Proyek Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini 73667 (PPAUD) Indonesia: Temuan dan Rekomendasi Kebijakan Naskah Kebijakan Oktober 2012 EUROPEAN UNION Tabel 1: Layanan PPAUD tersedia dalam beragam bentuk di Foto: Hafid I. Alatas bawah beberapa kementerian   Kementerian Kementerian Kementerian Badan Pendidikan Agama Dalam Negeri Koordinasi dan dengan Staf Keluarga Kebudayaan Kementerian Berencana Kesehatan Nasional Taman Kanak- Raudhotul   Formal Kanak (TK) Atfal (RA) Kelompok Taman Pos Pelayanan Bina Keluarga Bermain (KB) Pendidikan Terpadu Balita (BKB) Quran (TPQ) (Posyandu) Pos PAUD Non formal Taman Penitipan Anak (TPA) Satuan PAUD       1. Pengantar Sejenis (SPS) Saat ini Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan sejumlah inisiatif yang berkaitan dengan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini Beragam layanan PPAUD ini ditujukan untuk melayani kelompok (PPAUD). Inisiatif tersebut mencakup peningkatan akses ke lembaga- usia tertentu, namun dalam prakteknya hal ini sulit diterapkan. lembaga pendidikan anak usia dini untuk memenuhi target partisipasi, Misalnya, anak usia antara 4 dan 6 tahun seharusnya berada di tingkat serta mendirikan dan meresmikan PPAUD Holistik Integratif. Naskah TK/RA. Namun tidak jarang dijumpai anak usia 4-5 tahun yang masih kebijakan ini memberikan gambaran singkat tentang sektor PPAUD berada di kelompok bermain (KB) dan anak berusia 6 tahun sudah dan memanfaatkan temuan dari proyek PPAUD -yang didukung Bank duduk di kelas satu sekolah dasar. Dunia- yang sedang berjalan untuk membuat rekomendasi kebijakan awal untuk memandu inisiatif ini. Gambar 1: Layanan PPAUD ditujukan untuk melayani kelompok usia tertentu, namun hal ini seringkali sulit diterapkan Naskah kebijakan ini menunjukkan bahwa proyek PPAUD Target Umur menghasilkan sejumlah dampak positif: peningkatan angka partisipasi dan perkembangan anak yang lebih baik. Namun hasil yang lebih 7 Sekolah Dasar (SD) baik dapat tercapai apabila lingkungan rumah lebih mendukung 6 perkembangan anak. Analisis ini mendukung beberapa rekomendasi TK/RA kebijakan - mulai dari kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran 4 masyarakat tentang pentingnya perkembangan anak usia dini hingga SPS TPQ* Posyandu KB 2 perlunya masyarakat mengumpulkan dana untuk mempertahankan TPA kelangsungan ketersediaan dana bagi lembaga-lembaga PPAUD yang 0 Pos-PAUD BKB Lain-lain tergabung dalam proyek ini. Jenis layanan PPAUD *termasuk dalam SPS 2. Sekilas tentang Sektor PPAUD Waktu dan intensitas penyelenggaraan setiap bentuk layanan Beberapa kementerian di Indonesia bertanggung jawab untuk PPAUD tidak sama. Sebagai contoh,TPA biasanya berlangsung dari menyediakan layanan pendidikan anak usia dini. Hal ini, ditambah pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore. TK, KB dan Pos PAUD biasanya dengan fakta bahwa beberapa dokumen kebijakan strategis membahas diselenggarakan dari pukul 8 sampai 11 di pagi hari. TPQ beroperasi dari sektor PPAUD, menunjukkan perlunya koordinasi yang lebih luas pada pukul 2 sampai 4 di sore hari, sehingga banyak anak dapat menghadiri sektor ini. Bagian ini mengulas berbagai bentuk program PPAUD TPQ setelah mengikuti kegiatan di lembaga PPAUD lainnya di pagi yang ada, menyoroti kebijakan utama yang mengatur sektor ini, dan hari. Sebagian besar layanan ini diselenggarakan setiap hari (5-6 kali menyajikan rincian struktur proyek PPAUD -yang didukung Bank per minggu). BKB lebih jarang terselenggara dan biasanya orangtua Dunia- yang tengah berjalan. beserta anak-anak hanya menghadiri satu sesi dalam sebulan. 