96507 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Indonesia NASKAH KEBIJAKAN Maret 2015 Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Indonesia akan memasuki penghujung dekade pertama pelaksanaannya. Selama periode tersebut, program ini telah mengalami perbaikan terus menerus dan menyalurkan dana bantuan dalam jumlah besar yang pernah ada secara langsung ke sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Keberhasilan program ini dalam memberikan dana operasional untuk sekolah telah direplikasi di bagian lain dalam sistem pendidikan dan oleh berbagai pemerintah daerah. Pada tahun 2014, semua jenjang dalam sistem pendidikan, dari PAUD hingga perguruan tinggi, memiliki program sejenis ‘BOS’, dan sekitar sepertiga dari semua pemerintah daerah melaksanakan program serupa. Naskah kebijakan ini bertujuan untuk mengkaji apakah program BOS telah berhasil memberikan kontribusi terhadap perluasan akses terhadap pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan. Naskah kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang temuan-temuan dan merangkum saran- saran dari laporan utama yang mengkaji peran BOS dalam memperbaiki hasil-hasil pendidikan1. Memperbaiki pendidikan melalui pemanfaatan hibah untuk sekolah Pembuat kebijakan pendidikan semakin menyadari pentingnya memberdayakan sekolah untuk membuat keputusan sendiri dalam upaya untuk memperbaiki hasil-hasil pendidikan. Banyak negara telah mengakui bahwa sekolah itu sendiri sering berada di posisi yang lebih baik daripada instansi pemerintah pusat untuk membuat keputusan yang efektif tentang beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran. Pengakuan ini telah mendorong banyak negara memperkenalkan reformasi manajemen berbasis sekolah yang bertujuan untuk memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan masyarakat yang dilayaninya untuk mengelola urusan mereka sendiri. Reformasi ini juga telah mendukung akuntabilitas sekolah yang lebih kuat melalui pembentukan organisasi pengaturan sekolah yang lebih inklusif dan melibatkan orang tua serta masyarakat setempat yang berasal dari kalangan yang lebih luas. 1 Al-Samarrai, Fasih, Hasan and Syukriyah, 2014, Assessing The Role of the School Operational Grants Program (BOS) in Improving Education Outcomes in Indonesia. Washington D.C., World Bank. Fokus pada manajemen berbasis sekolah biasanya berjalan beriringan Gambar 1: Penyaluran BOS yang memperbaiki hasil-hasil pendidikan dengan pemberian dana secara langsung kepada sekolah guna menunjang perbaikan pendidikan. Pendanaan semacam ini berbeda dengan pendanaan pemerintah yang rutin diberikan kepada sekolah, karena bantuan langsung ini memberikan sekolah keleluasaan dalam Peningkatan pendanaan oleh negara batas-batas tertentu untuk menggunakan dana tersebut. Bantuan ini juga untuk sekolah memberikan aliran pendapatan yang pasti, yang telah sangat memudahkan dan pengurangan beban rumah tangga sekolah dalam membuat perencanaan perbaikan sekolah. Peningkatan angka Tingkat pengambilan keputusan dan sumber daya yang diserahkan partisipasi pendidikan dan perbaikan kepada sekolah sangat bervariasi di setiap negara. Misalnya, di pembelajaran siswa Australia dan Inggris sekolah diberikan keleluasaan dan kendali atas dari golongan termiskin semua keputusan yang menyangkut pengeluaran rutin, di antaranya Penelitian pengangkatan guru. Di negara-negara lainnya, pengambilan keputusan BOS Bantuan tunai menunjukkan oleh pihak sekolah jauh lebih dibatasi. Di Malaysia dan Thailand, sekolah diperkenalkan langsung untuk siswa miskin bahwa bantuan dibekali dengan sumber daya hanya untuk menutupi biaya operasional • Otonomi sekolah yang lebih besar sekolah mempunyai non-gaji. Pendanaan sekolah semacam ini juga bervariasi sesuai dengan • Partisipasi orang tua yang lebih besar di sekolah potensi untuk tingkat kebijaksanaan yang dimiliki sekolah untuk menggunakan dana. • Akuntabilitas sekolah yang Dalam beberapa kasus, dana diberikan dengan persyaratan yang relatif lebih kuat meningkatkan • Peningkatan transparansi sedikit, sedangkan dalam kasus lain sekolah harus mengeluarkan dana dalam pengambilan hasil-hasil sesuai dengan rencana pengeluaran yang telah disetujui, dan memiliki Penguatan manajemen keputusan