menyelamatkan kegiatan usahanya. Bagi GTZ yang sebelumnya telah Penyaluran dana dibagi Ibu Martha Supriyati, yang memiliki pengalaman menjalankan menjadi dua tahapan. Lima milyar menjalankan usaha pembuatan program keuangan mikro rupiah (AS$552.000) pertama makanan kecil di rumahnya di bekerja sama dengan Bank diprioritaskan untuk kelompok Desa Giripeni, Wates, Kulon Indonesia di beberapa provinsi wanita yang memiliki usaha Progo, Yogyakarta, uang senilai di Indonesia, dalam proyek kali rumah tangga di wilayah Kulon tersebut telah membantunya ini mengajak PT. Permodalan untuk membangkitkan kembali Nasional Madani (PNM) untuk usahanya. bermitra merumuskan Sistem Pinjaman Keuangan Mikro untuk Pada saat gempa melanda meningkatkan akses pembiayaan pada medio Mei 2006 Ibu Martha bagi UMKM. Sebagian hibah dari beruntung. Gempa tersebut JRF disalurkan melalui PNM dalam tidak menimbulkan kerusakan bentuk pinjaman dana bergulir ke yang berarti pada rumahnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan keluarganyapun selamat. seperti Bank Perkreditan rakyat Namun rusaknya infrastruktur (BPR), Koperasi dan Baitul Mal wat seperti jalan raya dan jembatan Tamwil (BMT) yang memenuhi yang menjadi jalur perdagangan syarat. Selanjutnya, LKM akan dan jalur penghubung berimbas menyalurkan dana tersebut pada kegiatan perekonomian sebagai kredit modal usaha di wilayahnya. Akibatnya Ibu kepada UMKM yang terkena Martha seperti halnya pengusaha dampak gempa baik langsung mikro dan kecil lainnya, tertatih- maupun tidak langsung di wilayah tatih untuk dapat memulihkan DIY dan sebagian Jawa Tengah usahanya. (Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Berangkat dari kondisi Sukoharjo). tersebut, sarana hibah Java Reconstruction Fund (JRF), Ibu Martha Supriyati yang dikelola oleh World Bank, merupakan salah satu anggota menunjuk GTZ (Deutsche kelompok dari 65 kelompok usaha Progo. Saat ini tahap ini masih Gesellschaft für Technische mikro yang menerima manfaat berlangsung. sejumlah satu milyar Zusammenarbeit), sebuah lembaga dari proyek ini dan berhasil rupiah (sekitar AS$110.400) telah kerja sama teknis Pemerintah mendapatkan pinjaman dari BPR. disalurkan kepada 65 kelompok Jerman, untuk menjalankan proyek Salah satu BPR yang berpartisipasi usaha mikro yang beranggotakan pemulihan mata pencharian dalam proyek ini adalah Bank Pasar 442 orang. Empat milyar rupiah (Livelihood Recovery Project - LRP) Kulon Progo. BPR yang memiliki (AS$441.500) lainnya akan segera JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 38 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI disalurkan kepada 2.000 lebih sempat melumpuhkan dunia orang yang tergabung dalam usaha di Yogyakarta. "Dan ini kelompok usaha mikro. sesuai dengan misi dan visi Bank Pasar yang ingin menggerakkan Sedangkan bagian kedua perekonomian masyarakat kecil senilai 5 milyar rupiah akan dan UMKM," kata Pak Fahmi disalurkan bekerja sama dengan sambil tersenyum. Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) yang berada di seluruh hal ini disetujui Ibu Martha wilayah Yogyakarta agar semakin yang usaha rumah tangganya banyak menjangkau masyarakat sangat terbantu dengan adanya Pak Fahmi Akbar Idries, Direktur Utama Bank Pasar yang kesulitan untuk mengakses program ini. "Kredit kelompok Kulon Progo, siap untuk modal untuk usaha mikro. yang kami dapatkan ini bunganya mendukung pengusaha kecil dan mikro melalui kredit ringan dan tanpa agunan, jadi kelompok tanpa agunan. Fahmi Akbar Idries, direktur usaha rumah tangga seperti (Foto dari koleksi GTZ) utama PD. BPR Bank Pasar kami ini dapat mengajukan Ibu Martha Supriyati Kulon Progo mengatakan permohonan." Rata-rata pinjaman sedang membuat kue tape di bahwa program pinjaman modal adalah antara dua hingga lima juta rumahnya. Melalui kredit mikro yang ia terima, Ibu Martha usaha dengan dana dari JRF rupiah (AS$220- AS$550). dapat membeli peralatan merupakan program yang sangat memasak yang memadai dan meningkatkan kapasitas menolong usaha mikro dan kecil Pak Fahmi menyadari produksinya. untuk memulihkan usahanya, bahwa lembaga keuangannya (Foto dari koleksi GTZ) terutama pasca gempa yang menanggung resiko dalam Program keuangan mikro menyalurkan kredit kelompok GTZ sejalan dengan visi dan tanpa agunan ini. Namun Pak misi dari Bank Pasar yaitu Fahmi tetap berpikiran positif untuk mendukung UMKM dan masyarakat berpendapatan dan optimis terutama karena rendah. GTZ ­ LRP juga menyediakan (Foto dari koleksi GTZ) bantuan teknis kepada para LKM yang berpartisipasi, berupa pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para pekerja LKM, seperti pelatihan tentang analisis kredit dan penanganan kredit bermasalah. Kedepan, GTZ ­ LRP bekerja sama dengan Bank Pasar Kulon Progo juga akan memberikan pelatihan kepada kelompok penerima kredit ini untuk penguatan kapasitas kelompok baik di bidang kewirausahaan maupun bidang lainnya yang dibutuhkan. Kontribusi Jullya Vignesvhara / GTZ-LRP bab 3: mengelola keuangan Jrf 39 bab 4: Menuju ketangguhan Dan keManDirian Masyarakat Lokakarya pemulihan pasca bencana untuk pemerintah daerah seperti ini sedang giat dilakukan oleh Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF sebagai bagian dari strategi penutupan JRF dan untuk mencapai keberlanjutan proyek . (Foto dari koleksi IOM) Proyek Pemulihan Mata Pencaharian berusaha untuk mencapai keberlanjutan program hingga pasca penutupan JRF. Pembatik dari Desa Gulurejo dapat kembali membuka usahanya. (Foto dari koleksi GTZ) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 40 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI " Penduduk Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, telah menunjukkan ketangguhan dan semangat yang luar biasa dalam membangun kembali rumah, mata pencaharian dan komunitas mereka. " E mpat tahun setelah gempa yang melanda Jawa Tengah dan yogyakarta di bulan mei 2006, Java Reconstruction Fund terus mendukung pemulihan masyarakat dan mata pencaharian di Jawa. Bersamaan dengan berkurangnya rekonstruksi fisik, dukungan untuk merehabilitasi mata pencaharian dan mengurangi risiko bencana di masa depan terus berlanjut. Penduduk Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, telah menunjukkan ketangguhan dan semangat yang luar biasa dalam membangun kembali rumah, mata pencaharian dan komunitas mereka. Melalui proses ini masyarakat sekarang lebih siap dan memiliki kesadaran yang lebih tinggi dalam menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang. Ketangguhan dan semangat ini disorot pada serangkaian acara peringatan yang diadakan di bulan Mei 2010 untuk memperingati empat tahun terjadinya gempa. Sejalan dengan prioritas Pemerintah Indonesia, JRF telah memberikan dukungan pada rekonstruksi dengan cara mengadopsi pendekatan yang bertahap untuk perumahan dan dukungan mata pencaharian, serta memperluas kegiatannya. Agar dapat memenuhi kebutuhan yang mendesak akan perumahan bagi keluarga yang terkena dampak gempa, JRF memberikan tanggapan melalui Proyek Perumahan Sementara. Proyek ini berjalan demi