53338 MULTI DONOR FUND FOR ACEH AND NIAS Investasi pada Institusi- Institusi: Keberlanjutan Rekonstruksi dan Pemulihan Ekonomi Empat Tahun Pasca Tsunami LAPORAN KEMAJUAN V DESEMBER 2008 Para Pemenang Lomba Photo Multi Donor Fund 2008 Pemantauan Hutan yang Terbakar Tim Community Based Monitoring FFI sedang memantau titik munculnya api dan jejak pembakar hutan padang rumput Blang Raweu. Padang Rumput Blang raweu merupakan salah satu habitat hutan savana yang terdapat didalam kawasan Ekosistem Ulumasen yang kerap dibakar oleh pemburu-pemburu rusa. MDF mendanai pelatihan penjaga hutan dan pelaku konservasi sejak 2006. Foto: Mahdi Ismail - FFI Membangun jembatan di Aceh Besar Sejumlah pekerja sedang memperbaiki pengait di jembatan jalan Banda Aceh ­Calang. MDF telah mendanai perawatan jalan sepanjang 103 km antara Lamno-Calang untuk menjamin akses darat di jalur tersebut. Foto: Isea Safril ­ Wartawan Harian Aceh Mengepak Plastik Daur Ulang Seorang pemulung yang telah dilatih keahliannya dalam mengenali jenis dan kualitas plastik, dengan giatnya melakukan pengepakan terhadap sampah daur ulang untuk dijual kembali. Proyek ini merupakan kerjasama Palapa Plastic Recycle dangan Austcare yang merupakan mitra dalam mengimplementasikan proyek UNDP untuk program pengelolaan sampah yang didanai MDF. Program ini memberikan pendapatan harian ke kurang lebih 700 orang. Foto: Herlina Sjaifudin - UNDP KANTOR MDF JAKARTA Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II Lantai 13 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Tel: (6221) 5299-3000 Fax: (6221) 5299-3111 www.multidonorfund.org Dicetak 2009 Volume ini merupakan produk milik Multi Donor Fund MULTI DONOR FUND FOR ACEH AND NIAS Investasi pada Institusi- Institusi: Keberlanjutan Rekonstruksi dan Pemulihan Ekonomi Empat Tahun Pasca Tsunami LAPORAN KEMAJUAN V DESEMBER 2008 Ucapan Terima kasih Laporan ini dipersiapkan oleh Sekretariat Multi Donor Fund dengan kontribusi para badan mitra (UNDP, WFP, dan World Bank) dan juga anggota tim proyek. Sekretariat Multi Donor Fund dipimpin oleh manajer, Shamima Khan, beranggotakan: Sarosh Khan, Safriza Sofyan, Anita Kendrick, Shaun Parker, Lina Lo, Lanny Oktavia, Faisal Siddik, Nia Sarinastiti dan Geumala Yatim. Tim ini didukung oleh Rahayu Novianty, Inge Susilo, Rachmawati Swandari dan Friesca Erwan Disain dan tata muka: PT Reza Prima Printer: Lumbung Kencana Makmur Mengumpulkan Batu Dua anak perempuan memikul ember berisi batu kerikil di atas kepala mereka untuk kemudian dijual ke penadah. Sejumlah perempuan dan anak-anak di pinggiran Sungai Samadua Aceh Selatan, bekerja mencari nafkah dengan cara mengumpulkan batu kerikil dari sungai yang kering. Kehancuran hutan di sekitar desa mereka telah menghilangkan sumber air sungai yang menopang kehidupan warga sehari-hari. Proyek MDF-AFEP memastikan bahwa desa-desa seperti itu memiliki perencanaan wilayah. (Foto: Chik Rini - Press Officer, Leuser Internasional Fundation) PESAN DARI PARA KETUA BERSAMA Multi Donor Fund dibentuk sebagai tanggapan terhadap permintaan Pemerintah Indonesia untuk berkoordinasi setelah peristiwa bencana tsunami dan gempa bumi. BRR didirikan untuk mengkoordinasikan upaya rekonstruksi Pemerintah Indonesia senilai AS$7 milyar. Dengan telah selesainya mandat yang ditugaskan, BRR akan tutup pada bulan April 2009. Kemitraan yang erat telah terbina antara MDF dan BRR berdasarkan saling menghargai, tujuan bersama dan pemahaman tentang kompleksitas rekonstruksi dan wilayah kerjanya. Kemitraan ini merupakan aset strategis dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias. Dengan adanya BRR dalam pucuk pimpinan MDF, maka BRR dapat mengendalikan arah dalam memprioritaskan penggunaan dana MDF secara strategik dan efektif agar mengisi kebutuhan-kebutuhan dan kesenjangan penting. Dengan berakhirnya masa BRR, strategi transisi telah dipaparkan, dan bagaimana penerapan strategi ini merupakan pekerjaan kita selanjutnya. Para Ketua Bersama dari Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias sangat gembira bahwa sebuah strategi telah dikembangkan oleh BRR untuk mengalihkan aset-aset rekonstruksi dan proyek-proyek ke pemerintah daerah dan instansi terkait. Multi Donor Fund memberikan bantuan kepada BRR dan pemerintah daerah Aceh dan Nias untuk memastikan bahwa transisi aset dan penguatan ke institusi-institusi dapat terjadi secara lancar agar mampu melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan di wilayahnya. Hal ini akan menunjukan kemitraan erat yang dibutuhkan dalam upaya mengimplementasikan program-program secara efektif agar berdaya jangka panjang. Kinerja dari MDF menunjukan komitmen yang kuat terhadap proses rekonstruksi dan kelanjutannya. Empat tahun setelah tsunami dan gempa bumi menghancurkan Aceh dan Nias, hasil di lapangan menunjukan bahwa pemulihan masyarakat, terutama perumahan, telah mendekati penyelesaian dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur besar sudah berjalan. Kini saatnya untuk memfokuskan pada pemulihan mata pencaharian. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Multi Donor Fund telah memperpanjang masa tugasnya hingga 2012, dengan demikian akan terus menghadirkan keberhasilan dalam upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan terebut. Multi Donor Fund akan pula membangun kebersamaan dengan para mitra baru agar dapat menghantarkan misinya untuk meningkatkan kehidupan dari rakyat Aceh dan Nias Dr. Kuntoro Mangkusubroto BRR Ir. Irwandi Yusuf Gubernur NAD Joachim von Amsberg Bank Dunia Pierre Philippe Komisi Eropa i Laporan Kemajuan V Desember 2008 PESAN KHUSUS DARI BRR Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Multi Donor Fund dan para anggota yang telah memberikan kon- tribusi signifikan terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias dalam jangka waktu hampir empat tahun ini. Kontribusi MDF sangat strategik, finansial maupun teknis. Dalam tingkat strategik, dukungan dari komunitas internasional untuk bekerja dalam mekanisme tunggal seperti MDF sangat memberi dampak yang menguntungkan. Mekanisme tersebut memberikan satu landasan umum untuk mengkoordinasikan tanggapan-tanggapan dalam hal kebijakan tingkat tinggi dan inisiatif-inisiatif program. Pada tingkat finansial, menggabungkan dana donor melalui MDF membuka kesempatan untuk menjalankan proyek-proyek skala besar dan menempatkan berbagai ruas penggerak (enablers) penting yang tidak dapat dilakukan bilamana terjadi sebaliknya. Ruas- ruas ini memberikan kepentingan strategis dalam memberikan kesempatan bagi para mitra kerja kami. Pada tingkat teknis, MDF membantu dalam memberikan akses terhadap keahlian nasional dan internasional yang membantu peningkatan kapasitas kinerja kami dengan standar yang lebih tinggi. Nilai dari kontribusi ini sangat signifikan. Secara umum, kemitraan dalam MDF telah mampu mengharmonisasikan kontribusi para donor dan hubungan di antara para donor dan Pemerintah Indonesia. Walau tidak mudah, kebersamaan itu sangat penting, Semua tentu telah mengambil hikmahnya. Satu tantangan yang harus dihadapi MDF adalah mengimbangi antara kecepatan dan tanggapan dengan prosedur akuntabilitas. Yang terakhir terkadang memenangi yang pertama dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan tersendiri sampai diterapkan formulasi baru. Dengan dialihkan peran Ketua Bersama BRR ke BAPPENAS dan persiapan pengakhiran masa tugas, saya mendorong agar pemerintah daerah Aceh dan Nias untuk melanjutkan kerjasama dengan MDF dan tim pendukungnya. Hubungan dengan komunitas internasional sangat penting dalam kelanjutan keberhasilan program pemulihan. Salam hormat, Dr. Kuntoro Mangkusubroto Direktur Menembus Angkasa Amandraya, Memecahkan Blank Spot Area, Untuk Akses Informasi Warga Pemasangan antenna pemancar radio komunitas yang difasilitasi ARRNet di Kecamatan Amandraya, Nias Selatan. Pekerjaan yang beresiko tapi demi pem- berdayaan informasi bagi warga, angkasa pun ditaklukan oleh dua orang tek- nisi dari Tim ARRNet (Foto: Khoerudin Wahyu M- Staff of ARRNet, Faskab Aceh Besar) DAFTAR ISI Pesan dari Para Ketua Bersama Pesan Khusus dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Tujuan Operasional dari Multi Donor Fund Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif Pencapaian Portofolio Informasi Keuangan Terkini Multi Donor Fund For Aceh and Nias Melihat Kedepan: Menanggapi Perubahan Kebutuhan Sebuah Komitmen untuk Meningkatkan Kualitas dan Kinerja Bab 1 Memperluas Operasi untuk Meningkatkan Kinerja Berfokus pada Tujuan Operasional dari Multi Donor Fund Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif Bab 2 Pencapaian Portofolio Pemulihan Masyarakat iii Pemulihan Infrastruktur Skala Besar dan Transportasi Laporan Kemajuan V Desember 2008 Penguatan Tata Kelola Manajemen Keberlanjutan untuk elestarian Lingkungan Hidup Pengembangan Perekonomian dan Mata Pencaharian Program-program yang Saling Terkait dan Mendukung Bab 3 Laporan Keuangan Komitmen Dana yang Tersedia Alokasi dan Komitmen Pendanaan Penyaluran Dana Tindak Selajutnya Bab 4 Melihat Kedepan Menuju Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Perubahan Konteks Operasional Portofolio MDF dalam Menanggapi Perubahan Keperluan Sebuah Komitmen untuk Meningkatkan Kualitas dan Kinerja Lampiran Portofolio Proyek Lembaran Info Proyek Pembersihan Sawah Seorang staf lapangan UNDP sedang membantu masyarakat untuk mengukur tanah setelah pembersihan sehingga perbatasan dapat ditentukan. Melalui program pengelolaan sampah tsunami yang didanai MDF, UNDP menggarap pembersihan sawah dari sisa serpihan tsunami di Aceh. Program ini membantu mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian. (Foto: Faisal Ridwan) EXECUTIVE SUMMARY Multi Donor Fund for Aceh and Nias (MDF) dibentuk oleh Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif sekelompok donor internasional sebagai tanggapan Multi Donor Fund memainkan peran koordinasi dengan terhadap permintaan Pemerintah Indonesia untuk pihak-pihak penting pada berbagai tingkatan. Sejak berkoordinasi dan mendukung rekonstruksi dan rehabilitasi tahun lalu, MDF telah memfasilitasi proses penjabaran di Aceh dan Nias setelah bencanan tsunami dan gempa sektor prioritas guna memprogramkan dana yang tersisa bumi pada akhir 2004 dan awal 2005. MDF memiliki sesuai dengan revisi Rencana Induk Pemerintah untuk dana sekitar US $ 692 juta dari 15 donor multilateral dan rekonstruksi Aceh dan Nias. Sektor yang diajukan untuk bilateral. mendapatkan pendanaan tambahan adalah infrastruktur dan pengembangan ekonomi dengan penekanan pada Tujuan Operasional dari Multi Donor Fund kegiatan peningkatan kapasitas. MultiDonorFundmendukungRencanaIndukPemerintah Indonesia dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Multi Donor Fund mendukung keterlibatan berbagai MDF didukung oleh mitra pemerintah, Badan Rehabilitasi pihak dalam proses rekonstruksi. Melalui perangkat dan Rekonstruksi Aceh dan Nias (BRR) dalam pelaksanaannya. komunikasi seperti dialog wacana dan integrasi media, Kebijakan Bantuan Pemulihan MDF berfungsi sebagai komunikasi tentang kegiatan MDF mendorong kesadaran kerangka kerja untuk operasional MDF, di mana Sekretariat publik yang lebih luas akan kebutuhan dan upaya Multi Donor Fund For Aceh and Nias mengkoordinasikan dan melaporkan kinerja operasional rekonstruksi. Mengelola umpan balik melalui penanganan dari portofolio. Proses persetujuan di MDF memastikan keluhan dan Rencana Aksi Anti Korupsi (Anti Corruption bahwa portofolio sejalan dengan prioritas pemerintah Action Plan-ACAP) juga berkontribusi terhadap kualitas untuk rekonstruksi. portofolio. BRR telah melaksanakan mandatnya sesuai dengan Rencana Induk dan akan berakhir pada 2009. Berakhirnya Pencapaian Portofolio masa tugas BRR mempengaruhi operasi dari Multi Donor Pada akhir September 2008, Multi Donor Fund memiliki 18 Fund pada berbagai tingkat. Hal ini termasuk pengaturan yang berkaitan dengan perwakilan pada tingkat Ketua proyek pada lima sektor yang tengah diimplementasikan 1 secara penuh atau telah selesai, dan empat proyek lainnya Laporan Kemajuan V Desember 2008 Bersama dan Komite Pengarah, dan pengaturan pelaksanaan diharapkan akan mulai dalam waktu dekat. untuk enam proyek yang akan terus berlanjut setelah BRR berakhir. Disamping itu, MDF memberikan dukungan baik Kinerja Multi Donor Fund untuk bidang pemulihan kepada BRR dan pemerintah lokal dalam mempersiapkan masyarakat sangat memuaskan. Sektor ini adalah penyerahan aset-aset rekonstruksi dan proyek-proyek ke prioritas awal Multi Donor Fund, dan 43% dari dana telah badan-badan yang relevan. dialokasikan untuk proyek pemulihan masyarakat. Pendekatan berbasis masyarakat telah memberdayakan Sementara proses rekonstruksi berjalan, prioritias telah masyarakat untuk mengambil tanggung jawab lebih besar, bergeser dari rekonstruksi darurat ke upaya investasi dan hal ini diharapkan untuk diperluas ke kegiatan rekonstruksi yang berkesinambungan dan mendorong rekonstruksi lainnya sekaligus kegiatan mendatang yang perkembangan ekonomi. Untuk menjamin keberlanjutan akan dilaksanakan di dalam masyarakat setelah operasi program, di tahun 2008 MDF memprioritaskan upayanya pada MDF berakhir. Model ini telah sukses diadopsi sebagai dua bidang: (1) mendukung transisi dari BRR ke pemerintah upaya Pemerintah Indonesia dalam memberikan lebih dari daerah, dan (2) meningkatkan pembangunan ekonomi 200,000 rumah sebagai tanggapan pasca bencana di Jawa jangka panjang di Aceh dan Nias. Tengah dan Yogyakarta. Masa tugas Multi Donor Fund telah diperpanjang hingga MDF juga memiliki komitmen kuat untuk mengisi Desember 2012 untuk menjamin bahwa pelaksanaan kesenjangan dalam memulihkan infrastruktur penting dapat memenuhi kebutuhan penting rekonstruksi. yang hancur atau rusak karena gempa bumi dan Perpanjangan ini memungkinkan MDF untuk memastikan tsunami. Tigapuluh empat persen portofolio MDF bahwa pemulihan akan berlanjut secara kelembagaan, dialokasikan untuk proyek infrastruktur besar. Komitment finansial dan sosial, dan akan memberikan kesempatan MDF tidak hanya terhadap pembangunan infrastruktur, pada MDF untuk terus memainkan peranan penting dan tetapi juga dalam memastikan kualitas dari proyek-proyek beragam dalam pemulihan Aceh dan Nias. infrastruktur dengan mendukung kegiatan perencanaan Executive Summary strategis, rancangan proyek, pelaksanaan dan supervisi, untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan dan peningkatkan kapasitas pemerintah lokal untuk men- mata pencaharian yang berkelanjutan sehingga masyarakat goperasikan dan memelihara aset-aset di masa mendatang Aceh dan Nias dapat meneruskan manfaat dari rekonstruksi setelah masa tugas BRR berakhir. Dengan demikian upaya di masa mendatang. Maka dari itu dukungan yang signifi- penguatan lembaga dan tata kelola dalam portofolio MDF kan dari MDF dalam bidang ini akan memenuhi kebutuhan secara langsung berkaitan dengan sektor infrastruktur yang yang mendesak. meningkatkan kesinambungan investasi. Proyek MDF membangun sinergi melalui pendekatan Mendukung tata kelola yang baik untuk menjamin bersama dan tema lintas sektor. Banyak dari proyek- kualitas rekonstruksi dan penyediaan layanan proyek MDF berisikan sub-komponen yang saling mengisi masyarakat merupakan fokus penting. Multi Donor dan menjawab tujuan dan obyektif di sektor lainnya. Fund telah mengalokasikan US $ 62 juta untuk mendukung Sebagai contoh dua proyek pada sektor lingkungan hidup penguatan tata kelola. Dukungan disediakan untuk dalam portofolio, Pengelolaan Limbah Tsunami dan Proyek memperkuat kelembagaan pemerintah lokal dalam Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Aceh, masing-masing berbagai sektor untuk menjamin transisi yang lancar untuk mempunyai komponen kuat yang berfokus pada pen- melaksanakan proyek-proyek rekonstruksi yang tengah guatan kapasitas tata kelola dan mengembangkan mata Multi Donor Fund For Aceh and Nias berlangsung dan penyerahan aset-aset dari BRR ke badan pencaharian. Sifat lintas sektor dari proyek-proyek ini telah pemerintah yang relevan. Proses partisipatif dan menghasilkan sebuah pendekatan yang lebih holistik dari akuntabilitas dipromosikan dalam proyek-proyek MDF proses rekonstruksi, dan meningkatkan pengaruh pada terutama dalam sektor Pemulihan Masyarakat. Proyek portofolio MDF secara keseluruhan. Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil mendorong keikutsertaan masyarakat sipil yang lebih luas, termasuk perempuan, dalam proses tata kelola. Informasi Keuangan Terkini 2 Mempromosikan lingkungan hidup yang Multi Donor Fund sampai kini telah menerima pernyataan kontribusi sebesar US $ 692 juta dari 15 berkesinambungan selama dan setelah proses donor berbeda. Termasuk dalam jumlah ini adalah US$ 16 Laporan Kemajuan V Desember 2008 rekonstruksi adalah prioritas yang tinggi dalam Multi juta tambahan penyertaan dana dari Pemerintah Norwegia Donor Fund. Proyek-proyek MDF dalam sektor ini berfokus dan Pemerintah Kanada dalam periode pelaporan kali ini. dalam memperkuat kapasitas, mempromosikan kesadaran MDF telah menerima US$ 472 juta dari total komitmen dari lingkungan hidup dan mendukung kebijakan untuk donor. meningkatkan praktek pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Melalui sektor ini, kesempatan untuk memperoleh Sampai dengan September 30, 2008, Multi Donor Fund mata pencaharian yang ramah lingkungan diciptakan dan telah mengalokasikan US $ 515 juta kepada 18 proyek1. wilayah pertanian yang terkena dampak tsunami dibersihkan Selama tahun terakhir, Komite Pengarah memberikan sehingga dapat menjadi lahan produktif kembali. Dukungan komitmen tambahan sebesar US$ 99 juta untuk pendanaan dan komitmen yang kuat dari masyarakat penerima manfaat lima proposal proyek baru, dan US $ 14 juta lainnya untuk memberi kontribusi besar terhadap kesuksesan dari proyek dana tambahan untuk empat proyek yang tengah di sektor ini. Melalui sektor lingkungan hidup, MDF tidak berlangsung2 . hanya memberikan dampak langsung terhadap proses rekonstruksi tetapi juga dalam pengembangan ekonomi BRR telah memberikan komitmen untuk berkontribusi jangka panjang wilayah ini. sebanyak US $ 236 juta dalam pembiayaan bersama untuk empat proyek dalam portofolio MDF. Sejumlah Sektor perkembangan ekonomi akan memperoleh US $ 334 juta (65% dari dana yang dialokasikan) telah peningkatan perhatian pada tahun-tahun berikutnya. dicairkan untuk 18 proyek yang dilaksanakan oleh MDF3 . US $ 50 juta telah dialokasikan untuk mendorong perkembangan ekonomi di 2008, dengan harapan akan terdapat investasi lanjutan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, 1. "Dana yang Dialokasikan" merujuk pada dana yang dialokasikan kepada ekonomi Aceh telah didorong oleh kegiatan rekonstruksi proyek melalui perjanjian hukum yang ditanda tangani seperti transportasi dan konstruksi. Dengan akan berakhirnya 2. "Dana yang sudah dikomitmekan" merujuk pada dana yang sudah disetujui rekonstruksi, sektor ini kian menurun. Investasi di sektor sebagai konsep proyek oleh Komite Pengarah. 3. "Dana yang sudah Dicairkan" merujuk pada dana yang sudah dikirimkan dari lain seperti pertanian dan manufaktur lebih diperlukan MDF ke rekening proyek. Executive Summary US $ 57 juta masih belum dialokasikan dalam anggaran dan pendanaan bersama dari pemerintah daerah di sektor Multi Donor Fund sampai dengan 30 September 2008. prioritas yang disepakati. Melalui pendekatan ini, MDF akan Walaupun tanggal masa kerja MDF telah diperpanjang sampai berkontribusi dalam pengembangan kapasitas Pemerintah akhir 2012, pengalokasi dana tersisa ini sangat penting Aceh dan Nias untuk mengelola aset-aset dari investasi dilakukan dengan cepat untuk memasrikan proyek dapat rekonstruksi yang dilakukan dan memperkuat kemampuan dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka waktu ini. mereka untuk menggunakan sumber daya mereka secara efektif untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Melihat Kedepan: Menanggapi Perubahan Kebutuhan Sebuah Komitmen untuk Meningkatkan Selama setahun kedepan, proyek yang tengah Kualitas dan Kinerja berlangsung diharapkan untuk mencapai sasaran Multi Donor Fund menilai kinerja dan pencapaian masing-masing. Alokasi tepat waktu dari sisa dana MDF untuk kepentingan ke depan. Tinjauan terhadap sangat penting untuk memastikan bahwa proyek dapat kesinambungan lingkungan dan sosial telah dilakukan pada diselesaikan pada saat masa masa kerja MDF berakhir pada tahun 2008, dan evaluasi eksternal pertengahan masa kerja 2012. Keterbatasan waktu ini memberikan tantangan yang (mid-term) oleh pihak independen telah ditetapkan untuk signifikan terhadap semua proyek MDF, terutama dalam mengevaluasi kinerja portofolio dan operasional MDF. Multi Donor Fund For Aceh and Nias upaya untuk memastikan bahwa mekanisme, pengetahuan Tinjauan ini akan memberikan kepada MDF sebuah dan keahlian yang diperlukan tersedia untuk menjamin pandangan menyeluruh mengenai pencapaian MDF kesinambungan investasi yang dilakukan di Aceh dan Nias. dalam proses rekonstruksi dan akan memberikan rekomendasi untuk sisa masa kerja MDF. Pelajaran yang Penggunaan sisa dana berfokus pada infrastruktur, diambil dari pengalaman Multi Donor Fund tidak hanya penguatan kelembagaan dan pengembangan ekonomi. untuk meningkatkan operasioal portofolio MDF tetapi Hal ini juga harus berfokus terhadap pengembangan secara luas akan dibagikan sehingga rekomendasi- kapasitas yang mendukung dan memperkuat kelembagaan rekomendasi yang berpandangan ke depan tersebut yang terintegrasi secara lintas sektor. Sisa dana Multi Donor Fund akan bermanfaat untuk mengangkat program dapat meningkatkan kualitas dari upaya rekonstruksi paska bencana dalam konteks yang lain. 3 Laporan Kemajuan V Desember 2008 PERTEMUAN KOMITE PENGARAH Multi Donor Fund pada bulan Sep- tember 2008 menghadirkan tamu penting, yaitu Gubernur Sumatera Utara (tiga dari kiri). (Foto:Carolina Usmany) Perempuan Pekerja Keras Program Pengembangan Kecamatan juga melibatkan perempuan dalam set- iap kegiatan, tidak hanya pada saat rapat namun juga dalam kegiatan proses pembangunan, seperti terlihat digambar, perempuan mengangkat batu untuk pembangunan irigasi di kabupaten Aceh Utara. (Foto: Siti Rahmah) LATIHAN INSTALASI STUDIO RADIO KOMUNITAS DI GUNUNG SITOLI, NIAS Tim ARRNet memberikan pelatihan pengelolaan radio komunitas di Gunung Sitoli, Nias untuk alih pengetahuan yang berkaitan dengan teknis instalasi studio. (Foto: Khoerudin Wahyu M. - Staff of ARRNet, Faskab Aceh Besar) Multi Donor Fund For Aceh and Nias BAB 1 MEMPERLUAS OPERASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA Sebagai tanggapan terhadap permintaan Pemerintah Indonesia untuk berkoordinasi setelah bencana tsunami dan Nias yang secara langsung atau tidak langsung terkena dampak bencana. MDF didukung oleh mitra pemerintah, 5 Laporan Kemajuan V Desember 2008 dan gempa bumi di Aceh and Nias, beberapa mitra donor Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias (BRR) membentuk sebuah dana perwalian multi donor untuk yang mengkoordinasi upaya rekonstruksi di Aceh dan mendukung program rekonstruksi dan rehabilitasi. Dana Nias. perwalian ini telah mengumpulkan AS$ 692 juta dari 15 donor yang berbeda: Komisi Eropa, Belanda, Kerajaan Proses persetujuan MDF menjamin bahwa portofolionya Inggris, Bank Dunia, Swedia, Denmark, Norwegia, Jerman, sesuai dengan prioritas rekonstruksi. Multi Donor Fund Kanada, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Belgia, menerima proposal proyek yang disetujui oleh BRR untuk Finlandia, Selandia Baru dan Irlandia. Bank Dunia bertindak pendanaan. Komite Pengarah meninjau dan menyetujui sebagai wali dari pendanaan ini. Multi Donor Fund diatur proposal dengan bantuan Komite Teknis, yang oleh sebuah Komite Pengarah yang terdiri dari perwakilan beranggotakan perwakilan dari Pemerintah, para Donor, Pemerintah, Donor, LSM dan Organisasi Masyarakat Madani. Bank Dunia dan PBB sebagai pengamat. Bank Dunia Panitia Pengarah bertemu secara rutin di Jakarta atau Aceh dan beberapa badan lainnya adalah Badan Mitra2 , yang untuk mengulas dan menyetujui proposal dan bertanggungjawab untuk menilai dan menyelia proyek, mendiskusikan kemajuan proses pemulihan di Aceh dan Nias. termasuk memberikan dana hibah kepada badan pelaksa- na pemerintah dan non pemerintah. Sebagian besar dana Berfokus pada Tujuan Operasional dari Multi MDF (75%) disalurkan melalui anggaran pemerintah dan Donor Fund dilaksanakan oleh badan nasional. Tujuan keseluruhan dari Multi Donor Fund adalah untuk mendukung Rencana Induk Pemerintah Indonesia secara efisien dan efektif1. MDF mendukung Rencana Induk untuk rehabilitasi dan rekonstruksi jangka menengah Aceh dan Nias, menggunakan sebuah kerangka kerja yang 1. Rencana Induk dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Wilayah dan Penduduk Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias di Propinsi Sumatera komprehensif dan menyeluruh untuk memulihkan layanan Utara. Pemerintah Indonesia, April 2005. masyarakat dan membangun kembali masyarakat Aceh 2. Badan Mitra yang disetujui oleh Multi Donor Fund adalah UNDP, World Food Program (WFP) dan Bank Dunia. Bab 1 : Memperluas Operasi Untuk Meningkatkan Kinerja Kebijakan Bantuan Pemulihan (Recovery Assistance kelanjutan dari empat proyek yang tengah dilaksanakan Policy ­ RAP) dari Multi Donor Fund berfungsi sebagai dengan nilai total AS$ 14 juta. Diskusi yang berlanjut kerangka kerja untuk operasional MDF. Hal ini menentukan dengan Organisasi Masyarakat Madani juga memberikan prioritas sektor dan pendekatan untuk pendanaan, dan masukan tentang keperluan masyarakat dan bagaimana juga menjabarkan berbagai pendekatan untuk pencapaian proyek dapat dilaksanakan dengan efektif. kualitas dan keterkaitan yang harus dipertimbangkan dalam proyek MDF. Beberapa tema yang berkaitan Penutupan BRR pada 2009 mempengaruhi operasi dari termasuk keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial, dengan Multi Donor Fund pada berbagai tingkat. Sekretariat fokus pada jender. Keterkaitan lainnya adalah sensitifitas MDF telah terlibat dalam serangkaian diskusi dengan terhadap konflik, kesetaraan regional dan pengentasan pemangku kepentingan tentang pengaruh masa akhirnya kemiskinan. MDF tengah melakukan tinjauan untuk menilai BRR. Hal ini meliputi pengaturan pengelolaan berkaitan kinerja portofolio pada masalah keberlanjutan lingkungan dengan perwakilan pada tingkat Ketua Bersama dan Komite hidup dan sosial. Pengarah, dan pengaturan implementasi proyek-proyek yang akan berlanjut setelah BRR mengakhiri masa tugasnya. Multi Donor Fund telah terbukti sebagai kerangka kerja Enam proyek pada portofolio Multi Donor Fund yang yang kuat dalam mencapai tujuan dari Deklarasi Paris melibatkan BRR dalam pelaksanaan atau implementasi tentang Efektifitas Bantuan dalam konteks pemulihan. akan diteruskan setelah masa tugas BRR. MDF mendukung Multi Donor Fund For Aceh and Nias Hal ini juga berfungsi sebagai landasan untuk dialog transisi dengan menyediakan dukungan baik kepada wacana yang lebih luas dengan semua pemangku BRR maupun pemerintah lokal dalam mempersiapkan kepentingan yang terlibat dalam proses rekonstruksi3 . pengalihan aset hasil rekonstruksi dan proyek-proyek Portofolio Multi Donor Fund menerapkan lima Komitmen kepada badan-badan terkait. Kemitraan Deklarasi Paris tentang Efektifitas Bantuan. Hal ini meliputi rasa kepemilikan, keselarasn, harmonisasi, hasil Multi Donor Fund telah diperpanjang untuk menjamin dan akuntabilitas bersama4 . kelanjutan implementasi dalam memenuhi kebutuhan penting rekonstruksi. Penutupan MDF telah diperpanjang Pada 2008, tahun keempat setelah tsunami, prioritas dari Desember 2010 ke Desember 2012. Perpanjangan 6 beralih dari rekonstruksi darurat menuju pada keberlangsungan investasi rekonstruksi dan mendorong ini juga akan menjamin bahwa pemulihan akan berlanjut secara kelembagaan, finansial dan sosial, dan akan Laporan Kemajuan V Desember 2008 pengembangan ekonomi. Investasi besar telah ditanamkan memberikan kesempatan pada MDF untuk memperkuat di Aceh dan Nias selama upaya rekonstruksi yang berlangsung. lembaga-lembaga sehingga memungkinkan proses Untuk memastikan bahwa penerapan pemeliharaan dan pengalihan yang mulus. Multi Donor Fund telah siap prosedur operasional tersedia merupakan upaya penting untuk terus memainkan berbagai peran penting dalam dalam menjaga keberlangsungan investasi, maka dari pemulihan Aceh dan Nias. itu proyek-proyek diarahkan untuk memfokuskan pada keberlanjutan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi BRR bahwa Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif dana yang masih tersedia diprogramkan untuk proyek- Multi Donor Fund memainkan peran koordinasi dengan proyek yang menekankan pembangunan kapasitas. Untuk pihak-pihak penting pada berbagai tingkat. Hal ini menjamin keberlanjutan, selama 2008 MDF telah termasuk berpartisipasi dalam forum-forum dan acara memprioritaskan upayanya pada dua bidang: (1) mendukung khusus, seperti evaluasi program, pertemuan pemangku transisi dari BRR ke pemerintah-pemerintah lokal, dan kepentingan, pameran dan dialog wacana yang dilakukan (2) meningkatkan pengembangan ekonomi jangka oleh BRR, para donor dan badan multilateral lainnya. panjang di Aceh dan Nias. Selama setahun terakhir, MDF telah berpartisipasi dalam sebuah pameran yang dilakukan oleh Bappenas dan BRR Sekretariat Multi Donor Fund menjamin kualitas, saat Tinjauan Tengah Waktu Kerja Rekonstruksi di Aceh dan koordinasi dan melaporkan kinerja portofolio. Peran Nias. MDF turut berpartisipasi dalam Pertemuan Pemangku Sekretariat meliputi koordinasi dan komunikasi yang efektif Kepentingan Kepulauan Nias ke empat. Disamping itu, MDF sekaligus juga menjamin kualitas dan mengikuti Rencana juga diminta untuk melakukan paparan tentang kegiatan Induk Pemerintah untuk memilih proposal yang diajukan MDF kepada parlemen Komisi Eropa di Belgia. Kegiatan untuk pendanaan MDF. Sekretariat memonitor dan komunikasi seperti ini memberikan visibilitas untuk MDF melaporkan kegiatan proyek dan mengatur pertemuan Tin- dan proyek-proyeknya. jauan Teknis dan Komite Pengarah untuk menyetujui pro- posal untuk pendanaan MDF dan mengevaluasi hasilnya. 3. Tinjauan Multi Donor Fund Setelah Krisis. Laporan Akhir dipersiapkan oleh Pada tahun 2008 sebanyak tujuh belas pertemuan Tinjauan Scanteam, Februari 2007. Tahun Pertama Membangun Bersama: Hasil, Teknis dan tiga pertemuan Komite Pengarah terjadi untuk Tantangan dan Kesempatan. Laporan Hasil Pelajaran yang Didapat, Mei 2006. menyetujui lima proyek baru senilai AS$ 99 juta dan 4. Deklarasi Paris tentang Efektifitas Bantuan. Kepemilikan, Harmonisasi,Keselarasan, Hasil dan Akuntabilitas Bersama, Februari ­ Maret 2005. Bab 1 : Memperluas Operasi Untuk Meningkatkan Kinerja Multi Donor Fund memfasilitasi kesempatan untuk menggunakan surat kabar dan radio, sekaligus juga pemerintah propinsi dan BRR untuk menjabarkan berpartisipasi dalam acara-acara masyarakat (lihat box 1: sektor-sektor prioritas untuk pemrograman dana Dialog dengan Penerima Manfaat: Sehari di Takengon, Aceh yang tersedia kepada para Donor dan pemangku Tengah). Pendekatan media terintegrasi ini dilakukan di kepentingan lainnya. Pemaparan rekomendasi tersebut berbagai desa di Aceh dan Nias. Selama setahun terakhir, sesuai dengan revisi Rencana Induk Pemerintah untuk Sekretariat MDF mengunjungi 11 desa di Aceh dan Nias. rekonstruksi Aceh dan Nias. Sektor yang dikedepankan Sekretariat MDF juga mengorganisir kunjungan lapangan untuk pendanaan tambahan adalah infrastruktur dan untuk para donor dan delegasi lain yang berkunjung untuk pengembangan ekonomi, dengan penekanan kuat pada memfasilitasi hubungan langsung dengan para penerima kegiatan pembangunan kapasitas. manfaat dan upaya rekonstruksi. Kunjungan lapangan juga termasuk kesempatan untuk mengikuti misi supervisi utuk Multi Donor Fund mempromosikan keterlibatan banyak proyek-proyek yang diawasi oleh Bank Dunia. pihak dalam proses rekonstruksi. Pada sebuah dialog wacana di 2008 yang berjudul "Peran Organisasi Masyarakat Mengelola Umpan Balik Berkontribusi pada Kualitas Madani Selama Periode Transisi dan Selanjutnya" bertujuan Portofolio. Pertanyaan dikelola secara langsung oleh untuk mendiskusikan bagaimana Organisasi Masyarakat Sekretariat MDF atau diteruskan kepada proyek masing- Madani dapat berpartisipasi dalam pengalihan aset hasil masing untuk tanggapan. Semua proyek dalam portofolio rehabilitasi dan rekonstruksi secara benar kepada otoritas, Multi Donor Fund diminta membentuk Rencana Aksi organisasi atau perorangan. Diskusi ini juga menekankan Anti Korupsi (Anti Corruption Action Plan-ACAP) dalam Multi Donor Fund For Aceh and Nias pada masalah umum keberlangsungan jangka panjang pengelolaan proyek. Salah satu dari kegiatan yang proses dan hasil pembangunan. Banyak proyek Multi Do- mendukung ACAP adalah Unit Penanganan Keluhan nor Fund juga telah membuat Komite Pengarah yang ter- (Complaint Handling Unit-CHU). Keluhan yang dimasukkan diri dari berbagai pemangku kepentingan dalam proses biasanya merupakan pertanyaan umum, penyalahgunaan rekonstruksi. dana, pendekatan dan metode dalam menyelesaikan kasus, dan penerapan masalah kepatuhan. Selama periode Komunikasi tentang kegiatan Multi Donor Fund pelaporan 2008, MDF menerima 270 pertanyaan, dimana meningkatkan kesadaran akan kebutuhan dan upaya 70 persen merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan rekonstruksi. Menjangkau kepada para penerima manfaat proyek MDF atau organisasi lain, seperti BRR. terjadi melalui pendekatan media yang terintegrasi dengan 7 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Dialog dengan Penerima Manfaat: Sehari di Takengon, masyarakat, proses akuntabilitas, proses seleksi desa dan Aceh Tengah bagaimana menghindari tumpang tindih program. Paling tidak sebulan sekali, Tim MDF juga mengunjuni Bintang, sebuah desa pada ujung Sekretariat MDF mengunjungi utara Danau Takengon. Pada saat tim menuju ke desa tersebut, masyarakat penerima manfaat, mereka mendapati bahwa memancing ikan merupakan salah dengan kegiatan antara satu sumber mata pencaharian masyarakat, namun lebih lain perbincangan dengan menariknya, restoran tepi danau banyak ditutup. "Restoran penerima manfaat, dialog hanya beroperasi di akhir minggu," kata seorang nelayan lokal. masyarakat, siaran radio atau "Pekerjaan harian kami adalah mengurus perkebunan kami ­ pertemuan dengan Bupati karet, kopi dan kakao". Hanya beberapa nelayan bisa dilihat di atau Camat setempat. danau, berusaha menangkap "depik", semacam ikan setempat Pada Januari 