yang berkaitan berbasis sekolah dengan sekolah pendidikan keterbatasan untuk mengubah anggaran yang telah disepakati sebelumnya. melalui penetapan aturan dan tanggung jawab Program manajemen berbasis sekolah dan hibah untuk sekolah sekolah dan masyarakat setempat dalam telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam meningkatkan mengelola BOS akses terhadap pendidikan dan memperbaiki hasil-hasil pendidikan. Beberapa tinjauan yang baru-baru ini dilakukan terhadap penelitian yang mengkaji dampak reformasi manajemen berbasis sekolah telah Hibah untuk sekolah ini dialokasikan berdasarkan besarnya bantuan menunjukkan bahwa reformasi ini memiliki kemampuan untuk untuk setiap siswa, dan saat ini mencakup sekitar 43 juta siswa SD meningkatkan akses terhadap pendidikan dan memperbaiki prestasi dan SMP. Nilai riil alokasi untuk setiap siswa telah mengalami kenaikan belajar, serta mengatasi ketidaksetaraan dalam pendidikan.2 Namun, lebih dari dua kali lipat sejak program ini diperkenalkan pada tahun reformasi pendidikan semacam ini dapat memakan waktu lama untuk 2005 (Gambar 2). Pada tahun 2014, program BOS menyediakan dana memberikan hasil-hasil yang diinginkan, dan keberhasilannya sangat untuk sekolah dasar (sekolah menengah pertama) rata-rata sekitar US tergantung pada dukungan politik dan pelaksanaan yang efektif. $10.000 (US $20.000). Program ini dibiayai oleh pemerintah pusat dan Program Bantuan Operasional Sekolah muncul sesudah program memungkinkan sekolah untuk memanfaatkan dana sesuai dengan daftar hibah kecil untuk sekolah yang diperkenalkan setelah Krisis Keuangan kategori pengeluaran yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Asia pada tahun 1997. Tujuan program ini adalah untuk mengurangi beban keuangan pemerintah bagi pendidikan dalam rangka menyediakan program wajib belajar 9-tahun yang bermutu, serta untuk mendukung reformasi manajemen berbasis sekolah. Tujuan ini dirancang untuk memperbaiki hasil-hasil pendidikan secara keseluruhan melalui tiga jalur utama (lihat Gambar 1). 2 Lihat misalnya, AusAID ERF (2011). ‘School grants and school-based management’and Bruns, B., D. Filmer, et al. (2011). Making schools work: new evidence on accountability reforms. Washington D.C., The World Bank. 2 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 3 Gambar 2: Nilai bantuan BOS untuk setiap siswa telah meningkat pesat Peran BOS dalam mengurangi beban biaya Alokasi program BOS per siswa dan sebagai persentase dari belanja pemerintah, 2005-2014 (harga konstan tahun 2012) pendidikan yang ditanggung oleh rumah tangga Sulit untuk mengurai peran BOS dalam mengurangi biaya pendidikan yang ditanggung oleh rumah tangga. Program BOS mencakup semua 1,200,000 14% sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, serta diperkenalkan ke seluruh wilayah Indonesia pada saat yang bersamaan. Hal ini menjadikan 12% % dari total anggaran pendidikan 1,000,000 metode formal sulit digunakan untuk mengevaluasi dampak BOS, dan 10% karena mempertimbangkan kebutuhan, pendekatan terbaik kedua yang 800,000 diterapkan. Langkah pertama dalam pendekatan ini adalah mengamati 8% apakah pengenalan dan perubahan jumlah dana hibah BOS selanjutnya Rupiah 600,000 berdampak nyata terhadap belanja pendidikan rumah tangga secara Tingkatan biaya 6% keseluruhan. Kedua, analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat sekolah yang apakah ‘BOS’ tetap berpengaruh setelah serangkaian faktor penjelas 400,000 4% (explanatory factor) lainnya (misalnya pendapatan rumah tangga) dikeluarkan oleh dikendalikan. Akhirnya, tren belanja pendidikan dalam rumah tangga rumah tangga 200,000 2% untuk tingkat SD dan SMP yang menerapkan program BOS dibandingkan turun setelah BOS dengan tren yang sama untuk tingkat SMA untuk mengidentifikasi apabila diperkenalkan. 