Catatan Operasional 3 Iterasi Implementasi yang Berdampak Memulai dan Membangun dari yang Kecil Bagaimana pemerintah daerah menyelaraskan penyediaan layanan dasar di tengah berbagai tantangan yang terus-menerus muncul? Seperti apakah wujud “perubahan pola pikir” dalam menghadapi tantangan dalam penyediaan layanan dasar tersebut? Catatan Operasional 1 dalam rangkaian Catatan Operasional ini menunjukkan bagaimana tinjauan data awal yang dilakukan oleh tim MELAYANI di Kabupaten Belu menunjukkan bahwa sertifikasi guru bukanlah pendorong utama pembelajaran murid. Temuan ini mendorong tim untuk mengunjungi sekolah-sekolah di kabupaten Belu, baik yang berkinerja baik maupun buruk, untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong penting lainnya secara lebih baik. Catatan Operasional 2, “Menelusuri Lebih Dalam: Iterasi Pemahaman Masalah” mendokumentasikan proses dan apa yang ditemukan oleh tim dari penelusuran yang mereka lakukan. Catatan Operasional 3 ini mengkaji apa yang ditemukan oleh tim MELAYANI Kabupaten Belu di lapangan dan bagaimana mereka menggunakan informasi yang didapat untuk mengembangkan, menguji, dan memperbaiki solusi atas berbagai tantangan dalam proses belajar dan mengajar. Pendekatan penyelesaian masalah ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan — hal ini tidak mengharuskan pemerintah daerah untuk “memulai kembali” memahami masalah yang mereka hadapi. Namun demikian, pendekatan baru dibutuhkan dalam hal mengumpulkan informasi, mengembangkan dan mengimplementasikan solusi, berpikiran terbuka tentang apakah solusi yang dipilih akan berhasil (daripada pendekatan ‘set and forget’ yang hanya mengasumsikan bahwa sesuatu yang dirancang/ dipilih akan berhasil), dan memperkuat fokus penyelesaian masalah. Rangkaian catatan operasional ini bertujuan untuk membagi pengalaman dan pelajaran praktis dari MELAYANI – Untangling Problems in Improving Basic Services (Menguraikan Permasalahan Perbaikan Layanan Dasar di Indonesia). MELAYANI adalah program yang membangun kapasitas pemerintah daerah untuk menanggulangi masalah-masalah layanan dasar di tingkat kabupaten. Hal ini dilakukan dengan membantu pemerintah kabupaten mengidentifikasi masalah penting, menguraikannya, menganalisis bagian-bagian dari uraian tersebut, dan mengembangkan serta menyempurnakan solusi atas masalah yang dihadapi. Metodologi pemecahan masalah mengacu pada metodologi adaptasi iteratif berbasis masalah (Problem Driven Iterative Adaptation atau PDIA) yang dikembangkan oleh sebuah tim di Universitas Harvard. Metodologi ini berfokus membangun pemahaman tim atas masalah dan solusi, memberdayakan staf lokal untuk berinovasi dan bereksperimen, menggunakan data untuk memahami masalah dan penyebabnya, dan mengiterasikannya menjadi solusi yang berkelanjutan. Program ini menekankan bahwa para staf harus berupaya untuk memahami masalah dan mengidentifikasi serta mengimplementasikan solusi. MELAYANI menyediakan perangkat untuk mendukung proses tersebut, dipandu oleh pendamping terlatih yang didukung oleh seorang mentor dengan keahlian dalam metodologi PDIA. MELAYANI dilaksanakan melalui dukungan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan dikelola oleh Bank Dunia. meningkatkan hasil pembelajaran murid dengan Tantangan Awal yang lebih baik. Secara keseluruhan, tim mengunjungi Mendorong Tim untuk 10 sekolah, terbagi rata antara yang sekolah Belajar Lebih Banyak “berkinerja baik” dan “berkinerja buruk”.2 Tim Tentang Sekolah-sekolah mencoba menelusuri tiga aspek kinerja: (i) di Kabupaten Belu belajar dan mengajar, (ii) peran komite sekolah, dan (iii) beban administrasi pelaksanaan Bantuan Sebagaimana dijelaskan dalam catatan Operasional Sekolah atau BOS.3 operasional sebelumnya, tim MELAYANI Kabupaten Belu berfokus pada peningkatan Catatan operasional ini berfokus pada satu kualitas pendidikan dasar. Penguraian awal dari topik yang paling “eksploratif”, yaitu belajar masalah ini membangun pemahaman dalam dan mengajar. Untuk memahami bagaimana tim bahwa rendahnya jumlah guru bersertifikat perbedaan proses belajar dan mengajar di adalah penyebab utama dari hasil pembelajaran satu sekolah dan sekolah lainnya, tim hanya yang buruk. Namun, setelah pemahaman mengajukan dua pertanyaan kepada guru dan tersebut diuji dengan data yang tersedia (dengan kepala sekolah di sekolah-sekolah yang mereka mengorelasikan kinerja dengan proporsi guru kunjungi, yaitu: bersertifikat di setiap sekolah) ditemukan ahwa hanya sedikit korelasi antara keberadaan guru • Faktor apa yang mendukung Anda/ guru bersertifikat dan skor ujian murid yang lebih sekolah Anda dalam mengajar murid dengan tinggi. Data tersebut juga mematahkan asumsi baik? keliru yang mereka pahami selama ini tentang • Hambatan apa yang Anda hadapi dalam apa yang mendorong kinerja yang lebih baik mengajar/ mendukung guru untuk bekerja (misalnya, sekolah yang berlokasi di perkotaan dengan baik? berkinerja lebih baik, sedangkan sekolah di pedesaan lebih buruk).1 Tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya menunjukkan bahwa ada praktik-praktik Temuan tersebut mengejutkan tim MELAYANI yang baik yang diterapkan di beberapa sekolah dan menggerakkan mereka untuk menelusuri dasar di Kabupaten Belu. Mereka juga membantu lebih jauh asumsi-asumsi mereka tentang tim untuk mengartikulasikan secara lebih baik penyebab masalah dan solusi atas masalah perbedaan antara sekolah yang semakin berhasil tersebut. Mereka memutuskan untuk dan kurang berhasil dalam meningkatkan mengunjungi sekolah-sekolah di kabupaten pembelajaran murid. mereka sendiri untuk melihat apakah mereka dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat 1 Lihat “Keeping it Simple: Supporting Government to Use Evidence to Solve Problems“, Catatan Operasional 1 dalam rangkaian Catatan Operasional ini. 2 Terutama didasarkan pada rata-rata skor ujian sekolah. Untuk enam sekolah terakhir (setelah instrumen diuji), tim juga mulai mempertimbangkan lokasi/ akses, pengelolaan sekolah (berdasarkan masukan dari pengawas sekolah yang aktif) dan populasi murid (terutama para pengungsi internal). Sementara berbagai faktor yang berbeda tidak perlu dibagi secara merata menjadi dua kelompok, gagasannya adalah untuk lebih memahami faktor-faktor tambahan yang terkait dengan kinerja sekolah. 