53337 MULTI DONOR FUND FOR ACEH AND NIAS Tiga Tahun Pasca Tsunami Memberikan Manfaat, Mempersiapkan Transisi LAPORAN PERKEMBANGAN IV ­ DESEMBER 2007 Pemenang Lomba Foto Multi Donor Fund 2007 Kesempatan mencari nafkah -- pemulung di Gampong Jawa (Pememenang Pertama) Program Pengelolaan Limbah Tsunami, yang diimplementasikan oleh UNDP dan dinas DKP Banda Aceh mendaftarkan para pemulung untuk memperoleh ijin memulung sampah di TPA Gampong Jawa. Sejak dimulai, proyek ini mempekerjakan rata-rata 962 pegawai sementara per hari. (Foto: Fakhrurazi, Program Assistant UNDP) Sekolah dengan rakit (Pememenang Kedua) Anak-anak berseragam sekolah, warga Desa Binjai, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang menanti rakit yang didanai oleh Program Pengembangan Kecamatan (PPK) untuk menyeberang sungai. Kini mereka tidak harus berenang dan basah kuyup. Dengan dukungan PPK, masyarakat telah membangun kembali 864 jembatan di Aceh dan Nias. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant) Anak laki menggayung air (Pememenang Ketiga) Anak kecil mengambil air dari sumber yang dibuat oleh Program Pengembangan Kecamatan di Aceh Barat Daya dengan dana Program Pengembangan Kecamatan. Dengan dukungan PPK, masyarakat telah membangun kembali 588 sistem air bersih di Aceh dan Nias. (Foto: Milena Seibold, World Bank Consultant) KANTOR MDF JAKARTA Indonesia Stock Exchange Building Tower II/12th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Tel: (6221) 5299-3000 Fax: (6221) 5299-3111 www.multidonorfund.org Cetakan 2007 Volume ini merupakan produk dari Multi Donor Fund. Multi Donor Fund for Aceh and Nias Tiga Tahun Pasca Tsunami Memberikan Manfaat, Mempersiapkan Transisi LAPORAN PERKEMBANGAN IV ­ DESEMBER 2007 Acknowledgements Laporan ini disusun oleh Sekretariat dari Multi Donor Fund dengan kontribusi dari para Lembaga Mitra (UNDP, WFP dan Bank Dunia) dan juga anggota tim proyek-proyek. Sekretariat Multi Donor Fund dipimpin oleh Manajer Multi Donor Fund Christian Rey, dan beranggotakan: Sarosh Khan (Deputy, Jakarta), Safriza Sofyan (Deputy, Aceh), Georgia Wimhofer dan Bowen Uhlenkamp (Pemantauan dan Evaluasi), Lanny Oktavia (Keuangan dan Administrasi), M. Faisal Siddik (Portofolio), Nia Sarinastiti (Komunikasi dan Koordinasi) dan Geumala Yatim (Komunikasi Publik). Tim ini didukung oleh Rahayu Novianty, Inge Susilo, Rachmawati Swandari dan Cut Mutia Mahmuda. Belajar dari bukti nyata Areal persawahan yang terbentang luas di Desa Cot Mane, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, sebelumnya hanya mengandalkan tadah hujan sebagai satu-satunya sumber pengairan. Namun sejak adanya saluran irigasi beton -- yang dibangun dengan pendanaan sebesar Rp. 172.5 juta dari Proyek Pengembangan Kecamatan -- kapasitas produksi menjadi meningkat. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant) Message from the Co-Chairs of the Multi Donor Fund The Co-Chairs of the Multi Donor Fund for Aceh and Nias are proud to report that the partnership of the Government of Indonesia, through the Reconstruction and Rehabilitation Agency (BRR), and the international community has resulted in significant progress as we reach the end of the third year of the tsunami recovery efforts. When it was set up in May 2005, the Multi Donor Fund was considered distinctive. The distinction was not just being able to attract commitments from 15 donors, but also to align them to the Government of Indonesia's program with enhanced coordination. Our goal was clear: to provide grants for quality investments that are based on good practice, stakeholder participation and coordination to fill critical gaps in the recovery. Looking back on two and a half years, we believe that the strong commitment of all parties ­ the National Government, the Governments of the Aceh and North Sumatra Provinces, the Donors, international non-government, and international and civil society organizations­ has allowed the Multi Donor Fund to fulfill the expectations of its stakeholders. It has contributed significantly to the goals of the Paris Declaration on Aid Effectiveness: creating ownership, alignment with country priorities, harmonizing donor programs and managing for results. The Multi Donor Fund not only strives to ensure the quality of projects that are being represented in this report, but also that its results are demand oriented through a consequent engagement of all relevant stakeholders. This helps ensure that achievements will have beneficial impact to communities in Aceh and Nias. As we look forward to the years to come, we acknowledge the need to even further increase our engagement with the Provincial and District Governments, while continuing our collaborative relationship with BRR throughout transition and the closure of the Agency. We believe that this will make the Multi Donor Fund remain a strong player in the reconstruction and rehabilitation for Aceh and Nias. Dr. Kuntoro Ir. Irwandi Yusuf Joachim von Amsberg Jean Bretéché Mangkusubroto Governor NAD World Bank European Commission BRR Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 i Berpatroli di Leuser untuk selamatkan hutan Program Perlindungan Hutan dan Lingkungan di Aceh (AFEP) mendanai Yayasan Leuser International (YLI) untuk mengelola the Aceh Tamiang Forest Protection & Monitoring Unit yang melakukan pengamanan kawasan hutan. Proyek ini telah memberi pelatihan kepada lebih dari 1,000 pengawas hutan. (Foto: Muhammad Rivai, staff of Leuser International Foundation) Daftar Isi Message from the Co-Chairs of the Multi Donor Fund i Daftar Isi iii Ringkasan Eksekutif 1 Kemitraan yang Erat 1 Meningkatkan Koordinasi 1 Pencapaian Penting: Mei 2005 hingga September 2007 2 Tantangan terhadap Implementasi Proyek 4 Status Keuangan dari Multi Donor Fund 4 Menjaga Kelangsungan Investasi Rekonstruksi 5 Bab 1 Faktor Keberhasilan Kegiatan Multi Donor Fund 7 Bekerja Dengan Pemerintah 7 Meningkatkan Koordinasi Proses Pemulihan 8 Komunikasi Dua Arah Dengan Penerima Manfaat 8 Pengelolaan Hasil 9 Koordinasi di Lapangan 9 Bab 2 Pencapaian Sektoral Hingga September 2007 11 Pemulihan Kemasyarakatan 11 Perumahan dan Infrastruktur 12 Pembangunan Kembali Masyarakat 13 Pemulihan Infrastruktur Skala Besar dan Transportasi 14 Pembangunan Kembali Tata Kelola 15 Memelihara Lingkungan Hidup dalam Proses Rekonstruksi 17 Mendirikan Pengelolaan Limbah yang Berkelanjutan 17 Mendukung Agenda Pemerintah untuk Melindungi Hutan Aceh yang Berharga 17 Sumber Penghasilan Alternatif 18 Pemulihan Ekonomi 19 Bab 3 Laporan Keuangan 21 Komitmen 22 Dana yang Tersedia 22 Alokasi per Sektor 22 Mitra Pelaksana 22 Penyaluran Dana 23 Tinjauan Selanjutnya 23 Bab 4 Melihat Kedepan: Menjaga Investasi Rekonstruksi 25 Managing the Transition 26 Recovery of Livelihoods to Promote Growth and Sustainability 26 Annexes: 28 Mengelola Transisi 28 Portfolio Proyek 29 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 iii Jalur air irigasi oleh komunitas Pembuatan saluran irigasi pompanisasi di desa Senebok Aceh, kecamatan Bendahara yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat dengan biaya minimum melalui Program Pengembangan Kecamatan. Secara keseluruhan, masyarakat telah membangun 1,200 unit irigasi dan pembuangan. (Foto: Arfan, SE, KDP facilitator) Ringkasan Eksekutif Setelah adanya dukungan besar yang mendunia pemerintahan, dan dana tersebut disalurkan melalui terhadap korban tsunami dan gempa bumi, Pemerintah anggaran pemerintah. Keselarasan juga ditingkatkan Indonesia dan masyarakat internasional pada bulan Mei melalui komitmen BRR untuk mengkontribusikan US$ 2005 mendirikan Multi Donor Fund untuk Aceh dan 236 juta untuk membiayai bersama empat proyek Multi Nias untuk mengkoordinasikan dana yang disediakan Donor Fund. untuk rekonstruksi pasca bencana. Saat ini, jumlah dana perwalian multi donor yang terkumpul sebesar lebih Penyelarasan yang sejalan dengan prioritas lokal semakin dari US$ 673 juta berdasarkan janji 15 donor bilateral meningkat kepentingannya karena proses rekonstruksi dan multi-lateral, yaitu Komisi Eropa, Belanda, Kerajaan telah berevolusi dari tahap darurat ke tahap yang berfokus Inggris, Bank Dunia, Swedia, Denmark, Norwegia, pada rekonstruksi yang berlanjut untuk waktu yang Jerman, Kanada, Bank Pembangunan Asia, Amerika lebih panjang. Pada Januari 2007, Gubernur Aceh yang Serikat, Belgia, Finlandia, Selandia Baru dan Irlandia. baru telah terpilih. Beliau menghadapi tantangan untuk membangun kembali seluruh tingkatan administrasi Multi Donor Fund bertujuan untuk secara efisien dan di sebuah wilayah yang mengalami dampak konflik 30 efektif memberikan kontribusinya terhadap rekonstruksi tahun dan berupaya menjamin bahwa semua investasi untuk membangun kembali Aceh dan Sumatra Utara rekonstruksi dapat bertahan. Untuk menjamin agar menjadi lebih baik. Pada akhir masa tugasnya, Multi proyek-proyek selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan, Donor Fund berharap untuk berkontribusi terhadap Multi Donor Fund telah mengundang Gubernur Aceh tujuan berikut ini di Aceh dan Nias: untuk meningkatkan perannya sebagai Panitia Pengarah · Tumbuhnya kembali masyarakat dan infrastruktur dan proses penyeleksian proyek. Pemerintah Sumatra masyarakat Utara juga mempunyai hak suara dalam Panitia Pengarah · Mengurangi kemiskinan untuk mewakili Nias. · Perbaikan atau penggantian infrastruktur skala besar Meningkatkan Koordinasi · Terbangunnya kembali tata pemerintahan · Lingkungan hidup yang berkelanjutan Dalam dua setengah tahun terakhir ini, Multi Donor · Kembalinya mata pencaharian masyarakat Fund telah terbukti menjadi sebuah kerangka kerja yang kuat untuk mencapai tujuan-tujuan yang tertuang Kemitraan yang Erat dalam Deklarasi Paris dalam konteks pemulihan. Anggota Panitia Pengarah mewakili lebih dari 75% dari Multi Donor Fund memperoleh kepemilikan yang kuat semua dana yang telah dijanjikan sebesar US$ 5.8 milyar, dari pihak Pemerintah melalui program-programnya. temasuk Pemerintah Nasional, Pemerintah Propinsi, para Multi Donor Fund memiliki hubungan kerja yang erat Donor, anggota masyarakat madani, dan juga Persatuan dengan badan yang didirikan Pemerintah Indonesia, Bangsa-Bangsa, LSM internasional serta donor non- Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk Aceh & kontribusi (Australia, Jepang). Mekanisme program Nias. Dengan dasar Rencana Induk Pemerintah untuk yang dimulai dengan seleksi oleh pemerintah telah Rekonstruksi dan penilaian BRR terhadap kesenjangan menghasilkan kepemilikan pemerintah yang tinggi kritis, Multi Donor Fund menerima proposal proyek terhadap program, membantu menyelaraskan dana untuk ditinjau dan diputuskan oleh Panitia Pengarah. donor dengan prioritas Negara, dan menyederhanakan Karenanya, seluruh portofolio Multi Donor Fund aliran dana. diselaraskan dengan Rencana Utama Pemerintah untuk Rekonstruksi dan penilaian BRR terhadap kebutuhan Panitia Pengarah juga merupakan forum penting untuk yang paling penting tersebut. Lebih jauh lagi, lebih mengkoordinasikan dan membangun dialog mengenai dari 80% dana diimplementasikan oleh badan-badan kebijakan. Kegiatan ini secara rutin menyediakan Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 1 RINGKASAN EKSEKUTIF kesempatan untuk para pemangku kepentingannya Hasil-hasil berikut ini telah dicapai sejak Multi Donor untuk mendiskusikan status dari proses rekonstruksi Fund berdiri: dan juga tantangannya. Diskusi-diskusi ini, yang kemudian ditopang oleh pertemuan tingkat teknis, juga · Pemulihan Perumahan Bebasis Masyarakat. mempengaruhi penyusunan program dari Multi Donor Di Aceh, masyarakat di Aceh telah membangun Fund ­ yaitu membantu menghindari tumpang tindih 4,434 rumah baru dan merehabilitasi 5,129 rumah dan menjamin bahwa investasi diberikan untuk wilayah sementara sisa dari rumah-rumah tersebut sebagian yang memerlukan. Dengan cara ini, Multi Donor Fund besar akan diselesaikan pada bulan Desember telah secara efektif mendukung harmonisasi. (target total: 8,000 rumah baru dan 7,000 rumah terehabilitasi). Tambahan 5,000 penerima rumah Pencapaian Penting: Mei 2005 hingga telah diidentifikasikan di Nias dan akan menerima September 2007 dana awal pada bulan-bulan mendatang. Sebuah survei tingkat kepuasan terhadap 1,300 penerima rumah di awal 2007 telah menunjukkan bahwa Setelah pembentukannya pada bulan Mei 2005, Multi tingkat kepuasan terhadap rumah yang disediakan Donor Fund mempunyai beragam portofolio proyek adalah di atas 90%. Sampai dengan September yang tengah diterapkan di empat bidang rekonstruksi: 2007, 104,551 pemilik tanah telah menerima pemulihan masyarakat, rekonstruksi atas infrastruktur akte kepemilikan tanah (10% adalah perempuan skala besar, pembangunan kembali tata pemerintahan atau kepemilikan bersama), sementara 122,900 dan keberlanjutan lingkungan hidup yang seluruhnya akte kepemilikan tanah telah didaftarkan pada bernilai US$ 492 juta. Di tahun 2007, tiga proyek di bidang pembukuan tanah, sehingga ada kepastian akan infrastruktur dan pengolahan limbah mendapatkan hak atas tanah tersebut. pendanaan tambahan senilai US$ 10,4 juta. · Pemulihan Infrastruktur Vital Berbasis Selain program-program yang tengah berlangsung, Masyarakat. Masyarakat juga memperoleh Multi Donor Fund pada tahun 2007 telah menyetujui dukungan dalam pembangunan kembali persiapan dua proyek baru di bidang pengurangan infrastruktur vital di lebih dari 3,500 masyarakat resiko bencana dan pemulihan ekonomi, dengan nilai sasaran di Aceh dan Nias. Hingga September 2007, total US$ 59,9 juta. Proyek-proyek ini sekarang sedang infrastruktur masyarakat yang direkonstruksi dan dalam tahap persiapan. direhabilitasi termasuk 2,529 km jalan kota dan desa dan 825 jembatan; 1,075 unit drainase dan Sampai sekarang, US$ 270 juta telah dicairkan. Sebagian saluran irigasi; penyediaan 1,148 unit air bersih besar pencairan telah disalurkan kepada rekonstruksi dan 1,302 unit sanitasi; 19 pasar dan 282 sekolah, masyarakat yang juga memberikan kemajuan sektoral 43 posyandu dan 262 unit pengolahan limbah. terbesar. Faktor yang menentukan keberhasilan proyek- Kegiatan-kegiatan di dalam program ini akan proyek ini adalah karena menggunakan mekanisme segera berakhir setelah berlangsung selama dua penyampaian yang sudah ada, dan pada saat masyarakat tahun,. menerima dana, melalui perencanaan yang matang implementasi biasanya terjadi dengan cepat. · Infrastruktur Skala Besar. Penyiapan investasi infrastruktur skala besar dilaksanakan melalui kerja Rekonstruksi di bidang lain, seperti pengembangan sama yang erat antara BRR dan pemerintah lokal. investasi infrastruktur skala besar atau pembangunan Sampai sekarang, 185 km jalan tingkat nasional kapasitas untuk pemerintah lokal atau organisasi tengah dibangun. Pekerjaan infrastruktur lebih masyarakat sipil memerlukan waktu yang lebih lama lanjut (kurang lebih 100 km jalan nasional dan lebih untuk memperlihatkan hasil. Hal ini bisa disimpulkan dari 300 km jalan propinsi, beberapa pelabuhan, berbagai faktor intrinsik yang terjadi di dalam proses sistem perairan, dll.) dalam tahap persiapan masa pemulihan, seperti kekurangan sumber daya akhir. Semua infrastruktur akan diserahkan manusia atau masalah koordinasi. Akan tetapi, sisi baik kepada badan pemerintah yang tepat, dengan dari proyek-pryek tersebut, adalah adanya keterlibatan dukungan perencanaan kebutuhan operasional mendalam dari semua pemangku kepentingan, sehingga dan perawatan. Proyek Pengiriman melalui Laut walaupun memakan waktu, telah memperlihatkan dan Logistik telah mengirimkan 96,000 metrik arah menuju kepemilikan yang kuat atas aset yang ton barang-barang rekonstruksi sampai dengan direkonstruksi oleh masyarakat dan pemerintah lokal. Desember 2006, dan sekarang terus menyediakan 2 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 RINGKASAN EKSEKUTIF pelayanan logistik untuk semua pemangku disebabkan oleh keperluan kayu untuk rekonstruksi. kepentingan rekonstruksi. Pemerintah lokal dan Proyek ini mendukung Pemerintah Propinsi dalam kontraktor lokal telah dilatih untuk membangun menciptakan kerangka kerja kepemerintahan infrastruktur dengan penerapan pendekatan yang dengan berbagai pemangku kepentingan untuk intensif, termasuk rekonstruksi dari 98 km jalan mengelola hutan. Pengawasan hutan memberikan kabupaten (44% telah selesai). asas dasar untuk status kehutanan, penanaman kembali 670 ha, pelatihan dan dukungan kepada · Membangun Kembali Struktur Tata badan kehutanan dan lembaga konservasi lokal, Pelaksanaan: Keperluan Mendesak. Multi keterlibatan masyarakat dalam konservasi, dan juga Donor Fund juga berinvestasi besar dalam program kesadaran bagi para pemimpin tradisional, meningkatkan kapasitas BRR untuk merencanakan, guru dan murid. mengkoordinasi dan menerapkan rekonstruksi. Lima puluh tujuh tenaga ahli telah memberikan · Membangun Kembali Mata Pencaharian. masukan dalam pengembangan kerangka kerja Penciptaan lapangan kerja saat ini sebagian besar kebijakan untuk rekonstruksi dan implementasi berdasar pada pekerjaan jangka pendek di bidang portofolio rekonstruksi BRR. Beberapa kontrak rekonstruksi, dengan total hingga kini lebih dari layanan mendukung fungsi-fungsi penting dari 13 juta hari kerja. Selain itu, proyek Multi Donor BRR seperti teknologi informasi dan pengelolaan Fund juga telah memperkerjakan lebih dari sumber daya manusia. 