0 0% terdapat perbedaan yang terjadi. Diakui bahwa pendekatan ini tidak dapat 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 memberikan kesimpulan yang pasti tentang pengaruh program BOS, (25) (44) (43) (36) (53) (48) (44) (62) (60) (60) namun dapat memberikan beberapa pemahaman terhadap pengaruhnya secara keseluruhan. Nilai BOS per siswa: SD Pengamatan terhadap keseluruhan tren menunjukkan bahwa program Nilai BOS per siswa: SMP BOS awalnya berkaitan dengan penurunan belanja pendidikan BOS sebagai % dari total anggaran pendidikan (RHS) dalam rumah tangga (Gambar 3). Pengamatan terhadap data survei menunjukkan bahwa belanja pendidikan tahunan dalam rumah tangga yang memiliki anak yang bersekolah di tingkat SD dan SMP turun sekitar 6 Catatan: Hingga tahun 2011, ada sedikit perbedaan antara jumlah dana BOS untuk sekolah di daerah perdesaan dan sekolah di daerah perkotaan. persen pada tahun pertama setelah BOS diperkenalkan. Namun demikian, Pada gambar ini, informasi untuk tahun-tahun tersebut hanya mengacu pada jumlah sekolah di daerah perdesaan. Angka dalam kurung adalah nilai dalam US $ yang setara dengan nilai hibah BOS yang utama per siswa. penurunan belanja pendidikan ini tampaknya merupakan fenomena yang Sumber: Kemendikbud dan Kemenkeu relatif bersifat sementara; pada tahun 2009 anggaran pendidikan dalam rumah tangga secara perlahan mulai meningkat lagi. Temuan ini, seperti yang diuraikan dalam laporan, mendukung hasil-hasil lainnya yang lebih rinci yang menunjukkan bahwa kejadian dan tingkat biaya yang menjadi beban orang tua turun ketika BOS diperkenalkan, namun kemudian mulai meningkat setelah sekolah menjadi lebih akrab dengan cara kerja program BOS. 4 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 5 Gambar 3: Pengenalan program BOS pada awalnya menyebabkan penurunan belanja Namun, penurunan biaya pendidikan yang terjadi dalam rumah pendidikan dalam rumah tangga tangga tampaknya relatif kecil dibandingkan dengan besarnya hibah Penurunan Belanja tahunan rumah tangga untuk pendidikan per siswa, 2002-2012 per siswa yang diberikan untuk sekolah. Meskipun bersifat indikatif, pengeluaran rumah analisis ini menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi dalam belanja tangga untuk rumah tangga per siswa relatif kecil, khususnya untuk tingkat sekolah pendidikan relatif BOS diperkenalkan Kenaikan besar dana BOS dasar, jika dibandingkan dengan jumlah dana per siswa yang diberikan kecil dibandingkan untuk sekolah melalui BOS. Pengurangan belanja rumah tangga bagi 900,000 rumah tangga termiskin setara dengan sekitar 5 persen dari jumlah hibah dengan rata-rata 800,000 BOS di tingkat SD dan sekitar 30 persen di tingkat SMP. bantuan BOS Rupiah (harga konstan 2012) 700,000 Terbatasnya penggunaan dana BOS untuk mengurangi pungutan 600,000 yang ditanggung oleh rumah tangga terlebih lagi didukung oleh 500,000 peningkatan sumber daya alternatif yang signifikan, yang tampaknya 400,000 dimiliki oleh sekolah setelah adanya BOS. BOS mungkin hanya 300,000 memiliki dampak terbatas terhadap biaya yang ditanggung oleh rumah 200,000 tangga, karena sumber-sumber pembiayaan sekolah lainnya berkurang ketika BOS diperkenalkan. Misalnya, pemerintah daerah mungkin telah 100,000 mengurangi bantuan dana untuk sekolah karena adanya program BOS. 0 Sayangnya, tidak ada rangkaian informasi menurut waktu secara terperinci 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun yang tersedia tentang pendanaan untuk sekolah. Namun, informasi rata-rata belanja per siswa - semua kelompok tentang jumlah guru yang diangkat langsung oleh sekolah, sebelum dan rata-rata belanja per siswa - kelompok termiskin sesudah program BOS diperkenalkan merupakan bukti penting tentang Catatan: (1) Belanja pendidikan rata-rata per siswa dalam rumah tangga yang memiliki anak yang bersekolah di tingkat SD dan SMP. (2) Tahun bagaimana situasi pendanaan sekolah secara keseluruhan berubah. Pada disini merujuk pada tahun akademik sekolah tahun 2012, ada sekitar enam ratus ribu guru honor yang diangkat oleh Sumber: Survei Rumah Tangga Susenas, 2003-2013 sekolah dalam sistem pendidikan, dan sekitar setengah dari jumlah ini Pengamatan lebih mendalam juga menjelaskan bahwa pada awalnya direkrut setelah program BOS diperkenalkan. Hal ini menunjukkan penurunan belanja rumah tangga ini terkonsentrasi pada rumah bahwa sekolah memiliki lebih banyak sumber daya untuk dibelanjakan tangga miskin dan untuk anak-anak yang menempuh pendidikan di setelah BOS diluncurkan, dan mereka mengalokasikan bagian dari sumber sekolah negeri. Pola umum yang ditunjukkan pada Gambar 3 tetap sama, daya ini untuk mengangkat guru-guru tambahan. bahkan setelah