3 Lihat “Digging Deeper: Iterating Understanding of a Problem” pada Catatan Operasional 2 dalam rangkaian Catatan Operasional ini untuk detail lebih lanjut tentang proses ini. 2 dan memberikan dukungan bagi guru dalam Deviasi Positif Memberi mengembangkan rencana perbaikan. Di Inspirasi Tentang Upaya sekolah-sekolah yang berkinerja buruk, Apa yang Mungkin kepala sekolah tidak melakukan pengawasan Berhasil atau melakukan pengawasan dari luar kelas (hanya melakukan pengawasan berdasarkan Tim di Kabupaten Belu tidak hanya berhasil dokumen kerja guru). Terkait hal ini, kepala mengidentifikasi masalah dalam proses sekolah mengindikasikan bahwa mereka implementasi, namun mereka juga bangga tidak ingin menciptakan ketegangan dengan melihat adanya contoh implementasi yang memberikan kritik pada guru atau mereka berhasil mereka lakukan.4 Kunjungan terbuka merasa tidak nyaman untuk memberikan dari staf kabupaten bukan merupakan hal umpan balik.5 yang biasa di Indonesia, di mana ‘pemantauan’ seringkali hanya difokuskan untuk memastikan • Mengadakan pertemuan rutin yang kepatuhan dan mengomunikasikan pedoman berfokus pada isu-isu kelas. Guru mendapat daripada untuk memahami situasi di lapangan manfaat dari kesempatan diskusi bersama secara lebih baik. Ketiga anggota tim MELAYANI guru lain dan kepala sekolah mereka tentang yang melakukan kunjungan sekolah terkesan tantangan yang mereka hadapi di kelas. dengan pendekatan mendengarkan kepala Di sekolah-sekolah yang berkinerja buruk, sekolah dan guru, kemudian memberikan pertemuan tidak pernah terjadi sama sekali kesempatan pada mereka untuk menjelaskan ataupun jika dilakukan hanya berfokus secara pendapat mereka tentang apa yang sudah eksklusif pada isu-isu administrasi. Kondisi ini berjalan dengan baik. Temuan kunci tim di membuat para guru merasa bahwa mereka antaranya adalah: tidak memiliki dukungan terkait tantangan yang mereka hadapi di kelas. Kepala sekolah memainkan peran penting dalam memotivasi guru dan mendorong • Mendukung kelompok kerja dan mereka un tuk terus belajar dan menyelesaikan pembelajaran internal. Semua sekolah, masalah. Untuk mendukung guru di kelas, secara teori, memiliki “Kelompok Kerja Guru penting bagi kepala sekolah untuk: Mini” (KKG Mini) yang merupakan wadah bagi guru untuk saling belajar dari satu sama • Melakukan pengawasan rutin. Ini berarti lain. Di mana KKG Mini ini berfungsi dengan bahwa kepala sekolah datang mengunjungi baik, seorang guru senior atau yang baru kelas untuk mengamati guru menyampaikan menerima pelatihan6 akan membagikan pelajaran dan berinteraksi dengan murid. Ini pengetahuan mereka tentang topik-topik juga berarti memberikan umpan balik pada tertentu. Dana terbatas untuk kegiatan ini bidang-bidang yang memerlukan perbaikan 4 Mengenai deviasi positif lainnya, lihat Pascale, Richard, Jerry Sternin and Monique Sternin. 2010. The Power of Positive Deviance: How Unlikely Innovators Solve the World’s Toughest Problems, Brighton Mass: Harvard Business Review Press 5 Kepala sekolah sering dipromosikan dari jajaran guru senior. Beberapa dari mereka menyampaikan ketidaknyamanan dalam memberikan umpan balik kepada sesama pengajar yang telah bekerja dengan mereka selama bertahun-tahun. 6 Karena keterbatasan dana, seringkali hanya sedikit guru dari suatu sekolah yang dapat mengikuti pelatihan tentang topik-topik tertentu. Pada saat catatan ini dibuat, pemerintah tengah meluncurkan kurikulum baru dan banyak guru yang membutuhkan dukungan tambahan untuk memahaminya. 3 disediakan oleh Bantuan Operasional Sekolah hanya menandatangani buku tamu namun (BOS). Di sekolah-sekolah luar biasa, kepala tidak berinteraksi dengan guru dalam bentuk sekolah melakukan identifikasi kebutuhan apapun. Sebagian besar tim MELAYANI terdiri dan menyewa pelatih eksternal setahun dari pengawas sekolah. Temuan terakhir ini sekali. menggugah tim untuk melakukan refleksi tentang kehadiran dan kinerja pengawas sekolah. • Melibatkan komite sekolah dalam diskusi terkait anggaran dan relasi dengan orang Perubahan positif terjadi meskipun, dan bukan tua murid. Transparansi anggaran penting disebabkan karena, sistem dukungan kabupaten bagi guru dan orang tua murid. Ketersediaan untuk pengelolaan pendidikan yang belum buku dan materi belajar yang tepat waktu mumpuni. “Sekumpulan keunggulan” yang sangat penting bagi para guru, yang semakin ditemukan pada saat kunjungan lapangan putus asa jika mereka tidak mendapatkannya memberikan contoh yang sangat baik tentang dan tidak mengetahui apakah buku dan interaksi positif antara kepala sekolah, guru, materi yang mereka butuhkan telah dipesan dan komite sekolah. Temuan ini konsisten oleh kepala sekolah. dengan temuan lain yang menunjukkan bahwa melibatkan semua aktor di tingkat sekolah, Tim mencatat bahwa guru juga dapat aktif saling atau “perubahan sekolah secara menyeluruh” membantu satu sama lain, bahkan di seluruh merupakan cara paling efektif dalam mendukung sekolah, akan tetapi motivasi mereka untuk inovasi dan pembelajaran. Namun, praktik- melakukannya seringkali sangat dipengaruhi oleh praktik ini umumnya dilaksanakan secara lingkungan sekolah mereka. Pada saat catatan individual, terlepas dari dukungan atau motivasi operasional ini dibuat, guru tengah kebingungan dari sistem pendidikan yang lebih luas. tentang kurikulum baru yang membutuhkan pendekatan terhadap proses belajar dan Penemuan atas deviasi