2.1 Bagaimana bentuk layanan PPAUD yang tersedia di Setiap bentuk layanan PPAUD mengikuti standar yang berbeda. Indonesia? Pemerintah telah menetapkan standar nasional untuk PPAUD yang menghasilkan serangkaian peraturan tentang beberapa aspek, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ukuran kelas yang bervariasi tergantung pada sifat layanan yang Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri disediakan, apakah formal atau nonformal. Misalnya, peraturan ini (Kemdagri) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menetapkan bahwa harus ada satu guru untuk setiap 20 murid di TK (BKKBN) menyediakan beberapa bentuk layanan pendidikan dan formal (rasio murid terhadap guru di TK/RA adalah 20:1). Pada lembaga pengembangan anak usia dini. Setidaknya ada delapan bentuk PPAUD nonformal, rasio murid terhadap guru bervariasi tergantung layanan yang berbeda yang secara historis tergolong dalam sistem pada usia dan berkisar antara 4:1 untuk anak usia 0-1 tahun, sampai formal dan nonformal: 15:1 untuk anak usia 5-6 tahun. Foto: Hafid I. Alatas 2.2 Kebijakan PPAUD di Indonesia Berbagai bentuk layanan PPAUD yang ada menekankan bahwa dalam sejarah Pemerintah menganggap penting pendidikan usia dini. Selama bertahun-tahun, berbagai kebijakan telah membahas PPAUD. Pada pertengahan 2009, Pemerintah, dengan dukungan Bank Dunia, mengeluarkan serangkaian standar nasional untuk layanan PPAUD formal dan nonformal yang meliputi pencapaian pengembangan, pendidik, isi, fasilitas dan pembiayaan. Standar ini merupakan jawaban atas tantangan yang secara historis dihadapi oleh sektor ini: 1. rendahnya tingkat partisipasi di kalangan anak yang berasal dari keluarga kurang sejahtera, 2. kurangnya investasi pemerintah, 3. terbatasnya pilihan untuk pelatihan pendidik, 4. rendahnya tingkat partisipasi anak usia 0-3 tahun. 4. klasifikasi sebagai kabupaten tertinggal berdasarkan Kepmen Meskipun terlalu dini untuk melihat bagaimana standar tersebut Pembangunan Daerah Tertinggal 2005; mempengaruhi perkembangan anak, gambar di bawah ini 5. komitmen untuk mengembangkan agenda PPAUD di setiap menunjukkan beberapa fakta mengejutkan tentang kesenjangan kabupaten. partisipasi berdasarkan usia dan tingkat kesejahteraan keluarga: 1. Anak usia 0-3 tahun biasanya tidak berpartisipasi dalam layanan Di setiap kabupaten, desa prioritas diidentifikasi berdasarkan PPAUD terlepas dari fakta apakah mereka berasal dari keluarga kriteria yang telah ditetapkan. Mengingat besarnya kesenjangan di sejahtera atau kurang sejahtera. kabupaten-kabupaten tersebut, 60 desa dengan jumlah anak usia 0-6 2. Partisipasi di kalangan anak usia 4-6 tahun meningkat, tetapi dan tingkat kemiskinan tertinggi diidentifikasi dan ditargetkan sebagai kesenjangan masih ada. prioritas di setiap kabupaten. Gambar 2: Anak berusia sangat dini tidak berpartisipasi dalam Tabel 2: Bank Dunia telah membantu penyusunan kebijakan layanan PPAUD dan kesenjangan partisipasi berdasarkan PPAUD dan implementasinya di tingkat pusat, provinsi dan tingkat kesejahteraan keluarga masih ada kabupaten 75% Membantu 70% Kementerian 65% Pendidikan 60% 55% dan Melalui proyek Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini 50% Kebudayaan (2007-2013) menyusun Partisipasi 45% 40% standar 35% PPAUD 30% 25% Nasional 20% Membangun Membantu 15% kapasitas di kabupaten 10% 5% tingkat pusat, dalam 0% provinsi dan memberikan Memperkuat sistem kabupaten dukungan pemantauan untuk kabupaten untuk melatih peraturan proyek dan sekitarnya pendidik dan anggaran PPAUD di untuk program SUSENAS 2004, 2007 dan 2010 desa PPAUD Mencakup 50 Kerangka Menyediakan 2.3 Proyek Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia kabupaten (di fasilitasi dan pemantauan Dini (PPAUD) 22 provinsi), Merancang dan evaluasi hibah kepada 3.000 desa, dan digunakan masyarakat 6.000 menganaliss dalam Bagian ini berfokus pada dukungan Bank Dunia untuk proyek lembaga untuk data evaluasi penyusunan PPAUD - sebuah proyek berbasis masyarakat yang dilaksanakan mendirikan PPAUD, dampak sensus oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 di hampir 3.000 desa. layanan 12.000 pertama Dukungan ini meliputi pembangunan kapasitas di tingkat kabupaten PPAUD pendidik tentang PPAUD dan pemahaman tentang pentingnya PPAUD di tingkat masyarakat. Bank Dunia juga mendukung pemantauan dan evaluasi kegiatan Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan akses layanan proyek