faktor-faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi belanja pendidikan dalam rumah tangga (misalnya tingkat pendapatan rumah tangga) dikendalikan. Selain itu, penurunan belanja pendidikan dalam rumah tangga yang langsung terjadi setelah program BOS diperkenalkan relatif lebih besar bagi 20 persen rumah tangga termiskin di Indonesia. Analisis yang dimuat dalam laporan juga menunjukkan bahwa pada umumnya penurunan yang terjadi terbatas pada sekolah-sekolah negeri. Di sekolah-sekolah tersebut program BOS terkait lebih erat dengan pengurangan beban biaya untuk menyekolahkan anak. Tren belanja pendidikan dalam rumah tangga untuk tingkat SMA tidak mengikuti pola yang sama, yang bisa memberikan bukti bahwa BOS mengurangi pengeluaran bagi setidaknya beberapa kelompok rumah tangga. Dalam kurun waktu segera setelah BOS diperkenalkan, belanja pendidikan dalam rumah tangga per siswa pada tingkat SMA terus meningkat. Hal ini berlawanan dengan belanja per siswa pada tingkat SD dan SMP yang mencatat adanya penurunan dalam jumlah kecil. Temuan ini sementara mendukung persepsi bahwa BOS mengurangi biaya rumah tangga. 6 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 7 Meningkatkan partisipasi pendidikan Analisis yang lebih rinci sementara menunjukkan bahwa program BOS mungkin pada awalnya memberikan kontribusi terhadap peningkatan melalui program BOS angka partisipasi pada tingkat SMP di kalangan rumah tangga miskin. Tren waktu sederhana menunjukkan bahwa partisipasi di tingkat Analisis yang dilakukan dalam laporan berusaha untuk mengendalikan SMP, khususnya untuk rumah tangga termiskin, meningkat secara sejumlah faktor lain yang mungkin telah memberi kontribusi terhadap signifikan setelah program BOS diperkenalkan. Pengurangan biaya tren angka partisipasi. Setelah variabel-variabel tersebut dikontrol, tercatat pendidikan dalam rumah tangga ditujukan untuk meningkatkan partisipasi adanya peningkatan besar dalam angka partisipasi di tingkat SMP, yaitu pendidikan, khususnya di kalangan kelompok termiskin. Pendekatan sekitar 5 poin persentase, untuk rumah tangga termiskin yang langsung yang sama yang digunakan untuk mengamati bagaimana BOS berdampak terjadi setelah BOS diperkenalkan. Dampak ini tampaknya juga bersifat terhadap belanja pendidikan dalam rumah tangga digunakan untuk sementara, dan angka partisipasi kembali ke tren jangka panjang yang meneliti dampak BOS terhadap partisipasi pendidikan. Angka partisipasi tidak berfluktuasi meski selanjutnya ada peningkatan dana hibah BOS di tingkat SD sudah sangat tinggi sejak lama, dan oleh sebab itu tidak per siswa. Dukungan lebih lanjut yang memperkuat temuan ini berasal Tingkat partisipasi mungkin bahwa BOS telah memiliki dampak yang nyata (Gambar 4). dari perbedaan angka partisipasi yang menunjukkan bahwa kesenjangan di tingkat sekolah Namun, angka partisipasi di tingkat SMP menunjukkan tren yang terus partisipasi di tingkat SMP dan SMA untuk rumah tangga miskin semakin menengah pertama meningkat yang tampaknya telah bertambah pesat setelah adanya BOS, mengecil (Gambar 4). meningkat dengan khususnya di kelompok termiskin. Antara tahun 2000 dan 2005, angka Namun demikian, angka transisi juga dianalisis untuk mengetahui pesat setelah partisipasi di tingkat SMP pada kelompok 20 persen termiskin tetap relatif stabil, namun meningkat sebesar 26 persen antara tahun 2005 dan 2013. apakah menunjukkan dampak yang sama, tetapi analisis ini tidak adanya BOS menemukan lonjakan angka partisipasi yang sama pada saat BOS diperkenalkan. Angka partisipasi hanya merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui potensi dampak BOS terhadap partisipasi untuk Gambar 4: Partisipasi di tingkat SMP telah mengalami peningkatan bersekolah. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesempatan Angka partisipasi murni di tingkat SD, SMP dan SMA, 2000-2013 bagi semua anak untuk menyelesaikan program wajib belajar sembilan BOS diperkenalkan Kenaikan besar dana BOS tahun dengan meningkatkan angka transisi antara pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama. Angka transisi semacam ini memang 100 100 meningkat sejak BOS diperkenalkan, dan telah mengikuti tren yang sama 90 90 dengan angka partisipasi yang ditunjukkan pada Gambar 4. Namun, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa program BOS dan kenaikan Angka partisipasi murni (%) 80 80 yang mencakup tingkat pendidikan selanjutnya tidak terkait dengan 70 70 lonjakan angka transisi. 