2008, Sekretariat MDF mengunjungi Taken- yang popular. gon di Aceh Tengah, sebuah masyarakat yang lebih terkena Di Bintang, fasilitator PPK dan P2DTK dampak gempa bumi daripada oleh tsunami itu sendiri. Proyek bekerja untuk mensosialisasikan sebuah Pengembangan Kecamatan (PPK) memasukkan Takengon sebagai proyek kepada Masyarakat, disebut bagian dari upaya rekonstruksi berbasis masyarakat untuk PNPM -Program Nasional Pengembangan membantu membangun kembali infrastruktur masyarakat. Masyarakat, yang merupakan versi Program ini diikuti oleh Program Percepatan Pembangunan perluasan dan terintegrasi dari dua program Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), sebuah program yang yang ada. Selama sesi ini, sekretariat MDF menghubungkan partipasi proses perencanaan kecamatan dari menerima masukan tentang dampak PPK PPK kepada pengambilan keputusan pemerintah kabupaten dan dan P2DTK terhadap masyarakat dan memberikan hibah blok untuk meningkatkan layanan masyarakat bidang apa saja yang membutuhkan dan pemulihan dari infrastruktur ekonomi. bantuan lebih lanjut. Dalam kunjungan ke Takengon salah satu acaranya adalah Sebuah pertemuan dengan pemerintah setempat mengakhiri perbincangan satu jam di stasiun radio lokal terbesar. Fasilitator kunjungan lapangan tersebut. Para pejabat mengucapkan terima PPK dan P2DTK memberikan informasi, menjawab pertanyaan kasih pada MDF atas bantuan mereka kepada masyarakat dan dan memberikan komentar atas kemajuan program. Pertanyaan mengutarakan keinginan mereka bahwa lebih banyak hibah datang melalui panggilan telepon dan pesan teks, dan dapat disediakan untuk membantu desa-desa terpencil. kebanyakan terkait tentang bagaimana dana disalurkan kepada Memantau pohon raksasa Seorang staf pemantauan hutan dari Yayasan Leuser Internasional (YLI) memeriksa sebuah pohon hutan hujan tropis raksasa yang tumbuh dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. YLI melaksanakan pemantauan terhadap hutan Leuser melalui MDF-AFEP untuk memastikan perlindungan berkelanjutan bagi hutan Aceh. (Foto: Chi Rini - Press Officer, Leuser Internasional Fundation) PRODUKSI ILM RADIO KOMUNITAS DI KRUENG RAYA. DARI, OLEH DAN UNTUK WARGA Hendri seorang pegiat Radio Komunitas Krueng Raya FM sedang melakukan pengambilan suara untuk produksi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Meunasah Desa Lamreh. Skenario dan Produser: Hendri, Pengisi Suara: Delfi dan Lia. Pendamping produksi: ARRNet. Hasil prosuksi ILM diikutkan pada sebuah lomba yang disponsori oleh ChildFund Int pada bulan Desem- ber 2007 dan meraih juara ke-2- (Foto: Khoerudin Wahyu M. - Staff of ARRNet, Faskab Aceh Besar) Multi Donor Fund For Aceh and Nias BAB 2 PENCAPAIAN PORTOFOLIO Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias berkontribusi dalam kegiatan rekonstruksi pada lima sektor utama sebagai (1) proyek yang matang atau hampir selesai yang telah memenuhi sebagian besar sasaran, (ii) proyek-proyek 9 Laporan Kemajuan V Desember 2008 sesuai dengan Rencana Induk Pemerintah Indonesia dalam tahap pelaksanaan penuh atau sedang berjalan dan dan Kebijakan Bantuan Pemulihan MDF sendiri. Proyek- membuahkan hasil; (iii) proyek-proyek dalam tahap per- proyek portofolio MDF mencakup daerah sektoral Pemuli- mulaan, diharapkan membuahkan hasil dalam enam bulan han Masyarakat, Infrastruktur, Tata Kelola, Keberlanjutan mendatang. Gambar 2.1 menggambarkan status pelaksa- Lingkungan dan Pengembangan Perekonomian. Pada naan portofolio MDF, menunjukkan dua proyek telah sele- awalnya MDF memfokuskan pada pemulihan masyarakat, sai, tiga proyek hampir selesai dan tiga belas proyek dalam terutama perumahan dan infrastruktur masyarakat. Dalam pelaksanaan lengkap. Bab ini melaporkan hasil per 30 Sep- tahap berikutnya guna memudahkan pemulihan akses, tember 2008. proyek infrastruktur yang lebih besar dimulai dengan rekonstruksi pelabuhan dan jalan, sistem perairan dan sistem pengendalian banjir. Proyek-proyek lingkungan hidup dan pemberdayaan tata kelola juga dilaksanakan dengan tujuan menjamin keberlanjutan investasi MDF secara jangka panjang. Meskipun dukungan terhadap mata pencaharian merupakan salah satu komponen dalam sejumlah besar proyek pada awal bekerjanya MDF, fokus telah bergeser dalam tahun terakhir ini untuk mencaup suatu strategi yang lebih terarah untuk mendukung pengembagan perekonomian sementara lonjakan pembangunan akibat rekonstruksi mulai menurun. Pada akhir periode pelaporan ini, portofolio Multi Donor Fund terdiri atas 18 proyek, dengan tambahan empat proyek baru yang diharapkan dimulai tahun depan. Irigasi yang dibangun masyarakat (Foto:Lilis - World Bank Consultant) Proyek-proyek Multi Donor Fund dapat diklaifikasikan Bab 2 : Pencapaian Portofolio Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pemulihan Masyarakat Pertanahan Aceh (RALAS) ------------------------------------------ Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pemulihan Infrastruktur Skala Perumahan Masyarakt (REKOMPAK) ------------------------------------------ Besar dan Transportasi Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias (KRRP) Penguatan Tata Kelola dan Membangun Kapasitas Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Aceh (IREP) ------------------------------------------ Kelestarian Lingkungan Hidup Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) Pengembangan Perekonomian dan ------------------------------------------ Mata Pencaharian Program Angkutan Laut dan Logistik (SDLP) ------------------------------------------ Program Pencegahan Banjir Program Penguatan Organisasi Multi Donor Fund For Aceh and Nias Masyarakat Madani ------------------------------------------ Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (SPADA) ------------------------------------------ Pengurangan Risiko Bencana Perbaikan Jalan dengan Sumber (DRR-A) Daya Lokal ------------------------------------------ Program Transformasi Pemerintah Mata Pencaharian dan Aceh (AGTP) Pengembangan Ekonomi Nias Program Pengembangan ----------------------------------------- 10 Program Rekonstruksi Pelabuhan Kecamatan (PPK) ----------------------------------------- Proyek Penanggulangan Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup Fasilitas Pendanaan Pengembangan Ekonomi (EDFF) ----------------------------------------- (TRPRP) Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Laporan Kemajuan V Desember 2008 ----------------------------------------- ------------------------------------------- Pemulihan Berkelanjutan Mata Proyek Pemeliharaan Jalan Bantuan Teknis untuk BRR Program Pengelolaan Limbah Pencaharian Petani dan Peningkatan Lamno Calang NAD-Nias Tsunami (TRWMP) Konservasi Hutan di Aceh Selesai Mendekati selesai Implementasi Penuh Akan mulai dalam laporan (2 proyek) (3 proyek) (13 proyek) mendatang (4 proyek) Pemulihan Masyarakat Kinerja Multi Donor Fund dalam mendukung pemulhan infrastruktur desa dan produktivitas masyarakat di daerah- masyarakat sangat memuaskan di dalam laporan priode daerah tersebut. sebelumnya. Sebagian besar proyek-proyek bidang ini sedang dalam implementasi penuh atau hampir Prioritas awal Multi Donor Fund adalah fokus kepada mendekati penyelesaian. Diperkirakan 168.000 jiwa telah pemulihan masyarakat dan hampir seluruh sasaran hilang dan sekitar 300.000 rumah rusak atau hancur oleh terpenuhi. Hal ini termasuk bantuan darurat, serta tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Nias. Pada tahun rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan dan infrastruktur 2006, survei dari Program Pengembangan Kecamatan masyarakat di Aceh dan Nias. Lebih dari AS$ 222 juta (43% menunjukan bahwa lebih dari 50% infrastruktur di 5.869 dari alokasi dana) telah disisihkan untuk rekonstruksi desa yang terkena dampak hancur ata rusak, dan dipekirakan berbasis masyarakat, dengan komitmen tambahan dari sekitar AS$ 752 juta diperlukan untuk memperbaiki pemerintah sebesar AS$ 31 juta. Bab 2 : Pencapaian Portofolio Dukungan terhadap rekonstruksi perumahan merupakan Melalui program-program Pengembangan Kecamatan komponen yang sangat penting dalam pemulihan dan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaaan, masyarakat masyarakat, dan sebagian besar sasaran telah tercapai. menerima hibah untuk membangun infrastruktur di lebih Pendekatan berbasis masyarakat telah terbukti merupakan dari 2.900 desa di Aceh dan Nias. Ini mencakup konstruksi cara yang efisien tidak hanya untuk membangun kembali atau rehabilitasi 275 gedung sekolah, lebih dari 2.500 km perumahan namun juga untuk menciptakan rasa turut jalanan, 19 pos kesehatan, 1.380 sistem pasokan air bersih memiliki dan kebanggaan antara penerima manfaat. dan 118 sistem penyimpanan air. Kedua program ini telah Sejumlah 6.554 unit rumah (81% dari sasaran) telah dibangun mencapai sebagian besar target dan bersama-sama telah melalui proyek perumahan masyarakat di Aceh, yang mengisi membangun 159 balai desa dan 20 pasar desa, serta kesenjangan perumahan di 130 komunitas. Lebih dari 2,000 memberikan hasil yang signifikan dalam perbaikan dan unit rumah telah diselesaikan di Aceh sepanjang tahun lalu konstruksi jembatan, irigasi dan sistem drainase. ­ jumlah terbesar dalam pembangunan selama satu tahun sejak dimulainya proses rekonstruksi. Lebih dari 3.400 unit Pengembangan sistem dilaksanakan untuk memenuhi rumah sedang dalam tahap pembangunan di Aceh dan kebutuhan yang tinggi untuk verifikasi dan pencatatan Nias. Sembilan puluh delapan persen dari unit rumah yang atas hak tanah. Proyek ini telah memperkenalkan sebuah ditargetkan untuk rehabilitasi (6.900 unit rumah di Aceh) sistem komputerisasi pencatatan data tanah dan memainkan Multi Donor Fund For Aceh and Nias telah terselesaikan, dengan 100% tingkat hunian. Tingkat peran utama dalam pencegahan pencaplokan tanah dan hunian untuk unit rumah baru yang dibangun saat ini adalah spekulasi. Meskipun proyek ini tidak mampu mencapai 86%, dengan perkiraan ada peningkatan yang signifikan seluruh sasaran, tingkat kepuasan penerima manfaat dari setelah semua fasilitas terselesaikan. penerima sertifikat cukup tinggi. Sejumlah 112.460 hak milik tanah telah didistribusikan hingga kini, dan 126.107 Multi Donor Fund telah mencapai sebagian besar sasa- hak tanah telah dicatat. Survei telah diselesaikan terhadap ran dalam rekonstruksi infrastruktur vital masyarakat. 211.829 bidang tanah. 11 Laporan Kemajuan V Desember 2008 FASILITATOR DAN TIM PENGELOLA KEGIATAN (TPK) DESA MSJ GIGIENG SEDANG MEMERIKSA BERITA ACARA Fasilitator MDF Rekompak selalu mengajarkan kepada masyarakat agar seluruh kegiatan pembangunan di desa benar benar transparan. Fasilitator selalu mengajarkan masyarakat untuk selalu membuat secara tertulis hasil keputusan rapat berupa berita acara yang nantinya ditempel di papan informasi untuk bisa diketahui oleh semua kalangan masyarakat. (Foto:Ahmadra Penta Wardana Putra) Bab 2 : Pencapaian Portofolio Pendekatan berbasis masyarakat berdampak lebih luas Pemulihan Infrastruktur Skala Besar dan terhadap penerima manfaat. Lebih dari 13.5 juta hari kerja Transportasi telah dihasilkan melalui proyek-proyek yang rekonstruksi kemasyarakatan. Lebih penting lagi, semangat pendekatan Kemajuan paling signifikan dalam portofolio Multi Donor berbasis masyarakat telah menghasilkan tingkat kepuasan Fund pada tahun terakhir ini adalah dalam rekonstruksi yang tinggi antara para penerima manfaat. Hal ini telah infrastruktur inti. Menyusul kegiatan persiapan yang mengarahkan pada percepatan rekonstruksi pada saat diperlukan untuk proyek infrastruktur, sebagian besar dana diterima oleh penerima manfaat serta menghasilkan dari proyek-proyek telah memulai proses konstruksi rasa kepemilikan yang kuat. pada tahun laporan ini. Pemberdayaan perempuan terjadi melalui pendekatan berbasis masyarakat dalam rekonstruksi. Proyek Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi kebutuhan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan(P2KP) dan Proyek rekonstruksi dan rehabilitasi yang ekstensif dalam sektor Pengembangan Kecamatan (PPK) serta proyek Rehabili- infrastruktur. Mengidentifikasi penyediaan akses ke daerah- tasi & Rekonstruksi Perumahan Masyarakat (REKOMPAK) daerah yang terkena bencana agar kegiatan rekonstruksi telah menekankan pentingnya untuk mengikutsertakan dan rehabilitasi dapat segera dimulai merupakan kebutuhan perempuan dalam proses rekonstruksi. Dengan memunkinkan yang vital pada awal rekonstruksi. Tujuan untuk "Membangun Multi Donor Fund For Aceh and Nias perolehan pendidikan melalui pemberian beasiswa, PPK Kembali Dengan Lebih Baik" ("Building Back Better") memiliki selanjutnya mengembangkan keterampilan para anggota pengertian yang sama dalam upaya rekonstruksi, terutama masyarakat, khususnya perempuan, untuk masa yang akan yang berhubungan dengan infrastruktur. Multi Donor Fund datang. telah menginvestasikan sejumlah AS$176 juta (34% dari aloka- si dana) dalam proyek-proyek pemulihan infrastruktur dan Alokasi transportasi berskala besar, di mana Pemerintah Indonesia Proyek dana dalam AS$ juta turut serta secara signifikan dalam pembiayaan. Proyek Rahabilitasi dan Rekonstruksi 85,00 Menyediakan akses ke daerah-daerah yang terkena 12 Perumahan Masyarakat (REKOMPAK) bencana segera setelah tsunami dan gempa bumi Program Pengembangan 64,70 merupakan peran penting yang dipenuhi oleh Multi Laporan Kemajuan V Desember 2008 Kecamatan (PPK) Donor Fund. Wujud tanggap darurat MDF dikonsentrasikan pada penyediaan akses agar material rekonstruksi dapat Proyek Penanggulangan Kemiskinan 17,96 mencapai daerah-daerah terkena bencana melalui Perkotaan (P2KP) pendanaan proyek Angkutan Laut & Logistik, Rekonstruksi Proyek Pengembangan Kecamatan 25,75 Pelabuhan serta Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang. di Nias (KRRP) Proyek Rekonstruksi Pelabuhan memfokuskan pada Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi 28,50 keberlangsungan fungsi pelabuhan yang rusak berat agar Pertanahan Aceh (RALAS) dapat menerima pengiriman dan penyimpanan kargo. Ini Program-program yang Saling Terkait dan Jumlah 221,91 Mendukung LAMNO-CALANG ROAD Pemadatan jalan merupakan langkah antisipatif sebelum musim hujan (Foto:UNDP) Bab 2 : Pencapaian Portofolio didukung oleh rekonstruksi kargo di daerah-daerah ter- Penguatan Tata Kelola pencil yang pada awalnya tidak dapat diakses melalui jalan darat. Sedangkan proyek Rekonstruksi Pelabuhan dan Pe- Multi Donor Fund melanjutkan dukungannya bagi meliharaan Jalan Lamno-Calang telah diselesaikan pada bebagai lembaga pemerintah untuk mendukung akhir tahun 2007. Program Angkutan Laut & Logistik telah kelanjutan pembangunan, keberlangsungan rekonstruksi berhenti menyediakan jasa pengapalan sejak Januari 2007, namun sekarang mengutamakan pada pemberian pelati- serta penyampaian layanan umum. han kepada otorita pelabuhan untuk memastikan adanya pengelolaan yang berkelanjutan terhadap pelabuhan yang Dukungan tata kelola yang baik untuk memastikan baru dibangun berikut peralatannya. kualitas rekonstruksi dan pemberian layanan umum merupakan kunci fokus. Untuk memastikan keberlangsungan Kemajuan yang paling patut dicatat dalam upaya investasi rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh dan Nias rekonstruksi beberapa tahun ini adalah dalam sektor maka penting untuk adanya elemen administrasi umum infrastruktur. Sebesar AS$227 juta, termasuk pembiayaan yang kokoh. Multi Donor Fund telah mengalokasikan US$75 bersama oleh BRR, telah diberikan kepada 57 sub-proyek juta untuk mendukung penguatan tata kelola. melalui Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur(IRFF). Proyek-proyek senilai AS$7,8 juta telah diselesaikan, dan Penguatan Lembaga-lembaga pemerintah daerah telah Multi Donor Fund For Aceh and Nias proyek-proyek senilai AS$210 juta masih dalam konstruksi dan satu proyek (AS$9,2 juta) sedang berada pada tahap terjadi di berbagai sektor. Proyek-proyek Multi Donor pelelangan. Investasi ini akan memberikan jalan, pelabuhan Fund hingga kini telah memberikan pelatihan formal, diikuti dan sistem perairan yang vital untuk menunjang pemulihan dengan pelatihan kerja kepada 2.000 staf lokal untuk ekonomi dan masyarakat di seluruh Aceh dan Nias. meningkatkan kapasitas di bidang-bidang seperti Dukungan terhadap Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi perencanaan dan anggaran, kesehatan, pendidikan, Infrastruktur (IREP) telah membantu dalam menjamin kualitas konstruksi infrastruktur, pengelolaan limbah dan drainase, investasi infrastruktur. Para tim IREP telah membantu pengelolaan hutan, perencanaan tata kota dan administrasi mempersiapkan 63 paket investasi untuk membangun 748 km jalan, 16 sistem perairan dan lima pelabuhan di Sinabang, Calang, Gunung Sitoli, Lhokseumawe, dan Malahayati. pertanahan. Selanjutnya diadakan pelatihan informal di lokasi kerja melalui proyek Bantuan Teknis untuk BRR dengan 13 menempatkan ahli teknis di kantor wilayah BRR dan di Laporan Kemajuan V Desember 2008 Proyek Pengelolaan Limbah atau konsultan wilayah BRR Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh melindungi investasi rekonstruksi dan melakukan mitigasi terhadap yang secara langsung mendukung satuan kerja dalam kerusakan di masa mendatang di daerah-daerah yang pekerjaannya. Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya rawan terhadap banjir. Proyek ini melindungi daerah pusat Lokal telah berhasil mengikutsertakan pemerintah daerah bisnis di Banda Aceh melalui konstruksi stasiun-stasiun dan masyarakat dalam membangun kapasitasnya dengan pompa dan sistem drainase, serta pemasangan katup banjir. metode berbasis sumber daya lokal. Kegiatan pelatihan Proyek ini telah terbukti merupakan suatu proyek yang dalam pengelolaan kontrak, konstruksi jalan dan teknis penting dalam mengamankan investasi di daerah pengawasan konstruksi diberikan secara terus-menerus perkotaan. kepada insinyur dan pengawas dari pemerintah kabupaten yang berkaitan. Alokasi Proyek dana dalam AS$ juta Program Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh 4,50 Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi 42,00 Infrastruktur (IREP) Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi 100,00 Infrastruktur (IRFF) TATA KELOLA Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang 1,46 Perempuan memberikan Program Angkutan Laut dan Logistik (SDLP) 24,70 masukan-masukan penting dalam Program Rekonstruksi Pelabuhan 3,78 pertemuan- (TRPRP) pertemuan warga (Foto:Nia S) Jumlah 176,44 Bab 2 : Pencapaian Portofolio Dukungan dengan target sedang disediakan untuk titik fokal untuk dialog antara pemerintah dan masyarakat. memperkuat lembaga-lembaga guna memastikan Melalui proyek Penguatan Organisasi Masyarakat Madani, transisi berjalan lancar dari proyek-proyek rekonstruksi perempuan juga telah diperdayakan untuk lebih banyak yang sedang berlangsung dan aset-aset BRR kepada berpartisipasi dalam masalah-masalah menyangkut pem- badan pemerintah yang berkaitan. Alih pindah bangunan komunitasnya, dimana 45% dari penerima man- pengetahuan berkaitan dengan kegiatan pengembangan faat hibah untuk pengembangan mata pencaharian adalah kebijakan, desain proyek dan jaminan kualitas merupakan perempuan. fokus Bantuan Teknis untuk BRR dan Program Transformasi Pemerintah Aceh. Bantuan Teknis (TA) untuk BRR merupakan Kelestarian Lingkungan Hidup pemberian dukungan dalam pemindahan semua aset dari BRR ke otorita daerah terkait pada saat BRR berakhir. Program-program lingkungan hidup dalam portofolio Ini termasuk pengembangan dan pelaksanaan proses- Multi Donor Fund memperkenalkan praktek-praktek proses yang relevan dan mekanisme pendanaan untuk pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan alternatif mempermudah proses transisi. Program Transformasi dalam mata pencaharian. Pemerintah Aceh bekerja dengan pemerintah Propinsi membangun kapasitas untuk mengelola aset rekonstruksi Keberlanjutan lingkungan dicapai melalui beragam Multi Donor Fund For Aceh and Nias setelah pembubaran BRR. Ini akan tercapai dengan cara pendekatan. Ini mencakup dukungan terhadap kebijakan memperkuat kebijakan dan kapasitas pemerintah untuk dan pendayaan kapasitas untuk pengelolaan lingkungan secara efektif mengkoordinasikan jumlah besar program hidup yang baik dan kepatuhan terhadap pengamanan transisi dan pembangunan kapasitas berkaitan dengan lingkungan hidup; serta penciptaan kegiatan alternatif pemulihan dengan dukungan berbagai pihak pemangku dalam mata pencaharian untuk keberlangsungan lingkungan kepentingan. hidup. Hutan-hutan pada eko-sistem Leuser dan Ulu Masen di Aceh dan Sumatera Utara merupakan dua daerah Proses partisipasi dan akuntabilitas diutamakan dalam 14 proyek-proyek Multi Donor Fund. Proyek Percepatan perhutanan terbesar keberadaannya di seluruh Asia Tenggara. Hutan-hutan ini sangat penting dalam menjamin Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus mendukung Laporan Kemajuan V Desember 2008 persediaan air untuk sekitar 60% penduduk serta juga perencanaan melalui pendekatan "dari bawah ke atas" untuk memelihara salah satu sumber terkaya di wilayah melalui hibah yang ditujukan untuk 17 kabupaten di Aceh ini yakni bio-diversitas. Proyek Hutan Aceh & Lingkungan dan dua kabupaten di Nias. Ini melibatkan pelatihan bagi Hidup dirancang untuk melindungi sekitar 3,3 juta hektar pegawai pemerintah, anggota masyarakat umum, pegawai ekosistem hutan ini dari pembalakan liar. Keberhasilan yang universitas dan perwakilan masyarakat. Proyek Penguatan cukup berarti oleh proyek ini telah dicapai dalam menguatkan Organisasi Masyarakat Madani mempromosikan partisipasi lembaga-lembaga terkait melalui tata kelola ekosistem yang lebih luas untuk masyarakat umum, termasuk perem- hutan di berbagai tingkat. puan, dalam proses tata kelola. Proyek ini telah mendirikan dua Pusat Sumber Daya, satu di Aceh dan satu lagi di Nias, yang menjadi fasilitas pelatihan penting, dan merupakan Alokasi Proyek dana dalam AS$ juta Program Transformasi Pemerintah Aceh 9,92 Perbaikan Jalan dengan Sumber 11,80 Daya Lokal Pedesaan Program Percepatan Pembangunan 25,00 Daerah Tertinggal dan Khusus POLHUT ACEH Program Penguatan Organisasi Masyarakat 6,00 Para anggota Polisi Kehutanan (polhut) Aceh berdiskusi tentang penanganan Sipil di Aceh dan Nias kasus kehutanan saat praktek Pelatihan Penyegaran Polisi Kehutanan Aceh yang dilaksanakan Yayasan Leuser Internasional untuk AFEP di Takengon Aceh Tengah 12 Mei 2008. MDF AFEP memberikan dukungan pelatihan teknis Bantuan Teknis untuk BRR NAD ­ Nias 22,48 terhadap 250 polhut dalam pengamanan hutan Aceh khususnya di Kawasan Ekosistem Leuser. Jumlah 75,20 (Foto:Chik Rini - Press Officer, Leuser Internasional Fundation) Bab 2 : Pencapaian Portofolio Program Pengelolaan Limbah Tsunami secara khusus Pengelolaan Limbah melembagakan praktek dan sangat berhasil dalam memenuhi sasarannya. Segera memindahkan pengetahuan dan keterampilan untuk sesudah tsunami upaya ini memfokuskan pada pemindahan melanjutkan pembangunan tempat pembuangan akhir di limbah padat dan membangun tempat pembuangan akhir masa mendatang. Pada tahap pemulihan upaya semakin serta infrastruktur lainnya yang mendukung pembuangan meningkat dalam membangun kapasitas setempat dan limbah padat tersebut. Proyek pengelolaan limbah ini telah komitmen untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem membangun atau meningkatkan layanan 10 tempat pengelolaan limbah padat yang berkelanjutan. pembuangan akhir sementara di delapan kabupaten dan pemindahkan 1,1 juga meter kubik limbah yang diakibatkan Program lingkungan hidup dari MDF bertujuan untuk oleh tsunami. Dua puluh persen dari seluruh limbah akibat mendukung kegiatan-kegiatan mata pencaharian yang tsunami di Aceh telah dipindahkan melalui proyek Multi peka terhadap lingkungan hidup. Ini termasuk mendaur Donor Fund ini. ulang limbah kayu tsunami melalui proyek-proyek pertukangan kayu, pengumpulan dan penemuan kembali bahan plastik dan bahan daur ulang lainnya, bio-gas Program Pengelolaan Limbah Tsunami ini memperkenalkan dan kompos. Palapa Plastic Recycle, sub proyek daur- ke Indonesia sebuah model bagi pengelolaan limbah ulang plastik, merupakan salah satu finalis dalam Global padat daerah. Ini terjadi karena kemitraan kuat yang terjalin Multi Donor Fund For Aceh and Nias Development Network Award. Satu-satunya peserta dari antara proyek dan pemerintah daerah, serta kesungguhan Indonesia, proyek tersebut merupakan satu daru 120 komitmen sebagai hasil dari kemitraan ini. Dalam nominator dari seluruh dunia. Membantu masyarakat untuk perencanaan tahap berikutnya, proyek ini akan memfokuskan kembali ke mata pencaharian berbasiskan pertanian semakin pada konstruksi tempat pembuangan akhir permanen. penting karena pekerjaan dari dampak proses rekonstruksi mulai menurun. Untuk mendukung hal ini, lebih dari 880 ha Membangun kesadaran akan lingkungan hidup bagi tanah pertanian dari dampak tsunami telah dikosongkan para pemangku kepentingan merupakan fitur kunci dan dikembalikan ke penggunaan produktif. dalam proyek-proyek Multi Donor Fund. Proyek Hutan Aceh & Lingkungan Hidup membantu pemerintah dalam Proyek Alokasi dana dalam 15 mengembangkan rencana strategis dan prakarsa untuk AS$ juta Laporan Kemajuan V Desember 2008 pengembangan hutan di Aceh. Proyek tersebut telah Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan 17,53 berkontribusi ke prakarsa utama lingkungan hidup seperti Hidup (AFEP) reboisasi dan perlindungan hutan melalui kegiatan Program Pengelolaan Limbah Tsunami 24,41 pemantauan dan pelatihan. Dengan melibatkan masyarakat (TRWMP) dalam konstruksi tempat pembuangan akhir, program Jumlah 41,94 MENANAM UNTUK MASA DEPAN Para anggota Polisi Kehutanan (polhut) Aceh berdiskusi tentang penanganan kasus kehutanan saat praktek Pelatihan Penyegaran Polisi Kehutanan Aceh yang dilaksanakan Yayasan Leuser Internasional untuk AFEP di Takengon Aceh Tengah 12 Mei 2008. MDF AFEP memberikan dukungan pelatihan teknis terhadap 250 polhut dalam pengamanan hutan Aceh khusus- nya di Kawasan Ekosistem Leuser. (Foto:Geraldi Farizi) Bab 2 : Pencapaian Portofolio Pengembangan Perekonomian dan Mata serta mendukung peningkatan akses ke pasar. Peningkatan Pencaharian investasi nasional maupun luar negeri di Aceh merupakan tujuan selanjutnya dari proyek ini. Multi Donor Fund mendukung pengembangan perekonomian yang berkelanjutan di Aceh dan Nias Proses rehabilitasi dan rekonstruksi telah menggerakkan melalui investasi, pemberian pekerjaan dan mata ekonomi di Aceh dan Nias sejak bencana tsunami dan pencaharian. gempa bumi. Kegiatan rekonstruksi telah menciptakan kebutuhan besar peluang kerja bagi masyarakat yang terkena MDF telah berkomitmen untuk mengadakan lingkungan bencana tersebut, dimana sebagian besar penduduk yang yang lebih kuat untuk pengembangan perekonomian sebelumnya berkecimpung dalam kegiatan pertanian atau dalam jangka panjang. Pada bulan September 2008, perikanan berpindah haluan sebagai tenaga harian yang Komite Pengarah telah menyetujui alokasi sebesar dipicu oleh rekonstruksi. Dengan semakin dekat berakhirnya AS$50 juta untuk Fasilitas Pendanaan Pengembangan masa ini, sumber pekerjaan dan penghasilan lain yang Perekonomian, sebuah proyek baru yang khusus ditujukan berkelanjutan perlu dibangkitkan, terutama dalam sektor- untuk mendukung peluang ekonomi yang berkelanjutan sektor kunci pertanian dan perikanan, untuk memastikan dalam berbagai sektor mata pencaharian di Aceh. Proyek berlanjutnya pembangunan dan pengamanan mata ini akan berkontribusi kepada pemulihan ekonomi pasca pencaharian. Multi Donor Fund For Aceh and Nias tsunami dan bertujuan untuk mengembangkan lingkungan usaha yang lebih bersaing dan mendukung keperluan Proses-proses terpadu dalam pemulihan masyarakat untuk menciptakan peluang kerja yang lebih luas di sektor telah mempromosikan kembalinya kegiatan ekonomi swasta, dengan sasaran orang miskin dan kelompok rentan berskala kecil. Program Pengembangan Kecamatan di lainnya. Proyek ini juga akan mendanai pengelolaan proyek Nias dan proyek pemulihan masyarakat lainnya juga telah dan peningkatan kapasitas. Proyek tersebut akan mendukung menghasilkan lapangan kerja melalui kegiatan pemulihan pengembangan kegiatan produksi, pemrosesan dan masyarakat dan infrastruktur serta dukungan langsung manufaktur dalam sub-sektor pertanian dan perikanan, kepada kegiatan ekonomi berskala kecil. 16 Laporan Kemajuan V Desember 2008 A HOME BUSINESS Akses ke pendanaan untuk perempuan mem- beri kesempatan untuk mengembangkan usaha dari rumah. (Foto:Siti Rahmah) Bab 2 : Pencapaian Portofolio Menciptakan sinergi dan fokus pada keberlangsungan · Keberlanjutan lingkungan hidup. Membangun dan kualitas dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi kesadaran akan lingkungan hidup dan kapasitas untuk mendukung proses "Membangun Kembali dengan pengelolaan lingkungan hidup dan pengamannya Lebih Baik" (Building Back Better). penting tidak hanya dalam Program-Program Hutan Aceh & Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Limbah Koordinasi pada tingkat portofolio menekankan pendekatan Tsunami, tetapi juga penting bagi semua proyek. MDF menyeluruh Multi Donor Fund dalam proses rekonstruksi. bertujuan untuk menangani keberlangsungan lingkungan Beberapa wilayah penting dimana MDF membangun sinergi hidup terhadap pelaksanaan semua proyek lainnya di seluruh proyek termasuk yang berikut ini: termasuk infrastruktur dan pemulihan masyarakat. · Pengurangan kemiskinan dan pemulihan mata · Penguatankeberlanjutansosialdanperanperempuan pencaharian merupakan sasaran kunci. Sebagai dalam rekonstruksi. Peran masyarakat dalam upaya hasilnya, mendukung mata pencaharian dalam berbagai rekonstruksi merupakan salah satu fokus inti dalam sektor merupakan komponen dalam sejumlah besar beberapa program MDF. Peran serta perempuan dalam proyek Multi Donor Fund seperti program-program proses pengambilan keputusan merupakan pendekatan Pengelolaan Limbah, Hutan Aceh & Lingkungan Hidup, yang penting di seluruh portofolio program pemulihan dan Penguatan Organisasi Masyarakat Madani. Program masyarakat termasuk Program Pengembangan Multi Donor Fund For Aceh and Nias mata pencaharian di bawah proyek Pengelolaan Limbah Kecamatan, Program Penanggulangan Kemiskinan berfokus pada pendaurulangan sampah dan limbah Perkotaan dan Rehabilitasi & Rekonstruksi Perumahan tsunami. Program demikian bertujuan untuk mendukung Masyarakat. masyarakat dalam proses pemulihan dan seterusnya melalui kegiatan yang peka terhadap lingkungan hidup · Koordinasiantarproyekmenghasilkandampakyang dan menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan. saling mendukung. Proyek Bantuan Teknis untuk BRR dan Program Transformasi Pemerintah Aceh bertujuan · Penguatan lembaga-lembaga dan membangun membangun kapasitas untuk mendukung transisi aset kapasitas merupakan komponen penting dalam sebagian besar proyek-proyek. Mayoritas proyek dalam dan tanggung jawab BRR kepada Pemerintah Propinsi Aceh. Program yang serupa sedang diusulkan bagi Nias. 17 portofolio MDF bertujuan untuk meningkatkan Laporan Kemajuan V Desember 2008 keterampilan teknis dan kapasitas setempat dalam · Menghubungkan infrastruktur ke pengembangan melaksanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan program perekonomian. Meningkatkan akses ke peluang dan melalui pendayagunaan masyarakat setempat, lembaga, pasar ekonomi melalui rekonstruksi infrastruktur seperti organisasi masyarakat madani dan pemerintah. Hal ini jalan-jalan dan pelabuhan-pelabuhan merupakan sangat penting selagi BRR bersiap-siap untuk mengalihkan komponen penting dalam mendukung pengembangan tanggung jawab untuk proyek-proyek yang sedang perekonomian jangka panjang Aceh dan Nias. berlangsung dan aset-aset yang telah diselesaikan kepada pemerintah daerah. LIVELIHOOD Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perbaikan lahan agar masyarakat dapat menjalankan aktivitas sehari-hari (Foto:Marzi Afriko - World Bank Cosultant) Bermain di Sawah Dua orang anak yang membawa sangkar burung peliharaan mereka bermain bersama melintasi persawahan yang subur di Desa Geumpang Kecamatan Putri Beutung Kabupaten Gayo Lues. Geumpang merupakan lumbung padi utama di daerah ini. Desa ini terletak dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang hutannya terpelihara baik. Salah satu tujuan MDF-AFEP adalah memastikan terpeliharanya jasa-jasa ekosistem hutan yang mendukung peningkatan taraf kehidupan masyarakat Aceh. (Foto: Chik Rini -Press Officer, Leuser Internasional Fundation) MENELAAH PAPAN ALOKASI PENDANAAN Jajaran pimpinan Kecamatan Tringgadieng, Kabupaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam serius mendengar penjelasan Fasilitator Kecamatan tentang peringkat kegiatan di desa-desa yang mendapat prioritas dalam Musyawah Antar Desa Pendanaan III dalam program KDP. IDi tahun 2008, program nasional ini mampu mengangkat derajat tarap hidup yang lebih baik untuk hampir 6000 desa di Aceh.