serta penyusunan kebijakan di tingkat pusat (lihat Tabel 2). PPAUD bagi masyarakat kurang sejahtera dan meningkatkan kesiapan anak untuk bersekolah. Hal ini dilakukan melalui beberapa Proyek ini memanfaatkan pengalaman Bank Dunia dalam bidang kegiatan yang diberikan secara bertahap dan mencakup: PPAUD. Pengalaman masa lalu di Indonesia dan negara-negara lain menunjukkan bahwa untuk menjamin kepemilikan dan keberlanjutan 1. Fasilitasi Masyarakat: memberikan pemahaman kepada suatu proyek partisipasi lokal (masyarakat dan pemerintah) sangat masyarakat tentang peran penting dan manfaat PPAUD serta penting. pelatihan tentang cara mengajukan proposal untuk mengelola dana proyek (yang tersedia dalam bentuk hibah). Pemerintah mengawali proyek berbasis masyarakat ini di 50 2. Hibah: hibah (sebesar USD 18.000 selama 3 tahun) yang kabupaten. Kelima puluh kabupaten yang berpartisipasi dalam proyek dimanfaatkan untuk mendirikan dan mengoperasikan dua lembaga tersebut dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: PPAUD. 1. partisipasi anak usia 0-6 tahun pada layanan PPAUD yang rendah; 3. Pelatihan pendidik: pelatihan 200 jam untuk setiap pendidik dan 2. Indeks Pembangunan Manusia yang rendah; setiap tenaga pendamping di setiap lembaga PPAUD. 3. tingkat kemiskinan yang tinggi; 2 Untuk memastikan bahwa tujuan proyek tercapai dan untuk Secara keseluruhan, bukti-bukti menunjukkan bahwa membuat kebijakan PPAUD berdasarkan bukti nyata, studi peningkatan kesadaran masyarakat dan pembukaan lembaga evaluasi dampak dalam beberapa tahun telah berlangsung PPAUD baru penting untuk meningkatkan partisipasi. Gambar 3 sejak 2008. Dengan dukungan Bank Dunia, Pemerintah telah menunjukkan peningkatan partisipasi seiring dengan pelaksanaan melakukan pengumpulan data dalam dua putaran, dan putaran ketiga proyek. Ini menunjukkan bahwa walaupun partisipasi cenderung direncanakan akan berlangsung pada awal 2013. Data ini mengikuti meningkat seiring dengan bertambahnya usia anak, desa-desa yang perkembangan dua kelompok anak, yaitu mereka yang lahir pada merupakan bagian dari proyek ini menunjukkan peningkatan yang tahun 2008 dan mereka yang lahir pada tahun 2005. Ketika kedua lebih besar dibandingkan dengan desa-desa yang tidak termasuk kelompok ini pertama kali disurvei pada tahun 2009, kelompok ini dalam proyek ini. masing-masing telah berusia 1 dan 4 tahun. Meningkatkan kesadaran masyarakat (fasilitasi) tentang pentingnya PPAUD memberikan dampak positif terhadap Studi evaluasi dampak ini menggunakan desain uji coba yang partisipasi dan pemahaman tentang layanan PPAUD. Gambar 3 dikontrol secara acak. Sebanyak 100 desa ditetapkan secara acak menunjukkan bahwa fasilitasi membantu meningkatkan partisipasi untuk menerima serangkaian intervensi di atas (selanjutnya disebut sebesar 2,4 poin persentase. Pengetahuan tentang lokasi PPAUD perlakuan) pada awal proyek (kelompok perlakuan) dan 100 desa terdekat juga meningkat di desa-desa yang menerima perlakuan lainnya menerima perlakuan satu tahun kemudian (kelompok kontrol). dibandingkan dengan desa-desa yang tidak menerima perlakuan. Karena desa-desa tersebut ditetapkan secara acak sebagai kelompok Data ini merupakan data untuk tahap awal proyek - ketika fasilitasi perlakuan dan kelompok kontrol, tidak boleh ada perbedaan dalam sudah selesai namun belum semua lembaga PPAUD proyek dibuka. tingkat partisipasi anak sebelum perlakuan diterima. Namun pada Hal ini memperkuat temuan bahwa fasilitasi membantu meningkatkan waktu tertentu, kedua kelompok ini akan menerima perlakuan. Oleh kesadaran masyarakat. karena itu, studi ini juga mengumpulkan informasi tentang 100 desa yang tidak pernah menerima perlakuan (kelompok pembanding). Selain meningkatkan kesadaran masyarakat, pembukaan lembaga Setelah proyek berjalan, kelompok desa ini akan menjadi kelompok PPAUD baru memberikan dampak positif terhadap partisipasi yang relevan sebagai pembanding desa proyek. Tabel 3 menunjukkan anak. Data menunjukkan bahwa kombinasi antara pembukaan