60 60 50 50 40 40 30 30 20 20 10 10 0 0 1999/00 2000/01 2001/02 2002/03 2003/04 2004/05 2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10 2010/11 2011/12 2012/13 Tahun SD: rata-rata nasional SMP: rata-rata nasional SM: rata-rata nasional SD: 20% termiskin SMP: 20% termiskin SM: 20% termiskin Sumber: Survei Rumah Tangga Susenas 8 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 9 Peran BOS dalam mendukung manajemen Meskipun partisipasi komite sekolah kurang, peran terkuat mereka Prosedur pemilihan berpusat di sekitar masalah penggunaan dana BOS dan pengawasan anggota komite berbasis sekolah masalah keuangan secara lebih umum. Pada tahun 2010, lebih dari sekolah sangat Program BOS telah menjadi komponen penting bagi upaya 60 persen dari kepala sekolah melaporkan bahwa komite sekolah terlibat tidak transparan pemerintah untuk melaksanakan reformasi manajemen berbasis dalam pengambilan keputusan akhir yang menyangkut masalah-masalah sekolah. Pada tahun 2001, tanggung jawab layanan pendidikan dasar tersebut (Gambar 5). Mungkin bukan hal yang mengejutkan apabila komite sebagian besar diserahkan kepada pemerintah daerah. Reformasi lebih sekolah jarang terlibat dalam pengambilan keputusan tentang pedagogi lanjut diperkenalkan pada tahun 2003 yang memberikan landasan hukum dan isu-isu pegajaran. Temuan ini menyoroti pentingnya program BOS bagi manajemen berbasis sekolah dan komite sekolah dalam upaya untuk untuk menciptakan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan mendorong partisipasi masyarakat setempat dan memperkuat akuntabilitas kepada kalangan komunitas sekolah yang lebih luas. antara sekolah dan orang tua. Program BOS mendukung reformasi ini dengan menyediakan sumber daya untuk mendanai rencana perbaikan Gambar 5: Komite sekolah memainkan peran terkuat dalam pengambilan keputusan tentang sekolah, dan dengan memanfaatkan struktur manajemen berbasis sekolah alokasi anggaran sekolah dan partisipasi dalam keputusan penting yang telah terbentuk, serta proses untuk mengatur penggunaan dana. Persentase SD dan SMP yang melibatkan komite sekolah dalam pengambilan keputusan akhir di beberapa daerah, 2010 Bukti-bukti dari Indonesia menunjukkan bahwa perbaikan dalam manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar. 0% 20% 40% 60% 80% Misalnya, sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa sekolah dasar yang memiliki partisipasi orang tua dan komite Alokasi anggaran sekolah sekolah yang lebih baik memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Hasil Alokasi dana BOS penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh manajemen berbasis sekolah Rencana kerja sekolah yang lebih baik ditunjukkan melalui keputusan tentang alokasi sumber daya yang lebih baik dan angka kehadiran guru yang lebih tinggi.3 Visi, misi dan tujuan sekolah Sebagian besar sekolah di Indonesia memiliki lembaga dan proses Perekrutan dan insentif guru yang diperlukan untuk melaksanakan manajemen berbasis sekolah. Kriteria penerimaan siswa Survei yang mewakili tingkat nasional, yang dilakukan untuk mengkaji Kurikulum sekolah isu-isu manajemen berbasis sekolah, menunjukkan bahwa semua sekolah Buku pelajaran telah membentuk komite sekolah. Namun, pemilihan anggota komite tidak terlalu transparan. Misalnya, di sekolah dasar anggotanya umumnya Kalender akademik ditunjuk atau dipilih secara musyawarah; kurang dari 15 persen dari ketua Kenaikan kelas bagi siswa komite sekolah dan kurang dari 25 persen dari anggota komite dipilih. Para kepala sekolah melaporkan bahwa mereka memiliki otonomi Sumber: Survei Manajemen Berbasis Sekolah, 2010 yang luas terhadap sejumlah hal penting yang menjadi urusan sekolah mereka. Misalnya, hampir semua kepala sekolah yang diwawancarai merasa Meskipun BOS telah memberikan peran bagi komite sekolah, bahwa mereka menetapkan visi dan tujuan sekolah secara keseluruhan, ada kelemahan penting terkait dengan sejauh mana mereka telah dan merupakan pembuat keputusan akhir tentang perencanaan sekolah menjalankan