mengisi kesenjangan akan perumahan selagi rekonstruksi rumah permanen sedang berlangsung. Rekonstruksi perumahan permanen di bawah REKOMPAK selesai pada Maret 2008. Setelah itu fokus proyek bergeser ke pembangunan infrastruktur dasar masyarakat dan penyusunan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) serta mengarusutamakan pengurangan risiko bencana. Dua proyek yang mendukung pemulihan mata pencaharian dimulai setelah pembangunan perumahan permanen berlangsung. Kedua proyek ini saat ini tengah dalam tahap pelaksanaan penuh. Tanggal penutupan JRF telah diperpanjang satu tahun sampai dengan 31 Desember 2011. Perpanjangan ini, yang diresmikan pada bulan Januari 2010, akan memberikan kesempatan bagi JRF untuk melaksanakan kegiatannya secara penuh, menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan menjamin kesinambungan proyek dan investasi yang telah diberi. Perpanjangan ini juga memberikan kesempatan yang lebih besar untuk membangun kapasitas dalam menjamin kesinambungan proyek dengan semakin mengembangkan rencana penutupan dan memberikan pelatihan kepada pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil. bab 4: menuJu ketangguhan Dan kemanDirian maSyarakat 41 Proyek Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat telah diperluas dan saat ini telah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesinambungan proyek. Proyek perumahan JRF, REKOMPAK telah berhasil menyelesaikan lebih dari 15.000 unit rumah tahan gempa di dua kabupaten yang paling parah terkena gempa yaitu, Bantul di DIY dan Klaten di Jawa Tengah. Pekerjaan infrastruktur dasar masyarakat di bawah proyek perumahan juga telah selesai dan proyek perumahan Jrf, rekompak telah berhasil menyelesaikan * kebutuhan infrastruktur tambahan yang diidentifikasi melalui RPP sedang dalam tahap konstruksi. lebih dari 15.000 Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) pada awalnya ditargetkan di 101 desa, dan ditingkatkan unit rumah tahan melalui pembiayaan tambahan untuk menyertakan sekitar 165 desa tambahan. Sampai saat ini, RPP gempa telah diselesaikan di 140 desa dan sedang dikerjakan di 125 desa lainnya. Pemerintah daerah telah menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan RPP dengan menyediakan dana dari sumber daya daerah untuk fasilitator dan persiapan RPP. Komponen RPP mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam proses perencanaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat secara fisik dan mental lebih aman karena meningkatnya tingkat kesadaran dan kesiapan masyarakat akan bencana di masa yang akan datang. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian berusaha untuk mencapai kesinambungan proyek. Sejauh ini kedua proyek menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Proyek yang dilaksanakan IOM memberikan bantuan kepada sekitar 3.000 UMK melalui bantuan penggantian aset, peningkatan keterampilan teknis dan usaha, serta meningkatkan akses ke pasar. Sedangkan proyek yang dilaksanakan oleh GTZ berfokus pada penyediaan bantuan teknis dan keuangan untuk UMKM. Kedua proyek saat ini sedang menyusun strategi penutupan untuk memastikan agar bantuan yang diberikan dapat berkesinambungan bahkan jauh setelah berakhirnya proyek. Hal ini terutama penting dalam hal dana pinjaman bergulir di bawah komponen Akses ke Pembiayaan dibawah proyek GTZ yang akan terus mendukung pengembangan mata pencaharian bagi penerima manfaat di daerah bencana jauh setelah proyek berakhir. Perpanjangan tanggal penutupan akan memberikan waktu yang memadai bagi kedua proyek dalam menyusun strategi penutupan yang layak bersama pemerintah setempat. Saat ini telah ada pengaturan operasional dan tata kelola JRF yang baru dan berlaku hingga berakhirnya mandat JRF. Perubahan pengaturan ini adalah akibat berakhirnya mandat dan tugas Tim Koordinasi Nasional dan tim penasihatnya yaitu, Tim Teknis Nasional (TTN). Fungsi lembaga ini adalah selaku koordinator proses rekonstruksi dan sebagai salah satu angota Ketua Bersama JRF. Peran ini kemudian dialihkan ke BAPPENAS hingga Desember 2011. Penunjukan wakil dari pemerintah pusat dan provinsi ke badan pengelola dan komite teknis JRF pun telah diresmikan. Panduan Operasi JRF telah direvisi dan disetujui dan akan dapat memberikan panduan prosedural bagi semua pihak yang terkait untuk jangka waktu pelaksanaan yang tersisa. JRF memiliki prospek keuangan yang baik. Hampir 81% dana yang dialokasikan telah dicairkan untuk proyek-proyek yang telah disetujui, dan pencairan diperkirakan akan semakin cepat dilakukan bersamaan dengan meningkatnya kegiatan di dalam komponen keuangan mikro dalam proyek Mata Pencaharian yang dilaksanakan oleh GTZ untuk menyediakan lebih banyak pinjaman kepada penerima manfaat. Saat ini, hanya 6% dana JRF yang belum dialokasikan. Waktu yang tersisa sampai Desember 2011 dianggap tidak lagi mencukupi untuk memulai proyek baru. Oleh karena itu, Komite Pengarah telah sepakat bahwa alokasi lebih JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 42 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI lanjut dari dana JRF yang tersisa akan diberikan seluruhnya ke proyek-proyek yang telah berjalan, tidak akan ada persetujuan untuk pendanaan proyek baru. Saat ini sedang dipertimbangkan penambahan dana sebesar AS$2 juta untuk dua proyek mata pencaharian yang sedang berjalan. Dana ini akan dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bantuan sehingga dapat mencapai penerima manfaat yang lebih luas dan meningkatkan kesinambungan melalui pembangunan kapasitas bagi pemerintah daerah. Pembangunan saluran JRF menawarkan pembelajaran penting irigasi di desa Troketon oleh untuk program tanggap pascabencana di warga. Program JRF banyak memberikan pembelajaran masa yang akan datang. Pendekatan partisipatif khususnya dalam tanggap yang digunakan dalam proyek perumahan JRF, bencana. Pendekatan berbasis komunitas ditambah dengan digabungkan dengan budaya gotong-royong yang dianut masyarakat Jawa, sangat berhasil, nilai gotong royong yang dianut dalam memberikan hasil yang baik dengan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. masyarakat Jawa membuat program JRF sukses. Proses partisipatif ini, yang secara langsung melibatkan masyarakat yang terkena dampak (Foto dari koleksi REKOMPAK) bencana dalam kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, telah diadopsi oleh Pemilik usaha kecil Pemerintah Indonesia sebagai model bagi upaya rekonstruksi pascabencana di masa mendatang. menandatangani perjanjian Hal ini memberikan peluang untuk memasyarakatkan rekonstruksi melalui pendekatan berbasis kredit di sebuah BPR. masyarakat ke dalam program nasional. Proyek Mata Pencaharian mengembangkan pendekatan Pencairan dana hibah JRF akan kian meningkat seiring inovatif dalam mengatasi pemulihan ekonomi dalam konteks rekonstruksi pascabencana, dengan bertambahnya jumlah penerima manfaat yang dan proyek ini juga diharapkan menghasilkan pembelajaran penting dalam merancang berhasil mendapatkan pinjaman program pemulihan ekonomi dalam konteks pascabencana. Pemerintah