BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya 53469 Revitalisasi Pertanian di Indonesia Pesan Pokok Pertanian memainkan peranan penting dalam ekonomi Indonesia tetapi sejak 1990-an sektor ini menunjukkan adanya stagnasi dan produktivitas yang rendah karena investasi sektor swasta dan pemerintah yang menurun selama bertahun-tahun. Peningkatan yang baru terjadi (dalam hitungan nyata) pada belanja negara untuk pertanian sebagian besar merupakan cerminan dari subsidi dengan penetapan sasaran yang buruk. Terdapat kebutuhan penting akan strategi penghasilan pedesaan dan penyediaan lapangan kerja berdasarkan promosi diversifikasi pertanian menjadi komoditas bernilai tinggi, bersama dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan usaha pedesaan di luar pertanian untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengentaskan kemiskinan. Tindakan Utama 1. Meningkatkan produktivitas dengan memprioritaskan investasi yang meningkatkan kualitas dan pengelolaan sistem pengairan. 2. Mempercepat sertifikasi lahan pertanian untuk meningkatkan jaminan kepemilikan tanah dan meningkatkan kemampuan petani untuk mendapatkan kredit dan membuat investasi teknologi yang produktif. 3. Mendukung diversifikasi melalui peningkatan layanan pertanian (penelitan & pengembangan, penyuluhan), dan mendukung keterlibatan petani kecil dalam komoditas bernilai tinggi yang dapat menarik bagi pasar domestik dan ekspor. Hal ini akan membutuhkan perubahan kebijakan dan kelembagaan yang: 1. Mengubah komposisi belanja yang ada dan menghilangkan subsidi pupuk. Meningkatnya belanja sektor pertanian secara nyata dalam dekade yang lalu telah gagal untuk meningkatkan produktivitas. Sumber daya diarahkan untuk mendukung masukan (sarana produksi) pribadi melalui subsidi dengan pengarahan yang tidak tepat, dari pada dengan menyediakan barang dan jasa publik. 2. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dan mengembangkan insentif fiskal yang memungkinkan Deptan untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendukung program-program pertanian, dan menumbuhkan reformasi yang meningkatkan penyampaian pelayanan. Deptan harus membawa manajemen dan disiplin yang lebih kuat pada pendekatan tersebut (misalnya: dasar strategi yang lebih kokoh, penentuan hasil tujuan, pengawasan, pertanggungjawaban). 3. Menyelenggarakan sistem pengawasan dan evaluasi menyeluruh yang memungkinkan pemerintah untuk menilai dampak dari pengalihan program-programnya dan mengkoreksi rancangan yang diperlukan untuk memaksimalkan peningkatan dalam produktivitas pertanian dan mengentaskan kemiskinan pedesaan. dan menyumbang 17 persen dari Pendapatan Domestik Posisi Indonesia Saat Ini Bruto (PDB). Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan salah satu pendorong pengentasan kemiskinan di Indonesia pada periode 1970-an dan 1980-an. Pertanian memiliki peran yang penting dalam ekonomi Indonesia, memberi lapangan pekerjaan bagi lebih dari 40 Produksi pertanian tidak meningkat walaupun terjadi persen angkatan kerja termasuk dua per tiga kaum miskin, peningkatan belanja negara dalam nilai nyata. Antara 2 | BANGKITNYA INDONESIA tahun 2001 dan 2008, belanja nasional untuk pertanian1 Gambar 1. Belanja Pertanian di Indonesia, 2001-2008 meningkat dari Rp 11 triliun menjadi Rp 53 triliun, rata- rata sebesar 11 persen per tahun. Porsi pertanian dalam keseluruhan belanja negara meningkat dua kali lipat dari tiga persen di tahun 2001 menjadi enam persen di tahun 2008, mencapai satu persen dari PDB, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan subsidi. Peningkatan yang signifikan dalam tersedianya lapangan kerja dan penurunan kemiskinan yang patut dipuji % dari PDB Pertanian tercapai dengan pemusatan pada tanaman pangan utama seperti beras, jagung, tebu dan kedelai. Akan tetapi, % dari pembelanjaan nasional