(Foto: Hendra Syah- putra - Conflict and Development, World Bank Consultant) Multi Donor Fund For Aceh and Nias BAB 3 Komitmen LAPORAN KEUANGAN Sampai dengan 30 September 2008, Multi Donor Fund (MDF) telah menerima komitmen sejumlah AS$692 juta dari 15 19 Laporan Kemajuan V Desember 2008 donor yang berbeda sebagaimana diilustrasikan pada Tabel 3.1. Oleh karena tidak semua komitmen berbentuk Dollar AS dan belum semuanya diterima, jumlah komitmen secara keseluruhan berbeda sesuai dengan kurs mata uang pada akhir periode pelaporan. Tabel 3.1: Komitmen dan Kontribusi Multi Donor Fund per 30 September 2008 Sumber Jumlah Komitmen % Jumlah Komitmen Dalam $AS Komisi Eropa* 272,62 39% Pemerintah Belanda 171,60 25% Pemerintah Inggris* 73,71 11% Pemerintah Kanada 25,55 3,7% Bank Dunia 25,00 4% Pemerintah Swedia 20,72 3,0% Pemerintah Norwegia 19,57 2,8% Pemerintah Denmark 18,03 2,6% Pemerintah Jerman 13,93 2,0% Pemerintah Belgia 11,05 1,6% Pemerintah Finlandia 10,13 1,5% Bank Pembangunan Asia 10,00 1,4% Pemerintah Amerika Serikat 10,00 1,4% Pemerintah Selandia Baru 8,80 1,3% Pemerintah Irlandia 1,20 0,2% Jumlah Komitmen 691,92 100% Bab 3 : Laporan Keuangan Dalam periode pelaporan berjalan (Oktober 2007 hingga Program Angkutan Laut & Logistik, Program Perbaikan September 2008) MDF menerima kontribusi tambahan dari Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan, Program Pemerintah Norwegia dan Pemerintah Kanada sejumlah Bantuan Teknis untuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi AS$16 juta. NAD - Nias (BRR), dan Program Percepatan Daerah Tertinggal dan Khusus. Dana yang tersedia Semua komitmen yang telah diformalisasikan melalui Sebagian besar dari dana (43%) yang dialokasikan oleh MDF perjanjian kontribusi yang ditanda-tangani antara MDF adalah untuk Pemulihan Kemasyarakatan, sebagaimana dengan para donor, dan MDF telah menerima AS$472 terurai dalam Grafik 3.1. Sektor Infrastruktur dan Transportasi juta dari keseluruhan komitmen dari para donor. Proyeksi menerima 34%, sedangkan proyek-proyek dalam Sektor- dana tunai dipantau secara berkala untuk memastikan sektor Lingkungan Hidup dan Tata Kelola menerima bahwa MDF memiliki dana yang cukup untuk melakukan 23% dari total dana yang teralokasi. Dalam rapat Komite kegiatan. Pengarah ke-17 yang diadakan pada bulan Septem- ber 2008, BRR menyajikan analisa mengenai bidang- Alokasi Pendanaan dan Komitmen bidang yang menjadi prioritas yang masih memerlukan Sampai dengan 30 September 2008, MDF telah pendanaan. Multi Donor Fund For Aceh and Nias mengalokasikan AS$ 515 juta ke 18 proyek di empat bidang: Grafik 3.1: Alokasi Sektoral per 30 September 2008 pemulihan kemasyarakatan, infrastruktur dan transportasi, pembangunan kembali tata kelola dan dukungan terhadap kelestarian lingkungan hidup. BRR telah berkomitmen Membangun Kapasitas Kelestarian Lingkungan Pemulihan dan Tata Kelola untuk mengkontribusikan AS$236 juta dari dana mereka 16% Hidup 8% Kemasyarakatan 43% untuk bersama mendanai empat proyek yang terdapat di portofolio MDF. 20 Selama tahun laporan terakhir, Panitia Pengarah telah berkomitmen untuk tambahan AS$85 juta bagi pendan- aan empat konsep proyek baru. Usulan tersebut berfokus Laporan Kemajuan V Desember 2008 kepada pembangunan ekonomi dan persiapan menghadapi Infrastruktur dan Transpoportasi bencana dan peningkatan kapasitas. Sebagai tambahan, 34% sejumlah AS$14 juta telah disetujui untuk mendanai PERUMAHAN Akuntabilitas masyarakat dalam mengelola dana menunjukan hasil yang efektif dalam rekonstruksi perumahan. (Foto:Rekompak) Bab 3 : Laporan Keuangan Sekitar 75% dari dana yang dialokasikan ke proyek-proyek Tinjauan Selanjutnya dalam portofolio MDF disalurkan melalui APBN Indonesia. Jumlah dana yang belum teralokasikan dalam anggaran Dana yang tersisa disalurkan melalui United Nations Devel- Multi Donor Fund per 30 September 2008 adalah sebesar opment Programme (UNDP), World Food Program (WFP), AS$ 57 juta1. International Labor Organization (ILO) dan NGO, seperti yang digambarkan dalam Grafik 3.2. Setelah 30 September 2008, MDF telah memberi komitmen AS$3,9 juta kepada Proyek Transisi Pulau Nias dan tambahan sejumlah US$15 juta untuk tahap 3 dari Grafik 3.2 Alokasi Dana untuk setiap Badan Pelaksana Program Pengelolaan Limbah Tsunami. per 30 September 2008 Berdasarkan alokasi dan komitmen dalam periode on-budget off-budget pelaporan, 11% dari portofolio MDF saat ini mencakup WFP 5% Kementrian Kawasan Tertinggal dukungan untuk Pengembangan Mata Pencaharian dan dan Daerah Khusus ILO 5% Perekonomian. 2% UNDP Badan Pertanahan Negara Tanggal berakhirnya MDF telah diperpanjang hingga akhir Multi Donor Fund For Aceh and Nias 13% 5% tahun 2012. Namun demikian, dengan memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk persiapan dan pelaksanaan NGO 4% Departemen Pekerjaan Umum proyek, pengalokasian sisa dana sangat penting untuk 20% segera dilakukan. BRR Departemen Dalam Negeri 28% 1. Perkiraan dana yang tersisa dapat berubah sebagai akibat dari fluktuasi dalam 18% nilai tukar uang dan tingkat suku bunga. 21 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Grafik 3.3 Alokasi dan Komitmen Sektoral Penyaluran Dana per 30 September 2008 Sampai dengan September 2008, Multi Donor Fund Mata Pencaharian dan telah menyalurkan dana sebesar AS$334 juta (sekitar 65% Kelestarian Lingkungan Pengembangan Hidup Pemulihan dari dana yang dialokasikan) ke 18 proyek. Sekitar AS$234 8% Perekonomian Kemasyarakatan 12% juta telah disalurkan kepada Pemerintah Indonesia untuk 36% pendanaan kegiatan proyek on-budget, sedangkan dana yang tersisa dsalurkan kepada proyek-proyek off-budget. Membangun Kapasitas dan Infrastruktur dan Tata Kelola Transportasi 15% 29% Tarona Tambon Baroh Tarona Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara,Aceh Utara adalah Balai Latihan Kerja (BLK) Perbengkelan. BLK ini di danai oleh MDF-PPK sebesar Rp. 216 juta dan swadaya desa sebesar Rp. 15 juta. Banyak anak-anak dari Sekolah Menen- gah Kejuruan jurusan Perbengkelan di Aceh Utara magang di BLK tersebut dan tidak sedikit juga BLK melatih anak-anak muda Gampong Tambon Baroh. (Foto: Siti Rahmah) MENGGIRING GAJAH SUMATRA KEMBALI KE HUTAN Penanggulangan konflik gajah dan manusia di Desa Ie Jerneh dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat di Kecamatan Sampoi- net dengan mengembalikan gajah kehabitatnya di dalam kawasan Ekosistem Ulumasen melalui metode tradisional. (Foto: Mahdi Ismail - FFI) Multi Donor Fund For Aceh and Nias BAB MELIHAT KEDEPAN KEARAH 4 PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias menanggapi perubahan penting baik di dalam konteks rekonstruksi Donor Fund akan diformalisasikan pada saat keputusan ini disetujui. Setelah Desember 2008, Bappenas, Pemerintah 23 Laporan Kemajuan V Desember 2008 keseluruhan dan dalam portofolionya menyambut Propinsi dan kementrian akan mengambil alih tanggung tahun kelima keberadaan mereka. Penutupan BRR akan jawab BRR. memberikan dampak kepada MDF baik dalam operasinya maupun portofolionya karena pemerintah lokal dan badan Pengaturan transisi untuk proyek Multi Donor Fund yang terkait mengambil alih proyek dan asset yang sudah harus diformalisasi sebelum penutupan BRR. Sebuah direkonstruksi. MDF telah memperpanjang masa operasinya Keputusan Presiden akan menjabarkan pengaturan dan akan berkontribusi pada pemulihan Aceh dan Nias pemerintah untuk melaksanakan upaya rekonstruksi sampai 2012, dan saat ini tengah meninjau kembali setelah transisi. Hal ini menentukan alur dana yang kinerjanya dengan focus pada peningkatan dan pandangan relevan melalui badan pemerintah, dan dampak dari peran kedepan. Pada saat yang sama, konteks perekonomian koordinasi pemerintah di tingkat portofolio. Proyek te- Aceh berubah akibat pengaruh dari penurunan kegiatan lah mengidentifikasikan pengaturan yang sudah diantisi- rekonstruksi yang telah mendukung perekonomian lokal pasi, dan tim proyek tengah bekerja dengan pemerintah selama bertahun-tahun, dan hal ini juga akan memberikan untuk menjamin pengalihan yang mulus kepada implikasi terhadap prioritas pendanaan baru. kementerian. Amandemen terhadap perjanjian hibah proyek akan diperlukan. Dukungan yang berlanjut terhadap program on-budget yang sesuai dengan Rencana Induk Perubahan Konteks Operasional Pemerintah sangat penting. Hal in akan memungkinkan Sebuah Keputusan Presiden yang tengah dipersiapkan pemerintah lokal untuk menyelaraskan keperluan diharapkan untuk menjabarkan pengaturan pembangunan dari masyarakat dengan objektif proyek. penutupan BRR. Komposisi dari Panitia Pengarah Multi Bab 4 : Melihat Kedepan Kearah Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Portofolio MDF dalam Menanggapi Perubahan ekonomi sebagai bidang prioritas untuk investasi. Mereka Keperluan juga menyadari bahwa reformasi kebijakan dan kerangka peraturan untuk investasi dan meningkatkan infrastruktur Pada tahun depan, proyek yang tengah berjalan akan menghilangkan halangan terhadap pembangunan diharapkan untuk mencapai target. Pelasanaan ekonomi. Di Nias, peningkatan akses terhadap kesempatan proyek akan selesai pada Juni 2012 untuk memberikan ekonomi dan pengurangan kerentanan terhadap bencana cukup waktu kepada MDF untuk menutup proyek adalah prioritas yang tinggi untuk menjaga keberlangsungan dan operasinya. Oleh karena itu, semua dana dari investasi rekonstruksi di masa depan. tersisa harus diprogramkan pada pertengahan 2009. Keterbatasan waktu ini memberikan tantangan signifikan Sumber daya umum Aceh dari dana otonomi khusus kepada Multi Donor Fund, terutama dalam upaya untuk merupakan kesempatan unik untuk mendukung menjamin bahwa mekanisme, pengetahuan dan keahlian keberlanjutan rekonstruksi dan transisi kepada yang diperlukan tersedia pada institusi yang relevan pembangunan. pada tahap proses rekonstruksi untuk menjaga investasi yang cukup besar yang dilakukan selanjutnya, proyek baru akan melengkapi program yang pada rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias. dimulai oleh Pemerintah Aceh. Proyek-proyek yang dipilih untuk pendanaan di masa mendatang akan berfokus pada Multi Donor Fund For Aceh and Nias Penggunaan dana tersisa akan berfokus kepada peningkatan kapasitas y dan penguatan kelembagaan yang infrastruktur, penguatan kelembagaan dan pemban- terintegrasi dan bertema lintas sektor. Sumber daya Multi gunan ekonomi. Informasi Terkini Ekonomi Aceh (Aceh Donor Fund yang tersisa akan digunakan untuk mendukung Economic Update) menunjukkan adanya penurunan program pemerintah lokal dan pembiayaan bersama di pada kegiatan ekonomi di Aceh1 . Keberlangsungan sektor prioritas yang disetujui. Melalui pendekatan ini, perekonomian di Aceh dan Nias karenanya adalah hal Multi Donor Fund akan berkontribusi dalam membangun penting dalam upaya mendatang untuk mengatasi kapasitas dari Pemerintah Aceh dan Nias untuk mengelola perlambatan proses rekonstruksi dan rehabilitasi yang aset dari investasi yang dibuat pada waktu rekonstruksi dan 24 merupakan pendorong bagi perekonomian Aceh selama menguatkan kemampuan mereka untuk menggunakan sumber daya mereka sendiri secara efektif untuk empat tahun terakhir. Ini adalah kebutuhan yang mendesak Laporan Kemajuan V Desember 2008 untuk mendukung pembangunan sebuah sektor swasta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. yang kuat untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Aceh telah mengidentifikasikan pembangunan 1. Aceh Economic Update Oktober 2008; Bank Indonesia dan Bank Dunia DIALOG KEBIJAKAN Dialog Kebijakan yang diselenggarakan MDF memberi masukan dalam pelaksanaan rekon- struksi di Aceh dan Nias. (Foto:G. Inge Susilo) Bab 4 : Melihat Kedepan Kearah Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Sebuah Komitmen untuk Meningkatkan kinerja portofolio dan operasional MDF telah dimulai Kualitas dan Kinerja dimana tinjauan tersebut akan memberikan pandangan menyeluruh pencapaian MDF dalam proses rekonstruksi dan rekomendasi untuk masa tugas MDF selanjutnya. Multi Donor Fund tengah menilai kinerja dan Pelajaran berharga yang didapat dari pengalaman Multi pencapaiannya seraya melihat kedepan. Pada tahun Donor Fund akan digunakan tidak hanya untuk meningkatkan 2008, telah dilakukan tinjauan untuk menilai seberapa operasi portofolio MDF sendiri tetapi juga akan dibagikan baik komitmen Multi Donor Fund dalam memastikan secara luas sehingga rekomendasi kearah masa depan keberlanjutan sosial dan lingkungan. Sebuah tinjauan dapat meningkatkan kualitas upaya rekonstruksi paska tengah masa yang bersifat independen untuk mengevaluasi bencana lainnya dalam konteks berbeda. Multi Donor Fund For Aceh and Nias 25 Laporan Kemajuan V Desember 2008 CSO Pengawasan rekonstruksi oleh masyarakat dapat terjadi melalui fasilitasi organisasi-organisasi kemasyarakatan. (Foto:CSO) Tempat Belajar Baru Pendidikan dini bagi anak-anak untuk menghadapi bencana yang dikemas da- lam belajar sambil bermain merupakan pengenalan secara efektif. Program pendidikan ini didanai oleh MDF untuk kegiatan penanggulangan bencana. (Foto: Zulfan Amru) LAMPIRAN 5 PORTOFOLIO PROYEK Anggaran No. Proyek (US $ juta) 1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat (Rekompak) 85.00 2 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) 64.70 3 Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) 17.96 4 Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias (KRRP) 25.75 Multi Donor Fund For Aceh and Nias 5 Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (RALAS) 28.50 6 Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh 4.50 7 Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) 42.00 8 Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) 100.00 27 Laporan Kemajuan V Desember 2008 9 Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang 1.46 10 Program Angkutan Laut dan Logistik (SDLP) 24.70 11 Program Rekonstruksi Pelabuhan (TRPRP) 3.78 12 Program Transformasi Pemerintah Aceh (AGTP) 9.92 13 Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan 11.80 14 Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan 25.00 Khusus (P2DTK) 15 Program Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias 6.00 16 Program Bantuan Teknis untuk Badan Rehabilitasi dan 22.48 Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias (TA to BRR) 17 Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup (AFEP) 17.53 18 Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) 24.41 Total Alokasi Proyek 515.49 Lampiran 5 : Portofolio Proyek 1. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat (Rekompak) Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nilai Hibah US $ 85 juta Perumahan Masyarakat memberikan hibah kepada 130 kelompok masyarakat Periode Pelaksanaan Oktober 2005 - Februari 2009 untuk membangun dan memperbaiki kembali rumah serta memperbaiki Badan Mitra Bank Dunia infrastruktur perumahan melalui Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum pendekatan yang berbasiskan masyarakat. Penyaluran US $ 81.66 juta Proyek ini mengisi kesenjangan atas kebutuhan perumahan untuk 130 kelompok masyarakat. Dengan dukungan penuh oleh proyek ini, masyarakat bersama-sama memetakan dan menilai kerusakan yang terjadi pada komunitas mereka untuk kebutuhan konstruksi dan mengidentifikasi pihak yang berhak atas bantuan perumahan. Penerima hibah akan membangun sekitar 8,000 rumah dan memperbaiki sekitar 7,000 rumah. Proyek ini adalah satu-satunya proyek yang membantu perbaikan rumah-rumah yang rusak. Proyek ini juga memberikan hibah untuk membangun infrastruktur komunitas Multi Donor Fund For Aceh and Nias berdasarkan rencana yang disepakati bersama. Fasilitator-fasilitator yang ada pada proyek perumahan ini berusaha untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pencapaian sampai saat ini Pendekatan yang mementingkan masyarakat terbukti lebih efisien dalam membangun kembali rumah-rumah yang rusak dalam jangka waktu yang sangat terbatas. Pendekatan ini juga telah menimbulkan rasa kepemilikan yang kuat di antara para penerima manfaat dan rasa bangga terhadap pencapaian yang mereka lakukan. Walaupun tingkat hunian dari rumah-rumah yang diperbaiki itu sebesar 100% dan sekitar 86% dari rumah-rumah yang baru dibangun, proyek ini 28 berusaha untuk terus bekerja dengan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Hibah tahap pertama yang memprioritaskan infrastruktur telah dikucurkan pada 120 desa. Lebih dari 10% penerima manfaat dari proyek ini telah menyelesaikan Laporan Kemajuan V Desember 2008 kegiatan mereka dan menerima pembayaran tahap ke dua. Tantangan Kemajuan perbaikan rumah-rumah tidak secepat perkiraan semula untuk memastikan peningkatan kualitas. Hal ini diakibatkan oleh keengganan dari para pemilik rumah menerima perubahan-perubahan yang diusulkan dan kemampuan pekerjaan teknis yang rendah yang dimiliki oleh para pekerja. Proyek telah melakukan audit terhadap kualitas rumah yang komprehensif dan memperkenalkan perbaikan struktur bangunan. Meningkatkan tingkat hunian rumah-rumah baru merupakan tantangan lain. Hasil Per 30 September, 2008 Target Pencapaian Rumah-rumah yang direkonstruksi 8,004 Selesai 6,554 81% Masih dalam proses rekonstruksi 1,450 19% Rumah-rumah yang direhabilitasi 6,999 Selesai 6,911 98% Masih dalam proses rehabilitasi 88 2% RUMAH Rumah yang Rencana perumahan masyarakat 126* 126 100% direhabilitasi Lapangan kerja jangka pendek yang Tidak (Foto: Rekompak) dihasilkan (orang-hari) tersedia 7,767,662 * Target awal 128 telah dirubah menjadi 126. Lampiran 5 : Portofolio Proyek 2. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Program Pengembangan Kecamatan Nilai Hibah US $ 64.70 juta (PPK) memberikan hibah secara langsung kepada desa-desa untuk melangsungkan Periode Pelaksanaan Agustus 2005 - Desember 2008 program konstruksi yang dipelopori oleh Badan Mitra Bank Dunia masyarakat. Program ini mendukung Badan Pelaksana Departemen Dalam Negeri perbaikan infrastruktur masyarakat di 2,900 desa di Aceh dan Nias. Penyaluran US $ 64.70 juta Di PPK, masyarakat menentukan kebutuhan prioritas mereka berkaitan dengan infrastruktur tersier dan bantuan untuk kegiatan-kegiatan perekonomian atau kelompok-kelompok yang rentan secara sosial. Hibah yang berjumlah US$ 49.9 juta telah secara langsung disalurkan ke kecamatan-kecamatan dimana keputusan-keputusan mengenai pendanaan yang harus dialokasikan untuk desa-desa di bawah kepemimpinan mereka. PKK memiliki mekanisme pemantauan lapis ganda untuk mencegah korupsi yang mungkin terjadi pada perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek desa. Pencapaian sampai saat ini Multi Donor Fund For Aceh and Nias Hingga saat ini semua dana sudah dicairkan ke rekening-rekening kecamatan kecuali di Pidie dan Aceh Besar. Lebih dari 90% dari dana yang digunakan untuk infrastruktur. Pada tahun anggaran 2007, BRR menyalurkan lebih dari US$ 13 juta untuk mendanai dana hibah 74 kecamatan yang akan menambahkan program PNPM nasional US$ 9.5 juta yang memberikan bantuan bagi 131 kecamatan. Tantangan Proyek ini mungkin akan memperpanjang periode penyelesaiannya lebih lama dari waktu yang disediakan saat ini karena dua kecamatan belum menghabiskan semua dana hibah mereka. Sebagai tambahan sangatlah penting untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan pembangunan yang mementingkan komunitas dengan sumber dana lain misalnya dari pinjaman 29 Laporan Kemajuan V Desember 2008 nasional dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Hasil Per 30 September, 2008 Sasaran Pencapaian Jalan yang diperbaiki/dibangun (km) 2,412 2359 Jembatan yang diperbaiki/dibangun (unit) 1,007 932 Irigasi dan drainase (unit) 931 1,211 Proyek air bersih (unit) 598 621 Penampungan Air (unit) 118 118 Unit sanitasi (unit) 939 778 Pasar (unit) 21 20 Bangunan sekolah (unit) 289 274 Puskesmas/pos kesehatan (unit) 33 10 Nilai beasiswa (jumlah penerima) US $ 380,604 US $ 329,967** (6,052) (6,022) Nilai untuk pinjaman US $ 379,000 US $ 346,544** Jumlah penerima · 4,045 · 3,685 Jumlah usaha/kelompok · 350 · 350 MUSYAWARAH ANTARA DESA KHUSUS Orang yang dipekerjakan melalui sub-proyek Tidak tersedia 429,421 Para warga, kepala desa, fasilitator desa dan para pelaku keg- iatan desa berkumpul untuk melakukan pertangung jawaban Hari kerja yang dihasilkan Tidak tersedia 5,053,529 terhadap kegiatan program MDF-PPK yang sudah dilakukan di desa mereka. Dana bantuan bencana US $ 4,528,898 US $ 4,502,470** (Foto:Siti Rahmah - World Bank Consultant) * Target akhir masih dalam proses verifikasi melalui penyelesaian laporan karena perubahan dari cakupan kerja yang telah direncanakan sebelumnya, misalnya karena adanya peningkatan harga **angka yang dilaporkan dalam Rupiah, nilai tukar rupiahL US $ 1 = IDR 9,000. Lampiran 5 : Portofolio Proyek 3. Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Proyek Penanggulangan Kemiskinan Nilai Hibah US $ 17.96 juta Perkotaan (P2KP) memberikan hibah secara Periode Pelaksanaan Agustus 2005 - Desember 2009 langsung kepada 271 komunitas untuk Badan Mitra Bank Dunia merehabilitasi dan mengembangkan infrastruktur masyarakat perkotaan di Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum Aceh. Penyaluran US $ 17.9 juta P2KP mendorong pendekatan perencanaan dari tataran bawah ke atas yang bersifat partisipatif untuk mengidentifikasi kebutuhan utama rekonstruksi dan pemulihan kegiatan ekonomi di kawasan perkotaan. Proyek ini diselenggarakan oleh komite lingkungan yang terpilih secara demokratis dan melibatkan sukarelawan untuk melakukan penilaian kerusakan yang terjadi, mengembangkan rencana pembangunan masyarakat dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang akan didanai melalui proyek. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sangatlah penting untuk kesuksesan dari proyek ini. Pencapaian sampai saat ini Multi Donor Fund For Aceh and Nias Implementasi di tingkat komunitas sebagian besar telah selesai. Masyarakat yang berada di luar Banda Aceh seringkali memilih untuk mengerjakan sendiri daripada membayar pekerja. Dengan menggunakan metode ini hasilnya justru men- ingkat sangat signifikan. Untuk meningkatkan manfaat langsung bagi perempuan, P2KP memperkenalkan komponen dua fase bagi pemberdayaan perempuan di tahun 2008. Pada Fase I tersedia US$ 11,100 bagi 50 kelompok masyarakat perkotaan untuk memperkuat peran dan partisipasi perempuan dalam pelaksanaan proyek. Fase II dimulai berdasarkan kelebihan-kelebihan pada fase pertama, kini sedang dalam pelaksanaan dan menargetkan 50 kelompok perkotaan yang menunjukkan kinerja terbaik. 30 Tantangan Laporan Kemajuan V Desember 2008 Tantangan yang terus menerus muncul adalah meningkatkan kualitas infrastruktur dan memastikan bahwa kualitas itu sejalan dengan rencana infrastruktur kelurahan yang terintegrasi. Selain itu, masih ada kesempatan untuk meningkatkan pelaksanaan dan komponen pemeliharaan untuk menjamin keberlanjutan dari investasi. Meningkatkan manfaat nyata bagi perempuan merupakan satu tantangan lain yang harus dihadapi oleh proyek ini. Hasil Per 30 September, 2008 CDP1 Rencana Awal Pencapaian Jalan yang diperbaiki/dibangun (km) 61 226 Rekonstruksi jembatan (unit) 6,150 1,282 Drainase (km) 37 165 Proyek air bersih (unit) 79 787 Unit sanitasi 22 281 Bangunan sekolah (unit) 119 N/A 1 Siswa yang menerima beasiswa 8,420 N/A 3,430 Nilai beasiswa (US$) 440,639 N/A 74,043 Puskesmas/pos kesehatan 28 9 Fasilitas pengolahan sampah 284 684 Jumlah hari yang dihasilkan 6,356,016 N/A 1,056,195 Dana bantuan sosial 3,692,231 N/A 726,877 Akses ke air bersih merupakan wujud impian masyarakt kota (Foto:UPP) Balai desa (unit) 171 N/A 120 1 CDP: Community Development Plan Rencana Pembangunan Komunitas (Kebutuhan masyarakat akan proyek rehabilitasi yang dapat didanai oleh sumber-sumber lain bukan hanya MDF) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 4. Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias (KRRP) Proyek Pengembangan Kecamatan di Nilai Hibah US $ 25.75 juta Nias (KRRP) memberikan hibah untuk rekonstruksi 5,000 rumah, 100 sekolah dan Periode Pelaksanaan November 2006 - Desember 2009 infrastruktur publik lainnya di Nias. KRRP dikembangkan dari proses partisipatif dari Badan Mitra Bank Dunia KDP dan berusaha meningkatkan perenca- Badan Pelaksana Departemen Dalam Negeri melalui BRR naan sektoral dari pemerintah kabupaten. Penyaluran US $ 10.2 juta Proyek ini mengacu dari pengalaman proyek perumahan Aceh REKOMPAK, dan juga ikut menyumbangkan rehabilitasi terhadap perumahan dan pendidikan di Nias. Proyek ini bertujuan untuk membangun 5,000 rumah dan memperbaiki 100 sekolah dan 100 balai kabupaten/desa. KRRP memiliki kemungkinan untuk mencakup warisan budaya dan juga memperkuat kemampuan pemerintah daerah dalam memfasilitasi perencanaan yang dilakukan oleh masyarakat di masa yang akan datang. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Karena terjadi keterlambatan, kegiatan-kegiatan pada tahun 2007 dilaksanakan di tahun 2008. Pekerjaan konstruksi dilakukan di semua desa yang menjadi sasaran proyek ini, dan diharapkan bahwa target 2,138 unit rumah akan dapat tercapai. Pencairan dana sudah dilakukan untuk pembangunan sekolah, kantor desa dan infrastruktur. Tantangan Kegiatan-kegiatan konstruksi di Nias sangat dipengaruhi oleh tingginya angka kemiskinan, buruknya kualitas infrastruktur, dan keterpencilan pulau ini dari berbagai wilayah. Kapasitas pemerintah daerah bahkan lebih rendah sebelum tsunami terjadi, dan keberagaman budaya dari pulau ini mensyaratkan penyelesaian yang sesuai dengan konteks lokal yang 31 Laporan Kemajuan V Desember 2008 menghargai norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Akibat dari hal-hal yang disebutkan sebelumnya menyebabkan keterlambatan dalam melaksanakan kegiatan proyek. Masalah manajemen Hasil Hutan telah diselesaikan melalui upaya Pengelolaan Hutan Rakyat. Hasil Per 30 September, 2008 Target Pencapaian Cakupan Proyek Jumlah kabupaten 2 2 Jumlah kecamatan 9 9 Jumlah desa/kelurahan 123 123 Rumah 5000* 1998 dalam proses pembangunan Sekolah 100 1 dalam proses pembangunan Infrastruktur desa (proyek) 48 8 dalam proses pembangunan (Foto:Nia.S) *Target ini perlu direvisi karena peningkatan biaya konstruksi. Target ini diperkirakan 4,750 Lampiran 5 : Portofolio Proyek 5. Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (RALAS) Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Nilai Hibah US $ 28.5 juta Pertanahan di Aceh (RALAS) adalah proyek untuk mengidentifikasi kepemilikan lahan Periode Pelaksanaan Juni 2005 - Desember 2008 dan menerbitkan sertifikat tanah. Dalam Badan Mitra Bank Dunia kurun waktu tiga tahun, pemilik tanah di Aceh dan Nias akan mendapatkan dokumen Badan Pelaksana Badan Pertanahan Nasional (BPN) sertifikat resmi yang dapat menjadi dasar kuat untuk memulai kembali hidup mereka. Penyaluran US $ 11.7 juta Tujuan-tujuan dari RALAS adalah untuk mendukung rekonstruksi hak kepemilikan dan penerbitan sertifikat kepemilikan lahan, serta mendukung rekonstruksi/pengembangan institusi pertanahan di Aceh dan membangun sistem administrasi pertanahan di propinsi tersebut. Proyek ini juga menunjukkan keterlibatan BPN dengan masyarakat dan LSM dalam melakukan inventarisasi pertanahan dan proses pertimbangan, karenanya proyek ini membantu dan mempercepat kegiatan- kegiatan rekonstruksi. Semua kepemilikan tanah direstorasi melalui proses yang berlapis. Dengan difasilitasi oleh LSM atau Badan Pertanahan Multi Donor Fund For Aceh and Nias Nasional (BPN), masyarakat melakukan proses inventarisasi tanah sesuai dengan pedoman BPN. BPN memutuskan hasilnya dengan cara mengukur tanah dan memvalidasi kesepakatan pemilikan dan batas-batas kepemilikan. Hasil keputusan tersebut dipublikasikan selama empat minggu, diikuti dengan registrasi dan penerbitan sertifikat tanah. Proyek juga mengembangkan penyimpanan data administrasi yang moderen untuk mencegah kehilangan dokumen akibat bencana di masa yang akan datang. Sebagai tambahan, proyek juga merestorasi beberapa bangunan administrasi pertanahan yang hancur akibat tsunami. Semua pelayanan yang diberikan tidak dipungut bayaran. Pencapaian sampai saat ini 32 Proyek ini telah memperkuat kapasitas manajemen pertanahan lokal. Sejak dimulainya proyek ini pada tahun 2005, RALAS telah memperkuat kapasitas daerah dalam administrasi pertanahan dan pengelolaannya, serta telah memberikan pelati- Laporan Kemajuan V Desember 2008 han bagi 700 fasilitator dari LSM dan juga bagi 610 orang pegawai BPN yang membantu dalam memfasilitasi pensurveyan pertanahan masyarakat yang mencakup 200,000 bidang tanah. Ditambah lagi, kantor perwakilan BPN di tingkat propinsi dan tiga kantor pertanahan di tingkat kabupaten telah direhabilitasi dan saat ini dua dari kantor itu digunakan. Kemajuan lebih jauh telah dibuat dalam hal komputerisasi dan pengembangan sistem pencatatan pertanahan di sembilan kabupaten dan kantor pertanahan tingkat propinsi. Proyek ini juga memfasilitasi penyelesaian perselisihan pertanahan di tingkat daerah; mengadvokasi dan mendorong pemberdayaan perempuan melalui kepemilikan lahan bersama; dan memperkenalkan sistem informasi pengelolaan pertanahan yang terkomputerisasi dan manajemen pencatatan. Tantangan Proyek ini berakhir pada bulan Desember 2008. Pencapaian hingga saat ini berada dibawah target. Perpanjangan periode pelaksanaan sedang dipertimbangkan. Hasil Per 30 September, 2008 Target Pencapaian Sertifikat tanah yang diberikan 600,000 112, 460 Sertifikat bersama dan kepemilikan perempuan n/a maksimal 40% Sertifikat tanah yang dicatat pada buku 600,000 126,107 catatan pertanahan Bidang tanah yang disampaikan kepada 600,000 158,972 masyarakat Bidang tanah yang secara resmi disurvei 600,000 211,829 oleh BPN Pemetaan tanah masyarakat 600,000 Empat puluh persen penerima manfaat perempuan merupakan 207,341 pemilik bersama atas sertifikat tanah. Lampiran 5 : Portofolio Proyek 6. Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh Nilai Hibah US $ 4.5 juta Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Periode Pelaksanaan April 2006 - Juni 2009 Aceh akan membantu melindungi wilayah Badan Mitra Bank Dunia pusat bisnis di ibukota propinsi Aceh, Banda Badan Pelaksana Muslim Aid Aceh dari bencana banjir. Penyaluran US $ 2.1 juta Sudah lama, bahkan sebelum tsunami terjadi, Banda Aceh rentan terhadap bencana banjir bahkan. Rusaknya pintu air dan mesin pemompa air telah mengakibatkan banjir periodik di wilayah dataran rendah di Banda Aceh. Tanpa perlindungan dari banjir, sarana-sarana publik maupun swasta yang telah di rekonstruksi akan rentan terhadap kerusakan baru. Proyek ini juga secara erat melakukan koordinasi dengan rencana rekonstruksi pencegahaan banjir dan drainase pemerintah kota. Rencana itu juga termasuk memasang klep banjir dari karet dan memperbaiki sistem pemompaan dan drainase di Zona Drainase 2. Pegawai pemerintah dilatih untuk memastikan adanya upaya pemeliharaan dan keberlanjutan dari alat yang Multi Donor Fund For Aceh and Nias telah terpasang. Pencapaian sampai saat ini Pada awal 2006, proyek ini telah memasang 11 buah klep banjir untuk mencegah banjir pasang dan mengeringkan salah satu wilayah paling rentan terhadap banjir di Banda Aceh dengan mengurangi kemungkinan terjadinya banjir setelah hujan dan ketika pasang, sehingga akan berdampak pada rasa puas masyarakat. Kontrak pekerjaan sipil yang utama, yang mencakup tiga mesin pemompa merupakan tahap akhir konstruksi. Proyek ini telah diperpanjang hingga bulan Juni 2009 dan menitikberatkan pada Zona 2. Pekerjaan yang menjadi kontrak utama telah ditenderkan ulang dan para kontraktor telah dimobilisasi untuk melakukan pekerjaan ini. Proyek ini kini 33 Laporan Kemajuan V Desember 2008 berada dalam jalur untuk menyelesaikan implementasi pada pertengahan 2009. Tantangan Satu ancaman yang potensial dalam pelaksanaan rekonstruksi infrastruktur drainase adalah tersumbatnya drainase dengan limbah. Oleh karena itu proyek ini harus memastikan koordinasi dan integrasi dari kegiatan pengelolaan limbah lainnya. Hasil Per 30 September, 2008 Target Pencapaian Penurunan banjir langsung melalui 11 11 klep banjir Sistem drainase yang dibangun kembali Mesin pompa 3 rumah pompa Proses pengerjaan Klep banjir Semua klep banjir Selesai tender pada Zona 2 Drainase (pembangunan/perbaikan) 4.4km/ 12.3km Proses pengerjaan Urban Drainage in zone 2, built by Muslim Aid Lampiran 5 : Portofolio Proyek 7. Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) Program Pemberdayaan Rekonstruksi Nilai Hibah US $ 42.0 juta Infrastruktur (IREP) memberikan perencanaan strategis, perancangan Periode Pelaksanaan Juli 2006 - September 2009 infrastruktur fisik dan dukungan Badan Mitra Bank Dunia pelaksanaannya, akan melancarkan rekonstruksi yang terkoordinasi di Aceh dan Badan Pelaksana BRR Nias. Penyaluran US $ 14.1 juta IREP memberikan bantuan teknis di dua tingkatan: di bawah pengawasan BRR, sebuah Tim Manajemen Program Infrastruktur membantu perencanaan strategis dan koordinasi untuk semua kegiatan-kegiatan rekonstruksi untuk Aceh dan Nias, sedangkan tim teknis merancang infrastruktur dan memberi bantuan pelaksanaan. Pelaksanaan rancangan yang ada akan didanai melalui Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur, yang juga didanai oleh Multi Donor Fund dan BRR, serta melalui sumber-sumber dana yang lain. Infrastruktur tingkat nasional, propinsi dan kabupaten dicakup di dalam IREP. Proyek ini juga bertujuan untuk memperkuat Multi Donor Fund For Aceh and Nias kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan strategis, rancangan proyek, pelaksanaannya serta pengawasannya. IREP juga memfokuskan pada masalah operasional dan pemeliharaan untuk mempersiapkan peran pemerintah daerah secara lebih baik dalam memastikan keberlanjutan investasi rekonstruksi dan pembangunan daerah tersebut di masa yang akan datang. Pencapaian sampai saat ini Semua tim konsultan IREP dimobilisasi pada bulan Mei 2007. Pada periode laporan ini, kucuran hibah terhadap proyek ini meningkat. Tim konsultan IREP memberikan dukungan terhadap program IRFF dan program infrastruktur BRR. Rencana 34 Infrastruktur Strategis, Rencana Investasi Infrastruktur Tahunan dan Rencana Pengadaan Tahunan untuk Aceh dan Nias telah diselesaikan dan disetujui oleh BRR. Tim ini juga mendukung pengembangan rencana investasi pada tataran regional Laporan Kemajuan V Desember 2008 bagi daerah pantai barat dan Nias. Tim konsultan IREP telah membantu dalam mempersiapkan 63 paket investasi untuk membangun jalan sepanjang 748 km di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten, 16 sistem pengairan dan 5 pelabuhan. Dengan pelaksanaan proyek melalui IRFF, konsultan IREP kini terlibat dalam pengawasan konstruksi dan kegiatan pengendalian kualitas. Tantangan Dengan akan berakhirnya masa kerja BRR, proyek ini harus membantu dalam mendukung pengalihan program infrastruktur BRR serta program IRFF kepada pihak terkait yang berwenang. IREP consultants supporting supervision of Gunung Sitoli Port, Nias Lampiran 5 : Portofolio Proyek 8. Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) Nilai Hibah US$ 291.0 juta (termasuk US$191.0 juta Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi pembiayaan bersama dari BRR) Infrastruktur (IRFF) adalah proyek yang dibiayai bersama dengan BRR, untuk Periode Pelaksanaan Juli 2006 - Desember 2009 pendanaan proyek-proyek infrastruktur Badan Mitra Bank Dunia kunci yang diidentifikasi melalui Program Badan Pelaksana BRR Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur. Penyaluran US$ 19.6 juta IRFF meningkatkan fleksibilitas BRR untuk mendanai kegiatan infrastruktur, yang memungkinkan proyek untuk langsung didanai begitu mereka siap. Proyek ini mendanai infrastruktur di tingkat propinsi dan kabupaten yang teridentifikasi melalui kerangka Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP). Seperti halanya IREP, IREF menekankan pengembangan kapasitas bagi pemerintah daerah dan propinsi. Kedua proyek berupaya memberikan kontribusi untuk strategi transisi BRR dengan melibatkan pemerintah daerah secara progresif dan pada akhirnya menyerahkan tanggung jawab pembuatan keputusan dan pelaksanaan kepada mereka. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah menggunakan rencana investasi daerah dan juga strategi IREP untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang mungkin dilaksanakan. Memastikan kelestarian lingkungan dengan menyiapkan penilaian dampak lingkungan dan rencana manajemen yang berkaitan. Portofolio IRFF mencakup 57 sub-proyek senilai sekitar US$ 227.4 juta. Hingga saat ini 56 kontrak telah dibuat dengan jumlah total US $ 218.2 juta. Satu sub-proyek (bernilai sekitar US$ 9.2 juta) masih pada tahap tender. Tantangan Sebanyak 50% dari portofolio IRFF (dalam hal nilai) diperkirakan akan dilaksanakan setelah masa tugas BRR berakhir. Oleh 35 karena itu, memastikan kesinambungan investasi IRFF setelah masa tugas BRR sangatlah penting dalam memastikan Laporan Kemajuan V Desember 2008 bahwa investasi IRFF dapat diselesaikan setelah BRR tidak lagi berada di sana. Hasil Per 30 September, 2008 Jumlah sub-proyek Nilai Selesai: 8 US $ 7.79 m Sistem air 1 US $ 1.98 m Jalan kabupaten 7/37 km US $ 5.81 m Masih dalam pekerjaan: 48 US $ 210.40 m Sistem air 11 US $ 30.27 m Pelabuhan 5 US $ 47.42 m Jalan 8/266 km US $ 37.92 m Jalan propinsi 9/317 km US $ 67.14 m Jalan kabupaten 15/153 km US $ 27.70 m Masih dalam proses tender 1 US $ 9.17 m Jalan kabupaten 1 US $ 9.17 m Sigli Water Supply Lampiran 5 : Portofolio Proyek 9. Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang Nilai Hibah US $ 1.5 juta memelihara jalan yang membentang sepanjang 103 km dari Lamno ke Calang Periode Pelaksanaan Oktober 2006 - Desember 2007 sejak November 2006 hingga Desember 2007. Tujuan dari proyek ini adalah untuk memastikan akses ke daerah yang terkena Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) dampak tsunami tidak terganggu sehingga dapat mempercepat rekonstruksi dan Badan Pelaksana United Nations Development Programme (UNDP) proses pemulihan serta mendorong pemuli- han kondisi ekonomi sosial. Penyaluran US $ 1.5 juta Pada tahun 2006, sebagai akibat dari beban truk pengangkut yang berlebihan dan pemeliharaan yang buruk, jalan yang merentang antara Lamno-Calang rusak parah dan sering kali tidak dapat dilalui kendaraan, terutama pada musim hujan. Proyek ini memberikan pemeliharaan berkesinambungan yang sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa jalan dapat dilalui selama periode empat belas bulan. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Proyek ini selesai pada 31 Desember 2007 dan laporan penyelesaian telah diserahkan. Kurangnya dana dari pemerintah, keahlian dan sumber daya peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan darurat dalam kerangka waktu yang terbatas membuat proyek ini penting. Jalan Lamno-Calang merupakan rute transportasi utama untuk pengangkutan barang-barang ke pantai barat. Proyek ini dipandang sebagai keberhasilan sebuah investasi penting dalam proses rekonstruksi dan pemulihan, meskipun nilainya relatif kecil. Akses ke air bersih merupakan wujud impian masyarakt kota 36 Jalan yang dikeraskan (km) Hasil Desember (Foto:UPP) 2007 52 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Penggalian selokan (km) 132 Dek jembatan yang diperbaiki (km) 21 Jembatan baley yang terpasang (unit) 4 Lapangan kerja jangka pendek yang diciptakan (hari kerja) 3,000 PEMBANGUNAN JEMBATAN DI ACEH BESAR Sejumlah pekerja sedang memperbaiki pengait di jembatan jalan Banda Aceh ­ Calang. MDF telah mendanai perawatan jalan sepanjang 103 km antara Lamno-Calang untuk menjamin akses darat di jalur tersebut. (Foto : Isra Safril ) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 10. Program Angkutan Laut dan Logistik (SDLP) Proyek ini memenuhi kebutuhan vital Nilai Hibah US $ 24.7 juta selama rekonstruksi dengan cara mendu- kung jalur transportasi barang-barang dan Periode Pelaksanaan Maret 2006 - Febuari 2010 kargo ke wilayah yang terkena dampak tsunami, termasuk daerah terpencil di Nias dan Simeulue. Setahun terakhir ini, fokus Badan Mitra World Food Program (WFP) proyek ini telah berubah menjadi dukungan terhadap kesinambungan investasi melalui Badan Pelaksana World Food Program (WFP) program pelatihan yang komprehensif dan dukungan logistik. Penyaluran US $ 24.7 juta Proyek ini memberikan layanan pengiriman secara menyeluruh sepanjang tahun 2006. Pengiriman barang kemudian dialihkan ke sektor komersial, sementara proyek tetap melanjutkan dukungan logistik. Proyek juga terus mengoperasikan peralatan berat seperti forklift and reach stacker yang memungkinkan pembongkaran kargo secara efisien dan aman. Kini, fokus proyek ini adalah pelatihan dalam ruang kelas dan pelatihan kerja nyata bagi pegawai pelabuhan untuk memastikan Multi Donor Fund For Aceh and Nias pengelolaan yang baik terhadap pelabuhan dan peralatan baru. Pencapaian sampai saat ini Tranportasi barang ke daerah yang terpencil di seluruh area yang terkena dampak bencana, termasuk pantai di Nias dan Simeulue, telah mendapatkan manfaat besar dari proyek ini. Proyek ini telah mengirimkan barang-barang sebanyak 98,185mt/256,006m³ untuk rekonstruksi pada tahun 2005 dan 2006. Evaluasi pelabuhan dan perkiraan kebutuhan pelatihan telah selesai dilakukan. Sebuah organisasi yang mengkhususkan diri pada pelatihan di bidang pelabuhan telah teridentifikasi untuk melaksanakan pelatihan pada bulan Desember 2008. Komponen program ini akan melengkapi rekonstruksi pelabuhan di Aceh dan Nias melalui proyek Multi Donor Fund lainnya, yang rancangannya dipersiapkan oleh Program Rekonstruksi Pelabuhan UNDP dengan pendanaan melalui proyek 37 Laporan Kemajuan V Desember 2008 IRFF. Tantangan Akan merupakan sebuah tantangan untuk memastikan perawatan dan pengoperasian peralatan berat dengan aman setelah diserahkan kepada pihak yang berwenang (contohnya petugas pelabuhan). Oleh karena itu, perubahan fokus pada program dilakukan guna meningkatkan kesinambungan melalui berbagai pelatihan. Hasil hingga 30 September 2008 Pelayanan Pelayaran Pelayanan Logistik (hingga Maret 2007)* (sejak 2007) Jumlah lembaga yang menggunakan 84 pengguna 25 pengguna layanan pengiriman Badan-badan Palang Merah 51% 0.6% Internasional Badan-badan PBB 24% 0.1% LSM/ badan rekonstruksi 18% 2.3% Pemerintah 0.2% 0.1% Sektor swasta 0.1% 93% Lainnya 6.7% 3.9% Barang-barang rekonstruksi yang 98,185* dikirimkan (hingga Desember 2006, meter kubik) Pengiriman kargo yang difasilitasi WFP menyediakan layanan perangkat dalam pembangunan melalui layanan logistik Sekitar 174,000 kembali pelabuhan-pelabuhan. (sejak Januari 2007, meter kubik) (Foto:WFP) *WFP SS mengirimkan kapal besar kembali ke pemiliknya pada tanggal 10 Maret 2007. re-delivered the last vessel to owners on March 10th, 2007. Pemberian kemudahan untuk muatan melalui dukungan logistic dan penasehat. Lampiran 5 : Portofolio Proyek 11. Program Rekonstruksi Pelabuhan (TRPRP) Nilai Hibah US $ 3.8 juta Proyek ini memberikan rancangan fisik dan Periode Pelaksanaan Desember 2005 - Desember 2007 dukungan teknis lebih lanjut untuk rekon- Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) struksi pelabuhan-pelabuhan laut dan satu pelabuhan sungai di Aceh dan Nias. Badan Pelaksana United Nations Development Programme (UNDP) Penyaluran US $ 3.8 juta Proyek ini berfokus pada usaha rekonstruksi dengan menyiapkan rancangan yang terperinci, penilaian dampak lingkungan dan studi kelayakan ekonomi untuk rekonstruksi pelabuhan di pantai utara dan barat Aceh. Proyek juga memperbaiki fungsi beberapa pelabuhan melalui sedikit pekerjaan rehabilitasi dan pembangunan dermaga sementara. Semua kegiatan dikoordinasikan dengan BRR, Dinas Perhubungan Propinsi, Kabupaten dan Kota serta Dirjen Perhubungan Laut dan melengkapi berbagai pekerjaan yang dilakukan di beberapa pelabuhan di Aceh. Kegiatan-kegiatan juga berdasarkan pada konsultasi erat dengan masyarakat dan perwakilan nelayan lokal dan para pemangku kepentingan Multi Donor Fund For Aceh and Nias kelautan lainnya. Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah menyelesaikan perancangan ulang dan penilaian yang dibutuhkan serta studi pelabuhan laut di Calang, Meulaboh, Sinabang, dan pelabuhan sungai di Lamno. Di Gunung Sitoli, proyek menilik pada rancangan terdahulu sehingga pekerjaan dapat ditenderkan. Dermaga-dermaga sementara di Calang dan Sinabang telah selesai, sehingga memungkinkan untuk berlabuh dan penyimpanan muatan yang lebih baik. Seluruh pekerjaan dari proyek ini telah selesai pada bulan Desember 2007. 38 Hasil pada saat penyelesaian Target Desember 2007 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Pelabuhan yang dirancang ulang 5 5 Peningkatan kegunaan pelabuhan area darat 2 1* dermaga sementara 2 2 * Wllayah kerja diperkecil (tidak ada pekerjaan di Balohan) sejak pemerintah daerah telah mengerjakannya Disain untuk pelabuhan di Gunung Sitoli mulai digarap. (Foto:Nia. S) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 12. Program Transformasi Pemerintah Aceh (AGTP) Program Transformasi Pemerintah Aceh akan Nilai Hibah US $ 9.93 juta memberikan bantuan strategis dan penting untuk transisi dengan memastikan bahwa pemerintah propinsi memiliki kemampuan Periode Pelaksanaan Mei 2008 - Desember 2009 yang diperlukan dan kekuatan institusi untuk mengambil alih proyek-proyek, asset-aset, Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) fungsi-fungsi, kemampuan-kemampuan, dan sumber daya dari BRR serta program Badan Pelaksana Pemerintah Propinsi NAD rekonstruksi dan perbaikan lainnya pada akhir tugas mereka. Penyaluran US $ 9.93 juta AGTP akan memperlancar tansisi BRR ke propinsi dan pemerintah daerah ketika BRR mengakhiri masa tugasnya. Proyek peningkatan kapasitas ini akan berfokus pada promosi kesinambungan investasi yang telah dilakukan oleh para donor selama proses rekonstruksi. Hal ini akan dicapai dengan meningkatkan kemampuan pemerintah untuk mengkoordinasi berbagai program transisi yang didukung oleh para donor dan program peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan Multi Donor Fund For Aceh and Nias pemulihan secara efektif dengan cara mengatasi berbagai kelemahan pada pembuatan kebijakan dan juga kemampuan teknis pemerintah Aceh. Pencapaian sampai saat ini Pencapaian yang utama hingga saat ini adalah mulai berjalannya proyek ini. Berbagai diskusi dengan para pemangku kepentingan telah dilakukan untuk mencari persetujuan mengenai cara pelaksanaan proyek ini, yang juga merupakan kali pertama pemerintah pusat mendelegasikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan proyek ini. Dukungan kebijakan kepada kantor Gubernur Aceh diberikan untuk memastikan kelancaran transisi dari BRR kepada pemerintah daerah dan tim penasihat bekerja di 7 lembaga pemerintahan daerah. Salah satu bantuan khusus adalah du- kungan yang diberikan dalam mempersiapkan draft keputusan presiden yang akan menentukan lembaga/institusi yang akan mengambil alih berbagai fungsi BRR. 39 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Tantangan Tantangan utama AGTP adalah keterbatasan kapasitas dari pemerintah propinsi yang baru dibentuk. Sementara ini, keterbatasan meliputi tidak adanya peraturan mengenai prosedur penyerahan dana hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dan kurangnya kapasitas kelembagaan di lembaga pemerintah daerah untuk mengelola dana dalam jumlah besar. Proses wawancara merupakan salah satu upaya fit & proper test untuk para calon tim penasehat Gubernur NAD (Foto:UNDP) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 13. Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan Proyek ini membangun kapasitas pemerintah Nilai Hibah US $ 11.8 juta daerah dan kontraktor lokal untuk merekonstruksi dan memelihara jalan dengan Periode Pelaksanaan Januari 2006 - Desember 2009 metode yang menggunakan teknologi sederhana. Proyek rehabilitasi jalan-jalan Badan Mitra United Nations Development Program (UNDP) kabupaten di lima kabupaten di Aceh dan Nias, dengan memanfaatkan sumber daya Badan Pelaksana International Labor Organization (ILO) lokal, menciptakan kesempatan kerja jangka pendek dan jangka panjang. Penyaluran US $ 11.8 juta Proyek ini menitikberatkan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan para kontraktor lokal di Aceh dan Nias dengan memberikan teknik, standar, sistem, dan strategi serta melibatkan penduduk dalam pengerjaan dan pemeliharaan jalan- jalan kabupaten dan di pedalaman lainnya. Proyek ini memberikan kesempatan kerja jangka pendek pada bidang rehabilitasi jalan-jalan dan peluang kerja jangka panjang pada pemeliharaan jalan. Hal ini membutuhkan keterlibatan sungguh-sungguh dari para pemangku kepentingan Multi Donor Fund For Aceh and Nias termasuk keterlibatan penduduk sebagai bagian penting dari perencanaan dan proses pelaksanaan di lapangan. Pendekatan dengan menggunakan sumber daya lokal dan sistem pemeliharaan jalan yang melibatkan penduduk telah diterapkan dalam pembuatan jalan yang dilakukan oleh para kontraktor lokal yang dikontrak oleh ILO. Pencapaian tujuan awal memungkinkan proyek ini diperpanjang ke tahap ke dua hingga akhir tahun 2009, dengan penambahan 3 kabupaten baru. Pencapaian sampai saat ini 40 Proyek ini telah berhasil merangkul para pegawai pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kapasitas berdasarkan metode pendayagunaan sumber daya lokal ditingkat kabupaten dimana proyek beroperasi. Kegiatan-kegiatan pelatihan Laporan Kemajuan V Desember 2008 mengenai manajemen kontrak, pembangunan jalan, dan teknik pengawasan pembangunan disediakan secara berkesinambungan bagi para insinyur dan pengawas dari pemerintah tingkat kabupaten yang bersangkutan. Pedoman dan panduan telah dibuat dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan dari pelaksanaan. Tantangan Proyek ini menarik minat besar pemerintah dan para kontraktor. Tantangan utamanya adalah memastikan diterapkannya pendekatan pendayagunaan sumber daya lokal dalam melakukan perbaikan dan pembangunan jalan dan untuk memperkenalkannya sebagai praktek umum dalam pengerjaan pembangunan infrastruktur lainnya dalam volume besar. Hasil Per 30 September, 2008 Target Pencapaian Jumlah jalan yang diperbaiki (km) 98 95,3 Jumlah jalan yang mendapat perawatan (km) 98 97,3 Jumlah kontraktor lokal yang dilatih 80 186 Jumlah pegawai pemerintahan lokal yang dilatih Para Insinyur dan para Pengawas untuk 60 (30%) 115 (2%) pengelolaan kontrak dan pengawasan pembangunan (% wanita) Pegawai yang dilatih dalam mengelola 15 (30%) 67 (20%) infrastruktur (% wanita) Pembangunan Jumlah hari kerja yang diciptakan 300,000 218,636 jalan di Nias Komposisi Pria/Wanita 73%/27% (Foto:ILO) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 14. Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Nilai Hibah US $ 25.00 juta Tertinggal dan Khusus (P2DTK) meningkatkan kapasitas pemerintah kabupaten untuk Periode Pelaksanaan Febuari 2007 - Juni 2010 mendorong pembangunan jangka panjang di propinsi. Proyek ini menghubungkan proses Badan Mitra Bank Dunia perencanaan partisipatif kecamatan di PPK dengan pembuatan keputusan pemerintah Badan Pelaksana Kementrian Daerah Tertinggal melalui BRR kabupaten dan menyediakan hibah untuk Penyaluran US $ 4.08 juta meningkatkan layanan publik dan pemulihan infrastruktur perekonomian. Kapasitas pemerintah kabupaten dalam memberikan layanan publik yang memadai masih rendah. Merupakan hal penting dalam meningkatkan kapasitas mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan secara jangka panjang. Proyek ini memberikan hibah ke semua kabupaten di Aceh dan Nias untuk mendanai Multi Donor Fund For Aceh and Nias proyek yang lebih besar dan sulit, secara teknis muncul dari perencanaan kecamatan melalui mekanisme PPK. Proyek ini dipilih oleh komite pembangunan kabupaten dengan menyisihkan tiga puluh persen hibah untuk kesehatan dan pendidikan. Proyek juga akan mendorong perbaikan iklim ekonomi melalui investasi infrastruktur. Untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, kombinasi dari pelatihan, kegiatan praktek lapangan dan dukungan teknis akan ditawarkan selama proyek berlangsung. Pencapaian sampai saat ini P2DTK telah melakukan banyak kegiatan di 17 kabupaten di Aceh dan 2 di Nias dimana kantor proyek telah didirikan. Forum-forum penasehat di tingkat kabupaten yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan telah dibentuk untuk 41 memberikan masukan kepada Dewan Pembangunan Kabupaten. Suatu kerjasama antara P2DTK-BRR-Sekretariat Pemerintah Laporan Kemajuan V Desember 2008 Daerah telah dibentuk di seluruh kabupaten dan kota dimana konsultan kesehatan dan pendidikan telah dilatih dan telah menghasilkan penilaian kebutuhan untuk sektor-sektor tersebut. Sebuah perjanjian bantuan telah dibuat dan diharapkan akan ditandatangani pada kuartal ke-2 dengan RTI untuk melaksanakan Program Dukungan USAID-Pemerintah Daerah di 10 kabupaten. Dua kantor regional telah didirikan, proses perekrutan pegawai telah dilakukan dan dua lokakarya telah dilakukan di 2 wilayah yang mencakup 6 kabupaten. Proyek ini juga juga telah memberikan hibah perencanaan kepada semua kabupaten. Hibah ini akan menunjang upaya pemerintah daerah dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pada proses partisipasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari badan pemerintahan, masyarakat madani, universitas dan perwakilan kecamatan. Setelah kegiatan perencanaan kabupaten selesai, proyek akan menyalurkan hibah pada kuartal pertama 2008 untuk membangun infrastruktur fisik, kesehatan, dan pendidikan. Tantangan