59077 JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF Daftar Isi Prakata 3 Singkatan dan Akronim 6 Jalan Menuju Pemulihan 7 Jalan Raya Pengharapan 11 Air dari Sungai (Krueng) Aceh 19 Jalur ke Calang 25 Hasil dari Penghalang Ombak Padang Lageun 31 Jalan Two-in-One 35 Dari Simpang Mamplam ke Keude Samalanga 41 Prasarana Bagi Kesejahteraan 47 Pelabuhan di Gunung Sitoli 55 JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF Kantor Bank Dunia Jakarta Kantor MDF Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II / Lantai 12 Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I / Lantai 9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Indonesia Jakarta 12910 Indonesia Tel: +62(21)5299-3000 Tel: +62(21)5229-3000 Fax: +62(21)5299-3111 Fax: +62(21)5229-3111 www.worldbank.org www.multidonorfund.org Dicetak Tahun: 2010 Publikasi ini adalah produk Bank Dunia dan Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias Pengakuan Booklet ini disiapkan oleh kelompok kerja proyek yang terdiri dari Suhail Jme'an, Khairy Al-Jamal, Agus Sjamsudin, Kris Hedipriyantoko, Lixin Gu, Andre Bald. Dengan dukungan dari: Rebekka Hutabarat, Ira Marina External Relations: Randy Salim, Puni Ayu Anjungsari Indrayanto Pewawancara dan Penulis Kontributor: Yuli Ismartono Design & Layout: Indra Irnawan & Aisuke Penterjemahan: Marcellinus Jerry Winata & Hendrayatna Tafianoto Foto: Edwin Karambe (GHD) Didanai oleh: Multi Donor Trust Fund 2 Prakata Pemulihan bencana tsunami pada bulan Desember 2004 dan gempa lanjutan pada bulan Maret 2005 menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Indonesia. Sebagai daerah bencana terparah, Provinsi Aceh dan Kepulauan Nias mengalami korban jiwa, kehilangan tempat tinggal, gangguan perekonomian, dan kehancuran luar biasa. Besarnya skala bencana tersebut sangat membuat kewalahan dan memerlukan bantuan dunia. Dari gelombang kehancuran itu, timbul gelombang solidaritas yang lebih besar dari kawan-kawan Indonesia di komunitas internasional. Multi Donor Fund untuk Aceh & Nias dibentuk pada 10 Mei 2005 oleh Pemerintah Indonesia dan komunitas internasional untuk membantu mengkoordinasikan dana yang disediakan bagi rekonstruksi pascabencana. MDF menghimpun komitmen pemberian dana senilai kira-kira $678 juta dari 15 donor bilateral dan multilateral (Komisi Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, Denmark, Norwegia, Kanada, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Finlandia, Selandia Baru, dan Irlandia), serta telah menunjukkan kemampuannya sebagai mitra tepercaya bagi Pemerintah Indonesia dalam proses pemulihan. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 3 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF Sebagai tanggapannya, Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk memimpin dan mengelola semua aspek pemulihan. Prioritas BRR adalah memberi perumahan dan membangun kembali infrastruktur penting. Bank Dunia, yang merupakan mitra MDF dan juga Pemerintah Indonesia, berperan penting dalam program pemulihan pascabencana. Salah satu program tersebut adalah Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) yang berfokus pada rekonstruksi pasokan air utama dan sistem drainase, sumber daya air, serta infrastruktur jalan dan pelabuhan di Aceh dan Nias. Meskipun pelaksanaan IRFF mengalami banyak tantangan dan keterlambatan karena lemahnya kapasitas lokal dan kondisi yang sulit, proyeknya sudah hampir selesai dan sebagian besar hasil yang diharapkan sudah tercapai. Laporan ini memberikan gambaran berupa tanggapan penduduk setempat secara terbuka terhadap beberapa proyek di bawah IRFF dan dampaknya terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Tampak jelas bahwa IRFF telah menghasilkan dampak positif yang berarti. Kami berbahagia atas pencapaian ini dan bangga atas kerja sama, dedikasi, dan kerja keras berbagai pihak yang telah membantu membangun kembali masa depan yang lebih baik bagi Aceh dan Nias. Kami pun berterima kasih kepada kawan-kawan kami di komunitas internasional atas dukungan yang tak pernah putus. Irwandi Yusuf Agoes Widjanarko Stefan G. Koeberle Gubernur Aceh Sekretaris Jenderal Kementerian Direktur Bank Dunia untuk Pekerjaan Umum Indonesia 4 JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 5 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF Singkatan dan Akronim IREP Infrastructure Reconstruction Enabling Program (Program Dukungan Rekonstruksi Infrastruktur) IRFF Infrastructure Reconstruction Financing Facility (Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur) MDF Multi Donor Fund for Aceh & Nias (Dana Multi Donor untuk Aceh & Nias) NGO Non-Governmental Organization (LSM/Lembaga Swadaya Masyarakat) USAID US Agency for International Development (Lembaga Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional) 6 Jalan Menuju Pemulihan Rekonstruksi Infrastruktur di Aceh dan Nias Melalui Proyek- Proyek IRFF Gempa bumi dan tsunami pada dan rumah penduduk. Tak lama Rekonstruksi (BRR), sebuah badan bulan Desember 2004 telah kemudian, pada bulan Maret otonom yang dibentuk Pemerintah menyebabkan kematian dan 2005, terjadi lagi gempa yang Indonesia untuk memimpin upaya kehancuran besar di daerah pantai menyebabkan kerusakan berat dan pemulihan dan rekonstruksi. di sekitar Samudera Hindia, korban jiwa di Pulau Nias yang Mandat BRR berakhir pada termasuk di Indonesia, Thailand, terletak di Provinsi Sumatera Utara April 2009 dan kini, Badan Sri Lanka, dan Provinsi Tamil dan sebagian wilayah Aceh. Karena Perencanaan dan Pembangunan Nadu di India. Lebih dari 300.000 itu, rekonstruksi infrastruktur yang Nasional (Bappenas)-lah yang orang kehilangan nyawanya dan rusak menjadi prioritas utama bagi memegang tanggung jawab 230.000 di antaranya berasal dari Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mengkoordinasikan upaya Indonesia, yaitu dari Provinsi Aceh pemulihan setelah kedua bencana rekonstruksi yang tersisa setelah di ujung utara Pulau Sumatera. alam besar tersebut. berakhirnya masa tugas BRR. Gempa delapan menit berkekuatan 9,3 pada skala Richter ini Kehancuran luar biasa di Aceh Dana Amanah Multi-Donor untuk merupakan gempa terbesar kedua dan Nias telah mengundang Aceh dan Nias (Multi-Donor di dunia yang pernah tercatat. simpati dunia sehingga terkumpul Trust Fund for Aceh and Nias - Guncangannya menimbulkan hampir US$ 7 miliar untuk MDF) dibentuk untuk mendukung gelombang setinggi 30 meter yang mendanai program rekonstruksi upaya Pemerintah Indonesia menerjang ke darat sampai sejauh dan rehabilitasi. Pemerintah dalam mengkoordinasikan dan dua kilometer dan menghancurkan Indonesia mengkoordinasikan menggerakkan bantuan donor bagi semuanya: pelabuhan, jalan, keseluruhan upaya rekonstruksi rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh jembatan, bendungan, bangunan, melalui Badan Rehabilitasi dan dan Nias. MDF mengumpulkan JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 7 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN MENUJU PEMULIHAN kontribusi bernilai sekitar US$678 terkoordinasi antara Pemerintah Proyek IRFF membiayai juta dari 15 donor untuk menunjang Indonesia dan MDF. Dana senilai serangkaian pekerjaan pelaksanaan program pemulihan US$ 137 juta telah dialokasikan oleh rekonstruksi infrastruktur bermutu dan rekonstruksi pemerintah. MDF MDF melalui Fasilitas Pendanaan tinggi yang mencakup jalan dipimpin oleh Komite Pengarah Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF), nasional, provinsi, dan kabupaten, yang beranggotakan perwakilan sedangkan Pemerintah Indonesia jembatan, pelabuhan, dan sistem dari pemerintah pusat dan provinsi, menyediakan tambahan US$107.3 air. Melalui berbagai pekerjaan donor, dan masyarakat madani, juta untuk pendanaan bersama tersebut, IRFF berkontribusi serta dikelola oleh Bank Dunia melalui BRR. Selain itu, IRFF pun terhadap rekonstruksi jaringan selaku pemegang amanah (trustee). ditunjang oleh Program Dukungan transportasi strategis di Aceh dan MDF menyumbangkan kira-kira Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) Nias. IRFF menggunakan rencana sepuluh persen dari keseluruhan senilai US$ 42 juta yang juga investasi infrastruktur setempat dana rekonstruksi untuk Aceh dan didanai MDF. Kedua proyek dan strategi IREP yang dibuat Nias. Dana tersebut disalurkan ini dijalankan bersama-sama bersama-sama dengan BRR, melalui 23 proyek