Indonesia akan terus dibawah program Keuangan Mikro GTZ. memanfaatkan pembelajaran ini dalam mengembangkan sumber daya negara dalam mengatasi bencana di masa yang akan datang. (Foto dari koleksi GTZ) Seorang petani bersiap JRF akan melanjutkan komitmennya memanen padi di sawahnya yang berada di Desa Mertelu. terhadap proses pemulihan Jawa hingga Kualitas padi dan tanah di wilyah ini meningkat semenjak akhir mandatnya. JRF akan terus bekerja sama para petani memperoleh dengan pemerintah pusat dan daerah serta dampingan dari GTZ mengenai sistem pertanian organik. masyarakat yang terkena dampak bencana di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat hingga (Foto dari koleksi GTZ) akhir mandatnya. Seperti yang digambarkan dalam acara peringatan yang diadakan di Yogyakarta pada bulan Mei 2010, masyarakat Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat telah berhasil muncul dari proses rekonstruksi ini sebagai masyarakat yang kian tangguh dan mandiri, serta lebih siap untuk menghadapi kemungkinan bencana di masa yang akan datang. bab 4: menuJu ketangguhan Dan kemanDirian maSyarakat 43 KisAh jRf 6 Menjadi Relawan Melalui Rencana Permukiman Masyarakat di Jawa Barat Bapak Rosyid, warga Desa Ciliang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis bersama istrinya Ibu Rosyiah menjadi relawan sejak pertama REKOMPAK masuk ke desa Ciliang di Kabupaten Ciamis di Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan desa yang terkena dampak langsung dari musibah bencana tsunami yang melanda pantai pangandaran 17 Juli 2006 silam. Salah satu dusunnya, yaitu Dusun Golempang adalah satu dari lima dusun yang merasakan limpasan air dengan jarak sekitar 150 meter dari garis pantai, dengan kerusakan 70 rumah dan Pak Rosyid dan Ibu Rosyiah 18 orang meninggal dunia. telah menjadi relawan sejak proyek Rekompak pertama kali beroperasi di desanya. Mereka "Demi membangun desa, berdua berkomitmen untuk terus melayani masyarakat saya ikhlas menjadi relawan. melalui REKOMPAK hingga Saya tidak akan berhenti sampai waktu proyek berakhir. pembangunan di desa kami (Foto dari koleksi REKOMPAK) selesai," ujar Ibu Rosyiah. Dirinya Rencana Pembangunan juga mengaku bahwa ia sering Permukiman mendorong keterlibatan yang lebih besar harus mengikuti rapat siang- dari kelompok-kelompok malam saat tergabung menjadi marjinal dalam rekonstruksi. Tim Inti Perencana (TIP) dalam (Foto dari koleksi REKOMPAK) proses penyusunan Rencana Pendekatan berbasis Pembangunan Permukiman (RPP). komunitas REKOMPAK memberikan kesempatan bagi para warga yang Keseriusan dan perhatian menjadi relawan untuk dapat memperoleh kemampuan dan terhadap pelaksanaan REKOMPAK ilmu baru termasuk membuat di Desa Ciliang juga terlihat rencana permukiman, tehnik pembangunan infrastruktur dari suaminya, Pak Rosyid yang dan bahkan menulis laporan saat itu juga berada di lokasi lapangan. pembangunan. Pemilik sekaligus (Foto dari koleksi REKOMPAK) pengelola radio komunitas ini juga kerap kali menjadikan radionya sebagai media sosialisasi ke warga yang lain. "Biasanya saya menggunakan radio untuk mengumumkan adanya pertemuan warga serta mengumumkan hasil JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 44 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI rapat. Radio ini cukup efektif orang cucu ini menjawab dengan mereka dapat membuat rencana dalam menjangkau warga desa tersenyum. "Menjadi relawan tidak permukiman hingga memantau sehingga mereka selalu tahu membuat kita semakin miskin. kemajuan proyek dan bahkan perkembangan proyek ini," Kita justru merasa beruntung menulis laporan lapangan. Pak jelasnya. dan diberkahi karena masih Rosyid berharap prinsip-prinsip bisa memberi untuk desa kami. saling percaya, keterbukaan, Konsekuensi menjadi relawan Alhamdullilah kami tidak pernah transparansi dan rasa kepedulian REKOMPAK rupanya sudah kekurangan," tegas Pak Rosyid, terhadap lingkungan yang telah sepenuhnya disadari oleh Pak yang juga anggota kelompok tani diperkenalkan oleh proyek Rosyid beserta istri. Bahkan di Desa Ciliang. REKOMPAK dapat tertanam dan hampir sebagian besar waktu diteruskan oleh masyarakat di mereka dipakai untuk kegiatan Menurut Pak Rosyid dan desanya. REKOMPAK. Saat ditanya, Ibu Rosyiah menjadi relawan bagaimana dengan biaya hidup membuat mereka mempelajari Kontribusi Didit Ahendra / REKOMPAK sehari-hari, bapak dua anak dan mengalami hal-hal baru yang saat ini sudah memiliki dua yang bermanfaat. Sekarang bab 4: menuJu ketangguhan Dan kemanDirian maSyarakat 45 laMpiran: pOrtOFOliO prOyek & peta wilayah aktivitas prOyek jrF IOM terus memperkuat kapasitas manajemen kelompok pengrajin seperti ini. Hingga Juni 2010 jumlah kelompok yang berhasil dibina 114. Dalam foto ini kelompok pengrajin agel di Desa Tuksono, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. (Foto dari koleksi IOM) JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 46 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI lembar pencapaian 1: proyek-proyek perumahan sementara JRF membiayai dua proyek perumahan Menengah JRF menemukan bahwa proyek-proyek sementara untuk menyediakan rumah-rumah tersebut sangat relevan, karena kian melengkapi yang aman dan tahan lama untuk keluarga keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam rangka yang terkena dampak gempa pada saat rumah merekonstruksi perumahan dengan cara mengisi permanen sedang direkonstruksi. kesenjangan antara rumah darurat dan rumah permanen. Jumlah Hibah AS$2,32 juta (direvisi; awalnya adalah US$6,64 juta) Bantuan rumah sementara ini diberikan Waktu Pelaksanaan Desember 2006 - Agustus 2007 dalam bentuk struktur atap. Penyediaan Lembaga Mitra Bank Dunia struktur atap biasanya terdiri dari struktur bambu Lembaga Pelaksana International Organization yang tahan angin dan cuaca dengan atap genting for Migration (IOM) dan dan jika memungkinkan didirikan di atas pondasi Cooperative Housing rumah yang telah ambruk. Struktur ini dirancang Foundation (ChF) dengan masa pakai dua tahun untuk memberikan International tempat berlindung yang aman dan tahan lama, Pencairan Dana AS$2,32 juta selagi rumah permanen dibangun. Beberapa komponen struktur atap ini dapat digunakan Proyek JRF yang bertujuan untuk pada saat pembangunan rumah permanen. Para menyediakan rumah sementara ini telah penerima manfaat yang memperoleh struktur atap ditutup dan telah berhasil mencapai ini tetap dapat menjadi penerima manfaat bantuan tujuannya. International Organization for rumah permanen. Migration (IOM) dan Cooperative Housing Foundation (CHF) International, adalah dua Capaian Utama Proyek organisasi pembangunan dan kemanusiaan internasional yang beroperasi di beberapa daerah Sebanyak 4.434 keluarga telah menerima yang terkena gempa. Keduanya menjadi lembaga rumah sementara JRF. IOM dalam hal ini, pelaksana proyek ini. Sebuah Kajian Jangka telah berhasil menyalurkan 1.586 unit rumah sementara, sedangkan CHF berhasil menyalurkan 3.204 unit. Seluruh rumah ini berhasil dibangun sesuai dengan spesifikasi yang sebelumnya telah disetujui. Selain