positif ini menata ulang mengajar, serta perencanaan pelajaran dan tantangan yang dihadapi tim. Dengan adanya persyaratan pelaporan yang baru dan berbeda beberapa contoh praktik yang baik yang telah dari sebelumnya. disebutkan di atas, “solusi” yang dicari oleh tim berubah dari apa yang harus dilakukan untuk Meskipun sudah ada contoh inovasi dan praktik membantu guru di kelas menjadi bagaimana baik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan mensistematisasikan keberhasilan dengan guru, tidak demikian halnya dengan pengawas berbagi dan memperbaiki praktik yang sudah sekolah.7 Di sebagian besar lokasi kunjungan, berhasil dilakukan di Belu. Berfokus pada hal- tidak ada kunjungan dari pengawas sekolah hal positif membantu tim MELAYANI merasa dalam beberapa waktu belakangan (dalam berdaya dan termotivasi, sambil juga melihat hal- beberapa kasus tidak ada kunjungan selama hal negatif yang menunjukkan kepada mereka di bertahun-tahun) dan pada saat mereka mana mereka perlu berfokus. melakukan kunjungan, seringkali mereka 7 Pengawas sekolah dipekerjakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten untuk memberikan dukungan teknis dan melakukan pengawasan atas sekelompok sekolah. Secara teori, mereka dapat membawa keahlian yang mumpuni bagi kepala sekolah dan guru, memberikan pendampingan melalui kunjungan sekolah, dan memfasilitasi diskusi lintas sekolah. 4 memutuskan bahwa ia dapat menggunakan Menggunakan sekolah dan kelompok kerjanya sebagai Mekanisme Penyediaan percontohan untuk lebih memahami bagaimana Layanan yang Ada cara menjadikan kelompok-kelompok kerja ini untuk Mendorong lebih efektif. Mengacu pada berbagai diskusi Perubahan yang dengan para guru dalam kunjungan sekolah yang Berdampak dilakukan oleh tim MELAYANI, Ibu Agus mulai berfokus pada topik-topik yang diidentifikasi Kondisi dimana terdapat kelompok kerja kepala sendiri oleh kepala sekolah dan guru dalam sekolah dan guru namun tidak berfungsi, kunjungan-kunjungan tersebut. Dia juga memberikan peluang potensial untuk menyisihkan waktu bagi setiap kelompok kerja menerapkan pendekatan yang lebih sistematis untuk merefleksikan pengalamannya dengan guna mendukung interaksi positif dalam lingkup pendamping dan anggota tim MELAYANI di sekolah. Tim MELAYANI Kabupaten Belu terdiri Kabupaten Belu. Diskusi eksplisit ini membantu dari sekelompok kecil pengawas sekolah yang mengidentifikasi bagaimana kelompok- tertarik pada perubahan. Mereka menyadari kelompok kerja itu sendiri dapat memberikan bahwa mereka dapat menggunakan banyak dampak terbesar bagi guru dan kepala sekolah. kegiatan rutin mereka untuk mendukung kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan interaksi Percontohan tersebut mengungkapkan tiga di tingkat sekolah. Mereka mempertimbangkan karakteristik penting untuk membangun tiga forum yang ada, yaitu: kelompok kerja yang efektif: 1. Kelompok Kerja Guru (KKG), diadakan di 1. Aspek yang paling kritis adalah kepemilikan sekelompok sekolah dan relevansi topik yang dibahas oleh 2. Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), peserta kelompok kerja. Ibu Agus tidak diadakan di kelompok sekolah yang sama, menggunakan agenda yang direncanakan dan oleh Dinas Pendidikan, namun memfokuskan 3. Kelompok Kerja Guru Mini (KKG mini) yang kelompok kerjanya pada kebutuhan yang diadakan di masing-masing sekolah. diidentifikasi oleh guru dan kepala sekolah pada saat mereka melakukan kunjungan Forum-forum ini seharusnya didukung oleh lapangan. pengawas sekolah namun seringkali tidak demikian pelaksanaannya karena berbagai 2. Sejalan dengan temuan tentang pentingnya alasan: masalah pendanaan, pengawas sekolah dukungan kepala sekolah bagi guru, Ibu tidak muncul, guru/ kepala sekolah tidak Agus menyadari bahwa konten konten bergabung karena mereka tidak merasakan kelompok kerja guru dan kelompok kerja manfaat dari kegiatan ini, dan/atau pertemuan- kepala sekolah perlu dihubungkan satu pertemuan dilakukan hanya untuk menyusun sama lain. Misalnya, dalam kunjungan materi ujian tahunan. sekolah, para guru telah menyampaikan tantangan yang mereka hadapi dalam Salah satu anggota tim MELAYANI di Belu, Ibu memahami pendekatan perencanaan Agus, adalah seorang pengawas sekolah. Dia pembelajaran yang diatur dalam kurikulum 5 baru. Ibu Agus bekerja untuk memastikan Meskipun Ibu Agus sudah bekerja keras untuk kepala sekolah memahami pendekatan mendukung perubahan dalam kelompok tersebut dan kemudian membantu mereka kerjanya, ia dan anggota tim MELAYANI lainnya berbicara bersama tentang bagaimana cara menyadari bahwa kemampuan mereka untuk mendukung perencanaan pelajaran oleh staf melakukan perubahan yang lebih besar sekolah. dibatasi oleh posisi mereka sebagai pengawas sekolah. Pengawas sekolah adalah staf Dinas 3. Persiapan adalah kunci efektivitas Pendidikan, akan tetapi mereka melapor kepada kelompok. Pertemuan kelompok Kepala Dinas dan tidak duduk di unit kerja kerja membutuhkan perencanaan dan manapun dalam Dinas. Pengawas umumnya pengelolaan yang lebih besar dari yang ia tidak mengembangkan materi mereka sendiri, perkirakan sebelumnya: topik harus terfokus jadi tanpa dukungan dari unit kerja yang dengan baik untuk memungkinkan diskusi merencanakan kelompok kerja, sulit bagi mereka yang bermanfaat, pembicara eksternal untuk mengembangkan pendekatan yang baik perlu diberi pengarahan yang baik tentang secara mandiri. Walaupun pengawas umumnya topik-topik yang dibahas (dan perlu diatur adalah staf senior (banyak pengawas merupakan bilamana mereka keluar jalur), dan waktu mantan kepala sekolah), tidak semua staf di Dinas yang perlu dijadwalkan agar para kepala Pendidikan berpendapat bahwa mereka bekerja sekolah dapat bersama-sama memutuskan secara efektif. Dalam praktiknya, anggaran untuk bagaimana mereka akan menerapkan pengawas sekolah di Kabupaten Belu telah