1,300 staf lokal. Tantangan yang akan datang adalah pengembangan kesempatan ekonomi · Pembangunan Kembali Struktur yang berkelanjutan untuk menjamin bahwa Kepemerintahan: Keperluan Jangka Panjang. pada saat ledakan bursa kerja yang ditimbulkan Proyek Multi Donor Fund saat ini menyediakan oleh rekonstruksi berakhir, kesempatan kerja dukungan teknis dan pelatihan untuk ratusan staf jangka panjang sudah tercipta. Multi Donor Fund pemerintah lokal untuk meningkatkan kapasitas mendukung hal ini dengan program Fasilitas di berbagai bidang seperti perencanaan dan Pendanaan Pengembangan Ekonomi untuk Aceh penganggaran, kesehatan, pendidikan, konstruksi yang merupakan program Pemerintah Propinsi. infrastruktur, pengolahan limbah dan saluran air, pengelolaan hutan, perencanaan tata ruang dan Tantangan terhadap Implementasi administrasi tanah. Lebih dari 1,900 orang telah Proyek dilatih dengan pendanaan dari Multi Donor Fund. Multi Donor Fund juga mendukung peningkatan Sebagaimana para pemangku kepentingan lain di Aceh, kapasitas dari lembaga-lembaga swadaya proyek-proyek Multi Donor Fund menghadapi berbagai masyarakat melalui sebuah program pelatihan dan keterlambatan di lapangan, terutama pada masa-masa hibah skala kecil. Hingga kini, 16 jenis hibah senilai awal. Tantangan-tantangan utamanya adalah mencari US$ 300.000 telah diberikan kepada masyarakat staf-staf sesuai standar kebutuhan kualifikasi dalam lokal. lingkungan yang kompetitif, mempersiapkan mekanisme koordinasi dan kerjasama dalam lingkungan pemangku · Keberlanjutan Lingkungan Hidup: Pengelolaan kepentingan yang kompleks, dan merekrut konsultan Limbah dan Perlindungan Hutan. Keberlanjutan dengan kualifikasi tinggi yang mampu bekerja dalam lingkungan telah ditingkatkan dengan lingkungan di Aceh dan Nias yang dinamis. Sedangkan membersihkan sisa-sisa limbah tsunami dari proyek-proyek yang berada pada anggaran pemerintah wilayah kota dan pedesaan (1,113,557m3 dibuang menghadapi tantangan untuk membentuk mekanisme ­ 20% dari total reruntuhan tsunami dibersihkan) yang sesuai agar dapat menyalurkan dana. dan saat ini menerapkan kembali pelayanan limbah kota di delapan kabupaten, yang menjangkau lebih Koordinasi merupakan hal penting untuk melihat dari 97.000 rumah tangga. Sekitar 1.400 rumah keberhasilan rekonstruksi. Koordinasi aktifitas dengan tangga telah kembali bercocok tanam di tanah para pemangku kepentingan lain yang akan menerapkan pertanian yang sudah dibersihkan. Layanan ini atau berencana untuk menjalankan kegiatan serupa tengah dikembangkan ke lima kabupaten lainnya merupakan tantangan yang terjadi terus-menerus dan untuk dua tahun ke depan. Multi Donor Fund juga dapat menyebabkan keterlambatan implementasi. Di telah berinvestasi dalam perlindungan hutan- dalam proyek-proyek swadaya masyarakat, kurangnya hutan Aceh untuk mengurangi deforestasi yang koordinasi seringkali memaksa masyarakat untuk Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 3 RINGKASAN EKSEKUTIF mengatur kembali rencana mereka karena ternyata Status Keuangan dari Multi Donor Fund terdapat pihak luar yang ingin membangun infrastruktur yang sedianya akan dikelola dengan dana hibah. · Konstribusi Awal: penyertaan dana awal pada tahun 2005 dari lima belas donor adalah Menciptakan manfaat untuk perempuan di Aceh sebesar US$ 525 juta (berdasarkan nilai tukar merupakan tantangan yang selalu timbul kembali. Euro-US$ pada Desember 2005). Tingkat keterlibatan perempuan, walaupun telah · Kontribusi Tambahan: pada tahun 2006 melebihi jumlah yang diharapkan, tidak dapat menjamin dan 2007, Multi Donor Fund telah menerima bahwa perempuan memperoleh manfaat yang setara. tambahan penyertaan dana dari empat donor. Pendekatan untuk kesetaraan memang masih harus Sampai dengan 30 September 2007 jumlah diperbaiki sebagaimana diungkapkan oleh Program penyertaan dana adalah senilai US$ 673 juta Pengentasan Kemiskinan Perkotaan yang melakukan yang telah diformalisasikan melalui perjanjian pendekatan dengan memberikan pendanaan ke kontribusi. kelompok perempuan, sedangkan Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan merespon · Alokasi untuk Proyek: US$492 juta telah dengan menambahkan target pekerja wanita dalam dialokasikan kepada 17 proyek. Hal ini kontrak-kontrak konstruksinya. Dengan adanya unsur berarti bahwa 73% dari penyertaan sudah kebudayaan yang khusus di Aceh, maka sensitivitas dialokasikan. gender harus lebih lanjut ditingkatkan dan perlu adanya · Pencairan ke Proyek: Multi Donor Fund telah upaya-upaya baru. mencairkan US$ 270 juta kepada rekening proyek. Ini adalah 55% dari dana proyek yang Porsi terbesar dari investasi Multi Donor Fund dialokasikan. mendukung perbaikan aset-aset fisik untuk memastikan · Komitmen lanjutan: Pada tahun 2007, dua pemerintah daerah siap untuk mengoperasikan dan proyek yang berada pada tahap proposal memelihara aset-aset tersebut dan bertahan akan disetujui dengan nilai US$ 59.9 juta. Rencana merupakan tantangan di masa mendatang. Proyek- pelaksanaan kerja proyek sedang dipersiapkan proyek memberi tanggapan dengan meningkatkan · Dana yang Masih Tersedia: Multi Donor Fund bantuan untuk membuat rencana operasional dan saat ini memiliki dana sebesar US$126 juta yang pemeliharaan, mempersiapkan dana yang memadai, belum teralokasikan. Diskusi untuk program- dan membuat perjanjian dengan pemerintah setempat program lainnya berlanjut untuk memastikan sebelum memulai konstruksi dalam mengidentifikasi agar pendanaan digunakan untuk mengisi kebutuhan pendanaan agar dapat memelihara aset- kesenjangan pendanaan untuk proyek yang aset baru. Bila pemerintah daerah akhirnya akan dapat penting di tahap akhir program rekonstruksi menyediakan pendanaan dan kebutuhan staf tersebut Pemerintah Indonesia, yang berfokus pada hanya sebagian dapat dipengaruhi oleh proyek-proyek transisi dan menjaga investasi rekonstruksi yang ada saat ini. yang fokus pada pengembangan kembali mata pencaharian. Di akhir tahun 2008, fungsi BRR sebagai penyalur dana untuk proyek-proyek dengan pendanaan on- budget akan berakhir. Fungsi BRR sebagai koordinator Menjaga Kelangsungan Investasi akan berakhir pada saat berakhirnya mandat BRR pada Rekonstruksi bulan April 2009, padahal peran BRR sangat penting untuk sebagian besar proyek-proyek Multi Donor Fund. Program rekonstruksi dari Pemerintah dan para pelaksana Bersama dengan BRR, proyek-proyek tersebut harus rekonstruksi lainnya sebagian besar akan berakhir pada mempersiapkan rencana transisi di beberapa bulan Desember 2008. Selain menyelesaikan pekerjaan yang mendatang untuk menjamin bahwa akan terjadi proses sedang berjalan dengan tepat waktu, tantangan terbesar transisi yang lancar kepada mitra-mitra di pemerintahan adalah proses transisi. Transisi dalam konteks ini berarti ­ yang sampai saat ini sebagian masih diidentifikasi. peranan dari pelaku utama beralih secara berangsur- Diskusi-diskusi yang berkaitan dengan hal ini telah angsur dengan memindahkan aset rekonstruksi kepada mulai. penerima peran baru melalui proses yang sah secara 4 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 RINGKASAN EKSEKUTIF hukum dan juga menjamin bahwa hal ini dilakukan kesempatan mata pencaharian jangka panjang yang dengan cara yang strategis dan adil untuk mendukung sesuai dengan potensi masing-masing daerah. pengembangan jangka panjang kawasan ini. Untuk Multi Donor Fund, tantangan terkini memiliki Untuk menjamin keberlangsungan, terutama atas aset- implikasi yang nyata terhadap pemograman dan diskusi aset publik dan membangun layanan publik, penting mengenai bagaimana cara terbaik menggunakan dana sekali bahwa Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten Multi Donor Fund. Bisa diperkirakan bahwa sisa dana dari Aceh dan Nias memiliki sarana dan kapasitas yang kemungkinan akan digunakan untuk 1) mendukung memadai (baik dari sumber daya manusia, keahlian keperluan baik yang jangka pendek maupun jangka teknis, dll.) untuk dapat secara tepat mengoperasikan panjang untuk meningkatkan kapasitas teknis dan memelihara pengalihan aset. Baik Pemerintah pemerintah lokal yang berkaitan dengan transisi dan; 2) Propinsi maupun Kabupaten di Aceh akan melihat mendukung pemulihan ekonomi; dan 3) meningkatkan peningkatan yang sangat signifikan terhadap alokasi proyek yang sedang berlangsung, yang telah terbukti anggaran yang dimulai dari 2008 karena adanya Dana memberikan hasil, sehingga dapat mengisi kesenjangan Otonomi Khusus yang akan membuat mereka mampu kritis yang mungkin masih ada. melanjutkan proses pemulihan dan membuat investasi berkelanjutan. Di pihak lain, Nias akan menghadapi Laporan ini disusun oleh Sekretariat dari Multi Donor pengurangan dana secara signifikan setelah rekonstruksi Fund dengan kontribusi dari para Lembaga Mitra berkurang. Namun demikian, kedua wilayah ini (UNDP, WFP dan Bank Dunia) dan juga anggota tim akan tetap memerlukan bantuan lebih lanjut dalam proyek-proyek. Sekretariat Multi Donor Fund dipimpin menangani tahap rekonstruksi berikutnya saat sebagian oleh Manajer Multi Donor Fund Christian Rey, dan terbesar dari dukungan eksternal telah berakhir. beranggotakan: Sarosh Khan (Deputy, Jakarta), Safriza Sofyan (Deputy, Aceh), Georgia Wimhofer dan Bowen Memelihara pertumbuhan ekonomi akan sama Uhlenkamp (Pemantauan dan Evaluasi), Lanny Oktavia pentingnya selama sisa waktu rekonstruksi. Tingkat (Keuangan dan Administrasi), M. Faisal Siddik (Portofolio), pertumbuhan ekonomi terkini di Aceh sangat berkaitan dengan rekonstruksi. Tingkat pengangguran diperkiraan Nia Sarinastiti (Komunikasi dan Koordinasi) dan Geumala akan meningkat saat kegiatan rekonstruksi berakhir. Yatim (Komunikasi Publik). Tim ini didukung oleh Rahayu Dengan demikian dukungan tambahan terhadap Novianty, Inge Susilo, Rachmawati Swandari dan Cut pemulihan ekonomi diperlukan untuk menciptakan Mutia Mahmuda. Co-chair leading the Multi Donor Fund Steering Committee on September 7, 2007 in Jakarta. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 5 Jembatan gantung di Gido Jembatan gantung di Kecamatan Gido, Nias merupakan satu-satunya penghubung bagi penerima manfaat program Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kecamatan bagi Nias ke jalan utama. Mereka harus bekerja ekstra keras untuk memastikan bahan-bahan rekonstruksi dapat melewati jembatan ini. Sebuah jembatan akan dibangun untuk menggantikan jembatan ini. (Foto: Catrini Kubontubuh, Consultant, World Bank) Cerita bahagia untuk Idul Fitri Keluarga Jalal Fida A. Thaleb di Desa Samuti Makmur, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, NAD sangat senang dan gembira karena mereka telah memiliki rumah baru dari RE-KOMPAK sebelum Hari Raya Idul Fitri. Harapan mereka agar kebahagiaan mereka dapat juga dirasakan oleh orang lain. RE-KOMPAK telah membatu lebih dari 3,900 keluarga untuk membangun kembali rumah mereka yang hilang. (Foto: R. Yoliandino Susilo, ST, Asisten Pengawasan Mutu) Faktor Keberhasilan Kegiatan Multi Donor Fund Struktur pengelolaan dan operasional Multi Donor Fund mendukung tujuan Deklarasi Paris tentang Efektifitas 1 Dengan cara ini, seluruh portofolio sesuai dengan Rencana Induk Pemerintah untuk Rekonstruksi dan Bantuan: menciptakan rasa kepemilikan, keselarasan penilaian BRR terhadap kesenjangan yang paling dengan prioritas negara, mengharmonisasikan program penting. Portofolio tersebut juga mencerminkan prioritas para donor dan mengelola untuk hasil. Sejak awal, Multi pemerintah dari waktu ke waktu: pada tahap pertama, Donor Fund telah berhubungan erat dengan pemangku dukungan terhadap pemulihan masyarakat dan aksi kepentingan dan penerima manfaat melalui berbagai tanggap darurat lainnya seperti pemulihan lingkungan mekanisme dialog yang berkontribusi terhadap hidup dan kehidupan sosial, dan pada tahap kedua efektifitas operasionalnya. rekonstruksi infrastruktur sekaligus pengembangan sosial dan kelembagaan. Dalam tahap ketiga, Multi Bekerja Dengan Pemerintah Donor Fund mendukung pemulihan ekonomi dan proses transisi pengalihan program rekonstruksi. Sejak awal berdirinya, Multi Donor Fund telah berupaya Lebih jauh lagi, lebih dari 80% pendanaan ini diterapkan untuk melibatkan Pemerintah Indonesia pada setiap oleh badan pemerintah nasional dan dana disalurkan tingkatan. Hubungan kerja yang erat dengan Badan melalui anggaran Pemerintah. Kepemilikan ini semakin Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) yang dibentuk ditegaskan dengan komitmen BRR untuk juga Pemerintah Indonesia dibina: semua proyek diajukan mengkontribusikan pendanaan sebesar US$ 236 ke oleh BRR untuk ditinjau dan diputuskan oleh Komite empat proyek Multi Donor Fund. Pengarah Multi Donor Fund. Three Years After the Tsunami ­ Achievements and Challenges 7 BAB 1 FAKTOR KEBERHASILAN KEGIATAN MULTI DONOR FUND Sementara proses rekonstruksi berevolusi dari tahap Kebijakan" dengan pemangku kepentingan utama gawat darurat menjadi kepentingan yang berfokus tentang masalah-masalah terkini seperti melestarikan pada keberlangsungan jangka panjang, penyelarasan lingkungan hidup dalam rekonstruksi, mengurangi rekonstruksi dengan program lokal menjadi semakin resiko bencana, dan ­ yang baru-baru ini dilakukan ­ penting. Melalui koordinasi erat dengan Pemerintah transisi dan meningkatkan kapasitas tata pemerintahan. Propinsi untuk mendiskusikan lebih lanjut dana Multi Diskusi-diskusi ini juga memperkuat penyelarasan Donor Fund yang tersisa, dengan harapan dana tersebut program dengan prioritas strategis Pemerintah. dapat memberikan manfaat terbaik bagi keperluan prioritas selanjutnya, dan juga meningkatkan kapasitas Komunikasi Dua Arah Dengan Penerima lokal untuk mengelola rekonstruksi tersebut. Dalam Manfaat proses perencanaan, keputusan pendanaan infrastruktur dan pelaksanaan langsung dari pekerjaan proyek, Sekretariat Multi Donor Fund telah mengembangkan Pemerintah Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan badan- sebuah strategi untuk menjangkau masyarakat yang badan terkait dilibatkan. didalamnya termasuk acara rutin perbincangan di radio, kunjungan lapangan untuk bertemu dan berdiskusi Meningkatkan Koordinasi Proses dengan penerima manfaat dan komunikasi melalui iklan Pemulihan dan juga jalur telepon `hotline'. Pelaksana program untuk menjangkau masyarakat dari sekretariat menerima Komite Pengarah merupakan mekanisme pengaturan pertanyaan dan juga keluhan, mengarahkan komunikasi Multi Donor Fund. Komite pengarah terdiri dari kepada pihak yang terkait dan menindak lanjuti kepada Pemerintah Indonesia (tingkat pusat dan propinsi), pengirim untuk menginformasikan mereka mengenai donor dan perwakilan masyarakat sipil lokal. Koordinator hasilnya. Sampai saat ini, tujuh acara radio yang telah Parsatuan Bangsa-Bangsa dan seorang wakil dari diadakan menjangkau