peningkatan produktivitas sebagian besar tanaman pangan melambat secara siginifikan karena sebagian besar petani % dari PDB hanya memiliki lahan garapan yang berukuran kurang dari setengah hektar. Dengan ukuran lahan sedemikian rupa, usaha pertanian ini hanya menawarkan kemungkinan Sumber: Departemen Keuangan, LKPP dan SIKD, dari berbagai tahun dan Departemen Pertanian penambahan lapangan kerja dan pendapatan yang minim. Rendahnya tingkat investasi swasta dan pemerintah telah menyebabkan produktivitas pertanian yang stagnan sejak 1990-an. Sebagian besar penekanan dalam kebijakan pertanian masih terpusat pada produksi bahan pangan pokok. Sejak tiga dekade yang lalu, kemampuan Indonesia Swasembada bahan pangan pokok tetap menjadi prioritas, dalam penelitian & pengembangan pertanian telah yang sebagian didorong oleh keprihatinan akan ketahanan meningkat secara signifikan, tetapi masih tetap rendah pangan dan pengalaman buruk krisis harga pangan di dibandingkan dengan standar negara berpenghasilan tahun 2008. Walaupun bahan pangan pokok akan tetap menengah. Pada tahun 2007, belanja negara untuk penting karena alasan-alasan sosial-ekonomi dan politik, penelitian & pengembangan hanya setengah dari belanja terdapat kesempatan untuk membantu pembuat kebijakan untuk subsidi benih. Setelah menambahkan belanja dalam merancang strategi pendapatan dan lapangan penelitian & pengembangan swasta, tingkat investasi pekerjaan pedesaan yang berdasar pada peningkatan Indonesia dalam penelitian pertanian2 (0,27 persen) kira- komoditas bernilai tinggi seperti buah-buahan, sayuran, kira sebanding dengan belanja negara Laos (0,24 persen) budi daya air, produk peternakan dan perkebunan rakyat dan jauh lebih rendah dari Malaysia (1,92 persen) atau (seperti kakao, kacang mede dan rempah-rempah). Filipina (0,46 persen). Peningkatan investasi pemerintah dalam penelitian & pengembangan, prasarana pedesaan dan pengairan dibutuhkan untuk melengkapi investasi swasta dalam bidang pertanian. Prioritas Kebijakan untuk Sebaliknya, pemerintah menyisihkan sebagian besar sumber daya yang terus meningkat bagi subsidi sarana Indonesia yang sedang Bangkit produksi dalam upaya meningkatkan produksi tanaman pangan. Penekanan ini seringkali mengorbankan produk- Ke depan, terdapat kebutuhan untuk memprioritaskan produk bernilai tinggi lainnya, yang misalnya tercermin investasi di dalam penyediaan/pemberian barang-barang pada turunnya porsi dalam anggaran Direktorat Jenderal dan jasa negara yang secara efektif mendukung petani dan Hortikultura dari enam persen di tahun 2003 menjadi tiga meningkatkan iklim investasi swasta. Hal ini diperlukan persen di tahun 2009. untuk memperkuat produktivitas pertanian, diversifikasi produksi pertanian dan landasan ekonomi pedesaan, dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan. Arah dan 1 Termasuk belanja oleh Deptan, belanja pemerintah daerah untuk tindakan kebijakan utama berikut mendukung sasaran- pertanian dan pengairan, belanja pengairan oleh Departemen Pekerjaan sasaran tersebut: Umum dan subsidi pemerintah pusat yang berhubungan erat dengan pertanian (seperti pupuk), tetapi tidak termasuk belanja untuk perikanan dan kehutanan dan jalan-jalan pedesaan. 2 Belanja penelitian & pengembangan sebagai bagian dari total hasil pertanian. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya | 3 Mengubah penekanan belanja negara bagi pertanian. Tingkatkan sertifikasi lahan pertanian untuk Subsidi sekarang mengambil 60 persen dari anggaran meningkatkan jaminan kepemilikan tanah dan Deptan: subsidi pupuk saja sudah sebesar 0,3 persen membantu partisipasi petani dalam pasar tanah yang dari PDB. Menurunkan subsidi pupuk secara bertahap aktif. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pada lima tahun ke depan akan membebaskan sumber jumlah lahan bersertifikat paling rendah di Asia daya publik yang berharga yang dapat diarahkan Tenggara. Kepemilikan tanah tanpa jaminan resmi kembali pada investasi prasarana pedesaan, penelitian menurunkan akses pada kredit, merintangi investasi dan penyuluhan, dan sistem pengairan. dalam teknologi untuk meningkatkan produktivitas, Berpindah dari bahan pangan pokok bernilai rendah dan mengaburkan pilihan petani dari kegiatan dengan ke jenis tanaman dan hasil peternakan dengan jangka yang lebih panjang seperti tanaman perkebunan. nilai tambah yang lebih tinggi. Perpindahan ke Tingkatkan teknologi pertanian, jaminan kualitas, pertanian bernilai tinggi sudah berjalan: jumlah petani teknologi pengolahan dan kegiatan pascapanen. hortikultura meningkat hampir dua kali lipat menjadi Pengolahan bahan pangan masih dikuasai oleh 38 persen dari seluruh keluarga pertanian dari tahun teknologi tradisional yang tidak dapat memenuhi 1993 sampai 2003. Diversifikasi usaha tani merupakan standar kualitas, kendali mutu dan pengolahan yang jawaban bagi petani skala kecil yang mengolah lahan diminta oleh pasar swalayan yang jumlahnya makin yang kurang subur. Petani kecil akan membutuhkan meningkat. Keterlibatan pemerintah secara langsung bantuan teknis dari sektor swasta/pemerintah untuk harus dibatasi hanya pada penelitian terapan dalam meraih keberhasilan dalam kesempatan di pasar yang bentuk kemitraan pemerintah-swasta untuk bidang- baru. Akses pada pasar ekspor bagi petani Indonesia bidang yang sangat diperlukan dan ditetapkan dengan dapat meningkat secara signifikan melalui dukungan baik, dimana sector swasta secara sendirian tidak akan kemitraan pemerintah-swasta yang lebih baik. menyentuhnya. Dukung keterlibatan petani dalam pasar komoditas Penanganan masalah akses dan keberlanjutan bernilai tinggi. Hal ini membutuhkan penguatan penggunaan tanah dan sumber-sumber daya alam integrasi vertikal lewat (i) pengembangan kapasitas lainnya, untuk pertanian dan pengembangan organisasi petani seperti koperasi, asosiasi dan bentuk pedesaan yang berkelanjutan. Peningkatan produksi lainnya, (ii) memperbaiki kerangka kerja peraturan pertanian pada daerah pertanian dengan pengairan untuk pertanian kontrak, (iii) memperluas dukungan dan tadah hujan diperburuk oleh kebijakan yang tidak penyuluhan kepada kelompok petani di luar penekanan tepat seperti subsidi pupuk yang mendukung insentif produksi, termasuk akses, informasi dan pengembangan yang cacat yang menyebabkan degradasi lingkungan. kapasitas, (iv) memperbesar saluran komunikasi antara Kerugian kesuburan tanah saja diperkirakan sebesar konsumen dan petani dengan melakukan investasi 0,5 miliar dolar Amerika setiap tahunnya. Selain dalam sistem informasi dan pasar, dan (v) mendorong itu, kebijakan kehutanan yang dipertanyakan telah kemitraan pemerintah-swasta sebagai cara untuk menyebabkan penebangan hutan skala besar pada mengkoordinasi pelatihan petani, modernisasi rantai pulau-pulau diluar Jawa dan daerah tangkapan air di nilai tradisional (misalnya kakao di Sulawesi) dan Jawa, yang menyebabkan penurunan kualitas tanah, mengembangkan peluang-peluang pasar yang baru. erosi tanah, pasokan air yang tidak dapat diandalkan, Prioritas investasi pada pertanian irigasi. Pemerintah banjir yang parah dan menurunnya tingkat kualitas air. harus memastikan keterpaduan prasarana dengan Terdapat kebutuhan untuk merancang dan menerapkan menyempurnakan upaya pemeliharaan yang berjalan strategi jalan singkat untuk mengelola dan membatasi oleh perkumpulan pengguna air dengan investasi skala biaya sekarang dan masa depan, dan memperbaiki besar yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi praktek-praktek penggunaan tanah dan sumber daya penggunaan air dan mencapai rasio perbandingan alam lainnya. "tanaman per tetes air" yang lebih baik. Prasarana Menyelenggarakan sistem pengawasan