33359 Bank Dunia Catatan Penting Jaring Pengaman Sosial 2006 No. 9 Keringanan dan Pembebasan Biaya untuk Jasa Kesehatan di Negara Berkembang Latar Belakang dinilai. Absennya kedua hal ini mengakibatkan semakin sulitnya mengukur kinerja waiver dan exemption dan Sebagai tanggapan terhadap semakin minimnya anggaran melakukan langkah-langkah perbaikan. dan berkembangnya permintaan, banyak negara-negara ƒ Keberhasilan pencapaian sasaran. Di negara-negara berkembang menerapkan biaya resmi dan tidak resmi berpendapatan rendah yang ditinjau, cakupan dari untuk fasilitas kesehatan pemerintah. Disisi pemerintah fasilitas ini terhadap penduduk miskin sangat rendah, tindakan itu menaikkan pendapatan, namun dengan tidak terutama karena pemerintah tidak secara tepat adanya perlakuan khusus, biaya yang dikenakan kepada memberikan kompensasi kepada penyedia jasa yang peng guna jasa kesehatan dapat mengakibatkan mensubsidi jasanya sendiri. Penyedia jasa bagi ketimpangan dan inefisiensi. Tulisan ini mengulas pemerintah Kenya, sebagai contoh, sama sekali tidak keberhasilan dari dua bentuk penjatahan tersebut, yaitu menerima kompensasi. Penyedia jasa di Ghana keringanan biaya dan pembebasan biaya. Pembebasan menerima kompensasi, tetapi pembagiannya tidak biaya membuat penduduk miskin memperoleh pelayanan merata dan sering kali tertunda. Maka kunci sukses kesehatan secara gratis dan keringanan biaya membuat sistem pembebasan dan keringanan biaya terletak semua penduduk menikmati pelayanan-pelayanan pada kompensasi yang cukup dan tepat waktu bagi kesehatan tertentu secara gratis. Dilemanya adalah penyedia jasa. bagaimana mempertahankan biaya pengguna jasa tanpa ƒ Cakupan penduduk miskin dan kebocoran ke penduduk yang menimbulkan ketimpangan dan inefisiensi. tidak miskin. Di negara-negara berpendapatan Tulisan ini mengulas literatur internasional dan pengalaman menengah, seperti Thailand dan Chile, cakupan dari tujuh negara berkembang — Kamboja, Chile, Ghana, In- sistem ini termasuk tinggi. Namun, di kedua negara donesia, Kenya, Thailand, dan Zimbabwe — dalam ini, penduduk dengan tingkat pendatapan yang berhak pembebasan dan pemberian keringanan biaya, serta menarik untuk memperoleh fasilitas tersebut ditetapkan terlalu pelajaran untuk negara-negara yang ingin menerapkan tinggi, sehingga terjadi kebocoran yang cukup besar, sistem serupa. dimana subsidi menguntungkan penduduk yang mampu. ƒ Biaya administratif. Hampir tidak ada informasi yang Menilai Sistem yang Diterapkan tersedia mengenai biaya pengelolaan fasilitas tersebut. Hal ini membuat penilaian dari efisiensi pencapaian Menilai manfaat praktis dari sistem pembebasan dan sasaran menjadi sulit untuk dilakukan. keringan biaya dalam studi kasus beberapa negara sulit ƒ Kebijakan nasional dalam pembebasan dan keringanan biaya. untuk dilakukan. Bukti-bukti terpencar dan beragam, Semua negara, kecuali Kamboja, memiliki kebijakan sumber informasi juga terpencar dan sering kali bersifat pembebasan dan keringanan biaya untuk beberapa tidak resmi. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas (1) kategori jasa kesehatan untuk semua penduduk. Pada derajat pembebasan biaya dalam mengurangi pengeluaran saat yang sama, kebanyakan negara tersebut memiliki dari kelompok miskin; (2) peningkatan penggunaan jasa masalah dalam kriteria penduduk yang berhak kesehatan dengan adanya fasilitas tersebut; dan (3) faktor- meng gunakan fasilitas ini, terutama dalam faktor penyebab keberhasilan sistem tadi. Di bawah ini membedakan antara penduduk miskin dan penduduk adalah ringkasan dari temuan-temuan utama: tidak miskin. Sebagai contoh, di Kenya, sebuah kebijakan nasional mewajibkan penyedia jasa ƒ Pengawasan kinerja dan evaluasi. Kurangnya pengawasan membebaskan biaya kepada yang disebut dengan dan evaluasi adalah kelemahan utama dari sistem yang “fakir miskin”, namun kurangnya pedoman di tiap Ricardo Bitran and Ursula Giedion mempersiapkan tulisan ini berdasarkan, “Waivers and Exemptions for Health Services in Developing Countries.” 