sembilan kabupaten dan komunitas LSM internasional adalah pengamat resmi, kotamadya yang terkena dampak tsunami, termasuk sementara Australia dan Jepang sebagai dua pelaku Nias. Informasi Multi Donor Fund yang diperbaharui rekonstruksi utama juga berpartisipasi di dalam secara berkala juga terdapat di situs web (www. pertemuan. Dengan demikian dalam komite ini, lebih multidonorfund.org). dari 75% dana rekonstruksi yang dijanjikan, bernilai sekitar US$5.8 miliar, terepresentasikan. Sampai saat Pada tingkatan proyek juga terdapat sistem penanganan ini, 14 Pertemuan Komite Pengarah telah dilaksanakan, keluhan yang memberi kesempatan kepada para yang didukung dengan lebih dari 40 pertemuan pada penerima manfaat untuk secara langsung menyampaikan tingkat teknis. keluhan mereka. Hal ini penting bagi program-program pemulihan masyarakat yang memiliki banyak kegiatan- Keputusan pendanaan diambil setelah peninjauan kegiatan kecil di mana keadaan yang tidak konsisten proposal, yang diajukan para pembuat proposal melalui harus dimonitor. Kebanyakan keluhan-keluhan seperti BRR, BRR sebagai badan yang bertanggung jawab atas ini telah diselesaikan pada tingkat masyarakat. seluruh koordinasi upaya rekonstruksi, mempunyai posisi terbaik untuk mengidentifikasi keperluan strategis, Apabila sistem penanganan keluhan berjangkauan dimana Multi Donor Fund merupakan mitra pendanaan. luas telah diterapkan, maka tindak lanjut dari semua Proses dua tingkat ini telah berhasil menciptakan rasa permintaan dan kemungkinan keluhan dapat kepemilikan yang kuat dari pemerintah atas program mengalami tantangan dalam pengelolannya, terlebih Multi Donor Fund dan keselarasannya dengan prioritas- bila kondisi rekonstruksi seberat yang ada di Aceh. Akan prioritas pemerintah. tetapi, walaupun solusi dari semua keluhan mungkin tidak bisa dengan segera dilakukan, sangatlah penting Salah satu fungsi penting lainnya dari Komite Pengarah untuk menyadari bahwa memberikan akses langsung adalah untuk meningkatkan koordinasi dan dialog adalah penting bagi penerima manfaat dan bagi inisiatif kebijakan rekonstruksi untuk menjamin keharmonisasian anti korupsi. seluruh upaya. Pertemuan Komite Pengarah memberikan kesempatan untuk mendiskusikan sinergi dari portofolio Pengelolaan Hasil Multi Donor Fund dengan upaya rekonstruksi yang lebih luas dan untuk menghindari tumpang tindih. Multi Multi Donor Fund menerapkan sistem pengawasan Donor Fund juga mengadakan "Pertemuan Dialog kualitas bertingkat. Tingkat pertama untuk pemantauan 8 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 1 FAKTOR KEBERHASILAN KEGIATAN MULTI DONOR FUND kualitas adalah terhadap Badan Pelaksana yang menyiapkan rancangan yang mendukung identifikasi menerapkan kegiatan. Semua Badan Pelaksana lokasi pembuangan limbah akhir di Banda Aceh dan secara rutin disupervisi oleh sebuah Badan Mitra yang Aceh Besar. bertanggung jawab atas ketepatan penggunaan dana dan memberikan laporan kemajuan kepada Panitia Contoh lain sinergi antar proyek Multi Donor Fund Pengarah. Sekretariat Multi Donor Fund, yang mengelola adalah: dana atas nama para donatur, kemudian memonitor dan mengevaluasi keseluruhan portofolio melalui sistem · Sementara konstruksi pelabuhan didukung oleh pelaporan baku melalui tinjauan tingkat portofolio, dan the Program Rekonstruksi Pelabuhan dan Fasilitas dengan memilih pihak ketiga untuk melakukan penilaian Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF), Proyek independen atas kinerja portofolio. Melalui Sekretariat, Angkutan Laut dan Logistik sedang mempersiapkan Bank Dunia melapor kepada Komite Pengarah tentang sebuah program peningkatan kapasitas pengelolaan status dana dan portofolio yang telah dipercayakan. pelabuhan untuk menjamin bahwa pelabuhan yang dibangun kembali dapat menjadi investasi yang Mengikuti prinsip `Pengelolaan Hasil', orientasi pada berkelanjutan hasil berdampak selama pemantauan, penilaian dan pelaporan adalah prinsip inti dari Multi Donor Fund. · IRFF juga berkomitmen untuk membiayai tempat Komite Pengarah Multi Donor Fund terlibat secara aktif pembuangan limbah akhir yang tengah dipersiapkan dalam sistem kontrol kualitas dengan menghadiri misi- melalui Program Pengelolaan Limbah Tsunami. misi supervisi, meninjau kemajuan dari portofolio dan proyek dalam rapat teknis, dan memberikan umpan balik · Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada kegiatan penilaian yang diatur oleh Sekretariat. dan Khusus membuat perencanaan dari bawah ke Para Donor secara individual juga dapat mengadakan atas yang difasilitasi oleh Proyek Pengembangan evaluasi independen terhadap portofolio Multi Donor Kecamatan. Fund. Selanjutnya, langkah pertama telah diambil untuk keharmonisasian adalah akan dilakukannya : Evaluasi Tengah-Masa pada tahun 2008 sebagai upaya bersama Bank Dunia dan para donor. Kesepakatan ini menciptakan kepemilikan yang kuat, terutama dari pihak donor, terhadap kesuksesan operasi Multi Donor Fund. Koordinasi di Lapangan Koordinasi di lapangan penting dalam dua hal: untuk menghindari duplikasi dan menciptakan sinergi. Selain mengikuti forum koordinasi rekonstruksi atau kelompok kerja sektoral yang didirikan, banyak proyek Multi Donor Fund yang juga telah membentuk Komite Pengarah untuk menyatukan pemangku kepentingan yang paling terkait: pemerintah lokal dan badan sektoral mereka, LSM lokal dan universitas, masyarakat dan pelaku utama lainnya dalam sektor tersebut. Sinergi adalah hasil dari koordinasi yang baik dengan pelaku lain maupun antar proyek Multi Donor Fund. Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus telah bermitra dengan USAID Local Government Support Program dan The Asia Foundation untuk memanfaatkan pengalaman yang telah ada dan kapasitas di lapangan. Program Pengolahan Limbah Tsunami telah bekerjasama dengan GTZ dalam Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 9 Membangun rumah bantuan Pembangunan perumahan untuk korban tsunami ini merupakan bagian dari program MK II BRR di Calang, Aceh Jaya. Melalui Proyek Dukungan Teknis kepada BRR, MDF telah membantu memperkenalkan rumah dengan kerangka besi ringan. (Foto: Fakhrurazi, Program Assistant UNDP) Srikandi Indonesia SRIKANDI adalah usaha tani garam yang beranggotakan para perempuan yang berjumlah 30 orang. Kelompok ini terbentuk pada tahun 2002 di Desa Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Tahun 2006 kelompok ini mendapat bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) dari Program Pengembangan Kecamatan sebesar Rp. 30 juta. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant) Pencapaian Sektoral Hingga September 2007 2 Bab ini menggambarkan pencapaian penting dari Alokasi dana Multi Donor Fund sampai saat ini dan pandangan di Pemulihan Kemasyarakatan dalam US$ juta masa mendatang Program Pengembangan 64.70 Pemulihan Kemasyarakatan Kecamatan (PPK) Program Penanggulangan 17.96 Rekonstruksi rumah dan pemulihan masyarakat Kemiskinan Perkotaan (P2KP) merupakan prioritas pertama dari proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi 85.00 rekonstruksi. Pada sektor ini, Multi Donor Fund telah Masyarakat dan Pemukiman memberikan kontribusi kepada rekonstruksi rumah; Berbasis Komunitas rehabilitasi infrastruktur masyarakat, dan dukungan (REKOMPAK) darurat/sosial; dan persiapan serta penyerahan sertifikat tanah. Multi Donor Fund telah mengalokasikan US$ Proyek Pengembangan 25.75 222 juta atau 45% dari pendanaan untuk bidang Kecamatan di Nias (KRRP) ini. Selain itu, BRR juga telah berkomitmen untuk Proyek Rekonstruksi 28.50 memberikan kontribusi sebesar US$ 30.75 juta dana Administrasi Pertanahan di tambahan untuk bidang ini. Aceh (RALAS) Three Years After the Tsunami ­ Achievements and Challenges 11 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 Perumahan dan Infrastruktur untuk rumah yang baru dan langkah yang harus diambil pada saat penilaian dampak yang akan dilakukan pada Semua kegiatan pemulihan masyarakat dikelola awal 2008. Sementara itu tingkat hunian di awal 2007 dan dijalankan oleh masyarakat sendiri, dengan bahkan lebih rendah (72%), sebuah survei kepuasan dukungan lebih dari 13.000 jaringan fasilitator lokal dari 1.300 penerima rumah pertama, yang dilakukan yang kuat. Melalui REKOMPAK, masyarakat di Aceh telah pada saat itu, menunjukkan bahwa 90% dari penerima membangun 4.434 rumah baru dan merehabilitasi 5.195 manfaat puas atau sangat puas dengan proses berbasis rumah dengan menggunakan mekanisme pengawasan masyarakat dan hasilnya. kualitas yang ketat untuk menjamin keselamatan dari gempa bumi. Melalui KRRP di Nias, rekonstruksi dari Infrastruktur desa di Aceh memerlukan investasi 4.462 rumah akan dimulai, sementara rumah-rumah di lebih lanjut yang besar. Pada Agustus 2006, Program Aceh diharapkan sebagian besar akan selesai pada akhir Pengembangan Kecamatan melakukan sebuah survei 2007. Secara total, kedua proyek ini akan membangun infrastruktur dan kondisi sosial di 5.698 desa di Aceh 13.112 rumah baru dan merehabilitasi 7.000 rumah, yang menunjukkan bahwa kurang lebih US$752 juta yang semuanya dilengkapi dengan infrastruktur dasar diperlukan untuk memulihkan dan meningkatkan (akses ke jalan, air, sanitasi, dan memiliki jaringan listrik). produktivitas infrastruktur desa. Salah satu temuan Multi Donor Fund memberikan kontribusi sebesar 11% penting dari survei ini adalah bahwa lebih dari 50% dari total sasaran pembangunan perumahan sebanyak infrastruktur penting rusak karena tsunami, gempa bumi 120.000 rumah. dan konflik.1 Hampir semua rumah yang telah selesai sudah Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan dihuni. Sudah 100% pemilik rumah telah menghuni Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan kembali rumah-rumah mereka yang telah direhabilitasi, (P2KP) telah menyediakan dukungan penting sementara tingkat hunian untuk rumah-rumah baru untuk membangun kembali infrastruktur di daerah lebih rendah, sekitar 82%. Hal ini dapat dibandingkan hunian. Sampai September 2007, infrastruktur yang dengan rata-rata tingkat hunian rumah baru seperti telah direkonstruksi dan direhabilitasi antara lain 2.529 rumah UN-Habitat (82%) yang dibangun dengan pendekatan yang serupa. Proyek Perumahan Aceh akan 1 Survei Desa di Aceh 2006. Evaluasi Keadaan Prasarana dan Sosial menganalisis penyebab lebih rendahnya tingkat hunian Desa.. Program Pengembangan Kecamatan. Departemen Dalam Negeri/Bank Dunia. Maret 2007. Masih berlanjut Proses pembangunan rumah di Desa Lambung, Banda Aceh oleh REKOMPAK masih berlangsung. Beberapa rumah terlihat sedang dibangun. Proyek ini juga menyediakan infrastruktur di 130 pedesaan. (Foto: Muhammad Nasir, World Bank, IT Aceh) 12 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 km jalan desa dan kota, juga 825 jembatan; 1.075 km yang memerlukan. Pada awal masa pemulihan, hampir saluran drainase dan kanal irigasi; penyediaan 1.148 US$ 3,4 juta disediakan sebagai dana darurat atau sosial unit air bersih dan 1.302 unit sanitasi; 19 pasar dan 282 sebagai mekanisme dukungan darurat di desa-desa yang sekolah, 43 posko kesehatan dan 262 unit pembuangan terkena dampak tsunami. Lebih jauh lagi, masyarakat limbah. Infrastruktur lainnya akan dibangun melalui mendukung 8.649 murid dengan memberikan beasiswa kedua proyek perumahan. Walaupun kegiatan PPK senilai total US$368,000. dan P2KP yang didanai oleh Multi Donor Fund hampir selesai, program-program ini akan terus melanjutkan Perempuan telah dilibatkan dalam perencanaan dan dukungan mereka kepada masyarakat di Aceh dan Nias pelaksanaan kegiatan berbasis masyarakat. Lebih melalui pendanaan Program Nasional. dari 1,5 juta perempuan berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan, yang mewakili lebih dari 65% jumlah Sertifikat hak milik tanah telah dibagikan kepada peserta. Perempuan juga terwakili sebesar 24% dalam 104.551 pemilik, sementara 122.900 hak kepemilikan unit pengelolaan berbasis pedesaan. Pengalaman telah telah terdaftar di buku pertanahan. Proyek ini juga menunjukkan bahwa melibatkan perempuan di Aceh, mempunyai dampak yang lebih luas dalam mencegah terutama untuk pelatihan dan kesempatan bekerja, perampasan dan spekulasi tanah serta mengakomodasi menghadapi tantangan yang lebih besar daripada masalah hak waris dan jender dengan menerbitkan surat di Nias. Selain itu, partisipasi tidak secara otomatis tanah bersama (10% dari sertifikat yang didistribusikan memberikan manfaat kepada perempuan. P2PK telah saat ini). Pendekatan pemetaan tanah yang didukung bereaksi terhadap fakta ini dengan mengalokasikan dengan penerapan petunjuk umum di seluruh Aceh, kembali US$ 2.35 juta khusus untuk kegiatan yang memfasilitasi penyelesaian sengketa tanah pada di berkaitan dengan perempuan. tingkat daerah. Proyek berbasis masyarakat telah menciptakan lebih dari 13 juta hari kerja. Hal ini dicapai terutama Pembangunan Kembali Masyarakat dalam proyek infrastruktur masyarakat, yang sebagian besar memberikan manfaat bagi masyarakat lokal yang Pengalokasian dana yang cukup besar untuk memerlukan pendapatan. masyarakat adalah untuk mendukung rumah tangga Pekerja perempuan di lokasi daur ulang kayu Seorang pekerja perempuan membuat furnitur dari kayu limbah tsunami. Para pekerja wanita merupakan pemandangan yang umum di tempat ini, yang dibangun dengan dana dari Program Pengolahan Limbah Tsunami. Sekitar sepertiga dari pekerja sementara di lokasi ini adalah perempuan. (Foto: Muhammad Nasir, World Bank, IT Aceh) Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 13 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 Pemulihan Infrastruktur Skala Besar dan Multi Donor Fund merespon kebutuhan darurat Transportasi untuk menjaga agar koridor transportasi tetap terbuka. Baik Proyek Angkutan Laut dan Logistik dan Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang membantu BRR telah mengidentifikasikan prioritas kebutuhan membuka rute transportasi wilayah pantai barat dalam sektor infrastruktur untuk pendanaan Multi Aceh, kepulauan Nias dan Simeulue. Sampai akhir Donor Fund. Dalam memenuhi komitmennya untuk 2006, Proyek Angkutan Laut mengirimkan 98.185mt/ menangani kebutuhan utama, Multi Donor Fund telah 256.006m³ barang-barang rekonstruksi; proyek ini juga menginvestasikan kurang lebih US$ 176 juta, atau 36% terus menyediakan dukungan transportasi logistik dari total dana yang diprogramkan, untuk proyek-proyek kepada pemangku kepentingan rekonstruksi. Dari yang menangani rekonstruksi pekerjaan infrastruktur Januari hingga Oktorber 2007, proyek Pemeliharaan skala besar. Selain itu, BRR juga berkomitmen untuk Jalan Lamno-Calang telah menjaga koridor pantai memberikan kontribusi sebesar US$ 191 juta sebagai barat agar tetap terbuka pada saat pengiriman materi pendanaan bersama untuk bidang ini. Investasi ini akan rekonstruksi. memberikan kepada masyarakat perlindungan yang diperlukan untuk mengahadapi ancaman lingkungan, Selama 2007, konstruksi infrastruktur skala besar akses terhadap peralatan dan bahan bangunan untuk telah mengalami kemajuan yang signifikan. Di bawah rekonstruksi, dan akses terhadap pasar yang akan Proyek Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur mendorong pemulihan ekonomi dan pertumbuhan (IRFF) dan Pembiayaan Fasilitas, 184,5 km jalan nasional provinsi. sedang dibangun. Pekerjaan infrastruktur lainnya, seperti kurang lebih 100 km jalan nasional dan lebih Dana yang dari 300 km jalan provinsi, beberapa pelabuhan, dan Pemulihan Infrastruktur Skala dialokasikan sistem air berada pada tahap persiapan akhir. Semua Besar Dalam US$ juta infrastruktur akan diterima oleh badan pemerintah yang terkait untuk pemeliharaan selanjutnya, yang didukung Proyek Angkutan Laut dan 24.70 oleh perencanaan operasi dan keperluan pemeliharaan. Logistik Pada tingkat kabupaten, sebuah Proyek Rekonstruksi Program 3.78 Berbasis Sumber Daya Lokal telah membangun 43 km jalan kabupaten, sementara pekerjaan jalan sepanjang Proyek Pencegahan Banjir di 4.50 48 km sedang dilakukan. Banda Aceh Proyek Pemberdayaan 42.00 Pemerintah Provinsi dan Kabupaten telah Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) menyetujui semua investasi infrastruktur yang berdasarkan pada perencanaan infrastruktur yang Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi 100.00 terintegrasi dengan dukungan teknis dari Multi Donor Infrastruktur (IRFF) Fund. Melalui bantuan teknis kepada BRR, sebuah Proyek Pemeliharaan Jalan 1.46 Rencana Strategis Infrastruktur untuk Provinsi Aceh dan Lamno - Calang Kabupaten Nias sedang disusun untuk memaparkan kebutuhan hingga 2012. 