di berbagai untuk mendukung perancangan, untuk mengidentifikasi proyek bidang yang mencakup pemulihan pembiayaan, dan pelaksanaan lebih yang dapat dilaksanakan. Kajian komunitas, infrastruktur besar dari 52 subproyek infrastruktur dampak lingkungan dan rencana dan transportasi, penguatan oleh Pemerintah Indonesia. pengelolaan terkait memastikan pemerintahan dan peningkatan Pelaksanaan proyek pada awalnya bahwa perlindungan lingkungan kapasitas, pelestarian lingkungan, dilakukan melalui BRR, tetapi sudah siap. Lingkungan operasi penyempurnaan proses pemulihan setelah selesainya masa tugas BRR, yang sulit menjadi tantangan secara keseluruhan, serta maka pelaksanaan ditransisikan bagi pelaksanaan proyek, baik pembangunan ekonomi dan mata ke Kementerian Pekerjaan Umum secara fisik maupun kelembagaan. pencaharian. Pusat dalam koordinasi dengan Bencana yang terjadi telah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi. berdampak besar terhadap Tugas besar merekonstruksi Bank Dunia bertugas mengawasi infrastruktur, terutama di daerah infrastruktur utama di Aceh dan sebagai Lembaga Mitra MDF bagi yang paling parah di sepanjang Nias dilaksanakan melalui upaya kedua proyek tersebut. pantai barat Aceh. Jembatan, 8 jalan, pelabuhan, dan infrastruktur mencakup pembangunan kembali infrastruktur skala besar telah lainnya luluh lantak, sementara pelabuhan, sistem drainase, dan dimulai, yaitu konstruksi jalan kapasitas kelembagaan setempat sistem air. Bagian dari garis pantai nasional oleh IRFF sepanjang 50 telah melemah akibat konflik dan muara sungai yang rusak kilometer dari Calang ke Meulaboh selama beberapa dekade. dibangun kembali dan diperkokoh di pantai barat Aceh, termasuk lagi dengan penghalang ombak dan Jembatan Kuala Bubon. Proyek ini Proyek berfokus terutama pada dinding pelindung pasang yang diperkirakan mampu memberikan rekonstruksi infrastruktur transpor baru. manfaat bagi mata pencaharian dan yang penting untuk memberikan akses terhadap layanan dasar bagi akses ke pusat kegiatan ekonomi. IRFF dan IREP telah memberikan lebih dari 900.000 penduduk. Dalam kasus tertentu, seperti di ibu hasil yang sangat berarti karena kota provinsi Banda Aceh, dibangun telah mendukung perancangan, Saat ini belum banyak laporan jalan yang betul-betul baru. pembiayaan, dan pelaksanaan lebih mengenai dampak keseluruhan Langkah ini dimaksudkan untuk dari 52 subproyek infrastruktur dari infrastruktur yang baru memastikan supaya para penduduk oleh Pemerintah Indonesia. Sampai dibangun dan direkonstruksi memiliki peluang keberhasilan dengan 30 September 2010, 50 di daerah yang terkena gempa yang lebih besar saat menjalani subproyek telah diselesaikan, dan tsunami. Dalam upaya kembali hidupnya seperti sebelum sementara dua lagi masih dalam mendokumentasikan pandangan tsunami. Selain itu, sejumlah jalan pembangunan, dan satu lagi jujur dari penduduk yang tinggal dipilih untuk perbaikan tak hanya sedang disiapkan untuk dimulai. di daerah pelaksanaan proyek karena mengalami kerusakan Sejauh ini, kedua proyek yang IRFF dan IREP, seorang jurnalis akibat gempa dan tsunami, tetapi dijalankan bersamaan tersebut ditugaskan mengunjungi sejumlah juga karena jalan tersebut sudah telah membangun kira-kira 500 lokasi proyek untuk mewawancarai lama terabaikan akibat konflik kilometer jalan tingkat nasional dan para penduduk yang merasakan bersenjata selama 25 tahun di Aceh provinsi, 87 kilometer jalan tingkat dampak pekerjaan infrastruktur, antara pemerintah dan Gerakan kabupaten, lima pelabuhan, dan baik langsung maupun tidak Aceh Merdeka (GAM). Program 11 sistem pasokan air. Investasi langsung. Buklet ini menampilkan rekonstruksi infrastruktur juga strategis terakhir oleh MDF dalam hasil pengumpulan informasi JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 9 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF tersebut, yang dimaksudkan untuk Tulisan ini hanyalah catatan memberikan gambaran tentang jurnalistik yang dimaksudkan tanggapan penduduk setempat untuk mengumpulkan kesan dan terhadap beberapa proyek dan persepsi penduduk di Aceh dan dampak proyek pada kehidupan Nias mengenai dampak upaya sehari-hari mereka. pemulihan terhadap kehidupan mereka, juga harapan dan Laporan ini juga menampilkan kekecewaan mereka, serta cara pandangan pejabat publik setempat, mereka menghadapi realita baru seperti bupati dan pejabat senior. setelah bencana besar enam tahun Namun, sebagian besar komentar lalu. berasal dari para penduduk yang mengungkapkan pendapatnya Penduduk Aceh dan Pulau secara jujur dan terbuka tentang Nias menghadapi tantangan pandangan mereka terhadap besar seiring berakhirnya upaya perubahan yang terjadi di sekitar pemulihan. Namun, dengan adanya mereka setelah pembangunan dan fasilitas baru yang diberikan rehabilitasi jalan perkotaan dan melalui berbagai proyek IRFF dan pedesaan, pelabuhan, sistem air, IREP, mereka kini memiliki dasar serta berbagai fasilitas lainnya. yang lebih kuat untuk membangun kembali kehidupan mereka dan Kumpulan cerita berikut ini berusaha mencapai pertumbuhan tidak dimaksudkan sebagai ekonomi berkelanjutan. analisis atau studi mendalam atas dampak berbagai proyek. 10 Jalan Raya Pengharapan Nama Proyek : Jalan Akses Kota Baru, Banda Aceh Biaya : US$ 2,99 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 31 Maret 2009 Serah Terima Manajemen Aset : 9 April 2009 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 11 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN RAYA PENGHARAPAN Jalan raya baru sepanjang dua kilometer di sebelah selatan Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, belum juga dinamai tiga bulan setelah resmi dibuka pada April 2009. Tetapi, jalan raya berlajur empat yang nama proyeknya adalah ­ Jalan Akses Kota Baru Tahap 2 ­ sudah mulai menarik berbagai kegiatan ekonomi. Di kedua sisi jalan yang berawal dari perempatan Simpang Surabaya dan berakhir di jalan arteri Sukarno-Hatta ini tampak berbagai ruko, rumah, dan restoran yang baru dibangun. Beberapa bangunan yang cukup terkenal, di antaranya adalah Kantor Kejaksaan Negeri Aceh, ruang pamer dan dealer Toyota, serta sebuah pompa bensin Pertamina. Ada pula terminal bus besar untuk bus antar provinsi dari dan ke Medan, Sumatera Utara. 12 Jalan Akses Kota Baru Tahap 2 setempat sebagai proyek yang akan Asia lainnya untuk menikmati adalah jalan raya yang benar-benar dibangun oleh Fasilitas Pendanaan keindahan pantai dan laut di baru, tidak seperti jalan raya pantai Rekonstruksi Infrastruktur Sabang, keindahan alam di Aceh yang telah hancur dalam tsunami (IRFF) dengan bantuan dari Besar, serta sejarah dan budaya 2004 yang menelan korban jiwa Program Dukungan Rekonstruksi di Banda Aceh. "Para pengunjung hampir 200.000 orang di Aceh Infrastrutur (IREP). bisa datang kesini dan melihat utara dan barat. Sebetulnya, jalan sendiri bagaimana daerah yang ini sejak dulu sudah direncanakan Wakil Walikota Illiza punya hancur akibat perang saudara dalam rencana induk Banda Aceh harapan besar bahwa jalan tersebut dan bencana alam dapat berubah untuk memperluas batas kota dan akan menjadi bagian penting dari menjadi masyarakat yang damai membangun jaringan jalan protokol pengembangan industri pariwisata dan siap meraih kemakmuran," sebagai penunjang perluasan. kota Banda Aceh. "Kami sedang tambahnya lagi. bekerja sama dengan pemerintah di "Pembangunannya dipercepat Kabupaten Aceh Besar dan Sabang Bagi penduduk Desa Batoh yang sehinggadaerah itu dapat segera untuk membuat paket wisata terletak tak jauh dari jalan raya berkembangdan menghidupkan khusus yang mencakup ketiga baru itu, sudah banyak perubahan kembali ekonomi setempat," kata daerah ini," tuturnya. Hal yang positif yang terjadi. Tarmiji, 52, Wakil Walikota Banda Aceh, sama juga dilakukan untuk jalan pemilik warung kopi DhapuKopi, Illiza Sa'aduddin Djamal. Sebagai raya penghubung baru lainnya. adalah salah satu contohnya. perpanjangan Jalan Akses Kota Ketika harga tanah turun drastis Baru Tahap 1 yang dibangun Illiza memimpikan dapat menarik tak lama setelah terjadinya oleh Badan Rehabilitasi dan wisatawan dalam negeri dan juga tsunami, Tarmiji mengambil Rekonstruksi (BRR), Jalan Tahap pengunjung dari negara tetangga kesempatan dan membeli dua 2 diidentifikasi oleh otoritas seperti Malaysia dan negara toko di persimpangan strategis JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 