dan evaluasi fisik pengairan yang ada berada pada kondisi sedang menyeluruh yang memungkinkan pemerintah dan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan untuk menilai dampak dari pengalihan program- pembangunan. Jaringan pengairan pada pulau-pulau programnya dan membuat koreksi atas rancangan, luar terabaikan pada kondisi tidak selesai dan tidak dan memaksimalkan tingkat efektivitas dari upayanya dapat menyokong pergeseran geografis pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan jangka panjang di luar Jawa. Strateginya adalah mengentaskan kemiskinan pedesaan. penghentian, penggantian dan/atau peningkatan prasarana pengairan yang ada secepat mungkin. 4 | BANGKITNYA INDONESIA sumber daya air dan prasarananya. Proyek Peningkatan Bagaimana Bank Dunia Dapat dan Keamanan Operasi Bendungan (DOISP) yang Membantu baru akan menyatukan pencapaian kebijakan dan kelembagaan dari Proyek Keamanan Bendungan sebelumnya dengan mendukung pengembangan lebih Bank Dunia telah menjadi mitra dalam memperkuat lanjut dan pelaksanaan kerangka kerja peraturan dan sektor pertanian Indonesia, dengan penekanan khusus pada pengaturan menyeluruh untuk pengelolaan bendungan. pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya air dan pengairan, kemitraan 3. Bantuan Teknis dalam Pengelolaan Belanja pemerintah-swasta dan pendanaan pertanian melalui: Pemerintah dan Analisis Belanja Negara untuk Pertanian. 1. Investasi untuk meningkatkan kualitas layanan Bank Dunia bekerja sama dengan erat dengan dukungan pertanian Departemen Keuangan (Depkeu), Badan Perencanaan Hal ini akan dilaksanakan melalui proyek yang sedang Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Deptan, berjalan yaitu Pemberdayaan Petani melalui Teknologi serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Informasi Pertanian (FEATI) ­ tahun 2007- untuk menganalisis belanja pemerintah dalam 2012. Proyek ini memperkuat dan memperdalam bidang pertanian. Pekerjaan ini ditangani di bawah inovasi untuk meningkatkan layanan pertanian yang kerangka kerja Inisiatif untuk Analisis Belanja Negara, dimulai pada proyek-proyek sebelumnya. Usulan suatu upaya gabungan oleh BAPPENAS, Depkeu, proyek Pengelolaan Berkelanjutan untuk Penyebaran donor-donor (Belanda dan EC) dan Bank Dunia. Penelitian dan Teknologi Pertanian (SMARTD) akan Analisis subbidang antara Pemerintah dan Bank meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya Dunia yang dilakukan di bawah kerangka kerja ini manusia dalam sistem penelitian pertanian Indonesia. akan menghasilkan informasi bagi dialog kebijakan pertanian yang sedang berjalan dan masa depan yang 2. Investasi untuk meningkatkan pengelolaan air dan dapat memberikan rekomendasi tentang penggunaan pengairan sumber daya secara lebih efisien. Program Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pengairan (WISMP) sekarang memasuki penerapan tahap kedua. Bank Dunia akan terus memberikan bantuan teknis Bank Dunia telah memberikan dukungan kepada dan pendanaan untuk bidang-bidang di atas dan akan pemerintah sejak tahun 1999 dalam keseluruhan memperluas keterlibatannya dalam dialog kebijakan untuk bidang reformasi hukum, peraturan dan pengaturan meningkatkan pengelolaan sumber daya air dan pengairan untuk bidang sumber daya air dan pengairan dalam sejalan dengan program-program pengelolaan bencana dan kemitraan dengan donor-donor lainnya, untuk perubahan iklimnya. mencapai pengelolaan yang adil dan berkelanjutan bagi Kantor Bank Dunia Jakarta untuk informasi, silakan hubungi: Gedung Bursa Efek Indonesia Menara 2, lantai 12 Ms. Shobha Shetty Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Senior Economist ph. + 62 21 5299 3000 | fax. + 62 21 5299 3111 sshetty1@worldbank.org http://www.worldbank.org/id Mendukung Institusi Indonesia yang Inklusif untuk Pembangunan yang Berkelanjutan