Proyek ini mengalami keterlambatan yang sig- nifikan karena kondisi yang tidak memungkinkan pada waktu itu. Tantangan yang terus menerus dihadapi di lapangan adalah memastikan koordinasi yang baik untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kegiatan yang dilakukan oleh P2DTK dan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga lainnya. Disamping itu, P2DTK akan menghadapi tantangan dalam melibatkan sumber daya pemerintah daerah ketika para pegawai negeri memusatkan perhatian pada proses transisi mempersiapkan pengelolaan Dana Otonomi Khusus pada saat yang bersamaan. Lampiran 5 : Portofolio Proyek 15. Program Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias Proyek ini membangun kapasitas teknis Nilai Hibah US $ 6.0 juta dan keorganisasian Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat di Periode Pelaksanaan Desember 2005 ­ Febuari 2010 Aceh dan Nias. Hibah berskala kecil Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) memungkinkan LSM dan Ormas untuk terlibat dalam kegiatan rekonstruksi yang Badan Pelaksana United Nations Development Programme (UNDP) berorientasi pada kepentingan masyarakat. Penyaluran US $ 6.0 juta Proyek ini juga memberikan dukungan kepada LSM dan jaringan mereka untuk membangun Pusat Sumber Daya Lokal sebagai pusat koordinasi untuk kegiatan, pertukaran, pelatihan, dan dialog antara pemerintah daerah dan masyarakat madani. Organisasi Masyarakat Madani akan berpartisipasi dalam pelatihan dan bersaing untuk mendapatkan hibah berskala kecil yang dapat digunakan untuk mengawasi kegiatan rekonstruksi atau sebagai hibah pembangunan masyarakat. Dengan cara ini, proyek dapat mendukung inisiatif-inisiatif seperti membangun pelayanan sosial dasar dan kegiatan- kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Telah terdapat kemajuan yang signifikan dalan kegiatan-kegiatan proyek sepanjang tahun 2008. Pusat Sumber Daya Masyarakat (The Civil Society Resource Center) di Aceh dan Nias telah didirikan dan beroperasi. Di Aceh, 716 orang yang mewakili 125 Organisasi Masyarakat Madani mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas. Pelatihan-pelatihan ini diselenggarakan oleh Pusat Sumber Daya, bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dan pengembangan organisasi. Semua penyedia layanan yang dibutuhkan oleh program telah dikontrak dan 144 Organisasi Masyarakat Madani telah menerima bantuan kecil. Lokakarya dialog wacana telah menyediakan kesempatan untuk meningkatkan kolaborasi antara Organisasi- 42 organisasi Masyarakat Madani dengan pemerintah. Sebuah tinjauan tengah tahun telah dilakukan pada bulan Agustus, dilanjutkan dengan perencanaan kegiatan-kegiatan dialog untuk mensosialisasikan temuan-temuan. Sekitar 80 persen Laporan Kemajuan V Desember 2008 dari target Organisasi Masyarakat Madani telah menerima bantuan kecil. Tantangan Sebuah perhatian khusus diperlukan dalam memastikan keberlanjutan bantuan dana dan pengelolaan pusat-pusat sumber daya di Aceh dan Nias. Sebuah tantangan yang lain adalah memastikan bahwa masa berakhir BRR tidak akan berpengaruh pada pelaksanaan proyek. UNDP telah melakukan diskusi-diskusi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran transisi. Hasil hingga 30 September, 2008 Pencapaian Hibah kecil yang diberikan/nilai hibah 144/US $ 1.173 juta Penerima hibah mata pencaharian 6,693 pria/ 5,425 wanita Pegawai CSRC yang dilatih (latihan untuk pelatih) 50 (18 wanita) Pegawai CSO yang dilatih 716(192 wanita) CSO Hibah mini kepada masyarakat untuk peningkatan keahlian menjahit. (Foto:UNDP) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 16. Program Bantuan Teknis untuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias (TA to BRR) Program Bantuan Teknis untuk BRR Nilai Hibah US $ 22.5 juta (2 fase) mendukung Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk melaksanakan Periode Pelaksanaan Juli 2005 ­ Mei 2009 mandatnya secara efisien dalam perencanaan, pelaksanaan, supervisi Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) dan koordinasi proses pemulihan melalui Badan Pelaksana BRR pemberian bantuan teknis dan layanan- layanan penting. Penyaluran US $ 22.5 juta Proyek ini memungkinkan BRR untuk meningkatkan kualitas operasionalnya dan melaksanakan program rekonstruksi pemerintah di semua sektor yang relevan. Proyek menyediakan ahli-ahli nasional dan internasional yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik BRR, baik di kantor pusat maupun kantor regional BRR. Dukungan proyek terdiri dari (i) rekrutmen konsultan perorangan, (ii) pengadaan layanan-layanan penting untuk operasi BRR, dan (iii) meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan serta meningkatkan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan. Pencapaian sampai saat ini Multi Donor Fund For Aceh and Nias Hingga saat ini, proyek telah mempekerjakan 80 ahli teknis untuk membantu berbagai departemen di BRR dalam kegiatan pelaksanaan dan transisi. Proyek ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proyek-proyek yang sedang berjalan. Fokus utama dari proyek ini telah beralih pada dukungan terhadap Departemen Pengalihan Aset dan Manajemen Pengetahuan dengan penekanan pada peralihan aset dan tanggung jawab setelah masa akhir BRR. Layanan operasional seperti bantuan hukum, bantuan untuk mengelola SDM dan layanan Teknologi dan Informasi tetap beroperasi seperti biasa untuk mengamankan fungsi BRR hingga masa berakhirnya. Pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan telah dilakukan pada bulan September 2008. 43 Laporan Kemajuan V Desember 2008 Tantangan Proyek ini mengalami tantangan dalam mencari konsultan yang cocok untuk tim pengalihan aset. Perkembangan tim ini juga tergantung pada keputusan presiden mengenai masa akhir BRR. Keberlanjutan dari inisiatif BRR yang didukung oleh proyek ini telah menjadi prioritas. Hasil hingga 30 September, 2008 Pencapaian Bantuan untuk pedoman, strategi dan pengembangan kebijakan 212 Proyek BRR yang dimonitor kualitasnya 275 Proposal proyek yang ditinjau 188 Keluarga yang direlokasi (persentasi dari target sejumlah 16,606)* 11,574 (70%) Pertemuan sosialisasi yang diadakan 25 * mengacu pada kondisi yang dinamis, jumlah target selalu berkembang. The project provided technical assistance to build a new international airport (Foto:UNDP) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 17. Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup (AFEP) Proyek ini membantu melindungi ekosistem Nilai Hibah US $ 17.5 juta hutan Leuser dan Ulu Masen dari Periode Pelaksanaan Febuari 2006 ­ Juni 2010 pembalakan liar. Perlindungan yang baik untuk 3,3 juta hektar wilayah hutan akan Badan Mitra Bank Dunia membantu mengamankan pasokan air bagi Badan Pelaksana Leuser International Foundation; Fauna 60% penduduk Aceh dan juga menjaga keanekaragaman hayati terbesar di Asia and Flora International Tenggara. Penyaluran US $ 8.4 juta Proyek berupaya untuk menyeimbangkan perlindungan hutan, manfaat ekonomi dan kesempatan penghidupan untuk masyarakat lokal. Perlindungan berdasar pada kerangka tata kelola multi-pihak, pengawasan hutan dan pengelolaan hutan lestari. Kegiatan meliputi peningkatan kapasitas bagi badan pengelolaan hutan dan taman pemerintah. Kelestarian lingkungan akan didorong lebih lanjut melalui dukungan rencana tata ruang, kampanye kesadaran lingkungan, kegiatan rehabilitasi berbasis masyarakat dan melalui analisis penggunaan perdagangan karbon sebagai mekanisme pendanaan untuk konservasi. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah mengembangkan basis untuk status ekosistem Leuser dan Ulu Masen; pada akhir tahun 2006, 69% dari kedua ekosistem telah dikategorikan sebagai hutan yang belum terjamah. Peta untuk tahun 2007 masih dipersiapkan. Sukses yang signifikan telah dicapai dalam mendukung dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan tata kelola ekosistem hutan dalam berbagai tingkatan melalui pelatihan, memfasilitasi pertemuan-pertemuan, dan pengadaan lokakarya-lokakarya. Proyek ini juga telah memberikan kontribusi yang positif ke dalam inisiatif kunci lingkungan (seperti pemasaran pertukaran karbon) melalui bantuan teknis dan kerjasama yang kuat. Kegiatan-kegiatan 44 rencana tata ruang telah memberikan kontribusi dalam perbaikan rencana propinsi dan kabupaten melalui berbagai macam cara, termasuk konflik manusia dengan alam dan penguatan peran mukim. Banyaknya kegiatan-kegiatan lingkungan dan konservasi telah dilakukan dan kegiatan-kegiatan penanaman hutan kembali terus berlanjut. Laporan Kemajuan V Desember 2008 Tantangan Proyek ini mencakup wilayah yang luas dan terpencil, sehingga membebani para petugas untuk mengawasi dan membuat laporan atas wilayah tersebut. Untuk mendukung keberlanjutan perlindungan, alternatif mata pencaharian sebagai pengganti dari pembalakan liar memerlukan intervensi diluar cakupan proyek ini. Sebagai tambahan, pembebasan hutan untuk perkebunan dan jalan-jalan yang baru adalah adalah ancaman, dan penekanan agar proyek tetap fleksibel dalam menjaga ekosistem Leuser dan Ulu Masen. Hasil hingga 30 September, 2008 Target Pencapaian hingga2010 Perencanaan tata ruang (tingkat 40 desa/ 2 rencana desa telah masyarkat/tingkat kabupaten) 10 mukim/ selesai (LIF)/ 3 rencana 7 kota mukim telah selesai (FFI)/1 rencana kota telah selesai (FFI) & memberikan kon- tribusi terhadap 2 rencana kota yang saat ini juga telah selesai (FFI) Guru yang dilatih mengenai konservasi 500 476 (56.9%) (persentase guru wanita) Kelompok lingkungan (Eco-club) sekolah 500 19 kelompok lingkungan yang dibentuk (jumlah anggota) (1896) Penjaga Hutan (jagawana) dari Pemerin- 1,000 179 (14 wanita) tah yang dilatih (jumlah wanita):Petugas MONITORING HUTAN Konsevasi/kehutanan yang dilatih Tim Community Based Monitoring FFI sedang memantau titik (jumlah wanita) munculnya api dan jejak pembakar hutan padang rumput Blang Pemantau masyarakat yang dilatih Raweu. Padang Rumput Blang raweu merupakan salah satu habitat 15 11 (1 wanita) hutan savana yang terdapat didalam kawasan Ekosistem Ulumasen (jumlah wanita) yang kerap dibakar oleh pemburu-pemburu rusa. MDF mendanai Hutan yang telah direboisasi (ha) 5,000 741ha pelatihan penjaga hutan dan pelaku konservasi sejak 2006. (Foto:Mahdi Ismail - FFI) Lampiran 5 : Portofolio Proyek 18. Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) Program Pengelolan Limbah Tsunami Nilai Hibah US $ 24.4 juta membangun kapasitas pemerintah dalam mengelola limbah, menciptakan Periode Pelaksanaan September 2005 - Desember 2010 lapangan kerja dan menciptakan sumber Badan Mitra United Nations Development Programme (UNDP) mata pencaharian jangka panjang melalui pengelolaan limbah serta memberikan Badan Pelaksana United Nations Development Programme (UNDP) manfaat bagi lingkungan melalui pengum- pulan, pemulihan dan daur ulang limbah. Penyaluran US $ 19.4 juta Proyek ini menyediakan respon yang terkoordinasi terhadap masalah kesehatan masyarakat dan dampak lingkungan dari limbah tsunami dan gempa bumi, serta limbah padat kotamadya. Sebagian besar dari limbah bencana didaur ulang, dengan potensi penggunaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Proyek ini juga menciptakan lapangan kerja melalui "uang untuk pekerjaan" dan mata pencaharian yang berkelanjutan dalam kegiatan yang terkait dengan daur ulang. Tahap kedua proyek akan memberikan tekanan pada layanan limbah kotamadya yang berkelanjutan dengan focus meningkatkan kapasitas kegiatan operasional dan pemeliharaan. Multi Donor Fund For Aceh and Nias Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah berhasil mengangkut 20% limbah yang diakibatkan oleh tsunami di Aceh, sehingga memungkinkan 1,400 keluarga dapat kembali bekerja di ladang dan tambak mereka serta mengurangi resiko lingkungan dan kesehatan. Di- nas kebersihan kotamadya di delapan kabupaten telah mendapatkan dukungan lebih lanjut melalui pembangunan atau perbaikan TPA sementara. Dalam fase yang baru, pemerintah daerah akan mendukung untuk membangun TPA per- manen. Tantangan Tantangan utama proyek ini adalah penyediaan layanan yang berkelanjutan dengan memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk kegiatan pengelolaan limbah, melalui dukungan yang kuat dari pemerintah daerah dan 45 Laporan Kemajuan V Desember 2008 masyarakat. Sebagai tambahan, diskusi-diskusi mengenai pembangunan lahan sedang dilakukan dengan para pemangku kepentingan. Hasil hingga 30 September, 2008 Target Pencapaian Sampah tsunami yang dibersihkan (meter kubik) 1,000,000 1,132,863 Sampah kota yang dikumpulkan (meter kubik) 300,000 161,432 Jumlah dan ukuran TPA 13 (24ha) 12 (25 ha) sementara (ha) Sawah/tambak yang direhabilitasi (ha) 3,000 891 Gedung-gedung swasta dan pemerintah 500 553 yang dihancurkan (unit) 10,000/ 18,204/ 3,371 Kayu limbah tsunami yang dikumpulkan dan 5,000 235,000 diproses untuk daur ulang (meter kubik) Kompos pertanian yang diproduksi (kg) 1,000,000 99 Reruntuhan yang didaur ulang untuk 50 400,000 pembangunan jalan (jarak km dari jalan) Total pekerjaan jangka pendek Rata-rata orang yang dipekerjakan per hari 1000 695 semenjak dimulainya proyek (jumlah hari MENGEPAK PLASTIK DAUR ULANG Seorang pemulung yang telah dilatih keahliannya dalam kerja)/ pekerja wanita/ pengungsi internal 30%/ 25% 19%/14% mengenali jenis dan kualitas plastik, dengan giatnya melakukan pengepakan terhadap sampah daur ulang untuk dijual kembali. (IDP) yang dipekerjakan (%) Proyek ini merupakan kerjasama Palapa Plastic Recycle dangan Austcare yang merupakan mitra dalam mengimplementasikan Jumlah SME dengan daya tahan mata penca- proyek UNDP untuk program pengelolaan sampah yang 200 120 didanai MDF. Program ini memberikan pendapatan harian ke hariaan yang dihasilkan oleh sektor Pengelo- kurang lebih 700 orang.] laan Limbah (Foto:Herlina Sjaifudin) DAFTAR SINGKATAN ACAP Rencana Aksi Anti Korupsi (Anti Corruption Action Plan) AFEP Proyek Hutan Aceh & Lingkungan Hidup (Aceh Forest and Environment Project) AGTP Program Transformasi Pemerintah Aceh (Aceh Government Transformation Programme) AMDAL Environmental impact assessment according to GOI standards BAFMP Banda Aceh Flood Mitigation Project Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BPKP National Board for Controlling Development Finance (state auditor) BPN Badan Pertanahan Nasional BRA Badan Reintegrasi Aceh BRR Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi NAD-Nias CFAN Coordination Forum for Aceh-Nias CHU Unit Penanganan Keluhan (Complaint Handling Unit) CSO Organisasi Masyarakat Madani (Civil Society Organization) CTC Community Trustee Committee DFID Department for International Development of the United Kingdom DIPA Daftar Isian Penggunaan Anggaran DMC District Management Consultants EC European Commission Multi Donor Fund For Aceh and Nias FFI Fauna and Flora International GIS Geographic Information System GOI Government of Indonesia ILO International Labour Organisation IPM Infrastructure Program Management consultants of IREP IT Information Technology IREP Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur IRFF Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur ISR Implementation Status and Results Report 46 KPK KRRP Komisi Pemberantasan Korupsi Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias (Nias Kecamatan-based Reconstruction and Recovery Planning Project) Laporan Kemajuan V Desember 2008 LGSP Local Government Support Program LIF Leuser International Foundation LSM Lembaga Swadaya Masyarakat MDF Multi Donor Fund for Aceh and Nias M&E Monitoring and Evaluation MIS Management Information System MoU Memorandum of Understanding NGO Non-Governmental Organization P2KP Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan PAD Project Appraisal Document PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa PCN Project Concept Note PPK Program Pengembangan Kecamatan RAP Kebijakan Bantuan Pemulihan (Recovery Assistance Policy) RALAS Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (Reconstruction of the Aceh Land Administration System Project) REKOMPAK Rehabilitasi & Rekonstruksi Perumahan Masyarakat SDLP Program Angkutan Laut dan Logistik SEK Swedish Kronor SMS Short Message Service SPADA Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus TA Bantuan Teknis (Technical Assistance) TA to BRR Technical Support for Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias TRPRP Program Rekonstruksi Pelabuhan TRWMP Program Pengelolaan Limbah Tsunami UK United Kingdom UN United Nations UNDP United Nations Development Programme UPP Urban Poverty Project WALHI Friends of the Earth Indonesia ­ Indonesian Environmental NGO (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) WFP World Food Programme Republic of Indonesia BRR European Commission Netherlands United Kingdom Canada World Bank Sweden Norway Denmark Germany Belgium Finland ADB United States of America New Zealand Ireland www.multidonorfund.org Hubungi Sekretariat Multi Donor Fund Kantor Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II Lantai 13 | Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Indonesia | Phone: +62 21 5299 3000 Kantor Aceh World Bank Office Aceh | Jl. Peurada Utama No. 11A, Gampong Peurada, Kec. Syiah Kuala, Banda Aceh 23115, Indonesia | Phone: +62 651 755 1176 mdf-indonesia@worldbank.org | www.multidonorfund.org