rancangan studi ini: lembaga PPAUD baru dan fasilitasi menaikkan tingkat partisipasi sebesar 5,6 poin persentase di desa-desa perlakuan bila dibandingkan Tabel 3: Evaluasi dampak secara acak dilakukan ketika desa dengan desa lain dalam studi ini yang belum menerima perlakuan. menerima perlakuan Selanjutnya kami menemukan bahwa semakin lama kelompok Timeline proyek masyarakat mendapat intervensi proyek, tingkat partisipasi akan Setelah proyek berlangsung semakin tinggi - 3,4 poin persentase. Data ini juga menunjukkan Tipe Desa Awal proyek setahun bahwa perbandingan antara tingkat partisipasi anak pada desa Desa Perlakuan 100 desa yang secara acak ditetapkan untuk menerima proyek dengan non proyek berkisar antara 10-13,5 poin persentase, perlakuan tergantung apakah perbandingan ini dilakukan dengan desa kontrol Desa Kontrol   100 desa lainnya yang secara atau desa perlakuan. acak ditetapkan untuk menerima perlakuan Cara lain untuk memperhitungkan bukti ini adalah sebagai Desa Pembanding 100 desa yang tidak pernah menerima perlakuan berikut: Jika proyek ini tidak berdampak apapun dan kami hanya mengganggap peningkatan partisipasi sebagai akibat bertambahnya Warna coklat menandakan desa yang termasuk dalam proyek. Warna coklat umur anak, tidak mungkin desa-desa perlakuan dan kontrol memiliki muda menandakan desa yang tidak termasuk dalam proyek. angka peningkatan partisipasi yang berbeda. Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa proyek meningkatkan partisipasi - sebuah fakta 3. Temuan dan Rekomendasi yang diperkuat dengan bukti dari sumber data nasional. Bagian ini berfokus pada temuan proyek dan pemanfaatan temuan Rekomendasi: Temuan ini menunjukkan bahwa inisiatif Pemerintah tersebut sebagai rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh di masa depan untuk meningkatkan partisipasi harus dimulai dengan Pemerintah untuk mengembangkan inisiatif PPAUD lainnya. Data untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PPAUD. kelompok anak usia empat tahun dalam penelitian ini dianalisis dan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Gambar 3: Angka partisipasi meningkat sebagai akibat meningkatnya kesadaran masyarakat dan pembukaan 1. Apakah proyek ini menyebabkan peningkatan partisipasi anak pada lembaga-lembaga PPAUD baru PPAUD? 2. Apa karakteristik anak yang berpartisipasi pada PPAUD? 90 3. Apakah lingkungan rumah tangga mendukung perkembangan 85 Sejumlah desa ditetapkan secara acak sebagai desa perlakuan atau Perbedaan karena anak? 80 desa kontrol. Desa perbandingan diajukan oleh pemimpin desa. Dampak menerima intervensi proyek yang 4. Apakah partisipasi pada PPAUD memberikan hasil yang lebih baik 75 70 Partisipasi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, proyek dibandingkan lebih lama untuk perkembangan anak? 65 tetapi di desa-desa proyek terjadi peningkatan yang lebih tinggi dengan non-proyek Tingkat partisipasi (%) 5. Bagaimana kita memastikan keberlangsungan dana bagi pusat- 60 55 pusat PPAUD yang termasuk dalam proyek? 50 Angka partisipasi Angka partisipasi rata-rata anak usia 5 45 tahun (SUSENAS, 2010) Perbandingan rata-rata anak usia 4 tahun (SUSENAS, 2010) Kontrol 3.1 Apakah proyek menyebabkan peningkatan 40 35 Perlakuan partisipasi anak pada PPAUD? 30 25 Dampak fasilitasi dan pembukaan layanan PPAUD baru 20 Dampak Kegiatan-kegiatan proyek di desa-desa tersebut dilaksanakan secara 15 fasilitasi bertahap: langkah pertama dalam proyek ini adalah memberikan 10 5 fasilitasi kepada masyarakat – menumbuhkan kesadaran tentang 0 Fasilitasi hanya dilakukan Fasilitasi dan pembukaan Fasilitasi dan pembukaan layanan pentingnya PPAUD, langkah kedua adalah menyalurkan dana hibah di desa perlakukan layanan PPAUD baru hanya PPAUD baru dilakukan di desa dilakukan di desa perlakuan perlakuan dan desa kontrol, dan langkah ketiga mengadakan pelatihan untuk pendidik sebelum tetapi tidak dilakukan di desa perbandingan mendirikan lembaga PPAUD baru. Dengan memanfaatkan informasi Usia Anak 3,5 tahun Usia Anak 4 tahun Usia Anak 5 tahun tentang waktu-waktu pelaksanaan proyek yang penting, bagian ini memaparkan imbas proyek selama siklus pelaksanaannya dengan Garis titik-titik menunjukkan tingkat partisipasi kasar anak usia 4 tahun dari membuat angka partisipasi di berbagai tahap pelaksanaan proyek. SUSENAS 2010. Garis putus-putus menunjukkan tingkat partisipasi kasar anak usia 5 tahun dari SUSENAS 2010. Data bersifat longitudinal. Anak-anak berusia 4 tahun pada saat baseline data diambil dan berusia 5 tahun pada saat midline data diambil. 