13 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN RAYA PENGHARAPAN antara Jalan Akses Kota Baru dan ada satu warung kopi lain di Banda sendiri bagaimana harga tanah di Simpang Surabaya-Batoh-Arteri Aceh yang sama besarnya ­ sering sekitar jalan baru, yang dulunya Lampeuneureut. Sebagai pemilik kehabisan tempat duduk saat ia hanya rawa dan sawah, naik hampir sebuah minimarket di pusat kota menayangkan pertandingan sepak sepuluh kali lipat dari harga semula Banda Aceh, ia tadinya berencana bola di monitor layar datar besar Rp 200.000 per meter persegi membuka satu cabang lagi di berukuran 2 x 1,5 meter. dua tahun lalu. Meski demikian, tempat baru dengan pertimbangan orang tetap saja berlomba-lomba bahwa penduduk di kawasan itu "Usahaku akan jauh lebih laris membeli tanah yang paling dekat akan terus bertambah. Banyak saat jalan baru sudah ramai," dengan jalan. "Saya dengar ada penduduk yang selamat dari kata Tarmiji. Karyawannya yang orang mencari lahan yang cukup tsunami mengalami trauma dan berjumlah 24 orang tidak digaji. besar untuk dibangun mal dan siap pindah menjauhi pinggir pantai Mereka menerima bagi hasil dari membayar mahal," kata Juned, untuk tinggal lebih ke tengah, pendapatan warung kopi, sebuah yang masih terheran-heran melihat beberapa dari antara mereka cara untuk menanamkan tanggung orang berburu tanah di sekitar pindah ke daerah yang berbatasan jawab dan rasa memiliki dalam jalan baru itu, padahal harganya dengan jalan baru. mengelola usaha itu. sudah meroket. Sekitar setahun lalu, Tarmiji Di ujung lain jalan itu, yang Sebagai kepala desa, ia senang berubah pikiran dan memutuskan membentuk pertigaan dengan daerah tempat tinggalnya kini untuk membuka warung kopi saja, ring road Sukarno-Hatta, Juned tidak lagi banjir di musim hujan bukan minimarket. Mengingat Daud, seorang pensiunan guru berkat saluran pembuangan untuk kebiasaan penduduk Aceh yang yang memiliki toko perlengkapan menampung kelebihan air dan suka minum kopi, tampaknya itu sekolah, juga mengutarakan menyalurkannya ke tempat lain. keputusan yang tepat. Warung optimisme serupa. Sebagai Kepala Tempat di belakang rumahnya kopinya yang berlantai dua ­ hanya Desa Lampeuneureut, ia melihat dulu sering tergenang pada saat 14 musim hujan dan airnya tidak dapat mengalir sehingga menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab demam berdarah. Namun sekarang, tak ada lagi genangan air seperti itu dan tempat di belakang rumahnya kering sepanjang tahun. Walau mengakui bahwa jalan baru itu telah membawa banyak manfaat, ia juga mengingatkan bahwa ada sisi negatif: kejahatan yang meningkat di dekat daerah ramai seperti terminal bus dan tempat usaha. "Kami khawatir para penjahat itu akan mulai menyebar ke lingkungan kami," ungkapnya. Untuk berjaga-jaga terhadap masalah keamanan, ia dan orang- orang di desanya melakukan ronda. Sekelompok sukarelawan desa juga bergantian berpatroli secara rutin pada siang hari. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 15 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN RAYA PENGHARAPAN Bagi Mohammad Abubakar, jalan berbelanja. "Saya tidak perlu baru itu merupakan kabar baik. Ia lagi berjalan kaki dua kilometer seorang guru SD yang rumahnya melalui tanah rawa untuk menuju berada di jalan kecil di sisi jalan terminal minibus terdekat. Saya baru. Sebelum jalan itu dibangun, tinggal menunggu saja bus atau ia perlu waktu satu jam setiap pagi labi-labi (sejenis angkutan umum) untuk mengantar ketiga anaknya di tepi jalan," kata Rusnah. ke sekolah dengan sepeda motor. Sekarang, ia hanya memerlukan Meskipun kehidupan saat ini lebih waktu setengah jam. Abubakar dan mudah dan menyenangkan bagi beberapa orang saudaranya pindah kebanyakan penduduk, terutama ke daerah itu setelah mereka pasangan muda, mereka yang lebih kehilangan tiga orang anggota tua merindukan kehidupan dahulu keluarganya akibat tsunami. yang lebih bebas dan banyak mengandalkan alam untuk pangan. Rusnah, 35, seorang ibu rumah Usop, 56, dan istrinya Rusmiah, tangga yang suaminya bekerja 47, telah menjual lahan mereka tidak jauh dari lokasi proyek yang tidak termasuk dalam proyek pembangunan jalan , berkata pembangunan jalan. Karena tidak bahwa jalan baru itu berarti ketiga ingin pindah ke daerah lain, anaknya tidak perlu lagi berjalan Usop membeli tanah yang masuk melewati rawa untuk sampai ke lebih jauh ke pedalaman. Ia dan sekolah.Ini juga mempersingkat istrinya masih terus membantu perjalanan ke pusat kota untuk para petani yang luas sawahnya sudah berkurang drastis. Tetapi, 16 walaupun hampir semua orang "Setiap minggu sehabis salat Jumat, senang karena rawa sudah tidak kami mengumpulkan para pemuda ada lagi, sebenarnya mereka justru dan menyampaikan tentang merasa kehilangan. "Kami dulu perlunya menjaga fasilitas di sekitar tiap hari memetik bayam liar," lingkungan mereka," kata Illiza. cerita Rusmiah, yang sekarang Ia mengklaim bahwa sosialisasi harus pergi ke pasar setempat seperti itu dilakukan terus-menerus untuk membeli keperluannya. dan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. "Kami mensponsori Sekarang ini, tantangan terbesar perlombaan dan memberi hadiah yang dihadapi masyarakat dan bagi lingkungan yang berhasil pemerintah Banda Aceh adalah mempertahankan kebersihan dan untuk memastikan bahwa jalan keamanan di daerah mereka," baru itu, yang menghubungkan jelasnya. empat desa, dipelihara dan digunakan dengan baik. Tak lama Dari sudut pandangnya, tujuan setelah resmi dibuka, jalan itu akhir kegiatan tersebut adalah mulai menjadi ajang balapan liar menanamkan rasa kepemilikan di malam hari. Tapi sekarang tidak kepada masyarakat berbagai lagi. fasilitas umum, seperti jalan baru, sehingga mereka akan Illiza, Wakil Walikota Banda Aceh, secara sukarela menjaga fasilitas telah siap menghadapi masalah ini tersebut tanpa perlu diminta oleh dan ia tahu cara menanganinya. pemerintah. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 17 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF 18 Air dari Sungai (Krueng) Aceh Nama Proyek : Pasokan Air Siron, Aceh Besar Biaya : US$ 1,77 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 30 September 2009 Serah Terima Manajemen Aset : 13 April 2009 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 19 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF AIR DARI SUNGAI (KRUENG) ACEH Di atas pintu masuk kantor Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi PDAM di Kota Siron, Kabupaten Infrastruktur (IRFF). Aceh Besar, tergantung spanduk yang mengimbau masyarakat Proyek Pasokan Air Siron agar membayar iuran air tepat merupakan salah satu program waktu. Spanduk itu mengingatkan rekonstruksi pasca-tsunami tahun konsumen bahwa mereka 2004 yang dilaksanakan oleh harus membayar pemerintah provinsi Aceh demi Tujuan Proyek: untuk kemudahan memperbaiki pelayanan bagi menggunakan air masyarakat. Proyek ini dibangun Untuk menyediakan air minum bersih bersih yang disalurkan untuk memasok air bersih bagi bagi 10.000 kepala keluarga di Banda lewat pipa langsung ke sekitar 7.500 kepala keluarga Aceh dan Aceh Besar. rumah, sebuah hal baru di perumahan baru di daerah bagi banyak keluarga Baitussalam yang dulu hancur yang sudah sejak lama hanya total akibat tsunami 2004, dan bagi bergantung pada air sumur. sekitar 2.000 rumah yang berada di sekitar lokasi pengolahan air Siron. "Banyak penduduk yang beranggapan bahwa air adalah Sumber airnya adalah Sungai anugerah Tuhan dan sudah (Krueng) Aceh, yang mengalir selayaknya gratis," cerita Ayub melewati fasilitas tersebut. Setelah dengan gusar. Ayub memimpin dilewatkan melalui saluran masuk fasilitas pasokan air Siron yang sepanjang 200 meter, air dengan selesai dibangun pada Maret 2009 debit 40 liter per detik mengalir dengan menggunakan dana dari menuju dua fasilitas pengolahan 20 dan penyaringan, lalu disimpan dalam tangki-tangki reservoir besar. Dari situ, air dialirkan melalui sistem pipa sepanjang 19,5 kilometer ke rumah-rumah di sekitar Siron dan ke perumahan Baitussalam yang berjarak kira- kira tiga kilometer. "Mereka seharusnya berterima kasih, bukan?" tanya Ayub tanpa mengharapkan jawaban, "tapi mengajak mereka untuk membayar iuran tepat waktu rasanya sulit sekali." Ia menawarkan berbagai hadiah, seperti payung gratis, jika mereka membayar tepat waktu, bahkan jika mereka hanya melakukannya satu kali dalam tiga bulan. Ayub mengklaim bahwa hanya 60 persen pelanggannya yang membayar tepat waktu -- itu pun jika memang membayar -- iuran bulanan yang rata-rata sebesar Rp 15.000 sampai 20.000. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 21 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF AIR DARI SUNGAI (KRUENG) ACEH Sebetulnya para penduduk air adalah karena hampir semua bukannya tidak tahu tentang pemilik rumah di Kabupaten Aceh tanggung jawab mereka setelah Besar memiliki sumur sendiri. memperoleh air bersih yang "Banyak penduduk Siron, seperti disalurkan melalui pipa ke rumah. saya sendiri, yang menyambut Tim IRFF telah mengadakan gembira air bersih karena air kampanye kesadaran di antara sumur terasa seperti karat," tutur berbagai kelompok penduduk desa Mawardi. Ia masih menggunakan jauh sebelum proyeknya selesai. air dari sumur untuk mencuci motor dan menyirami kebun, dan Keengganan konsumen, yang kebanyakan adalah buruh dan hanya menggunakan air pipa untuk petani, untuk membayar air bersih minum dan memasak. adalah karena mereka harus membayar Rp 650.000 untuk biaya Penduduk Siron lain yang sambungan pipa. "Biaya itu terlalu tampaknya senang dengan fasilitas besar bagi mereka," kata Mawardi pasokan air yang dibangun Bank Ali, penduduk Siron dan anggota Dunia ini adalah Mulyani, 35, ibu DPR Aceh. Ia mengatakan bahwa dua anak yang masih kecil dan banyak penduduk yang berharap istri pegawai negeri. Ia tinggal di ada LSM yang bersedia mengganti jalan kecil di sisi jalan utama yang biaya sambungan sebelum mereka membelah desanya. Setelah anak- berlangganan air bersih. anaknya pergi ke sekolah pada pagi hari, ia pun menjaga warung Alasan lainnya mengapa para yang menjual makanan kecil dan penduduk tampaknya tidak terlalu berbagai barang lain di halaman peduli untuk membayar pemakaian depan rumahnya. 22 "Senang rasanya bisa mendapat Sebagian besar kepala keluarga air bersih langsung di rumah," di jalan kecil yang sama dengan kata Mulyani, yang kini tak lagi Mulyani kini telah mendapat air perlu membeli air minum dalam bersih dan seperti dirinya, mereka kemasan. Seperti Mawardi, ia kini sering menunggu tiga bulan menggunakan air sumur untuk atau lebih sampai iuran airnya menyirami kebun yang ditanami menumpuk sebelum mendatangi bunga dan tanaman bumbu. kantor Ayub untuk membayar Ia sangat gembira mendapat iuran tersebut. Kebanyakan pasokan air bersih dari pipa penduduk Siron bukannya tidak karena sebelum pemasangan mau membayar. Mereka menyadari pipa, ketinggian air di sumurnya bahwa bahwa ada ongkos yang begitu rendah sampai-sampai ia perlu dibayar untuk kenyamanan, dan suaminya mempertimbangkan dan Mulyani paham bahwa untuk menggali sumur baru. Dan sambungan air bersih berarti tidak memang banyak rumah di situ perlu menggali sumur. Walaupun yang memiliki lebih dari satu demikian, ia tetap memohon dengan sumur. Tetapi, untuk menggali lirih, "Tolong sampaikan supaya sumur diperlukan biaya Rp 1 juta iuran bulanan bisa diturunkan." dan mereka tidak punya uang sebanyak itu. Ketika proyek baru itu diumumkan, ia buru-buru Pengetesan seluruh system sesuai mendaftar ke kepala desanya perencanaan pada saat ini masih untuk menjadi pelanggan. "Saya tergantung pada penyelesain yang pertama," kenangnya dengan pembangunan jembatan perpipaan bangga. yang melintasi Krueng Aceh. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 23 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF 24 Jalur ke Calang Nama Proyek : Dayah Baro-Ujong Serangga, Calang Aceh Jaya Biaya : US$ 0,71 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 17 Maret 2008 Nota Kesepakatan Pengoperasian Aset / : 26 Oktober 2007 Pemeliharaan Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 25 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALUR KE CALANG Kehidupan Tarmiji, yang lahir dan besar di Calang, ibu kota Kabupaten Aceh Jaya, adalah potret orang yang tak kenal menyerah. Pada masa ketika pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sering memancing kekacauan di sejumlah daerah, Tarmiji hampir saja tertembak saat menjaga tokonya. Pada Desember 2004, setelah terjadinya gempa, Tarmiji melarikan istri dan anak-anaknya dengan sepeda motor menuju daerah perbukitan sehingga selamat dari tsunami yang menghancurkan Calang. Selama masa sulit ketika baru terjadi bencana dan semua infrastruktur hancur sehingga barang-barang langka, Tarmiji menaiki motornya ke daerah yang tidak terlalu parah untuk membeli rokok dan menjualnya lagi di Calang. Toko pertamanya setelah tsunami adalah tenda darurat tempat dirinya berjualan sembako. Sekarang, Tarmiji adalah 26 wiraswastawan yang berhasil dan dan organisasi internasional untuk semua usahanya berada di jalan membangun kembali Calang yang menjadi simbol pemulihan setelah tsunami. dan pembangunan mendatang di Calang. Setelah dihancurkan Menurut Tarmiji, tanah di sekitar tsunami lima tahun yang lalu, tempatnya yang dulu berharga jalan penyangga Dayah Baro- Rp 300.000 per meter persegi itu Ujung Serangga yang baru kini sudah naik tiga kali lipat sejak menghubungkan Calang ke jalan sepanjang tiga jalan raya Banda Aceh-Calang. kilometer itu dibangun. Uraian Proyek: Jalan yang melewati enam desa Walaupun masih ada Pembangunan jalan baru dua lajur berpenduduk lebih dari 5.000 tanah yang kosong, untuk menyediakan akses transportasi ke jiwa ini menjadi saksi bagi orang- pembangunan baru dan Calang. orang yang kembali dan berusaha beragam ruko, kantor, menyambung lagi kehidupannya. masjid, dan rumah yang sudah ada menandakan bahwa "Saya orang pertama yang membeli daerah itu tumbuh pesat. tanah di sini dan yang pertama pula membuka toko," kata Tarmiji, yang Yang paling gembira dengan tokonya menjual macam-macam, keberadaan jalan baru itu mulai dari peralatan rumah tangga adalah Bupati Aceh Jaya Aznar hingga bahan bangunan sederhana. Abdurrahman, yang baru terpilih Di sebelah toko, berdiri sebuah setahun lalu dan sudah memiliki supermarket yang juga ia miliki rencana untuk membangun dan jalankan, yang memenuhi kembali dan mengembangkan kota kebutuhan ribuan warga asing Calang. "Jalan ini adalah kunci yang bekerja di berbagai LSM bagi pengembangan daerah," JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 27 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALUR KE CALANG tuturnya. "Tetapi, kami memulai hancur ­ jalan, sumber air bersih, dari nol sehingga kami masih dan jaringan listrik. memerlukan banyak bantuan," jelas Abdurrahman yang yakin Masalah terbesar yang dihadapi bahwa daerah di sekitar jalan Abdurrahman adalah kurangnya tersebut akan segera dibangun. listrik seiring terus tumbuhnya ekonomi Kabupaten Aceh Jaya. Sebagai salah satu kota yang paling Dengan pasokan yang hanya hancur akibat bencana tahun 2004, sebesar 1 megawatt, Calang hanya Calang bersama daerah lain di mampu memasok listrik ke desa- sepanjang pantai barat Aceh yang desa secara bergiliran. Akibatnya indah itu masih banyak yang harus sering terjadi pemadaman. "Hal dikerjakan dari ketertinggalanya. lain lagi yang sangat kami butuhkan Ombak tsunami setinggi 30 agar Calang dapat tumbuh pesat meter yang menghantam sampai adalah percepatan pembangunan sejauh dua kilometer ke darat jalan raya Banda Aceh-Calang di hanya menyisakan satu rumah di pantai barat," kata sang bupati. tengah kota. Ironisnya, rumah itu Jalan sepanjang 200 kilometer milik Mohamad Amin, penduduk yang dibangun oleh Sanggyo, kota yang paling kaya dan sering sebuah perusahaan konstruksi dijuluki `Nek Beng' karena Korea, dan didanai oleh USAID ini seringnya ia menyetorkan uang ke baru selesai seperempatnya. bank setempat. Sebagai salah satu dari sedikit orang yang selamat, ia Meski demikian, Calang tampaknya telah menetapkan bahwa rumah itu berhasil menarik orang-orang harus tetap berdiri dan tidak boleh yang siap mengadu peruntungan diapa-apakan. Selain bangunan, di komunitas baru. Jika sebuah berbagai infrastruktur kota pun bank bersedia membuka cabang, 28 tentu ini berarti akan ada semakin Bustanil yakin bahwa jalan itu akan banyak bisnis di situ. Bank semakin pesat perkembangannya Rakyat Indonesia (BRI) pertama karena pasar induk Calang akan kali membuka cabang di daerah segera dibuka. Bagi Alawiyah, tersebut pada 2006 ketika jalan 65, yang tinggal di ujung jalan Dayah Baro-Ujung Serangga masih tersebut, adanya pembangunan