pelajaran yang didapat kepada sekolah dan dikurangi pada tahun anggaran terakhir karena staf mereka. alasan tersebut. Memahami refleksi Ibu Agus dengan cara yang Tim MELAYANI Kabupaten Belu perlu meyakinkan dapat dikomunikasikan kepada pengawas staf kunci di Dinas Pendidikan bahwa pendekatan sekolah lainnya sangat penting jika mereka juga yang diujicobakan oleh Ibu Agus bermanfaat ingin menerapkan pendekatan kelompok kerja dan perlu dikembangkan. Tim telah berjuang yang lebih baik. untuk sepenuhnya melibatkan staf kunci di Dinas Pendidikan, seperti misalnya Kepala Memperluas Ruang Bidang Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Otoritas yang beserta staf mereka. Meskipun Kepala Dinas Mendukung Perubahan Pendidikan secara nominal mendukung tim MELAYANI dan menyediakan platform untuk Metodologi PDIA menekankan pentingnya membahas temuan-temuan mereka, namun lingkungan yang memberikan kewenangan tingkat dukungannya untuk perubahan aktual untuk mendukung perubahan — tidak terlalu jelas. menggarisbawahi pengumpulan dukungan dari para pemangku kepentingan di dalam suatu Di tengah upaya tim MELAYANI membangun organisasi. Membangun sebuah lingkungan kesadaran yang lebih tentang hasil penelusuran yang mendukung bisa lebih sulit dari yang mereka, peluang yang tak terduga pun terbuka diperkirakan, walaupun hanya dalam lingkup satu unit kerja. 6 untuk mengumpulkan lebih banyak dukungan kelompok kerja untuk guru sekolah dasar. Ibu terhadap gagasan-gagasan mereka melalui Oi terkesan dengan perubahan positif yang ia cara yang menonjol secara politis. Walaupun lihat dalam kelompok kerja kepala sekolah Ibu tidak terlibat dengan tugas dan pekerjaan tim Agus. Ibu Oi pun menyampaikan perubahan MELAYANI, namun dengan fokus perhatian tersebut kepada pimpinannya, yaitu Kepala secara konsisten pada pendidikan, Bupati8 Belu Bidang Sekolah Dasar, yang kemudian membuka mengubah proses perekrutan kepala sekolah peluang lebih lanjut untuk mendiskusikan dari proses penunjukkan menjadi proses gagasan-gagasan tentang perubahan dari tim seleksi kompetitif. Secara paralel, sebagai MELAYANI. bagian dari strategi yang lebih luas dalam melibatkan Dinas Pendidikan, tim MELAYANI Tidak mudah untuk menentukan tindakan secara kontinu berbagi hasil kerja dan analisis tunggal mana yang telah mendorong terjadinya dengan mereka. Bidang Sekolah Dasar Dinas perubahan. Namun setidaknya ada tiga praktik Pendidikan Belu, yang melaksanakan proses yang berkontribusi pada perubahan signifikan rekrutmen, menggunakan temuan-temuan tim dalam hubungan antara tim MELAYANI Kabupaten MELAYANI tentang pentingnya peran kepala Belu dan Bidang sekolah dasar Dinas Pendidikan, sekolah dalam memperkuat argumen mereka yaitu: (i) berbagi informasi secara kontinu tentang untuk meningkatkan pelatihan yang diberikan hasil kerja tim MELAYANI dengan staf di berbagai kepada kepala sekolah baru. Mereka juga ingin unit kerja Dinas Pendidikan, (ii) dukungan tim memasukkan elemen “kepemimpinan” dalam MELAYANI terhadap upaya perubahan yang ada pelatihan kepala sekolah, sebuah gagasan yang (pelatihan kepala sekolah); dan (iii) menunjukkan mendapat dukungan secara politis namun masih keberhasilan melalui kegiatan percontohan. membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk Sepanjang pelaksanaannya, tim MELAYANI terus dapat dilaksanakan. konsisten dalam menegaskan fokus mereka pada peningkatan kualitas pendidikan di Belu dan ini Menerjemahkan konsep kepemimpinan kepala berarti bahwa mereka mulai “dikenal” karena sekolah ke dalam perilaku praktis dan konkret sesuatu yang mereka lakukan. menjadi pintu masuk dalam menghubungkan pekerjaan tim MELAYANI dengan diskusi-diskusi Memulai Melalui Iterasi yang lebih luas dalam lingkup Dinas Pendidikan, Praktis yang menanggapi arahan politis dari pimpinan tertinggi. Ibu Agus merencanakan sebuah Diskusi awal antara tim MELAYANI dan Bidang kelompok kerja kepala sekolah untuk membahas sekolah dasar Dinas Pendidikan tentang elemen-elemen kunci kepemimpinan, termasuk kepemimpinan kepala sekolah berkembang pengawasan dan pemberian umpan balik yang menjadi diskusi tentang berbagai isu yang lebih membangun kepada para guru. Dia mengundang luas. Keterlibatan lebih lanjut dari berbagi staf Ibu Oi , yang sedang mempersiapkan pelatihan Dinas Pendidikan ini telah memberdayakan kepala sekolah, untuk datang ke kelompok kerja. dan memperkuat proses perubahan MELAYANI. Ibu Oi juga bertanggung jawab atas perencanaan Melihat keberhasilan dari percontohan Ibu Agus, Ibu Oi meminta bantuannya dalam perencanaan 8 Bupati terpilih 7 kelompok kerja guru sekolah dasar dan kepala diskusi menjadi lebih relevan dengan tantangan sekolah. Sebagai hasilnya, Ibu Agus dan yang mereka hadapi sehari-hari. pendamping Program MELAYANI duduk bersama Ibu Oi untuk memastikan bahwa kelompok kerja Terakhir, Ibu Agus dan Ibu Oi menghubungi dapat direncanakan secara memadai untuk Kepala Bidang Sekolah Dasar untuk pelaksanaan di sepanjang sisa tahun yang tengah mempertimbangkan pendanaan. Terdapat berjalan. Untuk pertama kalinya, Kepala Bidang dua sumber yang dapat mendanai kelompok Sekolah Dasar juga bergabung dalam diskusi kerja kepala sekolah dan kelompok kerja guru: dan lebih aktif dalam mempertimbangkan satu dari dana operasional (nasional) untuk bagaimana agar pendekatan ini dapat diterapkan sekolah (Bantuan Operasional Sekolah) yang dan berhasil di tempat lain. Sayangnya, diskusi direncanakan dan dikelola sendiri oleh sekolah, ini juga mengungkapkan bahwa kelompok kerja dan satu lagi dari anggaran pemerintah daerah. kepala sekolah berada di bawah pengawasan Pendanaan dari kedua sumber tersebut biasanya Bagian Ketenagaan Dinas Pendidikan, sementara dikeluarkan setelah awal tahun anggaran, kelompok kerja guru sekolah dasar di bawah meskipun pencairan pendanaan pemerintah Bidang Sekolah Dasar. Menghubungkan