peran mereka secara efektif. Diskusi kelompok terfokus, dan keputusan yang menyangkut anggaran. Dalam proses pembuatan yang dilakukan sebagai bagian dari survei, dengan tim BOS dan anggota keputusan, kepala sekolah biasanya melibatkan guru-guru sekolah, namun komite sekolah umumnya sepakat bahwa anggota komite jarang, jika kurang melibatkan komite sekolah. Sebuah survei nasional tentang sekolah pernah, terlibat aktif atau diajak berunding dalam pengambilan keputusan dasar dan sekolah menengah pertama memperkirakan bahwa sekitar 40 tentang alokasi dana BOS. Pada kenyataannya hal yang lebih sering terjadi persen dari keputusan yang dibuat di tingkat sekolah melibatkan komite adalah kepala sekolah dan guru menyepakati alokasi dana BOS dan sekolah. kemudian menyampaikan keputusan mereka kepada ketua komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan. 3 Lihat misalnya, Chen, D. (2011). ‘School-based management, school decision- making and education outcomes in Indonesian primary schools’.Policy Research Working Paper No. 5809. The World Bank and Heyward, M. O., R. A. Cannon, et al. (2011). ‘Implementing school-based management in Indonesia: impact and lessons learned.’ Journal of Development Effectiveness 10 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 11 Peran komite sekolah dalam mengelola dana BOS semakin dilemahkan Penguatan program BOS dan potensi oleh kewajiban sekolah untuk membentuk tim manajemen BOS yang berdiri sendiri. Meskipun pengelolaan BOS umumnya selaras dengan arah masa depan pengaturan tata sekolah yang ada, BOS juga memperkenalkan tim khusus Laporan menunjukkan bahwa program BOS memiliki pengaruh yang untuk mengelola dana BOS. Aturan tentang pembentukan tim ini secara bersifat sementara dan kecil terhadap biaya yang menjadi beban rumah eksplisit melarang keanggotaan orang tua yang juga menjadi anggota tangga. Ini merupakan temuan terkuat di kalangan rumah tangga miskin komite sekolah. Survei tentang manajemen berbasis sekolah menemukan dan rumah tangga yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah- bahwa sekitar 70 persen dari sekolah dasar telah membentuk tim khusus sekolah negeri. Meskipun menjanjikan, temuan ini menunjukkan perlunya ini. Mengingat bahwa semua sekolah telah memiliki komite sekolah, tim mengkaji cara-cara agar BOS dapat secara lebih efektif mendukung hasil- tersendiri untuk mengelola dana BOS mengurangi potensi peran komite hasil pendidikan untuk anak-anak dari rumah tangga miskin di Indonesia. sekolah dan menyebabkan ketidakjelasan dalam pengelolaan program Secara khusus, laporan menunjukkan bahwa nilai riil BOS bisa jauh lebih Sekitar setengah BOS. kecil di daerah-daerah yang lebih miskin di Indonesia apabila perbedaan dana BOS telah biaya karena kondisi geografis dipertimbangkan. Kelemahan peran komite sekolah dalam pengawasan dana BOS digunakan untuk cenderung telah turut menyebabkan terbatasnya efektivitas belanja Hasil-hasil yang berkaitan dengan partisipasi siswa kurang perekrutan guru dana BOS untuk peningkatan mutu pendidikan. Terbatasnya meyakinkan, tetapi menunjukkan bahwa program ini mungkin telah non-pns dan pengawasan dan partisipasi masyarakat setempat dalam memutuskan ikut berkontribusi, paling tidak pada awalnya, terjadinya peningkatan membayar guru penggunaan dana BOS telah mengakibatkan sekitar separuh dari seluruh angka partisipasi di tingkat SMP. Terlepas dari kontribusi BOS, partisipasi untuk kegiatan- dana BOS digunakan untuk mengangkat guru-guru non-PNS dan di tingkat SD dan SMP tinggi dan terus meningkat. Hal ini menunjukkan membayar guru untuk kegiatan tambahan. Mengingat rasio siswa-guru bahwa mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan fokus yang kegiatan tambahan yang sangat rendah seperti yang terlihat pada tingkat SD dan SMP, patut lebih besar pada peningkatan mutu sebagai tujuan program BOS. dipertanyakan apakah, dalam banyak kasus, pengangkatan guru tambahan Program BOS juga telah mendukung upaya-upaya untuk merupakan cara terbaik dalam pemanfaatan dana BOS. memberikan otonomi yang lebih besar serta memperkuat hubungan dengan masyarakat setempat. Di negara lain, reformasi manajemen Upaya-upaya berbasis sekolah telah meningkatkan pencapaian pendidikan, dan