14 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 Pembangunan Kembali Tata Kelola Secara total, lebih dari 1.900 orang (5% perempuan) telah menerima pelatihan formal di bidang-bidang Kapasitas administrasi umum di Aceh masih lemah. seperti konstruksi jalan yang menciptakan lapangan Pada tahun 2006, sebuah tinjauan rinci kapasitas pekerjaan, pengelolaan limbah padat perkotaan dan manajemen keuangan Pemerintah Daerah di seluruh berbasis masyarakat, proses perencanaan partisipatif Aceh dilakukan melalui kolaborasi diantara berbagai (bottom-up planning), konservasi dan status pengawasan pemangku kepentingan dalam meningkatkan kapasitas. hutan. Satu aspek penting untuk pengembangan di Nilai rata-rata kabupaten sekitar 41% dimana penelitian masa depan dari wilayah yang terkena dampak bencana ini juga menemukan perbedaan kapasitas yang adalah bantuan dalam memfasilitasi perencanaan dramatis diantara masing-masing kabupaten (Aceh pengembangan yang berorientasi pada permintaan Utara mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar dan pelaksanaan program pemerintah. Karenanya, 69% dan Aceh Jaya paling rendah yaitu sebesar 15%). pembangunan kapasitas lebih jauh di bidang- Peningkatan kapasitas pemerintah provinsi dan daerah bidang perencanaan dan penganggaran, selain dari akan menjadi fokus dari beberapa proyek baru yang pengetahuan sektoral tentang kesehatan, pendidikan, sedang dipersiapkan.2 dan pengurangan resiko bencana sedang dipersiapkan. Ahli-ahli teknis yang dikontrak untuk BRR telah Multi Donor Fund juga mengalokasikan US$ 52 juta memenuhi kebutuhan. Bantuan Teknis terhadap untuk sektor ini, atau sekitar 11% dari pengalokasian Proyek BRR telah menyediakan 57 ahli teknis (463 bulan dana. Selain itu, BRR telah berkomitmen untuk kerja) yang mendukung pengembangan kebijakan, mengkontribusikan US$ 14.6 juta sebagai pendanaan pengembangan proyek, dan kontrol kualitas. Hal ini bersama untuk bidang ini. telah membantu meningkatkan kualitas keseluruhan dari pekerjaan BRR dalam bidang perumahan, infrastruktur Dana yang (perencanaan kota, pembangunan pantai, pelabuhan, Pembangunan Kembali Tata irigasi, drainase, dll), pengelolaan lingkungan hidup dialokasikan Kelola dan kayu, perencanaan tata ruang, kesehatan, dan juga dalam US$ juta koordinasi keseluruhan dan tata pemerintahan yang Proyek Bantuan Teknis ke BRR 14.70 baik. Proyek Rekonstruksi Berbasis 6.42 Layanan kontraktual sangat penting dalam Sumber Daya Lokal meningkatkan kapasitas operasional BRR. Sebuah perusahaan pengelolaan sumber daya manusia telah Program Percepatan Daerah 25.00 dikontrak untuk mendukung Departemen SDM BRR. Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Tim ini telah mengembangkan prosedur standar untuk Proyek Penunjang Penguatan 6.00 pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan berbagai Peran dan Kapasitas Organisasi instrumen yang berkaitan dengan SDM. Pelayanan ini Masyarakat Madani juga mendukung keperluan perekrutan BRR dalam menyaring lebih dari 2.000 kandidat. Dalam kontrak TI, semua infrastruktur TI telah dipasang di kantor pusat BRR Pembangunan kapasitas pemerintah lokal penting dan kantor wilayah. Sebuah `hotline' yang menanggapi untuk mendukung pembangunan kembali aset keperluan TI dari staf BRR telah menjawab hampir semua dan pemulihan pelayanan umum. Sebagai bagian permintaan dalam waktu empat jam. BRR juga menerima dari kegiatan inti mereka, proyek Multi Donor Fund dukungan legal melalui seorang pengacara tetap serta menyediakan dukungan teknis dan pelatihan kerja dari sebuah perusahaan pelayanan legal profesional bila (program magang) untuk staf pemerintah lokal yang diperlukan. bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pada bidang- Proyek Rekonstruksi Berbasis Sumber Daya Lokal bidang seperti konstruksi infrastruktur, pengelolaan telah melatih 77 staf pemerintahan (6 perempuan) limbah dan drainase, pengelolaan hutan, perencanaan dan 166 manajer dan staf teknis dari kontraktor tata ruang, dan administrasi tanah. lokal (1 perempuan). Sementara memberikan bantuan secara fisik dalam membangun kembali jalan-jalan 2 Public Financial Management in Aceh. Measuring the kabupaten, tujuan utama dari proyek ini adalah untuk performance of district governments in Aceh. Bank Dunia. Maret 2007. Tinjauan ini dilakukan dengan dukungan dari Departemen melatih pemerintah dan kontraktor lokal dalam hal Dalam Negeri dan Departemen Keuangan, AusAID, ADB, CIDA, metode konstruksi jalan yang menciptakan lapangan GTZ, USAID dan DSF. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 15 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 pekerjaan lokal dengan mengandalkan kontraktor sementara pusat yang sama masih dalam persiapan di lokal dan pendekatan teknologi sederhana. Hingga bawah dukungan Proyek Penunjang Penguatan Peran kini, proyek ini juga menciptakan lebih dari 100.000 dan Kapasitas Organisasi Masyarakat Madani. Dikelola hari kerja untuk pekerja lokal di Aceh dan Nias. Di Aceh, oleh sebuah organisasi yang memayungi LSM lokal, tingkat perempuan yang dipekerjakan hanya 16%, pusat ini akan menjadi titik inti bagi LSM lokal untuk sementara di Nias, sebanyak 36% dapat dipekerjakan pelatihan dan dialog selain juga memfasilitasi pertukaran secara lokal (target 30%). Proyek ini telah merespon informasi antara pemerintah dengan masyarakat dengan menetapkan keharusan untuk memperkerjakan luas. Sebanyak 16 hibah awal telah disediakan untuk perempuan dalam kontrak konstruksi, yang telah organisasi berbasis masyarakat untuk mendukung menunjukkan implikasi awal. kegiatan mata pencaharian di wilayah pedesaan dan telah memberikan manfaat kepada 339 perempuan Program Percepatan Daerah Tertinggal dan Khusus dan 520 laki-laki. Hibah lebih banyak akan diberikan (P2DTK) mendukung integrasi perencanaan berdasarkan kompetisi yang didukung oleh pelatihan aspiratif (bottom-up) melalui hibah blok grant selama 2008. yang ditargetkan untuk semua kabupaten di Aceh dan Nias. Proyek ini telah menetapkan struktur operasional dan melatih ratusan staf pemerintah, Memelihara Lingkungan Hidup dalam anggota masyarakat madani, staf perguruan tinggi, dan perwakilan masyarakat untuk memfasilitasi proses Proses Rekonstruksi pemilihan sub-proyek dan melakukan penilaian kebutuhan untuk pelayanan di tingkat kabupaten dalam Sumber daya alam yang berharga di Aceh dan Nias bidang kesehatan dan pendidikan. Penggunaan blok hanya dapat dilindungi dengan mengarusutamakan grant yang sebenarnya akan dimulai pada 2008. pertimbangan lingkungan hidup dalam rekonstruksi. Sesuai dengan rekomendasi dari Forum Koordinasi BRR untuk Aceh dan Nias (Coordination Forum for Aceh Sebuah Pusat Sumber Daya Masyarakat Madani and Nias) ketiga (CFAN 3) pada April 2007, Multi Donor (Civil Society Organizations) di Aceh telah dimulai, Orientasi lapangan Tim montoring sedang melakukan orientasi lapangan di Kawasan Ekosistem Leuser, Kemuning, Aceh Timur. Dalam kegiatan ini team melakukan pemantauan satwa liar dan aktifitas illegal di dalam maupun di luar Kawasan Ekosistem Leuser. (Foto: Zul Asfi, Data Analyst, World Bank) 16 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 Fund mendukung keberlangsungan lingkungan hidup Dukungan pada pengelolaan limbah padat dalam melalui (a) dukungan terhadap pendekatan strategis mendirikan sistem yang berkelanjutan yang juga kepada pengelolaan lingkungan hidup; (b) kepatuhan dapat menyediakan sebuah model yang bisa digunakan terhadap standar lingkungan hidup untuk menghindari di luar provinsi NAD. Tahap pertama Program Pengelolaan pengrusakan lingkungan hidup; dan (c) penciptaan Limbah mendukung delapan kabupaten dengan sumber penghasilan alternatif untuk mencegah pengoperasian 10 TPA (tempat pembuangan akhir) degradasi sumber daya alam lebih lanjut. sementara dan pelayanan limbah yang terkait. Sekitar Multi Donor Fund menyediakan dukungan untuk dua 115.000 meter kubik limbah kota telah dikumpulkan bidang strategis perlindungan lingkungan hidup: dan dibuang dengan aman, saat ini mencapai lebih pengelolaan limbah dan pengelolaan hutan lestari. dari 78.600 keluarga atau 48% dari populasi di wilayah Dengan dana sebesar US$ 41.9 juta (8% dari dana yang terlayani oleh TPA. Lebih lanjut proyek ini, akan dialokasikan), Multi Donor Fund merupakan satu-satunya mendukung Dinas Kebersihan lokal dalam meningkatkan kontributor terbesar untuk kepentingan lingkungan pelayanan mereka sampai pertengahan 2009. Hal ini hidup dalam rekonstruksi. Dalam pengelolaan limbah, akan membantu pendirian TPA yang berkelanjutan di Pemerintah Daerah dimampukan untuk menerapkan wilayah yang dipilih, mendukung pemerintah lokal pengumpulan limbah dan layanan pembuangan, di saat dalam mengalokasikan anggaran untuk penyediakan yang sama penciptaan mata pencaharian dalam daur layanan yang layak, dan melatih staf pemerintah lokal ulang diharapkan dapat membuat pengelolaan limbah lebih efisien dan menyediakan penghasilan tambahan. untuk meningkatkan layanan pengelolaan limbah ke Tujuan pengelolaan hutan, adalah untuk memperkuat tingkat yang lebih lanjut. Hal ini juga termasuk sebuah sistem tata kelola dan sistem pengelolaan pada berbagai inisiatif yang tengah dipersiapkan bekerja sama dengan tingkat untuk memasukkan konservasi hutan Aceh ke GTZ, membiayai paling tidak sebagian pembangunan dalam rencana pengembangan Aceh jangka panjang. TPA-TPA melalui perdagangan karbon. Memelihara Lingkungan Dana yang Mendukung Agenda Pemerintah untuk Hidup dialokasikan Melindungi Hutan Aceh yang Berharga Dalam US$ juta Hutan di Ekosistem Leuser dan Ulu Masen adalah Program Pengolahan Limbah 24.41 hutan yang berdampingan terbesar di Asia Tsunami Tenggara. Hutan-hutan ini menyediakan air untuk Proyek Kehutanan dan 17.53 60% dari populasi Aceh dan membantu melindungi Lingkungan Aceh masyarakat dari banjir yang disebabkan oleh hujan. Pemerintah Aceh yang baru terpilih telah mengakui pentingnya untuk melindungi hutan-hutan ini dengan Mendirikan Pengelolaan Limbah yang mengeluarkan moratorium (penghentian sementara) berkelanjutan terhadap pembalakan sampai kerangka kerja kebijakan dan pengelolaan yang layak diterapkan. Tsunami Recovery Waste Management Program telah berhasil membuang lebih dari 1.1 juta Program Hutan dan Lingkugan Aceh (The Aceh Forest meter kubik limbah yang disebabkan oleh and Environment Project (AFEP)) bekerja sama dengan pemangku kepentingan pada setiap tingkat untuk tsunami di wilayah kota dan desa (20% dari semua meningkatkan perlindungan hutan. Proyek empat puing-puing sampai sekarang). Pembersihan tahun ini mendukung pengembangan kerangka kerja 800 hektar lahan pertanian telah memberikan pengelolaan hutan berbagai pemangku kepentingan, kesempatan bagi lebih dari 1.400 keluarga untuk proses perencanaan tata ruang, kampanye kesadaran mengelola kembali tanah pertanian mereka. bagi pemimpin adat, guru, murid dan masyarakat luas, Kegiatan-kegiatan ini akan berlanjut sampai akhir reboisasi dan masyarakat pembibitan, dan penilaian 2008 untuk merehabilitasi sebagian besar dari tanah kesempatan untuk menggunakan perdagangan karbon subur yang masih tertutup lumpur endapan. sebagai mekanisme pendanaan untuk konservasi. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 17 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 Masyarakat merupakan pemangku kepentingan Nias, dan untuk memprosesnya secara lokal daripada yang penting dalam strategi perlindungan. menjualnya ke Medan dengan tingkat keuntungan yang Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan telah menanami lebih rendah. Program Pengelolaan Limbah mendukung kembali 670 ha hutan dengan bantuan proyek, dengan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis daur ulang total target 5.000 ha pada akhir proyek. Kegiatan melalui penyediaan kredit skala kecil dan dukungan reboisasi yang dilakukan oleh masyarakat menyediakan teknis kepada pengusaha lokal. Sejak 2005, proyek ini kesempatan untuk menentukan batas-batas hutan dan telah mendirikan bengkel perabotan yang memproduksi lahan produktif, juga mendukung masyarakat dalam perabotan dari kayu yang didaur ulang dari limbah pengembangan mata pencarian alternatif. tsunami. Pada 2007, bengkel-bengkel ini rata-rata memperkerjakan 112 tukang kayu dan melatih 27 tukang Sumber penghasilan alternatif kayu. Pengelolaan bengkel-bengkel ini kemudian akan dialihkan, sebagai contoh kepada koperasi. Satu aspek penting dari perlindungan lingkungan hidup adalah penciptaan mata pencaharian yang Pemulihan Ekonomi berkelanjutan yang tidak tergantung pada sumber daya alam yang semakin menipis. Program Hutan Pada kondisi rekonstruksi saat ini, pengembangan dan Linkungan Aceh (Aceh Forest and Environment kesempatan ekonomi yang berkelanjutan telah Project) telah menyediakan 90 orang (satu perempuan), menjadi salah satu tugas yang paling penting. Sejalan kebanyakan dari mereka adalah mantan pembalak liar, dengan rekonstruksi yang akan berakhir, pengangguran sebagai pemantau hutan dengan penghasilan yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Analisis stabil. Rencana pembibitan yang dibuat oleh 50 orang data statistik nasional sejak semester pertama tahun warga masyarakat juga akan memberikan penghasilan 2007 telah menunjukkan bahwa pengangguran telah tambahan. meningkat hingga 10% pada 2006 (naik dari 6% pada 2000).3 Hal ini sebagian dapat dihubungkan dengan Daur ulang limbah mempunyai potensi besar pertumbuhan tenaga kerja sebesar 5% sejak tsunami untuk penyediaan penghasilan tambahan. Masih ada potensi besar untuk meningkatkan pengumpulan 3 Berikut ini adalah ringkasan dari temuan yang dipaparkan dalam barang-barang yang dapat didaur ulang di Aceh dan Aceh Economic Update. April 2007. World Bank. Pengawasan Hutan dengan Dukungan Masyarakatt Tujuan dari Program Hutan dan Lingkungan Aceh (Aceh Forest and Environment Project) adalah untuk menjaga kondisi hutan Aceh terlepas dari bahaya pembalakan liar. Proyek ini telah melatih lebih dari 1.000 pemantau hutan di Dinas Konservasi Daerah sekaligus juga 90 pemantau di tingkat masyarakat. Proyek ini mengawasi dan melaporkan kepada yang berwajib kasus-kasus kegiatan pembalakan liar (contoh, pada Oktober 2007, pemantau masyarakat melaporkan 131 kasus di 10 kabupaten) dan perdagangan kayu ilegal. Kerangka kerja referensi untuk memantau status hutan adalah sebuah database yang komprehensif, yang dikembangkan melalui pencitraan satelit, gambaran udara, dan pemantauan di lapangan. Tabel berikut ini menggambarkan status hutan terkini. Tutupan Hutan di Ekosistem Ulu Masen dan Leuser pada Desember 2006 Cakupan Survei Hutan Tak Terjamah Hutan Yang Sudah Terjamah Lahan Tak Berhutan Ulu Masen: 73% 21% 6% 739,000 ha 539,470 ha 155,190 ha 43,340 ha Ekosistem Leuser: 68% 20% 12% 2,311,809 ha 1,562,026 ha 465,947 ha 283,836 ha 18 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 2 PENCAPAIAN SEKTORAL HINGGA SEPTEMBER 2007 dan pengurangan lapangan kerja di bidang pertanian. mikro dan pengembangan mata pencarian melalui Analisis sektoral menunjukkan bahwa, walaupun kegiatan yang berkaitan dengan daur ulang. pertanian merupakan lapangan kerja terbesar, yakni 57% pada 2007, ada pergeseran untuk mencari pekerjaan di Yang menjadi tantangan adalah untuk menjamin bidang konstruksi dan jasa, terutama yang berkaitan bahwa mereka yang mendapatkan manfaat dari dengan rekonstruksi. Meskipun penciptaan pekerjaan lapangan kerja atau pekerjaan jangka pendek jangka pendek penting untuk tetap menghidupi tetap mempunyai penghasilan yang terjamin saat keluarga, akan sangat penting untuk mendukung kegiatan rekonstruksi mulai berkurang. Analisis pengembangan kesempatan lapangan pekerjaan yang ekonomi telah menunjukkan bahwa sektor pertanian lebih beraneka ragam pada jangka panjang. dan manufaktur tetap stagnan, sementara potensi pertumbuhan telah teridentifikasi pada bidang-bidang Sejak berdirinya, Multi Donor Fund telah ini. Dalam mendukung agenda Pemerintah Provinsi, menciptakan kurang lebih 13 juta hari kerja untuk pada Juli 2007, Panitia Pengarah (steering committee) pekerjaan jangka pendek bagi masyarakat lokal Multi Donor Fund mengalokasikan US$ 50 juta ­ atau sama dengan 20.537 pekerjaan tetap lebih dari untuk sebuah proyek komprensif untuk mendukung 30 hari. Angka-angka ini menunjukkan bahwa proyek- pemulihan ekonomi dengan mendanai beberapa sub- proyek Multi Donor Fund telah membuat kontribusi yang proyek terpilih. Diharapkan bahwa proyek ini akan mulai signifikan terhadap pengembangan penghasilan dan dilaksanakan pada awal 2008. Sebuah program terpisah mereka akan terus menyediakan lapangan kerja jangka untuk Nias sedang dipersiapkan, juga untuk mendukung pendek pada 2008 bagi para pekerja di proyek-proyek pengembangan kegiatan ekonomi dengan potensi infrastruktur berskala kecil, perumahan, dan pengelolaan pertumbuhan dalam rangka menangani masalah limbah. Proyek-proyek ini juga telah mendukung mendesak dari kesulitan akses ke pasar dan pelayanan pengembangan penghasilan melalui penyediaan kredit di seluruh daerah pedesaan pulau ini. Jembatan memenuhi fungsinya Di desa Senebok kabupaten Aceh Tamiang, sebelum adanya Proyek Pengembangan Kecamatan, masyarakat desa harus jalan memutar sepanjang 1km atau mengambil resiko menyebrangi jembatan dari kayu pohon kelapa. (Foto: Arfan, SE, KDP facilitator) Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 19 Salt farmer rakes a life Para kaum ibu dari kelompok SRIKANDI mengaku sangat senang dengan bantuan pendanaan dari Program Pengembangan Kecamatan yang dapat memperbaiki pendapatan mereka. Sekitar 3,700 orang menerima bantuan kredit mikro melalui PPK. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant) Upaya untuk teliti Selain pemeliharaan TPA di Gampong Jawa, Program Pengelolaan Limbah juga menyediakan bengkel mebel untuk mengolah kayu sisa tsunami dengan mempekerjakan para tukang lokal yang sebagian adalah korban tsunami. Mereka kemudian diberi arahan dan latihan khusus untuk meningkatkan keahlian mereka. (Foto: Fakhrurazi, Program Assistant UNDP) Laporan Keuangan Sumber Jumlah Komitmen US$ 3 % Jumlah Komitmen Komisi Eropa * 268.03 40% Pemerintah Belanda 171.60 25% Pemerintah Inggris * 76.06 11% Bank Dunia 25.00 4% Pemerintah Swedia 20.72 3.1% Pemerintah Denmark 18.03 2.7% Pemerintah Norwegia 17.96 2.7% Pemerintah Jerman 13.93 2.1% Pemerintah Kanada 11.04 1.6% Pemerintah Belgia * 10.83 1.6% Pemerintah Finlandia * 10.13 1.5% Bank Pembangunan Asia 10.00 1.5% Pemerintah Amerika Serikat 10.00 1.5% Pemerintah Selandia Baru 8.80 1.3% Pemerintah Irlandia 1.20 0.2% Jumlah Kontribusi 673.33 100% * Nilai Tukar pada tanggal 31 Oktober 2006, Sumber Bank Dunia Three Years After the Tsunami ­ Achievements and Challenges 21 BAB 3 LAPORAN KEUANGAN Komitmen kemasyarakatan, infrastruktur dan transportasi; pembangunan kembali tata kelola dan dukungan Hingga 30 September, Multi Donor Fund telah terhadap kelestarian lingkungan hidup. BRR telah menerima komitmen sejumlah US$ 673.3 juta dari 15 berkomitmen untuk mengkontribusikan US$ 236 juta donor yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada dari dana mereka untuk bersama mendanai empat dari tabel sebelumnya. 17 proyek ini. Selain itu, Panitia Pengarah Multi Donor Fund telah menyetujui dua proposal proyek yang Pada 2006 dan 2007, Multi Donor Fund menandatangani ditargetkan pada pengurangan resiko bencana dan perjanjian kontribusi tambahan dengan Belanda, pemulihan ekonomi, bernilai sekitar US$ 59.9 juta. Grafik Kerajaan Inggris, Swedia dan Jerman. Total kontribusi 1 menunjukkan pembagian portofolio berdasarkan tambahan dari keempat donor ini adalah US$ 117.8 sektor. juta. Grafik 1: Alokasi Dana MDF Berdasarkan Sektor Dana yang Tersedia Grafik 1 Memelihara Lingkungan Hidup Sampai dengan September 2007, semua janji ini telah dalam proses Rekonstruksi 8% diformalisasikan melalui perjanjian kontribusi. Dari US$ Pembangunan 673.3 juta, Multi Donor Fund telah menerima dana Kembali Tata operasional sebesar US$ 416.0 juta untuk operasinya. Kelola 11& Proyeksi dana tunai dipantau secara berkala untuk Pemulihan menjamin bahwa Multi Donor Fund selalu mempunyai Kemasyarakat dana yang cukup untuk melakukan kegiatan. 45% Alokasi Per Sektor Pemulihan Infrastruktur skala besar dan Sampai dengan 30 September 2007, Multi Donor Fund Transportasi telah mengalokasikan US$492 juta ke 17 proyek yang 36% tengah dilaksanakan di empat bidang: pemulihan Construction has started on the section of IREP/IRFF supported national Road near Tapak Tuan. This is one of six sections of national roads (totaling 185 km) supported through IREP/IRFF which will link Meulaboh with Batas Sumut. 22 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 3 LAPORAN KEUANGAN Mitra Pelaksana Penyaluran Dana Multi Donor Fund telah memilih untuk menerapkan Sampai dengan September 2007, Multi Donor Fund proyek-proyek melalui berbagai Badan Pelaksana. telah menyalurkan dana US$ 270 juta kepada 17 proyek. Sekitar 79% dari portofolio mereka disalurkan melalui Sebagian besar dari penyaluran ini diberikan kepada anggaran nasional pemerintah kepada badan tingkat Pemerintah Indonesia, karena sebagian besar dari nasional, sehingga dengan demikian meningkatkan portofolio Multi Donor Fund adalah "on-budget". Badan- keselarasan (implementasi on-budget). Lebih jauh Badan PBB telah menerima US$ 66.1 juta, sementara tiga lagi, Multi Donor Fund mempunyai perjanjian dengan LSM telah menerima US$ 5.5 juta. Secara total, 55% dari badan-badan PBB seperti UNDP dan WFP, sementara ILO pengalokasian dana telah disalurkan. menerapkan satu proyek dibawah pengawasan UNDP. Di sebagian besar kasus, kerjasama yang erat dengan badan-badan tingkat Kabupaten dan Kota telah disusun Tinjauan Selanjutnya sebagai bagian dari pengaturan pelaksanaan. Selain itu, satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional Diharapkan sisa dana akan dialokasikan pada dan dua LSM internasional telah dipilih sebagai Badan pertengahan 2008. Mengingat bahwa kebanyakan Pelaksana. Keragaman mitra pelaksana ini bertujuan proyek memerlukan paling tidak enam hingga sembilan untuk mengkombinasikan praktek internasional yang bulan untuk mempersiapkan dan memulai pelaksanaan, baik dengan pengetahuan lokal untuk meningkatkan maka persiapan untuk perpanjangan tanggal berakhirnya kinerja Multi Donor Fund. Grafik 2 menggambarkan Multi Donor Fund selama dua tahun lagi kini tengah pembagian alokasi per Badan Pelaksana. dipersiapkan. Grafik 2 Badan Pelaksana Kementerian Negara WFP Pembangunan Daerah ILO 5% Tertinggal 5% 1% Badan Pertanahan UNDP Nasional 6% 10% Departemen LSM Pekerjaan Umum 21% 5% BRR 29% Departemen Perumahan18% Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 23 Menunggu rakit datang Warga Desa Binjai, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang kini mengandalkan rakit baru mereka yang dibuat dengan dana dari Program Pengembangan Kecamatan. Warga desa ini mengaku sangat senang dengan adanya rakit tersebut, karena mereka kini tidak perlu bersusah payah mendayung sampan atau berenang menyeberangi sungai seperti sebelumnya. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant). Menjaga hutan sebelum punah Pimpinan desa ini telah mengikuti kunjungan lapangan yang diselenggarakan untuk para mukim di lima kabupaten bagian utara Aceh untuk menjaga dan mengelola hutan Ulu Masen dibagian utara provinsi NAD secara berkelanjutan pada bulan Juli 2007. (Foto: Zulfan Monika, staff of Flora Fauna International). Melihat Kedepan: Menjaga Investasi Rekonstruksi 4 Pengalaman menunjukkan bahwa proses Walau sebagian besar dari program rekonstruksi rekonstruksi setelah bencana skala besar seperti akan selesai pada Desember 2008, masih terdapat gempa bumi dan tsunami bisa berlangsung hingga kebutuhan untuk mendukung tahap pemulihan sepuluh tahun. Sementara program rekonstruksi BRR lebih lanjut. Dengan sisa pendanaan US$ 126 yang akan berakhir pada 2009, pemulihan masih akan harus berlanjut dan diselesaikan oleh Pemerintah Propinsi belum dialokasikan, Multi Donor Fund adalah sumber dan Daerah. Banyak kebutuhan yang masih harus terbesar dari dana rekonstruksi yang tersisa yang belum dipenuhi, akan tetapi akan ada dua masalah yang kini ditentukan. Pada saat yang sama, Multi Donor Fund menjadi sangat penting, yakni mengelola transisi dari akan terus beroperasi setelah masa kerja BRR dan masa BRR ke pemerintah nasional, propinsi dan lokal, dan kerja sebagian besar para pemangku kepentingan memulai kembali perekonomian. Baik transisi maupun internasional lainnya (bilateral, multilateral dan LSM) pengembangan perekonomian akan sangat penting berakhir Hal ini menempatkan Multi Donor Fund untuk tahap rekonstruksi selanjutnya, yang harus menerapkan keberlanjutan antara rekonstruksi dan pada posisi yang kuat untuk memberikan dukungan pembangunan jangka yang lebih panjang atas wilayah pada proses transisi dan pemulihan perekonomian ini. mendatang. Three Years After the Tsunami ­ Achievements and Challenges 25 BAB 4 MELIHAT KEDEPAN: MENJAGA INVESTASI REKONSTRUKSI Memelihara perdamaian di Aceh adalah hal berupa lemahnya tata kelola pemerintah daerah, maka penting untuk pertumbuhan jangka panjang bantuan lebih lanjut akan diperlukan di kedua wilayah dan pengembangan serta penjagaan investasi tersebut. Sebuah kegiatan kini tengah dilaksanakan rekonstruksi. Perjanjian damai yang ditandatangani oleh BRR, Pemerintah Propinsi Aceh, donor, LSM, tim di Helsinki, diikuti dengan Program Reintegrasi proyek dan juga pemangku kepentingan lainnya untuk yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, menentukan kebutuhan untuk mempersiapkan transisi pengembangan Undang-Undang Pemerintah Daerah ini. Aceh dan pemilihan umum demokratis pertama di Aceh pada 2006 dan 2007 telah memberikan dasar bagi Multi Donor Fund telah memfasilitasi sebuah perdamaian dan stabilitas. Akan tetapi konflik dalam dialog kebijakan pada November 2007 untuk jangka waktu yang panjang memberikan dampak yang mempertemukan semua pihak yang berkepentingan berkelanjutan terhadap kesejahteraan rakyat Aceh. dan mendiskusikan rancangan Strategi Transisi BRR Melalui "Membangun Kembali untuk Menjadi Lebih sekaligus juga kesenjangan dalam mendanai transisi. Baik", program rekonstruksi bertujuan untuk mendukung Bila strategi dan kesenjangan telah lebih dipahami, agenda perdamaian dan pertumbuhan yang setara. Multi Donor Fund bersedia untuk menyediakan bantuan yang diperlukan dan pada saat ini tengah meninjau dua Multi Donor Fund berupaya untuk mendukung proses proyek potensial yang akan membantu dalam mengisi rekonstruksi yang seimbang dengan investasi tidak hanya kebutuhan yang diperlukan untuk transisi yang lancar. pada masyarakat yang terimbas dampak langsung, tetapi juga daerah pedalaman yang kurang terimbas dampak, untuk membangun kembali infrastruktur penting yang Pemulihan Mata Pencaharian untuk menyediakan akses ke wilayah populasi yang lebih Mendorong Pertumbuhan dan banyak dan menjaga sumber daya di seluruh Propinsi. Keberlanjutan Di masa mendatang, kerjasama dengan Pemerintah Propinsi untuk perkembangan perekonomian akan berfokus pada penciptaan kesempatan lebih lanjut Saat ini, pemulihan sektor produktif, seperti terhadap pertumbuhan yang setara. kewirausahaan, perikanan atau pertanian, lebih mengutamakan rehabilitasi aset fisik (program Mengelola Transisi pembersihan lahan, rehabilitasi tambak ikan, irigasi). Hanya sedikit hal yang dilakukan untuk meningkatkan daya Dengan kurang dari satu setengah tahun sebelum saing dari sektor-sektor ini. Walaupun Aceh mempunyai program rekonstruksi Pemerintah melalui BRR akan potensi yang besar untuk pertumbuhan, akan tetapi secara resmi berakhir pada bulan April 2009, proses pertumbuhan perekonomian Aceh saat ini terjadi di transisi telah dimulai. Pada 12-15 bulan kedepan, aset-aset baik dari rekonstruksi yang dipimpin oleh sektor yang sebagian besar didorong oleh rekonstruksi. Pemerintah dan juga pelaku rekonstruksi lainnya akan Di Nias, karena banyaknya wilayah yang terpencil di dialihkan kepada berbagai badan pemerintahan. Untuk pulau ini, akan sangat penting untuk memperkuat dan menjamin hal ini dapat berjalan dengan lancar, maka mendiversifikasi kesempatan penghasilan dari pertanian penting sekali bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/ dan perikanan sekaligus juga memberi nilai tambah Kota memiliki kapasitas untuk menerima dan mengelola pada produk lokal. Setelah rekonstruksi tidak lagi hasil rekonstruksi secara berkelanjutan. menjadi pendorong perekonomian, perekonomian di Pemerintah Propinsi dan Daerah di Aceh yang kedua wilayah ini kemungkinan akan menjadi stagnan akan menerima peningkatan alokasi anggaran sehingga meningkatkan pengangguran, kecuali secara signifikan dari Dana Otonomi Khusus bila pemulihan dan perkembangan perekonomian ditahun-tahun kedepan yang akan membuat mereka mendapatkan dukungan yang kuat mulai pada saat ini. mampu untuk melanjutkan proses pemulihan dan memelihara investasi berkelanjutan. Sebaliknya, Nias Untuk menjaga investasi rekonstruksi dan tidak dapat menikmati manfaat seperti ini, dan karena mendukung prospek masa depan yang stabil dan keterpencilannya dan produktifitasnya yang cenderung damai di Aceh dan Nias, akan sangat penting untuk rendah, akan menghadapi masalah anggaran setelah menjamin bahwa terdapat perekonomian yang dukungan eksternal berkurang. Lebih lanjut, mengingat dapat menggunakan dan menjaga infrastruktur yang bahwa Aceh dan Nias masih menghadapi tantangan telah dibangun, sekaligus mendorong investasi dan 26 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 BAB 4 MELIHAT KEDEPAN: MENJAGA INVESTASI REKONSTRUKSI pertumbuhan di masa depan. Multi Donor Fund bekerja perekonomian bagi Aceh untuk mendukung Agenda sama dengan BRR dan Pemerintah Propinsi di Aceh Pemerintah Propinsi Aceh dan mendanai beberapa dan Sumatra Utara pada tahun 2007 mempersiapkan sub-proyek terpilih. Nias akan tercakup melalui proyek investasi pada bidang yang kritis ini. terpisah yang sekarang tengah dirancang bersama- sama dengan BRR dan Pemerintah Propinsi Sumatra Multi Donor Fund telah mengalokasikan dana US$ Utara untuk menangani masalah yang mendesak seperti 50 juta untuk proyek pendanaan pengembangan keterbatasan akses ke pasar dan layanan. Partisipasi perempuan dalam membangung rumah Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas (RE-KOMPAK) mendorong para perempuan untuk berpartisipasi dalam proyek perumahan ini. Dua puluh tujuh persen dari partisipan pertemuan perencanaan RE-KOMPAK adalah perempuan. (Foto: Nazriady, Field Assistant PMC REKOMPAK) Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 27 Partisipasi perempuan dalam pembangunan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sangat mendorong partisipasi perempuan dalam pelaksanaan program maupun dalam mengambil keputusan. Lebih dari satu juta perempuan terlibat di dalam proses perencanaan PPK. (Foto: Siti Rahmah, World Bank Consultant) ANNEX Annex Portfolio Proyek No Proyek Amount 1 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) US$ 64.7 million 2 Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) US$ 18.0 million Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat 3 US$ 90.0 million (REKOMPAK)* 4 Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (RALAS) US$ 28.5 million Program Bantuan Teknis untuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi 5 US$ 14.7 million (BRR) NAD-Nias (TA to BRR) 6 Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) US$ 24.7 million 7 Program Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias US$ 6.0 million 8 Program Angkutan Laut dan Logistik US$ 24.7 million 9 Program Rekonstruksi Pelabuhan US$ 3.8 million 10 Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan US$ 6.4 million 11 Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup (AFEP) US$ 17.5 million 12 Program Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh US$ 4.5 million 13 Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) US$ 42.0 million Infrastructure Reconstruction Financing Facility- Fasilitas Pendanaan 14 US$ 300 million Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) * 15 Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias * US$ 51.5 million 16 Program Percepatan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) * US$ 39.6 million 17 Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang US$ 1.5 million Total US$ 738.1 million * Co-financing with BRR. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 29 ANNEX 1. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Overview Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Nilai Hibah US$ 64,7 juta memberikan hibah secara langsung ke desa- Periode Pelaksanaan Agustus 2005 ­ Desember 2008 desa untuk rekonstruksi yang berbasiskan Badan Mitra Bank Dunia masyarakat. Program ini mendukung perbaikan infrastruktur masyarakat di 2.900 desa di Aceh Badan Pelaksana Departemen Dalam Negeri dan Nias. Penyaluran US$ 64,7 juta (100%) Di PPK, masyarakat menentukan kebutuhan prioritas mereka untuk infrastruktur tersier dan pendukung kegiatan ekonomi atau kelompok yang rentan secara sosial. Hibah dengan total nilai US$ 49 juta telah diberikan secara langsung ke kecamatan yang telah membuat keputusan demokratis untuk mengalokasian dana desa. PPK memiliki mekanisme pengendalian berlapis yang tangguh untuk mencegah korupsi mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan proyek-proyek pedesaan. Tantangan Setelah seluruh hibah dari Multi donor Fund berakhir digunakan oleh masyarakat, menjadi penting untuk memastikan keberlanjutan program pembangunan berbasiskan masyarakat melalui sumber-sumber pendanaan lain seperti pinjaman nasional dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang akan diterapkan. Pencapaian sampai saat ini Hingga saat ini, semua dana telah disalurkan ke rekening kecamatan, dan semua desa yang telah menyelesaikan kegiatan mereka atau berada pada tahap akhir konstruksi. Lebih dari 90% dana dipergunakan untuk infrasruktur. Semua sub-proyek diharapkan selesai pada bulan Maret 2008. Hasil Target* Pencapaian Jalan yang diperbaiki/ dibangun (km) 2,412 2,329 Jembatan yang diperbaiki/ dibangun (unit) 1,007 864 Irigasi dan drainase (km) 931 891 Proyek air bersih (unit) 598 588 Penampungan air (unit) 118 118 Sanitation units 939 754 Pasar 21 19 Bangunan sekolah 289 262 Puskesmas/ pos kesehatan 33 33 Nilai beasiswa dan jumlah penerima Us$ 380,604 US$ 329,967 6,052 6,022 Nilai untuk pinjaman US$ 379,000 US$ 346,544 Jumlah penerima · 4,045 · 3,694 Jumlah usaha/ kelompok · 350 · 350 Orang yang dipekerjakan melalui sub-proyek n/a 426,141 Hari kerja yang dihasilkan n/a 4,922,281 Dana bantuan bencana US$ 4,528,898 US$ 4,502,586 * Verifikasi untuk target akhir sedang dalam proses akhir karena perubahan cakupan kerja yang direncanakan dapat terjadi, misalnya, karena kenaikan biaya. Petani karet menuju kota Petani karet dari Aceh Timur sedang menuju ke kota untuk menjual karetnya. Proyek Pengembangan Kecamatan ini memberi kesempatan kepada para individual yang tidak memiliki lahan sendiri untuk berpartisipasi dalam mengelola lahan dalam kurun waktu tertentu. (Foto: Milena Seibold, World Bank Consultant) 30 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 2. Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Overview Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Nilai Hibah US$ 18,0 juta (P2KP) memberikan hibah secara langsung Periode Pelaksanaan Agustus 2005 ­ Desember 2009 ke 271 komunitas untuk merehabilitasi dan Badan Mitra Bank Dunia mengembangkan infrastruktur masyarakat Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum perkotaan di Aceh. Penyaluran US$ 17,9 juta P2KP mendorong pendekatan perencanaan dari bawah ke atas yang bersifat partisipatif untuk mengidentifikasi kebutuhan utama rekonstruksi dan pemulihan kegiatan ekonomi di lingkungan perkotaan. P2KP bekerja melalui komite lingkungan yang terpilih secara demokratis dan melibatkan sukarelawan untuk melakukan penilaian kerusakan, mengembangkan rencana pembangunan masyarakat dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang akan didanai melalui proyek. Keikutsertaan dan pemberdayaan masyarakat merupakan faktor penting untuk kesuksesan proyek ini. Tantangan Salah satu tantangan yang ada adalah koordinasi di lapangan, karena masyarakat perkotaan lebih menarik minat investasi pihak ke tiga dibandingkan dengan wilayah pedesaan yang terpencil. Perencanaan ulang sub-proyek masyarakat karena adanya pihak ketiga yang melakukan pekerjaan umum memperlambat proyek di beberapa wilayah. Meningkatkan manfaat nyata bagi kaum perempuan merupakan tantangan lain yang dihadapi oleh proyek. Pencapaian sampai saat ini Implementasi di kebanyakan komunitas telah selesai. Masyarakat di luar Banda Aceh seringkali memilih untuk menyediakan tenaga mereka sendiri dan bukan membayar pekerja. Dengan cara tersebut, hasil yang diperoleh dapat meningkat secara signifikan. Sisa 10% sedang dalam tahap akhir penyelesaian. Menanggapi kebutuhan untuk peningkatan manfaat langsung bagi perempuan, P2KP telah memperkenalkan komponen dua fase untuk pemberdayaan kaum perempuan pada tahun 2008. Fase I akan memberikan 100 juta Rupaih kepada 50 masyarakat perkotaan untuk memperkuat peranan dan partisipasi perempuan dalam pelaksanaan proyek. Hasil Rencana Pencapaian awal Jalan yang diperbaiki/ 61 199 direkonstruksi (km) Rekonstruksi jembatan (m) 6,150 1,353 Drainase (km) 37 178 Proyek air bersih (unit) 79 442 Unit Sanitasi 22 278 Bangunan sekolah - 20 Siswa yang menerima beasiswa - 2,713 Nilai beasiswa (US$) - 49,891 Puskemas/ pos kesehatan 29 10 Fasilitas pengolahan sampah 284 426 Jumlah hari yang dihasilkan - 861,980 Dana bantuan sosial - 547,978 These initial priorities of communities have been adjusted when e.g. other actors have taken up planned subprojects and to increase the fund for social. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 31 ANNEX 3. Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Masyarakat (REKOMPAK) Overview Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Nilai Hibah US$ 85,0 juta Masyarakat memberikan hibah kepada 130 Periode Pelaksanaan Oktober 2005 ­ Februari 2009 kelompok masyarakat untuk membangun dan Badan Mitra Bank Dunia memperbaiki kembali rumah serta memperbaiki infrastruktur perumahan mereka melalui Badan Pelaksana Departemen Pekerjaan Umum pendekatan yang berbasiskan masyarakat. Penyaluran US$ 78,2 juta Dengan dukungan proyek ini, masyarakat secara bersama-sama memetakan dan menilai kerusakan di komunitas mereka untuk menyusun kebutuhan pembangunan dan mengidentifikasi penerima manfaat perumahan. Proyek ini mengisi kekurangan perumahan di 130 kelompok masyarakat. Penerima hibah akan membangun sekitar 8.000 rumah dan memperbaiki sekitar 7.000 rumah. Proyek ini adalah satu-satunya proyek yang mendukung rehabilitasi perumahan. Proyek ini juga memberikan hibah untuk membangun kembali infrastruktur masyarakat berdasarkan rencana perumahan yang dikembangkan bersama. Fasilitator perumahan berusaha untuk memastikan bahwa kualitas semua pekerjaan memenuhi standar yang telah ditentukan. Tantangan Dengan kemampuan teknis para pekerja yang rendah, keengganan untuk berubah, dan beban untuk mengawasi setiap rumah secara seksama, maka membangun rumah tahan gempa menjadi suatu tantangan. Proyek ini telah merespon dengan melakukan audit kualitas rumah secara komprehensif dan memperkenalkan perbaikan struktural. Meningkatkan tingkat hunian untuk rumah baru merupakan tantangan berikutnya. Pencapaian sampai saat ini Pendekatan yang berbasiskan masyarakat telah terbukti efisien dalam membangun kembali rumah-rumah dalam hitungan bulan dan menimbulkan rasa kepemilikan yang kuat dari penerima manfaat dan rasa bangga akan keberhasilan mereka. Akan tetapi tingkat hunian rumah baru tidak optimal, hanya 82% - maka proyek ini mempelajari alasan-alasan yang diberikan untuk mengembangkan sebuah strategi. Hasil Target Pencapaian Rumah yang direkonstruksi 8,112* · Selesai 4,434 55% · Dalam proses rekonstruksi 3,410 43% Rumah yang direhabilitasi 7,077** · Selesai 5,192 73% · Dalam proses rehabilitasi 1,725 25% Rencana perumahan masyarakat 128 123 96% Lapangan kerja jangka pendek yang n/a 7,480,613 dihasilkan (orang-hari) * 162 penerima rumah belum menerima dana ; 106 rumah masih dalam proses identifikasi. ** 83 penerima dana rehabilitasi menunggu dana; 77 rumah masih dalam proses identifikasi. Desa tertata rapi Atas kesepakatan bersama, warga desa Lambung, Banda Aceh merelakan sebagian tanahnya untuk kebutuhan umum seperti jalan atau keperluan perencanaan lainnya demi penataan desa. (Foto: Muhammad Nasir, World Bank, IT Aceh) 32 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 4. Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh (RALAS) Overview Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Nilai Hibah US$ 28,5 juta Aceh adalah proyek untuk mengidentifikasi Periode Pelaksanaan Juni 2005 ­ Desember 2008 kepemilikan tanah dan menerbitkan sertifikan tanah. Badan Mitra Bank Dunia Dalam kurun waktu tiga tahun, pemilik tanah di Aceh dan Nias akan menerima dokumen sertifikat legal Badan Pelaksana Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dapat menjadi dasar yang kuat untuk memulai Penyaluran US$ 11,7 juta kembali kehidupan mereka. Semua kepemilikan tanah direstorasi melalui proses yang berlapis. Dengan difasilitasi oleh LSM atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), masyarakat melakukan proses inventarisasi lahan sesuai dengan pedoman BPN. BPN memutuskan hasilnya dengan cara mengukur tanah dan memvalidasi kesepakatan pemilikan dan batas-batas kepemilikan. Hasil keputusan tersebut dipublikasikan selama empat minggu, diikuti dengan registrasi dan penerbitan sertifikat tanah. Semua layanan diberikan secara cuma-cuma. Proyek juga mengembangkan penyimpanan data administrasi yang moderen untuk mencegah kehilangan dokumen akibat bencana di masa yang akan datang. Sebagai tambahan, proyek juga merestorasi beberapa bangunan administrasi pertanahan yang hancur karena tsunami. Tantangan Perkembangan proyek lebih lambat dari yang diharapkan karena berbagai masalah, Adalah penting untuk mempercepat pemberian sertifikat dan memastikan bahwa semua rumah yang baru dibangun memiliki sertifikat tanah. Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah memperkuat kapasitas manajemen pertanahan lokal, antara lain dengan melatih 680 fasilitator LSM dan juga 480 staff BPN baru. Tiga kantor pertanahan telah dibangun atau sedang dalam tahap akhir pembangunan. Lebih lanjut lagi proyek memiliki dampak positif seperti: · Membantu memulai pemetaan lahan masyarakat dan memutuskan hak kepemilikan lahan berdasarkan kegiatan pedesaan/ masyarakat · Kepemilikan lahan oleh kaum perempuan melalui sertifikat bersama · Memfasilitasi penyelesaian sengketa lahan pada tingkat lokal · Mencegah penyerobotan lahan dan spekulasi · Memperkenalkan sistem registrasi lahan terkomputerisasi Hasil Target Pancapaian Sertifikat tanah yang diberikan 600,000 104,429 Sertifikat bersama/ kepemilikan n/a 10% perempuan Sertifikat tanah yang dicatat pada 600,000 118,935 buku tanah Bidang tanah yang disampaikan 600,000 kepada public 157,880 Bidang tanah yang secara resmi 600,000 disurvai oleh BPN 210,591 Pemetaan tanah masyarakat 600,000 211,650 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 33 ANNEX 5. Program Bantuan Teknis untuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias (TA to BRR) Overview Nilai Hibah US$ 14,7 juta Proyek Bantuan Teknis untuk BRR mendukung Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk Periode Pelaksanaan Juli 2005 ­ Desember 2007 melaksanakan mandatnya secara efisien dalam Badan Mitra United Nations Development perencanaan, pelaksanaan, supervisi dan koordinasi Program proses pemulihan melalui pemberian bantuan teknis Badan Pelaksana BRR dan layanan-layanan penting. Penyaluran US$ 14,7 juta Proyek ini memungkinkan BRR untuk meningkatkan kualitas operasinya dan pelaksanaan program rekonstruksi pemerintah di semua sektor yang relevan. Proyek menyediakan keahlian nasional dan internasional yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik BRR, baik di kantor pusat dan kantor regional BRR. Dukungan proyek terdiri dari (i) rekrutmen konsultan perorangan, (ii) pengadaan layanan-layanan utama untuk operasi BRR, dan (iii) meningkatkan keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan. Proyek ini sudah mendekati penyelesaian. Tantangan Dalam lingkungan yang dinamis, bereaksi pada keperluan mendadak dan perubahan struktural seperti yang dialami oleh BRR merupakan suatu tantangan yang selalu dihadapi dalam pemberian bantuan teknis, dan juga untuk mendemonstrasikan dampak bantuan teknis apabila bantuan tersebut terkait erat dengan operasi yang lebih luas. Pencapaian sampai saat ini Sampai saat ini, proyek telah merekrut 57 ahli teknis untuk masa 463 bulan kerja untuk membantu berbagai departmen di BRR agar dapat melaksanakan tugas mereka secara efektif di berbagai bidang seperti perumahan, infrastruktur, ( perencanaan perkotaan, pembangunan pesisir, pelabuhan, irigasi, drainasi, dll.), pengelolaan lingkungan dan perkayuan, perencanaan tata ruang, dan kesehatan serta koordinasi keseluruhan dan tata pemerintahan yang baik. Layanan-layanan terkait ini penting untuk membantu menentukan standar kualitas proses rekonstruksi dan pelaksanaan, baik bagi program pemerintah maupun program rekonstruksi yang lebih luas. Layanan operasional seperti bantuan hukum, bantuan untuk mengelola SDM, instalasi dan pengelolaan TI telah dikontrakkan melalui perusahaan eksternal. Lebih lanjut lagi, Unit Anti Korupsi BRR dan Unit Relokasi BRR yang membantu keluarga-keluarga Aceh untuk relokasi ke wilayah yang lebih layak, dibentuk dengan pendanaan ini. Hasil-hasil terpilih sejak Januari 2007 Pencapaian* Bantuan untuk pedoman, strategi, dan pengembangan 151 kebijakan Proposal proyek yang ditinjau 123 Proyek BRR yang dimonitor kualitasnya 192 Keluarga yang direlokasi (target: 17,407) 7,258 * Sehubungan dengan lingkungan yang dinamis, target mengalami perubahan dari waktu ke waktu. 34 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 6. Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) Overview Nilai Hibah US$ 24,4 juta Program Pengelolaan Limbah Tsunami membangun kapasitas pemerintah dalam mengelola sampah, Periode Pelaksanaan September 2005 ­ Desember 2009 menciptakan lapangan kerja dan menciptakan Badan Mitra United Nations Development sumber mata pencaharian jangka panjang melalui Program (UNDP) pengelolaan sampah dan memberikan manfaat bagi Badan Pelaksana UNDP bekerja sama dengan lingkungan melalui pengumpulan, pemulihan dan pemerintah daerah daur ulang bahan-bahan sampah. Penyaluran US$ 14,4 juta Proyek ini memberikan respon yang terkoordinasi terhadap masalah kesehatan masyarakat dan dampak ligkungan dari limbah tsunami dan gempa bumi, serta limbah padat kotamadya. Sebagian besar limbah bencana didaur ulang, dengan potensi penggunaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Proyek ini juga menciptakan lapangan pekerjaan melalui "uang untuk pekerjaan" dan mata pencaharian yang berkelanjutan dalam kegiatan yang terkait dengan daur ulang. Fase kedua proyek akan menekankan untuk membuat layanan persampahan kota menjadi berkelanjutan dengan berfokus pada peningkatan kapasitas kegiatan operasional dan pemeliharaan. Tantangan Tantangan utama proyek ini adalah menyediakan pelayanan yang berkelanjutan dengan memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk kegiatan pengelolaan limbah, melalui dukungan yang kuat dari pemerintah dan masyarakat lokal. Pencapaian sampai saat ini Proyek telah berhasil mengangkut 20% dari limbah yang dihasilkan oleh tsunami di Aceh, sehingga memungkinkan 1.400 keluarga untuk kembali bekerja di ladang dan tambak mereka dan juga mengurangi resiko lingkungan dan kesehatan. Dinas kebersihan kota di delapan kabupaten telah mendapatkan dukungan lanjutan melalui pembangunan atau perbaikan TPA sementara. Pada tahap berikutnya pemerintah daerah akan memperoleh dukungan dalam pembangunan TPA permanen. Dua bengkel perkayuan untuk mendaur ulang kayu-kayu limbah tsunami menjadi mebel telah didirikan, sehingga program penciptaan mata pencaharian yang berkelanjutan sedang dalam tahap perkembangan lebih lanjut. Hasil September 2007* Sampah tsunami yang dibersihkan (m3) 1,113,557 Sampah kota yang dikumpulkan (m3) 114,961 Cakupan layanan kebersihan kota di wilayah target (populasi) 47% Jumlah dan ukuran TPA sementara (ha) 10 (20 ha) Sawah/ tambak yang direhabilitasi (ha) 800 Gedung-gedung swasta dan pemerintah yang dihancurkan (#) 342 Kayu limbah tsunami yang dikumpulkan dan diproses untuk daur 17,733/ 2,925 ulang (m3) Kompos pertanian yang diproduksi (kg) 10,285 Reruntuhan yang didaur ulang untuk pembangunan jalan (km) 87.4 Total pekerjaan jangka pendek dan rata-rata orang yang 400,000 dipekerjakan per hari semenjak dimulainya proyek (hari kerja) 844 Perempuan / pengungsi internal (IDP) yang dipekerjakan (%) 28/ 32 * Hasil-hasil ini meliputi Tahap 1, di mana kegiatan berubah seiring dengan berjalannya proyek. (Foto: Muhammad Nasir, World Bank, IT Tahap 2 akan dilaporkan berdasarkan target yang ditetapkan. Aceh) Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 35 ANNEX 7. Program Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh dan Nias Overview Nilai Hibah US$ 6,0 juta Proyek ini membangun kapasitas teknis dan Periode Pelaksanaan Desember 2005 ­ Februari 2010 organisasional Lembaga Swadaya Masyarakat dan Badan Mitra United Nations Development Organisasi Masyarakat di Aceh dan Nias. Hibah Program (UNDP) berskala kecil memungkinkan LSM dan Ormas untuk terlibat dalam kegiatan rekonstruksi yang Badan Pelaksana United Nations Development berorientasi pada permintaan masyarakat. Program (UNDP) Penyaluran US$ 3,0 juta Proyek ini juga memberikan dukungan kepada LSM dan jaringan mereka untuk membangun Pusat Sumber Daya Lokal sebagai pusat koordinasi untuk kegiatan, pertukaran, pelatihan, dan dialog dengan pemerintah daerah dan masyarakat madani. Organisasi Masyarakat Madani akan berpartisipasi dalam pelatihan dan bersaing untuk mendapatkan hibah berskala kecil yang dapat digunakan untuk mengawasi kegiatan rekonstruksi atau sebagai hibah pembangunan masyarakat. Dengan cara ini, proyek dapat mendukung inisiatif-inisiatif seperti membangun pelayanan sosial dasar dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Tantangan Proyek menghadapi tantangan untuk mempercepat penyaluran hibah berskala kecil karena permulaan yang tertunda yang disebabkan oleh keperluan untuk memastikan bahwa kegiatan pengawasan dapat memberikan dampak positif bagi proses rekonstruksi. Pencapaian sampai saat ini Pusat Sumber Daya Masyarakat (The Civil Society Resource Center) di Aceh telah dimulai, sementara di Nias sedang dalam persiapan. Seleksi penerima hibah berskala kecil di Aceh sedang berlangsung. Hasil September 2007 Hibah kecil yang diberikan/ nilai hibah 16/ US$ 300,000 Penerima hibah mata pencaharian 530 laki-laki/ 339 perempuan Staff LSM yang dilatih (training of trainers- ToT) 14 laki-laki/ 2 perempuan Small grants will enable community based organizations to contribute to the living conditions od communities in Aceh and Nias. 36 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 8. Program Angkutan Laut dan Logistik Overview Proyek ini memenuhi kebutuhan penting selama Nilai Hibah US$ 24,7 juta rekonstruksi karena proyek memberikan dukungan Periode Pelaksanaan Maret 2006 ­ Februari 2010 logistik untuk pengiriman bahan-bahan rekonstruksi. Badan Mitra World Food Program (WFP) Dukungan ini memungkinkan badan-badan rekonstruksi untuk mengirim barang-barang penting Badan Pelaksana World Food Program (WFP) bagi perkembangan rekonstruksi Pesisir Barat Aceh Penyaluran US$ 24,7 juta dan daerah-daerah terpencil di Nias dan Simeulue. Proyek memberikan layanan pengiriman secara menyeluruh sepanjang tahun 2006. Pengiriman barang kemudian dialihkan ke sektor komersial, sementara proyek tetap melanjutkan dukungan logistik. Proyek juga terus mengoperasikan peralatan berat seperti forklift dan reach stacker untuk memungkinkan pembongkaran kargo secara efisien dan aman. Tantangan Karena proyek mengoperasikan peralatan berat yang berharga, merupakan tantangan tersendiri untuk memastikan bahwa badan terkait yang menerima peralatan (seperti otoritas pelabuhan) mampu untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan untuk meningkatkan operasi pelabuhan di Aceh dan Nias. Pencapaian sampai saat ini Proyek telah mengirimkan total 98.185 mt/256,006m³ kargo bantuan dan rekonstruksi selama akhir tahun 2005 dan sepanjang tahun 2006. Pelabuhan tujuan utama untuk pengiriman barang selama ini adalah Gunung Sitoli di Nias, Sinabang di Simeulue, Calang dan Pulo Aceh, yang tiga di antaranya adalah tujuan kepulauan. Transportasi barang ke pantai-pantai terpencil lain di Nias dan Simeulue adalah manfaat lain dari proyek ini, karena banyak lokasi yang tidak bisa dicapai dengan truk besar. WFP pada saat ini sedang melakukan perancangan ulang proyek. Proyek akan terus memberikan dukungan logistik dan juga memfasilitasi sebanyak mungkin pelatihan dalam kelas dan lapangan yang diperlukan bagi otoritas pelabuhan. Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa pengelolaan pelabuhan yang baru akan dilakukan secara berkelanjutan pengoperasian alat-alat berat secara aman. Ekspansi ini akan melengkapi proyek- proyek rekonstruksi MDF lain yaitu proyek pelabuhan di Aceh dan Nias, yang rancangannya dipersiapkan oleh Proyek Pembangunan Kembali Pelabuhan dari UNDP dengan pendanaan melalui proyek IRFF. Hasil September 2007 Bahan bangunan yang dikirm (sampai Des 2006, metric ton) 98,185 mts Jumlah badan yang menggunakan layanan pengiriman (sampai 82 users Des 2006) · Badan-badan Palang Merah Internasional 51% · Badan-badan PBB 25% · LSM lain/ badan rekonstruksi 20% · Pemerintah 4% Pengiriman kargo yang difasilitasi melalui layanan logistik Sekitar 50,000 mt (sejak Jan 2007, metrik ton) Rental of heavy equipment has enabled the unloading of reconstruction materials at remote beaches of Simeulue and Nias. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 37 ANNEX 9. Program Rekonstruksi Pelabuhan Overview Nilai Hibah US$ 3,8 juta Proyek ini memberikan rancangan fisik dan Periode Pelaksanaan Desember 2005 - Desember 2007 dukungan teknis lebih lanjut lagi untuk Badan Mitra United Nations Development Program (UNDP) rekonstruksi pelabuhan-pelabuhan laut utama di Aceh dan Nias. Badan Pelaksana United Nations Development Program (UNDP) Penyaluran US$ 3,6 juta Proyek ini mempersiapkan rancangan yang terinci, penilaian dampak lingkungan dan studi kelayakan ekonomi untuk rekonstruksi pelabuhan. Proyek juga memperbaiki fungsi beberapa pelabuhan melalui sedikit pekerjaan rehabilitasi dan pembangunan dermaga sementara. Semua kegiatan tersebut dikoordinasikan dengan BRR, Dinas Perhubungan Propinsi, Kabupaten dan Kota serta Dirjen Perhubungan Laut dan melengkapi berbagai pekerjaan yang dilakukan di beberapa pelabuhan di Aceh. Kegiatan-kegiatan juga berdasarkan pada konsultasi erat dengan masyarakat dan perwakilan nelayan lokal dan pemangku-pemangku kepentingan kelautan lainnya. Tantangan Pelabuhan perikanan di Lamno telah dibangun oleh pemerintah daerah. Untuk rancangan-rancangan lainnya akan menjadi penting untuk memastikan bahwa rancangan tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber- sumber dana lain, seperti IRFF. Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah menyelesaikan perancangan ulang dan penilaian yang dibutuhkan dan studi pelabuhan laut di Calang, Meulaboh, Sinabang dan sebuah pelabuhan sungai di Lamno. Di Gunung Sitoli proyek meninjau rancangan terdahulu sehingga pekerjaan dapat ditenderkan. Dermaga sementara di dua lokasi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya telah selesai, sehingga memungkinkan kondisi penyandaran dan penyimpanan kargo yang lebih baik. Pada tahap berikutnya, rancangan-rancangan tersebut diharapkan didanai melalui BRR. Hasil Target September 2007 Pelabuhan yang dirancang 5 5 ulang Peningkatan kegunaan pelabuhan · area darat 2 1* · dermaga sementara 2 2 * Cakupan dikurangi (tidak ada pekerjaan di Balohan) karena pemerintah daerah telah mengambil alih pekerjaan. Temporary wharves have helped facilitate the transport to these locations. 38 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 10. Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan Overview Proyek ini membangun kapasitas pemerintah Nilai Hibah US$ 6,4 juta daerah dan kontraktor lokal untuk merekonstruksi Periode Pelaksanaan Januari 2006 ­ Desember 2008 dan memelihara jalan dengan menggunakan Badan Mitra United Nations Development teknologi sederhana. Proyek merehabilitasi jalan- Program (UNDP) jalan kabupaten di lima kabupaten di Aceh dan Nias, dengan memanfaatkan sumber daya lokal, Badan Pelaksana International Labor Organization menciptakan kesempatan kerja jangka pendek dan (ILO) jangka panjang. Penyaluran US$ 4,4 juta Proyek melatih pemerintah daerah untuk mengelola pembangunan dan perawatan jalan kabupaten secara efektif dan melatih kontraktor skala kecil untuk membangun jalan dengan metode berbasiskan sumber daya daerah yang efektif dari segi biaya. Dengan menggunakan tenaga kerja lokal dan pendekatan teknologi sederhana memungkinkan kontraktor untuk bersaing dalam pembangunan jalan dan pekerjaan pemeliharaan pada proses pemulihan dan selanjutnya. Proyek memberikan kesempatan kerja jangka pendek bagi tenaga kerja lokal dalam rehabilitasi jalan dan kesempatan kerja dalam jangka yang lebih panjang dalam pemeliharaan, jalan. Proyek mengupayakan keterlibatan pemangku kepentingan yang kuat, termasuk keterlibatan masyarakat sebagai bagian penting dari proses perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Tantangan Proyek mendapatkan minat yang besar dari pihak pemerintah dan para kontraktor. Tantangannya adalah untuk memperkenalkan pendekatan berbasiskan sumber daya lokal sebagai praktek umum, yang memerlukan dukungan lebih lama melampaui cakupan proyek ini. Pencapaian sampai saat ini Proyek ini telah berhasil melibatkan pejabat pemerintah dan masyarakat di kabupaten Nias, Aceh Besar, Pidie dan Bireuen dalam membangun kapasitas mereka untuk menggunakan metode-metode berbasiskan sumber daya lokal.. Hasil Initial September targets 2007 Jalan kabupaten yang dibangun kembali: selesai (km) 98* 43 Dalam pembangunan (km) 48 Jumlah staff pemerintah kabupaten - Insinyur dan Pengawas 15 67 - Staff yang dilatih dalam pengelolaan infrastruktur 15 43 - % perempuan 30% 6% Jumlah kontraktor lokal yang dilatih - Insinyur dan Supervisor 60 95 - Manajer yang dilatih mengenai prosedur tender 20 71 Lapangan kerja jangka pendek yang diciptakan (hari) 300,000* 123,659 - % perempuan (Aceh) 16.3% - % perempuan (Nias) 36.4% * Target awal 130 km/300.000 hari kerja dikurangi karena peningkatan biaya dan perubahan metode sedikit karena kebanyakan pekerjaan adalah dari rekonstruksi dan bukan rehabilitasi. Road construction with resource-intensive methods creates local labor opportunities. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 39 ANNEX 11. Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup (AFEP) Overview Nilai Hibah US$ 17,5 juta Proyek ini membantu melindungi ekosistem hutan Leuser dan Ulu Masen dari pembalakan liar. Periode Pelaksanaan Februari 2006 ­ Juni 2010 Perlindungan yang baik untuk 3,3 juta hektar wilayah Badan Mitra Bank Dunia hutan akan membantu mengamankan pasokan Badan Pelaksana Leuser International Foundation; air bagi 60% penduduk Aceh dan juga menjaga Fauna and Flora International keanekaragaman hayati terkaya di Asia Tenggara. Penyaluran US$ 4,7 juta Proyek berupaya untuk menyeimbangkan antara perlindungan hutan dan manfaat ekonomi dan kesempatan penghidupan untuk masyarakat lokal. Perlindungan berdasar pada kerangka tata kelola multi-pihak, pengawasan hutan dan pengelolaan hutan lestari. Kegiatan meliputi peningkatan kapasitas untuk badan pengelolaan hutan dan taman pemerintah. Kelestarian lingkungan akan didorong lebih lanjut melalui dukungan rencana tata ruang, kampanye kesadaran lingkungan, kegiatan rehabilitasi berbasis masyarakat, dan melalui analisis penggunaan perdagangan karbon sebagai mekanisme pendanaan untuk konservasi. Tantangan Dalam upaya melestarikan cagar alam merupakan suatu tantangan penting untuk dapat memberikan alternatif penghidupan bagi para pembalak liar- sesuatu yang sebenarnya tidakdapat dicapai oleh proyek ini saja. Disamping itu, proyek harus tetap fleksibel untuk menyesuaikan dukungan proyek terhadap agenda politik Pemerintah Propinsi, contoh: moratorium (penghentian sementara) pembalakan liar yang baru ditetapkan. Pencapaian sampai saat ini Proyek telah mengembangkan baseline untuk status ekosistem Leuser dan Ulu Masen; pada akhir 2006, 69% dari kedua ekosistem tersebut dikategorikan sebagai hutan belum terjamah, sementara wilayah sisanya sudah terjamah atau bahkan sudah tidak berhutan. Lebih lanjut lagi proyek telah mengusahakan kerangka tata kelola multi-pihak, mendukung perencanaan tata ruang, melatih pejabat pemerintah dan pengawas hutan, melakukan pemantauan status hutan (data satelit, udara, lapangan), membantu pendirian Pusat Informasi Perkayuan dan melaksanakan kegiatan penciptaan kesadaran (pimpinan adat, sekolah, dll). Selain itu kegiatan reboisasi tetap berlanjut. Hasil Target 2010 September 2007 Perencanaan tata ruang (tingkat masyarakat / 40 desa/ 10 9 desa/ 1 kabupaten tingkat kabupaten) mukim/ 7 kabupaten Guru yang dilatih mengenai konservasi (guru 500 281 (43%) perempuan dalam %) Kelompok lingkungan (Eco-club) sekolah yang 500 4 kelompok (1.500 dibentuk (jumlah anggota) anggota) Penjaga hutan (jagawana) pemerintah yang 1,000 1,000 (89) dilatih (jumlah perempuan) Petugas Konservasi/ Kehutanan yang dilatih (jumlah perempuan) 36 (2) Pemantau masyarakat yang dilatih (jumlah 15 138 (1) perempuan) Hutan yang direboisasi (ha) 5,000 670 Meninjau lapangan untuk para pemimpin desa Kunjungan lima hari Imum Mukim, Panglima Uteun dan Panglima Krueng dari empat pemukiman di Kecamatan Geumpang, Tangse Mane di Kabupaten Pidie bersama Seurikat mukim Aceh Jaya yang mengunjungi DAS Teunom yang berada di antara Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Jaya. Perjalanan berakhir dengan kesepakatan untuk penyelamatan Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai) Teunom demi ketersediaan air dan perlindungan dari bencana banjir dan longsor. Baik Ekosistem Leuser dan Ulu Masen menyediakan 60% persediaan air untuk populasi Aceh. (Foto: Zulfan Monika, staff of Flora Fauna International) 40 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 12. Program Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh Overview Nilai Hibah US$ 4,5 juta Program Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh akan Periode Pelaksanaan April 2006 ­ Juni 2008 membantu melindungi wilayah pusat bisnis ibukota Badan Mitra Bank Dunia propinsi Aceh, Banda Aceh, dari banjir. Badan Pelaksana Muslim Aid Penyaluran US$ 0,9 juta Bahkan sebelum tsunami melanda, Banda Aceh telah rentan terhadap banjir akibat pasang dan hujan. Kerusakan pintu air dan rumah pompa telah mengakibatkan terjadinya banjir secara berkala pada dataran rendah di Banda Aceh. Tanpa adanya perlindungan banjir, rekonstruksi aset publik dan swasta rentan terhadap kerusakan baru. Proyek memasang klep banjir karet canggih dan mengembalikan sistem pompa dan drainase Zona 2. Proyek berkoordinasi secara erat dengan rencana pembangunan drainase dan pencegahan banjir pemerintah kota. Staff pemerintah dilatih untuk memastikan pemeliharaan dan keberlanjutan piranti keras yang dibuat. Tantangan Merupakan suatu tantangan tersendiri untuk mengimplementasikan proyek infrastruktur ini melalui LSM internasional yang berfokus pada pengembangan komunitas, bukan pada infrastruktur. Selanjutnya untuk memastikan infrastruktur drainase yang telah direkonstruksi tidak tersumbat oleh sampah, proyek ini perlu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pekerjaan dengan kegiatan pengelolaan sampah di kawasan perkotaan Banda Aceh. Pencapaian sampai saat ini Pada awal tahun 2006, proyek memasang 11 klep banjir untuk mencegah banjir pasang dan mengeringkan salah satu wilayah yang paling rentan terhadap banjir di Banda Aceh. Hal ini telah memberikan kepuasan kepada masyarakat karena banjir tidak terjadi setelah hujan dan saat pasang tinggi. Lebih lanjut lagi, rencana perancangan telah selesai dan proses tender telah dimulai untuk pembangunan tiga rumah pompa dan pemasangan klep banjir. Pembangunan dan perbaikan 4.400 meter gorong-gorong drainase dan perbaikan 12.300 meter gorong-gorong drainase sekunder telah dimulai. Pekerjaan umum utama diharapkan untuk selesai pada tahun 2008. Hasil Target September 2007 Penurunan banjir langsung melalui keran banjir 11 11 Sistem drainasi yang dibangun kembali · Rumah pompa 3 rumah pompa Pekerjaan dimulai · Klep banjir Semua banjir di Zona 2 Sedang dirancang · drainase (pembangunan/ perbaikan) 4,4km/ 12,3km Pekerjaan dimulai Duck bill flood valves are state-of-the-art technology to prevent tidal flooding and allow proper drainage at low maintenance cost. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 41 ANNEX 13. Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) Overview Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur Nilai Hibah US$ 42,0 juta (IREP) menunjang rekonstruksi infrastruktur Aceh Periode Pelaksanaan Juli 2006 ­ September 2009 dan Nias secara terkoordinasi. Proyek ini memberikan Badan Mitra Bank Dunia perencanaan strategis, perancangan untuk infrastruktur Badan Pelaksana BRR fisik dan dukungan pelaksanaan. Penyaluran US$ 3,6 juta IREP memberikan bantuan teknis pada dua tingkatan. Sebuah Tim Manajemen Program Infrastruktur, di bawah pengawasan BRR, membantu dalam perencanaan strategis dan koordinasi semua kegiatan infrastruktur untuk Aceh dan Nias. Secara bersamaan, tim teknis merancang infrastruktur dan memberikan bantuan pelaksanaan. Infrastruktur mencakup tingkatan nasional, propinsi dan kabupaten. Rancangan ini akan didanai melalui Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur, yang dibiayai bersama oleh Multi Donor Fund dan BRR, dan sumber-sumber pendanaan lainnya. Pemerintah daerah terlibat secara erat dalam proyek ini. Proyek bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam perencanaan strategis, perancangan proyek, pelaksanaan dan supervisi dan juga operasional dan pemeliharaan guna mempersiapkan mereka secara lebih baik untuk berperan dalam pengembangan wilayah pada masa yang akan datang. IREP akan berfokus untuk memastikan bahwa investasi berkelanjutan, dan bahwa pemerintah daerah siap untuk keadaan paska berakhirnya BRR. Tantangan Menjelang berakhirnya masa tugas BRR, pada akhir tahun 2008, proyek perlu menyusun strategi transisi yang tepat waktu untuk mendukung penyerahan program infrastruktur BRR dan juga program IRFF kepada badan yang terkait. Pencapaian sampai saat ini Lima tim konsultan IREP telah dimobilisasi, namun mengalami keterlambatan beberapa bulan. Hal ini mengakibatkan tingkat penyaluran dana yang rendah pada saat ini. Tim konsultan IREP memberikan dukungan secara terus-menerus untuk program IRFF dan program infrastruktur BRR termasuk rencana pengembangan rencana infrastruktur strategis, rencana investasi infrastruktur tahunan, dan rencana pengadaan tahunan untuk Aceh dan Nias secara keseluruhan. Tim-tim ini juga mendukung rencana pengembangan investasi pada tingkat daerah untuk pesisir barat dan Nias. Hingga kini, tim-tim tersebut telah membantu mempersiapkan 30 paket investasi untuk membangun jalan pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten (666,3 km), tiga sistem air dan tiga pelabuhan. Enam kontrak sedang dalam pelaksanaan sedangkan yang lainnya sedang berada dalam proses tender dan pemberian tender (lihat lembar fakta IRFF). A stone crushing plant to provide materials for the IREP/IRFF supported Meulaboh-Batas Sumut road is already operating. Together with the BRR, IREP technical assistance will provide quality assurance of materials and construction supervision of all IRFF funded works. 42 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 14. Infrastructure Reconstruction Financing Facility- Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) Overview Nilai Hibah US$ 300,0 juta (termasuk US$191 Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) juta pembiayaan bersama dari BRR) adalah proyek yang dibiayai bersama dengan BRR, Periode Pelaksanaan Juli 2006 ­ Desember 2009 untuk pendanaan proyek-proyek infrastruktur kunci Badan Mitra Bank Dunia yang diidentifikasi melalui Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur. Badan Pelaksana BRR Penyaluran US$ 10,0 juta IRFF meningkatkan fleksibilitas BRR untuk mendanai kegiatan infrastruktur, yang memungkinkan proyek untuk langsung didanai begitu mereka siap. Proyek mendanai infrastruktur pada tingkat Propinsi dan Kabupaten, yang diidentifikasi melalui kerangka Proyek Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP). Seperti IREP, IRFF menekankan pada peningkatan kapasitas bagi pemerintah daerah dan propinsi. Bersama-sama kedua proyek berupaya untuk memberikan kontribusi untuk strategi transisi BRR dengan melibatkan pemerintah daerah secara progresif dan pada akhirnya menyerahkan tanggungjawab pembuatan keputusan dan pelaksanaan kepada mereka. Tantangan Pada bulan-bulan berikut adalah penting untuk mengidentifikasi mekanisme yang tepat untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek IRFF yang dibiayai bersama BRR dapat diselesaikan tepat waktu karena BRR sebagai badan pelaksana berada dalam tahap akhir masa tugasnya, dan penutupan anggaran BRR untuk tahun 2008 adalah pada bulan Nopember 2008. Penyusunan mekanisme untuk menangani pengelolaan kontrak dan supervisi setelah berkahirnya masa kerja BRR dan menetapkan entitas-entitas yang akan mengambil alih peranan BRR tersebut adalah sangat penting. Pencapaian pada saat ini Proyek ini telah memanfaatkan rencana investasi lokal seperti strategi IREP dalam mengembangkan jadwal proyek yang ditinjau secara berkala. Perlindungan terhadap lingkungan dipastikan terjadi dengan menerapkan penilaian dampak lingkungan dan rencana pengelolaan terkait. Hingga saat ini kontrak senilai $170 juta telah diberikan atau sedang dalam proses pemberian atau dalam proses tender. Hasil September 2007* Dalam pembangunan: 6 (US$25.7 m) Jalan nasional (jumlah kontrak / km jalan/ US$ 184.5 km nilai) Jumlah (nilai) kontrak yang sudah siap diberikan: 14 (US$82.2m) Sistem air 3 sistem Pelabuhan 3 pelabuhan Jalan 43.4 km Jumlah (nilai) kontrak dalam proses tender: 10 (US$63.5) Jalan propinsi/ kabupaten 340.1 km Jalan nasional 98.3 km * Target akhir investasi IRFF masih dalam proses penyelesaian. In its existing condition, this key interior link (connecting Meulaboh and Banda Aceh) on the provincial Geumbame Tutut road is prone to frequent failure. This road will be rehabilitated through the IREP/IRFF program; construction is expected to start in early 2008. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 43 ANNEX 15. Proyek Pengembangan Kecamatan di Nias Overview Proyek Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nilai Hibah $ 51,5 juta (termasuk. $25,8 juta Kecamatan untuk Nias memberikan hibah untuk pendanaan bersama dai BRR) rekonstruksi 5.000 rumah, 100 sekolah dan infrastruktur Periode Pelaksanaan November 2006 ­ Desember 2009 publik lainnya di Nias. KRRP dibangun berdasarkan Badan Mitra Bank Dunia proses perencanaan partisipasi PPK dan berupaya Badan Pelaksana Departemen Dalam Negeri melalui untuk meningkatkan perencanaan sektoral pemerintah BRR kabupaten. Penyaluran US$ 10,1 million Rekonstruksi di Nias sulit karena keterpencilan beberapa wilayah, kemiskinan yang menyeluruh dan infrastruktur Nias yang secara umum berkualitas rendah. Kapasitas pemerintah daerah rendah bahkan sebelum tsunami, dan keragaman budaya di Nias membutuhkan solusi lokal yang menghormati norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Proyek ini mengacu pada pengalaman proyek perumahan Aceh REKOMPAK. Proyek berkontribusi pada rehabilitasi dua bidang prioritas di Nias: perumahan dan pendidikan. Proyek akan membangun sekitar 5.000 rumah. Proyek juga akan merenkonstruksi 100 sekolah dan 100 balai kabupaten/desa. KRRP memberikan kesempatan untuk mempromosikan warisan budaya dan juga meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk memfasilitasi perencanaan berbasiskan masyarakat di masa yang akan datang. Tantangan Keterpencilan berbagai lokasi pembangunan di Nias merupakan tantangan besar bagi semua pembangunan konstruksi di Nias. Adalah penting untuk mengantisipasi dampak yang terjadi terhadap proyek, baik dari segi waktu dan biaya kegiatan. Pencapaian sampai saat ini Proyek telah menyelesaikan pemilihan penerima manfaat rumah dan kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat. Proyek juga telah melatih anggota masyarakat dalam memahami proses-proses perumahan berbasis masyarakat. Kelompok penerima manfaat perumahan sekarang berada dalam tahap persiapan akhir sebelum menerima dana untuk memulai pembangunan. Diharapkan semua rumah akan selesai pada tahun 2008. Jalan untuk masyarakat di Sirombu Program Pengembangan Kecamatan di Nias, yang berhubungan dengan Proyek Pengembangan Kecamatan , dapat membantu desa-desa membangun jalan yang lebih baik untuk kendaraan bermotor, terutama bila hujan tiba. (Foto: Catrini Kubontubuh, Consultant, World Bank ) 44 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 ANNEX 16. Program Percepatan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) Overview Program Percepatan Daerah Tertinggal dan Khusus Nilai Hibah US$ 39,6 juta (termasuk. US$ 14,6 (P2DTK) meningkatkan kapasitas pemerintah juta pendanaan bersama dari BRR) kabupaten untuk mendorong pembangunan jangka Periode Pelaksanaan Februari 2007 ­ Juni 2010 panjang di Propinsi. Proyek ini menghubungkan proses Badan Mitra Bank Dunia perencanaan partisipatif kecamatan di PPK dengan pembuatan keputusan pemerintah kabupaten, dan Badan Pelaksana Kementerian Daerah Tertinggal menyediakan hibah untuk meningkatkan layanan melalui BRR publik dan pemulihan infrastruktur perekonomian. Penyaluran US$ 2,5 juta Kapasitas pemerintah kabupaten untuk memberikan layanan publik yang memadai masih rendah. Merupakan hal penting untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan pembangunan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Proyek ini memberikan hibah ke semua kabupaten di Aceh dan Nias untuk mendanai proyek besar dan sulit secara teknis yang muncul dari perencanaan kecamatan melalui mekanisme PPK. Proyek dipilih oleh komite pembangunan kabupaten dengan menyisihkan tiga puluh persen hibah untuk kesehatan dan pendidikan. Proyek juga akan mendorong perbaikan iklim ekonomi melalui investasi infrastruktur. Untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, kombinasi dari pelatihan, kegiatan praktek lapangan dan dukungan teknis akan ditawarkan selama proyek berlangsung. Tantangan Tantangan di lapangan adalah untuk menghindari terjadinya tumpang tindih antara kegiatan peningkatan kapasitas yang akan dilakukan P2DTK dengan kegiatan badan-badan lain dan bagaimana menyusun paket pelatihan yang secara minimum dapat diterapkan. P2DTK juga akan menghadapi tantangan untuk melibatkan sumber daya pemerintah daerah pada saat pegawai negeri semakin memfokuskan diri pada transisi dan bersiap-siap untuk mengelola Dana Otonomi Khusus pada saat yang bersamaan. Pencapaian sampai saat ini Proyek telah melakukan kegiatan di 19 kabupaten di Aceh. Konsultan khusus pendidikan dan kesehatan telah direkrut dan dilatih dan sedang mengerjakan tugas awal mereka untuk melaksanakan survai kebutuhan kesehatan/ pendidikan kabupaten. Pelatihan pengadaan dan keuangan untuk para pejabat pemerintah daerah telah dimulai. Proyek juga telah memberikan hibah perencanaan kepada semua kabupaten. Hibah ini akan menunjang upaya pemerintah kabupaten untuk mengidentifikasi prioritas kebutuhan-kebutuhan prioritas pada proses partisipatif yang melibatkan berbagai pihak dari badan pemerintahan, masyarakat madani, universitas, dan DPRD kabupaten. Setelah kegiatan perencanaan kabupaten selesai, proyek akan menyalurkan hibah pada kuartal pertama 2008 untuk membangun infrastruktur fisik, kesehatan dan pendidikan. The project works to asses the needs of district communities in education and health. Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 45 ANNEX 17. Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang Overview Nilai Hibah US$ 1,5 juta Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang memelihara Periode Pelaksanaan Oktober 2006 ­ Desember 2007 103 km jalan dari Lamno ke Calang dari November 2006 sampai Oktober 2007, sementara pekerjaan rehabilitasi Badan Mitra United Nations Development permanen dilakukan. Dengan demikian rekonstruksi Program dapat berjalan lancar bagi masyarakat korban tsunami Badan Pelaksana United Nations Development di pesisir barat Aceh karena dukungan akses darat yang tidak terputus. Program Penyaluran US$ 1,3 million Pada tahun 2006, jalan antara Lamno-Calang berada dalam kondisi kritis karena beban truk yang kelebihan dan pemeliharaan yang buruk. Hal ini menyebakan jalan terkadang tidak dapat dilalui, terutama pada musim penghujan. Proyek ini memberikan pemeliharan secara terus-menerus yang sangat diperlukan secara terus menerusuntuk memastikan bahwa jalan dapat dilalui selama periode delapan bulan. Pembangunan jalan permanen akan dilaksanakan melalui USAID untuk bagian jalan yang selaras dengan rancangan USAID. USAID akan mengambil alih proyek ini pada Oktober 2007. Pencapaian sampai saat ini Perbaikan darurat sebagian besar telah selesai sehingga proyek diharapkan dapat menyerahkan tanggungjawab ke kontraktor USAID pada bulan Oktober 2007. Hasil September 2007* Jalan yang dikeraskan (km) 52 Pemeliharaan bahu jalan (km) 103 Penggalian selokan (km) 16 Dek jembatan yang diperbaiki (unit) 18 Jembatan bailey yang terpasang (units) 2/ tiga sedang berlangsung Lapangan kerja jangka pendek yang diciptakan (hari kerja) 1,900 Alat beratpun harus istirahat Sejumlah alat berat dari UNDP sedang melakukan rutinitas penambahan tinggi jalan dari permukaan laut dan pembersihan sisi jalan, di Kawasan Desa Lageuen, Aceh Jaya, dengan tujuan untuk membuka jalur antara Lamno dan Calang. (Foto: Marzi Afriko, Researcher, Conflict Team World Bank) 46 Laporan Perkembangan IV ­ Desember 2007 Patroli pengamanan hutan di Leuser Aceh Tamiang Forest Protection & Monitoring Unit didanai oleh MDF melalui program Proyek Hutan Aceh dan Lingkungan Hidup. Aktifitas inti dari program ini adalah untuk mencegah kegiatan perambahan, perburuan liar dan pembukaan lahan. Proyek ini bertujuan untuk menghentikan kegiatan illegal di Kawasan Ekosistem leuser (KEL). Proyek ini juga mendukung perlindungan atas Ekosistem Ulu Masen. (Foto: Fakhrurradhi, Program Assistant UNDP) Republik Indonesia BRR Komisi Eropa Belanda Inggris Bank Dunia Swedia Denmark Norwegia Jerman Kanada Belgia Finlandia Bank Pembangunan Asia Amerika Serikat Selandia Baru Irlandia Sekretariat Multi Donor Fund Kantor Jakarta Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 13th Floor | Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Indonesia | Phone: +62 21 5299 3000 Kantor Aceh World Bank Office Aceh | Jl. Peurada Utama No. 11A, Gampong Peurada, Kec. Syiah Kuala, Banda Aceh 23115, Indonesia | Phone: +62 651 755 1176 mdf-indonesia@worldbank.org | www.multidonorfund.org