daerah cenderung lebih tertunda daripada keduanya akan lebih sulit dari yang diperkirakan. pendanaan nasional. Namun demikian, sekolah seringkali menggunakan dana yang seharusnya Sebagai permulaan, Ibu Agus, Ibu Oi, dan dialokasikan untuk pertemuan kelompok kerja ini pendamping Program MELAYANI beralih ke untuk hal-hal lain. Walaupun selama ini Bidang perencanaan kelompok kerja guru sekolah dasar Sekolah Dasar mengetahui tentang pengalihan sehingga mereka dapat membawa proposal sumber daya tersebut, ia tidak mengkhawatirkan ke bagian lain yang menyusun perencanaan hal itu karena selama ini ia tidak merasakan kelompok kerja kepala sekolah. Proses normal manfaat dari pertemuan kelompok kerja yang untuk merencanakan pertemuan kelompok kerja ada. Namun dengan “bukti” yang diberikan oleh adalah mengatur frekuensi (dalam hal ini setiap Ibu Agus bahwa kelompok kerja dapat digunakan bulan) beserta topik untuk semua pertemuan secara lebih efektif, Kepala Bidang Sekolah pada awal tahun. Berdasarkan pengalamannya Dasar pun dengan senang hati mendukung dan sejauh ini, Ibu Agus mengetahui beberapa mengingatkan sekolah bahwa mereka dapat topik yang masih ingin dibahas oleh para guru (dan harus) menggunakan anggaran yang ada dan kepala sekolah dan karenanya ia dapat untuk mendukung pelaksanaan pertemuan menyusun rencana untuk beberapa bulan ke kelompok kerja. depan. Namun, ia mengusulkan bahwa setelah topik-topik tersebut dibahas, ia harus berbicara Meningkatkan Kualitas kembali dengan para guru atau menggunakan Proses Tahap Akhir hasil evaluasi pertemuan untuk menentukan — Bergerak untuk topik baru. Ibu Oi menyetujui pendekatan ini. Perubahan Pendekatan Hal ini merupakan perubahan sederhana namun yang Tidak Berfungsi penting, di mana kepemilikan forum kelompok kerja lebih banyak diserahkan kepada para guru Meningkatkan penyediaan layanan dasar seperti yang terlibat, memberikan kesempatan bagi kesehatan dan pendidikan yang disediakan peserta kelompok kerja untuk membuat konten melalui ribuan titik layanan terdesentralisasi 8 merupakan hal yang penuh tantangan. Tingkat pada dua tantangan, yaitu: (i) bagaimana volume transaksi yang tinggi (lebih dari satu melaksanakan lokakarya yang berkualitas, dan (ii) juta guru, mengajarkan pelajaran yang berbeda bagaimana mencapai suatu tingkat konsistensi setiap hari), tingkat diskresi yang tinggi yang atas implementasi oleh para pengawas sekolah terlibat dalam fungsi pengajaran, ditambah yang memiliki tingkat motivasi dan filosofi dengan tingkat pengawasan yang rendah pendidikan yang sangat berbeda. membuat implementasi menjadi sangat sulit untuk ditingkatkan. Bahkan dengan kurikulum Meskipun Ibu Agus memikirkan dengan seksama yang baik, buku sekolah yang memadai, dan tentang konten pertemuan kelompok kerja, ia infrastruktur yang terpelihara dengan baik, juga perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif memikirkan secara detail tentang bagaimana di kelas sangat tergantung pada bagaimana pertemuan-pertemuan tersebut akan guru didukung dan diawasi. Lebih jauh lagi, dilaksanakan. Sebagai contoh, kelompok kerja kualitas proses yang bertujuan mendukung kepemimpinan, meskipun diterima dengan baik dan mengawasi guru sangat penting dalam oleh Dinas Pendidikan, hal ini kemudian terbukti mengupayakan peningkatan semacam ini. sedikit bermasalah dalam implementasinya. Proses yang dianggap sesuai formasi akan tetapi Meskipun Ibu Agus dan pendamping Program tidak menjalankan fungsinya dengan baik tidak MELAYANI merasa bahwa mereka telah akan merangsang perubahan yang diinginkan. memberikan penjelasan yang cukup tentang konsep “kepemimpinan,” narasumber yang Hasil kerja tim MELAYANI di Belu mengungkapkan mereka libatkan (kepala sekolah) menyampaikan bahwa ada dua jenis proses pada ‘tahap akhir’ ceramah selama dua jam mengenai tipe dan dari kabupaten ke tingkat sekolah. Pertama, prinsip kepemimpinan yang sangat umum banyak pengembangan kapasitas penyediaan (termasuk diskusi Machiavelli) ketimbang layanan dilakukan melalui lokakarya dan informasi praktis yang dapat membantu pertemuan. Efektivitasnya menjadi sangat kepala sekolah dalam pengelolaan sekolahnya bervariasi namun juga merupakan faktor penting sehari-hari. Karena narasumber terkait adalah dalam mendukung perubahan yang efektif. individu yang sangat dihormati, tidak ada yang Pengembangan kapasitas para guru dan kepala bersedia untuk memintanya untuk memberikan sekolah melalui berbagai kelompok kerja adalah pemaparan yang lebih konkret atau untuk media utama untuk mendorong peningkatan mempersingkat presentasinya. Namun kualitas pengajaran — meskipun tetap ada risiko demikian, ceramah tersebut kemudian diikuti tinggi bahwa hal ini dapat menjadi tidak efektif dengan diskusi yang bermanfaat antar kepala dalam mencapai tujuan jika tidak dirancang sekolah tentang tantangan nyata yang mereka atau dilaksanakan dengan baik. Proses kunci hadapi di sekolah masing-masing. kedua untuk mendorong kualitas pengajaran adalah interaksi antara pengawas sekolah dan Dalam diskusi tanya jawab antara Ibu Agus, guru selama inspeksi sekolah. Oleh karena pendamping Melayani Kabupaten Belu dan itu, tantangan peningkatan layanan berkisar 9 mentor Bank Dunia,9 ada kesepakatan bahwa Dasar mulai mengembangkan visi yang pelibatan para “ahli” perlu diperhatikan secara lebih jelas tentang apa yang ingin mereka lebih hati-hati: para ahli harus diberi pengarahan capai. Mengemukakan contoh-contoh jenis sebelumnya dan diminta berhenti jika mereka perubahan yang dapat dilakukan oleh Bidang berbicara terlalu jauh dari topik. Topik untuk Sekolah Dasar memungkinkan mereka untuk kelompok kerja juga harus cukup ringkas untuk lebih mudah melihat peluang yang ada dalam memungkinkan diskusi yang terfokus. Selain pekerjaan sehari-hari mereka. Ini berkisar dari itu, agenda kelompok kerja perlu