dalam yg lebih besar beberapa kasus meningkatkan prestasi belajar. Namun, tidak jelas apakah diperlukan untuk keuntungan tersebut sejauh ini telah terwujud di Indonesia. Secara khusus, memperkuat kelemahan ini terlihat pada penggunaan dana yang relatif tidak efisien, perbaikan karena sejumlah besar dana digunakan untuk mengangkat guru-guru tambahan. Temuan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya yang lebih besar pelaksanaan diperlukan untuk membangun dan memperkuat pelaksanaan manajemen manajemen berbasis sekolah apabila hasil-hasil pendidikan ingin diperbaiki dengan berbasis sekolah cara ini. 12 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 13 Dari temuan laporan utama yang dirangkum dalam naskah kebijakan ini, rumah tangga miskin. Namun, sudah ada program bantuan tunai sejumlah arah kebijakan disarankan dan meliputi: yang berjumlah besar (misalnya Kartu Indonesia Pintar) yang mungkin lebih efektif untuk menanggung biaya-biaya tersebut. 1. Menyesuaikan BOS agar meningkatkan fokus pada peningkatan Meskipun memerlukan penguatan, program-program tersebut mutu pendidikan harus menjadi cara utama untuk mengurangi biaya langsung • Mengaitkan dana BOS secara langsung dengan standar pendidikan. untuk pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan di masa lalu untuk menetapkan 3. Memperbaiki koordinasi antara dana BOS dengan dana lainnya nilai pembiayaan per siswa yang diberikan berdasarkan standar untuk sekolah pelayanan minimum BOS. Membangun hubungan yang lebih formal antara pendanaan BOS dan standar pendidikan berpotensi • Memperjelas kebijakan tentang iuran wajib dan sumbangan untuk untuk memberi isyarat tentang pentingnya memanfaatkan sumber sekolah. Meskipun ada upaya-upaya dari pemerintah untuk daya BOS untuk memenuhi standar tersebut. Dana BOS juga bisa memberikan pedoman yang jelas, data survei mengungkapkan Kedepannya, dikaitkan dengan sistem penjaminan mutu melalui pemberian bahwa iuran wajib dan pungutan terus manjadi bagian biaya BOS perlu lebih insentif bagi sekolah agar mendapatkan dan mempertahankan yang signifikan yang memerlukan pengeluaran tunai (out of meningkatkan status akreditasi. pocket). Upaya-upaya untuk memperjelas aturan yang mengatur fokus pada • Meninjau daftar yang memuat pos-pos pengeluaran yang memenuhi sumbangan sukarela untuk sekolah harus terus dilakukan, perbaikan mutu serta harus dipikirkan cara untuk memperkuat peran komite syarat berdasarkan BOS untuk memberikan keleluasaan kepada pendidikan sekolah dalam mengelola jumlah sumbangan. Peraturan juga sekolah untuk melakukan investasi pada hal-hal yang dapat harus dikomunikasikan dengan jelas kepada orang tua dan para meningkatkan mutu. Misalnya, mengizinkan dana BOS untuk pemangku kepentingan lainnya. dimanfaatkan guna membeli bahan-bahan belajar dan mengajar, seperti peralatan dengar pandang. • Membangun koordinasi yang lebih erat dengan pemerintah daerah. Banyak pemerintah daerah juga menjalankan program hibah 2. Memperkokoh fokus BOS pada kemiskinan untuk sekolah guna mendukung biaya operasional sekolah di • Menyesuaikan nilai BOS secara berkala denngan memperhitungkan luar dana pokok BOS. Dana tersebut seharusnya digunakan perbedaan harga regional dan inflasi guna memastikan bahwa semua untuk meningkatkan standar sekolah secara keseluruhan melebihi sekolah dapat memenuhi standar operasional. Indonesia adalah standar yang diberikan oleh BOS. negara besar dan memiliki keragaman, sehingga tidak adil apabila 4. Menggiatkan kembali peran program BOS dalam memberdayakan jumlah dana per siswa yang sama diberikan untuk sekolah-sekolah sekolah dan masyarakat setempat. di daerah yang memiliki biaya hidup tinggi. Pada taraf minimal, pertimbangan harus diberikan untuk menyesuaikan formula • Memperkuat komite sekolah. Memperkuat pengelolaan dana di pendanaan BOS secara berkala untuk mengatasi perbedaan biaya tingkat sekolah guna meningkatkan efektivitasnya merupakan hal karena letak geografis dan inflasi. yang sangat penting. Misalnya, penguatan peran komite sekolah dengan mengalihkan tanggung jawab tim BOS kepada komite • Menggunakan formula BOS untuk memberikan lebih banyak sekolah dan memastikan keterwakilan yang lebih baik dalam dana untuk sekolah-sekolah