2003. Social Protection Discussion Paper No. 0308. Bank Dunia. Washington, DC. fasilitas penyedia, membuat mereka harus ƒ Aspek institusional . Penyedia jasa membutuhkan mendefinikan sendiri yang disebut sebagai pasien “fa- pedoman yang tertulis dengan jelas bagaimana kir miskin”. Membuat definisi yang jelas dari target pembebasan dan keringan biaya berjalan, dengan penerima jasa ini adalah penting. Identifikasi kriteria fleksibilitas untuk adanya variasi regional atau lokal juga harus dapat dengan mudah dilakukan dan jika diperlukan. Kejelasan semacam itu pada diverifikasi. umumnya tidak ditemukan di negara-negara yang ƒ Melawan stigma. Di kebanyakan kasus yang diulas, ditinjau. Selain itu, staf yang bertanggung jawab penduduk miskin seringkali tidak mengajukan mengelola sistem tersebut tidak memiliki permohonan pembebasan biaya karena malu dengan pengetahuan dan pelatihan yang memadai. keadaan mereka. Pelamar fasilitas tersebut di klinik ƒ Diseminasi dari fasilitas yang telah ada. Penduduk miskin umum yang besar di Kamboja misalnya, harus harus tahu bahwa mereka berhak untuk mendapatkan menghadapi uji-kepemilikan di ruang tunggu. Rasa fasilitas kesehatan secara gratis atau subsidi, dan malu seringkali berujung pada mundurnya pelamar pengelola harus tahu siapa yang diberikan keringanan. dari pendaftaran. Penduduk juga harus diinformasikan mengenai ƒ Menentukan yang berhak mendapatkan fasilitas. Tidak ada adanya mekanisme semacam ini. Mekanisme jawaban yang bulat untuk menjawab siapa yang harus diseminasi harus dibuat khusus sesuai dengan bertanggung jawab terhadap proses pembebasan karakteristik penduduk miskin, seperti fakta mereka biaya. Meskipun begitu, bagi pihak yang menentukan tinggal jauh dari pusat-pusat kota, memiliki akses siapa saja yang berhak mendapatkan fasilitas ini harus yang minim terhadap informasi, berpendidikan tahu dengan baik kriteria seleksi, dilatih dengan baik, rendah, dan bekerja dengan jam kerja yang panjang. dan sepenuhnya tahu mengenai kendala yang dihadapi dalam proses penerapannya. Kesimpulan ƒ Biaya akses. Membebaskan kelompok miskin dari pembayaran mungkin tidak cukup untuk Beberapa negara telah menerapkan pendekatan yang mempromosikan perawatan kesehatan. Penduduk berbeda untuk pemberian keringanan dan pembebasan miskin seringkali harus mengatasi biaya akses dari biaya. Negara-negara yang secara hati-hati merancang pelayanan kesehatan diluar biaya pemakaian, seperti programnya, seperti Indonesia dan Thailand, memiliki transportasi, penginapan, dan makanan termasuk tingkat keberhasilan yang besar dalam hal tingkat opportunity-cost (biaya yang timbul akibat tidak bekerja pemberian manfaat, dibandingkan dengan negara-negara untuk mendapatkan jasa kesehatan). Health Equity yang melakukan improvisasi dalam pendekatannya, Fund yang dimiliki Kamboja tidak hanya seperti Ghana, Kenya, dan Zimbabwe. Kunci membebaskan biaya perawatan kesehatan bagi keberhasilan sistem ini adalah pendanaan yang memadai. penduduk miskin, tetapi juga biaya transportasi dan Sistem yang diterapkan oleh Indonesia, Thailand, dan makanan mereka yang berkaitan dengan perawatan Kamboja, lebih sukses dalam memberikan kompensasi kesehatan. ke penyedia jasa untuk pendapatan mereka yang hilang ƒ Memperbarui biaya atas jasa kesehatan dan batas karena harus menyediakan fasilitas tersebut, dibandingkan pendapatan bagi penerima fasilitas. Biaya atas jasa dengan misalnya Kenya, dimana penyedia harus kesehatan dan batas pendapatan yang layak menerima menyediakan sendiri dana untuk fasilitas tadi. fasilitas ini harus disesuaikan secara periodik untuk menjamin fasilitas ini hanya memberikan kemudahan Kunci keberhasilan lainnya termasuk penyebaran bagi yang berhak menerimanya. Jika tidak, negara- informasi yang luas dari pemberian keringanan dan negara bersangkutan dapat secara tidak sadar pembebasan biaya kepada penerima potensial, dukungan menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan dana untuk pasien tidak mampu dan biaya diluar biaya atau mendorong penyedia jasa untuk menaikkan kesehatan untuk mendapatkan perawatan kesehatan, serta sendiri biaya mereka. Contohnya, jika kelayakan kriteria yang jelas dari siapa yang berhak menerima diberikan berdasarkan nilai konstan kelompok keringanan. pendapatan nominal, inflasi mengakibatkan semakin sedikitnya orang-orang yang berhak untuk memperoleh bantuan. Seri Catatan Penting Jaring Pengaman Sosial Bank Dunia bertujuan untuk memberikan informasi praktis bagi mereka yang terlibat dalam rancangan dan pelaksanaan program jaring pengaman di seluruh dunia. Pembaca akan mendapatkan informasi teladan (good practice) tentang jenis intervensi, latar belakang negara, tema dan kelompok-kelompok sasaran, serta pemikiran terkini tentang peran jaring pengaman sosial dalam agenda pembangunan yang lebih luas Bank Dunia, Jaring Pengembangan Manusia Institut Bank Dunia Perlindungan Sosial, Jaring Pengaman Sosial http://www.worldbank.org/safetynets memberikan pengetahuan dan mendambakan dunia yang lebih baik