itu, proyek perumahan permanen JRF, yaitu REKOMPAK, juga menyediakan 2.489 unit rumah sementara, sehingga jumlah rumah sementara yang disediakan oleh JRF menjadi hampir 7.300 unit. Proyek yang dilaksanakan IOM ditutup pada bulan Juni 2007, sedangkan CHF pada bulan Agustus 2007. Keduanya pada saat itu telah berhasil memenuhi kebutuhan rumah sementara untuk Lebih dari 95% penerima rumah sementara merasa keluarga yang terkena dampak gempa. bahwa hibah ini telah memungkinkan mereka untuk menjalankan kehidupan normal. Data PBB menunjukkan bahwa hampir 99% Hal ini juga mempercepat kebutuhan tempat penampungan sementara pemulihan ekonomi di wilayah yang terkena dampak bencana. telah terpenuhi 6 . Secara garis besar, kontribusi (Foto dari koleksi IOM) JRF dalam proyek ini dianggap relevan dan mampu 6 Laporan Hasil dan Penyelesaian Pelaksanaan untuk Proyek Struktur Atap IOM dan CHF, Juni 2008 lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 47 mengisi kekosongan dalam kebutuhan atas tempat tinggal yang memadai disaat perumahan permanen sedang dibangun. Dari 7.300 perumahan sementara yang disediakan JRF, sebanyak 4.790 diantaranya Proses rekonstruksi perumahan yang cepat dikerjakan oleh dua proyek berakibat pada berkurangnya kebutuhan Perumahan Sementara JRF. Kontribusi JRF dalam akan rumah sementara. Sehingga jumlah menyediakan perumahan sementara sangat relevan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit daripada dan dibutuhkan dalam jumlah yang diperkirakan di awal. Oleh karena itu, menjembatani kesenjangan tempat tinggal antara proyek Perumahan Sementara JRF direvisi untuk kebutuhan perumahan mempertimbangkan pengurangan jumlah rumah sementara dan perumahan permanen pada awal masa sementara yang harus dibangun. Meskipun lebih rekontruksi. sedikit, namun rumah sementara yang disediakan (Foto dari koleksi IOM) oleh dua proyek ini memberikan kontribusi penting bagi program rekonstruksi secara keseluruhan dengan memenuhi kebutuhan penerima manfaat, terutama dalam mengisi kesenjangan antara tempat tinggal sementara dan rumah permanen. Pengamatan dan Pembelajaran Proyek perumahan sementara sangat dihargai oleh penerima manfaat sebagai kontribusi terhadap pemulihan. Sebagaimana dicatat, lebih dari 95% rumah tangga penerima manfaat merasa bahwa rumah sementara memungkinkan mereka melanjutkan kehidupan Skala ekonomis mempengaruhi biaya per dan kegiatan rumah tangga mereka selagi rumah unit tempat penampungan sementara. permanen dibangun, dan hal ini juga mempercepat Dengan pengurangan yang besar pada kebutuhan pemulihan ekonomi daerah yang terkena dampak dan target, biaya per unit menjadi lebih tinggi gempa. daripada perkiraan. Selain itu, penerima manfaat yang tersisa, yang menjadi sasaran proyek ini, sulit Penggunaan bambu untuk struktur terbukti untuk dijangkau, lebih tersebar dan lebih sulit untuk sangat tepat. Rumah yang dirancang oleh IOM diidentifikasi, sehingga memerlukan lebih banyak dan CHF ini telah melalui uji kelayakan di Universitas waktu dan biaya transportasi. Walaupun demikian, Gadjah Mada. Dimana bahan bambu terbukti dalam operasi bantuan skala besar, "10% penerima ringan dan fleksibel sehingga membuatnya ideal manfaat terakhir" umumnya terjangkau pada biaya untuk struktur tahan gempa. Selain itu bambu tidak rata-rata yang lebih tinggi daripada sebagian besar memberikan dampak yang signifikan terhadap penerima manfaat. lingkungan hidup, karena sumber daya ini tersedia secara luas di Jawa dan dapat terurai secara Pencapaian penting pada saat penutupan proyek hayati. Dengan menggunakan bambu, masyarakat Jumlah struktur atap yang diberikan Total: 4.790 yang terkena dampak juga tidak terdorong untuk kepada penerima manfaat yang · IOM: 1.586 melakukan penebangan kayu secara ilegal untuk memenuhi kualitas teknis dasar · CHF: 3.204 segera membangun kembali rumah mereka. Selain Tingkat kepuasan rumah tangga Laki-laki: 95% itu, setelah terjadi gempa, struktur sementara ini penerima manfaat (laki-laki dan Perempuan: 99% perempuan) pada kemampuan untuk secara psikologis memberikan rasa yang lebih aman melanjutkan kegiatan normal rumah daripada rumah yang dibangun dari beton. tangga mereka melalui penyediaan perumahan sementara JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 48 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI lembar pencapaian 2: proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Masyarakat dan permukiman berbasis komunitas (rekOMpak) REKOMPAK, yang dilaksanakan oleh yang dilanda gempa bumi Mei 2006, DIY dan Jawa Kementerian Pekerjaan Umum, bertujuan Tengah, serta beberapa bagian Jawa Barat yang untuk membangun kembali infrastruktur terkena gempa bumi susulan dan tsunami pada masyarakat dan rumah tahan gempa. Proyek tahun yang sama. Secara keseluruhan, REKOMPAK ini juga memberikan bantuan pada usaha mencakup sembilan kabupaten, dan beroperasi di pengurangan risiko dan kesiapsiagaan 270 desa di 60 kecamatan. dalam menghadapi bencana di desa-desa yang terkena dampak gempa bumi melalui Proyek ini memiliki empat komponen utama: pendekatan berbasis komunitas. Khususnya (1) Penyediaan Struktur rumah, (2) Pemulihan pada tahap perencanaan, penetapan prioritas, Infrastruktur Masyarakat, (3) Peningkatan Kapasitas dan pelaksanaan. Pemerintah Daerah dan Masyarakat, dan (4) Pengelolaan Proyek Secara Keseluruhan. Jumlah Hibah AS$71,62 juta Waktu Pelaksanaan Desember 2006 - Juni 2011 Komponen Struktur Perumahan, dengan tempat permukiman sementara sebagai sub- Lembaga Mitra Bank Dunia komponen, memprioritaskan pemenuhan Lembaga Pelaksana Kementerian Pekerjaan Umum (DPU) kebutuhan tempat permukiman sementara serta perumahan permanen. Selaras dengan Pencairan Dana AS$64,1 juta prioritas perumahan Pemerintah Indonesia, penyediaan rumah permanen merupakan prioritas utama. Upaya yang dilakukan melalui REKOMPAK dilakukan pada awal upaya rekonstruksi, dan terkonsentrasi di 104 desa di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, dan 64 desa di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dana infrastruktur masyarakat disediakan untuk membangun kembali infrastruktur dasar masyarakat agar dapat lebih cepat memenuhi kebutuhan rekonstruksi rumah. Penambahan kebutuhan infrastruktur masyarakat baru dapat diprioritaskan setelah kebutuhan perumahan berhasil dipenuhi. Komponen Infrastruktur Masyarakat mencakup pengembangan Lebih dari 15.000 rumah Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) dan tahan gempa telah dibangun memasyarakatkan strategi pengelolaan Pengurangan oleh REKOMPAK. Mengacu kepada keberhasilan proyek Risiko Bencana (PRB) dengan cara memasukkannya yang serupa di Aceh, Proyek Rehabilitasi dan dalam RPP serta memasukkannya dalam rancangan pemerintah menggunakan metode berbasis masyarakat ini Rekonstruksi Masyarakat dan infrastruktur masyarakat. Berdasarkan kebutuhan dalam upaya rekonstruksi dan Permukiman Berbasis Komunitas masyarakat dan menggunakan proses perencanaan rehabilitasi perumahan di Jawa. (REKOMPAK) menggunakan partisipatif, proyek diidentifikasi dan