dalam perencanaan. Sekarang, jalan ini berarti perjalanan nasabah bank itu tumbuh 30 persen yang lebih singkat dan lebih per tahun. menyenangkan untuk berbelanja. Ia dan keluarganya juga "Nasabah kami semakin banyak merupakan bagian dari segelintir saja sejak jalan baru itu dibangun," penduduk Calang yang selamat. kata Bustanil, kepala kantor cabang Mereka tinggal di perbukitan BRI yang terletak di deretan ruko dan hanya makan kelapa selama di tepi jalan Dayah Baro-Ujung tiga hari sampai akhirnya air Serangga. Banyak pelanggan bank surut dan ia bisa kembali lagi ke merupakan pengusaha kecil- rumahnya yang hancur. Alawiyah menengah, pedagang, dan pemilik dan keluarganya harus menunggu warung kopi. Tetapi, sekarang hampir tiga tahun sebelum dapat semakin banyak petani karet, pindah kembali ke rumah mereka, pinang, dan pala dari daerah yang dibangun oleh salah satu sekitar yang juga membuka LSM yang datang ke Calang untuk rekening. Di antara mereka yang membantu rekonstruksi. ingin memperoleh kredit dari bank, terdapat pula sejumlah pencari Lima tahun setelah tsunami, emas; Bustanil teringat seorang BRR, yang mengkoordinasikan penambang yang membawa enam upaya pemulihan di Aceh dan kilogram emas untuk ditukar Nias, berakhir mandatnya pada dengan uang tunai. bulan April 2009. Pada saat JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 29 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALUR KE CALANG bersamaan, sebagian besar dari ratusan LSM internasional yang bekerja di Aceh juga telah menyelesaikan programnya dan meninggalkan Aceh. Mereka telah memberikan sumbangsih besar selama lima tahun terakhir untuk menghidupkan kembali ekonomi setempat. Kepergian mereka telah menimbulkan kekosongan besar, satu lagi tantangan yang harus dihadapi masyarakat di Calang. Salah satu tanda bahwa Calang semakin membaik adalah Toko Irma yang berada di bangunan yang sama dengan pasar induk Calang yang akan segera dibuka. Toko yang menjual kosmetik, baju impor, dan tas tangan itu hanya sendirian, dikelilingi toko-toko lain yang kosong. Itulah contoh keyakinan yang kuat. 30 Hasil dari Penghalang Ombak Padang Lageun Nama Proyek : Penghalang Ombak, Aceh Jaya Biaya : US$ 1,92 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 17 Oktober 2008 Nota Kesepakatan Pengoperasian Aset / Pemeliharaan : 25 April 2008 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 31 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF HASIL DARI PENGHALANG OMBAK PADANG LAGEUN Hanya beberapa ratus meter dari kerusakan akibat banjir rutin. jalan raya Banda Aceh-Calang Dalam upaya rekonstruksi dan di pantai barat Aceh, tampaklah rehabilitasi pantai barat yang rusak pemandangan indah di titik parah, daerah di sepanjang sungai bertemunya Sungai Padang Lageun itu diidentifikasi sebagai daerah dengan Samudera Hindia. Dulunya, yang memerlukan bantuan segera. sungai ini sering menimbulkan masalah bagi penduduk yang Bekerja sama dengan pemerintah tinggal di tepiannya. "Sungai ini Aceh Jaya, BRR- IRFF kemudian selalu banjir saat musim melaksanakan dua proyek. Yang Uraian Proyek: hujan," kenang Banta, pertama adalah pembangunan Untuk menstabilkan mulut sungai penduduk yang sudah penghalang ombak yang menjorok lama tinggal di sana sampai 100 meter ke arah laut sehingga tersedia akses yang aman ke dan mengalami sendiri dari mulut sungai, dengan tujuan laut bagi masyarakat nelayan dan untuk ketika air setinggi lutut memecah ombak dan mengurangi mencegah meluapnya sungai. menggenangi halaman jumlah endapan. Yang kedua dan rumahnya. adalah menggunakan batu karang untuk memperkuat tanggul Sembilan desa yang lain pun sungai sepanjang kira-kira 600 mengalami hal serupa, padahal meter. Proyek ini juga mencakup desa yang paling jauh jaraknya penanaman pohon pinus di pantai mencapai 12 kilometer dari pantai. untuk mencegah erosi oleh pasir. Masalah yang lain lagi adalah sedimentasi parah yang terjadi di Penghalang ombak yang selesai mulut sungai sehingga para nelayan pada bulan Maret tahun ini sulit membawa kapal mereka ke tampaknya berhasil menghentikan arah laut. banjir dan mencegah sedimentasi berlebihan di mulut sungai, sebuah Tsunami 2004 yang menghancurkan perubahan yang disambut gembira, semuanya semakin memperparah baik oleh nelayan yang tinggal 32 di kawasan muara maupun oleh petani yang tinggal lebih jauh dari pantai. Para nelayan pun mencatat terjadinya peningkatan jumlah kepiting, udang, dan kerang yang diperoleh di sepanjang sungai. "Saya dapat menangkap sekitar 10 sampai 20 ekor kepiting, masing- masing seberat 1,5 kg, setelah menebar jaring pada malam hari," kata Yunardi, seorang nelayan yang terpilih sebagai kepala desa Padang Lageun. Tergantung pada musimnya, kepiting yang berukuran cukup besar dapat dijual dengan harga Rp 35.000 sampai 40.000. Pada malam sebelumnya, ia pun dapat mengumpulkan dua ember penuh kerang dari tepi sungai. Tangkapan Yunardi dibeli oleh pengepul yang menjualnya lagi di pasar ikan Calang atau Banda Aceh. Kadang-kadang, ia membawa sendiri ikan tangkapannya ke pasar. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 33 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF HASIL DARI PENGHALANG OMBAK PADANG LAGEUN Kepiting dan kerang merupakan Lebih jauh ke darat, banjir yang labu dan beragam sayuran lain sumber penghasilan tambahan rutin terjadi merupakan masalah untuk menambah pemasukan dari yang sangat berarti ketika angin terbesar bagi petani di perkebunan bertanam padi dan bekerja di barat menghalangi Yunardi dan karet dan di sawah. Jalan sempit perkebunan karet. nelayan lainnya untuk melaut dan yang membelah tanah rawa adalah membawa pulang tangkapan harian satu-satunya penghubung antara Mereka juga menjual buah sekitar 30 kilogram ikan kerapu berbagai desa tersebut dengan musiman, seperti buah durian dan kakap. Di sekitar pulau-pulau jalan raya Banda Aceh-Calang. yang tumbuh sumbur di daerah kecil tak jauh dari pantai, para "Kadang-kadang ketika angin dan mereka, dan sedang mencoba nelayan dapat menemukan lobster, ombak dari laut sangat kencang, membudidayakan cokelat, tanaman tangkapan yang lebih menjanjikan jalanan akan tergenang air dan kami yang telah menjadi produk utama namun lebih sulit dicari. tidak dapat mencapai jalan utama di kabupaten tetangga. Para sampai dua minggu lamanya," kata penduduk sering pergi ke rawa Meskipun senang dengan adanya Kepala Desa Padang, Mohammad untuk mencari berbagai jenis ikan penghalang ombak, mereka Yuni. air tawar sebagai tambahan lauk berharap bebatuan penghalang mereka. di kedua sisi dapat diperpanjang Hal ini berarti mereka tidak dapat Semuanya kini semakin mudah lagi sampai kira-kira 100 meter membeli sembako dan, yang setelah penghalang ombak selesai ke arah laut. "Kalau tidak, kami lebih penting lagi, tidak dapat dibangun karena kini tidak ada khawatir tahun depan sedimentasi mengirimkan hasil pertanian ke lagi banjir yang dapat berlangsung akan menghalangi lagi jalan jalan utama untuk diambil dan sampai enam bulan. Sekarang, kapal kami," keluh Yunardi, yang dibawa ke pasar di Calang, kota lima tahun sejak ia nyaris menjadi berusaha berenang mengikuti arus yang paling dekat. Sama seperti korban tsunami, Mohammad ketika terjadi tsunami dan akhirnya 80 kepala keluarga yang lain di semakin optimis melihat masa berhasil menyambar dahan pohon. desanya, Mohammad menanam depannya. 