3 3.2 Apa karakteristik anak-anak yang berpartisipasi 3.3 Apakah lingkunan rumah tangga mendukung pada PPAUD? perkembangan anak? Ini adalah pertanyaan yang relevan dengan kebijakan yang timbul Lembaga PPAUD bukan satu-satunya tempat berlangsungnya tumbuh akibat meningkatnya partisipasi dan penting jika kita ingin: kembang anak. Seperti ditunjukkan pada bagian sebelumnya, 1. mengidentifikasi kelompok potensial yang tetap tak terpengaruh mayoritas anak sehari-hari menghabiskan sebagian besar waktunya di meskipun terjadi peningkatan akses yang disediakan oleh proyek, rumah bersama pengasuh mereka. Oleh karena itu pada bagian ini kami 2. mengusulkan mekanisme yang dapat digunakan untuk menjangkau mempelajari situasi dalam rumah tangga untuk menilai apakah anak- kelompok-kelompok tersebut. anak ini tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangan Gambar 2 menyajikan bukti dari data yang mewakili secara nasional anak. Kami berfokus pada dua aspek - dukungan untuk perkembangan bahwa tingkat partisipasi anak usia 0-3 tahun tetap rendah. Oleh sebab kognitif dan kesehatan anak. itu sub-bagian ini berfokus pada sampel anak-anak usia 4 tahun yang diikutsertakan dalam studi tentang PPAUD dan meneliti karakteristik Sebagian besar anak-anak yang diamati dalam penelitian ini mereka yang berpartisipasi dibandingkan dengan mereka yang tidak. tumbuh dalam rumah tangga dengan orang tua yang tidak pernah membacakan cerita untuk anak-anak mereka, sehingga dapat Temuan kami menunjukkan ada empat karakteristik penting yang membatasi perkembangan kognitif mereka. Untuk banyak rumah membedakan anak yang berpartisipasi dan yang tidak berpartisipasi. tangga hal ini dapat dipahami karena sedikit sekali dari mereka yang 1. Mereka yang berpartisipasi dalam layanan PPAUD kemungkinan memiliki buku anak-anak. Dua pertiga anak-anak pada kelompok besar memiliki pengasuh yang berpendidikan SLTA atau lebih tinggi termiskin tumbuh dalam rumah tangga tanpa buku anak-anak. Bahkan (Gambar 4). dalam rumah tangga yang lebih sejahtera, sepertiga dari anak-anak 2. Anak perempuan memiliki kemungkinan lebih besar untuk tidak memiliki buku-buku yang dapat dibacakan orang tua kepada berpartisipasi dalam layanan PPAUD dibandingkan anak laki-laki. anak. Namun situasinya sama ketika alternatif yang tidak memerlukan 3. Anak yang berpartisipasi dalam layanan PPAUD berasal dari keluarga buku dikemukakan: hanya sedikit orang tua yang melaporkan bahwa yang lebih sejahtera dan memiliki tingkat partisipasi yang lebih mereka mendongeng kepada anak-anak mereka. tinggi pada kelompok layanan sosial bila dibandingkan dengan anak yang tidak berpartisipasi. Gambar 5: Orang tua tidak membacakan cerita atau 4. Jarak ke lembaga PPAUD merupakan faktor penting yang mendongeng kepada anak-anak mereka menentukan apakah anak-anak berpartisipasi atau tidak. 80 78 1 tahun Misalnya, anak-anak yang tinggal di daerah berjarak kurang dari 30 4 tahun 59 menit berjalan kaki dari lembaga PPAUD terdekat (sekitar 2 km atau 1,25 60 mil) memiliki tingkat partisipasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan Persentase anak-anak yang tinggal di daerah berjarak lebih dari 30 menit. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur anak-anak yang 40 berpartisipasi dengan umur anak-anak yang tidak berpartisipasi atau dalam laporan pengasuh tentang kesehatan anak. 21 20 12 12 9 Gambar 4: Anak perempuan dari keluarga sejahtera dan 5 5 lebih berpendidikan yang tinggal dekat dengan lembaga 0 PPAUD serta berpartisipasi dalam kelompok layanan sosial Tidak 1-2 hari 3-5 hari 6-7 hari menunjukkan angka partisipasi yang lebih tinggi pernah seminggu seminggu seminggu Majalah/buku dibacakan kepada anak Persentase anak dalam setiap kuintil yang tidak memiliki buku bacaan termiskin 20% 68 2 57 Berpartisipasi Tidak berpartisipasi 3 53 Tingkat pendidikan pengasuh: SLTA atau lebih*** Tingkat kesejahteraan keluarga dalam skor Z*** 4 50 Jarak ke lembaga PPAUD 30% 28% terkaya 32 20% 25% 20% 19% 80 15% 69 1 tahun 10% 60 4 tahun 53 5% Persentase 0% 40 30 menit atau kurang Lebih dari 30 menit 26 Partisipasi pada PPAUD 6 bulan sebelum baseline 16 20 12 10 Sumber: Perhitungan Penulis 7 8 ‘*’ menunjukkan siginifikansi statistik ***= 1%, **= 5% 0 Tidak 1-2 hari 3-5 hari 6-7 hari pernah seminggu seminggu seminggu Rekomendasi: Penilaian terhadap masyarakat harus ditingkatkan Mendongeng (tanpa buku bacaan) sebagai bagian dari inisiatif PPAUD untuk meningkatkan partisipasi agar menjangkau segmen masyarakat yang paling membutuhkan. 4 Sampel anak-anak Indonesia yang kami pelajari memiliki tingkat 3.4 Apakah partisipasi pada PPAUD mengakibatkan stunting (kurangnya tinggi badan menurut standar umur), wasting (kurangya berat badan menurut standar tinggi badan) dan perkembangan anak yang lebih baik ? underweight (berat badan dibawah standar) yang sangat tinggi sehingga membatasi kemampuan mereka untuk berkembang Terlepas dari bagaimana seseorang memilih cara untuk mengukur secara fisik dan kognitif. Angka ini merupakan angka yang lazim bagi perkembangan anak, anak-anak yang berpartisipasi pada PPAUD penduduk Indonesia, tetapi dibandingkan dengan penduduk dunia memiliki perkembangan yang lebih baik daripada mereka yang lainnya angka ini sangat tinggi. Tabel 4 menunjukkan sampel anak tidak berpartisipasi. Studi ini mengumpulkan informasi tentang usia 48-60 bulan yang diperkirakan berada di bawah standar deviasi berbagai hasil perkembangan anak: motorik kasar, motorik halus, -3 dalam hal tinggi badan-terhadap-umur, berat badan-terhadap-umur kematangan sosial- emosional, kesehatan fisik, kemampuan bahasa, dan berat badan-terhadap-tinggi badan pada populasi anak bergizi komunikasi dan kemampuan kognitif serta fungsi eksekutif. Ukuran baik, sedangkan di sampingnya adalah sampel anak Indonesia yang ini terkumpul dengan menggunakan berbagai instrumen, termasuk berada jauh di bawah ambang batas ini. Pada populasi anak bergizi Instrumen Perkembangan Dini (EDI), Kuesioner Kelebihan dan baik, kurang dari 1% diperkirakan berada di bawah standar deviasi -3. Kesulitan (SDQ), dan dengan meminta anak untuk bermain memilah Sebagai perbandingan, sampel penduduk Indonesia memiliki tingkat dan memilih kartu yang bertujuan untuk menangkap fungsi eksekutif prevalensi wasting (3,7%), stunting (10,4%) dan underweight (6,2%) mereka. Sebagian besar instrumen ini diadaptasi dan diterapkan yang sangat tinggi. secara sistematis pada anak-anak di Indonesia untuk pertama kalinya dalam studi ini. Gambar 7 menunjukkan bahwa dengan menggunakan Tabel 4: Tingkat stunting, wasting dan underweight sangat tinggi EDI, SDQ, atau ukuran fungsi eksekutif anak-anak yang berpartisipasi Persentasi anak-anak yang berada di Tingkat Kepercayaan memiliki perkembangan yang lebih baik daripada mereka yang tidak bawah Standar Deviasi -3 95% berpartisipasi.   Populasi Anak Sampel Anak Batas Batas atas Sehat Indonesia bawah Gambar 7: Anak-anak yang berpartisipasi dalam layanan Berat terhadap <1 3,7 3 4,4 Tinggi Badan PPAUD menunjukkan kemampuan yang lebih baik dengan seperangkat instrumen perkembangan anak Tinggi Badan <1 10,4 9,3 11,5 terhadap Umur Mampu melakukan permainan memilih dan memilah kartu 0.5 10 Berat Badan <1 6,2 5,3 7 9 terhadap Umur 0.45 Perkembangan Bahasa dan Kognitif EDI 8 Sumber: Perhitungan penulis dengan menggunakan standar 0.4 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 7 0.35 6 Praktek pengasuhan terkait dengan pola makan anak-anak tidak terlalu berperan dalam memperbaiki situasi. Orang