Danau Toba: Wawasan dan Pilihan untuk Meningkatkan Kualitas Air ■■ Danau Toba yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Indonesia, merupakan aset alam yang unik dan penting secara global. Dengan kekayaan warisan budayanya, Danau Toba menyediakan berbagai barang dan jasa lingkungan, menjadikannya sebagai salah satu daerah tujuan wisata prioritas untuk dikembangkan di Indonesia. ■■ Sektor pariwisata berpotensi menarik lebih dari 3,3 juta pengunjung pada tahun 2041 (termasuk 265.000 pengunjung mancanegara). Hal ini dapat memberi­ kan peluang berkelanjutan jangka panjang, termasuk terciptanya 5.000 lapangan kerja tambahan dan peningkatan belanja wisata tahunan sebesar Rp 2.200 milyar (US$162 juta).1 ■■ Agar nilai ekonomi dan lingkungan Danau Toba dapat dipertahan­ kan, masalah penurunan kualitas air perlu diatasi. Percepatan penurunan kualitas air yang terjadi sejak pertengahan tahun 1990 an disebabkan oleh pembebanan nutrien secara berlebih- an yang menimbulkan ledakan populasi ganggang, kema­ tian ikan secara massal dan masalah kesehatan. Sebagai salah satu danau tektonik gunung berapi terdalam di dunia, kendala lain yang mempengaruhi pengelolaan kualitas air di Danau Toba adalah waktu tinggal air danau (residence time – yaitu waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya pergantian atau perputaran air) yang mencapai 80 tahun dan percampur- an non-homogen yang menghasilkan kompartementalisasi air danau (Gambar 3). ■■ Solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah penurunan kualitas air sangat penting dalam merealisasikan peluang pari­ wisata jangka panjang dan memastikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. ■■ Sebuah proses kolaboratif yang melibatkan para pemangku kepentingan lokal, lembaga/kementerian/organisasi nasional dan para pakar internasional telah mengusulkan beberapa kegiatan dan investasi untuk membantu meningkatkan kualitas air di Danau Toba. Usulan tersebut didasarkan pada hasil kajian mengenai Danau Toba dan cekungannya, dan menekankan pentingnya perbaikan informasi, koordinasi kelembagaan dan penerapan Platform Pengelolaan Danau secara Terpadu. Swiss Confederation Lake_Toba_Policy Note_Indonesian.indd 1 7/25/19 9:26 AM GAMBAR 1. Kontribusi relatif beban emisi total fosfor (kiri) dan total nitrogen (kanan) di Danau Toba (2015) 15% 67.8% 4% 5% Akuakultur 11.2% 76% Ternak Air Limbah 19.2% Rumah Tangga Lain-lain Fosforus Nitrogen Sumber: Bank Dunia (2018). Meningkatkan Kualitas Air Danau Toba—Laporan Akhir. TABEL 1. Ikhtisar sumber utama emisi nutrien ke Danau Toba Akuakultur merupakan sumber polusi terpusat (point sources), yang menghasilkan 68 persen emisi total fosfor dan 76 persen emisi total nitrogen di Danau Toba. Pengembangan akuakultur sejak tahun 1990an mencapai puncaknya dengan kapasitas produksi lebih dari 80.000 ton ikan per tahun pada tahun 2015. Emisi nitrogen dan fosfor terutama berasal dari pakan ikan, kotoran ikan dan bangkai ikan. Emisi fosfor meningkat dua kali lipat menjadi kira-kira 2.124 ton antara tahun 2012 dan 2016. Angka ini setara dengan emisi air limbah yang berasal dari 2,3 juta penduduk. Kotoran ternak menghasilkan 19 persen emisi total fosfor dan 5 persen emisi total nitrogen di Danau Toba. Emisi dari kotoran ternak, yang terjadi secara langsung di sepanjang tepi danau maupun secara tidak langsung melalui saluran air dan air tanah di daerah tangkapan air, merupakan sumber polusi yang tersebar (non-point sources). Emisi kotoran ternak terjadi sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pilihan pencaharian penduduk, yang lebih terkonsentrasi di Pulau Samosir dan sepanjang tepi barat Danau Toba. Emisi dari air limbah manusia dan saluran pembuangan 0,5 juta penduduk yang tinggal di daerah tangkapan air menghasilkan 11 persen emisi total fosfor dan 15 persen emisi total nitrogen di Danau Toba. Emisi yang berlebihan dari air limbah masuk ke danau sebagai sumber polusi yang tersebar karena jenis sarana sanitasi yang dominan digunakan adalah cubluk (pit latrines) dan