34 Jalan Two-in-One Nama Proyek : Trieng Gadeng-Pangwa, Gigieng-Iboih, Pidie Biaya : US$ 1,17 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 5 Mei 2008 Serah Terima Manajemen Aset : 19 Februari 2009 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 35 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN TWO-IN-ONE Meskipun pantai timur Aceh tidak telah disepakati antara MDF dan Ia mengakui bahwa jalan terkena dampak langsung gempa pemerintah kabupaten Pidie pada Trieng Gadeng-Pangwa telah dan tsunami 2004, tetap saja April 2006. membawa manfaat besar sejak terjadi kerusakan meluas sebagai penyelesaiannya beberapa bulan efek sampingnya. Beberapa bulan kemudian, DPR yang lalu. menyetujui permintaan dari Ratusan hektar tanah tergenang pemerintah Provinsi Aceh untuk "Jalan ini sangat penting, tapi air setinggi satu meter dan banyak memecah Pidie menjadi dua jalan ini pula yang paling berat sungai yang meluap. Banjir kabupaten: Pidie dan Pidie Jaya. kerusakannya, sehingga kami tersebut merusak lahan pertanian, sangat mensyukuri perbaikannya," jalan, dan infrastruktur lainnya. Dengan demikian, proyek untuk tutur Gade Salam yang baru membangun dua jalan bagi satu memangku jabatan barunya selama Kabupaten Pidie teridentifikasi kabupaten kini menjadi dua jalan lima bulan. sebagai salah satu daerah yang untuk dua unit pemerintahan yang paling parah karena jaringan berbeda. Bagian Trieng Gadeng- Proyek rekonstruksi jalan ini jalannya rusak berat akibat Pangwa sekarang terletak di merupakan salah satu yang banjir. Akibat selanjutnya adalah ditambahkan dalam rencana Kabupaten Pidie Jaya yang baru, terganggunya sistem transportasi awal 12 proyek infrastruktur sementara bagian jalan Gigieng- dan jalannya ekonomi setempat. yang didanai oleh MDF, dengan Iboih tetap di Pidie. Secara pertimbangan khusus bahwa jalan BRR dan organisasi internasional keseluruhan, jalan itu melewati tersebut sudah lama terabaikan segera membantu dengan empat kecamatan. akibat konflik bersenjata. menyediakan dana bagi perbaikan dan pelebaran dua jalan akses ke "Kini saya paham bagaimana Jalan Trieng Gadeng-Pangwa kota Meureudu sebagai ibu kota sulitnya memperpanjang jalan sepanjang lima kilometer ini kabupaten Pidie Jaya. JK 13," kata bupati Pidie Jaya, nyaris hancur akibat efek lanjutan H.M Gade Salam, menyebut nama tsunami. Bahkan saat ini, jalan Tetapi keadaan politik telah proyek rekonstruksi jalan lain yang tersebut masih terbagi dua karena mengubah arah proyek yang didanai MDF. belum selesainya rekonstruksi 36 Jembatan Cot Lheu yang berada di Abubakar memanen semangkanya tengah-tengah jalan. tiga kali dalam setahun. Seorang pengepul datang untuk mengambil Walaupun demikian, jalan yang hasil panennya dan menjualnya telah diperbaiki ini sudah memberi lagi di berbagai pasar di Banda manfaat bagi penduduk setempat Aceh dan Medan. seperti Abubakar yang dulunya adalah nelayan sebelum tsunami Dengan mengingat masa lalunya sebagai penangkap ikan, Abubakar dan sekarang sedang mencoba pun memelihara ikan air tawar dan peruntungannya bertanam udang di sebuah kolam, meskipun semangka. penghasilannya tidak sebanyak dari bertanam Menurut Bupati Pidie Jaya, Gade semangka. Salam, hasil pertanian adalah Uraian Proyek: sumber pendapatan terbesar di "Inilah sebabnya Perbaikan jalan kabupaten. daerahnya dan beras merupakan mengapa jalan komoditas surplus. baru itu sangat membantu saya," jelasnya, "Hasil panen bisa tiba "Kebun ini satu-satunya tempat di pasar lebih cepat dan semangka yang menghasilkan semangka di yang hancur dalam perjalanan ke kabupaten ini," kata Abubakar, pasar lebih sedikit." yang menanam buah itu di tanah seluas dua hektar yang berjarak Sementara itu, sekitar 15 kilometer kira-kira 300 meter dari pantai. dari situ, jalan Gigieng-Iboih bahkan berdampak lebih besar Bahkan ia mungkin satu-satunya lagi bagi kehidupan penduduk di petani yang menanam semangka sekitar daerah tersebut. berkulit kuning, hasil dari upaya pemuliaan yang hati-hati. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 37 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF JALAN TWO-IN-ONE Di Persimpangan Iboih tempat Cik Di Pasi, sebuah yayasan yang bertemunya jalan itu dengan mengelola masjid, dayah (sejenis jalan raya Banda Aceh-Medan, pesantren) dengan 450 orang siswa para pengemudi ojek memperoleh di sore hari, dan asrama untuk banyak penghasilan dengan 43 orang siswa sekolah dasar mengantar penduduk dari rumah sampai sekolah menengah, anak- mereka ke persimpangan itu, anak yatim piatu akibat konflik atau sebaliknya. Dari situ, para bersenjata selama 30 tahun. penduduk umumnya menumpang minibus sejauh delapan kilometer "Mereka tinggal di asrama, tetapi ke pasar atau pusat kota Sigli, ibu bersekolah di tempat lain dan kota Kabupaten Pidie. biasanya pergi dengan berjalan kaki atau menumpang ojek," Puaskah mereka dengan jalan jelas Tengku Abdurrahman yang yang baru dibangun ini? "Tentu mengelola tempat itu dan mengajar saja! Sekarang kami lebih jarang agama. mengalami kebocoran ban dan tak perlu lagi sering-sering mengganti Yayasan yang telah berdiri 15 suku cadang," kata salah seorang tahun itu, yang menggunakan pengojek. Ia mengenakan biaya nama ulama pendirinya, tidak Rp 4.000 untuk perjalanan di menerima bantuan dari pemerintah sepanjang jalan empat kilometer dan membiayai kegiatannya hanya itu. dengan sumbangan dari pengusaha di berbagai daerah, termasuk dari Beberapa pelanggan tetap mereka Medan, ibu kota Provinsi Sumatera berasal dari sekitar Yayasan Teuku Utara. 38 Tetapi, kebanyakan bantuan Banyak pula yang menanam cabai, yang mereka peroleh berasal bawang, dan membuat emping dari penduduk di sekitar daerah dari biji pohon melinjo, tanaman tersebut, terutama pada masa yang tumbuh subur di daerah ini. pasca-tsunami ketika mereka Semuanya kemudian dikumpulkan menerima 23.000 pengungsi yang oleh muege (pengepul) yang mendirikan tenda-tenda darurat menjualnya lagi di pasar Sigli. di lahan mereka seluas 1,5 hektar. "Para istri mengurus sawah ketika Sebuah organisasi internasional laki-laki mencari ikan di laut," mendirikan sekolah dasar bagi kata Mohammad Yun, meskipun anak-anak pengungsi. Setelah ia mengakui bahwa musim hujan anak-anak itu tak lagi mengungsi telah membatasi kesempatan dan pulang ke rumahnya masing- mereka untuk melaut. masing, sekolah itu kemudian dipindahkan ke tempat lain, masih Pada saat itulah keuangan keluarga di daerah tersebut. mereka sangat bergantung pada penjualan hasil panen dan pada Bagi para siswa dayah, jalan baru jalan yang memungkinkan ekonomi itu sangat membantu. setempat untuk menghidupi Begitu pula yang dirasakan mereka. Mohammad Yun, kepala desa Jaya Tunong. Para penduduk desa yang berjumlah 103 kepala keluarga itu bekerja sebagai petani (kebanyakan menanam padi) dan nelayan. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 39 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF 40 Dari Simpang Mamplam ke Keude Samalanga Nama Proyek : Simpang Mamplam-Keude Samalangga, Bireuen Biaya : US$ 0,62 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 8 Maret 2008 Serah Terima Manajemen Aset : 24 Februari 2009 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 41 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF DARI SIMPANG MAMPLAM KE KEUDEE SAMALANGA Nurdin Abdul Rahman, Bupati perawatan jalan selama konflik Bireuen, tampak sibuk sekali. bersenjata selama 30 tahun. Bupati yang terpilih lewat pilkada tahun 2006 ini punya banyak Untuk mengejar ketertinggalan, gagasan untuk mempercepat visi Nurdin adalah mendirikan zona pembangunan di kabupaten yang industri guna mengolah produk ia pimpin itu. "Kami memerlukan pertanian utama dari daerah lebih banyak jalan penghubung, tersebut, yaitu beras, cokelat, dan pembangkit kacang kedelai, sehingga dapat Uraian Proyek: listrik, dan sumber diproses dan diekspor secara Perbaikan jalan kabupaten. air jika ingin langsung tanpa perlu melalui menarik investor Medan di Provinsi Sumatera Utara dan membangun agroindustri di seperti yang terjadi selama ini. daerah kami," kata Nurdin, sambil mengakui kontribusi yang telah Ia sempat bermaksud mendirikan diberikan jalan Simpang Mamplan- pabrik pemrosesan cokelat, tetapi Keude Samalanga yang baru kalah cepat dengan Bupati Pidie direkonstruksi terhadap upaya Jaya yang sudah terlebih dahulu tersebut. mengumumkan rencananya untuk membangun pabrik serupa. "Tetapi, Daerah ini dipilih bukan hanya kami sedang berunding dengan untuk proyek rekonstruksi pasca- mereka agar mau membangun tsunami, tetapi sekaligus juga gudang di Bireuen sebagai tempat untuk memperbaiki kerusakan penyimpanan cokelat sebelum infrastruktur akibat terabaikannya dibawa ke pelabuhan Lhokseumawe 42 untuk ekspor. Itulah sebabnya kami butuh lebih banyak jalan seperti ini," jelas Nurdin, merujuk pada jalan Simpang Mamplam- Keude Samalanga yang dibangun berkat Fasilitas Pendanaan Rekonstrucsi Infrastruktur (IRFF). Para penduduk desa yang tinggal di sepanjang jalan ini akan setuju dengan bupati mereka, tetapi karena alasan yang berbeda. Bagi mereka, jalan yang melewati tujuh desa tersebut merupakan jalur alternatif ke kecamatan Samalanga dan ke kota Bireuen sendiri. Sebelumnya, ketika jalan tersebut masih penuh lubang-lubang dan sering banjir, para penduduk terpaksa mengambil rute yang lebih panjang lewat jalan raya Banda Aceh-Medan. "Setelah