tua lebih 0.3 5 berpotensi melaporkan bahwa anak mereka mengkonsumsi camilan 4 setiap hari daripada melaporkan bahwa anak mereka mengkonsumsi 0.25 Mean = 3.14 susu setiap hari. Ini adalah fakta yang mencengangkan, karena 3 0.2 terjadi pada masyarakat dari semua tingkat kesejahteraan dan semua Mean = 0.16 4.01 2 tingkat pendidikan pengasuh (tidak ditampilkan). Sejumlah indikasi 2.85 0.15 menunjukkan bahwa ini terjadi karena kurangnya pengetahuan 1 0.15 0.21 orang tua. Misalnya, ketika pengasuh anak ditanya apakah anak 0.1 0 yang terserang diare harus diberikan lebih banyak atau lebih sedikit Tidak Berpartisipasi Tidak Berpartisipasi Berpartisipasi Berpartisipasi cairan daripada biasanya, 40 persen pengasuh anak dalam kelompok Perkembangan Bahasa Memilih dan memilah Kartu statistik termiskin dan 20 persen pengasuh anak dalam kelompok dan Kognitif EDI statistik terkaya tidak dapat memberikan respon yang benar - yaitu Mean dan tingkat kepercayaan 95% terlihat dalam gambar 7 memberikan lebih banyak cairan daripada biasanya. Rekomendasi: Mendirikan dan mengoperasikan layanan PPAUD Gambar 6: Praktek pengasuhan dan pengetahuan orang tua merupakan kegiatan intensif bagi masyarakat - terutama masyarakat dapat memperburuk masalah yang ada paling tidak sejahtera. Ketika masyarakat diberikan pilihan untuk 0.9 mendirikan layanan PPAUD, informasi tentang manfaat PPAUD dalam 0.8 jangka pendek dan jangka panjang harus diberikan sehingga mereka .78 7 78 0.788 Mean memahami seluruh manfaat yang akan mereka peroleh. 0.7 75 75 .7 0.75 0. .74 (camilan) 0.6 65 6 .65 0.65 0.56 0.5 .5 56 5 0.566 3.5 Bagaimana kita menjamin keberlangsungan dana 0.4 0.36 bagi layanan-layanan PPAUD yang tercakup dalam Mean 0.3 0 0.22 22 (susu) proyek ini? 0.2 0.16 0.08 0.1 Jika mereka ingin tetap berdiri secara layak, semua lembaga 0 PPAUD dalam proyek harus menjamin agar pendanaan tetap Termiskin 2 3 4 Terkaya 20% 20% berlanjut setelah proyek berakhir. Sejak tahun 2008 proyek PPAUD Konsumsi susu per hari Konsumsi camilan per hari telah menyediakan dana bagi lembaga-lembaga PPAUD untuk Anak harus mendapatkan lebih banyak cairan ketika sedang menderita diare membiayai kegiatan belajar, manajemen, administrasi, kesehatan dan 5 kuntil kesejahateraan untuk kelompok anak usia 4 tahun gizi. Mungkin karena alasan ini, setengah (50,3%) dari pusat PPAUD tidak memungut biaya apapun. Di lembaga PPAUD lainnya, orang tua Rekomendasi: Masyarakat dapat mempertimbangkan untuk dikenakan pungutan biaya yang bervariasi nilainya -dari kurang dari membangun kemitraan dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Rp 5.000 (sekitar USD 0,5 per bulan) sampai Rp 20.000 (sekitar USD 2 (PKBM) setempat agar orang tua dapat meminjam bahan belajar per bulan). Pada spektrum terendah ini lembaga PPAUD peserta proyek (misalnya buku anak-anak) sehingga mereka dapat memperkuat memungut biaya lebih kecil dibanding biaya yang dipungut oleh stimulasi kognitif yang didapat dari lembaga PPAUD di rumah sekaligus kelompok bermain atau layanan PPAUD bukan proyek. Pada spektrum meningkatkan kesadaran orang tua tentang pola makan dan praktek tertinggi mereka memungut biaya sebesar biaya yang dipungut TK pengasuhan yang baik. formal. 5 Rekomendasi: Jika layanan PPAUD ingin tetap berdiri secara layak, masyarakat harus peka terhadap kebutuhan untuk mengumpulkan dana untuk memenuhi kebutuhan PPAUD. Salah satu kemungkinannya adalah memperluas program Pemerintah untuk memberikan dukungan operasional untuk pendidikan (Biaya Operasional Pendidikan, BOP) secara lebih luas dan mencakup anak-anak kurang sejahtera di lingkungan masyarakat tertinggal seperti diuraikan di sini. Gambar 10: Masyarakat harus mulai memungut biaya bila mereka ingin lembaga PPAUD tetap berdiri setelah proyek berakhir Apakah lembaga PPAUD memungut biaya? Berapa biaya yang dipungut lembaga PPAUD? 