fasilitas pengolahan air limbah hanya tersedia di Parapat dan beroperasi dengan kapasitas 10 persen saja. Hanya sedikit penduduk di sekitar Danau Toba yang terhubung dengan jaringan saluran air llimbah yang dikelola secara terpusat (off-site), sedangkan fasilitas sanitasi setempat (on-site) di wilayah perkotaan sebagian besar berupa cubluk, yang berarti limbah manusia mengalami kontak langsung dengan air tanah yang terhubung dengan ekosistem danau dan dengan air permukaan saat curah hujan tinggi. Perubahan tata guna lahan dan deforestasi yang signifikan terjadi sejak tahun 2000 di wilayah barat daya Danau Toba, yaitu di daerah aliran sungai Aek Manira/Silang, mengakibatkan semakin buruknya tingkat erosi dan limpasan permukaan ke Danau Toba (luas tutupan vegetasi diperkirakan berkurang sebanyak kurang lebih 1 persen antara tahun 2000 dan 2010). Pertumbuhan wilayah perkotaan di daerah tangkapan air yang diproyeksikan akan mencapai 66 persen antara tahun 2018 dan 2042, serta perkembangan lahan industri dan pariwisata yang lebih cepat, perlu dikelola agar tidak memperburuk emisi nutrien dan sedimen yang disebabkan oleh erosi dan deforestasi. Sumber: Bank Dunia (2018). Meningkatkan Kualitas Air Danau Toba—Laporan Akhir. Peraturan pemerintah mewajibkan agar masukan nutrien dijaga Skala Permasalahan pada level oligotropik (untuk mempertahankan keseimbangan alami antara oksigen dan nutrien) dan sesuai dengan klasifikasi Kualitas air Danau Toba mengalami penurunan sejak pertengah­ an mutu air layak minum, yaitu Kelas A: Air baku untuk air minum. tahun 1990an. Semua indikator kunci, seperti oksigen terlarut, Namun, konsentrasi nitrogen dan fosfor dalam air danau saat klorofil-a dan transparansi, mencerminkan peningkatan level eutro­ ini menunjukkan kondisi mesotrofik atau eutrofik. Ada berbagai fikasi. Melalui proses ini, nutrisi terlarut dalam jumlah berlebihan potensi masukan nutrient dari sumber pencemaran terpusat dan menstimulasi pertumbuhan tanaman air. Hal ini dapat menyebab­ yang tersebar yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Hasil kajian kan terjadinya ledakan populasi ganggang pengganggu yang me- kualitas air di Danau Toba mengidentifikasi tiga sumber utama ngurangi kandungan oksigen, sehingga mengakibatkan kematian meningkatnya konsentrasi nitrogen dan fosfor, yaitu akuakultur, ikan secara massal dan timbulnya masalah-masalah lingkungan ternak dan air limbah rumah tangga (Gambar 1, Tabel 1). lain yang berkepanjangan. Lake_Toba_Policy Note_Indonesian.indd 2 7/25/19 9:26 AM Rekomendasi GAMBAR 2. Model konseptual untuk pengelolaan dan pemantauan danau secara terpadu Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan pendekatan lintas kementerian dan lintas sektoral secara terpadu untuk pengembang- an pariwisata Danau Toba di masa mendatang. Termasuk pengem­ bangan solusi komprehensif untuk pengelolaan dan pemantauan Pengelolaan kualitas air danau yang lebih baik. Untuk mendukung pemerintah, Danau Terpadu dilakukan kajian komprehensif Meningkatkan Kualitas Air Danau Toba, Indonesia (Bank Dunia, 2018) yang mengidentifikasi empat Kebijakan rekomendasi sebagai berikut: Teknologi Kelembagaan Keuangan Pengembangan dan pelaksanaan Platform Pengelolaan Danau Partisipasi Informasi Terpadu yang berkelanjutan untuk jangka panjang. Hal ini mem­ butuhkan sumber daya yang memadai dan koordinasi yang lebih baik di berbagai lembaga penanggung jawab. Danau dan daerah tangkapan air merupakan satu kesatuan pengelolaan yang saling berhubungan dan tergantung satu sama lain sehingga perlu dike­ lola melalui suatu kerangka yang terpadu agar dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan pemanfaatan danau secara memadai. Hal ini menimbulkan berbagai tantangan, khususnya karena batas- batas cekungan danau seringkali berbeda dengan sistem politik Sumber: International Lake Environment Committee Foundation, 2018. dan administratif yang ditetapkan. Untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan danau, perlu dipertimbangkan kebutuhan informasi