ada jalan baru, kami tak perlu lagi menggunakan jalan raya Banda Aceh dan perjalanannya JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 43 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF DARI SIMPANG MAMPLAM KE KEUDEE SAMALANGA menjadi lebih singkat," kata pengiriman dan pengangkutan Syaifuddin, kepala desa Reum Barat komoditas produksi lokal. yang berpenduduk sekitar 850 jiwa. Ironisnya, Syaifuddin sendiri Syaifuddin mengatakan bahwa mengakui bahwa kalau saja tidak karena jalannya telah dilebarkan ada tsunami yang menyebabkan dan sistem drainasenya diperbaiki, berakhirnya konflik bersenjata dan jalan tersebut tampak lebih bagus membawa perdamaian di Aceh, dan para penduduk kini berupaya kemungkinan besar jalan itu tidak memelihara tanaman hias dan akan pernah diperbaiki. bunga di halaman depan rumah mereka. Jalan baru tersebut Yang menjadi bahaya saat ini adalah juga telah memotivasi penduduk banyaknya lalu lintas di jalan baru melakukan kerja bakti setiap itu yang didominasi oleh angkutan hari Jumat untuk menyingkirkan umum yang memanfaatkannya sampah dari saluran drainase dan sebagai jalan pintas. Karena itu, memotong rumput serta membuang jalan sepanjang 3,8 kilometer gulma. tersebut kini diberi 10 polisi tidur demi memperlambat kecepatan lalu Fakta bahwa penduduk setempat lintas. Tadinya, pejabat setempat umumnya memiliki pendidikan bahkan sempat mempertimbangkan yang cukup baik dan memiliki untuk melarang kendaraan penghasilan tetap dapat yang melebihi berat tertentu menjelaskan mengapa mereka melewati jalan itu, tetapi langkah begitu peduli terhadap lingkungan. tersebut batal dilakukan karena "Banyak anak-anak dari dikhawatirkan dapat mengganggu lingkungan ini yang melanjutkan 44 sekolahnya di universitas," kata jalan, yang ditanami ubi dan Syaifuddin, yang istrinya bekerja kacang tanah. Hasil panennya akan sebagai pegawai negeri Kabupaten diambil oleh muege (pengepul) Bireuen. yang menjualnya lagi di pasar kota di Simpang. Semangat gotong royong juga tampak ketika tiba waktunya Syaifuddin sendiri memiliki empat untuk memanen sawah, yang hektar kolam ikan air tawar. dilakukan dua kali dalam setahun. Daerah ini dulunya merupakan Para penduduk yang memiliki daerah pertambakan udang, tetapi sawah menanaminya secara produksinya terus turun selama 10 bersamaan untuk memastikan tahun terakhir tanpa ada yang tahu keseragaman sehingga serangan penyebabnya. Meskipun ia masih hama burung dan serangga tidak mempertahankan beberapa kolam akan menggagalkan panen. "Cara sebagai tambak udang, sekarang ini juga memungkinkan bulir padi ini Syaifuddin lebih banyak matang lebih lama di batangnya, memelihara ikan. sehingga waktu pengeringannya lebih singkat setelah panen," jelas Semua kegiatan ekonomi ini Syaifuddin, sambil memperlihatkan akan sulit dilakukan secara bahwa kebanyakan rumah memiliki berkelanjutan kalau saja jalan lumbung berasnya sendiri. Simpang Mamplam-Keude Samalanga tidak dibangun kembali. Selain menanam padi, sejumlah penduduk desa juga memiliki kebun sayuran agak jauh dari JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 45 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF 46 Prasarana Bagi Kesejahteraan Nama Proyek : Jalan Bireuen, Bireuen Biaya : US$ 1,52 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 8 November 2008 Serah Terima Manajemen Aset : 24 Februari 2009 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 47 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF PRASARANA BAGI KESEJAHTERAAN Paket jalan Bireuen mencakup dua Tampak pula orang-orang yang jalan yang berbeda: jalan sepanjang sedang sibuk mengatur saluran 5 kilometer dari Simpang Teupok irigasi, sementara agak jauh di Baroh ke Lhok Awe-Awe dan jalan depan, ada bagian sisi jalan yang sepanjang 1,85 kilometer dari sedang diperbaiki. Sejumlah warung Simpang Tambu ke Lhok Dagang. kopi berada di persimpangan jalan yang berpotongan dengan jalan Walaupun keduanya dibangun lebih kecil. dengan spesifikasi yang sama, hasil akhirnya Menurut pemerintah kabupaten Uraian Proyek: tampak berbeda, Bireuen, jalan ini akan dijadikan Perbaikan jalan kabupaten. kemungkinan jalan protokol utama supaya karena perbedaan ekonomi lokal memiliki akses yang latar belakang sosioekonomi mudah ke ibu kota kabupaten. populasi di kedua lokasi tersebut. Enam puluh persen populasi yang Daerah di sekitar jalan Simpang merasakan dampak jalan baru Teupok Baroh yang mengarah ke ini adalah petani, sedangkan 25 Lhok Awe-Awe kebanyakan adalah persen lagi adalah nelayan dan kawasan rumah tinggal. Rumah- sisanya merupakan pelaku industri rumah itu memiliki halaman yang kecil dan pegawai negeri yang luas dan dinaungi pohon kelapa bekerja di kota Bireuen. Setiap atau pinang. Di beberapa daerah, kepala keluarga rata-rata memiliki terlihat sawah yang menjadi dua sumber penghasilan. pemisah deretan rumah. 48 Meskipun produk pertanian merupakan mata pencaharian utama di Kabupaten Bireuen, industri kecil tampaknya juga merupakan bagian yang penting. Di desa Kuala Jeumpa yang hanya berjarak 50 meter dari jalan, Jamali, dengan bantuan dari istrinya, Yusra, sedang menggoreng pisang, ubi, dan sukun yang diiris tipis-tipis untuk membuat keripik. Saat sedang laris, mereka dapat menjual sekitar 100 kilogram keripik yang sudah dibungkus di sebuah kios di pinggir jalan raya Banda Aceh-Medan. "Kami bisa membuat lebih banyak lagi kalau saja kami punya modal," kata Yusra. Kurang dari dua bulan lagi sudah bulan Ramadhan, dan Yusra bersama suaminya akan mendapat lagi pesanan besar seperti yang sudah-sudah. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 49 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF PRASARANA BAGI KESEJAHTERAAN Dengan sepeda motor berkeranjang besar, mereka mengirim sendiri keripik yang telah dibungkus ke kios di pinggir jalan raya atau ke toko makanan oleh-oleh. "Itu sebabnya mengapa saya sangat gembira jalan ini akhirnya diperbaiki," kata Jamali, yang dulunya mengirimkan keripik dengan sepeda, yang lebih sering dituntun daripada dinaiki, demi mencegah keripiknya remuk. Lebih jauh sedikit ke ujung jalan, terlihat delapan kapal nelayan baru yang sudah siap melaut. "Ini pesanan dari anggota DPR yang kaya di Banda Aceh. Beliau ingin memulai usaha penangkapan tuna," kata Fadli, yang bercerita lagi bahwa kapal-kapal itu dibuat ayahnya bersama tiga tukang kayu. Ia mengatakan bahwa para nelayan biasanya melaut dengan tiga kapal 50 sekaligus dan kembali ke darat membangun polisi tidur guna usaha, dapat meminjam maksimum setelah semalaman di laut dengan mengurangi kecepatan lalu lintas, Rp 3 juta dengan membayar bunga membawa sekitar 60 kilogram tuna. tetapi tidak ada yang setuju. bulanan 2 persen. Ikan-ikan itu kemudian dibawa ke kota Peudada yang tidak terlalu "Kita memerlukan upaya untuk "Selama tiga tahun sejak berdirinya jauh untuk diproses sebelum mengajari pengendara tentang koperasi kami, belum ada anggota dikirim ke Singapura. keselamatan di jalan," kata yang tidak mampu mengembalikan Syarifuddin. pinjaman," kata Yurdani, yang Salah seorang yang tidak terlalu mengelola koperasi tersebut. senang dengan jalan baru tersebut, Beberapa papan tanda meskipun telah mempertimbangkan mengiklankan berbagai tempat Koperasi itu begitu berhasil manfaatnya, adalah Syarifuddin, yang menjual kain bordir tak jauh sehingga mereka kini sedang kepala sekolah SDN Batee Timoh. dari jalan, tetapi hari itu tampaknya menguji coba program asuransi tidak ada satu pun yang buka. bagi anggotanya. "Saya mengkhawatirkan keselamatan anak-anak karena Seolah ingin mendukung maraknya Tetapi, kegiatan ekonomi yang jalan itu semakin ramai saja. kegiatan ekonomi, di ujung marak setelah penyelesaian jalan Banyak motor dan mobil yang jalan tampak sebuah koperasi Simpang Teupok Baroh ke Lhok melaju dengan kencang di jalan simpan pinjam perempuan yang Awe-Awe tampaknya tidak terjadi baru itu," keluh Syarifuddin. beranggotakan 283 perempuan di bagian proyek yang lain. dari 28 desa. Ia sudah mengusulkan kepada Di jalan Simpang Tambu menuju beberapa orang kepala desa di Para anggotanya, yang kebanyakan Lhok Dagang, terlihat jelas daerah sepanjang jalan itu untuk memerlukan uang untuk modal bahwa para penduduknya, yang JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 51 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF PRASARANA BAGI KESEJAHTERAAN