yang melayani anak-anak miskin komite memiliki pontensi untuk meningkatkan efektivitas dana dan rentan. Sekolah-sekolah yang melayani siswa miskin dan BOS secara signifikan. kurang beruntung membutuhkan dukungan tambahan untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah tersebut mampu menyediakan Pengenalan program yang sejenis dengan program BOS pada jenjang layanan pendidikan yang bermutu seperti halnya sekolah-sekolah PAUD, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi merupakan di daerah-daerah yang lebih sejahtera di Indonesia. bukti keberhasilan program BOS. Dalam kurun waktu pelaksanaannya yang hampir mencapai 10 tahun, program BOS telah menempatkan • Menghapus secara bertahap penggunaan sumber daya BOS untuk dirinya sebagai program yang mampu memberikan sumber daya untuk menanggung biaya yang memerlukan pengeluaran tunai (out sekolah secara teratur dan tepat waktu. Hal ini membuat BOS populer di of pocket) bagi siswa miskin. Pedoman yang ada tentang BOS kalangan orang tua dan menjadi semakin terkenal. memungkinkan sekolah untuk menutupi biaya pendidikan 14 Memperbaiki Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 15 Negara-negara lain yang telah berhasil menyusun program hibah untuk sekolah dan mekanisme pembiayaannya telah mengembangkan program tersebut lebih lanjut untuk mengatasi tantangan pendidikan lainnya. Misalnya, program semacam ini telah digunakan untuk mengkonsolidasikan berbagai saluran pendanaan yang diterima oleh sekolah. Secara khusus, negara-negara lain telah memasukkan biaya untuk membayar gaji guru dalam formula pendanaan yang telah memberikan kontribusi terhadap efisiensi belanja yang lebih baik. Berbagai laporan telah menunjukkan bahwa Indonesia mengalami fragmentasi anggaran yang signifikan dalam sistem pembiayaan untuk sekolah, yang turut menyebabkan terjadinya peningkatan inefisiensi belanja yang besar. Mengkonsolidasikan bagian sumber daya anggaran yang lebih besar, dan khususnya remunerasi untuk guru, ke dalam formula yang sejenis dengan BOS dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah yang sedang berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan belanja. Pemerintah pusat juga dapat mengkonsolidasikan lebih banyak dana ke dalam program BOS dan menyalurkan sebagian besar dari dana tersebut secara langsung ke sekolah-sekolah. Jika tidak, mekanisme formula pendanaan semacam ini dapat digunakan sebagai bagian dari sistem bantuan antar pemerintah yang lebih luas guna mengalokasikan dana pendidikan pemerintah pusat (termasuk BOS) untuk pemerintah daerah. Pemerintah daerah kemudian dapat menambahkan dana ini ke dalam sumber daya mereka sendiri dan mengalokasikannya untuk sekolah-sekolah berdasarkan formula tunggal. Mengingat keberhasilan yang terjadi di awal, mungkin sudah saatnya untuk mengkaji bagaimana program dan mekanisme yang telah diperkenalkan untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya dapat disesuaikan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk memperbaiki hasil-hasil pendidikan di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi : Samer Al-Samarrai Ringkasan ini disusun oleh Samer Al-Samarrai menggunakan hasil penelitian salsamarrai@worldbank.org yang telah dipaparkan secara rinci dalam Al-Samarrai, Fasih, Hasan dan Syukriyah 2014. Pengkajian Peran Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam GP Pendidikan Kantor Bank Dunia Jakarta memperbaiki hasil-hasil pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bank Dunia. Gedung Bursa Efek Jakarta Persiapan dokumen ini sebagian didanai melalui Pemerintah Kerajaan Belanda, Menara 2, Lantai 12 Jl. Jenderal Sudirman dibawah pengawasan Bank Dunia. Hasil temuan, interpretasi dan kesimpulan Kav. 52 - 53 yang disampaikan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan Telp: (021) 5299 3000 Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Belanda. Fax: (021) 5299 3111 www.worldbank.org/id/ Foto sampul depan oleh Nugroho Nurdikiawan Sunjoyo, foto halaman 1 oleh education Agus Sanjaya, foto halaman 5 oleh Rezza Istily, foto halaman 7 oleh Mahargianto, foto halaman 9 oleh Ed Wray, foto halaman 10 oleh Arief Priyono dan foto halaman 12, 13, 14 oleh Bank Dunia. 16 Memperbaiki Pendidikan melalui