diprioritaskan (Foto dari koleksi REKOMPAK) sebagian besar alokasi dana untuk pelaksanaan. Proyek-proyek tersebut antara JRF. Merujuk pada keberhasilan lain proyek pembangunan jalan desa dan jalan pelaksanaan proyek serupa di Aceh, setapak, talud, fasilitas sanitasi dan penyediaan Pemerintah Indonesia memilih model berbasis air bersih serta fasilitas-fasilitas dasar lain yang komunitas ini untuk rekonstruksi dan rehabilitasi di dibutuhkan masyarakat. Jawa. Kegiatan proyek dilaksanakan di dua provinsi lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 49 Komponen pembangunan kapasitas proyek Infrastruktur dasar masyarakat telah pulih REKOMPAK menyediakan pelatihan kepada dan gelombang kedua proyek infrastruktur masyarakat dan fasilitator. Sesi pelatihan terkait masyarakat sedang diidentifikasi dan dengan metode konstruksi dasar untuk perumahan, dibangun melalui proses CSP. Sampai dengan serta persiapan RPP (Rencana Pembangunan tanggal 30 Juni 2010 total 1.892 kegiatan Permukiman) dan strategi Pengurangan Risiko infrastruktur masyarakat telah dan sedang Bencana. dikerjakan, diantaranya sejumlah 1.756 infrastruktur telah selesai. Infrastruktur tersebut mencakup Capaian Utama Proyek 426 jalan dan jalan setapak, 275 jembatan, 686 infrastruktur sanitasi dan penyediaan air, serta 489 Melalui Komponen Struktur Perumahan, talud dibangun sebagai upaya pengurangan risiko 15.153 rumah permanen telah berhasil bencana di masa depan. dibangun dengan menggunakan standar tahan gempa. Upaya ini sebagian besar telah Proses RPP dilaksanakan dalam beberapa selesai pada bulan Maret 2008, sedangkan tahap. Bercermin pada keberhasilannya di 101 desa perbaikan kecil telah selesai dilakukan pada bulan sasaran pertama, proses RPP sekarang direplikasi Juni 2008. Pendekatan berbasis komunitas yang di desa-desa tambahan di Jawa Tengah, DIY dan digunakan dalam proses ini menghasilkan kepuasan Jawa Barat. Dalam kegiatan replikasi ini, para Jalan desa yang disertai dengan tembok penahan dan saluran air seperti ini merupakan salah satu dari 1.892 aktivitas pembangunan prasarana masyarakat telah dilaksanakan hingga 30 Juni, 2010. Identifikasi dan prioritas implementasi proyek mengacu pada kebutuhan masyarakat dan menggunakan proses perencanaan partisipatif. (Foto dari koleksi REKOMPAK) bagi penerima manfaat dan timbulnya rasa memiliki fasilitator dan proses persiapan RPP didanai oleh yang lebih besar dari masyarakat. Audit teknis pemerintah daerah, sedangkan pelaksanaan dari yang dilakukan oleh dua universitas terkemuka RPP tersebut disediakan melalui dana hibah JRF. (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Dengan menggunakan pembiayaan tambahan yang Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah) dialokasikan untuk proyek di tahun 2009, cakupan melaporkan bahwa rumah-rumah tersebut terbukti wilayah telah meningkat menjadi sekitar 265 desa. tahan gempa dan pada umumnya berkualitas Hingga 30 Juni 2010, penyusunan RPP telah selesai baik. Sebanyak 2.489 tempat permukiman dilakukan di 140 desa dan masih berlangsung di 125 sementara juga disediakan di tahap awal proyek desa lainnya. Dukungan logistik lain yang disediakan dengan bantuan teknis dari fasilitator yang sudah di bawah komponen RPP meliputi pemasangan diterjunkan di wilayah tersebut. tanda untuk rute evakuasi, jalan akses, serta dukungan terhadap program pengelolaan sampah dan pemadam kebakaran. JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 50 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Capaian utama proyek hingga 30 Juni 2010 Jumlah rumah yang dibangun kembali dengan standar 15.153 rumah tahan gempa Jumlah kelompok perumahan kelompok masyarakat yang 1.341 kelompok perumahan terdiri dari 15.153 rumah tangga dibentuk Jumlah lokakarya terkait PRB dan lokakarya dan program 1.295; 24.105 peserta (25% perempuan) pelatihan konstruksi yang diadakan, serta jumlah masyarakat sebagai peserta Jumlah rencana persiapan darurat (RPP) yang disiapkan 140 selesai; 125 sedang dipersiapkan Jumlah dan jenis infrastruktur dasar masyarakat yang Total 1.892 proyek infrastruktur terdiri dari: sedang dibangun atau telah selesai · 426 proyek jalan desa dan jalan setapak · 275 jembatan · 489 proyek talud · 686 proyek pemulihan fasilitas sanitasi & penyediaan air · 12 proyek restorasi pusaka warisan budaya · 4 titik temu untuk evakuasi darurat Klaten. Kegiatan ini diidentifikasi melalui proses RPP dan telah dimulai untuk mengatasi masalah- masalah sosial dan lingkungan yang terkait dengan pelestarian pusaka warisan budaya. Pertimbangan ekonomi ikut diperhitungkan dalam mengidentifikasi kegiatan yang berfokus pada warisan budaya yang akan dilaksanakan. Proses perencanaan desa menunjukkan peningkatan signifikan melalui pelaksanaan RPP dan penyertaan PRB. Proses ini mendukung upaya pertanggungjawaban sosial, transparansi, dan penentuan sasaran yang tepat dan efektif. Rasa memiliki yang kuat, tampak jelas pada peran serta masyarakat dalam berbagai tahapan proyek, terutama dalam pembangunan dan penyelesaian perumahan permanen, serta keterlibatan mereka dalam mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan infrastruktur masyarakat. Rasa memiliki yang tinggi juga dapat terlihat pada fasilitas umum / masyarakat yang dibangun. Melalui komponen pengembangan kapasitas Tahapan yang ada dalam proyek REKOMPAK, masyarakat dan pembentukan Rencana Penataan Permukiman (RPP) fasilitator dilatih dalam mempersiapkan RPP seperti ini mendukung Pelestarian pusaka warisan dan strategi Pengurangan Risiko Bencana. terjadinya akuntabilitas sosial, transparansi dan pengenaan budaya daerah telah Hingga saat ini, 1.295 sesi pelatihan dan lokakarya sasaran yang efektif. Rasa kepemilikan masyarakat juga dimasukkan ke dalam sub- mengenai persiapan RPP, PRB dan metode tinggi, terlihat dari tingkat komponen proyek. Sub-komponen konstruksi telah dilaksanakan, sejumlah 24.105 partisipasi masyarakat yang kian meningkat. Melanjutkan yang berfokus pada pusaka warisan anggota masyarakat telah ikut berpartisipasi, dimana suksesnya RPP di 101 target budaya tersebut dilaksanakan di sekitar 25% peserta adalah kaum perempuan. desa awal, kini RPP direplikasi di beberapa desa lainnya di Jawa bawah komponen infrastruktur Tengah, DIY dan Jawa Barat. masyarakat di empat desa di (Peta dari koleksi REKOMPAK) Kota Gede (DIY) dan dua desa di lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 51 lembar pencapaian 3: pemulihan Mata pencaharian di provinsi Diy dan provinsi jawa tengah (program pemulihan Mata pencaharian jrF - gtZ) Proyek ini memberikan kontribusi pada Permodalan Nasional Madani (PNM), yang berperan prakarsa Pemerintah Indonesia dalam sebagai lembaga utama untuk dana pinjaman membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bergulir, serta sejumlah lembaga keuangan mitra (UMKM) yang terkena dampak gempa bumi termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan untuk merevitalisasi usaha dan memulihkan koperasi. Bantuan teknis disediakan kepada UMK kembali perekonomian mereka. Proyek yang yang memenuhi