untuk membuat keputusan yang tepat waktu, kebutuhan pada tahun 2015 melampaui 80.000 ton per tahun. Pelaksanaan kelembagaan dan kebijakan yang sesuai, partisipasi pemangku langkah-langkah kebijakan memerlukan tindakan pendukung kepentingan dan investasi yang tepat sasaran untuk menjamin ter­ untuk memfasilitasi transisi struktur perekonomian lokal dan pemu­ penuhinya kebutuhan pengelolaan yang efektif (Gambar 2). lihan mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak. Pilihan- pilihan investasi dan tindakan-tindakan pengelolaan yang lain di IPeningkatan kualitas air hanya dapat dicapai melalui pelaksanaan daerah tangkapan air, termasuk pengendalian emisi dari kotoran langkah-langkah kebijakan yang berkaitan dengan daya dukung ternak dan air limbah, dapat memberikan keuntungan tambahan, Danau Toba. Penelitian yang signifikan telah dilakukan untuk namun hal-hal itu saja tidak cukup. Pelaksanaan langkah-langkah menentukan daya dukung Danau Toba dalam rangka produksi kebijakan melalui pembatasan yang ditetapkan atas daya dukung akuakultur. Melalui peraturan pemerintah, daya dukung Danau akuakultur sangat penting untuk memfasilitasi transisi danau ke Toba telah ditetapkan sebesar 10.000 ton ikan per tahun. Meskipun kondisi oligotrafik dan melindungi kualitas air di Danau Toba dalam sudah ada kajian dan peraturan tersebut, kapasitas produksi ikan jangka panjang, dengan mempertahankan ekosistem, pasokan air Lake_Toba_Policy Note_Indonesian.indd 3 7/25/19 9:26 AM minum, serta kesejahteraan dan kegiatan ekonomi penduduk, se- Mekanisme kerjasama kelembagaan dibutuhkan untuk menye- perti pariwisata. diakan platform antar-lembaga dan lingkungan yang mendukung pengelolaan Danau Toba secara terpadu. Keberhasilan setiap inter­ Dibutuhkan rencana pemantauan kualitas air yang komprehen- vensi untuk mengatasi tantangan pembangunan yang berkelanju­ sif dan terpadu dengan platform pengelolaan informasi bersama tan di Danau Toba bergantung pada kontribusi beberapa lembaga untuk mengkaji capaian-capaian setiap intervensi dan melaku- yang berbeda di berbagai sektor dan tingkat pemerintahan. Ruang kan penyesuaikan dengan perubahan keadaan. Rencana dan lingkup analisis ini terutama mencakup faktor-faktor pemicu terjadi­ platform tersebut harus mampu memadukan data dari beberapa nya penurunan kualitas air Danau Toba dan serangkaian intervensi sumber yang berbeda untuk menyediakan data yang mengenai yang dibutuhkan untuk mengatasi emisi nutrien ke danau. Akan dinamika danau tepat waktu dan akurat dan mempengaruhi pe- tetapi, skenario tersebut menandaskan pentingnya meningkatkan ngelolaan adaptif Danau Toba. Teknik-teknik baru dan inovatif, koordinasi dan kerjasama antar lembaga pemerintah terkait dan para seperti penggunaan teknik penginderaan jauh dan layanan ICT, pemangku kepentingan lainnya. Akhirnya, untuk mewujudkan pe- dapat diintegrasikan untuk melengkapi pengukuran tradisional ningkatan kualitas air Danau Toba, dibutuhkan pengaturan kerjasama in-situ. kelembagaan yang berfungsi penuh dan layak secara keuangan. GAMBAR 3. Pemodelan kompartemen Danau Toba (kompartemen utara, selatan 1, selatan 2 dan selatan 3) N S1 S2 S3 Sumber: Bank Dunia (2018). Meningkatkan Kualitas Air Danau Toba—Laporan Akhir. 1 Belanja wisata di kawasan Danau Toba mencapai Rp 931 milyar (US$69 juta) pada tahun 2015. Sumber: Howarth Hotel, Tourism and Leisure (HTL). 2017. Lombok/ Borobudur-Yogyakarta-Prambanan/Lake Toba: Baseline demand and supply, market demand forecasts, and investment needs. Disusun untuk Bank Dunia. Tersedia di: bpiw.pu.go.id/uploads/20170302_Lake_Toba_Market_and_Demand_Assessment.pdf; and World Bank. 2018. Indonesia—Integrated Infrastructure Development for National Tourism Strategic Areas (Tourism Development Project). Washington, D.C.: World Bank Group. http://documents.worldbank.org/curated/en/839781527910281861/ Indonesia-Integrated-Infrastructure-Development-for-National-Tourism-Strategic-Areas-Tourism-Development-Project Lake_Toba_Policy Note_Indonesian.indd 4 7/25/19 9:26 AM