menyediakan perubahan kecil, seperti meminta sekolah- lebih banyak waktu bagi para kepala sekolah sekolah tertentu untuk berbagi praktik yang untuk berbicara satu sama lain dan mengajukan baik pada pertemuan rutin seluruh sekolah pertanyaan kepada narasumber (bila tersedia). hingga memikirkan kembali pendekatan Refleksi tentang apa yang berhasil dan tidak terkait pelatihan rutin. Pendamping Program berhasil dalam kegiatan tersebut memungkinkan MELAYANI telah mengamati sebuah perbedaan Ibu Agus dan pelatih untuk berpikir lebih hati- besar, mencatat perubahan “sekarang saya hati tentang bagaimana mengatur pertemuan tidak lagi memanggil mereka [tim MELAYANI], selanjutnya. Ke depan, refleksi-refleksi ini sebaliknya mereka memanggil saya dengan akan penting untuk dikomunikasikan kepada berbagai gagasan”. Beberapa pendekatan kunci pengawas sekolah lainnya jika mereka juga ingin menunjukkan peningkatan efektivitas mereka menerapkan pendekatan kelompok kerja yang dalam merangsang perubahan positif. lebih baik. Mungkin perubahan yang paling penting untuk berkomunikasi adalah pentingnya Fokus pada sekolah berkinerja buruk mengadopsi sikap refleksi kritis dan peningkatan yang berkelanjutan tentang bagaimana inovasi, Serangkaian perubahan yang perlu digarisbawahi prakarsa, dan program sebaiknya disampaikan. adalah pergeseran fokus ke sekolah yang delivered. berkinerja lebih rendah, yang dipilih berdasarkan kesadaran yang lebih tinggi akan kebutuhan guru Membangun Sebuah dan sumber daya yang tersedia secara lokal. Siklus Iterasi dan Inovasi Bidang Sekolah Dasar telah memutuskan untuk yang Baik berfokus pada 50 sekolah terbawah. Mereka menggunakan skor tes untuk melihat dengan Keberhasilan kecil menjadi dasar untuk lebih hati-hati apa yang dimaksud dengan ‘kinerja perubahan yang lebih ambisius. Keterlibatan buruk’, dengan fokus pada sekolah-sekolah staf Dinas Pendidikan Belu dalam tim dengan skor rendah di antara semua sekolah, MELAYANI membuahkan momentum dan alih-alih gabungan antara kelompok tinggi dan kesadaran yang lebih besar akan peluang rendah. Dalam pertemuan awal dengan sekolah untuk inovasi dan perubahan. Bidang Sekolah yang dipilih, mereka mengundang beberapa 9 Para pelatih Program MELAYANI telah diberikan pelatihan tentang pendekatan MELAYANI/ PDIA. Mereka tinggal di lokasi program dukungan masing-masing dan memberikan fasilitasi dan bantuan sehari-hari kepada tim MELAYANI yang dipimpin oleh tim pemerintah kabupaten untuk mengatasi masalah yang mereka pilih. Para pelatih tersebut didukung oleh para mentor (staf dan konsultan senior Bank Dunia) dengan pengetahuan yang lebih mendalam tentang PDIA, yang menyediakan bantuan selama proses berlangsung, memberikan panduan analisis, pemecahan masalah dan dukungan dalam pelaksanaan proses. 10 sekolah yang berkinerja lebih baik untuk berbagi mengajar dan mengira bahwa hal itu mungkin praktik yang baik dengan rekan-rekan mereka termasuk dalam pelatihan sertifikasi yang yang berkinerja lebih rendah. dikelola oleh Bidang Ketengaan. Berfokus pada kinerja yang buruk ditambah Diskusi dengan pengawas sekolah dan kepala dengan mendengarkan pandangan para staf sekolah terpilih10 menunjukkan bahwa frontline memunculkan inisiatif lain. Walaupun pengawas sekolah dasar dapat mengambil diskusi awal berfokus pada persiapan ujian, materi dari program pengembangan lain yang mereka juga bertanya kepada para guru seperti berfokus pada bekerja dengan guru tentang cara apakah pendekatan pelatihan yang lebih mengajar melek huruf dan berhitung. Diskusi baik menurut mereka. Menanggapi apa yang ini mendukung tim untuk lebih sadar akan dikatakan para guru, Bidang Sekolah Dasar telah kebutuhan untuk meletakkan fokus pada kelas- memperpanjang waktu pelatihan bagi para guru kelas tingkat awal dan bekerja untuk memastikan kelas 1, 3 dan 6. Untuk mengimplementasikan anak-anak memiliki dasar melek huruf dan keputusan perpanjangan durasi pelatihan ini, berhitung daripada hanya berfokus pada mereka berencana untuk menggunakan guru persiapan ujian dan hasil tes cepat di kelas enam, ahli yang telah menerima beberapa rangkaian yang merupakan pendekatan yang diterapkan pelatihan untuk membantu. selama ini. Kemudian Bidang Sekolah Dasar pun segera mengusulkan untuk menggunakan Fokus pada bagaimana guru pelatihan yang ada sebagai wadah untuk mulai mengajar, bukan hanya pada apa membicarakan tentang cara mengajar dan mulai yang diajarkan berpikir tentang bagaimana cara yang paling tepat dalam menyasar guru kelas tingkat awal. Semakin erat nya kerja sama tim MELAYANI dengan Dinas Pendidikan, memungkinkan Melembagakan budaya perbaikan mereka untuk mengajukan pertanyaan yang lebih berkelanjutan sulit tentang pendorong kualitas pendidikan di Belu. Dengan adanya peningkatan fokus pada Meskipun beberapa respons perubahan pelatihan, mentor Program MELAYANI dapat sudah diterapkan, perlu diingat bahwa tidak meninjau kembali pertanyaan-pertanyaan yang semuanya dapat berhasil dengan baik. Di dalam diajukan dalam diskusi awal tentang bagaimana Dinas Pendidikan Belu, ada ketegangan antara pendekatan Dinas Pendidikan terhadap cara Bidang Sekolah Dasar yang mendukung inovasi mengajar (pendekatan untuk meningkatkan dan perubahan dan Bidang Ketenagaan yang melek huruf dan berhitung) daripada terhadap tidak terlibat di dalamnya. Pengawasan para apa yang diajarkan (kurikulum). Bidang Sekolah pengawas sekolah (yang secara resmi melapor Dasar Dinas Pendidikan tertarik pada pertanyaan kepada Kepala Dinas Pendidikan) masih lemah ini. Ia mengonfirmasi bahwa dukungan untuk dan sarat politik. Namun demikian, studi guru saat ini terutama berfokus pada konten kasus Belu menunjukkan apa yang mungkin kurikulum. Ia juga mengatakan bahwa ia kurang dicapai walaupun hanya diupayakan oleh yakin mengenai siapa yang bertanggung jawab satu bagian dari Dinas, jika