syarat dalam kerja sama erat dilaksanakan oleh organisasi Jerman, GTZ dengan pemerintah kabupaten. Bantuan teknis (Deutsche für Technische Zusammenarbeit pendukung juga disediakan kepada lembaga Gessellschaft, Gmbh) ini adalah salah satu dari keuangan yang berpartisipasi untuk memastikan dua proyek JRF yang membantu pemulihan jangkauan yang luas luas dan penggunaan dana mata pencaharian di daerah yang terkena pinjaman bergulir secara berkesinambungan. dampak gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Proyek ini membantu usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki tunggakan Nilai Hibah AS$10,76 juta pinjaman akibat gempa dan memenuhi Waktu Pelaksanaan Mei 2009 - Juni 2011 syarat untuk menegosiasikan kembali pinjamannya. Lembaga keuangan mikro (LKM) Lembaga Mitra Bank Dunia yang dipilih menerima bantuan teknis pembangunan Lembaga Pelaksana Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit kapasitas untuk mengatasi kebutuhan debitur GmbH (GTZ) yang bermasalah. Proyek ini juga memberikan Pencairan Dana AS$2,57 juta bantuan teknis dan keuangan kepada pengusaha berskala menengah yang memenuhi persyaratan dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing dan Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GTZ meningkatkan lapangan kerja. bertujuan memastikan revitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berkesinambungan melalui peningkatan akses mereka ke modal kerja dan peluang untuk menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan. UMKM yang terkena dampak gempa bumi dibantu melalui akses ke pembiayaan yang disertai dengan bantuan teknis. hal ini dicapai melalui empat komponen yang berfokus pada: (1) Akses ke pembiayaan terkait dengan bantuan teknis untuk UMK, (2) Strategi penyelesaian masalah pinjaman untuk usaha yang layak, (3) Memulihkan kapasitas penuh dan menciptakan peluang untuk mengingkatkan daya saing dari perusahaan berskala, dan (4) Pengelolaan proyek, pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan proyek yang efisien. Komponen Akses ke Pembiayaan memberikan bantuan teknis dan keuangan untuk usaha mikro dan kecil (UMK) yang layak. Pinjaman disediakan kepada UMK melalui PT JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 52 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Capaian Utama Proyek Sebanyak 1.744 penerima manfaat telah menerima bantuan teknis atau keuangan Menyiapkan mekanisme dan pengaturan dari proyek ini. Hingga 30 Juni 2010, hampir kelembagaan yang tepat dan bertanggung AS$900.000 telah dicairkan kepada LKM untuk jawab untuk pencairan pinjaman, sangat diberikan sebagai pinjaman kepada 1.180 penerima penting untuk mencapai keberhasilan proyek manfaat, dengan aplikasi lebih lanjut dalam proses. keuangan mikro. Proyek ini dimulai dengan Ukuran pinjaman rata-rata adalah sekitar AS$775. lokakarya yang diselenggarakan di Solo pada bulan Bantuan teknis telah diberikan kepada 564 UMK Juni 2009 untuk memperkenalkan proyek sekaligus di 25 desa melalui koordinasi dengan tujuh untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah. pemerintah kabupaten. UMK yang berpartisipasi Pada bulan Desember 2009, sistem dana pinjaman telah meningkatkan kapasitas produksi mereka bergulir untuk Komponen 1, 2 dan 3 telah berhasil melalui pelatihan keterampilan produksi dalam dibentuk di dalam PNM sedangkan skema kredit kegiatan produktif berikut: mebel/pertukangan, dan mekanisme penyaluran pun mulai berjalan. pengolahan makanan/camilan, pupuk organik, Hingga 30 Juni 2010, 40 lembaga keuangan mikro kerajinan, tenun, batik, dan produksi garmen. Selain pelatihan ketrampilan produksi, 336 UMK menerima pelatihan lanjutan dalam keterampilan kewirausahaan dasar dan pengembangan kelompok. Disamping itu prakarsa pemasaran yang didukung oleh proyek ini telah membantu UMK untuk menjangkau pasar baru. Proses mengidentifikasi dan menilai pinjaman bermasalah sedang berlangsung. Tim analisa keuangan dibentuk untuk mekompilasi dan menganalisis informasi tentang UMKM dan menyediakan layanan konsultasi kepada BPR dan kreditur bermasalah. Perjanjian kerja sama telah ditandatangani dengan 12 BPR. Pinjaman dari 838 Komponen Akses ke kreditur BPR yang bermasalah telah dinilai dan 761 Pembiayaan GTZ menggunakan di antaranya dianjurkan untuk pengembangan sebagian dari dana hibah JRF sebagai pinjaman bergulir untuk strategi penyelesaian pinjaman. Penyelesaian pengusaha mikro dan kecil yang dikelola oleh PT. PNM pinjaman dikembangkan untuk 459 kreditur dan Institusi-institusi keuangan tersebut, dan 139 di antaranya telah melunasi mikro. Dana ini kemudian disalurkan melalui BPR dan pinjaman mereka. Kredit macet terkait gempa koperasi. Hingga 30 Juni 2010, (LKM) telah mendaftarkan diri untuk di 12 BPR peserta telah berkurang sebesar 14% terdapat 40 BPR dan Koperasi yang telah mengajukan aplikasi berpartisipasi dalam program ini, dan sejak bulan Desember 2009. Pelatihan analisis untuk berpartisipasi dalam terdapat 11 aplikasi kredit yang telah kredit dan pengelolaan kredit macet disediakan program ini. disetujui oleh LKM tersebut dengan untuk 147 petugas pinjaman dari 78 BPR. Pelatihan (Foto dari koleksi GTZ) nilai total dana AS$1,47 juta. Sekitar meningkatkan kapasitas manajemen portofolio Sekitar 1.744 penerima AS$1 juta dalam bentuk pinjaman petugas pinjaman dengan tujuan untuk mengurangi manfaat telah menerima dampingan teknis dan finansial telah didistribusikan kepada usaha risiko kerugian pinjaman dan meningkatkan dari Proyek pemulihan mata mikro, kecil dan menengah. Proyek kesehatan LKM juga telah dilakukan. pencaharian JRF-GTZ. Hingga 30 Juni 2010, telah disalurkan ini diperkirakan akan mencapai target pinjaman sejumlah AS$900.000 10.000 penerima manfaat UMK pada ke 1.180 UMKM. Proyek ini telah memberikan dampingan tanggal penutupan 30 Juni 2011. teknis berbisnis kepada 560 penerima manfaat di 25 desa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. (Foto dari koleksi GTZ) lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 53 Capaian utama proyek hingga 30 Juni 2010 10.000 UMKM meningkatkan pendapatan Terlalu dini untuk menilai dampak pada pendapatan penerima manfaat, usaha bersih kemajuan sampai saat ini meliputi: · Pembentukan skema kredit mikro dan mekanisme pencairan · 40 LKM telah mengajukan aplikasi untuk pinjaman · 1.180 UMK menerima pinjaman (40% dikepalai oleh perempuan) 500 UMKM yang melakukan tunggakan · Penyelesaian pinjaman individual dikembangkan untuk 459 UMKM pinjaman BPR telah melunasi pinjaman dan · 139 UMKM telah melunasi pinjaman mereka memulihkan kelayakan kredit mereka Memperkuat LKM: 147 petugas pinjaman dari 78 BPR dilatih dalam analisis kredit & pengelolaan Jumlah kredit macet yang disebabkan oleh kredit macet gempa telah menurun. Kredit macet akibat gempa menurun lebih dari 14% (berdasarkan data dari 12 BPR yang berpartisipasi meningkatkan kualitas BPR yang bekerja sama) portofolio pinjaman aktual. 