3% 3% 5% 49.7% ya < Rp 5.000 50.3% tidak 21% Rp 5.000 - 10.000 Rp 10.000 - 15.000 Rp 15.000 - 20.000 68% > Rp 20.000 Kotak 1: Ringkasan Temuan dan Rekomendasi Kebijakan Konteks Rekomendasi Layanan pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PPAUD) di Terdapat ruang yang signifikan untuk melakukan koordinasi antar kementerian dan Indonesia terdapat dalam berbagai bentuk program layanan di bawah antar program layanan PPAUD yang beragam. kementerian yang berbeda. Temuan Rekomendasi 1. Partisipasi anak pada layanan PPAUD meningkat setelah Pemerintah Inisiatif Pemerintah di masa depan untuk meningkatkan partisipasi harus dimulai memberikan pemahaman kepada masyarakat kurang sejahtera dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PPAUD. tentang pentingnya pengembangan anak usia dini. 2. Pendidikan orang tua dan kesejahteraan rumah tangga berhubungan Penilaian terhadap masyarakat harus ditingkatkan jika inisiatif PPAUD mendatang adalah positif dengan partisipasi anak. Tingkat partisipasi anak perempuan untuk menjangkau dengan tepat segmen masyarakat yang paling membutuhkan. di lembaga PPAUD lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki- laki. Jarak ke lembaga PPAUD merupakan faktor penting yang menentukan partisipasi anak. 3. Banyak anak tumbuh dalam lingkungan rumah tangga yang Masyarakat dapat mempertimbangkan untuk membangun kemitraan dengan Pusat memberikan stimulasi yang sangat terbatas. Jika anak mendapatkan Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) agar orang tua dapat meminjam bahan belajar (seperti stimulasi di rumah dan praktek pengasuhan yang lebih baik, buku anak-anak) sehingga mereka dapat memperkuat stimulasi kognitif kepada anak di perkembangan anak akan menjadi lebih baik. rumah seperti halnya yang anak-anak dapatkan di lembaga PPAUD, sekaligus meningkatkan kesadaran orang tua tentang pola makan dan praktek pengasuhan yang baik. 4. Anak-anak yang berpartisipasi pada layanan PPAUD menunjukkan Masyarakat yang mempertimbangkan untuk mendirikan dan mengelola lembaga tingkat perkembangan fisik, sosial-emosional dan kognitif yang lebih PPAUD harus mendapatkan pemahaman tentang manfaat jangka pendek dan jangka tinggi dibandingkan mereka yang tidak. panjang PPAUD. 5. Mayoritas lembaga PPAUD yang tergabung dalam proyek ini tidak Jika lembaga PPAUD ingin tetap berdiri secara layak, masyarakat harus mengumpulkan memungut biaya. Mereka yang memungut biaya, memungut biaya dana untuk memenuhi kebutuhan PPAUD. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah lebih kecil dibanding lembaga PPAUD di luar proyek. memperluas program Pemerintah agar memberikan dukungan operasional untuk pendidikan (Biaya Operasional Pendidikan/BOP) secara lebih luas dan mencakup anak- anak yang berasal dari keluarga kurang sejahtera. Disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amer Hasan, Bank Dunia, dan Haeil Jung, University of Indiana at Bloomington. Husnul Rizal, Iris van Rossum dan Mayla Safuro memberikan bantuan yang sangat berharga untuk penelitian ini. Pemerintah Kerajaan Belanda dan Uni Eropa telah memberikan hibah Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF) dengan tujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan pelaksanaan pendidikan dasar yang terdesentralisasi. Dalam kaitan dengan pengelolaan yang dilakukan Bank Dunia, BEC-TF juga membantu usaha analisis dan dialog tematis dalam bidang pendidikan antara Pemerintah dan para mitra pembangunan di tingkat nasional. Pada tingkat pemerintahan daerah, BEC-TF membantu pembangunan kapasitas dan memperkuat sistem untuk perencanaan, anggaran, pengelolaan keuangan dan informasi dalam sektor pendidikan. Temuan, interpretasi dan kesimpulan yang terdapat dalam naskah ini tidak secara otomatis mencerminkan pandangan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Kerajaan Belanda atau Uni Eropa. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Sektor Pembangunan Manusia Kantor Bank Dunia Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara 2, Lantai 12 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Tel: (021) 5299 3000 Faks: (021) 5299 3111 www.worldbank.org/id/education printed on recycled paper