mereka benar- untuk menanggapi isu “bagaimana” cara benar terlibat dan kreatif. Misalnya, meskipun 10 Anggota tim MELAYANI dan kelompok kerja kepala sekolah percontohan Ibu Agus. 11 Bidang Sekolah Dasar tidak memiliki kekuatan menunjukkan beberapa manfaat kunci dari untuk mengawasi langsung pengawas sekolah, pendekatan ini: mereka bertanggung jawab atas implementasi kelompok kerja guru yang harus didukung oleh • Iterasi memungkinkan pemerintah untuk pengawas sekolah. Mengikuti perubahan pada mulai bekerja dengan apa yang mereka praktik pemegang tanggung jawab kelompok miliki, daripada “memulai dari awal.” Ada kerja guru, pengawas sekolah kini diwajibkan kecenderungan untuk beralih ke pendekatan untuk menandatangani daftar hadir dan program yang baru ketika sesuatu dengan mengisi format pelaporan pada masing-masing jelas ditemukan tidak berfungsi. Namun, diskusi kelompok kerja. Meskipun tidak ada dengan mengambil waktu sejenak untuk sanksi langsung bagi tim yang mempromosikan menentukan secara spesifik apa yang sedang perubahan, bukti kehadiran di kelompok kerja dan tidak bekerja dalam pendekatan yang tetap merupakan langkah pertama yang penting ada, terungkap beberapa peluang untuk menuju akuntabilitas. mengupayakan peningkatan secara bertahap yang mungkin dapat menghasilkan dampak Pelajaran apa yang Dapat yang substantial. Diambil? • Iterasi seringkali hemat biaya, karena Peninjauan praktik sekolah yang baik dan buruk banyak tantangan terkait dengan insentif penting bagi tim, karena secara bersamaan yang buruk atau implementasi yang dapat menunjukkan apa yang mungkin lemah. Dalam studi kasus ini, pada awalnya diupayakan sekaligus menyoroti kesenjangan kelompok kerja tidak dipandang relevan bagi yang masih terjadi di Belu. Cara pendekatan guru dan kepala sekolah karena kontennya tim memahami masalah “membangun” suatu difokuskan pada apa yang penting bagi peninjauan atas deviasi positif dan dengan administrator tingkat kabupaten (menyusun demikian menunjukkan solusi yang potensial. materi ujian) daripada apa yang penting Melihat contoh-contoh positif memotivasi tim bagi guru dan kepala sekolah (meningkatkan untuk berpikir tentang bagaimana mereka dapat pembelajaran di kelas dan pengawasan berkontribusi, memudahkan mereka untuk guru). Mengklarifikasi tujuan kelompok kerja mendiskusikan solusi dengan pihak lain, dan dan mengarahkan mereka kembali kepada membantu mereka untuk menentukan visi yang hasil pembelajaran sudah merupakan suatu ingin mereka capai. kemajuan. Pendekatan iteratif dapat membantu • Dibandingkan dengan pendekatan ‘big pemerintah daerah meningkatkan sistem bang’, pendekatan bertahap terhadap yang ada. Laporan 2018 World Development perubahan menyediakan waktu untuk Report: Learning to Realize Education’s membangun momentum dan dukungan, Promise,11 menyarankan pendekatan adaptif yang pada gilirannya dapat memperluas yang mendorong inovasi dan kecekatan dalam peluang untuk perubahan itu sendiri dan mengembangkan solusi lokal atas masalah memungkinkan kelompok untuk masuk lokal dalam pendidikan. Pengalaman di Belu ke masalah yang lebih sulit. Pengupayaan 11 World Bank. 2018. World Development Report 2018: Learning to Realize Education’s Promise. Washington DC: World Bank. 12 dukungan dari Bidang Sekolah Dasar di Dinas kasus ini adalah kepemilikan guru dan kepala Pendidikan Belu membuahkan pendekatan sekolah atas konten kelompok kerja mereka. Staf perubahan yang jauh lebih dinamis karena kabupaten memandang perencanaan kelompok staf dari Dinas Pendidikan itu sendiri kerja sebagai satu rangkaian kegiatan dalam kemudian dapat melihat berbagai peluang di rencana kerja yang perlu diselesaikan. Mereka seluruh portofolio mereka. Lebih jauh lagi, hal tidak diharuskan untuk mendefinisikan konten itu menjadikan mereka lebih reseptif untuk dalam rencana tetapi cenderung melakukannya berdiskusi tentang tantangan-tantangan lain untuk “menuntaskan” rencana sehingga yang mungkin dapat mereka atasi. seluruh bagian dari perencanaan tersebut dapat dievaluasi. Namun, melihat manfaat dari Perbaikan sistem tidak selalu membutuhkan keterlibatan guru dan kepala sekolah dalam perubahan pada rencana dan anggaran. Dalam memilih topik, Dinas Pendidikan memodifikasi hal ini, dana tersedia untuk membiayai kelompok pendekatan mereka untuk memodifikasi waktu kerja, akan tetapi tidak dipergunakan untuk seluruh kelompok kerja (setiap bulan), akan tujuan itu. Ada risiko bahwa pejabat pemerintah tetapi hanya memilih konten untuk empat daerah hanya memikirkan perubahan pada pertemuan pertama dan meninggalkan sisanya program mereka ketika mereka (sangat sibuk!) untuk diputuskan berdasarkan diskusi dengan berada dalam kepentingan penyusunan rencana para peserta. dan anggaran tahunan. Kasus ini menunjukkan bahwa memahami masalah-masalah kunci Dibutuhkan kegigihan untuk tetap fokus mungkin memerlukan investasi waktu, pada implementasi dan perubahan pola namun demikian juga dapat mengarah pada pikir untuk mengadopsi pendekatan kritis penggunaan pendanaan yang ada secara lebih terhadap realitas implementasi. Dalam siklus baik tanpa perlu penambahan atau perubahan perencanaan, penganggaran, dan implementasi alokasi. Memperbaiki pendekatan pemantauan di Indonesia, hanya sedikit ruang atau dan evaluasi yang ada untuk menjawab dukungan untuk mengamati implementasi pertanyaan-pertanyaan yang telah diidentifikasi dari dekat: pemantauan dan evaluasi sama- (dan penggunaan hasil yang dicapai) dapat sama tidak didanai secara memadai dan tidak membantu pemerintah daerah untuk lebih rutin terlalu berguna. Pemantauan secara umum menerapkan pendekatan serupa. dipahami sebagai pengecekan implementasi program terhadap desain dan evaluasi seringkali Perubahan seringkali berfokus pada perubahan difokuskan pada pencairan keuangan. Keduanya menyeluruh pada struktur program, namun