45 usaha menengah yang dibantu Terlalu dini untuk menilai hasil capaian. Kemajuan sampai saat ini meliputi: meningkatkan lapangan kerja (termasuk · 9 usaha menengah mengajukan aplikasi pinjaman ketenagakerjaan dalam rantai nilai) · 5 pinjaman disalurkan (senilai hampir AS$100.000) · Identifikasi dan penilaian 67 usaha menengah telah selesai (19 diantaranya dikepalai oleh perempuan). · 19 usaha menengah berpartisipasi dalam seminar dan pameran untuk bantuan menguatkan pemasaran Proses mengidentifikasi dan menilai usaha dari strategi keluar proyek, peningkatan kapasitas menengah ini sedang berlangsung, terutama pemerintah daerah sedang dikembangkan untuk di sektor mebel dan kerajinan tangan. Proyek memantau kegiatan keuangan mikro yang sedang ini telah melakukan penilaian terhadap 67 usaha berjalan setelah proyek berakhir. Pembiayaan hingga 30 Juni 2010. Dari jumlah tersebut, 19 tambahan proyek untuk meningkatkan strategi usaha telah mendapatkan pelatihan dan bantuan keluar sedang dipertimbangkan. pemasaran. Lima usaha menengah yang memenuhi syarat telah menerima pinjaman pada tanggal 30 Pertemuan koordinasi dan informasi Juni sebesar AS$100.000. Bukti awal menunjukkan tentang kemajuan proyek dan kegiatan bahwa dukungan proyek terbukti efektif dalam yang direncanakan diadakan secara berkala menciptakan lapangan kerja tambahan. dan dihadiri oleh pemerintah provinsi dan kabupaten di Jawa Tengah dan yogyakarta. Kesetaraan gender dalam komponen proyek. Koordinasi rutin dengan proyek pemulihan mata Proyek menargetkan minimal 30% partisipasi pencaharian lain yang didanai oleh JRF sangat perempuan. Data sampai dengan tanggal 30 Juni penting sehingga UMK yang diidentifikasi dan 2010 menunjukkan 40% peminjam dan 53% diberikan bantuan teknis peningkatan kapasitas penerima manfaat yang menerima bantuan teknis oleh IOM akan dapat mengajukan aplikasi pinjaman adalah kaum perempuan. melalui proyek GTZ. Tengat proyek diperpanjang sampai dengan Memastikan transparansi dan 30 Juni 2011, sesuai dengan mandat JRF, pertanggungjawaban dalam pelaksanaan untuk memberikan waktu yang cukup untuk proyek merupakan prioritas tinggi. Mekanisme mencapai target 10.000 penerima manfaat penanganan keluhan telah dibentuk yang mencakup yang menerima layanan keuangan mikro. akses hotline 24 jam, alamat e-mail, dan waktu Target ini tidak termasuk jumlah peminjam yang tanggapan lima hari. Situs web proyek adalah: akan mendapatkan manfaat dari dana bergulir www.gtz-jrf.org setelah pinjaman pertama dilunasi. Dana pinjaman bergulir diperkirakan akan terus membantu pemulihan mata pencaharian dan perluasan bisnis untuk UMKM di Jawa Tengah dan DIY hingga 10 tahun setelah proyek berakhir. Sebagai bagian JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 54 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI lembar pencapaian 4: akses ke pembiayaan dan pengembangan kapasitas untuk usaha Mikro dan kecil yang terkena Dampak gempa (program pemulihan Mata pencaharian jrF - iOM) Proyek ini memberikan kontribusi pada operasional mereka setidaknya hingga pada prakarsa Pemerintah Indonesia dalam tingkatan sebelum mereka tertimpa bencana. mendukung pemulihan usaha mikro dan kecil (UMK) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tujuan proyek akan dicapai melalui dan Jawa Tengah. Proyek ini bertujuan agar pelaksanaan empat komponen proyek: (1) para pengusaha ini dapat setidaknya mencapai Penilaian dan Seleksi Penerima Manfaat tingkat kapasitas yang sama sebelum terkena UMK, (2) Penggantian Aset, (3) Bantuan dampak gempa melalui peningkatan akses Akses Pasar, dan (4) Bantuan Teknis terhadap fasilitas keuangan dan bantuan Peningkatan Kapasitas. Komponen akses ke teknis. Pembiayaan yang awalnya direncanakan, telah dibatalkan berdasarkan rekomendasi kajian jangka Nilai Hibah AS$4,48 juta menengah proyek pada tahun 2009, Proyek ini Waktu Pelaksanaan Maret 2008 - Juni 2011 saat ini sedang berusaha menjembatani kebutuhan pembiayaan UMK melalui pelatihan peningkatan Lembaga Mitra Bank Dunia kapasitas dan mengarahkan penerima manfaat ke Lembaga Pelaksana International Organization for Migration (IOM) proyek Akses ke Pembiayaan yang dilaksanakan oleh GTZ. Dana yang dialokasikan untuk komponen ini Pencairan Dana AS$2,76 juta kemudian dialokasikan kembali ke empat komponen lain yang dilaksanakan oleh IOM. Proyek ini menggunakan pendekatan akar rumput dimana bantuan diberikan langsung kepada individu-individu UMK. Pada saat yang sama proyek ini juga berusaha untuk meningkatan ketahanan dan kesinambungan masyarakat. Hal ini dicapai melalui elemen-elemen Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dilaksanakan di tingkat masyarakat, serta kegiatan seperti lokakarya peningkatan kapasitas pemerintah dan melalui rehabilitasi aset-aset vital masyarakat. Dalam rangka memulihkan kapasitas produksi UMK hingga pada saat sebelum gempa dan meningkatkan hubungan Pengrajin perak ini berhasil komersil, IOM melakukan penggantian perangkat meningkatkan usaha dan kemampuan teknisnya dari dan peralatan produksi, menyediakan pelatihan hasil pelatihan dan dampingan dan layanan konsultasi mengenai perencanaan dan pemasaran yang dilakukan oleh JRF-IOM melalui proyek pengembangan usaha, efisiensi proses produksi, pemulihan mata pencaharian. Proyek ini merupakan satu dari peningkatan desain produk dan pengemasan seta IOM membantu lebih dari 3.000 UKM dan sekitar 49% dua proyek JRF yang bertujuan penjagaan mutu produk di berbagai sektor. diantaranya dikelola oleh perempuan. untuk mendukung pemulihan mata pencaharian di wilayah Dalam penyelenggaraannya, proyek ini (Foto dari koleksi IOM) yang terkena gempa di Daerah bekerja sama dengan mitra pelaksana Istimewa yogyakarta dan Jawa nasional dan lokal dalam agar dampak Tengah. Tujuan dari proyek yang dilaksanakan oleh berkelanjutan lebih dapat tercapai. Para mitra International Organization for Migration (IOM) ini ini termasuk Kamar Dagang Indonesia dan Industri adalah untuk membantu paling sedikit 3.000 usaha (KADIN) dan berbagai LSM lokal. Koordinasi dan mikro dan kecil (UMK) dalam memulihkan kapasitas kolaborasi dengan pemerintah daerah di tingkat lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 55 provinsi hingga ke tingkat desa merupakan hal Survei yang dilakukan pada penerima yang sangat penting dalam memastikan kelancaran manfaat menunjukkan bahwa peningkatan penyelesaian proyek dan serah terima kepada akses ke pasar tetap menjadi prioritas utama pemangku kepentingan setempat pada saat proyek bagi UMK. Berdasarkan komponen Bantuan berakhir. Akses Pasar, proyek telah berhasil memfasilitasi 768 penerima manfaat untuk menghadiri pameran di Lokasi pelaksanaan proyek dipilih melalui tingkat daerah dan nasional. IOM juga memfasilitasi kerjasama dengan proyek mata pencaharian kegiatan jejaring kepada penerima manfaat melalui JRF yang dilaksanakan oleh GTZ. Hal ini berbagai lokakarya inovasi pemasaran dan produk. dilakukan agar terjadi sinergi diantara keduanya dan IOM bekerjasama dengan Tim Promosi Desa untuk memastikan tidak adanya duplikasi kegiatan. Proyek memperkuat hubungan dengan calon pembeli dan ini juga berkoordinasi dengan proyek perumahan mempromosikan