kebanyakan memelihara udang dan 5 sore nanti," kata Asalam. Ia ikan bandeng, kurang sejahtera jika tidak memiliki tambak sendiri, dibandingkan dengan penduduk tetapi para petani mempercayakan dari jalan `yang lain'. hasil budidaya mereka untuk dijual Asalam di tepi jalan. Di antara tambak ikan dan udang, tampak rumah-rumah yang kurang Ia mengakui bahwa keberadaan terawat meski dibangun setelah jalan itu telah membantunya tsunami dan kondisi di sepanjang berjualan. "Kini semakin banyak jalan pun tidak memperlihatkan orang yang melewati jalan ini kesejahteraan seperti di jalan yang setelah perbaikannya selesai," kata lain. Asalam. Di depan sebuah rumah yang Lebih jauh ke dalam, masih di bersebelahan dengan tambak ikan desa Lhok Dagang, kepala desa di desa Lhok Dagang, Musa Asalam Suleiman juga mengakui bahwa duduk di kios terbuka bersama jalan hasil proyek telah membawa timbangan dan peti es berisi 10 sejumlah manfaat. kilogram udang besar. Ia memiliki satu hektar sawah "Saya menjual ini ke orang-orang yang dapat ia panen setahun yang lewat dan sisanya akan diambil sekali di kecamatan Pandrah yang muege (pengepul) yang datang jam berdekatan. Jalan baru itu sangat 52 memudahkannya pulang pergi ke untuk pemakaian jalan desa, kami sawah. dijanjikan akan diberi tenda dan kursi yang bisa kami pakai untuk Sebuah bus sekolah yang diberikan hajatan," keluh Suleiman, "tapi oleh salah satu LSM kini dipakai sampai sekarang kami belum untuk menjemput anak-anak desa mendapat apa pun." itu, termasuk anak Suleiman, dan mengantar mereka ke sekolah di Kasus Suleiman menggambarkan kota Jenieb yang jaraknya satu jam pentingnya sebuah aspek kecil perjalanan. namun relevan, yang sering terlupakan atau kurang ditanggapi Tetapi, Suleiman belum secara memadai oleh pengelola sepenuhnya senang karena janji proyek. untuk memperbaiki jalan desa yang digunakan selama pembangunan, belum dipenuhi. Truk yang membawa material dan peralatan berat harus menggunakan jalan desa yang lewat di depan rumahnya karena jembatan ke jalan akses terlalu kecil dan tidak mampu menahan beban truk. "Bukan itu saja masalahnya. Karena kami tidak meminta uang JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 53 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF 54 Pelabuhan di Gunung Sitoli Nama Proyek : Pelabuhan Gunung Sitoli, Nias-Sumatera Utara Biaya : US$ 3,67 Juta Tanggal Penyelesaian Pembangunan : 31 Oktober 2008 Serah Terima Manajemen Aset : 19 Desember 2008 Sebelum Sesudah JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 55 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF PELABUHAN DI GUNUNG SITOLI Suatu pagi di hari Sabtu pada bulan Juli, kapal barang Cahaya Baru I sedang menurunkan berkarung- karung beras dan memuatnya ke truk yang sudah menunggu di pelabuhan Gunung Sitoli, ibu kota di Kepulauan Nias yang terletak di sebelah barat Sumatera. Arefa, si kapten kapal, harus menunggu sejam sebelum tiba gilirannya untuk merapat di dermaga yang dipenuhi kapal lain. Satu kapal membawa bahan bangunan: semen, kawat, dan batang baja. Kapal yang lain baru selesai menurunkan peti- peti berisi telur ayam. "Keadaannya sudah jauh lebih ramai sejak pelabuhan ini dibangun kembali," kata Arefa. Ia memperkirakan ada sekitar 60 kapal barang yang menggunakan dermaga di pelabuhan Gunung Sitoli setiap bulan, meningkat 20 persen sejak rekonstruksi pelabuhan diselesaikan pada Januari 2009. 56 Di seberang, di dermaga lama, daerah, pantainya bergeser kapal feri penumpang dan barang sampai sejauh 100 meter ke arah roll-on roll-off Pulo Tello sedang darat, sementara di bagian lain, bersandar di dermaga sebelum permukaan tanahnya naik sampai berangkat lagi ke pelabuhan setinggi 2,9 meter. Akibatnya, Sibolga di Sumatera Utara, sebuah banyak infrastruktur di Nias yang perjalanan yang memakan waktu rusak parah, terutama pelabuhan sembilan jam. Gunung Sitoli. Selama empat tahun terakhir, Sebagai infrastruktur vital kota Gunung Sitoli terpaksa bagi perekonomian setempat, hanya mempunyai satu dermaga, perbaikannya sementara pelabuhan di sebelahnya menjadi prioritas Uraian Proyek: sedang dibangun kembali utama dalam Rekonstruksi dan rehabilitasi pelabuhan setelah dirusak oleh gempa dan proyek pemulihan dalam (deep-water port) di Kepulauan tsunami 2004, serta gempa besar yang telah disetujui Nias. berikutnya yang terjadi hanya 4 oleh Pemerintah bulan berselang dan berkekuatan dan organisasi internasional. 8,5 skala Richter. Tsunami 2004 "Pelabuhan ini merupakan pintu menyebabkan kematian 122 orang, masuk Nias," kata Sekretaris tetapi gempa kedua menyebabkan Kabupaten Nias, Marthinus 800 orang kehilangan nyawa dan Lase, yang mengingatkan bahwa melukai 2.000 orang. pelabuhan ini tidak hanya melayani Nias, tetapi juga Nias Selatan, serta Bencana ganda itu juga mengubah kabupaten Nias Utara dan Nias garis pantai Nias. Di beberapa Barat yang baru dibentuk. JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 57 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF PELABUHAN DI GUNUNG SITOLI Seiring pemulihan pulau ini dari Pelabuhan baru sebetulnya trauma dan kehancuran, para hanya dimaksudkan untuk kapal penduduknya kembali ke mata berbobot 10 ton atau lebih, tetapi pencaharian mereka sebagai semakin banyaknya kapal kecil nelayan dan petani dua komoditas yang melayani Gunung Sitoli utama pulau itu - kopra dan karet. membuat kepala pelabuhan Komoditas itu dimuat ke kapal sedikit mengubah aturan dan dan dibawa ke Sibolga, pelabuhan membolehkan kapal kecil untuk pulau besar terdekat. Dalam berlabuh di sana pula. perjalanan kembalinya, kapal yang sama membawa barang kebutuhan Pulo Tello yang berlabuh di yang sangat dibutuhkan. dermaga lama sedang istirahat sebelum perjalanan kembali ke "Yang sangat kami hargai dari Sibolga yang memakan waktu pelabuhan baru ini adalah 12 jam. Kapal ini melakukan reorganisasi sistem yang telah perjalanan setiap satu minggu dilakukan," kata Lase. "Mengingat sekali, membawa hingga 25 mobil frekuensi kapal yang datang, atau 21 truk dan 400 penumpang. barang-barangnya tidak terlalu "Kapal ini selalu penuh dan lama tinggal di gudang." Karena banyak yang meminta agar kapal pelabuhan baru itu begitu ramai, ini bisa diberangkatkan dua kali ia merasa bahwa dermaga lama seminggu," kata Tema Hendate, dan jembatan sepanjang 20 pejabat PT Pelindo, BUMN yang meter yang menghubungkan mengelola pelabuhan. Sama seperti keduanya perlu dibangun kembali pada kapal barang, Hendate juga untuk meningkatkan kapasitas melihat terjadinya peningkatan keseluruhan pelabuhan. tajam jumlah penumpang yang 58 datang dan pergi dari pelabuhan belum adanya terminal yang Gunung Sitoli. memadai untuk mengakomodasi bertambahnya penumpang yang Menurut Hendate, setelah pulau menggunakan fasilitas pelabuhan. ini memiliki dua kabupaten baru, Lase, Sekretaris Kabupaten pemerintah Kabupaten Nias Nias, juga mengeluhkan hal sedang mempertimbangkan secara serupa. "Belum ada fasilitas yang serius untuk menambah frekuensi memisahkan penumpang dengan keberangkatan Pulo Tello menjadi barang yang sedang bongkar muat. sekali seminggu dan melakukan Keadaan ini dapat mengganggu perhentian di kedua kabupaten keselamatan," katanya. baru itu. Lase juga merasa meningkatnya Selain itu, ada pula rencana kegiatan di pelabuhan perlu untuk menambah frekuensi diimbangi dengan area keberangkatan MV Lawit, feri gudang yang lebih besar demi penumpang yang lebih besar dan meningkatkan efisiensi. "Saat ini, berbobot 3.000 ton, yang rutin kami akan sangat bersyukur jika melayari rute Jakarta ke Padang, ada yang bersedia memperbaiki Nias, dan Sibolga, lalu kembali lagi jembatan sepanjang 20 meter ke Jakarta, dari semula satu kali yang menghubungkan kedua area sebulan menjadi dua kali sebulan. pelabuhan dandermaga ," tuturnya. "Permintaan untuk perjalanan Dengan dibentuknya dua kabupaten terus meningkat sejak dibangunnya baru tahun ini, Pulau Nias kini pelabuhan baru," kata Hendate. memiliki empat kabupaten dan Namun, ia menyayangkan fakta berambisi untuk menjadi provinsi JALAN MENUJU PEMULIHAN DI ACEH & NIAS PASCA-TSUNAMI 59 REKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR MELALUI PROYEK-PROYEK IRFF terpisah dari Sumatera Utara pada tahun 2020 dengan mengundang para pengusaha untuk berinvestasi di pulau itu. "Pelabuhan baru ini telah membuka jalan dan wawasan baru bagi kami," kata Lase. 62