tidak memeriksa apakah suatu program bekerja demikian detailnya sangat penting dalam dengan baik atau tidak. Seringkali diasumsikan implementasi terutama yang menyangkut bahwa jika kebijakan dikembangkan atau interaksi mulai dari kabupaten hingga tingkat perubahan program dibuat, hal tersebut akan fasilitas. Putusnya hubungan pada “tahap akhir” diimplementasikan sebagaimana dirancang. ini seringkali merupakan tantangan bagi pegawai Sedikit sekali kesadaran tentang kemungkinan negeri karena mungkin mereka memerlukan bahwa kebijakan mungkin terlihat sangat keterampilan lain untuk menavigasi birokrasi berbeda di lapangan dibandingkan dengan apa dan memahami implementasi. Contoh kecil dari yang mereka susun pada halaman-halaman 13 peraturan atau desain program. Jika dirasakan Komunikasi yang berkesinambungan mengenai bahwa suatu kegiatan tidak berfungsi, maka tujuan dan hasil membantu memperluas seringkali asumsinya adalah bahwa kegiatan dukungan sehingga orang lain dapat itu harus dihapus dan pendekatan baru harus mengidentifikasi peluang untuk tim. Sering ada dirancang untuk menggantikannya. Kelompok asumsi bahwa aktor lokal dapat mengidentifikasi kerja kepala sekolah dan guru adalah contoh semua peluang dan bertindak secara strategis. yang baik terkait hal ini. Pendanaan mereka Pada kenyataannya, banyak aktor (termasuk secara efektif dikurangi berdasarkan persepsi mereka yang ada di tim MELAYANI) memiliki bahwa mereka tidak berfungsi dengan baik, informasi parsial atau kewenangan yang namun dengan melihat lebih dekat bahwa terbatas. Komunikasi yang konsisten dari tim ternyata mereka bisa berfungsi secara lebih telah memungkinkan aktor eksternal, dalam baik telah mengubah pikiran pejabat Dinas hal ini Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pendidikan dan merangsang antusiasme untuk untuk mengidentifikasi peluang mereka sendiri bekerja meningkatkan kelompok-kelompok yang selaras dengan pekerjaan tim MELAYANI. kerja tersebut dengan fokus yang lebih besar pada implementasi. Membawa Pelajaran Ini Dibutuhkan tekad untuk bekerja melalui ke Skala yang Lebih Besar penyempurnaan dan peningkatan perbaikan, walaupun hanya dalam lingkup satu Proses yang diuraikan dalam catatan ini kabupaten. Kasus ini menunjukkan potensi – menggali lebih dalam hal-hal teknis dari beberapa koordinasi kecil dan tantangan dalam suatu isu spesifik dan bekerja berdasarkan pengelolaan untuk meningkatkan implementasi detail dari perubahan yang terjadi – kurang kegiatan rutin. Ini menunjukkan kekuatan iterasi diterima dibandingkan dengan langkah-langkah untuk perbaikan serta pemahaman bahwa sebelumnya yang menyangkut penerapan dalam setiap langkah ke depan ada peluang perangkat generik untuk digunakan oleh untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemerintah daerah terkait. Hal ini disebabkan baru. Misalnya, pendekatan yang ditingkatkan oleh fakta di mana solusi harus terkait erat dalam kelompok kerja akhirnya memunculkan dengan masalah mendasar yang ditemukan perhatian yang lebih serius pada kinerja pada tahap analisis sebelumnya. pengawas sekolah, suatu masalah yang selama ini bagaikan ‘gajah di pelupuk mata’. Bagi staf Namun demikian, pemerintah pusat dapat Dinas Pendidikan Belu, mungkin menyenangkan memainkan peran penting dalam memastikan untuk melihat kemajuan, akan tetapi juga bahwa ada ruang bagi pemerintah daerah untuk mungkin menakutkan untuk menghadapi meninjau kinerja mereka dan mengupayakan beragam tantangan yang perlu mereka atasi peningkatan perbaikan melalui cara-cara guna menghasilkan perubahan yang berarti. berikut: 14 Aktor-aktor pemerintah pusat dapat memberi Pengelola program pemerintah pusat penghargaan kepada kabupaten atas hendaknya berpikir secara lebih hati-hati contoh nyata yang mereka tunjukkan terkait tentang bagaimana menciptakan “prasyarat peningkatan perbaikan. Saat ini ada fokus untuk sukses” dalam wujud komunitas yang kuat pada inovasi di tingkat pemerintah sekolah yang berfungsi. Temuan tim di Belu daerah. Pemerintah pusat sangat tertarik untuk menggemakan kesimpulan dari program lain mendokumentasikan praktik-praktik baru. Jika yang menunjukkan manfaat dari “kepemimpinan ada minat yang sama dalam mendokumentasikan yang kuat, guru yang berdaya, dan kerja sama dan berbagi, tidak hanya konten praktik yang yang erat dalam lingkup komunitas sekolah”12 baik melainkan juga bagaimana praktik-praktik dalam mendukung inovasi dan pertumbuhan. tersebut dapat disebarluaskan, pemerintah Selain memikirkan kebutuhan teknis guru dan pusat dapat memotivasi kabupaten untuk kepala sekolah, perhatian dan dukungan perlu mengkaji tentang bagaimana proses dapat diberikan pada bagaimana mereka berinteraksi. merangsang perubahan. Pada gilirannya, hal ini mungkin menuntut perubahan pola pikir di tingkat nasional tentang bagaimana perubahan itu dapat terwujud. Catatan operasional ini ditulis oleh Karrie McLaughlin dengan masukan dari Kathleen Whimp. Terima kasih kepada para pengulas Rachel Lemay Ort, Jumana Qamruddin, Michael Woolcock and Noah Yarrow atas masukannya untuk catatan ini. Terima kasih juga kepada tim Melayani, Ahmad Zaki Fahmi dan Noriko Toyoda atas dukungan dan masukan mereka. Kami mengucapkan penghargaan dan penghormatan kepada pendamping Melayani di Belu Mikhael Leuape dan tim yang bekerja dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Belu. 12 Secara umum, temuan di Belu menggemakan diskusi-diskusi yang terjadi di tingkat internasional: World Bank. 2018. World Development Report 2018: Learning to Realize Education’s Promise. Washington DC: World Bank. Temuan tersebut juga serupa dengan berbagai temuan yang ditemukan di daerah lainnya di Indonesia: Lihat Arlianti, Rina dan Sheldon Shaeffer. 2019. Education Innovations in East Java: A review and analysis of INOVASI’s stock take study. Jakarta, Indonesia: INOVASI. 15