perluasan peluang akses pasar. JRF untuk menangkap sinergi yang ada di kegiatan Sebanyak 2.265 UMK mengikuti kunjungan silang pengurangan risiko bencana dan infrastruktur. dalam memperluas Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF-IOM jaringan bisnis dan beroperasi di wilayah-wilayah tertentu di Daerah mempromosikan Istimewa Yogyakarta (Kabupaten Bantul, Kulon akses informasi Progo, Sleman dan Gunung Kidul), dan di Provinsi yang lebih baik di Jawa Tengah (Kabupaten Klaten, Sukoharjo dan sektor peternakan, Boyolali). batik, perikanan dan lainnya. Capaian Utama Proyek Kunjungan silang ini dilakukan bekerja Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, sama dengan proyek ini telah menunjukkan capaian organisasi mitra Melalui komponen yang cukup signifikan dalam mendukung IOM, yaitu KADIN, Pendampingan Akses Pasar, proyek IOM telah berhasil pemulihan mata pencaharian di daerah yang Bina Swadaya memfasilitasi 768 penerima manfaat untuk berpartisipasi ditargetkan. Penerima manfaat yang telah berhasil dan Lembaga dalam berbagai pameran di identifikasi oleh IOM telah mencapai lebih dari Pengkajian dan Pengembangan perdagangan baik di tingkat daerah maupun nasional. 3.000 UMK di 18 desa, Jumlah ini telah melebihi Sumberdaya Pembangunan (LPPSP), target awal yang ditetapkan. Dari jumlah tersebut, sebuah LSM lokal di Semarang. (Foto dari koleksi IOM) hampir 49% yang dijalankan atau dimiliki oleh perempuan. Jumlah ini juga melebihi target awal Komponen Peningkatan Kapasitas dan yang hanya 30 %. Upaya intervensi yang dimulai Bantuan Teknis juga mencakup peningkatan sejak Maret 2008 ini, berkontribusi pada upaya kapasitas bagi pemerintah dan masyarakat pemulihan UMK yang terkena dampak gempa serta bantuan teknis untuk UMK. Sebanyak bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Komponen 3.004 UMK berpartisipasi dalam pelatihan Penggantian Aset, telah berhasil menggantikan keterampilan teknis untuk serangkaian kegiatan aset 2.885 penerima manfaat yang bergerak di produksi termasuk ternak dan produksi kerajinan. berbagai sektor, termasuk ternak dan produksi Selain itu, proyek ini memberikan kepada UMK sayuran, pengolahan agropangan, produksi genting pelatihan pengembangan usaha yang meliputi seng, dan berbagai kerajinan seperti batik dan pembukuan dan pengembangan rencana usaha. perhiasan perak. Pada bulan November 2009, IOM Kursus tentang akses ke lembaga pembiayaan telah menyelesaikan dan meresmikan sistem irigasi yang diperkenalkan dengan tujuan untuk meningkatkan akan memberi manfaat kepada 127 UMK/rumah pengetahuan peserta tentang lembaga pembiayaan tangga petani di Desa Kebon, Kabupaten Klaten mikro dan produk keuangan untuk meningkatkan Provinsi Jawa Tengah. kemampuan mereka dalam mengakses pinjaman mikro guna perluasan usaha. Proyek ini mendukung pengembangan kelompok produsen sektor tertentu melalui pelatihan dan pertemuan rutin. IOM berhasil JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 56 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI Capaian utama proyek per 30 Juni 2010 Jumlah UMK yang menerima dan menggunakan aset dalam produksi 2.885 (46% dikepalai oleh perempuan) Jumlah fasilitas publik/produksi yang dipulihkan · 1 Balai Masyarakat · 1 Sistem Irigasi · 18 fasilitas produksi · 44 kandang ternak masyarakat · 1 Fasilitas Produksi Biogas · 150 m sistem drainase ditingkatkan · 100 m jalan masyarakat direhabilitasi Jumlah UMK dengan peningkatan akses pasar 2.265 (51% dikepalai oleh perempuan) Jumlah UMK yang difasilitasi di pameran 768 (71% dikepalai oleh perempuan) Jumlah UMK yang berpartisipasi dalam bantuan teknis 3.004 (49% dikepalai oleh perempuan) Jumlah UMK yang memiliki catatan keuangan 2.947 Jumlah UMK yang memiliki rencana usaha 2.807 (52% dikepalai oleh perempuan) menjalin hubungan antara kelompok-kelompok mekanisme transparansi dan anti korupsi yang produsen dan badan pemerintah terkait di tingkat memberikan jalan kepada penerima manfaat dan kabupaten, yang memungkinkan kelompok tersebut masyarakat untuk melaporkan indikasi penipuan menjadi semakin mandiri dari dukungan proyek atau keluhan lain yang terkait dengan pelaksanaan bersamaan dengan IOM mengurangi kegiatan proyek. Tidak ada kejadian penipuan yang telah secara bertahap. dilaporkan sampai saat ini tetapi mekanisme ini sering digunakan oleh penerima manfaat untuk Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF-IOM meminta informasi tentang program. Informasi terpilih sebagai salah satu dari 20 proyek proyek disebarluaskan melalui papan informasi JRF- inovatif global untuk penanggulangan krisis IOM yang didirikan di semua lokasi daerah proyek oleh Forum Pengembangan Sektor Swasta serta melalui situs web proyek: http://www.iom.or.id dan Keuangan tahunan Bank Dunia. Proyek ini dipilih karena keberhasilannya dalam menyediakan Proyek ini berhasil memperoleh liputan dari solusi inovatif terhadap tantangan pasca krisis dan media daerah, nasional dan internasional, dalam menciptakan peluang mata pencaharian. termasuk BBC world Service, Voice of Proyek ini disampaikan kepada peserta forum di Amerika serta Perusahaan Penyiaran Washington DC pada Maret 2010. Australia dan Denmark. Video dokumenter tentang capaian proyek telah diproduksi dan dilihat Kemitraan yang kuat dengan pemerintah di situs web JRF. daerah dipastikan melalui komunikasi dan konsultasi yang teratur. Proyek secara rutin Tanggal penutupan proyek telah melakukan misi pemantauan di lokasi proyek diperpanjang hingga 30 Juni 2011, sesuai bersama pemerintah provinsi dan kabupaten di dengan perpanjangan mandat JRF. Hal samping pertemuan koordinasi. Koordinasi rutin ini akan memberikan waktu tambahan untuk dengan proyek pemulihan mata pencaharian lain melaksanakan kegiatan, termasuk peningkatan JRF yang dilaksanakan oleh GTZ sangat penting kapasitas pemerintah daerah. Proyek ini berjalan sehingga UMK yang diidentifikasi dan diberikan sesuai rencana dalam telah mencapai target yang bantuan teknis peningkatan kapasitas oleh IOM ditentuka di awal. Permohonan penambahan diberi kesempatan untuk mengajukan pinjaman hibah sebesar AS$1,5 juta yang saat ini sedang melalui proyek GTZ. dipertimbangkan adalah untuk memperluas cakupan proyek, menambah 1.300 penerima Komunikasi dan penjangkauan memberikan manfaat dan memperkuat strategi penutupan. kontribusi terhadap transparansi dan pertanggungjawaban proyek. Proyek ini mengoperasikan hotline SMS khusus, sebagai lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 57 peta wilayah aktivitas proyek jrF di jawa tengah, yogyakarta dan jawa barat jawa barat legenDa iOM gtZ rekOMpak batas prOpinsi batas kabupaten indonesia JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 58 MENINGKATKAN KETANGGUhAN MASyARAKAT DEMI TERwUJUDNyA MASA DEPAN yANG MANDIRI yogyakarta & jawa tengah lampiran: portofolio proyek & peta wilayah aktivitaS proyek Jrf 59 LAPORAN PERKEMBANGAN 2010 MENINGKATKAN KETANGGUHAN MASYARAKAT DEMI TERWUJUDNYA MASA DEPAN YANG MANDIRI Republik Indonesia Uni Eropa Belanda Inggris ADB Kanada Finlandia Denmark Bank Dunia